Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA

NOMOR : 106.1/I-PER/DIR/I/2018

TENTANG

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA,

Menimbang : a. bahwa, hak serta kewajiban pasien dan keluarga merupakan


elemen dasar dari semua interaksi di rumah sakit, staf rumah
sakit, pasien, dan keluarga;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud alam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Rumah Sakit;

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang– Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
436/MENKES/SK/VI/1993 tentang berlakunya Standart
Pelayanan Rumah Sakit dan Standart Pelayanan Medis di
Indonesia;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1226/MENKES/SK/XII/2009 Tentang Pedoman Penatalaksanaan
Pelayanan Terpadu Korban Kekerasaan Terhadap Perempuan
dan Anak di Rumah Sakit.
6. Keputusan Direktur Perseroan Terbatas Disa Prima Medika
Nomor 019/DPM/I-KEP/DIR/XII/2017 tentang Struktur Organisasi
Dan Tata Kerja Rumah Sakit Prima Husada;
7. Keputusan Direktur Perseroan Terbatas Disa Prima Medika
Nomor 020/DPM/I-KEP/DIR/XII/2017 tentang Pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Prima Husada;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA


TENTANG PEDOMAN HAK PASIEN DAN KELUARGA.

Pasal 1
Hak Pasien Dan Keluarga

(1) Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang hak dan kewajiban


pasien dan keluarga
(2) Rumah sakit memahami hak serta kewajiban pasien dan keluarga
sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Rumah sakit menghormati hak serta kewajiban pasien dan dalam
kondisi tertentu terhadap keluarga pasien bahwa pasien memiliki
hak untuk menentukan informasi apa saja yang dapat disampaikan
pada keluarga dan pihak lain;
(4) Rumah sakit mengadakan pelatihan tentang hak dan kewajiban
pasien dan kelurga juga dapat menjelaskan tanggung jawabnya
1
melindungi hak pasien;
(5) Informasi hak serta kewajiban pasien diberikan tertulis kepada
pasien, terpampang atau tersedia sepanjang waktu;
(6) Rumah Sakit menetapkan proses pemberian informasi hak dan
kewajiban pasien jika komunikasi tidak efektif atau tidak tepat.

Pasal 2
Pelayanan Kerohanian

(1) Rumah sakit melakukan identifikasi, memberikan asuhan dan


merespon permitaan yang berkaitan dengan bimbingan
kerohanian dengan menghargai agama, keryakina dan nilai nilai
pribadi pasien;
(2) Pemberian asuhan dengan cara menghormati agama, keyakinan,
dan nilai nilai pribadi pasien dilakukan oleh Profesi Pemberian
Asuhan ( PPA);
(3) Permintaan rutin, termasuk permintaan kompleks terkait dukungan
agama atau bimbingan kerokhanian. Rumah Sakit Prima Husada
bekerja sama dengan kementrian agama kabupaten malang;

Pasal 3
Kebutuhan Privasi

(1) Staf Rumah Sakit menjaga tentang kewajiban simpan rahasia


pasien dan menghormati kebutuhan privasi pasien; .
(2) Bukti pasien diberitahu bahwa segala informasi tentang
kesehatan pasien adalah rahasia dan kerahasiaan itu privasinya
yang tertuang di informasi diagnose;
(3) Pemberian informasi kondisi pasien di setiap perubahan
dilakukan oleh Dokter Penangung Jawab Pasien ( DPJP);
(4) Pelepasan informasi yang tidak tercakup dalam peraturan
perundang-undangan diminta persetujuan kepada pasien;.
(5) Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan
pasien;
(6) Identifikasi harapan dan kebutuhan privasi selama pelayanan dan
pengobatan dilakukan oleh staf rumah sakit;
(7) Keinginan akan kebutuhan pasien untuk privasi dihormati saat
wawancara klinis,

Pasal 4
Perlindungan Harta Milik

(1) Rumah Sakit memnpunyai regulasi tentang penyimpanan barang


milik pasien yang dititipkan dan barang milik pasien karena
pasiennya tidak dapat menjaga harta miliknya. Rumah sakit
memastikan barang tersebut aman dan menetapkan tingkat
tanggung jawabnya atas barang milik pasien tersebut..
(2) Rumah sakit memberikan informasi tentang tangumng jawan
rumah sakit dalam menjaga barang milik pasien;

