OLEH
TIM PENYUSUN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
1. Bentuk pohon
Dapat dibedakan dalam 5 kategori, yaitu :
a. Pohon/Tree c. Menjalar/Vine
b. Belukar/Shrub d. Palem/Palm,ferm
e. Rumput/Grass/Herb
2. Bentuk Akar
Dapat dibedakan dalam 6 kategori, yaitu :
a. Akar tunjang (Still-root)
3. Bentuk Daun
Unit, bentuk dan susunan dan ujung daun dalam buku ini meliputi:
a. Unit daun ada yang tunggal (simple) dan majemuk (compound)
Tunggal (simple)
Bersilangan/Alternate
Elips/Elliptical
Oval/Ovall
Memanjang/Cordate
Bulat/Rounded
1. Single (Tunggal)
2. Cyme (Kelompok/berbatas)
4. Spike (Bulir)
5. Raceme
6. Catkin
b. Letak Bunga
1. Axillary (diketiak/pangkal)
2. Terminal (ujung)
5. Buah
a. Silindris/Cillindrical
b. Bola/Ball
c. Kacang/Bean-like
MANGROVE
Mengunjungi stasiun mangrove yang telah ditentukan
Praktikan dibagi menjadi bebrapa kelompok – kelompok kecil,
kelompok bagian timur estuari dan kelompok barat estuari
Diamati jenis substrat dan kondisi lingkungan serta biota yang ada
Diidentifikasi genus & spesies setiap mangrove yang ditemui
Dokumentasikan setiap morfologi yang diidentifikasikan pada
mangrove
Diidentifikasi bagian mangrove secara keseluruhan dan bagian
bagiannya sesuai dengan tabel matriks identifikasi
Diukur keliling pohon mangrove
Catat hasil perhitungan dan identifikasi
HASIL
Nilai penting suatu jenis berkisar antara 0 dan 300. Nilai penting ini dapat
memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu jenis tumbuhan
mangrove dalam komunitas mangrove (Bengen, 2000). Adapun cara mencari nilai-nilai
tersebut di atas, disajikan dalam tabel :
Rumus
Kerapatan jenis 𝑛𝑖
𝐷𝑖 =
𝐴
Keterangan :
Di : Kerapatan jenis i (ind/ha)
ni : Jumlah total tegakan dari jenis i
A : Luas total area pengambilan sampel
Kerapatan Relatif Jenis Jumlah tegakan jenis i
RDi = X 100%
Jumlah tegakan seluruh jenis
Keterangan :
RDi : Kerapatan Relatif Jenis (%)
Frekuensi jenis Jumlah petak sampel (plot)ditemukan jenis i
Fi =
Jumlah total sampel yang diamati
Keterangan :
Fi : Frekuensi jenis
Kepadatan relatif :
Jumlah individu satu spesies
Kepadatan relatif = X 100
Total individu semua spesies
Dominan relatif :
𝑁 = ∑ 𝑁𝑖
𝑖=1
𝐻′
𝐸=
𝐻′ 𝑚𝑎𝑘𝑠.
Dimana: E = Indeks Keseragaman
H’ = Indeks Diversitas
H = ln s
𝐶 = ∑ 𝑃𝑖²
𝑖=1
3. Daun
Seperti semua tumbuhan monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal
yang terletak pada potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki bentuk
umum yang hampir sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk anatomi
yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Beberapa bentuk morfologi sangat
mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan
ligula. Contohnya adalah puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan
berserat, sedangkan C. Rotundata datar dan halus. Daun lamun terdiri dari dua bagian
yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru
tumbuh dan melindungi daun muda. Tetapi genus Halophila yang memiliki bentuk daun
petiolate tidak memiliki pelepah.
Thalassia hemprichii
Enhalus acoroides
Ciri khusus:
Ciri khusus:
Mirip Cymodocea rotundata, tapi
Berukuran paling besar (daun bisa
rhizoma beruas-ruas dan tebal
mencapai 1 meter)
Garis/bercak coklat pada helaian daun
Rambut pada rhizome
Daun lebih cenderung oval lonjong, Satu tangkai daun yang keluar dari
3. Kategori ketiga, ialah jenis bergerak yang hidup di perairan di bawah tajuk daun
berupa ikan, udang, dan cumi-cumi. Hewan-hewan yang bergerak cepat ini dibagi
lagi dalam sub kategori berdasarkan periode mereka tinggal di padang lamun :
a) penghuni tetap
b) penghuni musiman
4. Kategori keempat, ialah hewan – hewan yang hidup pada dan di dalam sedimen.
Semua jenis bentos, baik epi maupun infauna bentos termasuk dalam kelompok
ini.
LAMUN
Dibuat line transek sepanjang 30m kearah laut (Vertikal dari garis
pantai)
5 1
/2 - semua 50 – 100 75
4 1
/4 - ½ 25 – 50 37,5
3 1
/8 – ¼ 12,5 – 25 18,75
1
2 /16 - 1/8 6,25 - 12,5 9,38
Keterangan :
C = penutupan tiap spesies (%)
M = % nilai tengah kelas
f = frekuensi
F = asumsi penutupan maksimum
Acropora formosa
2 Acropora Bentuk
tabular mendatar
(ACT) seperti meja.
Acropora hyacinthus
3 Acropora Bentuk
encrusting menyerupai
(ACE) substrat.
Acropora cuneata
4 Acropora Percabangan
submassive bentuk
(ACS) gada/lempeng
dan kokoh.
Acropora palifera
Seriatopora hystrix
2 Massive Pertumbuhan
(CM) yang sama
kesegala arah
Porites lobata
3 Encrusting Tumbuh
(CE) menyerupai dasar
terumbu dengan
permukaan yang
kasar dan keras
Porites vaughani serta berlubang-
lubang kecil.
Fungia sp.
6 Submassive Bentuk kokoh
(CS) dengan tonjolan-
tonjolan kecil.
Stylophora pistillata
7 Millepora Terdapat warna
(CML) kuning diujung
koloni dan rasa
panas seperti
terbakar bila
Millepora sp. tersentuh.
8 Heliopora Memiliki rangka
(CHL) yang berwarna
biru.
Heliopora coerulea
Jaring makanan terdiri dari kelompok organisme yang berbeda yang disebut
tingkat trofik. Dalam contoh terumbu karang ini, ada produsen, konsumen, dan
dekomposer. Produser membentuk level trofik pertama. Produser, atau autotroph,
adalah organisme yang bisa menghasilkan energi dan nutrisi tersendiri, biasanya melalui
fotosintesis atau chemosynthesis. Konsumen adalah organisme yang bergantung pada
produsen atau konsumen lain untuk mendapatkan makanan, energi, dan gizi mereka.
Ada berbagai jenis konsumen. Konsumen orde pertama, atau konsumen primer,
biasanya adalah herbivora. Mereka makan produsen. Konsumen sekunder memangsa
konsumen primer. Mereka biasanya karnivora, tapi bisa juga omnivora. Konsumen
tersier adalah karnivora yang kebanyakan makan karnivora lainnya. Mereka memangsa
konsumen sekunder.
Hubungan predator-mangsa ini membentuk jaring makanan. Predator yang
berbeda makan berbagai jenis mangsa sampai predator teratas tercapai.. Detritivora dan
decompocers melengkapi siklus energi melalui rantai makanan. Detritivora adalah
organisme yang mengkonsumsi bahan organik mati. Dekomposer adalah organisme
yang memecah bahan organik mati dan mengembalikan nutrisi ke sedimen. Nutrisi ini
digunakan oleh produsen selama fotosintesis untuk menciptakan energi, sehingga
menyelesaikan siklus (National geographic, 2017).
Konsumen tingkat
Contoh 1 merupakan
: terumbu karang,konsumer herbivore
fitoplankton
Contoh : Zooplankton dan kerang
Terumbu Karang
Hasil
contoh perhitungan:
keterangan:
CB = bentuk penutupan karang a
CM = bentuk penutupan karang b
ACD = bentuk penutupan karang c
ACE = bentuk penutupan karang d
S = substrat (tidak ada penutupan karang)
Berdasarkan presentase tutupan lifeform diatas dapat ditentukan kualitas
tutupan karang hidup dengan pengolahan data sebagai berikut:
Masukkan data lifeform, panjang dan panjang true. Panjang true adalah total
panjang life form luasan yang tertutupi oleh line (roll meter).
Langkah terakhir yaitu mencari persentase tutupan karang, yaitu dengan hanya
menjumlahkan total persentase tutupan life form karang tanpa menyertakan
persentase substrat.
Dari data diatas dapat diperoleh persentase tutupan karangnya, yaitu sebesar
90,91%. Sehingga kondisi terumbu karang daerah tersebut dapat dikategorikan sangat
baik.