PEMULIAAN TERNAK
Heritabilitas
Kelas B
M. Rionaldi R. 200110160254
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah, shalawat serta salam selamanya tercurah
limpahkan kepada panutan alam Nabi Muhammad SAW atas berkat rahmat-Nya
Dalam penulisan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih ada kekurangan yang
belum bisa kami perbaiki. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penyusun
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu sifat yang diseleksi, maka semakin tinggi
peningkatan sifat yang diperoleh setelah seleksi. Tingginya nilai heritabiltas suatu
sifat menunjukkan tingginya korelasi ragam fenotipik dan ragam genetik. Pada
kondisi ini seleksi fenotipik individu sangat efektif, sedangkan jika nilai heritabilitas
TINJAUAN PUSTAKA
Heritabilitas dalam arti luas (broad sense), yaitu perbandingan antara ragam
genetik yang merupakan gabungan dari ragam genetik aditif, dominan dan epistasis,
dengan ragam fenotipik. Heritabilitas dalam arti luas hanya dapat menjelaskan berapa
bagian dari keragaman fenotipik yang disebabkan oleh pengaruh genetik dan berapa
bagian pengaruh faktor lingkungan, namun tidak dapat menjelaskan proporsi
keragaman fenotipik pada tetua yang dapat diwariskan pada turunannya. Diketahui
bahwa genotipe seekor ternak tidak diwariskan secara keseluruhan pada turunannya.
Keunggulan seekor ternak yang disebabkan oleh gen-gen yang beraksi secara
dominansi dan epistasis akan terpecah pada saat proses pindah silang dan segregasi
dalam meoisis. Oleh karena itu, heritabilitas dalam arti luas tidak bermanfaat dalam
pemuliaan ternak (Martojo, 1992).
Nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila bernilai kurang dari 0,10; sedang
jika nilainya antara 0,10 - 0,30 dan tinggi jika lebih dari 0,30 (Hardjosubroto 1994).
Warwick et. al. (1995) menyatakan bahwa nilai heritabilitas negatif atau lebih
dari satu secara biologis tidak mungkin. Bila hal tersebut ditemukan kemungkinan
disebabkan oleh:
PEMBAHASAN
1. Heritabilitas dalam arti luas (broad sense), yaitu perbandingan antara ragam
genetik yang merupakan gabungan dari ragam genetik aditif, dominan dan
epistasis, dengan ragam fenotipik. Heritabilitas dalam arti luas hanya dapat
menjelaskan berapa bagian dari keragaman fenotipik yang disebabkan oleh
pengaruh genetik dan berapa bagian pengaruh faktor lingkungan, namun tidak
dapat menjelaskan proporsi keragaman fenotipik pada tetua yang dapat
diwariskan pada turunannya. Diketahui bahwa genotipe seekor ternak tidak
diwariskan secara keseluruhan pada turunannya. Keunggulan seekor ternak
yang disebabkan oleh gen-gen yang beraksi secara dominansi dan epistasis
akan terpecah pada saat proses pindah silang dan segregasi dalam meoisis.
Oleh karena itu, heritabilitas dalam arti luas tidak bermanfaat dalam
pemuliaan ternak (Martojo, 1992).
2. Heritabilitas dalam arti sempit (narrow sense) yaitu perbandingan antara
ragam genetik additif dengan ragam fenotipik. Untuk banyak tujuan,
heritabilitas dalam arti sempit merupakan dugaan yang paling banyak
bermanfaat karena mampu menunjukkan laju perubahan yang dapat dicapai
dengan seleksi untuk suatu sifat di dalam populasi. Heritabilitas menunjukkan
bagian atau persentase dari keragaman fenotipik yang disebabkan oleh
keragaman genetik additif.
Nilai berbagai jenis ragam diatas sangat penting diketahui untuk menentukan
nilai heritabilitas suatu karakter tertentu. Nilai heritabilitas adalah nilai yang
menjelaskan seberapa besar keragaman fenotipe dapat diwariskan pada turunan
berikutnya. Nilai heritabilitas sangat bermanfaat dalam meningkatkan peluang
keberhasilan suatu kegiatan seleksi. Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu kerakter,
maka semakin efektif kegiatan seleksi dilakukan pada karakter tersebut.
Nilai heritabilitas dibedakan atas tiga kategori yaitu kecil, sedang dan besar.
Nilai heritabilitas dikatakan kecil (rendah) jika nilainya 0 – 0,2; sedang: 0,2 – 0,4 dan
besar (tinggi) jika bernilai lebih dari 0,4. Preston dan Willis (1974)
mengklasifikasikan nilai heritabilitas, dikatakan rendah jika kurang dari 0,25, sedang
jika nilainya 0,25 – 0,50 dan besar jika bernilai lebih dari 0,50. Menurut
Hardjosubroto (1994), nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila bernilai kurang dari
0,10; sedang jika nilainya antara 0,10 - 0,30 dan tinggi jika lebih dari 0,30. Nilai
heritabilitas memiliki sifat sebagai berikut:
Warwick et. al. (1995) menyatakan bahwa nilai heritabilitas negatif atau lebih dari
satu secara biologis tidak mungkin. Bila hal tersebut ditemukan kemungkinan
disebabkan oleh:
4. Keseragaman yang disebabkan oleh lingkungan yang berbeda untuk keluarga
kelompok yang berbeda.
5. Metode statistik yang digunakan tidak tepat sehingga tidak dapat memisahkan
antara ragam genetik dan ragam lingkungan dengan efektif.
6. Kesalahan dalam pengambilan contoh.
KESIMPULAN
Nilai heritabilitas dibedakan atas tiga kategori yaitu kecil, sedang dan besar.
Nilai heritabilitas dikatakan kecil (rendah) jika nilainya 0 – 0,2; sedang: 0,2 – 0,4 dan
besar (tinggi) jika bernilai lebih dari 0,4. Nilai heritabilitas dapat meningkat atau
menurun dengan berubahnya bagian komponennya.
DAFTAR PUSTAKA
Widura R., A. 2014. Parameter Genetik (Ragam, Heritabilitas, dan Korelasi). PS.
Agroekoteknologi. Universitas Trilogi.