Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMULIAAN TERNAK

Heritabilitas

Kelas B

M. Rionaldi R. 200110160254

Fuzi Ridwan Firdaus 200110170022

Ririn Siti Rahmatillah 200110170148

Syifa Rahma 200110170207

Ricky Andriadi S. 200110170218

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah, shalawat serta salam selamanya tercurah

limpahkan kepada panutan alam Nabi Muhammad SAW atas berkat rahmat-Nya

makalah “Heritabilitas” ini dapat terselesaikan. Makalah ini ditujukan untuk

memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Pemuliaan Ternak.

Dalam penulisan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Kepada pihak tersebut kami ucapkan terimakasih.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih ada kekurangan yang

belum bisa kami perbaiki. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki

bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Penyusun
I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Heritabilitas merupakan parameter paling penting dalam pemuliaan ternak.

Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat yang diseleksi, maka semakin tinggi

peningkatan sifat yang diperoleh setelah seleksi. Tingginya nilai heritabiltas suatu

sifat menunjukkan tingginya korelasi ragam fenotipik dan ragam genetik. Pada

kondisi ini seleksi fenotipik individu sangat efektif, sedangkan jika nilai heritabilitas

rendah, maka sebaiknya seleksi dilakukan berdasarkan kelompok.

Untuk mendapatkan ternak yang unggul, penting untuk mengetahui nilai

heritabilitas suatu ternak sebelum mengawinkan ternak tersebut sehingga didapatkan

ternak yang unggul dan mampu berproduksi secara optimal.


II

TINJAUAN PUSTAKA

Heritabilitas dalam arti luas (broad sense), yaitu perbandingan antara ragam
genetik yang merupakan gabungan dari ragam genetik aditif, dominan dan epistasis,
dengan ragam fenotipik. Heritabilitas dalam arti luas hanya dapat menjelaskan berapa
bagian dari keragaman fenotipik yang disebabkan oleh pengaruh genetik dan berapa
bagian pengaruh faktor lingkungan, namun tidak dapat menjelaskan proporsi
keragaman fenotipik pada tetua yang dapat diwariskan pada turunannya. Diketahui
bahwa genotipe seekor ternak tidak diwariskan secara keseluruhan pada turunannya.
Keunggulan seekor ternak yang disebabkan oleh gen-gen yang beraksi secara
dominansi dan epistasis akan terpecah pada saat proses pindah silang dan segregasi
dalam meoisis. Oleh karena itu, heritabilitas dalam arti luas tidak bermanfaat dalam
pemuliaan ternak (Martojo, 1992).

Nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila bernilai kurang dari 0,10; sedang
jika nilainya antara 0,10 - 0,30 dan tinggi jika lebih dari 0,30 (Hardjosubroto 1994).

Warwick et. al. (1995) menyatakan bahwa nilai heritabilitas negatif atau lebih
dari satu secara biologis tidak mungkin. Bila hal tersebut ditemukan kemungkinan
disebabkan oleh:

1. Keseragaman yang disebabkan oleh lingkungan yang berbeda untuk keluarga


kelompok yang berbeda.
2. Metode statistik yang digunakan tidak tepat sehingga tidak dapat memisahkan
antara ragam genetik dan ragam lingkungan dengan efektif.
3. Kesalahan dalam pengambilan contoh.
III

PEMBAHASAN

Heritabilitas merupakan parameter paling penting dalam pemuliaan ternak.


Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat yang diseleksi, maka semakin tinggi
peningkatan sifat yang diperoleh setelah seleksi. Tingginya nilai heritabiltas suatu
sifat menunjukkan tingginya korelasi ragam fenotipik dan ragam genetik. Pada
kondisi ini seleksi fenotipik individu sangat efektif, sedangkan jika nilai heritabilitas
rendah, maka sebaiknya seleksi dilakukan berdasarkan kelompok.

Heritabilitas merupakan salah satu pertimbangan paling penting dalam


melakukan evaluasi ternak, metode seleksi dan sistem perkawinan. Secara lebih
spesifik heritabilitas merupakan bagian dari keragaman total pada sifat-sifat yang
disebabkan oleh perbedaan genetik diantara ternak-ternak yang diamati. Heritabilitas
merupakan perbandingan antara ragam genetik terhadap ragam fenotipik. Ragam
fenotipik dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Heritabilitas merupakan sebagian deskripsi dari satu sifat dalam satu


kelompok ternak pada beberapa kondisi. Variasi mungkin terjadi selama periode
waktu yang sama antar kelompok ternak atau variasi dalam kelompok ternak yang
sama dalam waktu yang berbeda. Secara alami perbedaan ini mungkin terjadi karena
perbedaan genetik dan perbedaan lingkungan sekitarnya dari kelompok ke kelompok
dari tahun ke tahun.

