Artikel
Oleh:
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
D3 KEPERAWATAN MALANG
Agustus 2019
A. Pengertian
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri
terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh
karena janin itu harus menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia di dalam
panggul. Diameter-diameter yang besar dari janin harus menyesuaikan dengan
diameter yang paling besar dari panggul ibu agar janin bisa masuk melalui panggul
untuk dilahirkan.
B. Proses Persalinan
1. Kala I : Pembukaan Serviks
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap
(10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a). Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap
Pembukaan kurang dari 4 cm
Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
Kontraksi muncul bervariasi dan dapat berkisar dari ringan
hingga kuat. Kontraksi ini muncuk secara tidak teratur
b). Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan
1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
Berdasarkan kurva friedman :
Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi
4cm
Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat dari 4 menjadi 9cm
Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
9cm menjadi 10cm / lengkap
C. Mekanisme Persalinan
1. Engagement
Terjadi ketika diameter terbesar dari presentasi bagian janin (biasanya
kepala) telah memasuki rongga panggul. Engagement telah terjadi ketika
bagian terendah janin telah memasuki station nol atau lebih rendah. Pada
nulipara, engagement sering terjadi sebelum awal persalinan. Namun, pada
multipara dan beberapa nulipara, engagement tidak terjadi sampai setelah
persalinan dimulai
Sinklitisme
Peristiwa yang terjadi adalah sinklitismus. Pada presentasi belakang
kepala, engagement berlangsung apabila diameter biparietal telah
melewati pintu atas panggul. Kepala paling sering masuk dengan sutura
sagitalis melintang. Ubun-ubun kecil kiri melintang merupakan posisi
yang paling sering kita temukan. Apabila diameter biparietal tersebut
sejajar dengan bidang panggul, kepala berada dalam sinklitisme.
Sutura sagitalis berada di tengah-tengah antara dinding panggul
bagian depan dan belakang. Engagement dengan sinklitisme terjadi bila
uterus tegak lurus terhadap pintu atas panggul dan panggulnya luas. Jika
keadaan tersebut tidak tercapai, kepala berada dalam keadaan
asinklitisme.
Asinklitisme
Asinklitisme anterior, menurut Naegele ialah arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula
terjadi asinklitismus posterior yang menurut Litzman ialah apabila
keadaan sebaliknya dari asinklitismus anterior.
Hodge
Hodge adalah garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa
jauh penurunan kepala janin pada panggul. yaitu bidang-bidang sepanjang
sumbu panggul yang sejajar dengan pintu atas panggul, untuk patokan
/ukuran kemajuan persalinan (penilaian penurunan presentasi).
a) Bidang Hodge I : adalah bidang pintu atas panggul, dengan batas tepi atas
simfisis
b) Bidang Hodge II : adalah bidang sejajar H-I setinggi tepi bawah simfisis
c) Bidang Hodge III : adalah bidang sejajar H-I setinggi spima ischiadica
d) Bidang Hodge IV : adalah bidang sejajar H-I setinggi ujung bawah os.
coccygis
2. Descent
Descent terjadi ketika bagian terbawah janin telah melewati
panggul. Descent/ penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari
cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus pada janin dan kontraksi
diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada saat persalinan,
dengan sumbu jalan lahir:
Sinklitismus yaitu ketika sutura sagitalis sejajar dengan sumbu jalan lahir
Asinklistismus anterior: Kepala janin mendekat ke arah promontorium
sehingga os parietalis lebih rendah.
Asinklistismus posterior: Kepala janin mendekat ke arah simfisis dan
tertahan oleh simfisis pubis
Proses Descent
3. Fleksi
Segera setelah bagian terbawah janin yang turun tertahan oleh serviks,
dinding panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi
dan dagu didekatkan ke arah dada janin. Fleksi ini disebabkan oleh:
Persendian leher, dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke
dada.
Letak leher bukan di garis tengah, tetapi ke arah tulang belakang
sehingga kekuatan his dapat menimbulkan fleksi kepala.
Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga dagu
lebih menempel pada tulang dada janin .
Kepala janin yang mencapai dasar panggul akan menerima tahanan
sehingga memaksa kepala janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi
untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui jalan lahir.
Gambar 18. Proses Fleksi
Gambar 21. Mekanisme persalinan untuk ubun-ubun kecil kiri lintang: (A).
Asinklitismus posterior pada tepi panggul diikuti fleksi lateral, menyebabkan (B)
asinklitismus anterior, (C) Engagement, (D) Rotasi dan ekstensi.
Sebab-sebab putaran paksi dalam yakni :
a. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian
terendah dari kepala
b. Bagian terendah kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit,
yaitu di sebelah depan atas tempat terdapatnya hiatus genitalis antara
antara musculus levator ani kiri dan kanan.
c. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anteroposterior
5. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah
simfisis pubis, kemudian kepala keluar mengikuti sumbu jalan lahir akibat
ekstensi.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis
pubis.
2. Presentasi Janin
Bagian terbawah janin adalah bagian tubuh janin yang berada paling
depan di dalam jalan lahir . Bagian terbawah janin menentukan presentasi.
Bagian terbawah janin dapat diraba melalui serviks pada pemeriksaan vagina.
Karena itu, pada letak memanjang, bagian terbawah janin adalah kepala janin
atau bokong, masing-masing membentuk presentasi kepala atau bokong.Jika
janin terletak pada sumbu panjang melintang, bahu merupakan bagian
terbawahnya. Jadi, presentasi bahu teraba melalui serviks pada perabaan
vagina.
a. Presentasi Kepala
Presentasi kepala diklasifikasikan berdasarkan hubungan kepala
dengan badan janin.
(1) Biasanya kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu
menempel pada dada. Pada keadaan ini , ubun-ubun kecil (fontanela
oksipitalis) merupakan bagian terbawah janin, disebut presentasi
puncak kepala (verteks) atau oksiput.
Gambar 1. Presentasi
Puncak kepala
Gambar 1. Presentasi Puncak kepala
(2) Leher janin juga dapat mengalami hiperekstensi sehingga oksiput
dan punggung saling menempel dan wajah menjadi bagian terdepan
di jalan lahir, disebut Presentasi muka.
(3) Kepala janin dapat mengambil suatu posisi di antara kedua keadaan
ini, pada beberapa kasus terjadi fleksi parsial dengan bagian
presentasi adalah fontanel anterior (ubun-ubun besar) atau bregma.
Disebut presentasi sinsiput.
(4) Dapat juga mengalami ekstensi parsial pada kasus lainnya, dengan
dahi sebagai bagian terbawah, disebut presentasi dahi. Ketika
persalinan maju, presentasi sinsiput atau dahi hampir selalu berubah
menjadi presentasi verteks atau muka karena masing-masing akan
mengalami fleksi atau ekstensi.
Gambar 4. Presentasi Dahi
b. Presentasi Bokong
Bila janin menunjukan presentasi bokong, terdapat tiga konfigurasi
umum yang dapat terjadi.
Apabila paha berada dalam posisi fleksi dan tungkai bawah ekstensi
di depan badan, hal ini disebut presentasi bokong murni (frank
breech).
Jika paha fleksi di abdomen dan tungkai bawah terletak di atas paha,
keadaan ini disebut presentasi bokong sempurna ( complete breech)
Bila salah satu atau kedua kaki, atau satu atau kedua lutut,
merupakan bagian terbawah, hal ini disebut presentasi bokong tidak
sempurna (incomplete breech) atau presentasi bokong kaki ( footling
breech).
4. Posisi Janin
Posisi janin adalah hubungan antara titik yang ditentukan sebagai acuan
pada bagian terbawah janin dengan sisi kanan atau kiri jalan lahir ibu. Karena
itu, pada setiap presentasi terdapat dua posisi kanan atau kiri. Oksiput, dagu
(mentum), dan sakrum janin masing-masing merupakan titik penentu pada
presentasi verteks, muka, dan bokong.
E. Tanda-Tanda Persalinan
F. Pembukaan Melahirkan
Pembukaan 1
Leher rahim (serviks) sudah terbuka sebesar 1 sentimeter. Pada fase ini, ibu
hamil mulai mengalami kontraksi yang ditandai dengan rasa mulas dan
nyeri di bagian punggung dan pinggang. Kepala janin juga sudah berada di
tempat yang tepat menuju jalan lahir. Namun, janin belum melakukan
pergerakan apapun untuk menembus jalan lahir. Itu sebabnya di fase ini ibu
masih bisa beraktivitas ringan di rumah sambil memantau pergerakan janin
serta kontraksi rahim.
