dan Anggraeni| Tatalaksana Terkini Bronkopneumonia pada Anak di Rumah Sakit Abdul Moeloek
Manifestasi klinis pneumonia pada bayi normal 4800-10.800/ul). Hal ini menujukkan
dan anak bergantung pada berat ringannya adanya infeksi akut pada pasien.10 Pada
infeksi, namun secara umum adalah gejala pemeriksaan kimia darah didapatkan nilai gula
infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, darah sewaktu sebesar 59 mg/dl (nilai normal
gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, 140 mg/dl). Hal ini mengindikasikan bahwa
keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah pasien mengalami hipoglikemia.10 Namun pada
atau diare. Gejala gangguan respiratori yaitu kasus ini tidak diberikan terapi khusus untuk
batuk, sesak napas, nafas cuping hidung, keadaan hipoglikemia, karena penatalaksanaan
merintih dan sianosis.9 hipoglikemia pada bayi dengan nilai Gula Darah
Pada kasus ini gejala infeksi yang muncul Sewaktu (GDS) >25 mg/dl yaitu diberikan ASI
pada pasien adalah demam, gelisah dan setiap 1-2 jam atau 3-10 ml ASI perah per kg BB
penurunan nafsu makan. Sedangkan gejala bayi dan kemudian dipantau kembali setiap 2
gangguan respiratorik yaitu batuk, sesak napas, jam, apabila belum mencapai kadar normal
nafas cuping hidung dan sianosis. Sesak nafas diberikan terapi D10% intravena sebesar 2
dapat disebabkan oleh aliran udara dalam ml/kgBB.10
saluran pernafasan karena penyempitan. Pada pemeriksaan rontgen thorak
Penyempitan dapat terjadi karena saluran didapatkan gambaran infiltrat di parakardial
pernafasan menguncup, oedema, atau karena kanan. Gambaran infiltrat merupakan
sekret yang menghalangi arus pertukaran O2 gambaran terperangkapnya udara pada
dengan CO2. bronkus karena tidak adanya pertukaran pada
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bronkus. Gambaran infiltrat ini merupakan
frekuensi nafas 60 x/menit, nafas cuping gambaran khas pada bronkopneumonia.
hidung (+), retraksi subcostal (+), ronkhi basah Sedangkan pada bronkiolitis gambaran khas
halus nyaring di seluruh lapang paru +/+. ditemukan adanya penebalan peribronkial dan
Adanya suara ronkhi basah halus nyaring di sering terdapat atelektasis subsegmental.9
seluruh lapang paru dan wheezing Berdasarkan anamnenis, pemeriksaan fisik, dan
menandakan bahwa sesak nafas os merupakan pemeriksaan penunjang maka bronkiolitis
adanya gangguan dari paru-paru bukan berasal dapat disingkirkan.
dari jantung. Ronkhi terdengar karena adanya Diagnosis dari UGD yaitu asfiksia dan
udara yang melewati saluran napas yang penyakit jantung bawaan dapat kita singkirkan
mengalami penyempitan atau obstruksi.9 juga karena asfiksia adalah gangguan
Berdasarkan pemeriksan fisik, pasien ini pernapasan yang terjadi sesaat setelah bayi
digolongkan sebagai pneumonia berat sesuai lahir, dan diagnosis asfiksia ditegakkan hanya
dengan klasifikasi sesuai tandanya yaitu beberapa menit setelah lahir.9 Penyakit
takipneu (+), sianosis (+), retraksi subcostal dan jantung bawaan juga dapat disingkirkan karena
substrenal (+), wheezing +/+. dari sianosis tidak terlihat sejak os lahir, dan
Keluhan pada bronkopneumonia dapat tidak ditemukan suara jantung tambahan pada
ditemukan pula pada bronkiolitis namun pemeriksaan auskultasi jantung.
