LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
(Disusun untuk memenuhi prasyarat mata kuliah Sistem Informasi Geografis)
Disusun oleh:
Kelompok V-B
Reforma Azhim F 21110116140046
Iman Arta 21110116130052
M. Luqmanul Hakim 21110116140070
Naufal Maziakiko P 21110116140075
Andyan Putra P 21110116140079
Julio Jeremia Sinabutar 21110116130081
Bagas Yudha S 21110116130085
Nabila Rahmawati 21110116140086
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Asisten Dosen
Anggi Karismawati
NIM 21110115120005
KATA PENGANTAR
Pertama kali dan yang paling utama patut kitapanjatkan puja dan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat,taufik,hidayah serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
PraktikumSistem Informasi Geografisini tanpa menemui hambatan yang berarti,
tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yudo Prasetyo, ST., MT selaku Ketua Departemen Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Arief Laila Nugroho, ST., M.Eng selaku dosen pengampu mata
kuliah Sistem InformasiGeografis.
3. Bapak Andri Suprayogi ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah
Sistem InformasiGeografis.
4. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikumSistem Informasi Geografis yang tidak dapat kami sebutkan
namanya satu persatu
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Informasi Geografis serta menjadikannya sebagai suatu media
pembelajaran bagi kita semua.
Kami sadar bahwa laporan yang kami susun masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun
sangat kami harapkan sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih
kami sampaikan.
Semarang, November 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, penggunaan
teknologi informasi semakin pesat, hal ini menunjukkan bahwa teknologi
merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Berbagai aspek
teknologi telah menjadi bagian dari perkembangan hidup manusia. Teknologi
mencerminkan modernisasi yang memicu pada persaingan untuk menjadi yang
terbaik dalam kemajuan teknologi lebih di tuntut untuk dapat menguasai berbagai
ilmu di bidang komputer salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).
Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan
menghasilkan data dalam referensi geografis atau geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan uatu perencanaan (Budiyanto, 2002). SIG memiliki
kemampuan untuk mengintegrasikan data spasial dan data atribut sehingga dalam
analisisnya mampu menghasilkan informasi yang diinginkan. SIG akan selalu
diasosiasikan dengan sistem yang berbasis komputer, walaupun pada dasarnya SIG
dapat dikerjakan secara manual, SIG yang berbasis komputer akan sangat
membantu ketika data geografis merupakan data yang besar (dalam jumlah dan
ukuran) dan terdiri dari banyak tema yang saling berkaitan.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya
memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG yaitu sebuah data yang
berorientasi geografis dan merupakan lokasi data yang spasial memiliki sistem
koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya, sehingga aplikasi SIG dapat
menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend, pola dan
Tutupan lahan adalah segala yang meliputi jenis kenampakan yang ada di
permukaan bumi pada lahan tertentu. Berbeda dengan penggunaan lahan yang
meliputi segala jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan kegiatan manusia
dalam memanfaatkan lahan. Tutupan lahan merupakan istilah yang digunakan
untuk menyebutkan suatu kenampakan lahan secara fisik, baik kenampakan alami
RBI dan tutupan lahan, geodatabase, topologi, dan toponimi. Pada Dasar
Teori juga membahas kartografi digital dan software ArcGIS.
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Berisi penjelasan tentang pelaksanaan praktikum yang meliputi alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum Sistem Informasi Geografis dan
metodenya yang dijelaskan dalam diagram alir dan penjelasan langkah
pelaksanaan praktikum.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menyajikan hasil dan pembahasan terhadap hasil praktikum Sistem
Informasi Geografis.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan dan saran yang didapatkan dari pelaksanaan kegiatan
praktikum Sistem Informasi Geografis yang sekiranya dapat digunakan
oleh pihak-pihak lain sebagai referensi dalam studi Sistem Informasi
Geografis.
BAB II
DASAR TEORI
spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46m-0.5m
untuk pankromatik dan 1.84m untuk multispektral.
