id 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia
dengan lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun
2014, maka berimplikasi bahwa madrasah harus memprsiapkan diri untuk
melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka diperlukan suatu
pedoman bagi madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen
KTSP pada setiap tahun pelajaran.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat,
sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi sebagai
satuan pendidikan menengah di lingkungan Kementerian Agama perlu menyusun
dan mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
B. LANDASAN HUKUM
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar
budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam
menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang
dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan dibarengi dengan
penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan
kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri
khas pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya
melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata
pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan
dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu,
baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan
generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan pengaturan
pendidikan madrasah dalam menyiapkan generasi mendatang yang
berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social
budaya.
terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman
dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan
kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata
pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
2. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MTs AL HUDA JAMPANGKULON
b NSM 12123202009
. 1
b NPSN : 20277806
.
2 Lab. - - - - - - - - - - -
Bahasa
3 Lab. - - - 1 √ - - - - √
Komputer
4 Keterampil - - - - - - - - - -
an
5 Kesenian - - - - - - - - - - -
6. Multimedia - - - - - - - - - - -
Jumlah
No. Jenis Kebutuhan Satuan Keterangan
Kebutuhan
1 Ruang Kelas 9 Ruang
2 Ruang Serba Guna 1 Ruang
3 Ruang UKS 1 Ruang
4 Ruang Lab. Media 1 Ruang
5 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang
6 Ruang Lab. IPA 1 Ruang
7 Ruang Kesenian 1 Ruang
BAB II
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN MADRASAH
C. MISI MADRASAH
Untuk mewujudkan visi, Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi merumuskan beberapa misi madrasah sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional
2. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing dalam kebaikan
3. Memberdayakan umat dalam lingkungan pendidikan
4. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari
D. TUJUAN MADRASAH
Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon adalah:
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa seluruh warga madrasah;
2. Menyusun dan mengembangkan RPP kelas 7, 8, dan 9 untuk semua mata
pelajaran;
3. Mengembangkan profesionalisme dan kopetensi tenaga pendidik dan
kependidikan;
4. Mengembangkan strategi pembelajaran;
5. Mengembangkan bahan dan sumber pelajaran;
6. Mengembangkan strategi penilaian;
7. Mengembangkan pola pembelajaran;
8. Mengembangkan media pembelajaran;
9. Menerapkan implementasi model evaluasi pembelajaran;
10. Mengembangkan instrumen atau perangkat-perangkat soal-soal untuk
berbagai model evaluasi;
11. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi,
bermasalah, dan kelompok siswa lainnya;
12. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan;
13. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;
14. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan belajar;
15. Meningkatkan KKM secara optimal;
16. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non akdemik;
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
a. Al Qur’an Hadits 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2
c. Fikih 2 2
2. PPKn 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6
4. Bahasa Arab 3 3
5. Matematika 5 5
8. Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3
3. Bahasa Sunda 2 2
4. Prakarya 2 2
5. BTQ 2 2
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran sebagai pendukung pencapaian.
Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi
empat esuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya,
yaitu: 1). Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung
KI-1) atau kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial
(mendukung KI-2) tau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar
pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok
kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4.
Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan
bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja,
melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap.
Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya
memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan
proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga
memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut
sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat
kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih
selalu berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari
kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada
dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi
dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah
untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak
dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik
bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan
sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya.
Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap
spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2)
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada
Kelas IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al - Qur’an Hadits 2
b. Akidah Akhlak 2
c. Fikih 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4. Bahasa Arab 3
5. Bahasa Inggris 4
6. Matematika 4
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 2
2. BTQ 2
Jumlah 43
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran
lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti
bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum adalah
sebagai berikut.
Kedudukan muatan lokal dalam struktur kurikulum satuan pendidikan
SMP/MTs, tampak pada tabel berikut.
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda
1) Pengertian
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah
program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
2) Fungsi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-
guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap
berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan
kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra
Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa
Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat, (2) sarana
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4)
sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai
keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka
ragam budaya daerah (Sunda).
3) Tujuan
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan
sastra Sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut.
a) Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
b) Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian
besar masyarakatnya.
c) Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai
konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan).
d) Murid mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
e) Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda
(berbicara, menulis, dan berpikir).
f) Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,
mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
g) Murid menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Sunda.
Kelas VIII
KI KD (HASIL REVIU)
8.1 Menghayati dan 8.1.1 Menghargai, menghayati, dan mensyukuri
mengamalkan ajaran agama bahasa Sunda sebagai anugrah Tuhan yang Maha
yang dianutnya Esa, melalui kegiatan memahami RUMPAKA
KAWIH, WACANA KAMPUNG ADAT,
MANTRA, dan SURAT.