2
Pasal 5
Kekerasan Fisik Dan Kelompok Berisiko

Rumah Sakit mempunyai untuk melakukan identifikasi populasi


pasien yang rentan terhadap risiko kekerasaan dan melindungi
semua pasien dari kekerasaan;

Pasal 6
Peraturan direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Malang
Pada tanggal 21 Januari 2018
Direktur Rumah Sakit Prima Husada,

dr. Lovi Krissadi Endari

3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT
PRIMA HUSADA
NOMOR 175/I-PER/DIR/II/2018
TENTANG PANDUAN HAK PASIEN
DAN KELUARGA

BAB I

DEFINISI

Arti Hak ada bermacam-macam diantaranya :


1. Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang
telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.
2. Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung pada kita sendiri.
3. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan , moralitas dan legalitas. Arti hak yang
terakhir yang dipakai pada panduan ini.
a. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik
dalam keadaan sehat maupun sakit. Pasien juga merupakan konsumen
bagi sebuah rumah sakit yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan professional. Selain itu juga pasien berhak
mendapatkan perlindungan atas pelayanan yang diterimanya dari petugas
kesehatan. Pasien juga memiliki kewajiban untuk mentaati segala aturan
yang diberlakukan rumah sakit.
b. Keluarga
1) Keluarga pasien merupakan orang terdekat bagi pasien yang selalu
mendampingi pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Sehingga keluarga pasien berhak
mendapatkan informasi atas pelayanan yang diberikan rumah sakit
kepada pasien tersebut.
2) Yang dimaksud Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau
ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau
pengampunya.
c. Hak Pasien dan Keluarga adalah sesuatu yang harus diperoleh oleh setiap
pasien dan keluarga yang ada di rumah sakit maupun tempat pelayanan
kesehatan lainnya yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
d. Kewajiban Pasien adalah suatu bentuk keharusan yang harus dipenuhi
oleh pasien yang berada di tempat pelayanan kesehatan baik berupa tata
tertib administrasi, serta prosedur tahapan untuk menerima pelayanan
yang telah ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit tempat pelayanan
kesehatan lainnya.
e. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kewenangan dan ijin
sebagaimana mestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan
khusus,memeriksa dan pengobatan penyakit dan dilakukan menurut aturan
pelayanan kesehatan.
f. Perawat merupakan seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan keperawatan baik didalam maupun di luar negeri yang diakui
pemerintah Republik Indonesia,Teregistrasi dan diberi kewenangan untuk

4
melaksanakan praktek Keperawatan sesuai peraturan perundang-
undangan.
g. Petugas Kesehatan Lain adalah semua petugas kesehatan yang tidak
termasuk dokter dan perawat yang mempunyai ijasah pendidikan
kesehatan serta terlibat dalam memberikan pelayanan selama pasien
berobat di rumah sakit.
h. Rumah Sakit adalah institusi yang memberikan pelayanan kesehatan bagi
pasien yang membutuhkan pengobatan.

5
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan hak pasien dan keluraga meliputi:


1. Rekam Medis ( Bagian Pendaftran)
2. IGD
3. Rawat Inap
4. Keluarga pasien
5. Pengunjung

6
BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Hak Pasien dan Keluarga

A. Hak Dan Pasien Dan Keluarga Menurut Undang-Undang


Menurut undang undang no 44 Tahun 2009 Rumah Sakit Prima Husada
menghormati hak dan kewajiban pasien antara lain :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit .
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi , adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standart profesi
.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisiensi sehingga pasien terhidar dari
kerugian fisik dan materi.
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengna keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk data –
data medisnya.
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara medis , tujuan
tindakan medis, alteernatif tindkan, risiko, dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan yang di lakukan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan di lakukan
oleh tenagan kesehatan terhadap penyakit yang dideritannya.
12. Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak menganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di rumah
sakit.
15. Mengajukan usul , saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya.
16. Menolak layanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang di anutnya.
17. Menggugat dan /atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit di duga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standart baik secara
perdata ataupun pidana.
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standart
pelayanan media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.