Citra satelit WorldView-2 memiliki jumlah band sebanyak 8 band pada citra
multispektralnya, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial
sumber daya alam dan lingkungan hidup. Berikut spesifikasi dari WorldView-2 :
Tabel II-2 Spesifikasi Citra WorldView 2 (Hafiz Hendri, 2015)
Peluncuran Tanggal : 8 Oktober 2009
California
10:30 pagi
bakar)
Dimensi satelit, 4,3 meter tinggi x 2,5 meter lebar, 7,1 meter
Multispektral 8 saluran :
- Coastal : 400-450 nm
- Blue : 450-510 nm
- Green : 510-580 nm
- Yellow : 585-625 nm
- Red : 630-690 nm
- Near-IR1 : 770-895 nm
- Near-IR2 : 860-1040 nm
Resolusi sensor Pankromatik : 0,46 meter GSD pada nadir, 0,52
yang sama 3,7 hari pada 200 off-nadir atau kurang (0,52
meter GSD)
Ketelitian lokasi (CE 6,5 meter CE90, dengan perkiraan antara 4,6 s/d
90) 10,7 meter CE90, diluar pengaruh terrain dan
off-nadir 2 meter jika menggunakan registrasi
titik kontrol tanah
1. Data spasial
Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek
di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan
interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi.
Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada
awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi
dari obyek di muka bumi. Adapun data spasial ini memiliki tiga bentuk data
yaitu:
a. Titik (dot)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu
obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam
bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh :
Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.
b. Garis (polyline)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih
titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan
Raya, Sungai, dll.
c. Area (polygon)
Area merupakan representasi obyek dalam dua dimensi. Contoh :
Danau, Wilayah Kecamatan, dll.
2. Data Atribut
Data atribut merupakan data yang mempresentasikan aspek-aspek
deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk
kata-kata, angka, atau tabel. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan
gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena
itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi.
Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas
lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah. Data
atribut bisa berupa data kuantitatif (angka) seperti data jumlah penduduk
dan dapat berupa data kualitatif (mutu) seperti data tingkat kesuburan tanah.
II.4 Peta RBI
Peta rupa Bumi secara umum adalah peta yang menggambarkan
kenampakan alamiah (natural freatures) dan kenampakan buatan manusia (man
tersebut. Nomor peta adalah identitas peta dalam indeks peta rupa bumi
nasional.
2. Sistem Koordinat
Koordinat adalah nilai yang menunjukkan titik dalam peta. Titik ini
merupakan perpotongan garis dalam dua sumbu. Peta Rupa Bumi Indonesia
menggunakan dua sistem koordinat yaitu sistem koordinat Geografis
(angkanya dalam satuan derajat, menit, dan detik) dan Universal Traverse
Mercator/UTM.
3. Garis Kontur
Garis kontur adalah garis khayal (hanya terdapat di peta) yang
menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama. Garis
kontur ini berguna untuk memahami bentuk rupa bumi. Interval antara garis
kontur biasanya 1:2000 dari skala peta (kecuali ditentukan lain). Dalam peta
RBI jarak tinggi kontur adalah 1:2000 dari skala peta jadi tiap garis kontur
dalam peta rbi 1:25.000 adalah 12,5 meter.
4. Skala Peta
Skala adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang
sebenarnya. Penyajian skala bisa berupa tulisan atau berupa gambar. Dalam
skala tulisan misalnya tertulis 1:25.000 berarti jarak 1 cm di peta mewakili
25.000 cm yang sebenarnya. Untuk skala gambar biasanya dengan
menggambarkan blok yang melambangkan jarak sebenarnya. Biasanya 1
blok mewakili 1 km.
5. Legenda
Legenda adalah petunjuk mengenai informasi dalam peta. Informasi-
informasi bentuk-bentuk perairan darat (sungai, danau), vegetasi,
penggunaan lahan, dan bangunan dapat ditemui di sini. Peta RBI diterbitkan
berwarna sehingga informasi-informasi ini dapat disampaikan dengan baik.
