Anda di halaman 1dari 8

BAB 21 AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Siklus Persediaan dan Pergudangan merupakan siklus yang unik berhubungan erat
dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki siklus
persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran. Sementara tenaga kerja
langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.

Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali
merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan meliputi:

 Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca.


 Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian
dan perhitungan fisik menjadi sulit.
 Sering kali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai item persediaan yang
berbeda seperti perhiasan, bahan kimia dan suku cadang elektronik.
 Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keusangan persediaan merupakan hal
yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
 Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk berbagai
bagian persediaan, yang dapat diterima menurut standar akuntansi.

FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT


Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.
Untuk bisnis ritel dan grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa
persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Contohnya, perusahaan manufaktur,
yang persediaannya meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk
digunakan dalam produksi, barang dalam proses, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual.

Pada gambar arus persediaan dan biaya tersebut setiap akun T bahan baku, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik untuk melihat bagaimana siklus persediaan dan pergudangan
berkaitan dengan siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.
Hubungan langsung dengan siklus penjualan dan penagihan akan terjadi pada titik di mana
barang jadi dilepaskan (dikreditkan) dan pembebanan dilakukan ke harga pokok penjualan.
Enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan yaitu:

1. Memeroses Pesanan Pembelian


Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan
apakah pembelian persediaan berupa bahan baku bagi perusahaan manufaktur atau
barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang
digunakan untuk meminta departemen pembelian agar memesan persediaan.
Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku
yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan
baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu.
2. Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi
dan pembayaran, melibatkan inspeksi (memeriksa) atas bahan yang diterima
menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat
laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran
dilakukan. Setelah diinspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan salinan
dokumen penerimaan, atau pemberitahuan atau noitifikasi elektronik mengenai
penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan dan
utang usaha.
3. Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan di ruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan
pesanan atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan
jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan file ini digunakan
untuk memperbarui file induk persediaan perpetual dan mencatat transfer dari akun
bahan baku ke akun barang dalam proses.
4. Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan brang jadi
yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen
pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan
jenis dan kuantitas yang akan diproduksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut
menunjukkan profitabilitas relative produk bagi perencanaan dan pengendalian
menejemen serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua
jenis system biaya utama yaitu, Sistem Biaya Pekerjaan yaitu biaya diakumulasikan oleh
setiap pekerjaan ketika bahan dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Sedangkan
Sistem Biaya Proses yaitu biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per
unit untuk setiap proses dibebankan ke produk yang melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari file induk, spreadsheet, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya beban, tenaga kerja, serta overhead berdasarkan pekerjaan
atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan.
5. Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan di ruang penyimpanan
menunggu dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik,
barang jadi disimpan dengan pengendalian fisik yang terpisah disuatu area dengan akses
terbatas. Pengendalian barang jadi sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus
penjualan dan penagihan.
6. Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari sikus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau asset
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran asset yang diperlukan untuk
memenuhi kriteria pengakuan pendapatan.
File Induk Persediaan Perpetual

Umumnya mencantumkan informasi tentang unit persediaan yang diakuisisi, dijual, dan
ada ditangan. Dalam system terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi
informasi mengenai biaya per unit .

Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbarui secara
otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.
Sebagai contoh, jika jumlah unit dan biaya per unit setiap akuisisi bahan baku
dimasukkan ke dalam system computer, informasi ini akan digunakan untuk
memperbarui file induk persediaan perpetual bersama dengan jurnal akuisisi dan file
induk utang usaha.
File induk persediaan perpetual barang jadi mencantumkan jenis informasi yang
sama seperti persediaan perpetual bahan baku, tetapi dianggap lebih kompleks jika
biaya dimasukkan bersama dengan unit barang. Biaya barang jadi meliputi bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur, yang sering kali mengharuskan alokasi
dan pencatatan yang terinci. Jika persediaan perpetual barang jadi meliputi biaya
perunit, catatan akuntansi biaya harus diintegrasikan ke dalam system computer.

BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN


Tujuan keseluruhan dari audit siklus persediaan dan pergudangan adalah menyediakan
assurance (meningktatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan) bahwa laporan
keuangan memperhitungkan secara wajar bahan baku, barang dalam proses, persediaan barang
jadi, dan harga pokok penjualan.
Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang
berbeda dalam siklus:

1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead


Bagian audit ini meliputi tiga fungsi yang mencakup pemrosesan pesanan
pembelian, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku.
Auditor akan memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi tersebut
dari kemudian melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi baik dalam siklus akuisisi dan pembayaran maupun siklus penggajian dan
personalia. Pengujian tersebut harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian
yang mempengaruhi akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur telah beroperasi secara
efektif, serta transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar.
2. Mentransfer Aset dan Biaya
Transferi internal persediaan meliputi memroses barang dan menyimpan barang
jadi. Klien memperhitungkan aktivitas tersebut dalam catatan akuntansi biaya, yang
independen dengan siklus lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan
dan pergudangan.
3. Mengirimkan Barang dan Mencatat Pendapatan serta Biaya
Fungsi ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, auditor harus
memahami dan menguji pengendalian internal terhadap pencatatan pengiriman sebagai
bagian dari audit siklus tersebut, termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan
pengkreditan ke persediaan yang dicatat dalam file induk persediaan perpetual.
4. Mengamati Persediaan Secara Fisik
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan
untuk menentukan apakah persediaan yang trecatat benar-benar ada pada tanggal
neraca dan dihitung secara benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti
yang penting yang digunakan untuk memverifikasi keberadaan dan perhitungan
persediaan.
5. Menetapkan Harga dan Mengkompilasi Persediaan
Prosedur audit yang digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut
sebagai pengujian harga. Selain itu, auditor juga harus melaksanakan pengujian
kompilasi persediaan, yang merupakan pengujian untuk memverifikasi apakah
perhitungan fisik telah diikhitisarkan secara benar, kuantitas dan harga persediaan telah
dikalikan dengan benar, dan persediaan yang dikalikan difooting secara benar pada
saldo persediaan buku besar umum yang sama.
Pengamatan fisik persediaan serta penetapan harga dan kompilasi persediaan itu
diaudit dengan menggunakan prosedur analitis dan pengujian atas rincian saldo. Untuk
pengujian atas rincian saldo auditor harus mempertimbangkan risiko bisnis dan inheren,
menetapkan materialitas kinerja persediaan, serta mengevaluasi hasil pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

