Anda di halaman 1dari 93

raihanachdadiat@yahoo.co.

id 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia
dengan lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun
2014, maka berimplikasi bahwa madrasah harus memprsiapkan diri untuk
melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka diperlukan suatu
pedoman bagi madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen
KTSP pada setiap tahun pelajaran.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat,
sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi sebagai
satuan pendidikan menengah di lingkungan Kementerian Agama perlu menyusun
dan mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

penilaian pendidikan). Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Madrasah


Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon dimaksudkan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon.
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala, Guru, dan Staff) dan pemangku
kepentingan lain (Yayasan, Komite Madrasah/Orang Tua Murid dan Konselor).
Melalui Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon ini diharapkan
pelaksanaan program-program pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon sesuai dengan potensi daerah dan lingkungan madrasah,
karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam mewujudkan peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Diharapkan juga
bahwa dengan terwujudnya Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon ini dapat mendongkrak peningkatan mutu pendidikan dengan
indikator meningkatnya prestasi akademik maupun non akademik di Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon.
Madrasah merupakan pusat pengembangan budaya. Madrasah Tsanawiyah
Al Huda Jampangkulon mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di madrasah. Nilai-nilai
yang dimaksud di antaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan
lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam
seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya madrasah.

B. LANDASAN HUKUM
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar
budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam
menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang
dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan dibarengi dengan
penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan
kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri
khas pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya
melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata
pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan
dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu,
baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan
generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan pengaturan
pendidikan madrasah dalam menyiapkan generasi mendatang yang
berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social
budaya.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

d. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan


bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
e. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

f. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
g. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
2. Landasan Teoritis Kurikulum
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,


berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasionalsebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang


Standar Penilaian;
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses;
i. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
j. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi;
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses;
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian;
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
r. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2014
tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah;
s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014


tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
u. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
v. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Madrasah;
w. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman
Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab;

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM


Penyusunan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi ini bertujuan untuk mewujudkan kurikulum implementatif
sebagai :
1. Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi ;
2. Acuan pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghasilkan mutu lulusan
yang berwawasan lingkungan, cerdas dan santun berbahasa berdasarkan
keimanan, ketaqwaan serta membentuk generasi muslim yang beriman,
bertaqwa, religius, terampil, kreatif, dan inovatif sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran;
4. Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
5. Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam mewujudkan
pendidikan yang lebih berkualitas di Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi.

D. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon terdiri dari dua


kurikulum yang dikembangkan yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas IX. Prinsip
pengembangan kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansi setiap kelompok
atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Sukabumi.
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL), serta berpedoman
pada penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, dan petunjuk teknis dari
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, serta memperhatikan
pertimbangan Komite Madrasah.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup:perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan
dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan
oleh guru dan peserta didik.Penerapan Kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulummerupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan
hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya
melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di
dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua
peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan
dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga


pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang
digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip
– prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas;
(2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan
Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi;
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi
epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta
tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas;
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas;
Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar
jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat


mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara
optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas;
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan
tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat
sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon untuk kelas 7 dan
kelas 8 (Kurikulum Nasional) sedangkan kelas 9 (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki


posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang


kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda untuk kelas VII dan VIII
(Kurikulum 2013) memiliki latang belakang yang kemudian dijadikan prinsip
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran.
Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
b. Rasional Pengembangan
1) Tantangan Pengembangan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar


dapat memahami secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna
(kamil), kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari secara integral (kaffah)
diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan
aspek kehidupanya. Agar ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif dan
efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula dengan
mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat diperlukan sebagai alat untuk
mempelajari dan mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama
Islam yang menggunakan Bahasa Arab terutama Mata Pelajaran Al-Qur’an
dan Hadis.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya
perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam
dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan individual, masyarakat,
bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang membuka batas-
batas fisik (teritorial) negara dan bangsa dipertajam dan dipercepat oleh
kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan
kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa
terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam
kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah
menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional
serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota
masyarakat dan pribadi.
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring
dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan
perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya
pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Jenlink
(1995) mengungkapkan bahwa masa depan akan berbeda secara dramatis
dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan antisipasi

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya perubahan


tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir dalam menatap
tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini dan
yang akan datang.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of
education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu
hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang
mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan
oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi
di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Perubahan
yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu
kurikulum di lingkungan madrasah.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang berubah
cepat yang menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum
madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas dasar
itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum
menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab ini, Kementerian Agama telah berupaya untuk
mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu yang
telah ada saat ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di
masa yang akan datang (what should be next) dalam suatu rancangan
kurikulum yang fungsional dan aktual dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus,
selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang
berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan
kurikulum satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide
kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi
kurikulum.
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran
teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa


konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai
kemampuan melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian
Agama memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang
dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang
terkait dengan domain sikap untuk pengembangan soft-skills yang seimbang
dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada
pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh untuk
jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran
sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling
mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan digunakan untuk
mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten
kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi
kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum,
direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi inti
dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan
zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola
kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
2) Tantangan Internal

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan


dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15 - 64 tahun) lebih banyak
dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0 - 14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2020 - 2035 pada saat angkanya mencapai
70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
3) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999


juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.
4) Penyempurnaan Pola Pikir
Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai
dengan kebutuhan, maka kurikulum 2013 dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains);
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)


menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
5) Penguatan Tata Kelola
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan
kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum
2013 diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh
karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola
sebagai berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja
yang bersifat kolaboratif;
b) penguatan manajeman madrasah melalui penguatan
kemampuan manajemen kepala madrasah sebagai pimpinan
kependidikan (educational leader); dan
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen
dan proses pembelajaran.
6) Penguatan Materi
Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran
untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non
esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan
memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara
operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman
dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

E. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar


pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan takwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan
yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan
nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling
mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja


Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan
hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman
dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan
kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata
pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih


dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa
lain.
11. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan.

F. PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA


1. Sejarah Madrasah
Pada tahun 1974 salah satu tokoh masyarakat Jampangkulon mendirikan
sekolah yang terletak di kampung Panglayungan Jampangkulon, pada awal
permulaan berdirinya lembaga pendidikan ini adalah PGA. Pada awal tahun 1997
sekolah mengalami kemajuan yang pesat sehingga memerlukan tempat yang lebih
luas dibandingkan tempat yang sebelumnya, sekolah kemudian dipindahkan ke
kampung Cibarusah.
Awal berdirinya Madrasah Tsanawiyah ini diberi nama Madrasah
Tsanawiyah Al Ma’arif. Madrasah ini berdiri di bawah naungan Yayasan. Pada
tahun 1997 Madrasah berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon hal ini tersebut dikarenakan Madrasah tersebut dikelola oleh
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Al Huda. YAPSI Al Huda adalah
yayasan yang dimiliki oleh keluarga besar yaitu Mualim Ganda Al Huda (Alm).

2. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MTs AL HUDA JAMPANGKULON
b NSM 12123202009
. 1
b NPSN : 20277806
.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

c. Alamat : Jalan : Raya Cibarusah


RT/RW : 24/08
Desa : Tanjung
Kecamatan : Jampangkulon
Kabupaten : Sukabumi
Provonsi : Jawa Barat
Kode POS : 43178
No. Telp : 0266 490246
Website : -
E-mail : mts_alhudajampangkulon@yahoo.co.i
d
d Yayasa : YAYASAN AL HUDA JAMPANGKULON
. n
Alamat : Jalan : Raya Jampangkulon Kp.
Panglayungan
RT/RW : 24/08
Kelurahan : Jampangkulon
Kecamatan : Jampangkulon
Kabupaten : Sukabumi
Provonsi : Jawa Barat
Kode POS : 43178
No. Telp : -
Website : -
E-mail : mts_alhudajampangkulon@yahoo.co.i
d
3. Kepala Madrasah Setiap Periode
No. Nama Kepala Madrasah Periode
1. Pan Supaendie 1976 – 2007
2. Oom Komariah, S.Pd. 2007 – 2011
3. Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I 2011 - sekarang