Heritabilitas memiliki arti luas dan arti sempit sebagai berikut:

1. Heritabilitas dalam arti luas (broad sense), yaitu perbandingan antara ragam
genetik yang merupakan gabungan dari ragam genetik aditif, dominan dan
epistasis, dengan ragam fenotipik. Heritabilitas dalam arti luas hanya dapat
menjelaskan berapa bagian dari keragaman fenotipik yang disebabkan oleh
pengaruh genetik dan berapa bagian pengaruh faktor lingkungan, namun tidak
dapat menjelaskan proporsi keragaman fenotipik pada tetua yang dapat
diwariskan pada turunannya. Diketahui bahwa genotipe seekor ternak tidak
diwariskan secara keseluruhan pada turunannya. Keunggulan seekor ternak
yang disebabkan oleh gen-gen yang beraksi secara dominansi dan epistasis
akan terpecah pada saat proses pindah silang dan segregasi dalam meoisis.
Oleh karena itu, heritabilitas dalam arti luas tidak bermanfaat dalam
pemuliaan ternak (Martojo, 1992).
2. Heritabilitas dalam arti sempit (narrow sense) yaitu perbandingan antara
ragam genetik additif dengan ragam fenotipik. Untuk banyak tujuan,
heritabilitas dalam arti sempit merupakan dugaan yang paling banyak
bermanfaat karena mampu menunjukkan laju perubahan yang dapat dicapai
dengan seleksi untuk suatu sifat di dalam populasi. Heritabilitas menunjukkan
bagian atau persentase dari keragaman fenotipik yang disebabkan oleh
keragaman genetik additif.

Terdapat berbagai jenis ragam. Ragam dapat dibedakan menjadi ragam


fenotipe ragam genetik, ragam lingkungan, dan ragam interaksi genetik dan
lingkungan. Bagi seorang pemulia, ragam genetik menjadi sangat penting untuk
diketahui nilainya karena ragam inilah yang dapat diwariskan pada turunan
berikutnya. Namun sayangnya, tidak semua ragam genetik dapat diwariskan. Hal ini
karena ragam genetik sendiri merupakan penjumlahan antara ragam aditif, ragam
dominan, dan ragam epistasis.

Nilai berbagai jenis ragam diatas sangat penting diketahui untuk menentukan
nilai heritabilitas suatu karakter tertentu. Nilai heritabilitas adalah nilai yang
menjelaskan seberapa besar keragaman fenotipe dapat diwariskan pada turunan
berikutnya. Nilai heritabilitas sangat bermanfaat dalam meningkatkan peluang
keberhasilan suatu kegiatan seleksi. Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu kerakter,
maka semakin efektif kegiatan seleksi dilakukan pada karakter tersebut.

Nilai heritabilitas dibedakan atas tiga kategori yaitu kecil, sedang dan besar.
Nilai heritabilitas dikatakan kecil (rendah) jika nilainya 0 – 0,2; sedang: 0,2 – 0,4 dan
besar (tinggi) jika bernilai lebih dari 0,4. Preston dan Willis (1974)
mengklasifikasikan nilai heritabilitas, dikatakan rendah jika kurang dari 0,25, sedang
jika nilainya 0,25 – 0,50 dan besar jika bernilai lebih dari 0,50. Menurut
Hardjosubroto (1994), nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila bernilai kurang dari
0,10; sedang jika nilainya antara 0,10 - 0,30 dan tinggi jika lebih dari 0,30. Nilai
heritabilitas memiliki sifat sebagai berikut:

1. Bukan suatu konstanta.


2. Untuk setiap sifat (pada umumnya sifat kuantitatif) nilai heritabilitas suatu
sifat dapat berbeda karena perbedaan lokasi pengamatan, perbedaan kelompok
ternak, waktu pengamatan dan cara menghitung heritabilitas.

Warwick et. al. (1995) menyatakan bahwa nilai heritabilitas negatif atau lebih dari
satu secara biologis tidak mungkin. Bila hal tersebut ditemukan kemungkinan
disebabkan oleh:
4. Keseragaman yang disebabkan oleh lingkungan yang berbeda untuk keluarga
kelompok yang berbeda.
5. Metode statistik yang digunakan tidak tepat sehingga tidak dapat memisahkan
antara ragam genetik dan ragam lingkungan dengan efektif.
6. Kesalahan dalam pengambilan contoh.

Nilai heritabilitas dapat meningkat atau menurun dengan berubahnya bagian


komponennya. Meningkatnya dapat disebabkan oleh turunnya ragam lingkungan atau
meningkatnya ragam genetik. Sebaliknya bila ragam lingkungan meningkat atau
ragam genetik menurun maka heritabilitas akan turun.
IV

KESIMPULAN

Heritabilitas merupakan parameter paling penting dalam pemuliaan ternak.


Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat yang diseleksi, maka semakin tinggi
peningkatan sifat yang diperoleh setelah seleksi. Terdapat berbagai jenis ragam.
Ragam dapat dibedakan menjadi ragam fenotipe ragam genetik, ragam lingkungan,
dan ragam interaksi genetik dan lingkungan.

Nilai heritabilitas dibedakan atas tiga kategori yaitu kecil, sedang dan besar.
Nilai heritabilitas dikatakan kecil (rendah) jika nilainya 0 – 0,2; sedang: 0,2 – 0,4 dan
besar (tinggi) jika bernilai lebih dari 0,4. Nilai heritabilitas dapat meningkat atau
menurun dengan berubahnya bagian komponennya.
DAFTAR PUSTAKA

Rufrida, A. 2006. Manfaat Heritabilitas dalam Pemuliaan Ternak.


https://bunghatta.ac.id/artikel-138-manfaat-heritabilitas-dalam-pemuliaan-
ternak.html (diakses pada tangal 8 Maret 2019).

Widura R., A. 2014. Parameter Genetik (Ragam, Heritabilitas, dan Korelasi). PS.
Agroekoteknologi. Universitas Trilogi.

Anda mungkin juga menyukai