Anda di halaman 1dari 11
Bab 7 Teori Permintaan Uang 7.1. PENDAHULUAN Dalam kepustakaan ekonomi sejak lama ada kepercayaan terhadap J.U.B. yaitu bahwa UANG, HARGA dan AKTIVITAS EKONOM I saling berhubungan satu sama lainnya, Telah terjadi perubahan teori dari yang percaya bahwa ada hubungan yang kaku (a rigid relation) antara J.U.B. dengan nilai transaksi sampai pada hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pendapatan (nominal) merupakan faktor yang dominan, walaupun bukan satu satunya, dalam ‘mempengaruhi J.U.B. Akhimya sampai pada kepercayaan bahwa uang dianggap sebagai salah satu cara pemegang kekayaan dimana permintaannya ditentukan oleh hasil relatif (Relative Yield) dan faktor lainnya. atau ringkasnya perkembangan teori permintaan wang dari Klasik (Fisher, Hume); Keynes (dan Marshall) sampai pada Friedman dan Pigou. 7.2, PENDEKATAN TEORI KUANTITAS Pernyataan bahwa JUB berhubungan dengan nilai transaksi merupakan salah satu versi dari teori kuantitas uang yang dikembangkan oleh IRVING FISHER (1911) dimana MV=PT. Madalah JUB V adalah kecepatan peredaan uang P adalah tingkat harga. T adalah jumlah (volume) transaksi Pada mulanya teori Fisher tidak dikenal sebagai teori permintaan uang hanya merupakan {dentitas saja, Akan tetapi dengan pertolongan 3 (tiga) hipotesis yang berkait dengan perilaku ekonomi dari bukan teori diubah menjadi teori penentuan harga. Misalnya M dianggap eksogenous artinya berapapun kita tidak dapat mempengaruhi, V dianggap konstan, dan T ditentukan oleh output FE dalam perekonomian maka : 65 ini berarti bahwa adanya perubahan dalam M akan mengakibatkan perubahan dalam P. Anggapan bahwa M ditentukan secara eksogen serta perekonomian akan mencapai keseimbangan pada FE merupakan anggapan Klasik. Tetapi anggapan bahwa V adalah Konstan masih memerlukan penjelasan lebih lanjut, karena hal ini berarti bahwa dengan struktur industri tertentu (given), mekanisme pembayaran dan tehnis pembayaran (upab, gai), sejumlah tertentu uang diperlukan untuk berjalannya transaksi secara bebas. Misal sejumlah input dalam jumlah tetap diperlukan oleh suatu industri tertentu, ini berarti bahwa harus ada sejumlah tertentu uang agar transaksi ini dapat berjalan. Diperlukannya sejumlah tertentu input karena koefisien tehnisnya mengharuskan demikian, Koefisien tehnis akan berubah dengan adanya perubaban dalam cara pembayaran, derajat integrasi industri ataupun karakteristik struktural perekonomian, Akan tetapi, dalam jangkapendek, hal diatas dianggap tetap. Ini berarti bahwa V tidak akan berubah, dengan adanya perubahan perekonomian. ‘Tentunya dalam jangka panjang adanya perubahan dalam struktur perekonomian akan ‘mempengaruhi nilai koefisien tehnis. Kebalikan dari V yaitu I/V =M/PT, merupakan ukuran sejumlah uang yang diperlukan pada setiap unit transaksi atau lebih dikenal sebagai laju perubahan (Rate of Turn Over) penggunaan setiap unit uang setiap waktu. ‘Agar dapat menjelaskan teori pendapatan, anggapan bahwa total transaksi berubah secara langsung dengan perubahan pendapatan. dan harga didefinisikan sebagai harga barang (output) Fil, Sehingga persamaan kuantitas menjadi MV =PY dimana Y adalah pendapatan ril V adalah laju kecepatan pendapatan. Dari persamaan diatas dapat digali bahwa sejumlah wang diperlukan pada suatu tingkat pendapatan (Y) dan harga P sehingga : M=1/V. PY, dimana V konstan. “Teori di atas memperkirakan bahwa M akan berubah secara langsung dengan berubahnya PY tanpa faktor lain mempengaruhi ‘Teori yang fain dalam teori kuantitas uang dikembangkan oleh Ekonom Cambridge ‘antara lain Marshall (1923) dan Pigou (1917) yang dikenal dengan “The Cambridge Equation” yaitu : M=k PY, dimana k = 1/V Persamaan Cambridge diatas menekankan pada pendapatan sebagai faktor yang ‘mempengaruhi permintaan wang dan juga mereka menganggap bahwa faktor lain, tingkat bunga adalah penting. Sehingga k didalam persamaan Cambridge akan konstan_jika faktor lain termasuk tingkat bunga juga konstan. Agar supaya tidak membingungkan persamaan diatas ditulis lagi sebagai berikut : M=k(r). PY, dimana r adalah tingkat bunga, Sebelum Keynes tingkat bunga tidak banyak dianalisis, latar belakang ketergantungan kk pada tingkat bunga. 