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al
Huda
Fungsiona
Status
No Nama L/P Jabatan l/
Pendidikan
Sertifikasi
1. Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I L S1/PAI Kamad Sertifikasi
2. Asep Abd. Aziz, S.Pd.I. L S1/PAI GMP Sertifikasi
3. Iis Maesaroh, S.IP. P S1/IAN GMP Sertifikasi
4. Dasep TH., S.Ag L S1/PAI GMP Sertifikasi
5. Ali Sadikin, S.Stat. L S1/STATISTIK GMP Sertifikasi
6. Iksan Kurniawan, S.Pd. L S1/PAI GMP Sertifikasi
7. Yunadi Citalaksana, S.Pd. L S1/MIPA GMP Sertifikasi
8. Laesaria, S.Pd. P S1/PAI GMP Sertifikasi
9. Saepudin, A.Md. L D3/akuntansi GMP -
10. Yuli, S.Pd. P S1/ekonomi GMP Sertifikasi
11. Endang Tristiani, S.Pd.I P S1/PAI GMP Sertifikasi
12. Sadam Anugrah, S.Pd. L S1/PJKR GMP fungsional
13. Acep Hamdan BZ., S.Pd.I L S1 GMP -
14. Sunandar, S.Pd.I L S1/PAI GMP -
15. Muroh Ratnasari, S.Pd.I P S1/PAI GMP -
16. Dudi Dacep S., S.Sos L S1/Sospol GMP -
17. Nasrudin, S.Pd.I L S1/PAI GMP -
18 Asep Purnama, S.Pd.I L S1/PAI GMP -
19 Neni Kartika, S.Pd.I P S1/PAI GMP -

b. Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga pendidik Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun
pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut :

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Jumlah dan Status Guru


Tingkat
No PNS / GT GTT Jumlah
Pendidikan
L P L P
1 S1 12 6 0 0 18
2 S2 0 0 0 0 0
3 D3 1 0 0 0 1
4 SMA 0 0 0 0 0
Jumlah 13 6 0 0 19

c. Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun pelajaran 2016/2017
adalah sebagai berikut :
No Tingkat Jumlah Staf Tata Usaha Jumlah
Pendidikan PNS / GT GTT
L P L P
1 S1 1 0 0 0 1
2 D3 0 0 0 0 0
3 D2 0 0 0 0 0
4 D1 0 0 0 0 0
5 SMA/Sederajat 1 1 0 0 2
Jumlah 2 1 0 0 3

Pada tahun 2016 diharapkan tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan


Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi memiliki
jumlah dan kualifikasi akademik sebagai berikut :
a. sebanyak 100 % tenaga pendidik memiliki kualifikasi pendidikan S1;
b. sebanyak 30 % tenaga kependidikan memiliki kualifikasi pendidikan
S1;
c. jumlah guru sebanyak 19 orang.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

5. Data Peserta Didik


a. Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Data Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
6 Tahun Terakhir
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH
Tahun
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Pelajaran
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2011/2012 65 2 59 2 60 2 184 6
2012/2013 78 3 80 3 69 2 227 8
2013/2014 93 3 83 3 76 2 252 8
2014/2015 95 3 96 3 52 2 243 8
2015/2016 87 3 98 3 63 3 248 9
2016/2017 60 2 85 3 75 3 210 9

6. Sarana dan Prasarana


a. Profil Ruang Kelas
Jumlah dan ukuran Jumlah
Ruang Jumlah
Kondisi lainnya Ruang
Ruang Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah yang Seluruhnya
Kelas 7x9 m² >63 m² <63 m² (d) = digunakan yang
(a) (b) (c) (a+b+c) untuk dipergunakan
ruang kelas
Baik 7 - - 7 - 7
Rusak 2 - - 2 - 2
Ringan
Rusak - - - - - -
Sedang
Rusak - - - - - 2
Berat
Rusak - - - - - -
Total
Jumlah 9 - - 9 - 9

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

b. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia


Jumlah keadaan, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)
Jumlah keadaan Kualitas Kondisi
25% 50% 75%
No Ruang Kuran
s/d s/d s/d
g dari S R R
50% 75% 100% K C B B
25% B B R
dari dari dari
keb
keb keb keb
1 Lab. IPA - - - - - - - - - - -

2 Lab. - - - - - - - - - - -
Bahasa
3 Lab. - - - 1 √ - - - - √
Komputer
4 Keterampil - - - - - - - - - -
an
5 Kesenian - - - - - - - - - - -

6. Multimedia - - - - - - - - - - -

c. Kondisi Sarana Prasarana Ideal


Pada tahun pelajaran 2016/2017 Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi diharapkan telah memiliki standar
sarana prasarana yang ideal untuk memenuhi standar pelayanan pendidikan
minimal bagi madrasah standar nasional sebagai berikut :

Jumlah
No. Jenis Kebutuhan Satuan Keterangan
Kebutuhan
1 Ruang Kelas 9 Ruang
2 Ruang Serba Guna 1 Ruang
3 Ruang UKS 1 Ruang
4 Ruang Lab. Media 1 Ruang
5 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang
6 Ruang Lab. IPA 1 Ruang
7 Ruang Kesenian 1 Ruang

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

8 Ruang Pramuka 1 Ruang


9 Ruang PMR 1 Ruang
10 Ruang BP/BK 1 Ruang
11 Ruang Perpustakaan 1 Ruang
12 Ruang Toilet / WC 4 Ruang
13 Ruang Lab. Matematika 1 Ruang
14 Ruang Kantin Madrasah 2 Ruang
15 Ruang OSIS 1 Ruang
16 Ruang Wakasek / PKS 6 Ruang
17 Pemagaran 200 m
18 Kolam Relief 15 m2
19 Ruang Komite Madrasah 1 Ruang
20 Rumah Dinas 1 Ruang
21 Lahan Parkir 50 m2
22 Taman Bermain 25 m2
23 Lapang Olahraga 50 m2
24 Ruang Keterampilan 1 Ruang

d. Prestasi Akademik dan Non Akademik


No. Tahun Prestasi Akademik dan Non Akademik Keterangan
1. 2010 Variasi terbaik Paskibra PKS SMANJAK
Juara 2 FUTSAL SMANJAK
Juara 1 GMK SMANJAK
2. 2011 Juara 1 Marawis MAN Surade
Juara 3 Olimpiade IPA UMMI
3. 2012 Juara 1 Volley Ball MAN Surade
Juara 1 Volley Ball MA Al Bisriyah
Juara Umum 2 Hut Pramuka
4. 2013 Juara 1 Marawis Darul Amal
5. 2014 Juara 2 Hut Pramuka

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

6. 2015 Juara Umum 2 LT Pramuka


Juara 2 Qasidah Rebana MA Nida Bahari
Juara 1 Volley Ball Putra MA Al Bisriyah
Juara 1 Pidato Bahasa Inggris KSM/Aksioma
7. 2016 Juara 3 Lomba Singing Kontes

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

BAB II
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN MADRASAH

A. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL JENJANG DASAR


Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

B. VISI MADRASAH DAN INDIKATOR VISI


Profil madrasah yang diinginkan di masa datang, tertuang melalui tujuan yang
ingin dicapai oleh Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi, dengan rumusan visi madrasah sebagai berikut :
“Mewujudkan kualitas pendidikan yang mampu mengantarkan pesrta didik ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mampu meanata diri hidup
bermasyarakat yang islami”
Indikator Visi Madrasah :
1. Terbentuk sikap dan perilaku yang baik antar warga madrasah
2. Terlaksananya interaksi social antar warga madrasah dan masyarakat sekitar
3. Terlaksananya pengembangan Standar Isi/Kurikulum
4. Terpenuhinya standar pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki
kualitas sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP)
5. Terlaksananya standar proses pembelajaran secara optimal dan professional
6. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai sesuai standar pelayanan
minimal (SPM)
7. Menciptakan generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang akademik
maupun non akademik.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

C. MISI MADRASAH
Untuk mewujudkan visi, Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi merumuskan beberapa misi madrasah sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional
2. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing dalam kebaikan
3. Memberdayakan umat dalam lingkungan pendidikan
4. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari

D. TUJUAN MADRASAH
Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon adalah:
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa seluruh warga madrasah;
2. Menyusun dan mengembangkan RPP kelas 7, 8, dan 9 untuk semua mata
pelajaran;
3. Mengembangkan profesionalisme dan kopetensi tenaga pendidik dan
kependidikan;
4. Mengembangkan strategi pembelajaran;
5. Mengembangkan bahan dan sumber pelajaran;
6. Mengembangkan strategi penilaian;
7. Mengembangkan pola pembelajaran;
8. Mengembangkan media pembelajaran;
9. Menerapkan implementasi model evaluasi pembelajaran;
10. Mengembangkan instrumen atau perangkat-perangkat soal-soal untuk
berbagai model evaluasi;
11. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi,
bermasalah, dan kelompok siswa lainnya;
12. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan;
13. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;
14. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan belajar;
15. Meningkatkan KKM secara optimal;
16. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non akdemik;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

17. Mengembangkan perangkat administrasi madrasah;


18. Melaksanakan supervisi dan monitoring oleh kepala madrasah;
19. Mengembangkan madrasah menuju tercapainya Standar Pelayanan
Minimal (SPM);
20. Menggalang partisipasi masyarakat;
21. Mengembangkan jaringan informasi akdemik di internal madrasah;
22. Memberdayakan potensi madrasah dan lingkungan;
23. Melaksanakan jaringan kerja secara vertikal dan horizontal;
24. Mengembangkan jalinan kerja dengan penyandang dana;
25. Menciptakan usaha-usaha di lingkungan madrasah dan sekitarnya.