B. Kewajiban pasien dan keluarga (permenkes no 4 tahun 2014) adalah sebagai


berikut :
1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
7
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya

6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di


rumah sakit dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

C. Tata Laksana Dari Panduan Hak Pasien Dan Keluarga


1. Karyawan Bagian Informasi dan Tempat Penerimaan Pasien
a. Berikan informasi mengenai hak dan kewajiban pasien selama pasien
mendapat pelayanan kesehatan yang tercantum di dokumen rekam
medis;
b. Materi yang dijelaskan tentang Hak pasien dan kewajiban secara tertulis
dan atau menggunkan banner;
c. Penjelasan tentang tata tertib dan peraturan rumah sakit.
d. Penjelasan tentang persetujuan umum rumah sakit.
e. Layani pasien dan keluarga dengan baik, manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
f. Menerima dan menganggapi keluhan pasien sesuai standar.
2. Karyawan Bagian Umum
a. Hormati hak pasien selama pasien mendapat pelayanan kesehatan di
rumah sakit.
b. Melayani pasien dengan baik, manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
3. Perawat atau Bidan di Instalasi Rawat Jalan maupun Instalasi Rawat Inap
a. Kepala instalasi mensosialisasikan dan mendidik karyawan tentang hak
pasien.
b. Perawat instalasi wajib menjelaskan tentang hak pasien dan keluarga
pada saat penerimaan pasien baru.
c. Berikan pelayanan kesehatan dan perawatan dengan baik, manusiawi,
adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
d. Melibatkan pasien atau keluarga dalam proses keperawatan.
e. Hormati privasi pasien selama mendapat asuhan pelayanan kesehatan.
f. Hormati nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dianut pasien.
g. Pasien atau keluarga diberi kesempatan untuk membuat keputusan
terhadap pelayanan kesehatan dan perawatan yang diterima tanpa
paksaan dari pihak manapun.
h. Karyawan menerima dan menanggapi setiap keluhan yang diajukan
oleh pasien atau keluarga sesuai dengan prosedur.
4. Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, dan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan
a. Dokter memahami, menghormati, dan menghargai hak pasien.
b. Berikan pelayanan kesehatan dengan baik, manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi.
c. Berikan informasi yang jelas tentang penyakit yang diderita, rencana
pengobatan, rencana tindakan kedokteran yang akan dilakukan,
8
kemungkinan penyulit, dan komplikasi, prognosis dengan bahasa yang
dapat dipahami dan dimengerti oleh pasien.
d. Libatkan dan berikan kesempatan pada pasien untuk memutuskan
tindakan pengobatan maupun rencana tindakan medis tanpa merasa
takut dan dipaksa.

3.2 Pelayanan Rohaniawan

1. Pengaturan Standar Pedoman Hak Pasien di Rumah Sakit bertujuan untuk:


a. Meningkatkan mutu Pelayanan Rumah Sakit ;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
2. Rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga
selama dalam asuhan.
3. Rumah Sakut bertangung jawab memperlakukan pasiennya dan mengetahui
serta memahami hak pasien dan keluarga serta tangung jawab yang sudah di
tentukan di peraturan perundang – undangan.
4. Kelompok staf medis (KSM) dan staf klinis lainnya di unit pelayanan untuk
memastikan semua staf di rumah sakit ikut bertanggung jawab melindungi hak-
hak ini.sebagai contoh pasien tidak ingim diagnosis dirinya disampaikan kepada
keluarga.
5. Pasien dan keluarga berkewajiban memahami hak dan kewajiban pasien dan
keluarga yang di jelaskan oleh staf rumah sakit dengan metode dan bahas yang
mudah dimengerti.
6. Bukti informasi penyampaian hak dan kewajiban pasien diberikan tertulis pada
saat pertama kali pasien rawat jalan dan setiap kali pasien rawat inap.
7. Proses pemberian informasi hak pasien dan keluarga diberikan secara tertulis
memlalui leafleat atau poster apabila komunikasi tidak tepat atau tidak efekif (
sesuai dengan usia dan bahasa pasien)