6. Orientasi
Orientasi peta menunjukkan arah utara dalam peta. Biasanya arah utara
adalah di bagian atas peta atau di hadapan pembaca, namun terkadang
bagian atas tersebut belum tentu merupakan arah utara. Hal ini tergantung
tujuan pembuat peta.
1. Inventarisasi peta atau data spasial apa saja yang dibuat dan data atau feature
class apa saja yang dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan
populasi data dan juga analisa terhadap data yang akan digunakan
2. Penentuan system koordinat, skala dan toleransi yang akan digunakan
3. Klasifikasi feature dataset yang akan ditampilkan. Hal ini untuk
meminimalkan feature class ganda yang terdapat pada feature dataset yang
berbeda
4. Membuat desain awal geodatabase, yaitu berupa grafik aliran data, feature
dataset sampai ke feature class untuk mengurangi kemungkinan kesalahan
dalam pembuatan geodatabase dan untuk membuat geodatabase dengan
data yang ramping dan efektif
II.4.3 Topologi
Topologi merupakan aspek yang berguna dari layer-layer data vektor,
karena meminimalkan kesalahan seperti overlap atau gaps. Topologi adalah
pendefinisian secara matematis yang menerangkan hubungan relative antara obyek
yang satu dan yang lain. Dalam GIS topologi didefinisikan oleh user sesuai dengan
karakteristik data, misal polyline, polygon maupun point. Setiap karakteristik data
mempunyai aturan tertentu secara default telah disediakan oleh software GIS
(Sudomo Ostip, 2015).
Topologi merupakan model data vektor yang menunjukan hubungan spasial
diantara obyek spasial. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat dilakukan
dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan analisis jaringan
(network analysis) dalam SIG. Topologi diartikan sebagai daftar hubungan eksplisit
di antara feature geografi yang meliputi: konektivitas, kontiguitas dan definisi area.
Konektivitas adalah identifikasi topologi dari kumpulan arc yang dihubungkan
pada setiap node. Konektivitas di dalam jaringan linier ditentukan oleh pencatatan
nomor from-node dan nomor to-node untuk setiap arc. Dengan demikian, arc yang
berhubungan akan menggunakan node bersama (common node). Kontiguitas adalah
identifikasi topologi dari poligon yang bersebelahan dengan pencatatan poligon kiri
dan poligon kanan dari setiap arc. Dan definisi area adalah daftar arc yang pada
akhirnya akan menentukan polygon. Model topologi banyak digunakan untuk
encoding relasi spasial pada SIG. Topologi merupakan metode matematis untuk
mendefinisikan reasi spasial antar fitur geografis. Bentuk dasar model ini yaitu :
1. Arc yang berupa susunan titik (point) yang berawal dan berakhir dengan
adanya node.
2. Node merupakan titik pertemuan antar dua arc atau lebih dan node juga
terdapat pada ujung arc.
3. Polygon terdiri dari rantai tertutup arc yang merepresentasikan batas area.
Adapun aturan dalam topologi dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel II-3 Aturan Topologi (Sudomo Ostip, 2015).
No. BentukTopologi Aturan
1. Point atau titik Letaknya harus di dalam Poligon
Tidak boleh saling bertampalan
2. Lineataugaris Tidak boleh berpotongan
Tidak boleh menggantung
Terdiri dari kumpulan titik dan garis
3. Poligon Tidak boleh mempunyai gap atau jarak
Area-nya tidak boleh ada yang bertampalan
II.4.4 Toponimi
Secara penggalan kata, toponim artinya nama tempat di muka bumi ("topos"
adalah "tempat" dan "nym" adalah "nama") atau "Geographical Names (Nama
Geografis)" atau "Place Names (Nama Tempat)" atau "Topographical Names
(Nama Rupabumi)". Sedangkan toponimi itu sendiri memiliki dua pengertian yakni
(a) ilmu yang mempunyai obyek studi tentang toponim pada umumnya dan tentang
nama geografis khususnya, dan (b) totalitas dari toponim dalam suatu wilayah
(Prahasta, 2009).