E. Rencana Strategis Madrasah


Rencana strategis madrasah yang diharapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Al
Huda Jampangkulon adalah sebagai berikut:
1. Nilai Ujian Nasional (UN) mencapai rata-rata lebih dari 7,70
2. Nilai KKM semua mata pelajaran mencapai rata-rata 71,00
3. 80% lulusan kelas IX masuk ke madrasah Negeri
4. 90% siswa hafal Juz’amma
5. 100% siswa bisa Baca Tulis Al Qur’an
6. 100% siswa santun berbahasa dalam pergaulan
7. 30% siswa bisa berbahasa inggris
8. 100% siswa menguasai komputer dan menggunakan internet
9. 100% siswa mentaati peraturan madrasah
10. 100% siswa menerapkan pola hidup bersih
11. 100% siswa memiliki wawasan lingkungan yang baik
12. PBM 100 % terlaksana sesuai kalender pendidikan.
13. Penilaian harian, ujian semester, ujian akhir madrasah, ujian nasional
terlaksana 100 % sesuai kalender pendidikan.
14. KKM tersusun dan tersosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa.
15. Laporan hasil belajar dan pembagian rapor terlaksana sesuai ketentuan.
16. Dokumen prestasi akademik terdokumentasikan 100 % dengan tertib.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

17. Pengembangan silabus oleh guru terlaksana 100 %.


18. Kinerja Guru dalam Penyusunan Administrasi KBM dan perangkat
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 100 % dan K13 baik.
19. Sikap positif guru untuk memajukan madrasah dan prestasi madrasah baik
akademis maupun non-akademis 100 % baik.
20. Minat memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar 100% baik.
21. Pemanfaatan perpustakaan madrasah sebagai media dan sumber belajar
mencapai 100%.
22. Pemanfaatan masjid madrasah sebagai media pembelajaran mencapai
100%.
23. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar oleh pendidik secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
24. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem
belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan
atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum
mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan
seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi
kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Muatan kurikulum untuk kelas VII dan VIII merujuk pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun 2013 Tentang
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah.
1. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum
a) Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia
peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi
vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;


2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah
Kelas VII dan VIII sebagai berikut:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; dan
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
b) Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran
dan alokasi waktu untuk kelas VII dan VIII Madrasah Tsanawiyah sebagai
berikut:
Alokasi Waktu Per
Mata Pelajaran
Minggu

Kelompok A Kelas VII Kelas VIII


1. Pendidikan Agama Islam

a. Al Qur’an Hadits 2 2

b. Akidah Akhlak 2 2

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

c. Fikih 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2

2. PPKn 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6

4. Bahasa Arab 3 3

5. Matematika 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4

8. Bahasa Inggris 4 4

Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3


Kesehatan

3. Bahasa Sunda 2 2

4. Prakarya 2 2

5. BTQ 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 50 50

c) Beban Belajar Mata Pelajaran Umum


Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pembelajaran.
1) Beban belajar di Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII dan
VIII yaitu 50, dan IX adalah 43 jam pembelajaran. Durasi setiap satu
jam pembelajaran adalah 40 menit.
2) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester
paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

3) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18


minggu dan paling banyak 20 minggu.
4) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.
5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
d) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab
a) Kompetensi Inti Kurikulum
Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan,
Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki
peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang Madrasah
Ibtidaiyah sampai pada jenjang Madrasah Aliyah. Kompetensi Inti (KI)
meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang
dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang
berbeda dapat dijaga.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan


multidimensi, Kompetensi Inti juga memiliki multidimensi. Untuk
kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap
dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan
tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan
bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan
nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk
melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata
pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan
sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata
pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya
adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada
jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada
Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus
berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang
dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang
diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti
adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan
dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai
integrator horizontal antar mata pelajaran.
Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata
pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi
Inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata
pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi
inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal


kompetensi dasar.
Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi
dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip
belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar
kompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan
kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang
sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi:
1) KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi
Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan
(pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.
Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang
menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah
dirumuskan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dipergunakan untuk
merumuskan kompetensi dasar (KD) yang diperlukan untuk
mencapainya. Mengingat standar kompetensi lulusan harus dicapai
pada akhir jenjang. Sebagai usaha untuk memudahkan operasional
perumusan kompetensi dasar, diperlukan tujuan antara yang menyatakan
capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas pada setiap jenjang
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Capaian kompetensi pada tiap akhir
jenjang kelas dari Kelas VII sampai dengan IX, disebut dengan
Kompetensi Inti. Adapun kompetensi inti Madrasah Tsanawiyah (MTs)
untuk kelas VII sebagai berikut:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam


jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; dan
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
b) Mata Pelajaran Madrasah
Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian
kompetensi lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi
Dasar diorganisir ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya
berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran yang
dipergunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada
ketentuan yang tercantum pada Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada Pasal 37.
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk
kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per
semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan
ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Mata Pelajaran dan
beban belajar sesuai dengan point b) pada struktur muatan kurikulum
mata pelajaran umum.
c) Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di Madrasah
Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian
pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-
kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui
pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata
pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran sebagai pendukung pencapaian.
Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi
empat esuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya,
yaitu: 1). Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung
KI-1) atau kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial
(mendukung KI-2) tau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar
pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok
kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4.
Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan
bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja,
melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap.
Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya
memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan
proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga
memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut
sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat
kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih
selalu berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari
kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada
dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi
dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah
untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak
dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik
bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan
sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya.
Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap
spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2)
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3)


dan keterampilan (mendukung KI-4).
Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses
pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian
dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada
pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun
pemahamannya (dan bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi
Dasar kelompok Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3
dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4.
Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan
untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2. Proses
berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut
ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat
yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan
dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam
setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi
digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar
Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Lulusan Madrasah Tsanawiyah diharapkan memiliki sikap,


pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
Madrasah Tsanawiyah

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:


1. Berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berkarakter, jujur dan peduli
3. Bertanggung jawab
4. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. Sehat jasmani dan rohani
Seseuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara dan kawasan regional.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural


dalam ilmu pengetahuan, metakognitif pada tingkat tekhnis
dan spesifik sederhana berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan
2. Teknologi
3. Seni, dan
4. Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam kontek diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak:


1. Kreatif
2. Produktif
3. Kritis
4. Mandiri
5. Kolaboratif
6. Komunikatif

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Melalui pendekatan ilmiah sesui dengan yang


dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain
secara mandiri.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan:
a. Perkembang psikologis anak
b. Lingkup dan kedalaman
c. Kesinambungan
d. Fungsi satuan pendidikan
e. Lingkungan.
4. Standar Penilaian Pendidikan (Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016)
a. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah
kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan


untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik
termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan


pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang
dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN,
dilakukan oleh satuan pendidikan
b. Tujuan Penilaian
1) Penilain hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajara, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara kesinambungan
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk
menilai penncapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua
mata pelajaran.
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.
c. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan
kepadapihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik,
prosedur, dan hasilnya.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.


Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan
kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar
yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
d. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
1) Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses
2) Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
a) Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer
evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang
digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
1. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta


peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar
kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang
kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku.
b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.
1. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen
uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
c) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa


keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
2. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan; dan
3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
e. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan,
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
2) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan
ujian nasional.
a) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali
sebelum ulangan harian.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

c) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab


atau tema pelajaran.
d) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan
proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
e) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester,
dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan
pendidikan.
f) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan
pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas
VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan
menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian
tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX
(tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui
UN.
g) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode
survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV
(tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
h) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
i) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh
pendidik sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-
langkah:
a) menyusun kisi-kisi ujian;
b) mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi)
instrumen;
c) melaksanakan ujian;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

d) mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan


kelulusan peserta didik; dan
e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
5) Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur
dalam Prosedur Operasi Standar (POS).
6) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik
sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik
yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
remedial.
7) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian
kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
f. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
1) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
a) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan
dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal
semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik
memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan
mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai
dengan teknik penilaian yang dipilih.
b) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes.
Penelusurandilakukan dengan menggunakan teknik bertanya
untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi
dan tingkat kemampuan peserta didik.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

c) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan


mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.
d) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui kmajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada
peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang
mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait
dandimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
e) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1. nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk
penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial.
f) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada
kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali
kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada
periode yang ditentukan.
g) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh
semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan
dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru
kelas.
2) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan
sebagai berikut:
a) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi
dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata
pelajaran;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

b) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester,


ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;
c) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan
kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan
POS Ujian Sekolah/Madrasah;
d) menentukan kriteria kenaikan kelas;
e) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku
rapor;
f) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang
terkait;
g) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada
orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan.
h) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan
ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk
kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
3. lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
4. lulus Ujian Nasional.
i) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN)
setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian
Nasional; dan
j) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
3) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian


Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
a) Ujian Nasional
1. Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh
suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
2. Hasil UN digunakan untuk:
a. salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan;
b. salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya;
c. pemetaan mutu; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan
mutu.
3. Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi
bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah,
sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang
ditentukan oleh Pemerintah.
4. Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun
oleh Pemerintah.
5. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah
menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan
menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
b) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
1. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah
pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan
dan penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta


didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu,
sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran.
3. Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat
Kompetensi mampu memberikan hasil yang komprehensif
sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional.

B. MUATAN KURIKULUM KELAS


1. Muatan Kurikulum
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), maka muatan kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon memuat 5 (lima) kelompok mata pelajaran,
yaitu:
1. Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia;
2. Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian;
3. Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4. Kelompok Mata Pelajaran Estetika;
5. Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut:
a. Pendidikan Agama Islam:
a) Al Qur’an Hadits
b) Akidah Akhlak
c) Fikih
d) Sejarah Kebudayaan Islam
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Arab
e. Bahasa Inggris
f. Matematika
g. Ilmu Pengetahuan Alam

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

h. Ilmu Pengetahuan Sosial


i. Seni Budaya dan Keterampilan
j. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
k. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dengan rincian alokasi waktu beban mengajar untuk setiap mata pelajaran
kelas IX sebagai berikut:
Kelas dan
Komponen Alokasi Waktu

Kelas IX

A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam

a. Al - Qur’an Hadits 2

b. Akidah Akhlak 2

c. Fikih 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

3. Bahasa Indonesia 4

4. Bahasa Arab 3

5. Bahasa Inggris 4

6. Matematika 4

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4

9. Seni Budaya dan Keterampilan 2

10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2

11. Teknologi Informasi dan komunikasi 2

B. Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 2

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

2. BTQ 2

Jumlah 43

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran
lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti
bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.

a. Muatan Lokal Bahasa Sunda


Khusus di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi dalam satu tahun pelajaran muatan lokal disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah yaitu mata pelajaran Bahasa Sunda. Muatan lokal Bahasa Sunda
merupakan muatan lokal wajib yang diberikan di kelas 8 dan 9.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran
Bahasa Sunda:
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat
diajarkan terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan
satuan pendidikan tersebut.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Daerah merupakan


kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini
Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah
diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai
berikut.
Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi
bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah
daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.
Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan
membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan
keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka
untuk Kurikulum 2013 ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap menjadi
wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk
pendidikan bahasa daerah dan pendidikan seni budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi
Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata
pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa
Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No.
423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). Kedudukan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum adalah
sebagai berikut.
Kedudukan muatan lokal dalam struktur kurikulum satuan pendidikan
SMP/MTs, tampak pada tabel berikut.
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Sunda
1) Pengertian
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah
program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
2) Fungsi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-
guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap
berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan
kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra
Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa
Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat, (2) sarana
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4)
sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai
keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka
ragam budaya daerah (Sunda).
3) Tujuan
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan
sastra Sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut.
a) Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
b) Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian
besar masyarakatnya.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

c) Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai
konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan).
d) Murid mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
e) Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda
(berbicara, menulis, dan berpikir).
f) Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,
mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
g) Murid menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Sunda.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA SMP/MTs
Kelas VII
KI KD (HASIL REVIU)
7.1 Menghayati dan 7.1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
mengamalkan ajaran bahasa Sunda sebagai anugerah Tuhan yang Maha
agama yang dianutnya Esa sebagai sarana komunikasi
dalam PERCAKAPAN, IKLAN LAYANAN
MASYARAKAT, KARANGAN BAHASAN,
PENGALAMAN PRIBADI, KAULINAN
BARUDAK, DONGENG, SAJAK, dan
PUPUJIAN.

7.2 Menghargai dan 7.2.1 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung


menghayati perilaku jujur, jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
disiplin, tanggung jawab, Sunda untuk PERCAKAPAN SEHARI-HARI,
peduli (toleransi, gotong

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

royong), santun, percaya 7.2.2 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung


diri, dalam berinteraksi jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam
secara efektif dengan menggunakan bahasa Sunda untuk KAULINAN
lingkungan sosial dan alam BARUDAK.
dalam jangkauan pergaulan 7.2.3 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
dan keberadaannya jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
Sunda untuk membuat WAWARAN
dan KARANGAN BAHASAN PENGALAMAN
PRIBADI
7.2.4 Menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
Sunda untuk mengapresiasi dan mengekspresikan
DONGENG, SAJAK, dan PUPUJIAN
7.3 Memahami 7.3.1 Menelaah, mengidentifikasi, dan
pengetahuan (faktual, memahami teks PERCAKAPAN tentang
konseptual, dan kehidupan SEHARI-HARI sesuai dengan kaidah-
prosedural) berdasarkan kaidahnya.
rasa ingin tahunya tentang 7.3.2 Menelaah, mengidentifikasi, dan
ilmu pengetahuan, memahami teks KAULINAN BARUDAK sesuai
teknologi, seni, budaya dengan kaidah-kaidahnya.
terkait fenomena dan 7.3.3 Menelaah, mengidentifikasi, dan
kejadian tampak mata memahami teks WAWARAN sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
7.3.4 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks BAHASAN PENGALAMAN
PRIBADI sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.5 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami DONGENG sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

7.3.6 Menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami SAJAK sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.3.7 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami PUPUJIAN sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

7.4 Mencoba, mengolah, 7.4.1 Menyusun dan memperagakan


dan menyaji dalam ranah PERCAKAPAN tentang kegiatan SEHARI-HARI
konkret (menggunakan, sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
mengurai, merangkai, 7.4.2 Mengekspresikan dan menanggapi jenis
memodifikasi, dan KAULINAN BARUDAK
membuat) dan ranah 7.4.3 Menyusun dan menggapi WAWARAN
abstrak (menulis, sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan
membaca, menghitung, tulisan.
menggambar, dan 7.4.4 Menyusun dan menanggapi teks
mengarang) sesuai dengan PENGALAMAN PRIBADI sesuai dengan kaidah-
yang dipelajari di sekolah kaidahnya.
dan sumber lain yang sama 7.4.5 Menanggapi dan menyajikan isi serta nilai-
dalam sudut pandang/teori nilai yang terkandung dalam DONGENG sesuai
dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
7.4.6 Menafsirkan, menanggapi, dan
mengekspresikan SAJAK sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.4.7 Menafsirkan, menanggapi, dan
mengekspresikan PUPUJIAN sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