Tata Cara Permintaan Pelayanan Rohaniawan


1. Pasien meminta kepada perawat penanggung jawab utuk dilakukan bimbingan
rohaniwan;
2. Pasien dipersilahkan untuk mengisi form permintaan rohaniawan atau
kepercayaan.
3. Perawat menjelaskan ketentuan bimbingan rohaniawan terkait biaya, dan
penjelasan proses pemanggilan roahniawan.
4. Perawat penanggung jawab menghubungi rohaniawan.
a. Ucapkan salam
b. Perkenalkan nama , asal instansi ,jelaskan keperluan untuk permintaan
bimbingan rohaniawa
c. Sebutkan nama pasien, ruangan yang di tempati;
5. Tim rohaniawan mendatangi pasien untuk memeberikan pelayanan rohani
sesuai kebutuhan pasien.

Hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut :


1. Aspek Biologis / Fisik
Pendalaman terhadap beberapa kemungkinan adanya masalah fisik yang
dialami pasien, seperti :
a. Jenis penyakit dan prognosisnya.
b. Adanya kemungkinan kecacatan atau kelemahan fisik yang ditimbulkan.
c. Adanya pengaruh dari aspek-aspek psikososiospiritual terhadap keadaan
fisik.
9
2. Aspek Psikologis
Pendalaman dan penjernihan terhadap aspek-aspek psikologis yang
ditemukan pada diri pasien dan memastikan ada tidaknya hubungan yang
relevan serta bobot dari setiap aspek, seperti :
a. Masalah pengendalian emosi.
b. Masalah cara berpikir.
c. Masalah motivasi.
d. Masalah reaksi stress negatif.
e. Masalah pada sistem koping.
f. Masalah kepribadian.
g. Masalah pola hidup atau kebiasaan patologis.
h. Masalah kedukaan.

3. Aspek Sosiologis
Pendalaman dan penjernihan terhadap aspek-aspek sosial yang ditemukan
sekaligus memastikan ada tidaknya hubungan yang relevan dan bobot
pengaruhnya terhadap pasien, seperti :
a. Keadaan keluarga seperti struktur, komunikasi, nilai, pembagian
peran, dan fungsi.
b. Keadaan pekerjaan dan ekonomi.
c. Pengaruh lingkungan sosial terhadap pasien. Hubungan-hubungan
sosial patologis yang melibatkan pasien.
d. Dampak perubahan atau trend sosial.

4. Analisis Aspek Budaya


Pendalaman dan penjernihan terhadap aspek-aspek budaya yang ditemukan
sekaligus memastikan ada tidaknya hubungan yang relevan dan bobotnya
pengaruhnya terhadap pasien, seperti :
a. Adat istiadat yang berpengaruh.
b. Mitos yang dianut.
c. Kepercayaan terhadap tahayul.

5. Analisis Aspek Rohani


Pendalaman dan penjernihan terhadap aspek-aspek rohani yang ditemukan
sekaligus memastikan ada tidaknya hubungan yang relevan dan bobot
pengaruhnya terhadap pasien, seperti :
a. Masalah pertumbuhan iman pasien.
b. Masalah hubungan pribadi pasien dengan Tuhan.
c. Masalah partisipasi keagamaan.
d. Masalah ritual keagamaan.
e. Masalah pemahaman keagamaan.
f. Tema-tema rohani yang khas.