biasanya pada bronkiolitis akut didahului Pada kasus ini terdapat faktor resiko
dengan batuk kering disertai demam yang tidak yang dapat memperkuat penegakkan
terlalu tinggi, pasien juga mengalami takipneu diagnosis, tingginya pajanan terhadap polusi
dan sianosis. Bronkiolitis akut juga sering udara yaitu asap rokok dan asap kendaraan.9
timbul gejala pilek (nasal discharge) sebelum Hal ini disimpulkan dari anamnesis ibu os yang
adanya gejala lain. Pada bronkiolitis auskultasi mengaku bahwa suami memiliki kebiasaan
paru ditemukan bunyi wheezing yang sangat merokok di dalam rumah ditambah lagi dengan
jelas, sedangkan pada bronkopneumonia suara asap yang berasal dari kendaraan-kendaraan
rhonki basah halus nyaring yang ditemukan yang melewati rumah os, dan hal ini dapat
dominan dan pada beberapa kasus ringan memperkuat diagnosis bronkopneumoni dari
jarang ditemukan wheezing.9 os.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan Terapi yang diberikan pada pasien O2,
darah lengkap dan kimia darah. Pada terapi cairan, antispiretik, dan antibiotik. O2
pemeriksaan darah lengkap ditemukan nilai diberikan sebesar 1 lt/menit. Berdasarkan
yang bermakna pada jumlah leukosit pedoman pelayanan medis World Health
(leukositosis) yaitu sebesar 12.300/ul (nilai Organization (WHO), pasien dengan saturasi
oksigen <92% pada saat bernapas dengan dengan aminoglikosid atau sefalosporin
udara ruangan harus diberikan oksigen dengan generasi ketiga. Bila keadaan sudah stabil,
kanul nasal atau sungkup untuk antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral
mempertahankan saturasi oksigen >92%.10 selama 10 hari.9
Pada kasus ini saturasi oksigen pasien hanya Pada kasus ini pemberian antibiotik
90% (sudah dengan penggunaan O2) ditambah sudah tepat yaitu kombinasi ampisilim yang
dengan adanya tanda-tanda distress merupakan golongan beta laktam+gentamicin
pernapasan yaitu nafas cuping hidung, retraksi yang merupakan golongan aminoglikosid,
dinding dada bagian bawah, serta sianosis pada namun dosis pemberiannya belum tepat. Dosis
bibir dan ekstremitas. Terapi cairan yang pemberian ampisilin pada anak usia 2-4 bulan
diberikan pada pasien ini yaitu infus D5 ¼ NS adalah 50 mg/KgBB/8 jam dan dosis pemberian
sebanyak 8 tetes/ menit. Hal ini sesuai dengan gentamisin pada anak usia 2-4 bulan adalah 7,5
kebutuhan Cairan ini diberikan sebagai mg/KgBB/24 jam, sehingga dosis ampisilin yang
pengganti kebutuhan kalori yang tidak bisa seharusnya diberikan pada anak dengan berat
didapatkan oleh pasien bronkopneumonia badan 4,5 Kg adalah 225 mg/8 jam dan dosis
secara oral.10 gentamisin yang seharusnya diberikan adalah
Agen antipiretik yang diberikan kepada 33,75 mg/24 jam.12 Pemberian 2 macam
pasien ini adalah paracetamol. Paracetamol antibiotik ini juga didasari pada etiologi dari
dapat diberikan dengan cara di tetesi (3x0,5 cc bronkopneumoni, di mana ampisilin digunakan
sehari) atau dengan peroral/ syrup ( 3x¼ cth). untuk mengatasi bakteri gram positif
Indikasi pemberian paracetamol pada pasien sedangkan gentamisin digunakan untuk
ini adalah adanya peningkatan suhu mencapai mengatasi bakteri gram negatif.9
38 oC serta untuk menjaga kenyamanan pasien Terapi nebulisasi menggunakan
dan mengontrol batuk. Pada kasus ini sabutamol diberikan pada pasien ini dengan
pemberian ambroksol sirup, sebagai mukolitik, dosis 1 respul/8 jam. Hal ini sudah sesuai dosis
dihentikan pemberiannya pada pasien. yang dianjurkan yaitu 0,5 mg/kgBB. Terapi
Ambroksol merupakan mukolitik, bekerja nebulisasi bertujuan untuk mengurangi sesak
untuk mengencerkan dahak/sekret pada akibat penyempitan jalan nafas atau
saluran pernafasan dan dengan reflek batuk, bronkospasme akibat hipersekresi mukus.