Kelas VIII

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

KI KD (HASIL REVIU)
8.1 Menghayati dan 8.1.1 Menghargai, menghayati, dan mensyukuri
mengamalkan ajaran agama bahasa Sunda sebagai anugrah Tuhan yang Maha
yang dianutnya Esa, melalui kegiatan memahami RUMPAKA
KAWIH, WACANA KAMPUNG ADAT,
MANTRA, dan SURAT.
8.1.2 Menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa Sunda sebagai anugrah Tuhan yang Maha
Esa, sebagai sarana kegiatan PAGUNEMAN
(DIALOG), MEMANDU ACARA.
8.1.3 Menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa Sunda sebagai anugrah Tuhan yang Maha
Esa, sebagai sarana dalam menulis NARASI
PENGALAMAN PRIBADI, dan AKSARA
SUNDA
8.2 Menghargai dan 8.2.1 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
menghayati perilaku jujur, jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam
disiplin, tanggung jawab, menggunakan bahasa Sunda untuk memahami
peduli (toleransi, gotong RUMPAKA KAWIH, WACANA KAMPUNG
royong), santun, percaya ADAT, MANTRA, dan SURAT.
diri, dalam berinteraksi 8.2.2 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
secara efektif dengan jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
lingkungan sosial dan alam dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
dalam jangkauan pergaulan melakukan kegiatan PAGUNEMAN (DIALOG)
dan keberadaannya dan MEMANDU ACARA
8.2.3 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
menyusun BAHASAN PENGALAMAN
PRIBADI, dan menulis AKSARA SUNDA

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

8.3 Memahami 8.3.1 Menelaah, mengidentifikasi, dan


pengetahuan (faktual, memahami RUMPAKA KAWIH sesuai dengan
konseptual, dan prosedural) kaidah-kaidahnya.
berdasarkan rasa ingin 8.3.2 Menelaah, mengidentifikasi, dan
tahunya tentang ilmu memahami WACANA KAMPUNG ADAT
pengetahuan, teknologi, sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
seni, budaya terkait 8.3.3 Menelaah, mengidentifikasi, dan
fenomena dan kejadian memahami MANTRA sesuai dengan kaidah-
tampak mata kaidahnya.
8.3.4 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks SURAT sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.5 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks GUGURITAN sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
8.3.6 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks SISINDIRAN sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
8.3.7 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami PAGUNEMAN (DIALOG) dan
MEMANDU ACARA sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.8 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks PENGALAMAN PRIBADI
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.9 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami AKSARA SUNDA sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

8.4 Mencoba, mengolah, 8.4.1 Menafsirkan, menanggapi, dan


dan menyaji dalam ranah mengekspresikan RUMPAKA KAWIH secara
konkret (menggunakan, lisan dan tulisan.
mengurai, merangkai, 8.4.2 Menjelaskan informasi yang terdapat
memodifikasi, dan dalam WACANA KAMPUNG ADAT secara
membuat) dan ranah abstrak lisan dan tulisan
(menulis, membaca, 8.4.3 Menafsirkan, menanggapi, dan
menghitung, menggambar, mengekspresikan MANTRA dengan
dan mengarang) sesuai memperhatikan kaidah-kaidahnya.
dengan yang dipelajari di 8.4.4 Menyusun teks SURAT dengan
sekolah dan sumber lain memperhatikan kaidah-kaidahnya.
yang sama dalam sudut 8.4.5 Menafsirkan, menanggapi, dan
pandang/teori mengekspresikan GUGURITAN dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.6 Menafsirkan, menanggapi, dan menyusun
SISINDIRAN dengan memperhatikan kaidah-
kaidahnya.
8.4.7 Menyusun, menanggapi, dan
memperagakan teks PAGUNEMAN (DIALOG)
dan MEMANDU ACARA dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.8 Menaggapi dan menyusun
PENGALAMAN PRIBADI dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya secara lisan
dan tulisan.
8.4.9 Membaca dan menulis kalimat sederhana
dengan menggunakan AKSARA SUNDA.
Kelas IX
KI KD (HASIL REVIU)

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

9.1 Menghargai dan 9.1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan


menghayati ajaran agama bahasa Sunda sebagai anugrah Tuhan Yang Maha
yang dianutnya Esa dalam memahami dan menyajikan PIDATO,
BERITA, BAHASAN, DISKUSI, WACANA,
CARPON, PUISI, NOVEL, WAWACAN, dan
DRAMA.
9.2 Menghargai dan 9.2.1 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
menghayati perilaku jujur, jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
disiplin, tanggung jawab, dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
peduli (toleransi, gotong memahami, menyusun dan menyampaikan TEKS
royong), santun, percaya PIDATO.
diri, dalam berinteraksi 9.2.2 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
secara efektif dengan jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
lingkungan sosial dan alam dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
dalam jangkauan pergaulan memahami BERITA ILMU PENGETAHUAN
dan keberadaannya DAN BUDAYA serta BAHASAN TEKNOLOGI
DAN SENI,
9.2.3 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
memahami teks DISKUSI BUDAYA SUNDA,
9.2.4 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
memahami BAHASAN YANG MENGANDUNG
IDIOM.
9.2.5 Menunjukkan prilaku jujur, dan percaya
diri dalam menggunakan bahasa Sunda untuk
memahami dan menulis CARPON.
9.2.6 Menunjukkan prilaku jujur, percaya diri,
peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

bahasa Sunda untuk mengekspresikan DRAMA


dan PUISI.
9.2.7 Menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri dalam menggunakan bahasa
Sunda untuk meringkas NOVEL.
9.2.8 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab dalam berbahasa Sunda untuk
memahami WAWACAN.

9.3 Memahami dan 9.3.1 Menelaah, mengidentifikasi, dan


menerapkan pengetahuan memahami TEKS PIDATO sesuai dengan
(faktual, konseptual, dan kaidah-kaidahnya.
prosedural) berdasarkan 9.3.2 Menelaah, mengidentifikasi, dan
rasa ingin tahunya tentang memahami BERITA ILMU PENGETAHUAN
ilmu pengetahuan, DAN BUDAYA serta BAHASAN TEKNOLOGI
teknologi, seni, budaya DAN SENI, sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
terkait fenomena dan 9.3.3 Menelaah, mengidentifikasi, dan
kejadian tampak mata memahami DISKUSI tentang BUDAYA
SUNDA sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.4 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami BAHASAN YANG
MENGANDUNG IDIOM sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
9.3.5 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami CARPON sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
9.3.6 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks DRAMA dan PUISI sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

9.3.7 Menelaah, mengidentifikasi, dan


memahami NOVEL sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
9.3.8 Menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks WAWACAN sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.

9.4 Mengolah, menyaji, 9.4.1 Menyusun, menanggapi, dan menyajikan


dan menalar dalam ranah TEKS PIDATO sesuai dengan kaidah-kaidahnya
konkret (menggunakan, secara lisan dan tulisan.
mengurai, merangkai, 9.4.2 Menelaah, menanggapi, dan meringkas
memodifikasi, dan teks BERITA ILMU PENGETAHUAN serta
membuat) dan ranah BAHASAN TEKNOLOGI DAN SENI sesuai
abstrak (menulis, dengan kaidah-kaidahnya.
membaca, menghitung, 9.4.3 Menelaah, menanggapi, dan membicarakan
menggambar, dan BUDAYA SUNDA dengan memperhatikan
mengarang) sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Sunda yang baik dan benar.
yang dipelajari di sekolah 9.4.4 Menelaah, menanggapi, dan merangkum
dan sumber lain yang sama isi BAHASAN YANG MENGANDUNG IDIOM.
dalam sudut pandang/teori 9.4.5 Menanggapi dan menulis CARPON sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
9.4.6 Menanggapi dan memperagakan teks
DRAMA dan PUISI dengan memperhatikan
kaidah-kaidah bahasa Sunda yang baik dan benar.
9.4.7 Meringkas dan menanggapi NOVEL
dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya
penulisannya.
9.4.8 Menanggapi dan mengkonversi teks
WAWACAN ke dalam bentuk teks lainnya.

