Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KERJA KOMITE PPI TIM KEWASPADAAN ISOLASI SELAMA TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

Salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah melalui pelayanan
peningkatan kewaspadaan standar seperti pengelolaan linen, pengolahan limbah, managemen
lingkungan, penggunaan APD, serta kebersihan tangan, juga kewaspadaan tranmisi yang
meliputi monitoring alur TB di rawat jalan dan rawat inap serta monitoring perawatan di
ruangan isolasi. Selama tahun 2016 telah dilaksanakan beberapa program menyangkut
kewaspadaan standar yang mana belum sepenuhnya berjalan dengan baik karena beberapa
kondisi teknis.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan biasanya dilakukan pada minggu ketiga dan keempat dalam bulan.
Audit dilakukan dengan observasi langsung dan bertanya pada petugas diruangan apakah
kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan prinsip dasar PPI.

Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2016 adalah :


1. Audit Managemen Limbah
Dalam kegiatannya, audit dilakukan baik oleh tim ppi maupun petugas kesling
yang kebetulan sedang bertugas memantau kegaiatan pengolahan limbah ruangan
yang telah di bagi kebeberapa wilayah kerja. Hasilnya tidak semua ruangan
melakukan pemisahan limbah dengan baik dan benar. Dalam pemantauan ada
beberapa ruangan yang bahkan mencampur antara limbah medis dengan limbah non
medis. Rata- rata pencapaian tiap ruangan per bulannya dalam kisaran 75 % sampai
100%.
Hasil audit pembuangan limbah bulan januari sampai November 2016

BULAN
NO RUANGAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEPT OKT NOV
1 PERINATAL 100 100 87.5 100 100 100 100 87.5 100 87.5 100
2 VK 100 100 87.5 100 100 87.5 100 100 100 87.5 100
3 INTERNA 87.5 100 100 100 87.5 100 87.5 100 100 87.5 100
4 BEDAH 87.5 100 100 100 87.5 100 100 87.5 100 100 100
5 JENASAH 87.5 87.5 87.5 87.5 87.5 87.5 87.5 75 75 75 75
6 UGD 87.5 100 100 100 87.5 100 100 100 100 87.5 100
7 ICU 100 100 100 87.5 100 100 100 100 87.5 100 100
8 POLI 87,5 100 100 100 100 100 87.5 100 100 100 87.5
9 FISIOTERAPI 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
10 FARMASI 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
11 NIFAS 100 87.5 100 100 87.5 100 100 87.5 100 100 87.5
12 LABOR 100 100 87.5 100 100 100 100 100 87.5 100 100
13 TU 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
14 IPSRS 100 100 100 87.5 100 100 100 100 100 87.5 100
15 LAUNDRY 87.5 100 100 100 87.5 100 100 87.5 100 100 100
16 GIZI 100 100 87.5 100 100 100 87.5 100 100 100 100
Dari hasil yang di dapat di ketahui bahwa ruangan Jenasah merupakan ruangan yang
selalu nilai pencapaiannya tidak sampai 100%. Sedangkan ruangan lain secara keseluruhan
masih mencapi nilai 100%. Ketepatan pembuangan limbah yang hanya mencapai persentase
sekitar 75% sampai 87.5 %, menunjukan masih kurangnya kesadaran dari petugas ruangan dalam
hal memilah sampah dan menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah. Selain itu kurangnya
stok plastic hitam juga membuat beberapa ruangan memakai plastic kuning sehingga pada proses
pembuangan limbah yang seharusnya tidak di buang ke tempat penampungan limbah infeksius
dibuang bersamaan dengan limbah infeksius. Incinerator yang belum dapat digunakan juga
menjadi salah satu kendala, terus menumpuknya limbah infeksius pada tempat pembuangan
sementara karena masih belum terpasang secara baik dan masih harus menunggu teknisi.

Rencana tindak lanjut yang diambil setelah melihat hasil diatas adalah dengan memberikan
penyegaran kepada petugas diruangan melalui sosialisasi SOP Pemilahan Limbah baik itu
imfeksi maupun non infeksi. Memonitor kepatuhan pembuangan limbah sertiap hari agar dapat
meminimalisir pembuangan limbah yang tidak sesuai jenisnya. Merencanakan pengadaan plastic
sampah yang cukup sehingga tidak lagi terjadi pengabungan atau pemakaian plastIk sampah
yang tidak sesuai jenisnya. Sebisa mungkin incenerator dapat segera digunakan sehingga dapat
mengurangi penumpukan yang terjadi.

2. Audit Managemen Linen

Dalam kegiatan ini audit pengelolaan linen dilakukan pada setiap minggu keempat
dalam bulan. Audit pengelolaan linen dilakukan dengan cara observasi langsung oleh Tim
PPI kepada petugas laundry terhadap kegiatan yang dilakukan, yang sesuai dengan prinsip
kewaspadaan standar. Observasi dilakukan dengan cara mengisi cheklist yang sudah
disediakan dengan item-item yang berdasarkan prinsip kewaspadaan isolasi, antara lain:

1. Kegiatan cuci tangan setelah pengangkutan linen.

2. Penggunaan APD saat pengangkutan dan pengelolan linen.


3. Penempatan jenis linen infeksi dan non infeksi
4. Pembersihan troly

5. Perendaman linen sesuai jenis linen.

. Hasil audit yang di lakukan kegiatan managemen linen rata-rata pencapaian 70% sampai
100%.

