Anda di halaman 1dari 11

ELUSIDASI STRUKTUR DAN STUDI IN SILICO SENYAWA

4-CHLORO-N’-[(PYRIDIN-4-YL)CARBONYL]BENZOHYDRAZIDE
SEBAGAI KANDIDAT ANTI-TUBERKULOSIS

Elva Kurniasari, Ruswanto, Anindita Tri Kusuma


Program Studi S-1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya
Email: elva.kurniasari@ymail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan pengembangan obat isoniazid dengan cara modifikasi molekul melalui proses sintesis. Sintesis
4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide dilakukan dengan metode Schotten Baumann menggunakan
refluks selama 6 jam. Kemurnian senyawa hasil sintesis diuji dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji
jarak lebur. Identifikasi struktur senyawa hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri
ultraviolet, spektrofotometri infra merah, dan spektrometri massa. Studi in silico senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-
4-yl)carbonyl]benzohydrazide dilakukan dengan metode docking dan simulasi dinamika molekular pada suhu
310oK dan 3120K. Berdasarkan hasil sintesis, diperoleh persentase hasil senyawa sintesis sebesar 8,63%
Senyawa hasil sintesis telah murni secara KLT dan dari uji jarak lebur menunjukan rentang nilai antara 198-
200oC. Berdasarkan identifikasi struktur, menandakan senyawa hasil sintesis memiliki λmaks sebesar 364,5 nm,
memiliki gugus fungsional –NH, C=O amida, C=C aromatis, C-Cl, C-N amina dan C-N aromatis serta memiliki
massa ion molekul pada peak 275,87 m/z. Dari studi in silico dengan metode docking ArgusLab menunjukan
senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide memiliki energi bebas ikatan (-10,1298 kkal/mol)
yang lebih baik daripada ligan alami pada reseptor Thymidylate kinase dengan kode PDB 1MRS. Visualisasi
hasil docking menunjukan bahwa senyawa hasil sintesis dapat berinteraksi dengan asam amino melalui interaksi
ikatan hidrogen. Sedangkan pada simulasi dinamika molekular, interaksi antara senyawa hasil sintesis dengan
asam amino melalui ikatan hidrogen dikatakan kurang stabil pada suhu 3120K. Berdasarkan analisis Drugs Scan
senyawa hasil sintesis memiliki berat molekul 275,69 g/mol; log P 1,47; donor dan akseptor ikatan hidrogen
masing-masing 2 dan 6 serta refactory molar 71,32. Senyawa hasil sintesis memiliki permeabilitas yang sedang,
%penyerapan dalam usus yang baik dan memiliki ikatan kimia yang lemah dengan protein plasma. Uji toksisitas
dengan preADMET, menunjukan senyawa hasil sintesis masih dalam batas aman tetapi berpotensi toksik.

Kata kunci : Sintesis, 4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide, in silico

ABSTRACT
Isoniazid drug development has been done by molecular modification through synthesis process. The Synthesis
4-chloro-N '-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide was performed by Schotten Baumann method using reflux
for 6 hours. The purity of the synthesis compound result will be tested by Thin Layer Chromatography (KLT)
and melting range test. The identification of the structure of the synthesis compound result was performed by
using ultraviolet spectrophotometry, infrared spectrophotometry, and mass spectrometry. Study in silico
compound 4-chloro-N '-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide was performed by using docking method and
simulation of molecular dynamics at 310oK and 3120K temperature. Based on the synthesis results, the
percentage of synthetic compound is 8.63%. The synthesized compound has been purified by Thin Layer
Chromatography (KLT) and from melting range test shows the range of values between 198 0C-200oC. Based on
structural identification, the synthesized compound result has an λmax of 364.5 nm, has a functional group -NH,
C = O amide, C = C aromatic, C-Cl, C-N amine and C-N aromatic and has a mass of molecular ions in peak 275,
87 m / z. From the study in silico by using the ArgusLab docking method showed a 4-chloro-N '- [(pyridin-4-yl)
carbonyl] benzohydrazide has free bond energy (-10,1298 kcal / mol) more better than natural liganad at
Thymidylate receptors Kinase with 1MRS PDB code. The visualization of the docking results shows that the
synthesis compound can interact with amino acids through hydrogen interactions. Whereas in the molecular
dynamics simulation, the interaction between the synthesized compound with the amino acid through the
hydrogen bond is less stable at 3120K. Based on Drugs Scan analysis the synthesis compound result has
molecular weight of 275.69 g / mol; Log P 1.47; Donor and acceptor hydrogen bonds 2 and 6 respectively and a
molar refactory of 71.32. The synthesis compound result has a moderate permeability, good absorption% in the
intestine and has a weak chemical bond with a plasma protein. Toxicity test with preADMET, showed that the
compound of the synthesis is still in safe but potentially toxic limit.

