Infrastruktur
Infrastruktur
Dadan Mukhsin
1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
ABSTRAK
Infrastruktur menurut Grigg (Nurmadimah, 2012:19) adalah “semua fasilititas fisik yang
sering disebut dengan pekerjaan umum”. Menurut AGCA (associated General Conctractor of
America), mendefinisikan infraktruktur adalah semua aset berumur panjang yang dimiliki oleh
pemerintah setempat, pemerintah daerah maupun pusat dan utilitas yang dimiliki oleh para pengusaha
(Nurmadimah, 2012:20)
Maksud dan tujuan dari kegiatan pada penyusunan ini adalah menyusun strategi mengenai
pengembangan infrastruktur yang disediakan di Kecamatan Caringin yang terintegrasi dengan
pengembangan wilayah. Dalam penyusunan Strategi Pengembangan Infrastruktur Penunjang Wisata
di Kecamatan Caringin diharapkan menghasilkan suatu kegiatan perencanaan yang terarah, maka
perlu adanya panduan untuk menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai maksud dan
tujuan
Strategi untuk meningkatkan keterkaitan antar kawasan pusat pertumbuhan Rancabuaya
dengan daerah lainnya, meliputi: Mengembangkan pusat pariwisata bahari, Meningkatkan fungsi dan
status jalan antar pusat kawasan dan Menyediakan sarana dan prasarana pendukung fungsi pusat
kawasan.
Page | 20
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 21
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
jumlah wisatawan yang berkunjung selama hubungannya dengan lingkungan iklim dan
lima tahun terakhir (time series). tanah
Metode Regresi Linier Satuan = mm/hari atau m3/hari/ha atau lt/dt/ha
Y X.Y Cara Menghitung
Pt = a+b(x) a= b= 2
N X
Keterangan :
Q1 = H x A/T X 10.000
Pt+x = Jumlah Penduduk tahun
Q1 = kebutuhan air irigasi (lt/dt/ha)
proyeksi
H = ketebalan air/tinggi genangan (m/hari)
a dan b = konstanta
A = luas areal (ha)
y = Jumlah Penduduk
T = lama pemberian air (hari atau detik)
x = Indeks Tahun Proyeksi
N = Banyaknya tahun yang dihitung
Menghitung aksesibilitas dan sistem gravitasi
Metode Polinomial
dari tiap desa dengan memperhitungkan
Pt+x = a + b(x)
kualitas jalan, jarak antar desa, dan jumlah
Keterangan :
penduduk yang ada di Kecamatan Caringin
Pt+x = Jumlah Penduduk tahun
Rumus perhitungan Aksesibilitas =
proyeksi penduduk desa A x penduduk desa B
X = selisih tahun proyeksi dengan jarak antar desan
tahun dasar Rumus Perhitungan Gravitasi =
N = jumlah bilangan tahun penduduk desa A x penduduk desa B
9,8[ n ]
a+b = konstanta jarak antar desa
P X2 − x XP 𝑁 𝑋.𝑃− 𝑥 𝑃 Keterangan :
a= b=
NX2 − (x)2 𝑁 (𝑋)2 n = kualitas jalan
Analisis perkiraan kebutuhan air bersih ini Untuk memperkirakan kebutuhan listrik di
digunakan untuk mengetahui jumlah kebutuhan Kawasan Rancabuaya pada akhir tahun
masyarakat pemakai air, balk untuk kebutuhan perencanaan dihitung berdasarkan standar dan
domestik maupun kebutuhan non domestik dengan asumsi kebutuhan listrik di daerah perkotaan.
