Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.

STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTUKTUR


KECAMATAN CARINGIN SEBANGAI PKWP WILAYAH
PUSAT PERTUMBUHAN RANCABUAYA

Dadan Mukhsin
1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116

ABSTRAK
Infrastruktur menurut Grigg (Nurmadimah, 2012:19) adalah “semua fasilititas fisik yang
sering disebut dengan pekerjaan umum”. Menurut AGCA (associated General Conctractor of
America), mendefinisikan infraktruktur adalah semua aset berumur panjang yang dimiliki oleh
pemerintah setempat, pemerintah daerah maupun pusat dan utilitas yang dimiliki oleh para pengusaha
(Nurmadimah, 2012:20)
Maksud dan tujuan dari kegiatan pada penyusunan ini adalah menyusun strategi mengenai
pengembangan infrastruktur yang disediakan di Kecamatan Caringin yang terintegrasi dengan
pengembangan wilayah. Dalam penyusunan Strategi Pengembangan Infrastruktur Penunjang Wisata
di Kecamatan Caringin diharapkan menghasilkan suatu kegiatan perencanaan yang terarah, maka
perlu adanya panduan untuk menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai maksud dan
tujuan
Strategi untuk meningkatkan keterkaitan antar kawasan pusat pertumbuhan Rancabuaya
dengan daerah lainnya, meliputi: Mengembangkan pusat pariwisata bahari, Meningkatkan fungsi dan
status jalan antar pusat kawasan dan Menyediakan sarana dan prasarana pendukung fungsi pusat
kawasan.

Keyword : Strategi, Infratruktur, Rancabuaya

Pendahuluan Infrastruktur menurut Grigg


Transportasi adalah kegiatan (Nurmadimah, 2012:19) adalah “semua
perpindahan orang atau barang dari satu fasilititas fisik yang sering disebut dengan
tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan pekerjaan umum”. Menurut AGCA
menggunakan sarana kendaraan bermotor (associated General Conctractor of America),
maupun tidak bermotor. Transportasi terbagi mendefinisikan infraktruktur adalah semua
menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat aset berumur panjang yang dimiliki oleh
(mobil, motor, kereta api, sepeda, dll), udara pemerintah setempat, pemerintah daerah
(pesawat terbang, helikopter, dll), dan laut maupun pusat dan utilitas yang dimiliki oleh
(perahu layar, perahu dayung, kapal motor, dll). para pengusaha (Nurmadimah, 2012:20)
Transportasi darat merupakan jenis alat Pengkategorian dalam program
transportasi yang paling banyak digunakan pembangunan prasarana kota terpadu (P3KT)
oleh masyarakat karena biaya perjalanan yang tidak menyertakan bagunan gedung dan
jauh lebih murah dan mudah untuk digunakan fasilitas rekreasi, serta memisahkan
baik oleh pribadi maupun umum pengelolaan air bersih dengan air kotor, sedang

Page | 20
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Grigg maupun Hudson mengkategorikan a. Perhubungan : Pelabuhan udara,


pengelolaan air bersih, air limbah dan drainase dan/atau pelabuhan laut dan/atau
pada satu kategori dan menyertakan serta terminal tipe B.
memasukan bangunan gedung dan fasilitas b. Ekonomi : Pasar induk regional.
rekreasi pada kategori terpisah (Nurmadimah, c. Kesehatan : Rumah sakit umum tipe
B.
2012:20). Pada gambar selanjutnya merupakan
d. Pendidikan : Perguruan tinggi.
sistem infrastruktur dalam bentuk
pengelompokan adalah sebagai berikut.
Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud dan tujuan dari kegiatan pada
penyusunan ini adalah menyusun strategi
mengenai pengembangan infrastruktur yang
disediakan di Kecamatan Caringin yang
terintegrasi dengan pengembangan wilayah
Metodologi
Dalam penyusunan Strategi
Pengembangan Infrastruktur Penunjang
Wisata di Kecamatan Caringin diharapkan
menghasilkan suatu kegiatan perencanaan
yang terarah, maka perlu adanya panduan
untuk menggambarkan tahapan-tahapan
kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan

Gambar 1. Sistem Infrastruktur Dalam


Pengelompokan Sumber: Grigg, 1998; Grigg
& Fontane, 2000 Dalam Kodoatie, 2005

Rencana sistem perkotaan yang tertera


dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Garut ditentukan berdasarkan tiga
pertimbangan yakni penggunaan metode
skalogram, indeks sentralitas terbobot dan
fungsi serta peran kota terhadap kawasan di
sekitarnya. Rencana pengembangan sistem Gambar 2
pusat-pusat permukiman di wilayah Tahapan Penyelesaian
Kabupaten Garut adalah sebagai berikut :
1. Kota dengan fungsi sebagai Pusat Perhitungan proyeksi jumlah penduduk
Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) yaitu menggunakan metode regresi linier karena
Rancabuaya di Kecamatan Caringin.
diasumsikan perkembangan penduduk
Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp)
adalah kawasan perkotaan yang berpotensi cenderung mengikuti trend (secara linier) dan
pada bidang tertentu dan memiliki pertumbuhannya positif (Suwarjoko
pelayanan skala provinsi atau beberapa Warpani, 1984: 44), sedangkan jumlah
kabupaten/kota serta berperan sebagai kunjungan wisatawan menggunakan metode
penyeimbang dalam pengembangan polinomial dengan asumsi bahwa jumlah
wilayah provinsi. wisatawan terus mengalami kenaikan. Variabel
Fasilitas minimum yang tersedia di yang digunakan dalam rumus ini adalah
PKWp adalah:

Page | 21
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

jumlah wisatawan yang berkunjung selama hubungannya dengan lingkungan iklim dan
lima tahun terakhir (time series). tanah
 Metode Regresi Linier Satuan = mm/hari atau m3/hari/ha atau lt/dt/ha
Y X.Y Cara Menghitung
Pt = a+b(x) a= b= 2
N X
Keterangan :
Q1 = H x A/T X 10.000
Pt+x = Jumlah Penduduk tahun
Q1 = kebutuhan air irigasi (lt/dt/ha)
proyeksi
H = ketebalan air/tinggi genangan (m/hari)
a dan b = konstanta
A = luas areal (ha)
y = Jumlah Penduduk
T = lama pemberian air (hari atau detik)
x = Indeks Tahun Proyeksi
N = Banyaknya tahun yang dihitung
Menghitung aksesibilitas dan sistem gravitasi
 Metode Polinomial
dari tiap desa dengan memperhitungkan
Pt+x = a + b(x)
kualitas jalan, jarak antar desa, dan jumlah
Keterangan :
penduduk yang ada di Kecamatan Caringin
Pt+x = Jumlah Penduduk tahun
Rumus perhitungan Aksesibilitas =
proyeksi penduduk desa A x penduduk desa B
X = selisih tahun proyeksi dengan jarak antar desan
tahun dasar Rumus Perhitungan Gravitasi =
N = jumlah bilangan tahun penduduk desa A x penduduk desa B
9,8[ n ]
a+b = konstanta jarak antar desa
 P X2 −  x  XP 𝑁 𝑋.𝑃−  𝑥  𝑃 Keterangan :
a= b=
NX2 − (x)2 𝑁  (𝑋)2 n = kualitas jalan
Analisis perkiraan kebutuhan air bersih ini Untuk memperkirakan kebutuhan listrik di
digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan Kawasan Rancabuaya pada akhir tahun
masyarakat pemakai air, balk untuk kebutuhan perencanaan dihitung berdasarkan standar dan
domestik maupun kebutuhan non domestik dengan asumsi kebutuhan listrik di daerah perkotaan.
asumsi bahwa kebutuhan air bersih yang digunakan Perkiraan kebutuhan energi listrik
penduduk adalah 150 liter/hari. Adapun langkah- direncanakan dengan menggunakan beberapa
langkah dalam menghitung perkiraan kebutuhan air kriteria sebagai berikut :
bersih ini adalah : (Sumber :  Jumlah Rumah Tangga dengan asumsi 1
 Kebutuhan domestik (debit) Rumah Tangga/KK terdapat 5 orang
QD= Jumlah pemakai x standar  Standar kebutuhan 1 rumah tangga 900 Watt
kebutuhan Rumus Proyeksi Kebutuhan Listrik :
 Kebutuhan non domestik Sumber : Perhitungan Listrik,
QND = Jumlah Fasilitas x standar =
kebutuhan / unit  penduduk
𝑥Standar Penggunaan Daya (watt) /
 Kebutuhan harian rata-rata 5
Q R =Q D +Q ND rumah/kk (900 Watt)
 Kehilangan air
QH = (40 %) X Q R Hasil dan Analisis
 Kebutuhan total Produksi rata-rata
Secara umum pertimbangan-
Qprod = QD+ QND+QH pertimbangan dalam melakukan proyeksi
penduduk (termasuk didalamnya memilih
Kebutuhan air tanaman meliputi jumlah metode/metode proyeksi) kawasan
air yg digunakan untuk pemakaian konsumtif perencanaan antara lain:
(ET) dan air yg hilang melalui perkolasi. 1. Perkembangan jumlah penduduk
Kebutuhan air pada tingkat usaha tani biasa 2. Kepadatan penduduk
3. Ketersediaan lahan
disebut Agrohidrologi yaitu perhitungan
didasarkan pada data agroklimat, yaitu data
kebutuhan tanaman akan air dalam

