NOMOR : 106.1/I-PER/DIR/I/2018
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Hak Pasien Dan Keluarga
Pasal 2
Pelayanan Kerohanian
Pasal 3
Kebutuhan Privasi
Pasal 4
Perlindungan Harta Milik
2
Pasal 5
Kekerasan Fisik Dan Kelompok Berisiko
Pasal 6
Peraturan direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Malang
Pada tanggal 21 Januari 2018
Direktur Rumah Sakit Prima Husada,
3
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT
PRIMA HUSADA
NOMOR 175/I-PER/DIR/II/2018
TENTANG PANDUAN HAK PASIEN
DAN KELUARGA
BAB I
DEFINISI
4
melaksanakan praktek Keperawatan sesuai peraturan perundang-
undangan.
g. Petugas Kesehatan Lain adalah semua petugas kesehatan yang tidak
termasuk dokter dan perawat yang mempunyai ijasah pendidikan
kesehatan serta terlibat dalam memberikan pelayanan selama pasien
berobat di rumah sakit.
h. Rumah Sakit adalah institusi yang memberikan pelayanan kesehatan bagi
pasien yang membutuhkan pengobatan.
5
BAB II
RUANG LINGKUP
6
BAB III
TATA LAKSANA
3. Aspek Sosiologis
Pendalaman dan penjernihan terhadap aspek-aspek sosial yang ditemukan
sekaligus memastikan ada tidaknya hubungan yang relevan dan bobot
pengaruhnya terhadap pasien, seperti :
a. Keadaan keluarga seperti struktur, komunikasi, nilai, pembagian
peran, dan fungsi.
b. Keadaan pekerjaan dan ekonomi.
c. Pengaruh lingkungan sosial terhadap pasien. Hubungan-hubungan
sosial patologis yang melibatkan pasien.
d. Dampak perubahan atau trend sosial.
11
B. Rekam Medis
1. Pengambilan dokumen rekam medis dari tempat penyimpanan hanya dapat
dilakukan oleh petugas rekam medis.
2. Peminjaman dokumen rekam medis oleh petugas medis di dalam rumah
sakit harus disertai formulir peminjaman yang ditandatangani oleh peminjam
atau pengambil serta petugas rekam medis yang menyerahkan dokumen.
3. Peminjaman dokumen rekammedis oleh petugas medis di luar rumah sakit
serta mahasiswa harus mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur
Rumah Sakit Prima Husada.
4. Peminjaman dokumen rekam medis oleh instansi di luar rumah sakit
(pengadilan atau kepolisian) harus disertai pengajuan tertulis oleh instansi
bersangkutan kepada Direktur dan penyerahannya disertai berita acara.
5. Permintaan salinan atau fotocopy isi dokumen rekam medis oleh pasien atau
keluarganya harus disertai pengajuan tertulis kepada Direktur serta
menandatangani pernyataan kerahasiaan isi rekam medis dan
penyerahannya disertai berita acara.
6. Setiap lembar hasil fotocopy dokumen rekam medis yang diberikan kepada
pihak luar harus ditandatangani oleh pejabat yang membawahi Instalasi
Rekam Medis atau Kepala Bidang Penunjang Medik dan diberi stempel
rumah sakit.
7. Orang tua baru anak adopsi menerima hak sebagai orang tua asli berhak
untuk memeriksa dokumen rekam medis anak angkatnya hingga dewasa,
kecuali dokumen rekam medis masa lampau yang berkaitan dengan orang
tua aslinya.
8. Penyimpanan data rekam medis dilakukan secara sentralisasi di Instalasi
Rekam Medis disimpan dalam lemari terkunci.
9. Terkait keamanan dokumen rekam medis selain petugas tidak
diperkenankan masuk ke ruang penyimpanan dokumen rekam medis.
10. Melakukan sumpah untuk petugas rekam medis yang belum menempuh
pendidikan D3 Rekam Medis, sedangkan untuk mahasiswa melakukan
konfirmasi dengan pihak instansi pendidikan untuk sumpah profesinya.
11. Akses informasi rekam medis hanya diperbolehkan kepada orang yang
berhubungan langsung dengan pelayanan pasien serta dokter, perawat,
tenaga kesehatan lain.
14
b. Pasien yang baru saja melakukan usaha bunuh diri, penatalaksaannya
adalah sangat tergantung pada diagnosis.
c. Pada pasien dengan gangguan depresi berat mungkin diobati sebaga pasien
rawat jalan jika keluarganya dapat mengawasi mereka secara ketat dan
pengobatannya dapat dimulai secar cepat.
d. Ide bunuh diri pada pasien alkoholik biasanya menghilang dengan
abstinensia dalam beberapa hari. Jika depresi menetap setelah tanda
psikologis dari putusnya alkohol yang menghilang dengan adanya
kecurigaan yang tinggi pada ganguan depresi berat
e. Ide bunuh diri pada pasien skizofrenia harus ditanggapi secara serius,
karena mereka cendrung menggunakan kekerasan atau metode yang kacau
dengan letalitas yang tinggi.
f. Pasien dengan gangguan kepribadian mendapat manfaat dari konfrontasi
empatik dan bantuan dengan mendapatkan pendekatan yang rasional dan
bertanggung jawab.
g. Hospitalisasi jangka panjang, diindikasikan pada keadaan yang
menyebabkan mutilasi diri.
h. Psikoterapi dengan pedoman wawancara.
i. Mulailah dengan bertanya apakah pasien pernah merasa menyerah atau
merasa mereka lebih baik meninggal. Pendekatan tersebut menyebabkan
stigma yang kecil dan dapat dilakukan sebagian besar orang.
j. Berbicaralah mengenai apa yang sebenarnya yang difikirkan pasien dan
catatlah pikirannya.
k. Pertimbangkan usia pasien dan apakah maksud pertanyaan pasien sesuai
dengan caranya.
l. Apakah cara yang dipilih untuk bunuh diri tersedia pada pasien.
m. Pertanyaan yang terakhir menentukan penilaian dan pengobatan karena
pasien dapat menunjukkan cara untuk keluar dari dilemanya.
15
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi hak dan kewajiban pasien terdapat dalam dokumen rekam medis sebagai
berikut :
1. Persetujuan Umum
2. Persetujuan Tindakan Kedokteran
3. Pemberian informasi diagnosa & tindakan
4. Pemberian informasi diagnosa & tindakan bedah dan tindakan invasif (informed
consent)
5. Persetujuan/penolakan tindakan kedokteran
6. Asesmen edukasi
7. Formulir Pemberian edukasi
8. Formulir permintaan rohaniawan
9. Penolakan asuhan medis
10. Formulir penitipan barang
11. Formulir permintaan pendapat lain (second opinion)
Ditetapkan di Malang
Pada tanggal 12 Mei 2018
Direktur Rumah Sakit Prima Husada
16