Keywords : Synthesis, 4-chloro-N ' [(pyridin-4-yl) carbonyl]benzohydrazide, in silico

1
PENDAHULUAN dengan obat standar isoniazid. Hasil penelitian
Tuberkulosis singkatnya TBC adalah suatu menunjukkan bahwa senyawa 3f memiliki aktivitas
penyakit menular yang paling sering (sekitar 80%) sebagai antituberkulosis.
terjadi di paru-paru (Tjay, 2008). Penyebab Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penyakit Tuberkulosis adalah bakteri akan dilakukan pengembangan obat anti TBC
Mycobacterium tuberculosis (Kunoli, 2013). dengan cara modifikasi molekul turunan isoniazid
Tuberkulosis masih menjadi salah satu yaitu sintesis senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
penyebab utama kematian di seluruh dunia. Setiap yl)carbonyl]benzohydrazide dari hasil reaksi antara
tahun telah terlihat peningkatan mencolok dalam senyawa isoniazid dengan 4-chlorobenzoyl chlorida
kasus infeksi Mycobacterium tuberculosis yang melalui mekanisme reaksi asilasi, kemudian
resisten terhadap obat di beberapa negara (Rindi senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-
dkk, 2005). benzohydrazide yang diperoleh dilakukan
WHO menduga kasus TBC di Indonesia identifikasi dan karakterisasi (jarak lebur, KLT,
merupakan nomor 3 terbesar di dunia setelah Cina UV-Vis, IR, dan MS), serta selanjutnya di uji
dan India (Kunoli, 2013). Menurut WHO di secara in silico meliputi identifikasi, analisis
Indonesia setiap empat menit satu orang meninggal protein, docking, dinamika molekuler, drug scan,
akibat TBC (Tjay, 2008). toksisitas dan ADME.
Persoalan dan tantangan yang masih
menyulitkan dalam pengobatan TBC diantaranya METODOLOGI PENELITIAN
adalah waktu pengobatan yang relatif lama (6-8 Alat
bulan), sehingga penderita TBC sulit sembuh Peralatan yang digunakan di laboratorium
karena dihentikannya pengobatan setelah merasa untuk sintesis senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
sehat meski proses pengobatan TBC belum selesai. yl)carbonyl]benzohydrazide adalah alat-alat gelas
Selain itu, dipersulit dengan pengobatan infeksi yang digunakan dilaboratorium, corong pisah, labu
bakteri yang tahan asam; kurangnya daya alas datar, magnetic stirrer, hot plate, rotary
bakterisid obat yang tersedia; munculnya resistensi evaporator, corong Buchner, oven, lampu UV 254
kuman terhadap obat; dan efek samping obat yang nm, chamber, kertas saring, timbangan analitik,
merugikan. termometer, lempeng KLT, Spektrofotometer UV-
Pengembangan obat–obat baru terus Vis SHIMADZU 1240, Spektrofotometer Infra
dilakukan dengan upaya untuk meningkatkan Merah Shimadzu FTIR-8010PC, dan Spektrometer
potensi obat–obatan yang ada. Banyak cara yang Massa Shimadzu. Sedangkan peralatan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi obat, digunakan untuk studi interaksi dan toksisitas
salah satunya adalah dengan modifikasi molekul. secara in silico diantaranya adalah komputer
Dasar modifikasi molekul adalah mengembangkan dengan spesifikasi System Model: Asus X401U
senyawa induk yang sudah diketahui struktur Natebook; Processor: AMD E2-1800 APU with
molekul dan aktivitas biologisnya, kemudian Radeon(tm) HD Grapihcs; CPU (2 CPUs),
disintesis dan diuji aktivitasnya. Modifikasi ~1.7GHz; Memory: 2048MB RAM; Operating
molekul bertujuan untuk mendapatkan senyawa System: Windows 7 Ultimate 32-bit dan software
baru yang mempunyai aktivitas lebih baik, masa yang digunakan adalah MarvinSketch 5.2,
kerja lebih panjang, aman dalam penggunaannya, Arguslab, Molegro Molecular Viewer (MMV),
toksisitas atau efek samping minimal, PreADMET, LigPlot, dan GROMACS.