asumsi bahwa kebutuhan air bersih yang digunakan Perkiraan kebutuhan energi listrik
penduduk adalah 150 liter/hari. Adapun langkah- direncanakan dengan menggunakan beberapa
langkah dalam menghitung perkiraan kebutuhan air kriteria sebagai berikut :
bersih ini adalah : (Sumber : Jumlah Rumah Tangga dengan asumsi 1
Kebutuhan domestik (debit) Rumah Tangga/KK terdapat 5 orang
QD= Jumlah pemakai x standar Standar kebutuhan 1 rumah tangga 900 Watt
kebutuhan Rumus Proyeksi Kebutuhan Listrik :
Kebutuhan non domestik Sumber : Perhitungan Listrik,
QND = Jumlah Fasilitas x standar =
kebutuhan / unit penduduk
𝑥Standar Penggunaan Daya (watt) /
Kebutuhan harian rata-rata 5
Q R =Q D +Q ND rumah/kk (900 Watt)
Kehilangan air
QH = (40 %) X Q R Hasil dan Analisis
Kebutuhan total Produksi rata-rata
Secara umum pertimbangan-
Qprod = QD+ QND+QH pertimbangan dalam melakukan proyeksi
penduduk (termasuk didalamnya memilih
Kebutuhan air tanaman meliputi jumlah metode/metode proyeksi) kawasan
air yg digunakan untuk pemakaian konsumtif perencanaan antara lain:
(ET) dan air yg hilang melalui perkolasi. 1. Perkembangan jumlah penduduk
Kebutuhan air pada tingkat usaha tani biasa 2. Kepadatan penduduk
3. Ketersediaan lahan
disebut Agrohidrologi yaitu perhitungan
didasarkan pada data agroklimat, yaitu data
kebutuhan tanaman akan air dalam
Page | 22
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 23
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 24
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Gambar 7
Pengembangan Infrastruktur Transportasi
Page | 25
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 26
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 27
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 28
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 29
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 30
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Pengembangan ini sebaiknya terpadu dengan darinase pada jaringan jalan utama
pengembangan jaringan lainnya seperti air menggunakan saluran terbuka untuk
bersih, telepon dan mengikuti jaringan jalan, mengalirkan air hujan dari pasangan
selain tidak menimbulkan kesulitan dalam bata.Sedangkan jaringan drainase mikro
pengaturan jaringan listrik juga untuk (local) yaitu saluran drainase kota yang berada
menghindarkan pekerjaan yang tumpang pada jaringan jalan utama dan lingkungan.
tindih pada suatu lokasi yang sama, selain itu Pengembangan jaringan drainase
dimaksudkan untuk mengarahkan harus dilakukan secara menyeluruh yaitu harus
perkembangan kot melihat keterkaitan antara jaringan, juga antar
guna lahan, sehingga tercipta sistem drainase
4. Telekomunikasi kota terpadu. Selain itu juga disesuaikan
Telepon adalah suatu alat dengan pengembangan jaringan jalan yang ada.
telekomunikasi yang berfungsi untuk Pengembangan guna lahan perumahan
mengirim dan menerima informasi berupa maupun guna lahan terbangun lainnya harus
tanda, gambar, suara yang dipindahkan pula memperhatikan kesesuaian jaringan
melalui system kawat, optic, radio atau sistem drainase yang ada hingga tidak terjadi
elektromagnetik lainnya. Penyediaan jaringan terputusnya saluran drainase.
telepon menjadi sangat penting dengan Tujuan utama dibangunnya saluran drainase di
berbagai perkembangan yang ada di Kawasan Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya
Pusat Pertumbuhan Rancabuaya, seperti adalah untuk:
kegiatan perumahan, perdagangan dan fasilitas 1. Mengalirkan limpasan air hujan agar tidak
umum yang tentunya membutuhkan terjadi genangan air/ banjir, yaitu dengan
komunikasi yang terus meningkat. membuat jaringan drainase dengan kapasitas
Standar perencanaan telepon untuk rumah dan desain geometrik yang memadai atau
tangga di standarkan yaitu 1 unit SST, sesuai dengan kondisi alamnya.
melayani 100 jiwa, sambungan telepon umum 2. Menampung limpasan air hujan dalam bentuk
catchment area atau waduk dari sistem saluran
melayani 2.500 jiwa. Untuk lebih jelasnya
pembuangan air hujan untuk dijadikan sebagai
analisis untuk kebutuhan telekomunikasi dari sumber air baku secara komunal.
tahun 2014 sampai dengan 2034 dapat dilihat 3. Menampung air hujan dalam suatu tempat
dari tabel berikut. melalui upaya pembuatan sumur-sumur
Tabel 13 penampung air hujan di setiap rumah untuk
Proyeksi Kebutuhan Telekomunikasi di Kawasan dijadikan sebagai sumber air baku secara
Pusat Pertumbuhan
individu.
Rancabuaya Tahun 2013-2033
Tah Jumlah Perkiraan Sambungan Telepon 4. Mengantisipasi agar tidak terjadi banjir di
un Penduduk
Telepon Telepon Telepon
masa mendatang melalui pengembangan
Rumah Tangga Fasos Umum sistem jaringan drainase yang berhirarki,
(SST) Fasum (SST)
2014 227,415 11,371 355 91
terpadu dan saling terintegrasi antar kawasan
dan dengan sistem jaringan drainase kotanya.