Page | 22
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Untuk lebih jelasnya proyeksi penduduk dari Tabel 3


tahun 2014-2034 dapat dilihat pada tabel Analisis Struktur Ruang Kawasan Pusat
Pertumbuhan Rancabuaya
berikut: Kecamatan Fungsi
Tabel 1
Proyeksi Penduduk Kawasan Pusat Pertumbuhan Caringin  Pusat pengembangan kegiatan
Rancabuaya Tahun 2014-2034 Regional (sebagai PKWp)
N Desa Luas Jml. Pddk Jumlah Penduduk (Jiwa)  Pusat pengembangan kawasan
o Wila Tahun
yah 2014 2019 2024 2029 2034 pemerintahan
(Ha)  Pusat Pengembangan Pariwisata
1 Carin 9.903 34.729 35.99 37.30 38.66 40.06 terpadu
gin 3 3 0 7
2 Cise 9.483 40.876 42.83 44.88 47.02 49.27  Pusat Pengembangan Sarana
wu 2 1 9 9 Peribadatan (Islamic Centre)
3 Bung
bulan
13.44
4
69.493 74.35
2
79.55
1
85.11
3
91.06
4  Rencana pengembangan
g kelengkapan fasilitas sosek
4 Meka
rmuk
5.522 18.991 19.48
0
19.98
2
20.49
7
21.02
5
 Rencana Terminal Tipe B
ti  Koleksi dan distribusi hasil
5 Cida 32.30 63.323 63.16 62.99 62.83 62.67 perikanan.
un 3 1 9 8 7
Jumlah 70.65 227.412 235.8 244.7 254.1 264.1 Mekarmukti  Pusat pengembangan kawasan
5,00 18 16 37 13 pemerintahan
Sumber: Hasil Analisis, 2014  Rencana pengembangan
budidaya perikanan
 Rencana Pengembangan industri
Proyeksi kepadatan penduduk tahun 2014- perikanan
2034 di Kawasan Pusat Pertumbuhan  Rencana pengembangan industri
Rancabuayadapat dilihat pada tabel berikut: pengolahan
 Rencana pengembangan
pariwisata dengan
Tabel 2 mengembangkan agrowisata.
Proyeksi Kepadatan Penduduk Pusat Pertumbuhan Cisewu  Pengembangan Taman Buru
Rancabuaya Tahun 2014-2034
 Budidaya Pertanian Dan
Tahun 2014 2019 2024 2029 2034
Perkebunan
Luas Wilayah (Ha) 70.655,00 70.655,00 70.655,00 70.655,00 70.655,00
Rencana Pengembangan
Jumlah Penduduk (Jiwa) 227.412 235.818 244.716 254.137 264.113 Tipe C
Terminal
Kepadatan Penduduk 3 3 3 4  Rencana 4 Pembangunan Pasar
Sumber: Hasil Analisis, 2014 Tradisional Berdampingan
Dengan Terminal
Analisis struktur ruang di Kawasan  Pengembangan Jalan Arteri
Pusat Pertumbuhan Primer
Rancabuayapenyebarannya diarahkan pada Bungbulang  Pengembangan taman buru
kawasan-kawasan budidaya dimana kondisi  Budidaya pertanian dan
perkebunan
eksisting telah terbangun. Disamping itu untuk
 Rencana pengembangan
kegiatan-kegiatan utama, penyebarannya budidaya perikanan
diarahkan pada tempat-tempat strategis atau  Rencana Pengembangan industri
yang mempunyai aksesibilitas baik, sehingga perikanan
mudah dijangkau dari seluruh kawasan.  Rencana Pengembangan
Kegiatan utama yang akan dikembangkan di Terminal Tipe C.
pusat pelayanan ini berupa jasa pelayanan Cidaun  Pengembangan wisata pelabuhan
 Pengembangan wanawisata
kegiatan pemerintahan, jasa pelayanan sarana
 Pengembangan taman buru
sosial dan umum, dan jasa pelayanan  Koleksi dan distribusi hasil
perdagangan dan jasa, yang dikembangkan perikanan
secara berjenjang sesuai skala pelayanannya.  Rencana Pengembangan industri
Hirarki pusat pelayanan yang akan perikanan.
dikembangkan secara berjenjang dan terpadu Sumber: Hasil Analisis, 2014
sesuai skala pelayanannya dapat dilihat pada
tabel berikut :

Page | 23
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Perkiraan kebutuhan permukiman di


Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
menggunakan pendekatan penyediaan
perumahan berdasarkan jumlah penduduk di
akhir tahun dengan perbandingan penyediaan
perumahan berdasarkan tipe kecil: sedang:
besar adalah 1:2:3. Rumah tipe kecil dengan
luas 90 m², tipe sedang 180 m², dan tipe besar
360 m², dengan asumsi 1 keluarga adalah 5
orang. Total kebutuhan rumah di Kawasan
Pusat Pertumbuhan Rancabuaya pada akhir
tahun perencanaan sebanyak 52.823 unit
dengan luas total 2.641 Ha. Untuk mengetahui Gambar 3
lebih jelas perkiraan kebutuhan permukiman Peta Analisis Permukiman Terhadap
tahun 2034 dapat dilihat pada Tabel berikut. Aksesibilitas

Tabel 4 1. Pembagian Blok


Proyeksi Kebutuhan Perumahan Di Kawasan Pusat Blok Rancabuaya diposisikan sebagai blok inti
Pertumbuhan Rancabuaya pariwisata dengan tema wisata pantai dan wisata
Tahun 2034 budaya. Lokasi, aksesibilitas, serta kondisi
N
o
Kec
ama
Pen
dud
R
u
Perumahan (Unit) Tahun 2034 To
tal
T
ot
topografi tapak mendukung pengembangan blok
tan uk m Ti Lu Ti Lu Ti Lu U al ini. Blok Jayanti dengan pangkalan pendaratan
(Ji ah pe as pe as pe as nit L
wa) Ta A (Ha B (Ha C (Ha R u ikan, pantai, dan hutan cagar alamnya menawarkan
ng ) ) ) u as
ga 60 0,0 30 0,0 10 0,2 m ( alternatif wisata yang menarik. Kondisi saat ini
(K % 2 % 6 % ah H
K) a) yang relatif lebih ramai dari kawasan blok
1 Cari
ngin 40.
8.
01
4.
80
96 2.
40
144 80
1
160 8.
01
4
0
Rancabuaya menuntut adanya integrasi agar
067 3 8 4 3 1 pengembangan yang dilakukan dapat berjalan
2 Cise 9. 5. 118 2. 177 98 197 9. 4
wu 49. 85 91 95 6 85 9 selaras.
279 6 4 7 6 3
3 Bun 18 10 219 5. 328 1. 364 18 9
gbul 91. .2 .9 46 82 .2 1
ang 064 13 28 4 1 13 1
4 Mek 4. 2. 50 1. 76 42 84 4. 2
arm 21. 20 52 26 1 20 1
ukti 025 5 3 2 5 0
5 Cida 12 7. 150 3. 226 1. 251 12 6
un 62. .5 52 76 25 .5 2
677 35 1 1 4 35 7
Jumlah 264 52 31 634 15 951 5. 1.0 52 2.
.11 .8 .6 .8 28 56 .8 6
3 23 94 47 2 23 4
1
Sumber: Hasil Analisa, 2014

Berbagai potensi wisata yang terdapat di


kawasan pertumbuhan Rancabuaya dapat
Gambar 4. Pembagian Blok Pariwisata Pusat
dikelompokkan ke dalam beberapa blok dengan
tema pengembangan yang berbeda. Ada empat Pertumbuhan Rancabuaya
blok kawasan pariwisata yang dapat dikembangkan
dengan blok Rancabuaya sebagai kawasan Berdasarkan gambar pembagin blok
pariwisata inti dan blok Jayanti, blok Cisewu, serta diatas, dapat diketahui bahwa di kawasan pusat
blok Mekarmukti-Bungbulang sebagai kawasan pertumbuhan Rancabuaya terdapat beberapa
pariwisata alternatif. pembagian blok sesuai dengan tema wisata yang
akan dikembangkan, pembagian blok tersebut
antara lain :
1. Blok Rancabuaya (Inti);
2. Blok Jayanti;
3. Blok Mekarmukti-Bugbulang; dan
4. Blok Cisewu.

Page | 24
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Sebagai gerbang menuju Rancabuaya melalui


jalur akses vertikal Jawa Barat, blok Cisewu
menawarkan nuansa yang berbeda karena tidak
memiliki pantai melainkan hutan. Tema
wanawisata menjadi tema yang akan
dikembangkan pada blok ini. Pada blok
Mekarmukti-Bungbulang tema yang akan
dikembangkan adalah agrowisata sebagai upaya
untuk mengintegrasikan potensi perkebunan
kawasan pusat pertumbuhan Rancabuaya dengan Gambar 6
Blok Wanawisata Dan Agrowisata
kegiatan pariwisata. Disamping itu blok ini akan
dipersiapkan untuk pengembangan fungsi 2. Pengembangan Infrastruktur Transportasi
pemerintahan dan pendidikan. Pengembangan infrastruktur transportasi
a. Blok Rancabuaya bertumpu pada dua aspek, konektivitas dan
Perpresktik pengembangan Blok Rancabuaya mobilitas. Konektivitas meliputi
adalah sebagai berikut : pengembangan transportasi antara kawasan
pusat pertumbuhan Rancabuaya dengan daerah
lainnya. Hal yang menjadi fokus adalah arus
orang dan barang dari dan ke Rancabuaya.
Tanggungjawab pengembangan aspek
konektivitas ini ada pada pemerintah terutama
untuk menyediakan infrastruktur jalan beserta
sistem dan moda transportasinya.
Mobilitas menjadi hal yang juga krusial bagi
kawasan Rancabuaya untuk menunjang
pergerakan dalam kawasan. Objek wisata yang
banyak terdapat dalam kawasan jika
Gambar 5 dihubungkan dengan sistem mobilitas internal
Objek wisata blok Rancabuaya 1 yang baik akan menjadi nilai tambah bagai
pengembangan pariwisata kawasan dan
meningkatkan daya saing dengan kawasan
tujuan wisata lainnya. Sektor mobilitas dapat
diupayakan melalui kerjasama dengan pihak
swasta secara terintegrasi dalam kegiatan
wisata