meningkatkan kenyamanan pemakaian obat, lebih
selektif, lebih stabil, dan lebih ekonomis Bahan
(Siswandono dan Soekardjo, 2000). Bahan-bahan yang digunakan untuk
Pengembangan obat isoniazid dengan penelitian di laboratorium yang digunakan untuk
modifikasi molekul telah banyak dilakukan. sintesis adalah isoniazid p.a, 4-chlorobenzoyl
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh chlorida p.a, tetrahidrofuran p.a, trietilamin p.a,
Chem (2010), telah melakukan sintesis dan uji etanol p.a, natrium bikarbonat p.a, aquades,
aktivitas mengenai antituberkulosis dari novel metanol p.a, kloroform p.a, etil asetat p.a, aseton
senyawa 2-Aril-N-(3,4,5-trihidroksi benzamid). p.a, n-heksan, silika gel 60 GF254. Dan bahan-bahan
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa senyawa 2- yang digunakan untuk studi in silico diantaranya
Aril-N-(3,4,5-trihidroksibenzamid)-4-thiazolidinone reseptor TBC yang berasal dari organisme
dapat disintesis melalui reaksi Schiff base dari Mycobacterium tuberculosis yang di download dari
galloyl hydrazide 2 (a-f) dengan asam thioglycollic. Protein Data Bank (PDB) dengan alamat web
Senyawa kemudian dievaluasi untuk mengetahui http://www.rscb.org/pdb/ yang dikeluarkan oleh
aktivitas antituberkulosis terhadap Mycobacterium Research Collaboratory for Structural
tuberculosis H37Rv dengan metode MABA. Dari Bioinformatics (RCSB) dan struktur 2 dimensi yang
hasil penelitian secara in vitro senyawa 3f yaitu 2- dibuat menggunakan program MarvinSketch 5.2.
(2-chlorophenyl)-N-(3,4,5-trihydroxy benzamido)-
4-thiazolidinone menunjukkan nilai MIC setara

2
Sintesis Senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- Penentuan Titik Lebur
yl)carbonyl]benzohydrazide Penentuan titik lebur menggunakan alat
Senyawa isoniazid ditimbang 2 gram Elektrotermal Melting Point Apparatus yang
(0,0146mol; BM 137,14) dimasukan ke dalam labu dimodifikasi menggunakan plat besi dan
alas datar kering setelah itu tambahkan 30 mL termometer. Penentuan titik lebur dilakukan secara
tetrahidrofuran dan ± 3 mL trietilamin sampai nilai langsung dengan mengamati suhunya pada saat
pH 10. Kemudian pada corong pisah kering senyawa tersebut mulai meleleh sampai seluruh
masukkan 1 ml (0,0078 mol; BM 175,01) senyawa senyawa tersebut meleleh (Ritmaleni, 2006).
4-klorobenzoil klorida tambahkan 20 mL
tetrahidrofuran dikocok secara perlahan sampai Identifikasi dan Karakterisasi Struktur Senyawa
larut. Setelah itu, campuran tersebut diteteskan Hasil Sintesis
sedikit demi sedikit ke dalam labu alas datar sambil Identifikasi dan karakteristik senyawa
diaduk menggunakan magnetic stirrer pada suhu hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan
kamar. Setelah itu campuran direfluks pada suhu Spektrofotometer Ultra Violet, Spektrofotometer
±150oC dan diaduk dengan menggunakan magnetic Infra merah, serta Spektrometer Massa untuk
stirrer. Campuran tersebut dipantau menggunakan mengetahui struktur senyawa hasil sintesis sesuai
KLT setiap jamnya menggunakan eluen metanol : dengan prediksi yaitu terbentuk senyawa 4-chloro-
kloroform 4 : 1, proses refluks dihentikan ketika N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide atau
diperoleh satu spot pada hasil uji KLT dan terjadi tidak.
perbedaan nilai Rf dari senyawa pembanding pada
plat KLT. Kemudian hasil refluks diuapkan Studi In Silico
menggunakan rotary evaporator sampai campuran Studi In Silico senyawa 4-chloro-N’-
hasil refluks kental untuk menghilangkan [(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide terhadap
pelarutnya. Lalu tambahkan natrium bikarbonat reseptor TBC dilakukan dengan beberapa tahap.