2019 235,818 11,791 368 94
Page | 31
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
RUMAH
PIPA TALANG
TUTUP
4. Pengangkutan (transportation)
Pipa Talang
BAK
KONTROL
TROTOAR
JALAN
5. Pembuangan Akhir (disposal)
SALURAN
AIR HUJAN PIPA
Tutup Bak
Beberapa kriteria penting yang akan
PVC SALURAN
DRAINASE
SUMUR
RESAPAN
AIR HUJAN
Bak dari
Beton Kran Saringan Air
BATU / PUING
/ IJUK
dipertimbangkan untuk memperkirakan
Bertulang (Filter)
volume sampah di Kawasan Pusat
Pertumbuhan Rancabuayaadalah sebagai
Gambar 10 Contoh Fasilitas Pemanenan berikut :
Air Hujan di Kawasan Permukiman Pada Jumlah Rumah Tangga dengan asumsi
Kawasan 1 Rumah Tangga/KK terdapat 5 orang
Produksi sampah domestik 2,2
6. Persampahan lt/org/hari
Sampah adalah suatu bahan buangan
Produksi sampah non domestik 20%
yang tidak cair atau disebut juga limbah dari sampah domestik
padat. Limbah padat atau ½ padat berasal
dari berbagai aktivitas lingkungan Standar kebutuhan prasarana persampahan
masyarakat, baik dari masyarakat yang digunakan, yaitu :
permukiman, perdagangan, industri Gerobak Sampah : 2 m³
maupun dari masyarakat pertanian, dsb. Kontainer : 6 m³
Sampah terdiri dari bahan organik dan an- Transfer depo : 200 m³
organik, logam dan atau logam, dapat Arm Roll Truck : 6 m³
terbakar dan atau tidak terbakar.Sampah Perkiraan timbulan sampah domestik yang
bersumber dari daerah permukiman, daerah dihasilkan oleh penduduk Kawasan Pusat
perkantoran, daerah komersil, daerah Pertumbuhan Rancabuaya tahun 2014 yaitu
pariwisata, daerah pelayanan masyarakat sebesar 500.313 ltr/org/hari sedangkan pada
(sekolah, rumah sakit, tempat ibadah), akhir tahun perencanaan (2034) sebesar
tempat fasilitas umum (jalan, pertamanan, 581.048,60 ltr/org/hari. Untuk lebih jelasnya
riool dan WC umum). Bahan asal sampah mengenai perkiraan timbulan sampah dan
berasal dari tumbuh-tumbuhan, daging kebutuhan prasarana persampahan di Kawasan
hewan dan ikan, kotoran manusia dan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya dapat dilihat
hewan, bahan logam, bahan non logam, dll. pada tabel dibawah ini
Masalah persampahan di Kawasan
Pusat Pertumbuhan Rancabuaya sampai
saat ini belum menimbulkan persoalan
karena penduduk pada umumnya
membuang sampah ke tanah kosong dan
membakar sampah di pekarangan
rumahnya, tetapi meskipun demikian tetap
diperlukan suatu usaha untuk tetap menjaga
kebersihan dan keasrian kota, dengan
Page | 32
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Tabel 14
Proyeksi Timbulan Sampah
Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya Tahun Analisis Sistem Transportasi
2013-2033 1. Jalan
Ta Juml Jumlah timbulan Timbulan Total Total
hu ah KK sampah Sampah Timbulan Timbula Dalam mewujudkan prasarana
n Pend (1 KK = (2,2 Non- Sampah n
uduk 5 orng) ltr/orng/h Domestik (lt/org/hr) Sampah transportasi darat yang melalui jalan, harus
r) (20% dari (m3/hr)
domestik) terbentuk wujud jalan yang menyebabkan
20 227,4 45,483 500,313. 100,062.60 600,375.6 600.38
14 15 00 0 pelaku perjalanan baik orang maupun barang,
20 235,8 47,164 518,799. 103,759.92 622,559.5 622.56
19 18 60 2 selamat sampai di tujuan, dan dalam
20 244,7 48,943 538,375. 107,675.04 646,050.2 646.05
24 16 20 4 mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya
20
29
254,1
37
50,827 559,101.
40
111,820.28 670,921.6
8
670.92
dan lingkungan. Perjalanan harus dapat
20
34
264,1
13
52,823 581,048.