AUDIT AKUNTANSI BIAYA


1. Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempengaruhi
persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga
produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan. Jadi pengendalian tersebut dapat
dibagi menjadi dua kategori yang luas:
1) Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses dan
persediaan barang jadi.
2) Pengendalian terhadap biaya terkait.

Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap asetnya


untuk mencegah kerugian akibat penyalahgunaan dan pencucian. Untuk melindungi
asset, sebagian besar perusahaan memusnahkan secara fisik dan membatasi akses ke
area penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi untuk
mengendalikan pergerakan persediaan. Dalam beberapa contoh, manajer menugaskan
penjagaan., persediaan kepada individu yang bertanggung jawab melindungi
persediaan.

2. Pengujian Akuntansi Biaya


Konsep untuk mengaudit akuntansi biaya persediaan tidak jauh berbeda dengan
yang dibahas untuk siklus transaksi lainnya: memahami pengendalian internal dalam
system akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian yang direncanakan, menentukan
luas pengujian pengendalian, serta merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Auditor sangat memperhatikan empat aspek akuntansi biaya berikut:
1) Pengendalian Fisik terhadap Persediaan
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi
serta pengajuan pertanyaan. Auditor dapat memeriksa area
penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah persediaan sudah
dilindungi dari pencurian dan penyalahgunaan dengan menggunakan
kunci atau ukuran keamanan lainnya, termasuk custodian persediaan.
Auditor dapat meminta custodian persediaan untuk menjelaskan tugas-
tugasnya yang terkait dengan mengawasi persediaan yang dimonitor
olehnya.
2) Dokumen dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan
Perhatian auditor terutama tertuju pada memverifikasi transfer
persediaan dari satu lokasi ke lokasi lainnya yang dicatat memang ada,
semua transfer actual sudah dicatat, dan kuantitas, deskripsi, serta
tanggal semua transfer yang dicatat sudah akurat.
Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor harus
memahami pengendalian internal klien untuk mencatat transfer sebelum
dapat melaksanakan pengujian yang relevan. Kedua auditor dapat
dengan mudah melaksanakan pengujian pengendalian atau pengujian
substantif atas transaksi dengan memeriksa dokumen serta catatan
untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan bagi transfer barang
dari ruang penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur.
3) File Induk Persediaan Perpetual
Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi
penetapan waktu dan luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika
file induk persediaan perpetual sudah akurat, auditor dapat menguji
persediaan fisik sebelum tanggal neraca. Auditor juga dapat mengurangi
pengujian atas perhitungan persediaan fisik apabila klien memiliki catatn
persedian perpetual yang dapat diandalkan dan menilai rendah risiko
pengendalian yang terkait degan observasi fisik persediaan.
Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan
memeriksa dokumentasi yang mendukung penambahan dan
pengurangan jumlah persediaan dalam file induk. Sebagai contoh, auditor
dapat memeriksa dokumen pendukung aktivitas persediaan yang
mencakup penambahan persediaan bahan baku yang diperlukan,
pengurangan persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam
produksi, dan penurunannya ketika barang jadi telah terjual.
4) Catatan Biaya per Unit
Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead manufaktur sangatlah penting untuk menyatakan secara wajar
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Agar data
biayanya akurat, klien harus mengintegrasikan catatan akuntansi
biayanya dengan catatan produksi dan akuntansi lainnya.
Ketika menguji catatan biaya persediaan, pertama auditor harus
memahami pengendalian internal dalam system akuntansi biaya.
Pemahaman ini dapat menghabiskan banyak waktu karena arus biaya
diintegrasikan dengan catatan akuntansi dalam tiga siklus lainnya: akuisisi
dan pembayaran, penggajian dan personalia, serta penjualan dan
penagihan.
PROSEDUR ANALITIS
Selain melaksanakan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun persediaan
dengan akun laporan keuangan lainnya, auditor sering kali juga menggunakan informasi non
keuangan untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan. Sebagai contoh,
auditor mungkin perlu mengetahui ukuran dan bobot produk persediaan, metode
penyimpanannya (tumpukan, tangki, dan lainnya), dan kapasitas fasilitas penyimpanan (meter
persegi yang tersedia) untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan
tempat penyimpanan persediaan yang tersedia. Setelah melaksanakan pengujian yang tepat
atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk merancang
serta melaksanakan pengujian atas rincian saldo persediaan akhir.

Anda mungkin juga menyukai