Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan dapat

menimbulkan masalah-masalah yang dapat berakhir gagal napas. Masalah yang sering

ditemukan adalah Miokard Infark. dan masih banyak lagi ganguan pernapasaan.

Miokard infark adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan

(nekrosis) dalam region jantung yang mengurangi suplai darah adekuat karena penurunan

aliran darah koroner.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan Asuhan keperawatan pada

klien dengan Miokard Infark yang diharapkan akan mampu mengidentifikasikan

seluruh masalah yang terjadi sehubungan dengan Miokard Infark.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengkaji klien dengan masalah utama Miokard Infark

b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan

masalah utama Miokard Infark

c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan klien dengan

masalah Miokard Infark

1
d. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan

klien dengan masalah Miokard Infark

e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan klien dengan

masalah I Miokard Infark

C. METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu:

a. Metode kepustakaan

Metode penulisan dengan menggunakan beberapa literatur sebagai sumber.

b. Metode wawancara

Data diperoleh dengan wawancara langsung kepada klien dan perawat ruangan.

c. Metode observasi

Dengan mengobservasi langsung kepada klien dengan masalah utama

penyempitan kritis arteri koroner akibat arterosklerosis

D. SISTEMATIKA PENULISAN

a. Bab I : Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

b. Bab II : Tentang landasan teori yang memuat konsep dasar medis dan konsep

dasar keperawatan serta Intervensi keperawatan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

I. KONSEP DASAR MEDIS

1. Defenisi

Miokard infark adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami

kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengurangi suplai darah adekuat

karena penurunan aliran darah koroner. Ada dua jenis Miokard Infark yaitu:

- Miokard infark subendokardial

Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka

terhadap iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran

darah subendokardial yang relatif menurun dalam waktu lama sebagai akibat

perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisi-

kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia. Derajat nekrosis dapat

bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard, misalnya akibat

takikardia atau hipertrofi ventrikel. Walaupun pada mulanya gambaran klinis dapat

relatif ringan, kecenderungan iskemia dan infark lebih jauh merupakan ancaman

besar setelah pasien dipulangkan dari Rumah Sakit.

- Miokard infark transmural.

Pada lebih dari 90 % pasien miokard infark transmural berkaitan dengan

trombosis koroner. Trombosis seing terjadi di daerah yang mengalami

penyempitan arteriosklerotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan. Termasuk

3
disini misalnya perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan hematom

intramural, spasme yang umumnya terjadi di tempat aterosklerotik yang emboli

koroner. Miokard infark dapat terjadi walau pembuluh koroner normal, tetapi hal ini

amat jarang.

2. Etiologi

Penyebabnya dapat karena penyempitan kritis arteri koroner akibat

arterosklerosis atau oklusi arteri komplet akibat embolus atau trombus. Penurunan

aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan hemoragi. Pada setiap

kasus terdapat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard

3. Patifisiologi

Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat

supali darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab

penurunan suplai darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena

aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau trombus. Penurunan

aliran darah koroner juga bisa diakibatkan oleh syok atau perdarahan. Pada setiap

kasus ini selalu terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

jantung.

30 menit setelah terjadi sumbatan, perdarahan metabolik terjadi sebagai

akibat dari iskemia. Glikosis anaerob berperan dalam menyediakan energi untuk

menghasilkan laktase.Perubahan-perubahan pada elektro potensial membran, setelah

20 menit terjadi perubahan-perubahan seluler meliputi ruptur lisotum dan defek

struktural sarkolema yang menjadi ireversibel pada sentral zone infark. Zone iskemia

4
yang ada di sekitar area infark mungkin tersusun oleh sel-sel normal atau sel-sel

abnormal. Area iskemia ini dapat membalik apabila sirkulasi terpenuhi secara adekuat.

Tujuan terapi adalah memperbaiki area iskemia tersebut dan mencegah perluasan

sentral zone nekrosis.

Miokard infark mengganggu fungsi ventrikuler dan merupakan predisposisi

terhadap perubahan hemodinamik yang meliputi : Kemunduran kontraksi, penurunan

stroke volume, gerakan dinding abnormal, penurunan fraksi ejeksi peningkatan

ventrikuler kiri pada akhir sistole dan volume akhir diastole, dan peningkatan tekanan

akhir diastolik ventrikuler. Mekanisme kompensasi output cardial dan perfusi yang

mungkin meliputi stimulasi refleks simpatetik untuk meningkatkan kecepatan jantung,

vasokonstriksi, hipertrofi ventrikuler, serta retensi air tuntutan dengan miokardial. Tapi

direncanakan untuk mencukupi kebutuhan dengan dan menurunkan tuntutan terhadap

oksigen.