8.1.2 Menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa Sunda sebagai anugrah Tuhan yang Maha
Esa, sebagai sarana kegiatan PAGUNEMAN
(DIALOG), MEMANDU ACARA.
8.1.3 Menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa Sunda sebagai anugrah Tuhan yang Maha
Esa, sebagai sarana dalam menulis NARASI
PENGALAMAN PRIBADI, dan AKSARA
SUNDA
8.2 Menghargai dan 8.2.1 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
menghayati perilaku jujur, jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam
disiplin, tanggung jawab, menggunakan bahasa Sunda untuk memahami
peduli (toleransi, gotong RUMPAKA KAWIH, WACANA KAMPUNG
royong), santun, percaya ADAT, MANTRA, dan SURAT.
diri, dalam berinteraksi 8.2.2 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
secara efektif dengan jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
lingkungan sosial dan alam dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
dalam jangkauan pergaulan melakukan kegiatan PAGUNEMAN (DIALOG)
dan keberadaannya dan MEMANDU ACARA
8.2.3 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
menyusun BAHASAN PENGALAMAN
PRIBADI, dan menulis AKSARA SUNDA
Menyalin Surat Al
Balad
Membaca, Surat Asy Syams Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Asy Syams Hafal,
mengartikan dan Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Asy Syams Dan Menyalin
Asy Syams Menyalin Surat Asy Surat Asy Syams
Syams
Menerapkan Qalqalah, lam, Mendefiniskan Menerapkan
Hukum Bacaan dan ra pengertian hukum bacaan
Qalqalah, lam, Qalqalah, lam, dan Qalqalah, lam,
dan ra ra dan ra
Mempraktikan
bacaan Qalqalah,
lam, dan ra
Mempraktikan Mad Mendefiniskan Menjelaskan dan
hukum bacaan pengertian Mad Mempraktikan
Mad Mempraktikan hukum bacaan
bacaan Mad dalam Mad
ayat-ayat pilihan
Mempraktikan
bacaan Mim Mati
dalam ayat-ayat
pilihan
BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR
1. Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk
SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan pada SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK yang terakreditasi A dari BAN S/M. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).
Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri pada
satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Pada SMP/MTs 1 (satu) sks terdiri atas: 40 menit kegiatan tatap muka,
40 menit kegiatan terstruktur, dan 40 menit kegiatan mandiri.
b. Pada SMA/MA/SMK/MAK 1 (satu) sks terdiri atas: 45 menit kegiatan
tatap muka, 45 menit kegiatan terstruktur, dan 45 menit kegiatan
mandiri.
jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan
mandiri.
1. Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
a. Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di
atas definisinya adalah sebagai berikut :
b. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara siswa dengan guru.
c. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
guru untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.
d. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya
diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.
2. Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013
Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester
(sks) untuk SMP/MTs adalah sebagai berikut:
a. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
SMP/MTs berlangsung selama 40 menit;
b. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa
pada SMP/MTs maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap
muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang
menggunakan SKS dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus
ditentukan suatu batas minimal beban belajar sks yaitu sebagai berikut:
Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu
minimal 114 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan
paling lama 5 tahun (10 semester).
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
SEMESTER II
7 JANUARI 2017 31 1 3 11 20
8 PEBRUARI 2017 28 0 4 4 24
9 MARET 2017 31 2 2 10 21
10 APRIL 2017 30 0 4 7 23
11 MEI 2017 31 1 3 9 22
12 JUNI 2017 30 2 2 19 11
Jumlah 181 6 18 60 121
Jumlah Total 365 13 35 115 250
KAMIS
RABU,
07.30 07.30
SENIN
Dhuha Dhuha
07.31 - Upacara 1 07.31 - KBM
08.10 08.10
JAM JAM
HARI WAKTU JADWAL HARI WAKTU JADWAL
KE KE
07.00 - Sholat Dhuha 07.00 - Sholat
07.30 07.30 Dhuha
1 07.31 - KBM 1 07.31 - KBM
JUM’AT
SABTU
08.10 08.10
2 08.11 - KBM 2 08.11 - KBM
08.50 08.50
3 08.51 - KBM 3 08.51 - KBM
09.30 09.30
26 - 30 Libur Semester 1
6 Januari 2017 1 Tahun Baru 2017 M
2-8 Libur Semester 1
7 Februari 2017 19 Tahun Baru Imlek
8 Maret 2017 19 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1938)
9 April 2017 3 Wafat Isa Almasih
10 Mei 2017 1 Hari Buruh Internasional
14 Kenaikan Isa Al Masih
16 Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW
1. Ujian
Waktu ujian adalah waktu yang telah ditentukan sesuai dengan Kalender
Pendidikan RA dan Madrasah Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
meliputi Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS),
Ulangan Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), Ulangan Akhir
Madrasah (UAM), Ujian Nasional (UN), dan Ulangan Kenaikkan Kelas (UKK).
BAB VI