Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI

ABORTUS INKOMPLIT
DISUSUN OLEH

RESSA AISYAH RIDWAN 1110713011

JURUSAN S1 - KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

2012

PENDAHULUAN

Istilah Abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup diluar
kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena jarangnya janin
yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus
ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang
dari 20 minggu.

Makalah ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang apa itu
“abortus” serta pencegahan serta penangannaya, sehingga kasus “abortus” di Indonesia bias
lebih diminimalisir lagi.

A. Latar Belakang
Abortus atau Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya abortus diantaranya yaitu
Kelainan ovum, Kelainan genitalia Ibu, Gangguan sirkulasi plasenta, Penyakit penyakit
ibu, Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, misalnya
keterkejutan, Obat obat uterotonika, Ketakutan, atau Penyakit Bapak
Dewasa ini tingkat kebutuhan konsumen yang kian beragam membuat banyak
masyarakat terutama ibu ibu hamil tidak peduli dengan kesehatan dia dan bayinya,
sehingga sebelum mencapai usia kehamilan cukup bulan, bayi dalan kandungan sudah
gugur.
Ditambah lagi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran makin
berkembang terutama di bidang kandungan, banyak penanganan yang mungkin dapat
dilakukan pada ibu yang mengalami abortus. Salah satunya yaitu melakukan curetage.
Untuk itu, penulis ingin mengangkat kasus abortus inkomplete ini agar dapat digunakan
dengan semestinya oleh berbagai pihak.

B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah
1. Mengetahui tentang pengertian, penyebab, komplikasi serta penatalaksanaan abortus
incomplete
2. mengetahui langkah langkah serta manajemen dari pasien yang mengalami abortus
inkomplete

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Abortus atau keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan.
Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus
1. EASTMEN : Abortus ialah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu
beratnya terletak antara 400 – 1000 gram atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu.
2. JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan
28 minggu
3. HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dinamakan
proses plasentasi belum siap.
B. Jenis-jenis abortus:
Ada beberapa jenis abortus atau keguguran, (Ben-zion Taber, Kedaruratan Obstetri, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1994, hlm. 56.), yaitu:
a. Abortus kompletus
Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu,
b. Abortus habitualis
Terjadinya tiga atau lebih abortus spontan berturut-turut,
c. Abortus inkompletus
Keluarnya sebagian, tetapi tidak seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan
lengkap 20 minggu,
d. Abortus diinduksi
Penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja sebelum umur kehamilan
lengkap 20 minggu. Dapat bersifat terapi atau non-terapi,
e. Abortus insipiens
Keadaan perdarahan dari intrauteri yang terjadi dengan dilatasi serviks kontinu dan
progresif, tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20
minggu,
f. Abortus terinfeksiosa
Abortus yang disertai infeksi organ genital,
g. Missed abortion
Abortus yang embrio atau janinnya meninggal dalam uterus sebelum umur kehamilan
lengkap 20 minggu, tetapi hasil konsepsi tertahan dalam uterus selama 8 minggu atau
lebih
h. Abortus septic
Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dan produknya ke dalam
sirkulasi sistemik ibu,
i. Abortus spontan
Pengeluaran hasil konsepsi tak disengaja sebelum umur klehamilan lengkap 20
minggu,
j. Abortus terapeutik
Penghentian kehamilan sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu karena indikasi
yang diakui secara medis, dan dapat diterima secara hukum,
k. Abortus iminens (mengancam)
Keadaan dimana perdarahan berasal dari intrauteri yang timbul sebelum umur
kehamilan lengkap 20 minggu, dengan atau tanpa kolik uterus, tanpa pengeluaran
hasil konsepsi dan tanpa dilatasi serviks.
l. Abortus servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri
eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis
servikalis, dan serviks uteri menjadi besar dengan dinding yang menipis.

ABORTUS INKOMPLIT

Istilah Abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat
hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi,
karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat
hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin
mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.

Diagnosis abortus inkomplit ditentukan karena adanya perdarahan melalui ostium uteri
eksternum, disertai mules atau adanya kontraksi uterus. Apabila perdarahan banyak
dapat menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil
konsepsi dikeluarkan. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri
eksterum.

Abortus inkomplit sering berhubungan dengan aborsi yang tidak aman, oleh karena itu
periksa tanda-tanda komplikasi yang mungkin terjadi akibat abortus provokatus seperti
perforasi, dan tanda-tanda infeksi atau sepsis.

Abortus inkomplit dapat didefinisikan sebagai pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.1Kejadian
abortus inkomplit ini diperkirakan terjadi pada 10-15% kehamilan. Abortus inkomplit
memiliki komplikasi yang dapat mengancam keselamatan ibu karena adanya perdarahan
yang masif yang bisa menimbulkan kematian akibat adanya syok hipovolemik apabila
keadaan ini tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Seorang ibu hamil
yang mengalami abortus inkomplit dapat mengalami guncangan psikis tidak hanya pada
ibu namun juga pada keluarganya, terutama pada keluarga yang sangat menginginkan
anak.2
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap
tahun di Asia Tenggara, dengan perincian :1,3 juta dilakukan di Vietnam dan
Singapura,750.000 sampai 1,5 juta di Indonesia,155.000 sampai 750.000 di Filipina dan
300.000 sampai 900.000 di Thailand, namun tidak dikemukakan perkiraan tentang
abortus di Kamboja, Laos dan Myanmar. Hasil survei yang diselenggarakan oleh suatu
lembaga penelitian di New York yang dimuat dalam International Family Planning
Perspectives, Juni 1997, memberikan gambaran lebih lanjut tentang abortus di Asia
Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Abortus di Indonesia dilakukan Baik di
daerah perkotaan maupun pedesaan. Dan dilakukan tidak hanya oleh mereka yang
mampu tapi juga oleh mereka yang kurang mampu Di perkotaan abortus dilakukan 24-
57% oleh dokter,16-28% oleh bidan/ perawat, 19-25% oleh dukun dan 18-24% dilakukan
sendiri. Sedangkan, di pedesaan abortus dilakukan 13-26% oleh dokter, 18-26% oleh
bidan/perawat, 31-47% oleh dukun dan 17-22% dilakukan sendiri. Cara abortus yang
dilakukan oleh dokter dan bidan/perawat adalah berturut-turut: kuret isap (91%),
dilatasi dan kuretase (30%) sertas prostaglandin / suntikan (4%). Abortus yang dilakukan
sendiri atau dukun memakai obat/hormon (8%), jamu/obat tradisional (33%), alat lain
(17%) dan pemijatan (79%). Survei yang dilakukan di beberapa klinik di Jakarta, Medan,
Surabaya dan Denpasar menunjukkan bahwa abortus dilakukan 89% pada wanita yang
sudah menikah, 11% pada wanita yang belum menikah dengan perincian: 45% akan
menikah kemudian, 55% belum ada rencana menikah. Sedangkan golongan umur
mereka yang melakukan abortus: 34% berusia antara 30-46 tahun, 51% berusia antara
20-29 tahun dan sisanya 15% berusia di bawah 20 tahun.
Abortus inkomplit sering terjadi pada wanita hamil apabila dilakukan penanganan yang
cepat dan tepat maka komplikasi yang timbul dapat diminimalkan. Namun, apabila
abortus ini tidak ditangani dengan baik maka dapat menimbulkan kematian ibu. Oleh
karena itu, abortus inkomplit adalah topik yang penting dan menarik yang harus dikuasai
oleh dokter ataupun pekerja medis yang lain.
Dalam tinjauan kasus ini akan dibahas bagaimana teori tentang abortus inkomplit,
laporan kasus, dan pembahasan kasus, apakah sudah sesuai dengan teori, atau belum.
Diharapkan dengan tinjauan kasus ini dapat dimengerti lebih baik tentang abortus
inkomplit sehingga apabila kita menjumpai kasus ini, kita dapat melakukan tindakan
penanganan yang cepat dan tepat.