Muatan Lokal Baca Tulis Qur’an

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Substansi muatan lokal yang ditentukan oleh Madrasah Tsanawiyah Al


Huda Jampangkulon, bentuk kegiatannya kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan ciri khas madrasah dan kompetensi yang disesuaikan potensi
lingkungan madrasah, termasuk keunggulan daerah yang materinya dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran.
Bahasa Sunda termasuk muatan lokal keunggulan daerah yang wajib
diadopsi oleh madrasah. Penyusunan dan pengembangan SK dan KD Bahasa Sunda
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Bahasa Sunda dari Provinsi Jawa Barat.
Untuk mengembangkan ciri khas madrasah, madrasah menetapkan muatan lokal
Baca Tulis Qur’an (BTQ) dimana Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
disusun berdasarkan hasil musyawarah madrasah dengan komite madrasah.
Kurikulum Baca Tulis Qur’an (BTQ) Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Jampangkulon merupakan kokurikuler atau kurikulum muatan
lokal. Penyusunannya diadopsi dari Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun
2008 khususnya Standar Kompetensi mata pelajaran Al Qur’an Hadits. Selanjutnya
dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut:
1) menitik beratkan target kompetensi dari pada penguasaan materi;
2) mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia di madrasah;
3) disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi kondisi lingkungan madrasah.
Kurikulum BTQ pada Standar Kompetensi terbagi menjadi standar
kompetensi yang menyangkut teori dan standar kompetensi yang menyangkut
praktek. Sasarannya peserta didik dapat benar-benar menguasai dan menerapkan Al
Qur’an dalam kehidupoan sehari-hari (terinternalisasinya teori dan praktek dalam
diri peserta didik).
Kurikulum ini diharapkan dapat membantu guru sebagai pelaksana
pendidikan karena dilengkapi dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar
sebagai acuan untuk mengembangkan peranan proses pembelajaran dan evaluasi
proses pembelajaran sesuai kebutuhan madrasah. Nilai karakter yang diharapkan
dari muatan lokal BTQ adalah sebagai berikut:

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

1) Religius artinya pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan


selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
2) Jujur artinya perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
baik terhadap diri dan pihak lain.
3) Bertanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan Alloh SWT.
4) Cinta Al Qur’an cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Al Qur’an.
5) Sadar akan hak dan kewajiban sebagai muslim yaitu fasih membaca Al Qur’an.
6) Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun
tata perilakunya ke semua orang.
Secara fungsional pelajaran BTQ memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan informasi
cara membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
2) Sumber nilai, pengajaran BTQ dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan
dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam rangka mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
3) Sumber motivasi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat dalam
beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya.
4) Pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik
melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal Al Qur’an dan Hadits),
sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
5) Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
6) Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam
mencegah segala hal yang dating dari berbagai sisi kehidupannya yang dapat

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

membahayakan dan menghambat peserta didik dalam perkembangannya


menuju keimanan dan ketaqwaan.
7) Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan
pengembangan nilai-nilai Al Qur’an dalam konteks lingkungan fisik dan sosial.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk muatan lokal
disesuaikan dengan mata pelajaran Al Qur’an Hadits:
Standar Isi BTQ Kelas 8
Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Insyirah, Al lail, Al Balad dan Asy Syams
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari
Kompetensi Materi Pokok Indikator Hasil Belajar
Dasar
Membaca, Surat Al Insyirah  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Insyirah Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Al Al Insyirah Dan Menyalin
Insyirah  Menyalin Surat Al Surat Al Insyirah
Insyirah
Membaca, Surat Al lail  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Hafal,
mengartikan dan lailMengartikan Mengartikan
Menyalin Surat Al Surat Al lail Dan Menyalin
lail  Menyalin Surat Al Surat Al lail
lail
Membaca, Surat Al Balad  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Balad Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Al Al Balad Dan Menyalin
Balad Surat Al Balad

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

 Menyalin Surat Al
Balad
Membaca, Surat Asy Syams  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Asy Syams Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Asy Syams Dan Menyalin
Asy Syams  Menyalin Surat Asy Surat Asy Syams
Syams
Menerapkan Qalqalah, lam,  Mendefiniskan Menerapkan
Hukum Bacaan dan ra pengertian hukum bacaan
Qalqalah, lam, Qalqalah, lam, dan Qalqalah, lam,
dan ra ra dan ra
 Mempraktikan
bacaan Qalqalah,
lam, dan ra
Mempraktikan Mad  Mendefiniskan Menjelaskan dan
hukum bacaan pengertian Mad Mempraktikan
Mad  Mempraktikan hukum bacaan
bacaan Mad dalam Mad
ayat-ayat pilihan
 Mempraktikan
bacaan Mim Mati
dalam ayat-ayat
pilihan

Standar Isi BTQ Kelas 9


Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Ghosyiyah dan Al ‘Ala
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Kompetensi Materi Pokok Indikator Hasil Belajar


Dasar
Membaca, Surat Al  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Ghosyiyah Surat Al Ghosyiyah Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Mengartikan
Menyalin Surat Ghosyiyah Dan Menyalin
Al Ghosyiyah  Menyalin Surat Al Surat Al
Ghosyiyah Ghosyiyah

Membaca, Surat Al ‘Ala  Membaca dan Hafal Membaca,


Menghafal, Surat Al ‘Ala Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Mengartikan
Menyalin Surat ‘Ala Dan Menyalin
Al ‘Ala  Menyalin Surat Al Surat Al ‘Al
‘Ala
Mempraktikan Mad  Mendefiniskan Menerapkan
hukum mad silah pengertian mad silah hukum mad
 Mempraktikan silah
bacaan pengertian
mad silah

3. Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi,
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Sedangkan untuk

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan,


kepemimpinan, olah raga, dan kelompok ilmiah remaja.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran (equivalen 2 jam pelajaran). untuk megembangkan kompetensi siswa
berkaitan dengan materi yang diperoleh dalam kegiatan intra kurikuler dan
pengembangan minat dan bakat siswa. Pemilihan jenis kegiatan ekstrakurikuler
didasarkan atas minat dan bakat siswa yang dikoordinir oleh Urusan Kesiswaan
bekerja sama dengan Wali Kelas. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi antara lain: kepramukaan, palang merah remaja, UKS, keolahragaan,
kesenian, keagamaan, peningkatan kemampuan MIPA (kelompok ilmiah remaja).
Layanan bimbingan adalah merupakan tugas wajib guru-guru
pembimbing/Wali Kelas yang meliputi 4 (empat) bidang garapan yakni bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan bakat siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dengan cara layanan individual atau klasikal/kelompok.
Pengendalian kegiatan pembiasaan adalah salah satu upaya untuk
pengembangan disiplin dan pembentukan karakter siswa. Pengendalian dilakukan
terhadap kegiatan rutin, spontan, dan terprogram. Kegiatan rutin adalah kegiatan
yang dilakukan secara regular baik di kelas maupun di lingkungan madrasah.
Bertujuan untuk membiasakan peserta didik mengerjakan sesuatu dengan baik.
Misalnya upacara pada hari Senin, sholat Dhuha, sholat Dzuhur, pergi ke
perpustakaan, kehadiran dalam kegiatan pembelajaran, berdo’a sebelum dan
sesudah belajar, infaq dan lain-lain.
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, dimana
saja, tanpa dibatasi ruang. Bertujuan untuk memberikan pendidikan pada saat itu
juga terutama dalam disiplin dan sopan santun dan kebiasaan baik lainnya.
Misalnya memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri,
membiasakan mengatasi silang pendapat dan lain-lain. Kegiatan terprogram adalah
kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan oleh madrasah yang bertujuan untuk
memberikan wawasan tambahan pada siswa dan mengembangkan bakat serta
minat siswa.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Dengan demikian Kegiatan Pengembangan Diri dapat diklasifikasikasi


sebagai berikut:
1. Pengembangan diri Rutin/Pembiasaan.
2. Pengembangan diri Terprogram, yang terdiri :
a. Pramuka
b. Palang Merah Remaja (PMR)
c. Sepak Bola
d. Bola Basket
e. Bola Volli
f. Futsal (sepak bola mini)
g. Marawis
h. KIR MIPA
4. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas
(tingkat kesukaran), Daya Dukung (guru dan sarana prasarana), intake siswa sesuai
dengan indikator dan rentang nilai komponen Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM):
Indikator dan Rentang Nilai
Komponen Kriteria Ketuntasan Minumum
No Komponen Katagori Rentang Rentang
Penilaian Kasar Halus
1 Kompleksitas (Tingkat Kesukaran) Rendah 1 54 – 64
Sedang 2 65 – 80
Tinggi 3 81 – 90
2 Daya Dukung (Guru dan Sarpras) Tinggi 3 81 – 100
Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64
3 Tingkat Kemampuan Rata-rata Tinggi 3 81 – 100
(intake) Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Nilai KKM masing-masing mata pelajaran adalah sebagaiberikut:


Kelas/Semester
Mata Pelajaran 9
1 2
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al - Qur’an Hadits 75 75
b. Akidah Akhlak 75 75
c. Fikih 75 75
d. Sejarah Kebudayaan Islam 75 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan 78 78
3. Bahasa Indonesia 78 78
4. Bahasa Arab 78 78
5. Bahasa Inggris 78 78
6. Matematika 75 75
7. Ilmu Pengetahuan Alam 75 75
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 80 80
9. Seni Budaya dan Keterampilan 82 82
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 82 82
11. Teknologi Informasi dan komunikasi 80 80
12. Bahasa Sunda 80 80
13. BTQ 82 82

5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


a. Kriteria kenaikan kelas
Siswa dinyatakan naik kelas apabila :
1) Berkelakuan baik sesuai dengan standar penilaian madrasah, yaitu : tidak
merokok, tidak pernah terlibat/menggunakan narkoba dan obat-obat
psikotropika, tidak terlibat tindak kriminal, tidak melakukan aksi vandalis,
tidak melakukan ”pergaulan bebas”;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

2) Prosentase kehadiran dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya 90% dari


jumlah hari efektif dalam satu tahun pelajaran, dengan jumlah
ketidakhadiran tanpa keterangan maksimal 6 hari dan ketidakhadiran
dengan keterangan izin maksimal 15 hari. Kehadiran kurang dari 90% harus
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti sakit dibuktikan
dengan surat keterangan Dokter;
3) Telah mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh madrasah
pada semua mata pelajaran dengan mencakup seluruh standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pada masing- masing mata pelajaran;
4) Memiliki nilai rapor semua aspek pada semua mata pelajaran sampai
dengan semester 2 pada kelas yang bersangkutan;
5) Siswa yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar minimal, baik
seluruh maupun sebagian aspek pada masing-masing mata pelajaran terkait,
harus mengikuti pembelajaran dan penilaian remedial (perbaikan).
Pembelajaran dan penilaian remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan dan harus selesai sebelum pelaksanaan sidang verifikasi
kenaikan kelas.
b. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19 tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran jasmani, olah
raga dan kesehatan;
3) lulus ujian madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.

c. Pendidikan Kecakapan Hidup

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi,


kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional dapat
merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran, jenis kegiatan
pengembangan diri, dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus
pada jenis pengembangan diri tertentu atau pada mata pelajaran mulok (mulok
kerajinan) tertentu.
Di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon pelaksanaan life skill
(kecakapan hidup) mencakup :
1. Kecakapan hidup personal meliputi :
a. terampil membaca dan menulis Al Qur’an;
b. rajin beribadah (terintegrasi pada mata pelajaran agama);
c. jujur disiplin kerja keras (terintegrasi pada semua mata pelajaran).
2. Kecakapan Sosial meliputi:
a. terampil memecahkan masalah di lingkungannya;
b. memiliki sikap sportif;
c. membiasakan hidup sehat;
d. sanggup bekerjasama (terintegrasi pada semua mata pelajaran);
e. sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis;
f. terampil menjadi pewara (MC) (terintegrasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Sunda, dan Bahasa Inggris).
3. Kecakapan Akademik meliputi:
a. terampil dalam penelitian ilmiah seperti merencanakan dan melakukan
penelitian dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan
membuktikan variable;
b. terampil menerapkan teknologi sederhana (terintegrasi pada kelompok mata
pelajaran iptek) Kecakapan berpikir rasional (terintegrasi pada semua mata
pelajaran).
4. Kecakapan vokasional:
a. terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
b. terampil membawakan acara;
c. terampil menulis karangan ilmiah/popular;

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

d. kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran;


e. Bahasa Inggris, TIK, dan Bahasa Indonesia.

d. Pendidikan Keunggulan Berbasis Global dan Lokal


Perkembangan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, maka banyak negara maju dan sekolah maju
menerapkan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal
ini yang menjadikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon berupaya untuk
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber pembelajaran
di madrasah dengan cara fasilitas TIK (khususnya layanan internet) yang tersedia
dimanfaatkan sepenuhnya sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Selain dari pada itu, Bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional
dan bahasa pengetahuan maka Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
berupaya mengembangan bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan pendidikan di
madrasah dengan konsep “English Community”, serta Bahasa Arab yang digunakan
dilingkungan sekitar peserta didik.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. BEBAN BELAJAR DIATUR DALAM SISTEM PAKET ATAU


SISTEM KREDIT SEMESTER.

1. Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk
SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan pada SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK yang terakreditasi A dari BAN S/M. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).
Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri pada
satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Pada SMP/MTs 1 (satu) sks terdiri atas: 40 menit kegiatan tatap muka,
40 menit kegiatan terstruktur, dan 40 menit kegiatan mandiri.
b. Pada SMA/MA/SMK/MAK 1 (satu) sks terdiri atas: 45 menit kegiatan
tatap muka, 45 menit kegiatan terstruktur, dan 45 menit kegiatan
mandiri.

B. BEBAN BELAJAR MENURUT KURIKULUM 2013


Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS
dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan
mandiri.
1. Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
a. Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di
atas definisinya adalah sebagai berikut :
b. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara siswa dengan guru.
c. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
guru untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.
d. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya
diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.
2. Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013
Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester
(sks) untuk SMP/MTs adalah sebagai berikut:
a. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
SMP/MTs berlangsung selama 40 menit;
b. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa
pada SMP/MTs maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap
muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang
menggunakan SKS dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus
ditentukan suatu batas minimal beban belajar sks yaitu sebagai berikut:
Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu
minimal 114 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan
paling lama 5 tahun (10 semester).

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

4. Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum


2013
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah
sebagai berikut:
a. Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk
menentukan beban belajar pada setiap semester.
b. Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing
Akademik.Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar
bagi siswa yaitu: (a) pengambilan beban belajar (jumlah sks)
semester berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP)
yang diperoleh pada semester sebelumnya; (b)Siswa wajib
menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam Struktur
Kurikulum; (c)Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata
pelajaran secara tuntas dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata
pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan
mempertimbangkan ketuntasan kompetensi pada setiap semester.
5. Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan
Menurut Kurikulum 2013
Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan
kelulusan adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini. Penilaian setiap
mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi
keterampilan dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33),
sedangkan kompetensi ikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik
(B), Cukup (C) dan Kurang (K) yang dapat dikonversi ke dalam Predikat
A–D Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-).
Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut
dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada
kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum


memasuki semester berikutnya.
6. Kelulusan Siswa SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013
Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk
mengulang mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas
(mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak
diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek. Kelulusan siswa dari
satuan pendidikan yang menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada
setiap akhir semester. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan di SMP/MTs setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran;
c. lulus ujian sekolah/madrasah; dan
d. lulus Ujian Nasional.

C. BEBAN BELAJAR TAMBAHAN


Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan/atau
daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender Pendidikan Madrasah Tsanawiyah AL Huda Jampangkulon


Tahun Pelajaran 2016/2017 disusun dengan berpedoman Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor 157 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah di Provinsi Jawa Barat
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
A. PERMULAAN TAHUN AJARAN
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Tahun Pelajaran 2016/2017 pada
Madrasah dimulai pada hari senin tanggal 18 Juli 2016.
Kegiatan Awal Tahun Pelajaran 2016/2017
No Tanggal Keterangan
1 2 Mei – 30 Juni 2016 Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB)
2 16 Juli – 19 Juli 2016 Pendaftaran Ulang Peserta Didik Baru
3 18 Juli 2016 Hari Pertama Masuk Madrasah
4 20 Juli – 22 Juli 2016 Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB)
5 21 Juni - 3Juli 2016 Cinta Ramadhan 1435 H
6 4 Juli – 16 Juli 2016 Liburan Idul Fitri 1435 H

1. Kalender Kegiatan Madrasah Tsanawiyah


Kalender kegiatan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut
ini.