3.3 Pelayanan Privasi Pasien

A. Pelayanan privasi pasien di lingkungan Rumah Sakit Prima Husada :


1. Tidak memasang papan nama pasien disetiap Instalasi Rawat Inap.
2. Perawat melakukan serah terima dinas di kantor perawat dan pada saat
keliling ruangan bersifat konfirmasi kepada pasien.
3. Perawat rawat inap menyimpan data rekam medis (status pasien) dilemari
atau laci yang aman.
4. Pada saat dokter visite dan melakukan pemeriksaan fisik tetap menjaga
10
privasi pasien dengan :
a. Meminta penunggu pasien atau orang yang sedang berkunjung untuk
keluar sebentar karena dokter akan memeriksa pasien.
b. Menutup tirai atau penyekat kamar.
c. Meminta ijin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
memakaikan selimut.
5. Menyediakan tempat atau ruangan untuk konsultasi antara pasien atau
keluarga dengan dokter (di ruang konsultasi dokter dan ruang kepala
ruangan).
6. Rumah Sakit menghormati hak pasien atau keluarga untuk tidak mau
dikunjungi karena alasan kesehatan pasien, dengan memberikan tulisan
dipintu masuk kamar pasien bertuliskan “Mohon maaf demi kesembuhan
pasien, untuk sementara pasien tidak dapat menerima tamu atau
pengunjung”. Dilengkapi dengan pengisian formulir permintaan pembatasan
pengunjung.
7. Bila ada yang menanyakan tentang kondisi kesehatan pasien melalui telepon
selain keluarga, petugas ruangan tidak diperkenankan memberikan informasi
tanpa seijin pasien atau keluarga.
8. Dokter dan perawat di Rumah Sakit Prima Husada wajib menjaga
kerahasiaan informasi kesehatan pasien, informasi hanya diberikan kepada
keluarga terdekat dan seijin pasien.
9. Pada saat pasien akan dikirim keluar ruangan atau instalasi, pasien
dipakaikan selimut.
10. Jika pasien masih dalam kondisi sadar dan berkompeten untuk mengambil
keputusan, pasien wajib mengisi formulir pelepasan informasi (hak perwalian
mendapatkan informasi kesehatan pasien selama di rumah sakit) baik rawat
jalan maupun rawat inap.
11. Melakukan pembatasan jam berkunjung.
Pagi : 10.00 WIB - 13.00 WIB
Sore : 17.00 WIB - 20.00 WIB
12. Untuk pasien dengan kondisi terminal atau gaduh gelisah, bila ada kamar
kosong dipindahkan ke kamar tersebut, bila tidak ada, diberitahukan kepada
keluarga pasien yang lain untuk menjaga 1 (satu) orang saja yang ada di
dalam ruangan.
13. Bila ada telusur kasus seperti untuk kepentingan akreditasi atau penelitian,
wajib meminta ijin kepada pasien untuk kesediaanya ditelusur. Pihak yang
berkepentingan membuat pernyataan secara tertulis untuk menjaga
kerahasiaan data rekam medis pasien.
14. Peliputan oleh media cetak maupun elektronik harus mengajukan
permohonan kepada Direktur Rumah Sakit secara tertulis dan harus
mendapat ijin dari pasien.
15. Pasien wajib mengisi formulir pelepasan informasi kepada media tersebut,
dengan demikian rumah sakit tidak bertanggung jawab terhadap kerahasiaan
data rekam medis pasien.
16. Apabila dijumpai ada peliputan wartawan di area rumah sakit, termasuk pada
saat jam berkunjung di Instalasi Pelayanan Intensif maka perawat atau
satuan pengamanan berwenang menanyakan ijin dari Direktur Rumah Sakit
dan ijin dari pasien, apabila tidak ada ijin dari keduanya, petugas rumah sakit
wajib melarang dan menghentikan peliputan serta meminta wartawan
meninggalkan rumah sakit.

11
B. Rekam Medis
1. Pengambilan dokumen rekam medis dari tempat penyimpanan hanya dapat
dilakukan oleh petugas rekam medis.
2. Peminjaman dokumen rekam medis oleh petugas medis di dalam rumah
sakit harus disertai formulir peminjaman yang ditandatangani oleh peminjam
atau pengambil serta petugas rekam medis yang menyerahkan dokumen.
3. Peminjaman dokumen rekammedis oleh petugas medis di luar rumah sakit
serta mahasiswa harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur
Rumah Sakit Prima Husada.
4. Peminjaman dokumen rekam medis oleh instansi di luar rumah sakit
(pengadilan atau kepolisian) harus disertai pengajuan tertulis oleh instansi
bersangkutan kepada Direktur dan penyerahannya disertai berita acara.
5. Permintaan salinan atau fotocopy isi dokumen rekam medis oleh pasien atau
keluarganya harus disertai pengajuan tertulis kepada Direktur serta
menandatangani pernyataan kerahasiaan isi rekam medis dan
penyerahannya disertai berita acara.
6. Setiap lembar hasil fotocopy dokumen rekam medis yang diberikan kepada
pihak luar harus ditandatangani oleh pejabat yang membawahi Instalasi
Rekam Medis atau Kepala Bidang Penunjang Medik dan diberi stempel
rumah sakit.
7. Orang tua baru anak adopsi menerima hak sebagai orang tua asli berhak
untuk memeriksa dokumen rekam medis anak angkatnya hingga dewasa,
kecuali dokumen rekam medis masa lampau yang berkaitan dengan orang
tua aslinya.
8. Penyimpanan data rekam medis dilakukan secara sentralisasi di Instalasi
Rekam Medis disimpan dalam lemari terkunci.
9. Terkait keamanan dokumen rekam medis selain petugas tidak
diperkenankan masuk ke ruang penyimpanan dokumen rekam medis.
10. Melakukan sumpah untuk petugas rekam medis yang belum menempuh
pendidikan D3 Rekam Medis, sedangkan untuk mahasiswa melakukan
konfirmasi dengan pihak instansi pendidikan untuk sumpah profesinya.
11. Akses informasi rekam medis hanya diperbolehkan kepada orang yang
berhubungan langsung dengan pelayanan pasien serta dokter, perawat,
tenaga kesehatan lain.