7.3. PENDEKATAN KEYNES ‘Sumbangan Keynes (1936) kepada teori permintaan uang mencoba menganalisis secara rinci faktor yang mempengaruhi permintaan khususnya peranan tingkat bunga Keynes membedakan 3(tiga) motivasi memegang wang yaitu: a. Motivasi transaksi menunjukkan perlunya uang kas untuk memenuhi transaksi saat ini baik perseorangan ataupun perusahaan, b. Motivasi berjaga-jaga yang berkaitan dengan keinginan keamanan (security) karena ‘menyangkut transaksi yang tidak terencana, ©. Motivasi Spekulasi didefinisikan sebagai usaha mencari keuntungan karena mengetabui situasi pasar lebih baik dari yang lain akibat dalam situasi ketidak tentuan diperlukan informasi yang sempurna Permintaan wang untuk transaksi hampir sama dengan pandangan koefisien teknis tetap, Vang diperlukan untuk menjembatani jarak (interval) antara penerimaan dan pengeluaran serta antara biaya yang dikeluarkan dan penerimaan hasil penjualan. Jumlah uang yang diinginkan untuk tujuan ini diharapkan berubah secara langsung dengan tingkat pendapatan. Dan tidak akan berubah dengan adanya perubahan tingkat bunga. Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan suatu benih (a hybrid). Permintan uang ini diperiukan untuk mencadangkan pengeluaran yang mendadak (tidak direncana). Besar keeilnya uang kas yang dipegang nampaknya juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tetapi faktor yang mungkin lebih penting mempengaruhi pemegangan uang ini adalah likuiditas kekayaan yang dimiliki dalam artian bahwa biaya serta tingkat kepercayaan kekayaan untuk di perjual belikan. Kedua macam permintaan di atas dikenal dengan wang kas aktif - active balance (M,), dimana secara grafik dapat ditunjukkan sebagai berikut: 67 Gambar 7.3.1 Permintaan Uang untuk transaksi o 7 Gambar di atas menunjukkan bahwa r,(tingkat bunga) lebih tinggi daripada , sehingga M, nya lebih rendah untuk setiap nilai PY. Dalam mempertimbangkan permintaan wang untuk spekulasi Keynes memusat perhatian kepada 2 (dua) pilihan cara pemegangan kekayaan finansial yaitu uang dan obliga: Gangka panjang). Nilai nominal uang tetap, tetapi nilai obligasi akan kembali jika tingkat bunga kembali, Meningkatnya tingkat bunga di pasar akan berakibat menurunnya harga obligasi yang menjanjikan hasil tetap setiap tahunnya dan sebaliknya jika tingkat bunga turun, Dalam memutuskan apakah memegang wang atau obligasi investor akan ‘memperhitungkan harapan akan adanya “capital gain” dan‘“capital loss” . Dalam pemegangan obligasi akan beruntung seandainya memegang obligasi daripada memegang ang jika nilai kapital tidak turun sebesar penurunan tingkat bunga, dan sebaliknya lebih baik memegang uuang, walaupun tanpa hasil sekalipun. n Karena tingkat bunga dimasa depan tidak pasti harapan pemegang kekayaan atas bagaimana mereka akan bergerak (beraksi) nampaknya berbeda : beberapamungkin berharap bahwa tingkat bunga akan meningkat dengan drastis, yang lain mungkin mengharapkan perubahan kecil dan mungkin yang lain malah mengharapkan turun, Semua anggota kelompok pertama akan (berantisipasi) mendapatkan kerugian, jika mereka akan memegang obligasi dan tentunya mereka akan memilih memegang uang kas. Untuk sebagian anggota kelompok kedua mungkin ada yang memegang obligasi disamping uang kas dan semua anggotakelompok ketiga akan meme gang obligasi semua. Perbedaan pandangan ini berkaitan dengan pembagian pemegangan kekayaan yang dipengaruhi oleh pandangan umum akan pengharapan, akan naik turunnya tingkat bunga. Kalau kebanyakan investor mengharapkan tingkat bunga turun, permintaan akan obligasi semakin besar dan permintaan uang turun. Dalam teori ini yang penting bukannya tingkat bunga absolut tetapi derajat perbedaan antara yang dianggap sebagai tingkat bunga yang aman, Setiap individu mempunyai pandangan terhadap tingkat bunga yang dianggap "NORMAL, Kalau tingkat bunga saat ini (®)lebih besar daripada tingkat bunga normal (p) maka semakin besar proporsi kekayaan yang dipegang dan betharap agar r turun sehingga memilih memegang obligasi dan sebaliknya kalau r < p proporsi pemegangan kekayaan akan cenderung beralih ke uang lebih besar. Hubungan antara tingkat bunga dengan permintaan wang untuk spekulasi dikenal sebagai kkurva preferensi likuiditas. Gambar ini menunjukkan dua contoh kurva preferensi likuiditas pada dua nilai p yang berbeda, dimana P, dianggap lebih besar daripada P,. Gambar 7.3.2 Permintaan Uang untuk spekulasi My Permintaan uang untuk spekulasi merupakan fungsi yang menurun atas rp: M, =f (ep), dimana f" (r-p) <0. Kelompok Keynes telah menjelaskan bahwa pada beberapa tingkat bunga (positif), elastisitas dari kurva preferensi likuiditas sama dengan tak terhingga (INFINITE) dimana Pada tingkat bunga ini masyarakat tidak percaya bahwa tingkat bunga yang rendah tidak akan ada dan tidak akan dikompensasi untuk risiko kerugian Kapital dari hasil yang ada (walau kecil). Daripada memegang obligasi pada hasil yang kecil dibanding kekayaannya jika dipegang dalam wang. Bagian dari kurva yang ini disebut sebagai JEBAKAN LIQUIDITAS. (LIQUIDITY TRAP). Dalam beberapa hal nilai P sering dianggap konstan dimana Keynes tidak memberikan ‘model penetuan tingkat bunga normal dan bentuk permintaan uang untuk spekulasinya

Anda mungkin juga menyukai