Gambar 7
Pengembangan Infrastruktur Transportasi

Page | 25
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

3. Pengembangan Infrastruktur Transportasi Tangkuban Perahu, Kawah Putih, taman bunga


Salah satu penunjang utama pariwisata dan pemandian Air Panas Ciater. Berikut ini
adalah fasilitas penginapan. Terdapat berbagai disajikan pertumbuhan kunjungan wisatawan
jenis fasilitas penginapan dengan perbedaan ke objek yang ada di Jawa Barat sejak Tahun
segmen pengguna, mulai dari penginapan di 2012 sampai dengan 2015 dalam Tabel 5
rumah warga, hotel melati, hotel berbintang, Tabel 5
hingga resor. Diversifikasi penginapan perlu Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Jawa
dilakukan untuk memperluas jangkauan Barat Tahun 2012-2015 Tahun
segmen wisatawan kawasan Rancabuaya ini. Wisman Winus Jumlah
Untuk jangka pendek dan menengah bisa Wisatawan
dibangun hotel-hotel sederhana serta menata 2012 168.532 8.308.485 8.477.017
penginapan yang dibuka dipermukiman warga 2013 232.824 9.411.233 9.644.057
untuk melayani segmen wisatawan lokal 2014 287.158 10.512.315 10.799.473
sampai nusantara. Untuk jangka panjang perlu 2015 353.131 12.211.082 12.564.213
dikembangkan penginapan tipe resor hingga Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia 2015
kelas mewah sebagai akomodasi bagi Kabupaten Garut sebagai salah satu
wisatawan dengan kelas yang lebih tinggi baik kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki
lokal maupun mancanegara. beragam objek wisata dan daya tarik wisata alam
Arahan pengembangan penginapan yang yang sangat melimpah dan indah memiliki daya
diberikan dipengaruhi oleh pola ruang tarik wisata antara lain: wisata wisata seni dan
kawasan. Blok hotel diarahkan untuk dibangun budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata
di kawasan yang didorong untuk memiliki olahraga, wisata belanja, dan wisata rohani serta
kepadatan penduduk lebih tinggi yaitu ke arah kerajinan. Berikut ini disajikan pertumbuhan
timur dari blok Rancabuaya sampai ke kunjungan wisatawan ke objek yang ada di
Kabupaten Garut sejak Tahun 2010 sampai dengan
kawasan pusat pemerintahan di Kecamatan
2014, pada tabel
Mekarmukti. Sedangkan blok resor diarahkan Tabel 6
pada sisi barat blok Rancabuaya yang diatur Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek
agar lebih rendah dari sisi kepadatan penduduk, Wisatadi Kabupaten Garut
lebih terpencil, serta memiliki nuansa kawasan Tahun Wisatawan
lindung yang lebih Wisatawan Jumlah
2012- Manca
Domestik Wisatawan
2016 negara
(Orang) (Orang)
Indonesia merupakan negara Tahun (Orang)
2012 4.267 1.352.881 1.357.148
kepulauan yang terdiri dari 33 provinsi salah
2013 4.308 1.421.388 1.425.696
satunya adalah Provinsi Jawa Barat. Provinsi 2014 4.729 1.574.797 1.579.526
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di 2015 6.487 1.789.879 1.796.366
Indonesia yang memiliki wisata alam yang 2016 5.559 1.645.354 1.650.913
melimpah. Selain itu Jawa Barat merupakan Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
provinsi yang paling dekat dengan ibu kota Kabupaten Garut 2015 (data diolah)
negara, yang sedikitnya bisa berdampak positif Berikut ini disajikan pertumbuhan beberapa
dalam pengembangan pariwisatanya, karena objek wisata yang memiliki tingkat kunjungan
kemudahan transportasi dan jarak tempuh dari wisatawan tertinggi di Kabupaten Garut :
ibu kota negara. Provinsi Jawa Barat memiliki Tabel 7
berbagai macam objek wisata dengan berbagai Jumlah Kunjungan Wisatawan pada Beberapa
Objek Wisata
daya tarik tersendiri seperti pegunungan, Se Kabupaten Jumlah
pantai, marga satwa dan lain sebagainya. Kota Laju
Garut tahun Pengunjung
Pertumbuhan
Bandung yang merupakan ibu kota dari 2012-2016 (orang)
(%)
Objek Wisata 2015 2016
provinsi Jawa Barat memiliki kekayaan alam Kawasan Wisata
yang bisa menarik wisatawan dengan 495.467 443.599 -11,69%
Cipanas
menyajikan berbagai jenis tempat pariwisata Kawah
50.753 55.327 8,26%
diantaranya: Kebun Binatang, Gunung Papandayan

Page | 26
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Pantai bersih akan didasarkan pada standar yang


190.886 203.499 6,20%
Rancabuaya
Situ Bagendit 238.451 257.432 7,37%
berlaku dari Direktorat Pekerjaan Umum
Situ Cangkuang 154.875 168.791 8,24%
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabel 8
Garut 2015 (data diolah) Kriteria Perkiraan Kebutuhan Air Bersih
Berdasarkan Status Kota
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat N Uraian Satuan Status Kota
pertumbuhan kunjungan wisatawan ke beberapa o Me Be Sed Ke De
objek wisata di kabupaten Garut selama periode tro sar ang cil sa
tahun 2012-2016. Dalam tabel tersebut dapat 1 Konsu Liter/or 190 17 150 130 30
msi unit g/hari 0
terlihat bahwa objek wisata Cipanas menjadi objek SR
wisata unggulan namun pada tahun 2015 – 2 Konsu Liter/or 30 30 30 30 30
2016 cenderung mengalami penurunan. Jumlah msi unit g/hari
kunjungan ke cipanas pada tahun 2014 sebesar HU
495.467 namun pada tahun 2016 menurun menjadi 3 Konsu % 20 - 20 20 - 20 20
msi 30 - 30 - -
sebesar 443.599 atau menurun sebesar 11,29%. Unit 30 30 30
Berbeda dengan beberapa objek wisata lainnya Non
seperti Pantai Santolo yang mengalami Domest
peningkatan, jumlah pengunjung ke Pantai ik *)
Rancabuaya pada tahun 2015 adalah sebesar 4 Kehilan % 20 - 20 20 - 20 20
gan Air 30 - 30 - -
190.886 pada tahun 2016 sebesar 203.499 atau 30 30 30
meningkat sebesar 6,20%. 5 Faktor - 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
Maksim
Analisis Kebutuhan Prasarana um Day
1. Air Bersih 6 Faktor - 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Peak
Air bersih adalah air yang telah Hour
memenuhi syarat kesehatan baik ditinjau dari 7 Jumlah Jiwa 5 5 5 5 5
syarat kualitas, maupun kuantitas. Air bersih jiwa per
SR
digunakan untuk keperluan rumah tangga 8 Jumlah Jiwa 100 10 100 100 10
(domestik) dan non rumah tangga (non Jiwa 0 0
domestik). Keperluan domestik seperti: per HU
minum, mencuci, masak, siram tanaman, dll. 9 Sisa Mka 10 10 10 10 10
Tekan
Sedangkan keperluan non domestik seperti: di
kegiatan perkantoran, niaga, pendidikan, Jaringa
peribadatan, rumah sakit, rekreasi dll. n
Distribu
Penggunaan air bersih di Kawasan Pusat si
Pertumbuhan Rancabuaya masih berasal dari 1 Jam Jam 24 24 24 24 24
sumur yang terdapat di rumah-rumah 0 Operasi
1 Volume % 20 20 20 20 20
penduduk dengan kedalaman 5 – 10 m, 1 Reservo
sedangkan sebagian telah dialiri air bersih ir dari
perpipaan pedesaan sepanjang 8 km yang maxday
demand
sumber air berasal dari Cigadog, Sungai Perband - 50: 50: 80:2 70
1 70:
cihideung, Sungai cipancong, sungai Cisadea- 2 ingan 50 - 50 0 :30 30
Cibareno, Gunung Herang, Gn Pasir Angin. SR/HU 80: -
20 80:
Tetapi permasalahan yang ada yaitu belum 20
semua wilayah dapat menggunakan air bersih 1 Cakup % 90 90 90 90 70
terlayani air bersih dengan sistem perpipaan. 3 an **) **) **) **) **
Agar kebutuhan air bersih dimasa datang dapat pelaya *)
nan
terakomodir, baik menyangkut wilayah Sumber : Direktorat Pekerjaan Umum, Jabar, 1990
pelayanan maupun kapasitasnya, maka Keterangan : *) tergantung survey sosek **) 60% perpipaan,
30% non perpipaan
perhitungan perlu dilakukan secara cermat dan ***) 25% perpipaan, 45% non perpipaan
matang. Untuk itu perkiraan kebutuhan air

Page | 27
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk, 4 Konsums


i Non
30%
domesti
30%
domesti
30%
domesti
30%
domesti
30%
domesti
sampai tahun 2034, Kawasan Pusat Domestik k k k k k
5 Kehilang 30% 30% 25% 25% 20%
Pertumbuhan Rancabuayatermasuk kedalam an Air
kategori Kota Sedang. Dengan demikian 6 Faktor
Hari
1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

komponen perhitungan perkiraan kebutuhan Maksimu


m
air bersih akan didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut :
Berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan di
 Tingkat pelayanan, Pelayanan terhadap
atas, maka perkiraan total kebutuhan air bersih
penduduk direncanakan meningkat per 5
sampai tahun 2034 di Kawasan Pusat
tahun perencanaan. Direncanakan sampai
Pertumbuhan Rancabuaya dapat dilihat pada
tahun 2014, tingkat pelayanan 36%
tabel dibawah ini.
(mendekati eksisting) meningkat 50%
sampai tahun 2019, dan pada tahun 2024 Tabel 10
meningkat menjadi 70% dan meningkat Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kawasan Pusat
10% untuk tiap 5 tahun berikutnya sampai Pertumbuhan Rancabuaya
akhir periode perencanaan. Dengan Tahun 2014-2034
demikian tingkat pelayanan tahun 2029dan Tahu Jumlah Pendudu Domestik
n Pendudu k (Lt/org/Hari)
2034 diskenariokan 80% dan 90% (sesuai k Terlayan SR KU
standar perencanaan). i
 Kebutuhan Domestik, Kebutuhan 2014 227,415 81,869 7,450,115 736,825

domestik akan dilayani dengan 2019 235,818 117,909 10,729,71 1,061,18


9 1
Sambungan Rumah (SR) dan Kran Umum 244,716 171,301 15,588,40 1,541,71
2024
KU) dengan perbandingan pelayanan SR : 9 1
KU adalah 70 : 30 sampai tahun 2018 dan 2029 254,137 203,310 18,501,17 1,829,78
layanan SR : KU sebesar 80 : 20 mulai 4 6
2034 264,113 237,702 21,630,85 2,139,31
tahun 2023 sampai akhir tahun 5 5
perencanaan. .
 Kebutuhan Non Domestik: 30% dari
kebutuhan Domestik. Total Non Kehilangan Total Kebutuhan
Domestik Domestik air
 Kehilangan Air, Kehilangan air (Lt/Hari) (Lt/Detik)
ditetapkan 30% dari kebutuhan total dan 8,186,940 2,456,082 3,192,907 13,835,929 160.14
menurun sampai 20% di akhir periode 11,790,900 3,537,270 4,598,451 19,926,621 230.63
perencanaan. 17,130,120 5,139,036 5,567,289 27,836,445 322.18
 Kapasitas produksi, derencanakan 10% 20,330,960 6,099,288 6,607,562 33,037,810 382.38
kebutuhan harian rata-rata.
23,770,170 7,131,051 6,180,244 37,081,465 429.18
Selengkapnya kriteria perhitungan kebutuhan
air bersih di Kawasan Pusat Pertumbuhan
Rancabuayaakan dijelaskan dalam tabel
berikut. 2. Air Limbah/Kotor
Tabel 9 Air limbah secara umum terbagi
Kriteria Perhitungan Kebutuhan Air Bersih di kedalam dua kelompok, yaitu limbah domestik
Wilayah Pusat Pertumbuhan Rancabuaya dan limbah industri. Air limbah domestik atau
N Kompone Tahun Perencanaan
o n 2014 2019 2024 2029 2034 dari kegiatan rumah tangga ini ada dua macam,
1 Tingkat
pelayana
36 50 70 80 90 pertama adalah air limbah bekas mandi dan
n (%) cuci, kedua adalah limbah kakus atau human
2 Pelayana 70:30 70:30 80:20 80:20 80:20
n SR : waste.Air limbah yang dominan dewasa ini
KU adalah air limbah domestik, yang terdiri atas
3 Konsumsi Domestik (liter/org/hari)
SR 130 130 130 150 150 air limbah bekas cuci dan mandi, serta air
KU 30 30 30 30 30 limbah faecal atau tinja. Pembuangan air
limbah di Kawasan Pusat Pertumbuhan