Toponimi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang terkait dengan
linguistik, antropologi, genealogi (sejarah) dan informasi kebumian/geografis.
Cipta, rasa dan karsa yang dimiliki oleh manusia membuat manusia melakukan
proses pemberian nama terhadap obyek di permukaan bumi (seperti sungai,
gunung, bukit, lembah, tanjung, selat, pulau) sebagai cara bagi mereka untuk
mengidentifikasi lingkungan di sekitar kehidupannya di permukaan bumi ini.
Identifikasinya suatu obyek membantu mereka untuk dijadikan sebagai acuan atau
informasi dalam komunikasi satu dengan lainnya.
II.5 Kartografi Digital
Kartografi adalah studi dan praktek membuat peta atau globe. Artinya
kartografi selalu berhubungan serta membahas secara khusus tentang pembuatan
peta serta interpretasinya. Peta secara tradisional sudah dibuat menggunakan pena
dan kertas, tetapi munculnya dan penyebaran komputer sudah merevolusionerkan
kartografi.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta
perubahan mendasar dari perangkat keras komputer, menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya pemecahan suatu masalah dengan memanfaatkan data dan informasi
geospasial (geospatial awareness).
Teknologi komputer sangat membantu kartografer dalam melaksanakan
tugasnya, seperti: desain peta (map design), desain simbol (symbol design), isi peta
(map content), tata letak peta (map lay-out), dan generalisasi (generalization).
Komputer memberikan suatu alternatif yang bersifat mutakhir. dalam metode
pembuatan peta dibandingkan dengan metode manual dan fotomekanikal
(Robinson, 1995).
Kebutuhan akan informasi geospasial tidak hanya berupa peta atau bentuk
visualisasi lainnya saja melainkan juga dalam bentuk sistem informasi berbasis
geospasial (geospatial information system). Bahkan para pengambil keputusan atau
penentu kebijakan membutuhkan sistem yang lebih bersifat penentuan rencana-
rencana aksi (action plan) yaitu sistem pendukung keputusan berbasis geospasial
(geospatial decision support system). Sistem ini pada dasarnya memanfaatkan
sistem informasi berbasis geospasial dan mengkombinasikannya dengan sistem
lainnya yang bertujuan agar para pengambil keputusan dapat segera menentukan
tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam memecahkan suatu masalah.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain yaitu:
III.1.1 Alat
Alat yang kami gunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Laptop : Asus X453N
2. Processor : Intel Inside CPU @ 2GHz
3. Kapasitas RAM : 4 GB (3.86 GB usable )
4. System Type : 64-bit Operating System x64-based processor
5. Sistem Operasi : Windows 10
III.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam melaksanakan praktikum Sistem
Informasi Geografis ini adalah Citra WorldView-2 tahun 2016 wilayah kecamatan
Tugu, Kota Semarang beserta wilayah administrasi kecamatan Tugu yang sudah
divalidasi langsung ke kecamatan Tugu.
III.2 Metode
Dalam Praktikum yang kami lakukan dilakukan dengan beberapa tahapan
yang kami lakukan.
III.2.1 Diagram Alir
Tahapan pengerjaan laporan praktikum sistem informasi geografis ini
ditunjukkan dalam diagram alir berikut:
Mulai
Mulai
Citra Satelit
Cropping Citra
Digitasi Citra
Penggabungan Layer
Digitasi
Pembentukan
Geodatabase
Pengeditan Topologi
Pembuatan Layout
Peta
Selesai
11. Pada Window Catalog tersebut kita membuat folder baru untuk
mengelompokan data pekerjaan agar lebih mudah, dengan cara klik
kanan-New-Folder-Rename
20. Klik bangunan yang ingin di digitasi, ikuti bentuk bangunan tersebut
sehingga tercipta bentuk yang sesuai
22. Lakukan hal yang sama terhadap klasifikasi yang lain, sehingga
tercipta komponen bentung yang padu.