GEJALA :
Gejala abortus inkomplit berupa amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas. Perdarahan
bisa sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah beku); sudah ada keluar
fetus atau jaringan. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus
yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Tanda-tanda infeksi alat
genital berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek,
nyeri tekan, luekositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja terjadi
didapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis
servikalis atau kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.
Teknik tradisional yang biasa digunakan pada abortus provokatus kriminalis:

- Masase yang lama dan kuat pada uterus hamil

- Insersi kateter, batu-batu, kawat-kawat tajam ke dalam vagina dan serviks

- Minum jamu-jamuan, substansi yang kaustik

- Daun-daun, akar-akar, kayu-kayuan dan pewarna

- Makan-obat-obat kontrasepsi dalam jumlah yang banyak sekaligus


- ada juga dilaporkan jatuh dari tempat yang tinggi, berdansa, melakukan hubungan
seksual dengan keras dan dalam waktu yang lama.

B. DIAGNOSIS

Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan

1.Anamnesis :
o Adanya amenore pada masa reproduksi

o Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi

o Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis

Pemeriksaan Fisis

o Abdomen biasanya lembek dan tidak nyeri tekan

o Pada pemeriksaan pelvis, sisa hasil konsepsi ditemukan di dalam uterus, dapat juga
menonjol keluar, atau didapatkan di liang vagina.

o Serviks terlihat dilatasi dan tidak menonjol.

o Pada pemeriksaan bimanual didapatkan uterus membesar dan lunak.

2. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu
bekuan, waktu perdarahan, trombosit., dan GDS.

2. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi.

C. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan
jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis.
Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera
dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan
alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora
normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram
negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur,
Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci,
staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan
jamur.

D. PENANGANAN

Penanganan abortus inkomplit :


1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
- Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
- Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

E. PEMANTAUAN PASCA ABORTUS


Insidens abortus spontan kurang lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan.
Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang
tidak diinginkan :
1. Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai.

F. Metode kontrasepsi pasca abortus :


1. Kondom
- Waktu aplikasinya segera.
- Efektivitasnya tergantung dari tingkat kedisiplinan klien.
- Dapat mencegah penyakit menular seksual.
2. Pil kontrasepsi
- Waktu aplikasinya segera.
- Cukup efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara teratur.
3. Suntikan
- Waktu aplikasinya segera.
- Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi.
4. Implan
- Waktu aplikasinya segera.
- Jika pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi
jangka panjang.
5. Alat kontrasepsi dalam rahim
- Waktu aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali.
- Tunda insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai
adanya infeksi.
6. Tubektomi
- Waktu aplikasinya segera.
- Untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas.
- Jika dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika
hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki.
- Sediakan metode alternatif (seperti kondom).
Beberapa wanita mungkin membutuhkan :
1. Jika klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
2. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit
intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
3. Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
4. Penapisan kanker serviks

G. Pencegahan abortus

a. Usia ibu untuk hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun.
b. Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk mendeteksi adanya
masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
c. Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan fisik untuk menjadi orangtua.
d. Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat.
e. Pemeriksaan kehamilan secara teratur di polindes atau puskesmas.
f. Selama hamil trimester I atau hamil muda harus istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi dan teratur, menghindari diri dari trauma fisik, pemeriksaan kehamilan secara teratur,
menghindari bahaya radiasi, tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas, tidak mengkonsumsi
bahan makanan/minuman yang mengandung bahan kimia, tidak merokok, minum kopi dan
minuman beralkohol.

DAFTAR PUSTAKA

http://nersumjcomunity.files.wordpress.com/2009/03/abortus-makalah.doc

(http://dulqueeny.wordpress.com/2011/05/05/melaksanakan-deteksi-dini-terhadap-
komplikasi-ibu-dan-janin/)

http://3rr0rists.net/medical/abortus.html)

(http://bidanbidan.blogspot.com/2011/10/abortus-incomplete.html

http://wiramacydex-bali.blogspot.com/2010/08/abortus-inkomplit.html
http://youllyvellz.blogspot.com/2011/06/sap-abortus.html

Anda mungkin juga menyukai