Page | 28
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Rancabuayadilakukan secara individual pada


masing-masing rumah tangga, sistem yang
digunakan adalah sanitasi setempat (onsite
sanitation). Sarana pengolahan air limbah WC
dan toilet (black water) berupa tangki septik
atau cubluk, sedangkan untuk air limbah bekas
cuci dan air limbah dapur belum dilakukan
pengolahan dan langsung dibuang ke saluran
drainase dan sungai terdekat.
Pengembangan sistem pengelolaan air limbah Gambar 9
erat hubungannya dengan upaya menciptakan Skema Penerapan Teknologi Pembuangan Air
sanitasi atau kesehatan lingkungan yang baik, Limbah Sistem Setempat
sehingga pengelolaan air limbah ini harus Timbulan air limbah sangat dipengaruhi oleh
benar-benar direncanakan dengan sebaik pola pemakaian air bersih, pada umumnya
mungkin untuk menghindari hal-hal yang tidak timbulan air limbah yang dihasilkan kurang
diinginkan yang berhubungan dengan sanitasi lebih 70% - 80% dari pemakaian air bersih.
lingkungan masyarakatnya.Pengelolaan air Berdasarkan hasil perhitungan untuk perkiraan
limbah rumah tangga dapat dilakukan secara: jumlah timbulan air limbah di Kawasan Pusat
 Setempat (onsite sanitation), adalah Pertumbuhan Rancabuaya pada tahun 2014
pengelolaan air limbah yang dilakukan di sebesar 9.685 m3/hari dari total kebutuhan air
rumah masing-masing atau secara bersih, sedangkan pada akhir tahun
berkelompok membuang limbahnya pada perencanaan (2034) timbulan air limbah
suatu tempat; sebesar 25.957 m3/hari. Untuk lebih jelasnya
 Terpusat (offsite sanitation), yaitu limbah dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
dari masing-masing rumah tangga Tabel 11
dibuatkan saluran dan dialirkan secara Proyeksi Timbulan Air Limbah di Kawasan Pusat
Pertumbuhan
bersamaan ke suatu tempat untuk diolah. RancabuayaTahun 2013-2033
Secara umum kondisi pelayanan prasarana air Tah Jumla Pendu Kebutuhan Air Timbunan Air
un h duk Bersih Limbah
limbah secara teknis belum memadai. Untuk Pendu Terla (Lt/H (M3/h (Lt/H (M3/h
meningkatkan kondisi dan tingkat pelayanan duk yani ari) ari) ari) ari)
201 227,41 81,86 13,835 9,685, 9,685
air limbah, maka yang dibutuhkan adalah: 4 5 9 ,929 13,836 150
 Pembangunan sarana sanitasi setempat, 201 235,81 117,9 19,926 13,948 13,94
9 8 09 ,621 19,927 ,635 9
baik secara individual maupun komunal. 202 244,71 171,3 27,836 19,485 19,48
 Penyuluhan personil instansi pengolahan 4 6 01 ,445 27,836 ,512 6
202 254,13 203,3 33,037 23,126 23,12
dan penyuluhan kepada penduduk dalam 9 7 10 ,810 33,038 ,467 6
peningkatan aspirasi masyarakat untuk 203 264,11 237,7 37,081 25,957 25,95
4 3 02 ,465 37,081 ,026 7
membangun sendiri sarana sanitasi di
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017
tempat tinggalnya masing-masing dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat
Melihat kebutuhan pengelolaan air limbah,
mengenai pengelolaan air limbah.
serta besarnya investasi yang digunakan untuk
Monitoring untuk memantau pengelolaan air pembuatan saluran air limbah, maka untuk
limbah domestik maupun non domestik, serta Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
kualitas dan kuantitas badan-badan air yang pengelolaan air limbahnya dilakukan secara
ada diperkotaan. individu oleh masyarakat dengan
menggunakan sistem setempat (onsite
sanitation) dan secara komunal pada kawasan
perumahan, perdagangan dan lain-lain.

Page | 29
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

direncanakan dengan menggunakan beberapa


3. Energi Listrik kriteria sebagai berikut :
Listrik merupakan suatu bentuk energi  Jumlah Rumah Tangga dengan asumsi 1
yang disalurkan melalui saluran kabel mulai Rumah Tangga/KK terdapat 5 orang
dari pusat pembangkit sampai ke pusat beban.  Standar kebutuhan 1 rumah tangga 900
Sedangkan jaringan listrik merupakan satu Watt
kesatuan sistem jaringan yang terdiri dari  Fasilitas Umum 30% dari kebutuhan rumah
sumber pembangkit listrik, gardu induk/gardu tangga
hubung, gardudistribusi, jaringan kabel  Penerangan Jalan 2% dari kebutuhan rumah
tegangan tinggi, tegangan menengah dan tangga
tegangan rendah. Komponen utama dalam Berdasarkan asumsi tersebut maka kebutuhan
jaringan listrik, yaitu: listrik di Kawasan Pusat Pertumbuhan
 Sistem pembangkit, terdiri dari sejumlah Rancabuayahingga tahun 2034 dapat
unit-unit pembangkit yang umumnya dijelaskan pada tabel berikut.
tersebar luas pada daerah pelayanan. Tabel 12
 Sistem transmisi, merupakan sistem Proyeksi Timbulan Air Limbah di Kawasan Pusat
penyaluran tenaga listrik bertegangan Pertumbuhan
Rancabuaya Tahun 2013-2033
tinggi ke pusat-pusat beban dalam jumlah Tah Jumlah Kebutuhan Listrik
besar. un Pendud
uk Kapasit Fasilitas Penerang Total
 Sistem distribusi, merupakan sistem as Umum an (Watt)
Listrik (Watt) Jalan
saluran yang berfungsi membagikan RT (Watt)
tenaga listrik ke pihak pemakai melalui 2014 227,4
15
40,934,70
0 12,280,410
818,694 54,033,80
4
saluran tegangan rendah. 2019 235,8 42,447,24 848,945 56,030,35
18 0 12,734,172 7
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan 2024 244,7 44,048,88 880,978 58,144,52
utilitas yang sangat diperlukan dalam 16 0 13,214,664 2
2029 254,1 45,744,66 914,893 60,382,95
menunjang aktivitas kawasan. Di masa datang, 37 0 13,723,398 1
kebutuhan listrik akan semakin meningkat 2034 264,1
13
47,540,34
0 14,262,102
950,807 62,753,24
9
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017
dan perkembangan kota yang terjadi. Adapun
hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam Berdasarkan perhitungan tersebut
merencanakan perletakan jaringan listrik di maka kebutuhan daya listrik untuk mendukung
wilayah perencanaan adalah dalam pengembangan Kawasan Pusat Pertumbuhan
menetapkan lokasi gardu listrik yang Rancabuaya dapat diperkirakan untuk tahun
diperlukan dan sistem jaringan distribusi. 2014 sebesar 54,033,804 watt, sedangkan
Untuk pemilihan lokasi gardu hubung harus untuk akhir tahun perencanaan (2034)
melingkupi seluruh titik beban. Hal ini untuk kebutuhan daya listriknya diperkirakan sebesar
meminimasi biaya momen beban yang 62,753,249 watt.
merupakan perkalian besarnya beban dengan Perhitungan tersebut merupakan
jarak ke titik suplly. Untuk kedepannya kebutuhan minimum yang harus dipenuhi oleh
pembangunan jaringan listrik menggunakan pemerintah. Pengembangan jaringan listrik di
jaringan yang berjenjang yaitu berurutan mulai Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
dari jaringan primer, sekunder dan tersier. sebaiknya dilakukan secara bertahap, sesuai
Pelayanan listrik di Kawasan Pusat dengan perkembangan penduduk dan kegiatan
Pertumbuhan Rancabuaya dilayani oleh PLN yang berlangsung pada tahun-tahun
Cabang Pameungpeuk Kabupaten Garut. perencanaan, ini disebabkan karena tingkat
Untuk memperkirakan kebutuhan listrik di kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh
Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuayapada proyeksi jumlah penduduk pada tahun
akhir tahun perencanaan dihitung berdasarkan perencanaan. Kebutuhan energi listrik (rumah
standar dan asumsi kebutuhan listrik di daerah tangga, non rumah tangga dan penerangan
perkotaan. Perkiraan kebutuhan energi listrik jalan) pada tiap-tap desa berbeda-beda.

Page | 30
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Pengembangan ini sebaiknya terpadu dengan darinase pada jaringan jalan utama
pengembangan jaringan lainnya seperti air menggunakan saluran terbuka untuk
bersih, telepon dan mengikuti jaringan jalan, mengalirkan air hujan dari pasangan
selain tidak menimbulkan kesulitan dalam bata.Sedangkan jaringan drainase mikro
pengaturan jaringan listrik juga untuk (local) yaitu saluran drainase kota yang berada
menghindarkan pekerjaan yang tumpang pada jaringan jalan utama dan lingkungan.
tindih pada suatu lokasi yang sama, selain itu Pengembangan jaringan drainase
dimaksudkan untuk mengarahkan harus dilakukan secara menyeluruh yaitu harus
perkembangan kot melihat keterkaitan antara jaringan, juga antar
guna lahan, sehingga tercipta sistem drainase
4. Telekomunikasi kota terpadu. Selain itu juga disesuaikan
Telepon adalah suatu alat dengan pengembangan jaringan jalan yang ada.
telekomunikasi yang berfungsi untuk Pengembangan guna lahan perumahan
mengirim dan menerima informasi berupa maupun guna lahan terbangun lainnya harus
tanda, gambar, suara yang dipindahkan pula memperhatikan kesesuaian jaringan
melalui system kawat, optic, radio atau sistem drainase yang ada hingga tidak terjadi
elektromagnetik lainnya. Penyediaan jaringan terputusnya saluran drainase.
telepon menjadi sangat penting dengan Tujuan utama dibangunnya saluran drainase di
berbagai perkembangan yang ada di Kawasan Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
Pusat Pertumbuhan Rancabuaya, seperti adalah untuk:
kegiatan perumahan, perdagangan dan fasilitas 1. Mengalirkan limpasan air hujan agar tidak
umum yang tentunya membutuhkan terjadi genangan air/ banjir, yaitu dengan
komunikasi yang terus meningkat. membuat jaringan drainase dengan kapasitas
Standar perencanaan telepon untuk rumah dan desain geometrik yang memadai atau
tangga di standarkan yaitu 1 unit SST, sesuai dengan kondisi alamnya.
melayani 100 jiwa, sambungan telepon umum 2. Menampung limpasan air hujan dalam bentuk
catchment area atau waduk dari sistem saluran
melayani 2.500 jiwa. Untuk lebih jelasnya
pembuangan air hujan untuk dijadikan sebagai
analisis untuk kebutuhan telekomunikasi dari sumber air baku secara komunal.
tahun 2014 sampai dengan 2034 dapat dilihat 3. Menampung air hujan dalam suatu tempat
dari tabel berikut. melalui upaya pembuatan sumur-sumur
Tabel 13 penampung air hujan di setiap rumah untuk
Proyeksi Kebutuhan Telekomunikasi di Kawasan dijadikan sebagai sumber air baku secara
Pusat Pertumbuhan
individu.
Rancabuaya Tahun 2013-2033
Tah Jumlah Perkiraan Sambungan Telepon 4. Mengantisipasi agar tidak terjadi banjir di
un Penduduk
Telepon Telepon Telepon
masa mendatang melalui pengembangan
Rumah Tangga Fasos Umum sistem jaringan drainase yang berhirarki,
(SST) Fasum (SST)
2014 227,415 11,371 355 91
terpadu dan saling terintegrasi antar kawasan
dan dengan sistem jaringan drainase kotanya.
2019 235,818 11,791 368 94