diharapkan mukus/sekret dapat dikeluarkan.11 Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta-
Pada bayi dengan usia <2 tahun organ pada 2 adrenegik yang selektif terutama pada otot
sistem pernapasan belum bekerja secara bronkus. Salbutamol menghambat pelepasan
optimal, sehingga refleks batuk untuk mediator dari pulmonary mast cell.9,11 Namun
mengeluarkan mukus tidak bekerja secara terapi nebulisasi bukan menjadi gold standar
adekuat. Sehingga apabila ambroksol terus pengobatan dari bronkopneumoni. Gold
diberikan, maka mukus/sekret akan terus standar pengobatan bronkopneumoni adalah
mengalami lisis dan akan menumpuk pada penggunaan 2 antibiotik. Pemberian
saluran pernafasan bagian bawah. Hal ini akan salbutamol sebagai terapi nebulisasi diberikan
menghambat pertukaran O2 dengan CO2 di pada os karena pada os ditemukan adanya
alveolus yang dapat menambah sesak dan wheezing pada nafasnya, sehingga pemberian
memperburuk keadaan klinis pasien.9 terapi nebulisasi diharapkan dapat mengurangi
Pemberian antibiotik pada kasus ini dari wheezing os.13
adalah ampisilin 150 mg/8 jam dan gentamicin Pasien bronkopneumonia dapat
20 mg/24 jam yang diberikan secara intravena. dipulangkan jika gejala dan tanda
Antibiotik diberikan secara intravena karena bronkopneumonia telah menghilang, asupan
pada kasus ini pasien termasuk dalam oral adekuat, pemberian antibiotik dapat
klasifikasi bronkopneumonia berat dan tidak diteruskan dirumah secara peroral, keluarga
dapat menerima asupan per oral. Selain itu mengerti dan setuju untuk pemberian terapi
pada bayi kecil terapi awal antibiotik intravena terapi dan rencana kontrol, kondisi rumah
harus dimulai sesegera mungkin karena pada memungkinkan untuk perawatan lanjutan
neonatus dan bayi kecil sering terjadi sepsis dirumah.9 Pada kasus ini gejala sesak nafas,
dan meningitis. Antibiotik yang batuk dan demam sudah tidak dikeluhkan lagi
direkomendasikan adalah antibiotik spektrum oleh keluarga, disertai dengan tanda
luas seperti kombinasi beta laktam/klavulanat bronkopneumonia seperti nafas cuping hidung,
retraksi subcostal dan ronkhi basah halus ketiga. Bila keadaan sudah stabil, antibiotik
nyaring sudah menghilang. Pasien juga sudah dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10
bisa menyusu dengan baik. Keluarga juga hari.
sudah mengerti dan setuju harus kontrol
kembali, oleh karena itu pasien diperbolehkan Daftar Pustaka
pulang dan mendapatkan antibiotik oral yaitu 1. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson: ilmu
ampicilin syrup 3x¼ cth yang harus di minum kesehatan anak. Edisi ke-15. Volume 2.
sampai 5-7 hari. Jakarta: EGC; 2000.