(NaHCO3) jenuh dan diaduk hingga tidak keluar .
buih lagi. Setelah itu cuci dengan aquades Preparasi Ligan 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
secukupnya lalu disaring dengan corong Buchner yl)carbonyl]-benzohydrazide
(Ruswanto, 2015). Preparasi ligan dilakukan dengan
menggambarkan struktur dalam bentuk dua dimensi
Rekristalisasi Senyawa Hasil Sintesis menggunakan software MarvinSketch 5.2 lalu
Etanol sebanyak 100 mL dimasukan ke dioptimasi geometri pada ligan dengan diprotonasi
dalam gelas kimia 250 mL kemudian dipanaskan pada pH 7,4 agar pH nya sesuai dengan pH dalam
menggunakan hot plate sampai mendidih. Setelah darah, setelah itu file di simpan dalam bentuk .mrv.
panas senyawa hasil sintesis masukkan ke dalam Langkah selanjutnya adalah penentuan konformasi
gelas kimia sedikit demi sedikit dan diaduk sampai struktur dengan cara melakukan Conformational
senyawa larut semua dalam gelas kimia yang berisi search untuk memperoleh posisi molekul yang
etanol. Larutan yang diperoleh didiamkan pada paling stabil untuk berinteraksi dengan sisi aktif
suhu kamar sampai terbentuk kristal. Kemudian reseptor kemudian disimpan dalam bentuk pdb dan
kristal yang terbentuk disaring dengan corong mol2 untuk proses docking (Purnomo, 2013).
buchner lalu dipindahkan ke cawan uap dan
dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60oC Screening Ligand Based Drug Likeness (Drug
selama 30-60 menit, setelah kering kemudian Scan)
kristal ditimbang dan dihitung persentase hasil Pengamatan obat dilakukan terhadap ligan
sintesis (Suzana, 2010). yang memiliki energi ikatan yang rendah dan
interaksi yang baik dengan enzim target. Analisis
Uji Kemurnian Hasil Sintesis pengamatan obat dilakukan dengan memperhatikan
Analisis dengan Kromatografi Lapis Tipis the rule of good medicine (Lipinski’s rule of five)
(KLT) yaitu berat molekul <500 g/mol, lipofilitas <5,
Hasil sintesis berbentuk kristal kemudian donor ikatan hidrogen <5, akseptor ikatan hidrogen
diuji kemurnian menggunakan KLT dengan fase <10, dan refractory molar antara 40-130.
diam yang digunakan yaitu silika gel 60 GF254 Parameter yang digunakan dapat ditentukan dengan
sedangkan fase gerak yang digunakan metanol : bantuan software Marvin Sketch (Tambunan, 2014).
klorofom 4 : 1, metanol : etil asetat 3 : 1, etanol : n
heksan 3 : 1 dan kloroform : aseton : etanol 11 : 3 Uji ADME dan Toksisitas
:1. Senyawa dielusi, kemudian dikeringkan dan spot Dalam penelitian ini digunakan senyawa 4-
yang dihasilkan dilihat pada lampu UV 254 nm chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide
serta dihitung nilai Rf nya yang kemudian yang akan diuji ADME dan uji toksisitas
dibandingkan dengan nilai Rf pembanding yaitu Rf menggunakan program PreADMET yang dapat
isoniazid (Ruswanto, 2015). diakses di http://preadmet.bmdrc.org/. Struktur dari
senyawa ini dikonversi menjadi molfile (*.mol).

3
untuk uji ADME program PreADMET akan secara Docking Ligan Uji Terhadap Reseptor
otomatis menghitung penyerapan prediksi untuk sel Tuberkulosis
Caco-2, HIA (Human Intestinal Absorption), dan Untuk docking senyawa uji digunakan
protein plasma yang terikat. Sedangkan untuk uji program ArgusLab, dengan cara masukkan protein
toksisitas program PreADMET parameternya yaitu target atau reseptor kemudian pilih ligan alami yang
amest test, carcino_rat dan carcino_mouse digunakan untuk proses validasi. Selanjutnya
(Kartasasmita dkk, 2015). masukkan senyawa uji yang sudah dipreparasi.
selanjutnya diatur gridboxnya sesuai dengan yang
Identifikasi Reseptor Tuberkulosis telah dipakai untuk proses validasi. Hasil yang
Struktur senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- diperoleh dari proses docking ini adalah energy best
yl)carbonyl]benzohydrazide hasil preparasi ligan ligand pase atau binding affinity dari
dengan format file mol.2 hasil preparasi di upload senyawa/ligan, kemudian dipilih hasil yang
ke web server PharmMapper memiliki nilai binding affinity terendah.
(http://59.78.96.61/pharmmapper/). Web server Selanjutnya dari proses docking dapat dilihat
akan memberikan ID job untuk pengecekan hasil interaksi antara ligan dengan sisi aktif reseptor
oleh user. Output result job berupa top 300 target menggunakan software MMV (Molegro Molecular
rangked yang akan dievaluasi dan dilakukan Viewer) (Ruswanto, 2015).
identifikasi reseptor tuberkulosis yang berpotensi
terhadap senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- Visualisasi Hasil Docking
yl)carbonyl]benzohydrazide dengan pemodelan Reseptor dan ligan yang telah di-docking-
pharmacophore. Reseptor dengan kode PDB kan kemudian diubah menjadi dalam bentuk pdb
terpilih kemudian di unduh di http://www.rscb.org lalu dianalisis data nilai skoring dan pose pada sisi
(Ruswanto, 2015). binding pocket serta analisis ikatan hidrogen
ligand-sekuens asam amino dengan menggunakan
Analisis Reseptor Tuberkulosis software Molegro Molecular Viewer (MMV)
Analisis reseptor target hasil identifikasi dengan dilihat interaksinya dalam bentuk 2D dan
reseptor dilakukan dengan melihat profil reseptor 3D. Molekul dengan nilai skoring terendah
PDB pada website http://www.ebi.ac.uk/pdbsum/. menunjukkan afinitas kestabilan yang baik
Masukkan kode PDB, kemudian akan muncul data (Zukhrullah, 2012).
profil dari reseptor target. Analisis ini dilakukan
pada reseptor target yang tervalidasi pada proses Dinamika Molekuler
validasi docking (Ruswanto, 2015). Proses simulasi dinamika molekul
terhadap senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
Docking yl)carbonyl]benzohydrazide yang digunakan adalah
Validasi Metode Docking software GROMACS dan untuk analisis serta
Validasi metode docking menggunakan visualisasi hasilnya digunakan program LigPlot.
software ArgusLab. Program ArgusLab divalidasi Tahapan pada simulasi dinamika molekuler terbagi
untuk mendapat metode yang dapat dipercaya. kedalam beberapa tahap. Tahapan pertama yaitu
Reseptor yang digunakan adalah reseptor penyiapan file input, selanjutnya minimisasi,
tuberkulosis hasil identifikasi yang diperoleh dari ekuilibrasi, produksi, dan analisis. Simulasi
Protein Data Bank (situs www.rcsb.org/pdb/). dilakukan selama 6 ns pada temperatur 310 K
Protein reseptor yang telah didownload ini (kondisi temperatur tubuh normal pada manusia)
kemudian dipilih ligan alaminya untuk proses dan 312K (kondisi temperatur demam pada
validasi metode docking. Parameter yang manusia). Selanjutnya, dilakukan analisis hasil
digunakan yaitu parameter Root Mean Square simulasi dinamika molekul (Unadi, 2013).
Deviation (RMSD) position between two similliar
groups. RMSD merupakan pengukuran dua pose HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan membandingkan posisi atom antara struktur Sintesis Senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
eksperimental dengan struktur yang di-dockingkan yl)carbonyl]-benzohydrazide
atau yang diprediksi. Metode docking dikatakan Sintesis senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
baik jika nilai RMSD nya lebih kecil atau sama yl)carbonyl]benzohydrazide dilakukan melalui
dengan 2Å. Jika nilai RMSD yang diperoleh lebih reaksi asilasi mengacu pada reaksi Schotten-
besar dari 2Å, metode yang digunakan tidak dapat Baumann. Metode Schotten-Baumann merupakan
dipercaya dan reseptor tersebut tidak bisa suatu metode sintesis senyawa amida, dimana
digunakan pada proses pengujian selanjutnya nukleofil amina direaksikan dengan benzoil klorida
(Purnomo, 2013). dalam suasana basa.
Proses sintesis senyawa 4-chloro-N’-
[(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide digunakan
isoniazid sebanyak 0,0146 mol sedangkan 4-
klorobenzoyl klorida sebanyak 0,0078 mol.

4
Refluks dilakukan selama 6 jam yang induknya yaitu isoniazid serta jarak lebur yang
setiap jam nya diuji menggunakan kromatografi tidak lebih dari 2oC.
lapis tipis (KLT) dengan elueun metanol:kloroform
(4:1). Berdasarkan hasil, nilai Rf senyawa sintesis Identifikasi dan Karakterisasi Struktur Senyawa
berbeda dengan isoniazid. Dimana nilai Rf senyawa Hasil Sintesis dengan Spektrofotometer UV-Vis,
sintesis pada jam ke 6 0,828 sedangkan nilai Rf Inframerah dan Massa
isoniazid 0,71. Dengan demikian berdasarkan hasil Identifikasi dan karakterisasi senyawa
KLT tersebut diperkirakan bahwa senyawa 4- hasil sintesis menggunakan spektrofotometri ultra
chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide violet dilakukan secara kualitatif yaitu untuk
telah terbentuk. mengetahui panjang gelombang maksimum
Hasil dari rekristalisasi di dapat hasil senyawa hasil sintesis yang dibandingkan dengan
sintesis sebanyak 0,1856 gram dengan persentase senyawa induk yaitu isoniazid. Berdasarkan hasil
sebanyak 8,63%. Senyawa hasil sintesis berbentuk identifikasi panjang gelombang isoniazid adalah
serbuk, berwarna kuning, tidak berbau, tidak larut 295 nm sedangkan panjang gelombang senyawa
dalam air, larut dalam etanol panas. hasil sintesis adalah 364,5 nm. Panjang gelombang
senyawa hasil sintesis berbeda dengan isoniazid
Uji Kemurnian yaitu lebih besar hal ini karena adanya pergeseran
Uji kemurnian senyawa hasil sintesis arah panjang gelombang yang lebih panjang atau
dilakukan dengan uji Kromatografi lapis Tipis batokromik akibat adanya penambahan serapan
(KLT) menggunakan beberapa eluen dengan gugus kromofor dan gugus ausokrom dari asil
kepolaran yang berbeda-beda. Dapat dilihat pada halida sehingga energi transisi akan lebih kecil
tabel 1. dengan demikian panjang gelombang akan lebih
besar (Sitorus, 2009).
Tabel 1 Hasil Uji Kemurnian dengan KLT Pada identifikasi menggunakan
Nilai Rf spektrofotometri Infra Merah dapat memberikan
Senyawa gambaran tentang gugus-gugus fungsi yang ada
Fase Gerak (Eluen)
Isoniazid Hasil
Sintesis pada molekul hasil senyawa sintesis (Sitorus,
0,8823 2009).. Data mengenai spektrum IR untuk senyawa
Metanol : Kloroform
(4 : 1)
0,71 0,8857 hasil sintesis ditunjukan pada gambar 1 dan tabel 3.
0,8857
0,888 Tabel 3 Bilangan Gelombang Spektrum IR
Metanol : Etil asetat
0,54 0,885
(3 : 1)
0,885
Senyawa Hasil Sintesis
0,888 Bilangan Gelombang Hasil
Gugus Fungsi
Etanol : n-heksan Sintesis (cm-1)
0,735 0,888
(3 : 1) 3371,57
0,888 Ulur –NH
3278,99
0,5
Kloroform : Aseton : Ulur C=O amida 1681,93
0,286 0,5 C=C aromatis 1597,06
Metanol (11 : 3 : 1)
0,5 C-Cl 745,35
1064,71
Pengujian KLT dilakukan secara tiga C-N amina 1095,57
reflikasi, berdasarkan hasil KLT senyawa hasil 1226,73
C-N aromatis 1651,07
sintesis menunjukan spot tunggal pada masing-
masing eluen hal ini dapat diketahui dengan
menggunakan lampu UV 254 nm dan dapat
dikatakan bahwa senyawa hasil sintesis telah murni.
Selain itu, nilai Rf senyawa hasil sintesis lebih
besar dari pembanding.
Pada uji kemurnian senyawa hasil sintesis,
dilakukan juga dengan penetapan jarak lebur. Dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Hasil Uji Jarak Lebur
Jarak Lebur (oC)
No.