2024 244,716 12,236 382 98 Sejalan dengan perkembangan kota, maka


2029 254,137 12,707 397 102 perlu pula diperhatikan perkembangan saluran
2034 264,113 13,206 413 106 drainase jalan yang ada di Kawasan Pusat
Pertumbuhan Rancabuaya. Upaya-upaya yang
perlu dilakukan adalah:
5. Drainase
Memperbaiki dan meningkatkan saluran
Jaringan drainase di Kawasan Pusat
drainase jalan yang telah ada. Diterapkan
Pertumbuhan Rancabuaya ditinjau dari segi
pada beberapa ruas jalan yang mempunyai
pelayanannya terdiri atas system drainase
saluran drainase yang belum dilakukan
utama (mayor) terdiri atas sungai-sungai besar
perkerasan dengan batu kali, tetapi masih
yaitu : Cigadog, Sungai cihideung, Sungai
berupa saluran dari tanah. Juga ada
cipancong, sungai Cisadea-Cibareno, Gunung
Herang, Gn Pasir Angin. Jenis Saluran

Page | 31
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

beberapa saluran yang ditumbuhi alang- menerapkan sistem pengelolaan sampah


alang sehingga alirannya tidak lancar; secara terpadu mulai dari pengumpulan,
Membuat saluran drainase baru pada jalan pengangkutan dan pembuangan untuk
yang belum ada salurannya. Dengan menghindari timbulnya masalah perkotaan
pembangunan saluran drainase baru ini yang lebih kompleks karena polusi dan
diharapkan aliran drainase yang ada di gangguan kesehatan masyarakat.
Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
Sistem yang terkait dengan sistem
menjadi tidak terputus satu sama lain, pengelolaan sampah meliputi :
dimana sebelum ada saluran drainase 1. Pewadahan (on storage)
alirannya banyak terputus. 2. Pengumpulan (collection)
Atap
3. Pemindahan (transfer)
Talang

RUMAH
PIPA TALANG

TUTUP
4. Pengangkutan (transportation)
Pipa Talang
BAK
KONTROL

TROTOAR
JALAN
5. Pembuangan Akhir (disposal)
SALURAN
AIR HUJAN PIPA
Tutup Bak
Beberapa kriteria penting yang akan
PVC SALURAN
DRAINASE
SUMUR
RESAPAN
AIR HUJAN

Bak dari
Beton Kran Saringan Air
BATU / PUING
/ IJUK
dipertimbangkan untuk memperkirakan
Bertulang (Filter)
volume sampah di Kawasan Pusat
Pertumbuhan Rancabuayaadalah sebagai
Gambar 10 Contoh Fasilitas Pemanenan berikut :
Air Hujan di Kawasan Permukiman Pada  Jumlah Rumah Tangga dengan asumsi
Kawasan 1 Rumah Tangga/KK terdapat 5 orang
 Produksi sampah domestik 2,2
6. Persampahan lt/org/hari
Sampah adalah suatu bahan buangan
 Produksi sampah non domestik 20%
yang tidak cair atau disebut juga limbah dari sampah domestik
padat. Limbah padat atau ½ padat berasal
dari berbagai aktivitas lingkungan Standar kebutuhan prasarana persampahan
masyarakat, baik dari masyarakat yang digunakan, yaitu :
permukiman, perdagangan, industri  Gerobak Sampah : 2 m³
maupun dari masyarakat pertanian, dsb.  Kontainer : 6 m³
Sampah terdiri dari bahan organik dan an-  Transfer depo : 200 m³
organik, logam dan atau logam, dapat  Arm Roll Truck : 6 m³
terbakar dan atau tidak terbakar.Sampah Perkiraan timbulan sampah domestik yang
bersumber dari daerah permukiman, daerah dihasilkan oleh penduduk Kawasan Pusat
perkantoran, daerah komersil, daerah Pertumbuhan Rancabuaya tahun 2014 yaitu
pariwisata, daerah pelayanan masyarakat sebesar 500.313 ltr/org/hari sedangkan pada
(sekolah, rumah sakit, tempat ibadah), akhir tahun perencanaan (2034) sebesar
tempat fasilitas umum (jalan, pertamanan, 581.048,60 ltr/org/hari. Untuk lebih jelasnya
riool dan WC umum). Bahan asal sampah mengenai perkiraan timbulan sampah dan
berasal dari tumbuh-tumbuhan, daging kebutuhan prasarana persampahan di Kawasan
hewan dan ikan, kotoran manusia dan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya dapat dilihat
hewan, bahan logam, bahan non logam, dll. pada tabel dibawah ini
Masalah persampahan di Kawasan
Pusat Pertumbuhan Rancabuaya sampai
saat ini belum menimbulkan persoalan
karena penduduk pada umumnya
membuang sampah ke tanah kosong dan
membakar sampah di pekarangan
rumahnya, tetapi meskipun demikian tetap
diperlukan suatu usaha untuk tetap menjaga
kebersihan dan keasrian kota, dengan

Page | 32
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Tabel 14
Proyeksi Timbulan Sampah
Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya Tahun Analisis Sistem Transportasi
2013-2033 1. Jalan
Ta Juml Jumlah timbulan Timbulan Total Total
hu ah KK sampah Sampah Timbulan Timbula Dalam mewujudkan prasarana
n Pend (1 KK = (2,2 Non- Sampah n
uduk 5 orng) ltr/orng/h Domestik (lt/org/hr) Sampah transportasi darat yang melalui jalan, harus
r) (20% dari (m3/hr)
domestik) terbentuk wujud jalan yang menyebabkan
20 227,4 45,483 500,313. 100,062.60 600,375.6 600.38
14 15 00 0 pelaku perjalanan baik orang maupun barang,
20 235,8 47,164 518,799. 103,759.92 622,559.5 622.56
19 18 60 2 selamat sampai di tujuan, dan dalam
20 244,7 48,943 538,375. 107,675.04 646,050.2 646.05
24 16 20 4 mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya
20
29
254,1
37
50,827 559,101.
40
111,820.28 670,921.6
8
670.92
dan lingkungan. Perjalanan harus dapat
20
34
264,1
13
52,823 581,048.
60
116,209.72 697,258.3
2
697.26 dilakukan secepat mungkin dengan biaya
Sumber : Hasil Analisis, perjalanan yang adil sehingga dapat dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat. Jaringan jalan
Tabel 15 yang perlu dikembangkan di Kawasan
Proyeksi Kebutuhan Prasarana Sampah
Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya Tahun Rancabuaya diantaranya :
2013-2033  Ruas jalan Lintas Selatan Jawa Barat;
Tahun Jumlah Gerobak Kontainer  Ruas Arm
Transfer jalanRollRancabuaya-Talegong-Cisewu-
Truck
Penduduk Sampah Depo Pangalengan;
Dan Kontainer
2014 227,415 300 100  Jalan
3 alternative Caringin
100 – Cisewu;
2019 235,818 311 104  Ruas3 jalan Caringin –
104 Indralayang; dan
 Ruas jalan yang
2024 244,716 323 108 3 108 berada di Kawasan
Rancabuaya.
2029 254,137 335 112 3 112
2034 264,113 349 116 2.3 Angkutan Umum 116
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017 Moda angkutan yang tersedia di
Menurut standar sistem pembuangan Kawasan Rancabuaya dalam menunjang
sampah terpadu, sampah-sampah rumah pergerakan barang dan orang terdiri dari moda
tangga disimpan di dalam bak sampah yang angkutan antara kota dan dan antar pedesaan.
terdapat pada masing-masing rumah, Jenis angkutan yang melayani pola pergerakan
kemudian dikumpulkan dengan menggunakan penduduk yaitu:
gerobak sampah ke Tempat Pembuangan  Angkutan Kota yang melayani pola pergerakan
Sementara (TPS) yang kemudian diangkut penduduk yang akanmenuju dan keluar
untuk diteruskan ke Tempat Pembuangan wilayah perencanaan, rute angkutan umum
Akhir (TPA). Masing-masing TPS melayani yang ada menghubungkan wilayah
1.000 penduduk, sedangkan TPA melayani perencanaan dengan wilayah-wilayah
satu kota tergantung kapasitas TPA yang sekitarnya.
 Angkutan Bak Terbuka, adalah jenis angkutan
disediakan.
yang melayani pergerakan antar desa dan antar
Untuk wilayah yang dipengaruhi oleh
kecamatan, adapun angkutan pedesesaan ini
kegiatan perkotaan, pengolahan sampah yang
melayani pergerakan ke Kecamatan dan antar
dapat dilakukan adalah dengan mengacu pada
desa di Kawasan Rancabuaya.
pengolahan sampah kota. Dimana pengolahan
 Ojeg, yang melayani daerah-daerah yang
sampah kota yang sedang digalakkan oleh
belum terlayani angkutan umum, terutama
pemerintah adalah dengan menerapkan sistem
pada desa/kawasan-kawasan perumahan yang
pengolahan sampah terpadu Program 4R :
tidak terlintasi oleh rute angkutan umum.
pemanfaatan kembali, (Reuse), Pengurangan
3. Terminal
(Reduce), daur ulang (Recycle) dan pengurangan
jumlah sampah yang satu menjadi sampah lain
Fungsi utama terminal adalah
yang jumlahnya lebih sedikit/ kecil (Replace). penyediaan sarana masuk dan ke luar bagi
Sedangkan pengolahan sampah untuk wilayah obyek-obyek (penumpang atau barang) yang
yang dipengaruhi oleh kegiatan pedesaan, dapat akandigerakkan menuju atau dari subsistem
dilakukan dengan cara pengolahan sampah mandiri jaringan transportasi. Beberapa jenis terminal
dan produktif berbasis masyarakat. hanya memiliki satu fungsi yaitu bongkar dan