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Tabel Rincian Kalender Kegiatan


Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Tahun Pelajaran 2016/2017
NO Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 PPDB 2 Mei-30 Juni 2016
2 Daftar Ulang Peserta Didik Baru 16-19 Juli 2016
3 Rapat persiapan dan pembagian tugas mengajar 23 Juli 2016
4 Hari Pertama Masuk Madarash 18 Juli 2016
5 Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) 20-22 Juli 2016
6 Libur Idul Ftri 1435 H 4-16 Juli 2016
7 HUT RI Ke 70 17 Agustus 2016
8 Lomba Peringatan HUT RI Ke 70 18 Agustus 2016
9 LPJ OSIS dan Pergantian Pengurus OSIS 3 September 2016
10 Ulangan Tengah Semester 1 19-24 September 2016
11 Gebyar 1 Muharram 1436 H 3-4 Oktober 2016
12 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram 1436 H) 2 Oktober 2016
13 Ulangan Akhir Semester 1 10-14 Desember 2016
14 Class Meeting 19-23 Desember 2016
15 Pembagian Buku Laporan Pendidikan Semester 1 24 Desember 2016
16 Natal 25 Desember 2016
17 Libur Semester 1 26-30 Desember 2016
18 Libur Semester 1 2-8 Januari 2017
19 Tahun Baru Masehi 2016 M 1 Januari 2017
20 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Desember 2016
21 Hari Pertama Masuk Madrasah Semester 2 9 Januari 2017
22 Tahun Baru Imlek 2567 19 Pebruari 2017
23 Ulangan Tengah Semester 2 13-18 Maret 2017
24 Class Meeting Semester 2 20-25 Maret 2017
25 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1938) 19 Maret 2017
26 UAMBN dan UAM Kelas 9 27-29 Maret 2017
27 Wafat Isa Al Masih 3 April 2017

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

28 Hari Buruh Internasional 1 Mei 2017


29 Ujian Nasional (UN) 2-5 Mei 2017
30 Kenaikan Isa Al Masih 14 Mei 2017
31 Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 16 April 2017
32 Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW 16 Mei 2017
33 Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) 1-7 Juni 2017
34 Perbaikan Nilai 8-10 Juni 2017
35 Class Meeting 12-16 Juni 2017
36 Kenaikan Kelas dan Pembagian Raport 17 Juni 2017
37 Libur Akhir Tahun Pendidikan 2016/2017 25-30 Juni 2017
38 Libur Akhir Tahun Pendidikan 2016/2017 1-16 Juli 2017

B. PENGATURAN WAKTU BELAJAR EFEKTIF


1. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang
pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
Tabel Perincian Minggu Efektif
No Bulan HK MTE ME HL HE
SEMESTER I
1 JULI 2016 31 3 1 19 12
2 AGUSTUS 2016 31 0 4 5 26
3 SEPTEMBER 2016 30 2 2 10 20
4 OKTOBER 2016 31 0 4 6 25
5 NOPEMBER 2016 30 0 4 4 26
6 DESEMBER 2016 31 2 2 11 20
Jumlah 184 7 17 55 129

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

SEMESTER II
7 JANUARI 2017 31 1 3 11 20
8 PEBRUARI 2017 28 0 4 4 24
9 MARET 2017 31 2 2 10 21
10 APRIL 2017 30 0 4 7 23
11 MEI 2017 31 1 3 9 22
12 JUNI 2017 30 2 2 19 11
Jumlah 181 6 18 60 121
Jumlah Total 365 13 35 115 250

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun


pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua). Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan selama 6 (enam) hari, yaitu :

Tabel Perincian Waktu Belajar Jam Efektif Tiap Minggu


NO HARI WAKTU BELAJAR
1 Senin 07.31 - 14.35
2 Selasa 07.31 - 14.00
3 Rabu 07.31 - 13.35
4 Kamis 07.31 - 13.35
5 Jum’at 07.31 - 11.50
6 Sabtu 07.31 - 13.35

Alokasi Waktu Kegiatan Belajar Mengajar


JAM JAM
HARI WAKTU JADWAL HARI WAKTU JADWAL
KE KE
07.00 - Sholat 07.00 - Sholat
SELASA,

KAMIS
RABU,

07.30 07.30
SENIN

Dhuha Dhuha
07.31 - Upacara 1 07.31 - KBM
08.10 08.10

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

1 08.11 - KBM 2 08.11 - KBM


08.50 08.50
2 08.51 - KBM 3 08.51 - KBM
09.30 09.30
09.31 - Istirahat 4 09.31 - KBM
09.40 Dhuha 10.10
3 09.41 - KBM 10.11 - Istirahat
10.20 10.30 Dhuha
4 10.21 - KBM 5 10.31 - KBM
11.00 11.10
5 11.01 - KBM 6 11.11 - KBM
11.40 11.50
6 11.41 - KBM 11.51 - Sholat
12.05 12.15 Dhuhur
12.46 - Sholat 7 12.16 - KBM
13.20 Dhuhur 12.55
7 13.21 - Kitab 8 12.56 - KBM
14.00 Kuning 13.35

JAM JAM
HARI WAKTU JADWAL HARI WAKTU JADWAL
KE KE
07.00 - Sholat Dhuha 07.00 - Sholat
07.30 07.30 Dhuha
1 07.31 - KBM 1 07.31 - KBM
JUM’AT

SABTU

08.10 08.10
2 08.11 - KBM 2 08.11 - KBM
08.50 08.50
3 08.51 - KBM 3 08.51 - KBM
09.30 09.30

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

4 09.31 - KBM 4 09.31 - KBM


10.10 10.10
10.11 - Istirahat 10.11 - Istirahat
10.30 Dhuha 10.30 Dhuha
5 10.31 - KBM Kelas 7 5 10.31 - KBM
11.50 dan 11.10
Pengembangan 6 11.11 - KBM
Diri 11.50
11.51 - Sholat
12.15 Dhuhur
6 11.56 - Shalat Jum’at 7 12.16 - KBM
12.30 12.55
8 12.56 - KBM
13.35

C. PENGATURAN WAKTU LIBUR


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Waktu Libur Keagamaan dan Libur Nasional
No. Bulan Tanggal Keterangan
1 Juli 2016 4 – 16 Libur Khusus sesudah Idul Fitri 1436 H
2 Agustus 2016 18 Lomba Peringatan HUT RI
17 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
3 September 2016 12 Hari Raya Idul Adha 1436 H
4 Oktober 2016 2 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram1437 H)
5 Desember 2016 25 Natal
12 Peringatan Maulid Nabi Muhammad

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

26 - 30 Libur Semester 1
6 Januari 2017 1 Tahun Baru 2017 M
2-8 Libur Semester 1
7 Februari 2017 19 Tahun Baru Imlek
8 Maret 2017 19 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1938)
9 April 2017 3 Wafat Isa Almasih
10 Mei 2017 1 Hari Buruh Internasional
14 Kenaikan Isa Al Masih
16 Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW

1. Ujian
Waktu ujian adalah waktu yang telah ditentukan sesuai dengan Kalender
Pendidikan RA dan Madrasah Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
meliputi Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS),
Ulangan Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), Ulangan Akhir
Madrasah (UAM), Ujian Nasional (UN), dan Ulangan Kenaikkan Kelas (UKK).

Tabel Rincian Libur Ujian


No. Bulan Tanggal Keterangan
1 September 2016 19 – 24 Ulangan Tengah Semester 1
2 Desember 2016 10 – 14 Ulangan Akhir Semester 1
3 Maret 2017 13 – 18 Ulangan Tengah Semester 2
27 – 29 UAMBN dan UAM
4 Mei 2017 2–5 Prakiraan Ujian Nasional 2017
5 Mei 2017 29 – 31 Ulangan Kenaikkan Kelas (UKK)
6 Juni 2017 1-7 Ulangan Kenaikkan Kelas (UKK)

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

BAB VI

Pedoman ini disusun dengan harapan pihak terkait dapat menjadikan


pedoman ini dalam kegiatan penyusunan dan pengembangan dokumen 1,2,3 KTSP
di madrasah di lingkungan Kementerian Provinsi Jawa Barat. Hal-hal yang belum
diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian sesuai dengan perkembangan
peraturan dan tuntutan kebutuhan. Semoga dokumen KTSP pada madrasah yang
tersusun dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan regulasi dan
kebutuhan.
Dokumen ini disusun berdasarkan kebutuhun Madrasah dengan merujuk
kepada Visi, Misi dan Tujuan Madrasah dengan harapan bahwa tujuan dan visi
Madrasah tersebut dapat terwujud dalam kurun waktu yang ditentukan.
Dalam implementasinya, dokumen kurikulum ini sangat membutuhkan
dukungan berbagai pihak yang terlibat, oleh karena itu diharapkan semua pihak
yang terlibat di dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya serta pembagian tugas yang telah ditentukan di MTs Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho
Allah SWT. Amiin..

Sukabumi, 18 Juli 2016


Kepala Madrasah Tsanawiyah
Al Huda Jampangkulon,

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

Yunadi Citalaksana, S.Pd.


raihanachdadiat@yahoo.co.id 1

Yunadi Citalaksana, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai