Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara masalah kebijakan kesehatan di Indonesia, marilah kita menilik
periode awal orde baru yang dianggap periode yang memiliki program pembangunan
yang jelas, melalui program pembangunan yang dijabarkan melalui GBHN (Garis-
garis Besar Haluan Negara), kementrian kesehatan 1973-1978, yang pada masa itu
dipimpin oleh Prof. Dr. Gerith A. Siwabesy, berhasil memberantas penyakit cacar
yang meresahkan masyarakat, disamping keberhasilan program-program lainnya
seperti penaganan sanitasi, penanganan gizi buruk. Periode 1978-1983 yang dipimpin
oleh Dr. Soewardjono Soerjaningrat, kebijakan kesehatan Indonesia sudah
menancapkan sebuah pondasi yang kokoh dalam memperbaiki kebijakan kesehatan
dengan pertama kali Sistem Kesehatan Nasional (SKN) diterbitkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :99a/Men.Kes/SK/III/1982.
Era reformasi ketika masa pemerintahan B.J habibie sampai dengan sekarang,
perubahan-perubahan begitu cepat bergulir seiring dengan perubahan pucuk pimpinan
pemerintahan di Indonesia. Reformasi menghendaki sebuah perubahan yang
fundamental yang menginginkan pemerintahan yang bersih dan demokratis yang
menyangkut pada perubahan kebijakan, institusional dan perubahan system.
Perubahan kebijakan pemerintahan yang berdampak pada perubahan kebijakan
B. Tujuan
1. Menjabarkan kebijakan kesehatan dalam perspektif sosial budaya Indonesia yang
bernuansa Astagatra.
2. Menjabarkan kebijakan kesehatan dalam perspektif pertahanan dan keamanan
wilayah Indonesia yang mengacu pada Astagatra.
C. Perumusan masalah
- Hirarki/kedudukan, bahasa, gender, agama yang termaktub dalam Astagatra Sosial
Budaya menjadi hal penting untuk diperhatikan dalam merumuskan kebijakan
kesehatan., atau kebijakan kesehatan dapat merubah tatanan sosial budaya
masyarakat kearah positif maupun kearah negatif.
- Hubungan kerjasama bilateral, unilateral dan multilateral, kesepakatan global,
lintas batas wilayah, yang ada dalam Astagatra pertahanan dan keamanan menjadi
acuan dalam hal pemenuhan rasa keadilan dan pemerataan pelayanan kesehatan
yang harus dipertimbangkan untuk membuat rumusan kebijakan kesehatan.