Page | 33
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

muat, jenis lainnya dapat menyelenggarakan termanfaatkan. Fakta menunjukan bahwa


beberapa fungsi sekaligus, selain bongkar dan produksi perikanantangkap Kabupaten Garut
muat juga menyediakan fasilitas menunggu adalah yang terbesar kedua setelahProposal
yang nyaman bagi calon penumpang, Pengembangan Pelabuhan Perikanan di
menyediakan fasilitas untuk menyimpan Pansela Jabar Hlm. 20Kabupaten Sukabumi
muatan dan melindunginya dari kemungkinan (44,18% dari total produk perikanan
rusak atau hilang, seringkali juga merupakan tangkapPansela Jabar). Keberadaan kapal
tempat di mana kendaraan-kendaraan berukuran 5 – 10 GT yangberpangkalan disana
transportasi diparkir dan dipelihara. memberi kontribusi pada hasiltangkapan ikan
Pengembangannya terminal di Kawasan di Kabupaten Garut serta Kabupaten Cianjur.
Rancabuaya yaitu Terminal tipe B yang di Untuk lebih jelasnya mengenai sistem
arahkan di Dusun Mekarsari dengan luas transportasi Kawasan Pusat Pertumbuhan
±1,523 Ha yang berdekatan dengan kawasan Rancabuaya dapat dilihat pada Gambar 4.5
pariwisata Pantai Rancabuaya sebagai akses dibawah ini.
utama adalah Jalan Nasional Jabar Selatan. Analisis Kawasan Kecamatan Caringin
4. Pelabuhan 1. Kedudukan Kecamatan Caringin
Pembangunan sektor perikanan dan dalam Rencana Struktur Ruang
kelautan merupakan bagian dari pembangunan Provinsi Jawa Barat (RTRWP)
ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan Dalam RTRW Provinsi Jawa Barat
taraf hidup masyarakat pada umumnya serta ditetapkan bahwa Kecamatan Caringin
para nelayan dan petani ikan pada khususnya. khususnya Kawasan Pariwisata Rancabuaya
Untuk memacu perkembangan dan (Desa Purbayani) merupakan Pusat Kegitan
pertumbuhan usaha perikanan serta Wilayah Promosi (PKWp). Dalam
peningkatan taraf hidup nelayan, Pemerintah penetapannya, tentunya terdapat kriteria yang
menyediakan berbagai fasilitas yang perlu dipenuhi yaitu meliputi pengadaan
dibutuhkan nelayan, yaitu Tempat Pelelangan fasilitas minimum yaitu :
Ikan (TPI), Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) a. Perhubungan : pelabuhan udara
danPelabuhan Perikanan Pantai (PPP). dan/atau pelabuhan dan/atau terminal tipe
Pada saat ini di Kawasan Rancabuaya B
telah memiliki 1 unit Tempat Pelelangan Ikan b. Ekonomi : pasar induk regional
(TPI) Pelabuhan Ciliab yang memiliki c. Kesehatan : rumah sakit umum tipe B
d. Pendidikan : perguruan tinggi
kelengkapan perahu dan alat tangkap yang ke
depannya perlu dikembangkan atau ditata Penetapan kawasan pariwisata
ulang. Selain TPI, di Kawasan Racabuaya Rancabuaya sebagai PKWp memberikan
perlu dibangun PPI Rancabuaya, dimana keuntungan bagi peningkatan daya tarik
kedepannya mempunyai peran dan fungsi pariwisata Rancabuaya, serta mampu
sebagai pusat perikanan laut di Kecamatan meningkatkan kegiatan perekonomian
Caringin khususnya dan di Garut Selatan pada masyarakatnya. Akan tetapi, penetapan PKWp
umumnya dalam upaya peningkatan ini tidak didukung dengan tersedianya jaringan
pendapatan nelayan. Kegiatan PPI jalan yang baik. Masih terdapat jaringan jalan
Rancabuaya akan diarahkan pada usaha dengan kondisi buruk dari arah Kota Garut-
meningkatkan kontribusi sektor perikanan Pameungpeuk-Rancabuaya. Hal ini perlu
dalam upaya menunjang peran serta laju diperhatikan kembali karena dalam
pertumbuhan sektor perikanan dalam pengembangan PKWp Rancabuaya terdapat
pembangunan nasional. pusat kegiatan pendukung dalam lingkup
Selain itu disekitar kawasan Kabupaten Garut yaitu Pusat Kegiatan Lokal
Rancabuaya terdapat juga PPP Cilauteureun (PKL) Perkotaan Garut dan Pameungpeuk
serta PPI Jayanti yang sangat perlu untuk serta PKL Perdesaan Cikajang dan
dikembangkan mengingat adanya potensi Bungbulang.
perikanan tangkap di sana yangbelum

Page | 34
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

2. Kedudukan Kecamatan Caringin dalam Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang


Rencana Struktur Ruang Kabupaten Garut sudah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa
(RTRW) Barat adalah kawasan tertentu, salah satunya
RTRW Kabupaten Garut menetapkan adalah KSP Garut Selatan.Kecamatan
bahwa Kecamatan Caringin, Desa Purbayani Caringin merupakan salah satu kecamatan
(Rancabuaya) sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang termasuk kedalam lingkup KSP Garut
(PKW) dengan fungsi kota, yaitu : Selatan. Kriteria dari KSP Garut Selatan
a. Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran yaitukawasan yang potensial menimbulkan
skala provinsi atau beberapa masalah yang bersifat lintas kabupaten/kota,
kabupaten/kota. bersifat fisik lingkungan dan kebencanaan.
b. Pusat pelayanan sosial ekonomi skala Arahan penanganan KSP Garut Selatan
provinsi beberapa kabupaten kota. adalah :
c. Pusat pelayanan transportasi skala
provinsi/regional. a. Mengembangkan Kota Garut Selatan
secara terbatas sesuai daya dukung
3. Analisis Kedudukan Kecamatan Caringin lingkungan.
dalam Pola Ruang Regional b. Mengembangkan wisata IPTEK.

Kedudukan Kecamatan Caringin dalam 1. Kedudukan Kecamatan Caringin


Rencana Pola Ruang Kabupaten Garut dalam Kawasan Strategis Kabupaten
(RTRW) Garut (RTRW)
Kawasan strategis Kabupaten (KSK)
Kabupaten Garut berupa kawasan yang
memiliki nilai strategis ekonomi yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,
kawasan budidaya maupun lindung yang
memiliki nilai strategis sosial budaya dan
kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup.
Kedudukan Kecamatan Caringin dalam
Gambar 11 Kawasan Strateis Kabupaten diantaranya
Pola Ruang Kecamatan Caringin dalam sebagai berikut :
RTRW Kabupaten Garut A. Kawasan Perbatasan Bagian Barat (Caringin-
Sumber : RTRW Kabupaten Garut Cisewu-Talegong)
Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan
kawasan tertinggal di wilayah sekitarnya. Kawasan
Berdasarkan rencana pola ruang bagian barat yang berbatasan dengan Cianjur dan
Kabupaten Garut yang tertuang pada Gambar 2.4, Kabupaten Bandung meliputi wilayah Kecamatan
Kecamatan Caringin memiliki pola ruang yang Caringin, Cisewu dan Talegong.Kawasan ini
didominasi oleh kawasan hutan, pertanian dan memiliki banyak limitasi untuk pengembangan
perkebunan. Kawasan hutan yang mendominasi wilayahnya. Topografi yang curam dengan
yakni kawasan hutan lindung yang persebarannya kemiringan lereng rata-rata 25% hingga 40%
terdapat di Desa Sukarame. Sedangkan kawasan menyebabkan kawasan ini memiliki fungsi sebagai
pertanian terdapat di Desa Caringin, Desa Cimahi, kawasan lindung. Kondisi ini perlu strategi khusus
Desa Samudera Jaya, Desa Indralayang dan Desa dalam memacu pertumbuhan wilayahnya.
Purbayani. Terakhir, Kawasan Perkebunan Isu Penanganan :
diarahkan di Desa Caringin dan Desa Sukarame. 1. Sebagian besar memiliki fungsi sebagai
kawasan lindung. Kondisi ini perlu strategi
Analisis Kedudukan Kecamatan Caringin khusus dalam memacu pertumbuhan
dalam Kawasan Strategis Regional wilayahnya yang diharapkan dapat
Kedudukan Kecamatan Caringin dalam mempercepat pertumbuhan kawasan
Rencana Kawasan Strategis Provinsi Jawa tertinggal di sekitarnya.
Barat (RTRWP)

Page | 35
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

2. Mengantisipasi terhadap potensi ditunjukkan untuk mewadahi kegiatan


kerawanan terhadap konflik sosial. penduduknya. Kependudukan merupakan
B. Kawasan Koridor Jalan Lintas Jabar Selatan salah satu komponen yang penting dalam
merencanakan suatu peran kota maupun
Kawasan yang berpengaruh terhadap
wilayah. Dengan adanya kependudukan, maka
perkembangan wilayah koridornya termasuk
Kawasan Garut bagian Selatan dengan dukungan
perputaran arus barang dan arus uang akan
jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan menjadi lebih hidup. Hal ini juga yang
ekonomi.Meliputi Kecamatan Cibalong, menjadikan perkembangan kota atau wilayah
Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, Pakenjeng, menjadi lebih cepat. Proyeksi penduduk
Bungbulang dan Caringin. digunakan untuk memperkirakan jumlah
penduduk masa mendatang. Jumlah penduduk
Isu Penanganan :
1. Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas
proyeksi ini digunakan untuk merencanakan
penunjang kegiatan ekonomi. kebutuhan masyarakat Kecamatan Caringin,
2. Perlu sinergitas infrastruktur terutama untuk memenuhi kebutuhan fasilitas
3. Perlu sinergitas pembangunan antar dan utilitas. Hasil dari jumlah penduduk
wilayah. proyeksi dapat digunakan untuk
memperkirakan kondisi atau dampak di masa
a. Analisis Kependudukan
1. Laju pertumbuhan penduduk yang akan datang sehingga pemecahan
Pertumbuhan penduduk dapat permasalahan saat ini dan masa yang akan
memberikan gambaran kepada suatu wilayah datang bisa dipersiapkan. Untuk lebih jelasnya
akan perkembangan wilayah tersebut. mengenai analisis proyeksi penduduk dapat
Sehingga perlu diketahui pula presentase laju dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.
Tabel 17
pertumbuhan wilayah perencanaan selama 5 Proyeksi Penduduk
(lima) tahun yaitu sampai dengan tahun N Desa Jumlah Penduduk Proyeksi Penduduk
o
terakhir (2015). Dimana dari pertumbuhan 20 20 20 20 2015 2 20 20 20
11 12 13 14 0 25 30 35
tersebut maka dapat diproyeksikan jumlah 2
0
pertambahan penduduk guna menganalisa 1 Cimahi 3.0 3.3 3.3 3.3 3.722 4 4.8 5.4 6.1
jumlah fasilitas dan utilitas yang dibutuhkan 99 16 52 20
2
. 62 87 12

sampai dengan akhir tahun perencanaan yaitu 3


7
tahun 2035. Data pertumbuhan penduduk pada 2 Indrala
yang
4.1
26
4.1
60
4.2
60
4.2
39
4.500 4
.
5.0
35
5.4
49
5.8
62
masing-masing Desa di Kecamatan Caringin 6
2
pada tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel 3 Purbay 5.7 5.9 5.9 5.9 5.917
2
6 6.3 6.5 6.7
5.5 di bawah ini. ani 18 10 11 11
1
. 52 52 51