Isoniazid Senyawa Hasil Sintesis Gambar 1. Spektrum Inframerah Senyawa Hasil
1. 160-161 198-200 Sintesis
2. 160-161 198-200
3. 160-161 198-200
Gugus-gugus fungsional yang
Berdasarkan data yang diperoleh dapat teridentifikasi berdasarkan spektrum IR adalah
diprediksi bahwa senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- gugus –NH pada daerah bilangan gelombang
yl)carbonyl]-benzohydrazide telah terbentuk dan 3371,57 cm-1 dan 3278,99 cm-1. Puncak yang
telah murni, ditandai dengan jarak lebur senyawa terlihat pada bilangan gelombang 1681,93 cm-1
sintesis yang berbeda dengan jarak lebur senyawa menunjukkan adanya gugus C=O. Gugus C=C

5
aromatik mengabsorbsi serapan pada 1597,06 cm-1.
Dan untuk gugus C-Cl terdapat pada daerah
bilangan gelombang 745,35 cm-1. Puncak yang
terlihat pada bilangan gelombang 1064,71 cm- Screening Ligand Based Drug Likeness (Drug
1
,1095,57 cm-1 , 1226,73 cm-1 menunjukan adanya Scan)
C-N amina. Sedangkan puncak yang terlihat pada Analisis drug scan dilakukan untuk
bilangan gelombang 1651,07 cm-1 menunjukan mempelajari sifat kemiripan ligan uji terhadap
adanya C-N aromatis. Gugus-gugus yang senyawa obat yang telah ada (drug-likeness) dan
teridentifikasi tersebut merupakan gugus-gugus mengacu pada kemiripan suatu senyawa dengan
fungsi penyusun senyawa hasil sintesis yaitu obat oral. Metode untuk mengevaluasi drug-
senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]- likeness yaitu menggunakan aturan Lipinski’s Rule
benzohydrazide. of Five. Aturan tersebut menetapkan bahwa
Identifikasi selanjutnya yaitu molekul obat harus mempunyai massa molekul
menggunakan spektrometri Massa untuk relatif <500 g/mol, nilai Log P <5, donor ikatan
memperkuat dugaan senyawa sintesis merupakan hirogen <5, akseptor ikatan hydrogen <10, dan
senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]- refractory molar antara 40-130. Penerapan aturan
benzohydrazide. Spektrometri massa akan lipinski ini berhubungan dengan proses absorpsi
memberikan informasi BM (g/mol) dari suatu atau permeabilitas terhadap lipid bilayer yang ada
molekul organik. Berat molekul yang terlihat pada dalam tubuh (Tambunan, 2014).
spektrum dibandingkan dengan berat molekul dari Log P menentukan permeabilitas senyawa
perhitungan menggunakan software Chem Draw untuk dapat melewati membran lipid bilayer
jaringan epitel yang melapisi permukaan usus
dengan rapat, dan tidak mempunyai pembuluh
darah sehingga hanya bisa dilewati oleh molekul
kecil dan cukup hidrofobik. Semakin besar nilai log
P maka molekul bersifat hidrofobik, mudah larut
dalam lemak sehingga mudah untuk menembus
sawar membran karena dapat berdifusi dengan cara
melarut dalam bahan penyusun membran yang
bersifat lipofilik. Tapi molekul senyawa yang
terlalu hidrofobik cenderung memiliki toksisitas
yang lebih besar karena molekul obat akan tertahan
lebih lama di lipid bilayer dan tidak bisa
dieksresikan dari tubuh (Wulandari dan Kristin,
2010).
Nilai berat molekul berkaitan dengan
Gambar 2. Spektrum Massa Senyawa Hasil proses distribusi obat. Proses distribusi obat terjadi
Sintesis dengan cara menembus membran biologis melalui
Berdasarkan spektrum massa terdapat proses difusi. Obat dengan berat molekul lebih dari
spektrum tertinggi diduga berasal dari senyawa 500 akan mempunyai ukuran molekul yang besar
hasil sintesis. Menurut hasil identifikasi massa sehingga akan cukup sulit untuk menembus
senyawa sintesis yaitu 275,87 sedangkan menurut membran biologis. Berbeda dengan obat yang
teoritis dengan menggunakan chem draw massa memiliki berat molekul lebih kecil akan memiliki
senyawa adalah 275,69. ukuran molekul yang kecil sehingga akan
memudahkan obat untuk menembus membran
Studi In Silico biologis.