Pembukaan 2
Meskipun di fase ini serviks sudah terbuka sebesar 2 sentimeter, posisi
janin masih sama dengan fase pembukaan 1. Umumnya, fase ini akan
berlangsung selama 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam
untuk kehamilan berikutnya. Beberapa hal yang ibu hamil rasakan pada fase
ini adalah rasa mulas, perut kram, mual, kembung, nyeri punggung, hingga
gangguan pada sistem pencernaan. Itu sebabnya di fase ini ibu dianjurkan
untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat dan perbanyak minum air
putih supaya pencernaan tetap berjalan lancar.
Pembukaan 3
Di fase ini, serviks sudah terbuka sebesar 3 sentimeter. Meski gerakan
janin belum signifikan, kepala janin mulai bergerak untuk masuk ke area
tulang panggul. Itu sebabnya di tahap ini ibu hamil akan merasakan
kontraksi yang lebih kuat sehingga menimbulkan rasa sakit yang tak
tertahankan. Karena kontraksi sudah mulai terasa kuat, ibu hamil dianjurkan
untuk menuju rumah bersalin untuk mendapatkan pantauan dan penanganan
yang tepat dari dokter.
Pembukaan 4
Serviks sudah terbuka sebesar 4 sentimeter. Kontraksi yang dialami juga
akan semakin kuat dan semakin mendorong bayi untuk menyeruak masuk
ke dalam serviks. Akibatnya, serviks akan menjadi lebih tipis dan lebih
lebar. Fase ini juga ditandai dengan pecahnya air ketuban, sehingga semakin
memudahkan janin untuk menembus jalan lahir.
Pembukaan 5
Serviks sudah terbuka sebesar 5 sentimeter. Kontraksi yang dialami
akan semakin menguat dengan frekuensi yang semakin rapat, yaitu
berlangsung 2-5 menit dengan jeda antar kontraksi 30 menit–1 jam. Pada
fase ini, kepala janin sudah berada di bagian tulang panggul dan sudah
dalam posisi melintang. Bagi ibu yang belum mengalami ketuban pecah
pada pembukaan 4 mungkin akan mengalaminya di pembukaan 5 atau
pembukaan 6.
Pembukaan 6
Serviks sudah terbuka sebesar 6 sentimeter. Kontraksi juga akan
semakin kuat dan berlangsung selama 1-1,5 menit dengan jeda waktu antar
kontraksi 3-5 menit. Pada fase ini, kepala janin telah sepenuhnya berada di
dalam tulang panggul dan diameter kepala bayi yang terlebar telah melewati
pinggir tulang panggul.
Pembukaan 7
Serviks sudah terbuka sebesar 7 sentimeter. Frekuensi kontraksi juga
semakin rapat dengan intensitas yang kuat. Oleh karena itu, di fase ini ibu
hamil perlu mengatur napas untuk relaksasi, yaitu dengan mengambil napas
dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
Pembukaan 8
Serviks sudah terbuka sebesar 8 sentimeter. Di fase ini, ibu hamil akan
merasakan tekanan yang sangat kuat di bagian bawah punggung dan anus.
Akibatnya, ibu akan merasakan panas di sekujur tubuh dan mulai muncul
keringat dingin. Ibu hamil juga akan merasa kelelahan karena kontraksi
yang kuat dan munculnya rasa kantuk akibat oksigen di dalam kepala lebih
terfokus pada daerah persalinan. Karena itu, ibu hamil memerlukan
dukungan dari suami dan keluarga agar ia tetap sadarkan diri dan semangat
melalui proses persalinan.
Pembukaan 9
Di fase ini, ibu hamil akan merasakan rasa mulas dan dorongan yang
sangat kuat untuk mengejan. Ini karena serviks sudah terbuka sebesar 9
sentimeter dan ada tekanan yang sangat kuat di bagian perut bawah. Namun,
di fase ini ibu tidak dianjurkan untuk mengejan agar tidak “mengganggu”
pembukaan 10 nantinya. Ibu lebih dianjurkan untuk mengambil napas
dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sambil menunggu
pembukaan sempurna.
Pembukaan 10
Pembukaan 10 merupakan pembukaan sempurna karena serviks sudah
terbuka sebesar 10 sentimeter. Kontraksi di bagian otot-otot panggul akan
semakin kuat terasa, sehingga membuat ibu hamil refleks untuk mengejan.
Bagian anus, vulva, dan perineum (area di antara lubang miss V dan lubang
dubur) sudah terbuka cukup lebar sehingga kepala bayi sudah mulai terlihat.
Karena ibu hamil mengejan, kepala janin akan semakin menekan dan
merobek bagian perineum. Untuk memudahkan jalan lahir, tidak jarang
bagian perineum digunting meski sebenarnya bagian tersebut sangat elastis.