Hasil audit managemen limbah dari bulan Januari sampai November 2016

NO BULAN JUMLAH PERSENTASE


1 Januari 71.42%
2 Februari 100%
3 Maret 100%
4 April 85.71%
5 Mei 85.71%
6 Juni 71.42%
7 juli 85.71%
8 agustus 85.71%
9 september 100%
10 oktober 100%
11 november 85.71%
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa pencapaian 70% - 85% karena masih
terdapat hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan prinsip PPI seperti membersihkan
troly sesudah digunakan, penggunaan APD tidak lengkap saat membersihkan linen. Hal
ini disebabkan karena kurangnya kesadaran petugas akan risiko yang disebabkan oleh
tindakan tersebut terhadap kesehatan petugas maupun pasien selain itu juga disebabkan
karena kesibukan dan belum membudaya.
Rencana tindak lanjut memberikan penyegaran kembali manfaat dari
pengelolaan linen yang sesuai dengan standar PPI pada petugas laundry pada setiap
kunjungan ke ruang laundry.

3. Kepatuhan cuci tangan


Keselamatan pasien adalah suatu upaya dari petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan eselamatan pasien kesehatan yang aman untuk pasien. World
Health Organization (WHO) telah mengkampanyekan program keselamatan pasien
salah satunya adalh menurunkan risiko infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini
dapat disebarkan melalui kontak langsung, terutama melalui tangan para petugas
kesehatan. Salah satu cara paling sederhana dan efektif untuk mencegah persebaran
infeksi melalui kontak tangan ini adalah cuci tangan (hand hygiene).
Audit cuci tangan dilakukan pada minggu ke empat bulan November 2016. Audit ini
dilakukan untuk menilai kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan cuci tangan
lima moment berdasarkan ketetapan WHO yaitu: Sebelum bersentuhan dengan
pasien, Sebelum melakukan tindakan bersih /aseptic, Setelah bersentuhan dengan
pasien, Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien beresiko tinggi, Setelah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.. Dalam melaksanakan audit
didapatkan hasil:

Tabel : Hasil Kepatuhan HH RSUD Bajawa

RSUD BAJAWA
Data Nov 2016 moment 1 moment 2 moment 3 moment 4 5moment
Numerator 17 12 13 8 376
Denumerator 17 17 17 10 490
% Compliance 0,00% 70,00% 76% 80,00% 76,73%

Tabel : grafik tinfkat kepatuhan HH bulan november 2016


TINGKAT KEPATUHAN STAF MELAKUKAN HH
BULAN NOVEMBER 2016
100.00%

80.00% 76% 80.00%


70.00%
60.00%

40.00%

20.00%

0.00% 0.00%
1 2 3 4

Keterangan :
1. Tingkat kepatuahan HH moment pertama pada bulan November adalah 0%.
2. Tingkat kepatuahan HH moment kedua pada bulan November adalah 70%.
3. Tingkat kepatuahan HH moment ketiga pada bulan November adalah 76%
4. Tingkat kepatuahan HH moment keempat pada bulan adalah 80%.

Dari hasil yang di peroleh tingkat kepatuhan staff dalam melakukan HH pada momen
pertama cukup rendah dengan alasan kesibukan, lupa dan merasa tidak penting karena tidak
membahayakan diri sendiri. Momen keempat sudah mulai meningkat meskipun masih terlihat
ada yang tidak segera mencuci tangan dengan alasan lupa dan sibuk.

Rencana Tindak Lanjut:

a. Berkoordinasi dengan kepala ruangan dan IPCLN untuk melakukan penyegaran


kembali tentang tindakan 6 langkah HH dan 5 moment di setiap ruangan setiap
hari.
b. Melakukan monitoring kepatuhan setiap hari
c. Berkoordinasi dengan IPCLN untuk melakukan audit kepatuhan cuci tangan
setiap 3 bulan disetiap ruangan.
III. KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil akhir yang diharapkan kepatuhan terhadap managemen limbah, managemen linen
maupun kebersihan tangan adalah untuk mengurangi resiko dan dampak baik itu kepada
petugas maupun pengunjung. Karena dengan memperhatikan prosedur yang tepat dalam
membuang limbah sesuai jenisnya dapat mengurangi resiko terkena infeksi nosokomial.
Pengelolaan yang tepat dari unit penghasil sampah sampai pada proses pemusnahan menjadi
faktor penting untuk menjaga kesehatan lingkungan rumah sakit. Pelayanan linen yang
dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab akan menhasilkan linen yang layak pakai
bagi pasien. Maka, partisipasi dan kerja sama dari unit terkait dalam memelihara, mengontrol
dan mengawasi sehingga linen dapat tersedia bagi unit – unit yang membutuhkan. Serta
dengan meningkatnya kepatuhan dokter dan perawat dalam cuci tangan akan dapat
menurunkan angka infeksi nosokomial yang terjadi pada pasien dan pengunjung RSUD
Bajawa. Karena kebersihan tangan merupakan salah satu indikator pasien safety yang harus
dijalankan petugas di rumah sakit, maka meningkatknya kepatuhan petugas dalam cuci tangan
berarti meningkatknya kualitas pelayanan RSUD Bajawa

Anda mungkin juga menyukai