PROSEDUR Tanggal Terbit: RSUD Banyuasin OPERASIONAL (SPO)
dr. Hj. Emi Lidia Arlini, M.Si
NIP.19730313 200604 2 002 PENGERTIAN Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak. Dikenal dua bentuk hordeolum internum dan eksternum. Hordolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk : 1. Untuk menegakkan diagnose hordeolum 2. Untuk melakukan penatalaksanaan penyakit hordeolum KEBIJAKAN
1. Petugas melakukan anamnesa
Pasien datang dengan keluhan kelopak yang bengkak PROSEDUR disertai rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata. 2. Petugas melakukan Pemeriksaan Fisik Ditemukan kelopak mata bengkak, merha, dan nyeri pada perabaan. Nanah dapat keluar dari pangkal rambut (hordeolum eksternum). Apabila sudah terjadi abses dapat timbul undulasi. 3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak diperlukan. 4. Petugas merujuk pasien untuk pemeriksaan 5. Petugas menegakkan diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. 6. Petugas melakukan rencana penatalaksanaan pasien anemia defisiensi besi pada kehamilan Non Medikamentosa Edukasi pasien dan keluarganya untuk melakukan kompres hangat 4 – 6 kali sehari pada mata tertutup selama 15 menit setiap kalinya untuk membantu drainase. Selain itu, bersihkan kelopak mata dengan air mata ataupun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, memakai riasan pada mata, dan/atau memakai lensa kontak. Medikamentosa RSUD BANYUASIN SJl.Raya Palembang betung PENANGANAN HORDEOLUM KM 48 Seterio Kab. Banyuasin
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2 dari 2
a. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin
salep mata atau kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam. b. Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500 mg pada dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 4 kali sehari selama 3 hari.