C. Untuk Rawat Inap


1. Perawat menerima pasien baru dan melakukan identifikasi pasien dengan
meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir.
2. Perawat memberikan informasi pada pasien - merujuk kepada cek list
pemberian informasi dengan menjelaskan mengenai hak dan kewajibanya
termasuk didalamnya hak akan privasi pasien selama dalam perawatan.
3. Perawat melakukan koordinasi dengan pihak terkait sesuai dengan
kebutuhan pasien guna menjaga privasinya selama dalam perawatan :
a.Menutup akses masuk pengunjung (baik keluarga dan kerabat).
b.Menempatkan tanda / signage pada pintu masuk kamar.
c. Memastikan preferensi pasien untuk gender atau jenis kelamin petugas
yang diberi ijin masuk kamar.
4. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau
perawat di kamar perawatan pastikan privasi pasien terlindungi dengan pintu
dan tirai kamar tertutup.
5. Untuk pasien yang akan transfer antar instalasi karena akan dilakukan
pemeriksaan penunjang atau pindah rawat / kamar, pastikan saat transfer
privasi pasien terlindungi, contoh dengan menggunakan selimut.
6. Pastikan dokumen / file pasien terdapat pada tempatnya.
12
7. Memastikan seluruh karyawan rumah sakit tidak membicarakan hal-hal yang
menyangkut pasien diarea umum.

D. Untuk Rawat Jalan


1. Pada semua tindakan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau
perawat di ruang konsultasi pastikan privasi pasien terlindungi dengan pintu
dan tirai ruang konsultasi tertutup.
2. Memastikan seluruh karyawan rumah sakit tidak membicarakan hal-hal yang
menyangkut pasien diarea umum.

3.4 Perlindungan Harta Milik


Rumah Sakit Prima Husada mengedepankan Hak pasien dalam salah satu hak
pasien adalah Perlindungan harta milik yang di hargai di Rumah Sakit Prima Husada.
Di unit yang terlindungi perlindungan Harta milik pasien adalah sebagai berikut :

A. Di Instalasi Gawat Darurat


1. Apabila pasien datang sendirian dan dalam keadaan tidak sadar, maka
barang pasien diidentifikasi oleh dua orang perawat, satu perawat sebagai
pencatat dan penerima barang dan yang satu perawat sebagai saksi.
2. Mencatat pada form serah terima barang pasien.
3. Menyimpan barang pasien dilemari khusus dan dikunci.
4. Kunci lemari dibawa oleh penanggung jawab shift.
5. Pengembalian barang dilakukan oleh perawat sesuai dengan prosedur :
a. Pasien sadar barang dikembalikan langsung kepada pasien.
b. Pasien tidak sadar : barang dikembalikan kepada wali / keluarga /
penanggung jawab pasien dengan menunjukkan identitas bahwa pasien
tersebut adalah keluarganya kepada perawat serta meninggalkan
fotocopy kartu identitas yang masih berlaku.