5
Tabel 16 3
Kepadatan Penduduk 4 Caringi 5.8 5.8 5.8 5.9 6.086 6 6.7 7.0 7.4
n 14 58 79 98 . 48 90 32
N Desa Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
o 4
0
201 201 201 201 2015 2 20 20 20 20 6
1 2 3 4 0 12 13 14 15
1 5 Sukara 7.5 8.0 8.1 7.9 7.726 8 8.1 8.2 8.4
1 Cimahi 3.0 3.3 3.3 3.3 3.722 1 0, 0, - 0, me 29 65 69 17 . 76 99 22
99 16 52 20 07 01 0, 12 0
01 5
2 Indralay 4.1 4.1 4.2 4.2 4.500 0, 0, 0, 0,
3
ang 26 60 60 39 01 02 00 06
6 Samud 3.8 4.0 4.0 4.0 3.943 4 4.2 4.3 4.4
3 Purbaya 5.7 5.9 5.9 5.9 5.917 0, 0, 0, 0, era 08 78 87 37 . 65 80 94
ni 18 10 11 11 03 00 00 00 Jaya 1
4 Caringi 5.8 5.8 5.8 5.9 6.086 0, 0, 0, 0, 5
n 14 58 79 98 01 00 02 01 1
Jumlah 30. 31. 31. 31. 31.894 3 35. 37. 39.
5 Sukara 7.5 8.0 8.1 7.9 7.726 0, 0, - -
09 38 65 42 3 43 25 07
me 29 65 69 17 07 01 0, 0,
03 02 4 7 8 2 . 9 6 4
6 Samude 3.8 4.0 4.0 4.0 3.943 0, 0, - - 6
ra Jaya 08 78 87 37 07 00 0, 0, 2
01 02 1
Jumlah 30. 31. 31. 31. 31.894 0, 0, - 0,
094 387 658 422 26 05 0,
04
15 Dari tahun ke tahun analisis proyeksi
2. Proyeksi Penduduk jumlah penduduk ini mengalami pertambahan
untuk tahun perencanaan 20 tahun kedepan untuk
Perencanaan suatu wilayah pada
mempersipkan dampak yang akan terjadi dengan
hakekatnya merupakan suatu upaya yang pertambahan jumlah penduduk tersebut

Page | 36
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

3. Kepadatan Penduduk Tabel 19


Kepadatan penduduk dapat Klasifikasi Kepadatan
Klasifikasi Kawasan Kepadatan
menunjukkan tingkat aktivitas suatu daerah. Kepadatan Penduduk
Rendah
< 150
Sedang
151-200
Tinggi
201-400
Sangat Padat
>400
Analisa mengenai distribusi dan kepadatan Reduksi Terhadap Kebutuhan Lahan
Jiwa/Ha jiwa/Ha jiwa/ha
15%
jiwa/Ha
30%

penduduk sangat diperlukan untuk (Maksimal) (Maksimal)

Sumber : Dokumen Petunjuk Perencanaan Kawasan


menciptakan pemerataan aktivitas sehingga Perumahan Kota.
populasi penduduk tidak membebani daerah Perkiraan kebutuhan permukiman di
tertentu saja. Adapun rumus kepadatan Kecamatan Caringin menggunakan
penduduk merupakan hasil pembagian antara pendekatan penyediaan perumahan
jumlah penduduk (jiwa) dengan luas berdasarkan jumlah penduduk di akhir tahun
Kecamatan Caringin (Ha). Distribusi dengan perbandingan penyediaan perumahan
penduduk juga dapat sebagai usaha untuk berdasarkan tipe kecil: sedang: besar adalah
mendukung pengembangan wilayah 1:2:3. Rumah tipe kecil dengan luas 90 m², tipe
Kecamatan Caringin pada tahun 2020 hingga sedang 180 m², dan tipe besar 360 m², dengan
tahun 2035 dapat diproyeksikan seperti pada asumsi 1 keluarga adalah 5 orang. Total
tabel dibawah. Dari hasil analisa didapatkan kebutuhan rumah di Kawasan Pusat
proyeksi pada 20 tahun yang akan dating. Pertumbuhan Rancabuaya pada akhir tahun
Kondisi Eksisting terakhir Kepadatan perencanaan sebanyak 6724 unit. Untuk
Penduduk yaitu pada tahun 2015 kawasan mengetahui lebih jelas perkiraan kebutuhan
Kecamatan Caringin untuk total keseluruhan permukiman tahun 2034 dapat dilihat pada
mencapai 16 jiwa/Ha. Untuk kepadatan Tabel berikut.
perdesa penduduk paling padat terdapat di desa Tabel 20
purbayani dan desa caringin yaitu 4 jiwa/Ha Analisis Kebutuhan Rumah di Kecamatan Caringin
Perumahan (Unit) Tahun
dan kepadatan terendah terdapat di desa 2034
Ruma
Samudera jaya yaitu 1 jiwa/Ha. Untuk lebih N
Pendud h Tipe Tipe
Total
Unit
Desa uk Tang Tipe A
B C
jelasnya dapat diliat pada tabel 5.16 berikut ini. o
(Jiwa) ga
Ruma
h
(KK)
Tabel 18 60% 30% 10%
Kepadatan Penduduk
Luas
Jumlah Penduduk Wilaya Kepadatan Penduduk (Per Ha) 1 Cimahi 4237 847.4 508.44 254 84.74 847
N h (Ha)
Desa
o 201 201 201 201 201 2011 20 20 20 20
1 2 3 4 5 12 13 14 15 2 Indralayang 4622 924.4 554.64 277 92.44 924
1230. 123.0
1 Cimahi 3.0 3.3 3.3 3.3 3.7 1.11 3 3 3 3 3
99 16 52 20 22 0 3 Purbayani 6153 6 738.36 369 6 1231
1281. 128.1
2 Indralay 4.1 4.1 4.2 4.2 4.5 2.38 2 2 2 2 2
ang 26 60 60 39 00 2
4 Caringin 6406 2 768.72 384 2 1281
1610. 161.0
3 Purbaya 5.7 5.9 5.9 5.9 5.9 1.52 4 4 4 4 4 5 Sukarame 8053 6 966.36 483 6 1611
ni 18 10 11 11 17 4
Samudera
4 Caringi 5.8 5.8 5.8 5.9 6.0 1.60 4 4 4 4 4 6 Jaya 4151 830.2 498.12 249 83.02 830
n 14 58 79 98 86 4
6724. 672.4
5 Sukara 7.5 8.0 8.1 7.9 7.7 3.51 2 2 2 2 2
Jumlah 33621 4 4034.64 2017 4 6724
me 29 65 69 17 26 6

6 Samude 3.8 4.0 4.0 4.0 3.9 3.39 1 1 1 1 1


ra Jaya 08 78 87 37 43 0 c. Analisis Kebutuhan Air Bersih
Jumlah 30.
094
33.
399
33.
671
33.
436
33.
909
13.5
26
16 16 16 16 16 Air bersih merupakan salah satu
kebutuhan utama masyarakat dimana air bersih
b. Analisis Kebutuhan Rumah di Kecamatan
ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
Caringin
Pembangunan perumahan merupakan hari. Kecamatan Caringin merupakan suatu
faktor penting dalam peningkatan harkat dan wilayah dengan masalah kesulitan air bersih
martabat, mutu kehidupan serta kesejahteraan pada sebagian wilayahnya. Hal ini
umum sehingga perlu dikembangkan secara mengartikan bahwa hampir keseluruhan
terpadu, terarah, terencana serta berkelanjutan wilayah Kecamatan Caringin belum terlayani
/ berkesinambungan. air bersih yang pada umumnya disediakan oleh
PDAM.
Berdasarkan permasalahan kesulitan air bersih
yang melanda pada sebagian wilayah di
Kecamatan Caringin, maka telah ditemukan

Page | 37
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

pula sumber air yang terletak di Desa


Sukarame dan mampu memenuhi kebutuhan
air di Kecamatan Caringin. Untuk mengetahui
kebutuhan air berdasarkan kondisi
penduduknya, maka dilakukan perhitungan
melalui rumus berikut :
1. Hitung kebutuhan air bersih dengan
mengkalikan jumlah jiwa yang akan
dilayani sesuai dengan tahun perencanaan
(P) dikali dengan kebutuhan air perorang
Gambar 12
perhari (q = 60 liter/jiwa/hari) dikali faktor
Prasarana Air Milik Masyarakat Kecamatan
hari maksismum (fmd = 1,05) Caringin
Q=Pxq
Qmd = Q x fmd Perlu diketahui juga, selain mengandalkan
2. Hitung kebutuhan total air bersih (Qt),
pelayanan dari PDAM terdapat pula
dengan faktor kehilangan air 20% dengan
persamaan :
masyarakat yang memiliki fasilitas
Qt = Qmd x 80/100 penampungan air pribadi (toren).
Berdasarkan perhitungan dengan d. Analisis Timbulan Limbah
menggunakan rumus diatas, maka kebutuhan Limbah merupakan hasil buangan dari
air di Kecamatan Caringin pada tahun 2020- setiap aktivitas yang dilakukan manusia.
2035 dapat dilihat pada Tabel 5.1 Limbah terus menerus muncul seiring dengan
Tabel 21 berlangsungnya kegiatan manusia. Untuk
Hasil Analisis Kebutuhan Air Bersih di Kecamatan mengetahui produksi limbah yang dihasilkan
Caringin, Tahun 2020-2035 oleh manusia perharinya, dapat dihitung
Total Kebutuhan Air Bersih Lt/detik melalui rumus berikut ini :
No Desa
2020 2025 2030 2035 1. Dihitung jumlah penduduk terlayani
1 Cimahi 5,10 5,85 6,6 7,36 pelayanan limbah (80% jumlah penduduk
2 Indralayang 5,56 6,06 6,56 7,06
3 Purbayani 7,41 7,65 7,89 8,13 tahun eksisting)
4 Caringin 7,71 8,12 8,53 8,95 2. Dari jumlah penduduk terlayani maka
5 Sukarame 9,69 9,84 9,99 10,14 dihitung volume limbah domestik dimana
6 Samudera Jaya 5 5,13 5,27 5,41
Rata-rata 6,75 7,11 7,47 7,84
produksi limbah/orang/hari adalah ± 7,69
m3/hari pada tahun 2035

