Anda di halaman 1dari 3

sambil menunduk memegang dan menatap hp ,orang orang sering

DHOGLEGAN CINTA
memanggil mereka pejuang wifi, termasuk gue dong.
Karya. Syukur Rahmatullah

Gue berjalan dengan santai menuju parkiran dimana sepeda motor gue
berada. gue nyalakan sepeda motorku dan keluar dari gerbang sekolah.
TEEEEEET TEEEEEET TEEEEEET
Dari kejauhan gue melihat ada perempuan yang melambaikan tangan
Bel pulang sekolah berbunyi dengan kerasnya, sontak murid murid yang
kepada gue, isyarat untuk gue agar menghampiri dia. Gue pun
tidur saat jam pelajaran terbangun ,jiwa jiwa yang lelah tiba tiba
menghampirinya dan gue baru sadar kalau dia adalah sekar teman
bersemangat, entah mengapa bel pulang sekolah selalu berhasil
sekelas gue, setelah tepat berada didepannya, gue bertanya
membangkitkan mood para pelajar. pak manta, guru pengampu mata
pelajaran fisika menutup kegiatan belajar mengajar pada hari ini dan “ada apa kar?”
keluar dari kelas tercinta gue, XI mipa 5
“bisa anterin sampai halte depan pasar nggak?” tanyanya
Gue biasa dipanggil Tama, hal itu karena nama gue Utama dengan suara lirih,
Firmansyah, gue salah satu cowok ganteng yang menghuni kelas Xi
“emang rumah kamu mana?, kenapa nggak bawa sepeda motor
mipa 5, atau mungkin satu satunya, atau mungkin satu satunya
sendiri?”
cowok ganteng di sma gue ,terlalu berharap nih.
“rumah aku di perumahan cendana asri, aku nggak punya
Waktu pulang sekolah adalah waktu dimana wifi sekolah menjadi
motor”
berkecepatan cahaya, nggak lemot maksudnya. teman teman gue
memanfaatkan kondisi ini untuk bermain mobile legend bersama sama, “lho itu deket rumah aku, gimana kalo gue anteri sampai
istilah kerennya mabar. Sebagai siswa teladan dan berbudi luhur, gue rumah lho aja?, gue selalu lewat situ soalnya sako pulang sekolah”
mengemas buku buku gue dan beranjak ikut mabar, hmm.
“wah boleh deh kalo gitu” sekar menjawab dengan suara agak
Tak terasa jam di di dinding kelasku menunjukkan pukul 16:30, gue gembira, agak lho ya.
harus segera pulang, kalau tidak kegantengan gue seketika akan luntur,
Sekar pun naik di sepeda gue ,dan gue pun mengantar sekar ke
karena tidak mematuhi peraturan rumah. Gue keluar dari kelas
rumahnya. di perjalanan suasana sangat sunyi nan sepi, sekar tak
tercinta meninggalkan teman teman gue yang sedang asik main ML.
ngobrol apapun dengan gue.
Diluar kelas tampak sepi, hanya segelintir orang yang duduk didepan
Tiba tiba kami menabrak dhoglegan, nama lain dari polisi tidur yang “iyha” jawabnya singkat
tidur sembarangan di tengah jalan, membuat kami terpental keatas,
Kemudian gue dan sekar kembali ke dhoglegan tadi dan mencari
entah reflek atau apa sekar secara spontan memeluk gue ,mungkin
dompet sekar yang hilang. sesampai di TKP gue dan sekar bergegas
maksudnya supaya ia tak jatuh, seketika gue mengucap istighfar
tuk mencari dompet sekar yang jatuh
“astaghfirullah al`adzim” ucap gue yang tak senada dengan hati
“Haduuh kok nggak ketemu sih, gimana nih?” keluh sekar
“oh maaf, maaf ya Tama” ucapnya sambil melepaskan
“kita cari dulu aja, gak usah panik”
pelukannya
Sudah 14 menit mencari, namun dompet sekar tak kunjung
“iya iya” jawabku sambil sedikit tersenyum
ditemukan,
Sekar tak mengucap kan sepatah kata kembali. Suasana kembali