Proses penyembuhan miokard infark memerlukan waktu beberapa minggu.

Dalam waktu 24 jam terjadi udema seluler dan infiltrasi leukosit. Enzim-enzim jantung

dibebaskan menuju sel. Degradasi jaringan dan nekrosis terjadi pada hari kedua atau

ketiga. Pembentukan jaringan parut dimulai pada minggu ketiga sebagai jaringan

konektif fibrous yang menggantikan jaringan nekrotik, jaringan parut menetap

terbentuk dalam 6 minggu sampai 3 bulan.

Miokard infark paling sering terjadi pada ventrikel kiri dan dapat dinyatakan

sesuai area miokardium yang terkena. Apabila mengenai tiga sekat dinding

miokardium maka disebut infark transmural dan apabila hanya sebatas bagian dalam

5
miokardium disebut infark sebendokardial. Miokard infark juga dapat dinyatakan

sesuai dengan lokasinya pada jantung, yang secara umum dapat terjadi pada sisi

posterior, anterior, septal anterior, anterolateral, posteroinferior dan apical. Lokasi dan

luasan lesi menentukan sejauhmana kemunduran fungsi terjadi, komplikasi dan

penyembuhan.

4. Manifestasi Klinik

- Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus tidak mereda, biasanya diatas

region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.

- Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak dapat

tertahankan lagi.

- Nyeri ini sangat sakit, seperti ditusuk-tusuk yang dapat menjalar kebahu dan terus

ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).

- Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan

emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan

bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).

- Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

- Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening

atau kepala terasa melayang dan mual serta muntah.

- Pasien dengan diabetes mellitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena

neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor

(menumpulkan pengalaman nyeri)

6
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

5. Pengkajian

Tetapkan penatalaksanaan dasar untuk mendapatkan informasi tentang status

terakhir pasien sehingga semua penyimpangan yang terjadi dapat segera diketahui.

Termasuk riwayat nyeri dada, dispnea, palpitasi, pingsan atau berkeringat.

a. Riwayat Kesehatan

Pasien yang mengalami infark miokard (biasanya disebut serangan jantung)

memerlukan intervensi medis dan perawatan segera dan mungkin tibdakan

penyelamatan nyawa misalnya : pengurangan nyeri dada atau pencegahan

disritmia. Untuk pasien seperti ini, beberapa pertanyaan terpilih mengenai nyeri

dada dan gejala yang berhubungan (seperti napas pendek atau palpitasi), alergi

obat, dan riwayat merokok ditanyakan bersamaan dengan pengkajian kecepatan,

irama jantung, tekanan darah, dan pemasangan pipa infus.

Pertanyaan yang sesuai mencakup :

- Pernapasan

1. Pernahkah anda mengalami sesak napas ?

2. Kapan anda mengalami sesak napas ?

3. Bagaimana anda membuat napas anda menjadi lebih baik ?

4. Apa yang membuatnya menjadi lebih buruk ?

5. Berapa lama sesak napas tersebut mengganggu anda ?

6. Aktivitas penting apa yang anda hentikan akibat gangguan napas anda ?

7. Apakah anda menggunakan obat untuk memperbaiki pernapasan anda ?

7
8. Apakah obat yang anda minum mempengaruhi pernapasan anda ?

9. Kapan biasanya anda minum obat ?

- Sirkulasi

1. Gambarkan nyeri yang anda rasakan di dada.

2. Apakah nyeri menyebar ke lengan, leher, dagu atau punggung ?

3. Adakah sesuatu yang tampaknya menyebabkan nyeri ?

4. Berapa lama biasanya rasa nyeri berlangsung ?

5. Apa yang dapat meringankan rasa nyeri ?

6. Apakah anda mengalami penambahan atau pengurangan berat

badan akhir-akhir ini?

7. Apakah anda mengalami pembengkakan pada tangan, kaki atau

tungkai (atau pantat bila lama tidur) ?

8. Apakah anda pernah mengalami pusing atau rasa melayang ? Pada

situasi apa hal itu terjadi.

9. Apakah anda megalami perubahan pada tingkat energi anda ? tingkat

kelelahan ?

10. Apakah anda merasakan jantung anda berpacu, meloncat atau

berdenyut cepat ?

11. Apakah anda mengalami masalah dengan tekanan darah anda ?

12. Apakah anda mengalami sakit kepala ? Apa yang kemungkinan

menyebabkannya?

8
13. Apakah anda mengalami tangan atau kaki terasa sangat dingin ?

kapan biasanya terjadi ?

- Urinasi

1. Apakah jumlah haluaran urine anda normal ?

2. Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk ke toilet ?

berapa kali ? kapan anda mulai merasakannya ?

3. Apakah anda meminum diuretika ? Kapan anda meminumnya ?]

- Mental

1. Apakah jalan pikiran anda secepat biasanya ? sejelas sebelumnya ?

2. Apakah anda mudah tertawa atau menangis dari biasanya ?

3. Kapan anda mulai merasakan perubahan tersebut ?

4. Apakah anda meminum obat yang mungkin berpengaruh pada pikiran

anda ?

b. Pengkajian fisik.

Penting untuk mendeteksi komplikasi dan harus mencakup hal-hal berikut :

 Tingkat kesadaran.

 Nyeri dada (temuan klinik yang paling penting).

 Frekwensi dan irama jantung : Disritmia dapat menunjukkan tidak

mencukupinya oksigen ke dalam miokard.

 Bunyi jantung : S3 dapat menjadi tanda dini ancaman gagal jantung.

 Tekanan darah : Diukur untuk menentukan respons nyeri dan pengobatan,

perhatian tekanan nadi, yang mungkin akan menyempit setelah

9
serangan miokard infark, menandakan ketidakefektifan kontraksi

ventrikel.

 Nadi perifer : Kaji frekwensi, irama dan volume.

 Warna dan suhu kulit.

 Paru-paru : Auskultasi bidang paru pada interval yang teratur terhadap

tanda-tanda gagal ventrikel (bunyi krakles pada dasar paru).

 Fungsi gastrointestinal : Kaji motilitas usus, trombosis arteri mesenterika

merupakan potensial komplikasi yang fatal.

 Status volume cairan : Amati haluaran urine, periksa adanya edema,

adanya tanda dini syok kardiogenik merupakan hipotensi dengan oliguria.

c. Pengkajian Diagnostik

 Pemeriksaan Laboratorium.

 SGOT .

 Laktat dehidrogenase (Alfa-HBDH).

 Isoenzim CPK-MB (CK-MB)

 LDH

 Pemeriksaan diagnostik

 Echocardiogram.

 Elektrokardiografi.

 Pemeriksaan radioisotop.

10
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang sering terjadi/yang utama :

a. Nyeri dada yang berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner.

Tujuan : Nyeri dada hilang

Intervensi :

1. Kaji keluhan pasien mengenai nyeri dada, meliputi : lokasi, radiasi, durasi dan

factor yang mempengaruhinya.

Rasional : Data tersebut membantu menentukan penyebab dan efek nyeri dada

serta merupakan garis dasar untuk membandingkan gejala pasca terapi.

2. Berikan istirahat fisik dengan punggung ditinggikan atau dalam kursi kardiak.

Rasional : Untuk mengurangi rasa tidak nyaman serta dispnea dan istirahat fisik

juga dapat mengurangi konsumsi oksigen jantung.

3. Kolaborasi dengan tim medis pemberian :

 Obat vasodilator (NTG) dan antikoagulan.

 Terapi trombolitik.

 Preparat analgesik (Morfin Sulfat).

 Pemberian oksigen bersamaan dengan analgesic

Rasional : Untuk memulihkan otot jantung dan untuk memastikan

peredaan maksimum nyeri (inhalasi oksigen menurunkan nyeri yang

berkaitan dengan rendahnya tingkat oksigen yang bersirkulasi).

11
b. Resiko pola pernapasan tidak efektif yang berhubungan dengan kelebihan

cairan.

Tujuan : Tidak terjadi kesulitan pernapasan

Intervensi :

1. Kaji fungsi pernapasan.

Rasional : Untuk mendeteksi tanda dini komplikasi.

2. Berikan perhatian terhadap status volume cairan.

Rasional : Untuk mencegah kelebihan cairan pada paru dan jantung.

3. Berikan dorongan pada pasien untuk napas dalam dan mengubah posisi.

Rasional : Unutk mencegah pengumpulan cairan dalam dasar paru.

c. Resiko perfusi jaringan tidak adekuat yang berhubungan dengan

penurunan curah jantung.

Tujuan : Mempertahankan/mencapai perfusi jaringan yang adekuat.

Intervensi :

1. Kaji/periksa suhu kulit dan nadi perifer dengan sering

Rasional : Untuk menentukan perfusi jaringan yang adekuat.

2. Biarkan pasien di atas tempat tidur atau kursi istirahat.

Rasional : Unutk mengurangi kelebihan beban kerja jantung.

3. Kolaborasi dengan tim medis pemberian oksigen.

Rasional : Unutk memperbanyak suplai oksigen yang bersirkulasi.

12
d. Ansietas yang berhubungan dengan ketakutan akan kematian.

Tujuan : Penghilangan kecemasan.

Intervensi :

1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan keluarganya serta mekanisme koping

Rasional : Data tersebut memberikan informasi mengenai perasaan sehat

secara umum dan psikologis sehingga gejala pasca terapi dapat dibandingkan.

2. Kaji kebutuhan bimbingan spiritual.

Rasional : Jika pasien memerlukan dukungan keagamaan, konseling agama

akan membantu mengurangi kecemasan dan rasa takut.

3. Biarkan pasien dan keluarganya mengekspresikan kecemasan dan ketakutannya.

Rasional : Kecemasan yang tidak dapat dihilangkan (respons stress)

meningkatkan konsumsi oksigen jantung.

4. Manfaatkan waktu kunjungan yang fleksibel, yang memungkinkan kehadiran

keluarga untuk membantu mengurangi kecemasan pasien.

Rasional : Kehadiran dukungan anggota keluarga dapat mengurangi

kecemasan pasien maupun keluarga.

5. Dukung partisipasi aktif dalam program rehabilitasi jantung.

Rasional : Rehabilitasi jantung yang diresepkan dapat membantu

menghilangkan ketakutan akan kematian, dapat meningkatkan perasaan sehat.

13
6. Ajarkan tehnik pengurangan stress.

Rasional : Pengurangan stress dapat membantu mengurangi konsumsi

oksigen miokardium dan dapat meningkatkan perasaan sehat.

e. Resiko ketidakpatuhan dengan program perawatan diri yang berhubungan

dengan penolakan terhadap diagnosis miokard infark.

Tujuan : Mematuhi program asuhan kesehatan di rumah.

Intervensi :

1. Beri penjelasan mengenai proses penyakitnya.

Rasional : Penjelasan tersebut akan membantu klien untuk menerima

penyakitnya dan menguatkan kebutuhan menepati instruksi diit, latihan dan

aspek laindari regimen tindakan.

2. Beri penjelasan tentang diit terapeutik.

Rasional : Penjelasan dapat membantu memperbaiki kebutuhan terhadap

diit terapeutik serta peningkatan pemahaman.

3. Berikan informasi pada sumber komunitas, seperti : Asosiasi jantung

Amerika, kelompok bantuan mandiri, konseling dan kelompok rehabilitasi jantung.

Rasional : Sumber tersebut dapat memberikan dukungan, informasi tambahan,

dan bantuan tindak lanjut yang mungkin diperlukan pasien dan keluarganya.

14
PENYIMPANGAN KDM DAN PATOFISIOLOGI

INFARK MIOKARD

  
THROMBUS ATEROSKLEROSIS EMBOLI

Pembuluh Darah Koroner

Suplai darah tidak adekuat


 ke jantung 

ISKEMIA
  

CO menurun Kerusakan jaringan jantung/ NYERI

Nekrosis miokard 

  Ketakutan

Gangguan perfusi Penurunan kemampuan 

Jaringan pompa jantung CEMAS

  

Metabolisme  Terjadi transudat cairan Coping tidak efektif

Ke jar. Interstisium paru 

  Ketegangan penanganan

masalah

Intoleransi aktiftas Sesak Napas 


 Resiko tidak menjalankan

Napas tidak efektif program perawatan

15
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3,Hal : 1912-

1958, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2001.

16

Anda mungkin juga menyukai