Prognosis pasien ini adalah dubia ad 2. Price, Sylvia A. Patofisiologi: konsep
bonam. Prognosis suatu penyakit ditentukan klinis proses perjalanan penyakit.
oleh beberapa faktor salah satunya adalah Jakarta: EGC; 2012.
lingkungan mikro, mini, meso, dan makro. 3. Saputri ND. Evaluasi penggunaan
Lingkungan mikro adalah faktor dari ibu sendiri antibiotik pada pasien pneumonia
yang salah satunya adalah pendidikan dan pediatrik di instalansi rawat inap RSUP
pengetahuan ibu mengenai penyakit dan Dr. Soeradji Tritonegoro Klaten Tahun
pemberian nutrisi. Lingkungan mini adalah 2011 [skripsi]. Surakarta: Universitas
lingkungan keluarga seperti suasana dalam Muhammadiyah Surakarta. 2013.
lingkungan rumah apakah mendukung untuk 4. William F. Evidence-based pediatrics,
tercapainya kesembuhan. Lingkungan meso pneumonia and bronchiolitis. Canada:
adalah sarana dan prasarana yang memberikan University of Toronto. 2000.
pelayanan untuk menunjang pengobatan. 5. Anggraini O, Rahanoe M. Bayi usia 3
Sedangkan lingkungn makro adalah organisasi bulan dengan bronkopneumonia. Journal
yang berkecimpung dalam kesehatan anak.14 of Lampung University. Medula Unila.
Dari keempat faktor lingkungan tersebut, 2014; 2(3):66-72.
lingkungan mikro adalah faktor yang paling 6. Administrated by the Alberta Medical
mempengaruhi. Pada kasus ini prognosis dubia Association [internet]. Guideline for the
ad bonam dikarenakan penanganan yang cepat diagnosis and management of
setelah timbulnya keluhan pada pasien, pasien community acquired pneumonia:
segera mendapatkan terapi antibiotik, dan pediatrics. Available from url: http://
pemberian ASI yang adekuat sejak lahir. Pada www.centralhealth.nl.ca/assets/Pandem
kasus ini ibu pasien memiliki pengetahuan yang icInfluenza/PNEUMONIAPEDIATRICS.pd\
cukup, terlihat dari bagaimana ibu os yang 7. Fadhila A. Penegakan diagnosis dan
mengaku selalu melakukan kontrol rutin ke penatalaksanaan bronkopneumonia
bidan setempat selama kehamilan, mengenai pada pasien bayi laki-laki berusia 6
cara pemberian nutrisi ASI, dan bulan. Medula Unila. 2013; 1(2):1-10.
penangananpenyakit dari pasien. Namun ayah 8. Kementrian Kesehatan Republik
dari pasien ini memiliki kebiasaan merokok di Indonesia. Pneumonia balita. Jakarta:
dalam rumah, ditambah dengan letak Kemenkes RI; 2010.
lingkungan pasien yang berdekatan dengan 9. Rahajoe NN, Supriyatno B, dan Setyanto
jalan raya bisa menjadi salah satu faktor DB. Buku ajar respirologi anak. Edisi ke-
penyulit kesembuhan pasien.9 1. Jakarta: IDAI; 2010.
10. Hegar, Badriul. Pedoman pelayanan
Simpulan medis. Jakarta: IDAI; 2010.
Penggunaan ambroksol (mukolitik) pada 11. Katzung, B. G. Farmakologi dasar dan
kasus bronkopneumonia pada bayi tidak klinik. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba
dianjurkan pemberiaannya karena bayi belum Medika; 2002.
mempunyai refleks batuk yang baik, sehingga 12. World Health Organization. Buku saku
bila tetap diberikan mukus akan mengalir ke pelayanan kesehatan anak di rumah
alveoli dan akan memperberat derajat sakit. Jakarta: WHO Indonesia; 2009.
penyakit. Pemberian antibiotik yang 13. European Medicine Agency. Ambroxol
direkomendasikan pada bronkopneumonia and bromhexine containing medicinal
adalah antibiotik spektrum luas seperti products. United Kingdom; 2015, Page
kombinasi beta laktam/ klavulanat dengan 10.
aminoglikosid atau sefalosporin generasi
14. Pardede, Nancy. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta : Sagung Seto; 2002.