“ya udah deh, kita langsung pulang aja, udah mau magrib nih”
mencekam. Saat kami melewati sebuah kuburan di pinggir jalan, tiba
sucap sekar dengan nada menyerah.
tiba terdengar suara samar samar dari arah kuburan
Kemudian gue dan sekar melanjutkan perjalanan pulang, tanpa
TAMA...... TAMA....... TAMA......
menemukan dompet sekar. Ditengah perjalanan gue berencana tuk
Bulu kuduk gue mulai berdiri, apakah setan setan dikuburan ini mencari kembali dompet sekar yang jatuh tadi, itu semua demi
teepesona akan kegantengan gue ,sampai sampai mereka memanggil menjaga harga diri dan menjaga kegantengan gue, sebab jikalau sekar
manggil nama gue. tidak pulang bareng gue, dan gue memperhatikan kalo ada dhoglegan
ditengah jalan tadi, dompet sekar gak mungkin jatuh dan hilang.
PLEK....
Setelah mengantar sekar sampai rumah gue kembali ketempat dimana
Suara pundak gue di tepuk sekar sambil berkata
dompet sekar tadi jatuh.
“Ma, aku panggil kok gak di respon isih?”
Sekuat tenaga gue mencari dompet sekar. Gue cari di semak semak
“oh maaf, gak dengar soalnya, emang ada apa? gak ada, gue cari di bawah batu gak ada, ada tukang bakso lewat ,gue
tanyai gak tau,ada kuntulanak nongkrong di aas pohon, gue tanyai,
“dompet ku jatuh nih, mungkin saat di dhoglegan tadi”
gak tau, ada satu tempat yang belum gue telaah, yakni di selokan,
“kalo gitu kita cari aja dulu” demi menemukan dompet sekar, terpaksa gue nyemplung di selokan,
ga terpaksa sih aslinya. Dengan cekatan gue nyemplung di selokan, “aku gak mau nggasih kamu uang kok, tapi hany secuil kertas
tiba tiba kaki gue menginjak sesuatu, kemudian gue ambil benda yang ini,tapi kamu harus membacanya nanti kalau sudah dirumah” ucapnya
gue injak tadi ,dan ternyata ini sebuah mukzizat, eh keajaiban aja sambil menyodorkan selembar kertas
deh, mukzizat kan hanya untuk para nabi dan rasul, dompet sekar
Gue nggak tau apa isi kertas itu, gue masukkan kertas tadi ke saku
ketemu, gue senang sekali, karena dompet sekar ketemu dan otomatis
gue, dan beranjak pergi ke kantin bersama teman teman.
kegantengan gue tetap terjaga, seketika itu gue langsung naik dari
sekolan dan menuju sepeda motor gue sambil joget shopee. Sesuai amanah dari sekar tadi gue harus membuka kertas tadi di
rumah.
Gue gak langsung memberikan dompet itu ke sekar, dompet itu gue
bawa pulang, sebagai manusia yang amanah, gue gak berani untuk Saat pulang sekolah dan sudah sampai di rumah, gue dengan penuh
membuka dompet itu. rasa penasaran membuka kertas yang telah diberikan sekar kepada gue.

Keesokan harinya, di kelas XI mipa 5 tercinta, dompet itu gue Betapa terkejoetnya gue, ternyata isi dari kertas itu adalah ungkapan
kasihkan ke sekar. perasaan sekar kepadaku, ungkapan kalau sekar mencintaiku, ungkapan
kalau sekar mengagumi kegantenganku.
“ini kar dompetmu yang kemarin jatuh”
“AAAAAAAAAAAAAAAA......” teriakku didalam hati
“wah, udah ketemu ya, kemarin dompetku kamu cari lagi ya”
...
“iya” jawab gue singkat

“terimakasih ya Tama, lo baik banget”

Kemudian sekar merogoh sesuatu di dalam dompet tersebut,hue pikir


sekar mau ngasih gue duwit

“eh, gak usah kar, gue lakuin itu dengan ikhlas kok”

Ucapan gue gak di gubris, lalu sekar memberikan selembar kertas yang
dilipat lipat yang ada di dalam dompet tadi kepadaku.

Anda mungkin juga menyukai