Pada Tabel didapatkan kebutuhan air Berdasarkan rumus perhitungan volume


bersih pada masing-masing desa dimana timbunan sampah, maka didapat volume
kebutuhan tertinggi terdapat di Desa Sukarame limbah domestik di Kecamatan Caringin pada
dengan kebutuhan air bersih sebesar 10,14 tahun 2020-2035 pada Tabel 5.18
liter/detik pada tahun 2035 mengingat Desa Tabel 22
Sukarame memiliki jumlah penduduk tertinggi Hasil Analisis Volume Limbah Domestik di
dibandingkan dengan desa lainnya. Sedangkan Kecamatan Caringin,
Tahun 2020-2035
kebutuhan air terendah terdapat di Desa No Desa Timbulan Limbah (m3/hr)
Samudera Jaya yaitu sebesar 5,41 liter/detik 2020 2025 2030 2035
pada tahun 2035. 1 Cimahi 5,00 5,74 6,48 7,22
2 Indralayang 5,94 5,94 6,43 6,92
3 Purbayani 7,50 7,50 7,73 7,97
4 Caringin 7,97 7,97 8,37 8,77
5 Sukarame 9,65 9,65 9,80 9,94
6 Samudera Jaya 5,04 5,04 5,17 5,31
Rata-rata 6,85 6,97 7,33 7,69

Page | 38
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Berdasarkan rencana pada tabel diatas, didapat


bahwa timbulan sampah tertinggi muncul pada
penggunaan lahan dengan fungsi jasa dan
sarana pendidikan. Sedangkan timbulan
sampah terendah muncul pada penggunaan
lahan dengan fungsi perkantoran perdesaan.
f. Analisis Kebutuhan Listrik
Listrik adalah tenaga yang dibutuhkan
manusia guna mengoperasikan berbagai
fasilitas untuk menjalani kehidupannya.
Gambar 13 Kebutuhan listrik merupakan kebutuhan yang
Permasalahan Limbah di Kawasan Pantai Cidora penting dimana listrik dapat membantu
Desa Purbayani kehidupan manusia dalam hal pendidikan,
Sumber : Hasil Survey, 2013 ekonomi dan sebagainya. Dengan adanya
pemenuhan kebutuhan listrik maka dapat
Limbah adalah masalah yang terus menerus memperlihatkan perkembangan sebuah
terjadi bagi masyarakat. Permasalahan limbah wilayah. Asumsi kebutuhan listrik bagi
ini dapat dilihat di kawasan Pantai Cidora, masyarakat adalah 450 VA/orang/hari.
Desa Purbayani dimana limbah yang
Berdasarkan asumsi tersebut, maka kebutuhan
berserakan mengganggu pemandangan dan listrik bagi masyarakat di Kecamatan Caringin
keasrian pantai ini. Dalam mengatasi dapat dilihat pada Tabel 23
permasalahan limbah ini perlu dilakukan
pengelolaan yang baik supaya limbah dapat
terangkut pada tempat pembuangan akhir.
e. Analisis Timbulan Sampah
Sampah merupakan hasil pembuangan yang Tabel 23
pasti muncul dikarenakan kegiatan manusia pula Hasil Analisis Kebutuhan Listrik di Kecamatan
Caringin, Tahun 2020-2035
akan terus berlangsung. Sampah yang muncul No Desa Kebutuhan Daya (KVA)
setiap harinya berasal dari berbagai kegiatan. Hal
ini memunculkan suatu hal yang perlu diketahui 2020 2025 2030 2035
1 Cimahi 763 875 988 1.100
bahwa kegiatan yang berbeda akan menghasilkan
2 Indralayang 832 906 981 1.055
volume sampah yang berbeda pula. Berdasarkan
3 Purbayani 1.107 1.143 1.179 1.215
hal tersebut, timbulan sampah rata-rata adalah
sebesar 19,54 m3/hari. Berikut selengkapnya 4 Caringin 1.153 1.215 1.276 1.338
analisis timbulan sampah pada Kecamatan 5 Sukarame 1.450 1.472 1.494 1.516
Caringin. 6 Samudera Jaya 747 768 788 809
Tabel 22
Hasil Analisis Volume Limbah Domestik di Rata-rata 1.009 1.063 1.118 1.172
Kecamatan Caringin,
Tahun 2020-2035 Kebutuhan listrik terus meningkat
No Desa Timbulan Sampah m3/hari) setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya
2020 2025 2030 2035 jumlah penduduk pada masing-masing desa.
1 Cimahi 12,71 14,59 16,46 18,34 Kebutuhan tertinggi terdapat di Desa
2 Indralayang 13,86 15,11 15,93 17,59
Sukarame dengan kebutuhan listrik perhari
sebesar 1.516 KVA dan kebutuhan terendah
3 Purbayani 18,46 19,06 19,46 20,25
terdapat di Desa Samudera Jaya dengan
4 Caringin 19,22 20,24 20,93 22,30
kebutuhan listrik perhari sebesar 809 KVA.
5 Sukarame 24,16 24,53 24,78 25,27
Analisis jaringan prasarana jalan yang akan
6 Samudera Jaya 12,45 12,80 13,03 13,48 dipaparkan merupakan konsep yang menjadi
Rata-rata 16,81 17,72 18,43 19,54 ilustrasi dalam implementasi pengembangan
dari masing-masing prasarana.
g. Jaringan Prasarana Jalan

Page | 39
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

Jalan perumahan yang baik harus dapat Analisis Kemampuan Tumbuh dan
memberikan rasa aman dan nyaman bagi Berkembang
pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda
dan pengendara kendaraan bermotor.Selainitu Potensi dan Masalah Wilayah Perencanaan
harus didukung pula oleh ketersediaan Potensi dan permasalahan di Kecamatan
prasarana pendukung jalan, seperti Caringin dipaparkan berdasarkan hasil survey
perkerasanjalan, trotoar, drainase, lansekap, dan observasi. Potensi yang ada tentunya
rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain. mendukung pengembangan Kecamatan
Caringin sebagai PKWp di Kabupaten Garut.
Sedangkan permasalahan yang muncul perlu
menjadi perhatian agar tidak menjadi
hambatan pengembangan Kecamatan Caringin.
Potensi dan masalah di Kecamatan Caringin
dipaparkan melalui Gambar dibawah
Gambar 14 Kesimpulan
Deskripsi Bagian Bagian Jalan
Sumber : SNI-03-1733-2004 Berdasarkan hasil analisis kebutuhan
Prasarana dan analisis Kependudukan di
Rencana pengembangan jaringan jalan Kecamatan Caringin maka dapat disimpulkan
di Kecamatan Caringin ditetapkan berdasarkan bahwa strategi yang akan digunakan adalah
struktur ruang Kecamatan Caringin. Jalan yang sebagai berikut :
akan dikembangkan di Kecamatan Caringin 1. Strategi untuk meningkatkan keterkaitan
meliputi jalan lokal primer, jalan lokal antar kawasan pusat pertumbuhan
sekunder dan jalan lingkungan. Rancabuaya dengan daerah lainnya,
Pengembangan jalan ini harus disesuaikan meliputi:
dengan ketentuan geometri jalan yang a. Mengembangkan pusat pariwisata
ditentukan dalam standar nasional Indonesia. bahari;
b. Meningkatkan fungsi dan status jalan
antar pusat kawasan;
c. Menyediakan sarana dan prasarana
pendukung fungsi pusat kawasan;
2. Strategi untuk meningkatkan daya tarik
objek wisata di setiap satuan wilayah
pengembangan agar dapat bersaing dengan
objek wisata di daerah lain, meliputi:
a. Meningkatkan keterkaitan kawasan
pariwisata dengan pusat kawasan pusat
pertumbuhan Rancabuaya;
Gambar 15 b. Mengembangkan prasarana dan sarana
Potongan Jalan Menurut Klasifikasi pendukung kegiatan pariwisata;
Sumber : SNI-03-1733-2004 c. Mengembangkan pusat informasi dan
promosi pariwisata.
Berdasarkan potongan jalan pada gambar 3. Strategi untuk meningkatkan kualitas
didapat bahwa potongan jalan terbagi kedalam prasarana Kecamatan Caringin
bagian perkerasan, bahu jalan dan trotar. a. Pengembangan Jaringan Air Bersih
Setiap status jalan memiliki ukuran yang Penyediaan air bersih di Kecamatan
berbeda pada setiap potongannya. Hal ini Caringin untuk masa yang akan datang
menjadi dasar dalam pengembangan jalan di perlu ditingkatkan diantaranya
kawasan perkotaan meliputi kawasan pesisir meliputi perluasan atau penyebaran
perkotaan Kecamatan Caringin. sistem distribusi air minum terhadap

Page | 40
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1

kebutuhan pariwisata dan kebutuhan direncanakan). Jalan yang akan


penduduk di kawasan Kecamatan dikembangkan di Kecamatan Caringin
Caringin dengan memasang pipa-pipa meliputi jalan lokal primer, jalan lokal
sesuai dengan permintaan sehingga sekunder dan jalan lingkungan.
dapat menjangkau seluruh kawasan Dimana yang dilakukan
tersebut. Pengembangan saluran pengembangan peningkatan kualitas
b. Pembuangan (Limbah) jalan dari tiap desa ke pusat kecamatan
Untuk pembuangan air kotor dan air
hujan sebaiknya digunakan saluran Daftar Pustaka
terpisah dengan onsite-system, dimana Kabupaten Garut, 2000 RIPPDA Kabupaten
air limbah ditampung dalam septik Garut Tahun 2000 Tentang Rencana
tank, dimana penguraian terjadi dengan Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
cairannya diserap oleh tanah dan Kabupaten Garut
dibuang ke saluran pembuangan KEPPRES NO. 32 Tentang Kawasan Lindung
melalui sungai terdekat. Buangan air dan BudidayaRepublik Indonesia. 1990.
kotor dari rumah-ruah, fasilitas- UU No.9 Tahun 1990 Tentang
fasilitas pariwisata dan bangunan Kepariwisataan
lainnya menggunakan saluran tertutup
dan disalurkan pada saluran
sekunder/tersier serta ke sungai
terdekat.
c. Pengembangan jaringan listrik
Adapun penataan sistem jaringan
listrik ini antara lain : untuk gardu
distributor ditempatkan pada pusat
fasilitas, hal ini agar memudahkan
perbaikan apabila terjadi kerusakan
ataupun ada gangguan aliran listrik,
dan untuk tahun 2035 dibutuhkan daya
rata-rata tiap desanya 1.172 KVA,
untuk itu PLN Kabupaten garut harus
meningkatkan daya untuk kebutuhan
Kecamatan Caringin agar tidak terjadi
kesenjangan antar wilayah. Sistem
distribusinya menggunakan jaringan
kabel tanah, hal ini dilakuka agar tidak
mengganggu estetika kawasan. Pada
kondisi eksisting jaringan sudah
menjangkau di kawasan Kecamatan
Caringin. Sistem jaringan listrik dalam
pengembangannyadisesuaikan dengan
permintaan konsumen/penduduk
Kecamatan Caringin.
d. Pengembangan Jaringan Jalan
Pengembangan jaringan jalan
disesuaikan dengan pola jaringan jalan
yang sudah ada dan kecenderungan
perkembangan fisik kawasan
(Mengikuti Struktur Ruang Kawasan
Kecamatan Caringin yang

Page | 41

Anda mungkin juga menyukai