23. Pertama, buatlah geodatabase terlebih dahulu agar pendigitasian yang
sudah dilakukan dapat diproses lebih lanjut. Cara membuat geodatabase
adalah dengan klik kanan pada folder yang diinginkan untuk membuat
geodatabase, kemudian pada new pilih file geodatabase.
28. Tampilan yang menunjukkan toleransi akan muncul, pada tampilan ini
biarkan toleransi yang dibuat dalam keadaan default dan lanjutkan
dengan klik finish.
33. Tampilan new topology akan muncul. Klik next untuk melanjutkan
proses pembuatan topologi.
36. Pemberian rank pada tahap selanjutnya dibiarkan saja default sehingga
klik next.
39. Tampilan yang menunjukkan aturan topologi akan terisi sesuai dengan
aturan topologi yang dimasukkan, selanjutnya klik next.
42. Lakukan validasi pada topologi yang sudah dibuat dengan klik yes.
45. Hasil topologi akan muncul seperti berikut. Untuk melihat summary
errors topologi adalah dengan cara klik kanan pada layer topologi yang
dibuat lalu klik properties…
Gambar III-46 Hasil topologi yang dibuat dan melihat total error
46. Klik errors pada layer properties, kemudian klik generate summary
untuk menampilkan total error yang terjadi pada proses digitasi sesuai
dengan aturan topologi yang sudah dimasukkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Digitasi
Berikut adalah hasil sesudah proses digitasi Kecamatan Tugu, Kota
Semarang :
IV.1.3 Topologi
Berikut adalah hasil proses topologi Kecamatan Tugu, Kota Semarang :
agar dapat diproses untuk menjadi dataset. Dataset berfungsi untuk memasukkan
layer ke dalam Database menjadi Feature Class. Dengan dibuatnya Feature Class,
maka topologi dapat dibuat.
IV.2.3 Topologi
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Sistem Informasi Geografis
ini antara lain:
1. Tutupan lahan pada wilayah kecamatan Tugu, Kota Semarang berupa
permukiman, lahan pertanian, pertambakan, perhutanan, perkantoran.
Setengah wilayah dari wilayah kecamatan Tugu berupa perairan yang
disebabkan oleh peninggian air laut sehingga tutupan lahan yang awalnya
berupa pertanian tertutupi oleh air. Fasilitas umum yang terdapat di daerah
tersebut berupa pendidikan, perkantoran, peribadatan, dan kesehatan.
2. Geodatabase yang telah dilakukan pada wilayah kecamatan Tugu, Kota
Semarang dimana proses ini berguna untuk memudahkan dan merapihkan
layer-layer yang telah dibuat serta memudahkan proses topologi, dan juga
menyamakan satu referensi yang digunakan setelah dilakukannya
pendigitan.
3. Dalam pentopologian pada wilayah Kecamatan Tugu, Kota Semarang
dimana proses ini bertujuan untuk mengecek kesalahan yang terjadi saat
proses digitasi. Proses topologi yang dilakukan oleh kelompok V-B dengan
summary error sebanyak 3874 yang diakibatkan oleh kesalahan aturan
topologi yang telah dilakukan.
V.2 Saran
Beberapa saran yang sebaiknya dilakukan untuk pelaksanaan praktikum
selanjutnya, antara lain:
1. Pada saat survey lapangan guna validasi batas daerah lebih baik membawa
citra atau peta daerah yang telah ditentukan agar mudah dalam mengetahui
batas-batas daerah dan bisa ditandai macam-macam tutupan lahan yang ada
di daerah tersebut
2. Menggunakan perangkat hardware yang memadai dalam pengolahan data
ArcGIS
3. Memahami kaidah-kaidah kartografi dalam pemberian simbol untuk
pembuatan peta ruba Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Tugu dalam Angka 2018, BPS Kota
Semarang, 2018
Hafiz Hendri. 2015. Laporan Resolusi Jenis Citra. Universitas Negeri Malang :
Malang.
Robinson, A..H, 1995, “Elements of Cartography 6th ed”, New York, John Wiley and
Sons Inc.
LAMPIRAN