B. Di Rawat Inap Dan Instalasi Kamar Operasi


1. Perawat mengidentifikasi barang milik pasien.
2. Mencatat pada form serah terima barang secara terperinci.
3. Melakukan serah terima barang milik pasien dengan pasien atau keluarganya.
4. Menyimpan barang pasien dilemari khusus dan dikunci.
5. Kunci lemari dibawa oleh penanggung jawab shift.
6. Pengambilan atau penyerahan barang milik pasien dilakukan apabila diminta
kembali oleh pasien atau keluarganya dengan melakukan serah terima barang
milik pasien sesuai prosedur.

C. Pasien Yang Tidak Mampu Mengambil Keputusan Mengenai Barang Pribadinya


Pasien yang tidak mampu mengambil keputusan mengenai barang pribadinya
antara lain pasien lanjut usia, pasien dengan gangguan kesadaran, dan pasien
dengan gangguan mental :
1. Satu perawat sebagai pencatat dan penerima barang milik pasien sesuai
dengan prosedur dan satu perawat penanggung jawab shift sebagai saksi.
2. Menyerahkan barang milik pasien kepada wali / keluarga / penanggung jawab
pasien sesuai prosedur.

3.5 Kekerasan Fisik Dan Kelompok Berisiko


Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien berisiko yang tidak dapat
melindungi dirinya sendiri, misalnya bayi, anak-anak, pasien cacat, manula,
pascabedah, gangguan jiwa, gangguan kesadaran, dll. serta menetapkan
13
tingkat perlindungan terhadap pasien tersebut. Perlindungan ini mencakup
tidak hanya kekerasan fisik, tetapi juga mencakup hal-hal terkait keamanan,
seperti kelalaian (negligent) dalam asuhan, tidak memberi layanan, atau
tidak memberi bantuan waktu terjadi kebakaran. Semua anggota staf
memahami tanggung jawabnya dalam proses ini.

Rumah sakit juga menjaga keamanan dalam tiga area, yaitu


a. area publik yang terbuka untuk umum seperti area parkir, rawat jalan,
dan penunjangpelayanan;
b. area tertutup yang hanya dapat dimasuki orang tertentu dengan izin
khusus dan pakaian tertentu, misalnya kamaroperasi
c. area semiterbuka, yaitu area yang terbuka pada saat-saat tertentu dan
tertutup pada saat yang lain, misalnya rawat inap pada saat jam
berkunjung menjadi area terbuka, tetapi di luar jam berkunjung menjadi
area tertutup untuk itu pengunjung di luar jam berkunjung harus diatur,
diidentifikasi, dan menggunakan identitas pengunjung.

Berikut merupakan tatalaksana dalam melakukan identifikasi kelompok


pasien yang berisiko :

1. Tatalaksana pelayanan pasien disabilitas :


a. Lakukan identifikasi pasien yang datang ke IGD/ poliklinik, melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai
indikasi , untuk dilakukan assesmen awal.
b. Jika didapatkan pasien penyandang disabilitas, rumuskan rencana asuhan
pasien oleh Dokter termasuk kebutuhan penggunaan alat bantu sehari- hari
untuk kenyamanan dan kemandirian pasien.
c. Berikan penjelasan oleh dokter kepada pasien dan keluarga tentang
pentingnya alat bantu, cara penggunaan alat bantu serta resiko penggunaan
alat bantu dalam jangka waktu lama , jika tidak disertai perawatan yang
tidak benar.
d. Berikan edukasi tentang asuhan pasien dengan penggunaan alat bantu agar
tidak menimbulkan resiko yang tidak diinginkan misalnya dekubitus, jatuh,
dll.
e. Lakukan konsultasi/ alih rawat ke bagian disiplin ilmu lain jika diperlukan
sesuai dengan kebutuhan asuhan pasien.

2. Tatalaksana pelayanan populasi anak :


a. Tempatkan pasien senyaman mungkin.
b. Informed consent dengan keluarga tentang pelaksanaan tindakan.
c. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan tindakan.
d. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Kondisi pasien.
2) Hindari adanya trauma pada anak dan orang tua saat interfensi/tindakan
asuhan keperawatan.
3) Turunkan dampak perpisahan antara orang tua dengan anak.
4) Kriteria anak dengan ketergantungan, kelainan tumbuh kembang,
cerebral palsy, Autisme, hyperactivity, down syndrom, kelainan berpikir
(attention defisit hyperactivity disorder).
3. Tatalaksana pelayanan populasi berisiko bunuh diri :
a. Memeriksa pasien yang berusaha bunuh diri, jangan meninggalkan mereka
sendirian dan keluarkan benda yang berbahaya dari ruangan.