60
116,209.72 697,258.3
2
697.26 dilakukan secepat mungkin dengan biaya
Sumber : Hasil Analisis, perjalanan yang adil sehingga dapat dijangkau
oleh semua lapisan masyarakat. Jaringan jalan
Tabel 15 yang perlu dikembangkan di Kawasan
Proyeksi Kebutuhan Prasarana Sampah
Kawasan Pusat Pertumbuhan Rancabuaya Tahun Rancabuaya diantaranya :
2013-2033 Ruas jalan Lintas Selatan Jawa Barat;
Tahun Jumlah Gerobak Kontainer Ruas Arm
Transfer jalanRollRancabuaya-Talegong-Cisewu-
Truck
Penduduk Sampah Depo Pangalengan;
Dan Kontainer
2014 227,415 300 100 Jalan
3 alternative Caringin
100 – Cisewu;
2019 235,818 311 104 Ruas3 jalan Caringin –
104 Indralayang; dan
Ruas jalan yang
2024 244,716 323 108 3 108 berada di Kawasan
Rancabuaya.
2029 254,137 335 112 3 112
2034 264,113 349 116 2.3 Angkutan Umum 116
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017 Moda angkutan yang tersedia di
Menurut standar sistem pembuangan Kawasan Rancabuaya dalam menunjang
sampah terpadu, sampah-sampah rumah pergerakan barang dan orang terdiri dari moda
tangga disimpan di dalam bak sampah yang angkutan antara kota dan dan antar pedesaan.
terdapat pada masing-masing rumah, Jenis angkutan yang melayani pola pergerakan
kemudian dikumpulkan dengan menggunakan penduduk yaitu:
gerobak sampah ke Tempat Pembuangan Angkutan Kota yang melayani pola pergerakan
Sementara (TPS) yang kemudian diangkut penduduk yang akanmenuju dan keluar
untuk diteruskan ke Tempat Pembuangan wilayah perencanaan, rute angkutan umum
Akhir (TPA). Masing-masing TPS melayani yang ada menghubungkan wilayah
1.000 penduduk, sedangkan TPA melayani perencanaan dengan wilayah-wilayah
satu kota tergantung kapasitas TPA yang sekitarnya.
Angkutan Bak Terbuka, adalah jenis angkutan
disediakan.
yang melayani pergerakan antar desa dan antar
Untuk wilayah yang dipengaruhi oleh
kecamatan, adapun angkutan pedesesaan ini
kegiatan perkotaan, pengolahan sampah yang
melayani pergerakan ke Kecamatan dan antar
dapat dilakukan adalah dengan mengacu pada
desa di Kawasan Rancabuaya.
pengolahan sampah kota. Dimana pengolahan
Ojeg, yang melayani daerah-daerah yang
sampah kota yang sedang digalakkan oleh
belum terlayani angkutan umum, terutama
pemerintah adalah dengan menerapkan sistem
pada desa/kawasan-kawasan perumahan yang
pengolahan sampah terpadu Program 4R :
tidak terlintasi oleh rute angkutan umum.
pemanfaatan kembali, (Reuse), Pengurangan
3. Terminal
(Reduce), daur ulang (Recycle) dan pengurangan
jumlah sampah yang satu menjadi sampah lain
Fungsi utama terminal adalah
yang jumlahnya lebih sedikit/ kecil (Replace). penyediaan sarana masuk dan ke luar bagi
Sedangkan pengolahan sampah untuk wilayah obyek-obyek (penumpang atau barang) yang
yang dipengaruhi oleh kegiatan pedesaan, dapat akandigerakkan menuju atau dari subsistem
dilakukan dengan cara pengolahan sampah mandiri jaringan transportasi. Beberapa jenis terminal
dan produktif berbasis masyarakat. hanya memiliki satu fungsi yaitu bongkar dan
Page | 33
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 34
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 35
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
5
Tabel 16 3
Kepadatan Penduduk 4 Caringi 5.8 5.8 5.8 5.9 6.086 6 6.7 7.0 7.4
n 14 58 79 98 . 48 90 32
N Desa Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
o 4
0
201 201 201 201 2015 2 20 20 20 20 6
1 2 3 4 0 12 13 14 15
1 5 Sukara 7.5 8.0 8.1 7.9 7.726 8 8.1 8.2 8.4
1 Cimahi 3.0 3.3 3.3 3.3 3.722 1 0, 0, - 0, me 29 65 69 17 . 76 99 22
99 16 52 20 07 01 0, 12 0
01 5
2 Indralay 4.1 4.1 4.2 4.2 4.500 0, 0, 0, 0,
3
ang 26 60 60 39 01 02 00 06
6 Samud 3.8 4.0 4.0 4.0 3.943 4 4.2 4.3 4.4
3 Purbaya 5.7 5.9 5.9 5.9 5.917 0, 0, 0, 0, era 08 78 87 37 . 65 80 94
ni 18 10 11 11 03 00 00 00 Jaya 1
4 Caringi 5.8 5.8 5.8 5.9 6.086 0, 0, 0, 0, 5
n 14 58 79 98 01 00 02 01 1
Jumlah 30. 31. 31. 31. 31.894 3 35. 37. 39.
5 Sukara 7.5 8.0 8.1 7.9 7.726 0, 0, - -
09 38 65 42 3 43 25 07
me 29 65 69 17 07 01 0, 0,
03 02 4 7 8 2 . 9 6 4
6 Samude 3.8 4.0 4.0 4.0 3.943 0, 0, - - 6
ra Jaya 08 78 87 37 07 00 0, 0, 2
01 02 1
Jumlah 30. 31. 31. 31. 31.894 0, 0, - 0,
094 387 658 422 26 05 0,
04
15 Dari tahun ke tahun analisis proyeksi
2. Proyeksi Penduduk jumlah penduduk ini mengalami pertambahan
untuk tahun perencanaan 20 tahun kedepan untuk
Perencanaan suatu wilayah pada
mempersipkan dampak yang akan terjadi dengan
hakekatnya merupakan suatu upaya yang pertambahan jumlah penduduk tersebut
Page | 36
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 37
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 38
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 39
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Jalan perumahan yang baik harus dapat Analisis Kemampuan Tumbuh dan
memberikan rasa aman dan nyaman bagi Berkembang
pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda
dan pengendara kendaraan bermotor.Selainitu Potensi dan Masalah Wilayah Perencanaan
harus didukung pula oleh ketersediaan Potensi dan permasalahan di Kecamatan
prasarana pendukung jalan, seperti Caringin dipaparkan berdasarkan hasil survey
perkerasanjalan, trotoar, drainase, lansekap, dan observasi. Potensi yang ada tentunya
rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain. mendukung pengembangan Kecamatan
Caringin sebagai PKWp di Kabupaten Garut.
Sedangkan permasalahan yang muncul perlu
menjadi perhatian agar tidak menjadi
hambatan pengembangan Kecamatan Caringin.
Potensi dan masalah di Kecamatan Caringin
dipaparkan melalui Gambar dibawah
Gambar 14 Kesimpulan
Deskripsi Bagian Bagian Jalan
Sumber : SNI-03-1733-2004 Berdasarkan hasil analisis kebutuhan
Prasarana dan analisis Kependudukan di
Rencana pengembangan jaringan jalan Kecamatan Caringin maka dapat disimpulkan
di Kecamatan Caringin ditetapkan berdasarkan bahwa strategi yang akan digunakan adalah
struktur ruang Kecamatan Caringin. Jalan yang sebagai berikut :
akan dikembangkan di Kecamatan Caringin 1. Strategi untuk meningkatkan keterkaitan
meliputi jalan lokal primer, jalan lokal antar kawasan pusat pertumbuhan
sekunder dan jalan lingkungan. Rancabuaya dengan daerah lainnya,
Pengembangan jalan ini harus disesuaikan meliputi:
dengan ketentuan geometri jalan yang a. Mengembangkan pusat pariwisata
ditentukan dalam standar nasional Indonesia. bahari;
b. Meningkatkan fungsi dan status jalan
antar pusat kawasan;
c. Menyediakan sarana dan prasarana
pendukung fungsi pusat kawasan;
2. Strategi untuk meningkatkan daya tarik
objek wisata di setiap satuan wilayah
pengembangan agar dapat bersaing dengan
objek wisata di daerah lain, meliputi:
a. Meningkatkan keterkaitan kawasan
pariwisata dengan pusat kawasan pusat
pertumbuhan Rancabuaya;
Gambar 15 b. Mengembangkan prasarana dan sarana
Potongan Jalan Menurut Klasifikasi pendukung kegiatan pariwisata;
Sumber : SNI-03-1733-2004 c. Mengembangkan pusat informasi dan
promosi pariwisata.
Berdasarkan potongan jalan pada gambar 3. Strategi untuk meningkatkan kualitas
didapat bahwa potongan jalan terbagi kedalam prasarana Kecamatan Caringin
bagian perkerasan, bahu jalan dan trotar. a. Pengembangan Jaringan Air Bersih
Setiap status jalan memiliki ukuran yang Penyediaan air bersih di Kecamatan
berbeda pada setiap potongannya. Hal ini Caringin untuk masa yang akan datang
menjadi dasar dalam pengembangan jalan di perlu ditingkatkan diantaranya
kawasan perkotaan meliputi kawasan pesisir meliputi perluasan atau penyebaran
perkotaan Kecamatan Caringin. sistem distribusi air minum terhadap
Page | 40
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.15 No.1
Page | 41