14
b. Pasien yang baru saja melakukan usaha bunuh diri, penatalaksaannya
adalah sangat tergantung pada diagnosis.
c. Pada pasien dengan gangguan depresi berat mungkin diobati sebaga pasien
rawat jalan jika keluarganya dapat mengawasi mereka secara ketat dan
pengobatannya dapat dimulai secar cepat.
d. Ide bunuh diri pada pasien alkoholik biasanya menghilang dengan
abstinensia dalam beberapa hari. Jika depresi menetap setelah tanda
psikologis dari putusnya alkohol yang menghilang dengan adanya
kecurigaan yang tinggi pada ganguan depresi berat
e. Ide bunuh diri pada pasien skizofrenia harus ditanggapi secara serius,
karena mereka cendrung menggunakan kekerasan atau metode yang kacau
dengan letalitas yang tinggi.
f. Pasien dengan gangguan kepribadian mendapat manfaat dari konfrontasi
empatik dan bantuan dengan mendapatkan pendekatan yang rasional dan
bertanggung jawab.
g. Hospitalisasi jangka panjang, diindikasikan pada keadaan yang
menyebabkan mutilasi diri.
h. Psikoterapi dengan pedoman wawancara.
i. Mulailah dengan bertanya apakah pasien pernah merasa menyerah atau
merasa mereka lebih baik meninggal. Pendekatan tersebut menyebabkan
stigma yang kecil dan dapat dilakukan sebagian besar orang.
j. Berbicaralah mengenai apa yang sebenarnya yang difikirkan pasien dan
catatlah pikirannya.
k. Pertimbangkan usia pasien dan apakah maksud pertanyaan pasien sesuai
dengan caranya.
l. Apakah cara yang dipilih untuk bunuh diri tersedia pada pasien.
m. Pertanyaan yang terakhir menentukan penilaian dan pengobatan karena
pasien dapat menunjukkan cara untuk keluar dari dilemanya.

4. Tatalaksana pelayanan populasi berisiko disiksa :


a. Lakukan identifikasi dan asesmen awal pasien yang datang ke UGD/ poliklinik,
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
sesuai indikasi.
b. Masalah medis segera dilaksanakan oleh PPA yang berkompeten dan
berwenang.
c. MPP mengkoordinasikan kebutuhan pasien terutama dengan pihak keamanan
Rumah Sakit.
d. Pihak keamanan Rumah Sakit harus mampu menilai tingkat risiko kebutuhan
keamanan pasien, jika terdapat risiko tinggi penyiksaan terhadap pasien, pihak
keamanan Rumah Sakit bekerjasama dengan pihak kepolisian setempat.
e. Jika populasi yang berisiko bukan pasien melainkan keluarga pasien maupun
orang yang sedang berada di lingkungan Rumah Sakit, pihak keamanan
Rumah Sakit wajib melakukan pengamanan sampai berkoordinasi dengan
pihak kepolisian setempat.

15
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi hak dan kewajiban pasien terdapat dalam dokumen rekam medis sebagai
berikut :

1. Persetujuan Umum
2. Persetujuan Tindakan Kedokteran
3. Pemberian informasi diagnosa & tindakan
4. Pemberian informasi diagnosa & tindakan bedah dan tindakan invasif (informed
consent)
5. Persetujuan/penolakan tindakan kedokteran
6. Asesmen edukasi
7. Formulir Pemberian edukasi
8. Formulir permintaan rohaniawan
9. Penolakan asuhan medis
10. Formulir penitipan barang
11. Formulir permintaan pendapat lain (second opinion)

Ditetapkan di Malang
Pada tanggal 12 Mei 2018
Direktur Rumah Sakit Prima Husada

dr. Lovi Krissadi Endari

16

Anda mungkin juga menyukai