Preparasi Ligan (Senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin- Donor ikatan hidrogen dan akseptor ikatan
4-yl)carbonyl]-benzohydrazide) hidrogen adalah kontributor utama daerah
Struktur Ligand yang telah digambarkan permukaan polar suatu molekul. Semakin luas
struktur dua dimensinya secara manual permukaan polar molekul maka akan menurunkan
menggunakan software MarvinSketch. Kemudian permeabilitasnya. Jadi semakin banyak H-donor
struktur yang terbentuk dilakukan optimasi dan H-akseptor molekul akan sulit menembus
geometri yaitu tahap pertama dilakukan protonosi sawar membran (Wulandari dan Kristin, 2010).
pada pH 7,4 agar pH nya sesuai dengan pH darah Refractory molar merupakan suatu ukuran
dalam tubuh dengan metode Major Microspecies. nilai total polarisabilitas dari molekul yang sangat
Selanjutnya dilakukan Conformational search bergantung pada suhu, indeks bias dan tekanan.
untuk mendapatkan struktur yang paling sesuai dan Polarisabilitas adalah kemudahan suatu molekul
cocok dengan reseptor atau protein target serta untuk membentuk dipol sesaat atau untuk
stabil sehingga memiliki energi potensial yang mengimbas (menginduksi) suatu molekul
rendah. Penentuan konformasi ini menggunakan (Harganingtyas, 2011).
metode conformers (Agistia, 2013).

6
Hasil drug scan terhadap senyawa 4- termasuk senyawa yang mutagen yang dapat
chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide menyebabkan mutasi genentik sehingga senyawa
yang dibantu dengan software MarvinSketch hasil sintesis tidak dijamin keamanan dalam
terdapat pada tabel 4. penggunaannya.
Tabel 4 Hasil Analisis Drug Scan 4-chloro-N’- Selanjutnya parameter carcino rat,
[(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide senyawa 4-chloro-N’[(pyridin-4-yl)carbonyl]-
Parameter Hasil benzohydrazide tidak mengakibatkan karsinogenik
Berat molekul 275,69 g/mol (negativ). Sedangkan pada parameter carcino
Lipopilitas (Log P) 1,47
Donor ikatan hidrogen 2 mouse senyawa 4-chloro-N’[(pyridin-4-
Aseptor ikatan hidrogen 6 yl)carbonyl]-benzohydrazide dapat menyebabkan
Refactory molar 71,32 karsinogenik (positif). Hal ini diakibatkan oleh
struktur senyawa yang memiliki gugus hidrazin
Berdasarkan hasil Drug Scan yang yang dapat menyebabkan karsinogenik dan
ditunjukkan pada tabel 4, diperoleh bahwa senyawa mutagenik (Nugraha, 2016).
4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-
benzohydrazide telah memenuhi syarat dari aturan Identifikasi Reseptor Tuberkulosis
Lipinski. Maka diprediksi bahwa senyawa hasil Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh
sintesis memiliki permeabilitas yang baik dan beberapa kandidat reseptor target yang paling
mudah diabsorpsi, sehingga jumlah senyawa yang berpotensi terhadap senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-
berinteraksi dengan reseptor lebih banyak, sehingga 4-yl)carbonyl]benzohydrazide berdasarkan
aktivitasnya semakin besar. kecocokan parameter fit score dan z'-score. Hasil
identifikasi reseptor tuberkulosis terdapat pada
Uji ADME dan Toksisitas tabel 7.
Tabel 5 Data Hasil Analisis ADME Tabel7 Identifikasi Reseptor 4-chloro-N’-[(pyridin-
Parameter Hasil Ket.
4-yl)carbonyl]benzohydrazide
Caco2 19,7607 nm/sec Sedang
Param PDB ID
HIA 93,057954% Baik
eter 1SLH 1MRS 1EYE 1SJN 1SR9
Plasma Protein Ikatan kimia
82,410776% Rank 192 220 228 291 122
Binding (PPB) lemah
Target Deoxyuri Thymidyl Dihydro Deoxyuri 2-
Name dine 5- ate kinase pteroate dine 5- isopropyl
Senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- triphospat n triphospat malate
yl)carbonyl]benzohydrazide memiliki nilai Caco2 e synthase e synthase
sebesar 19,7607 nm/sec yang masuk ke dalam nucleotido 1 nucleotido
hydrolase hydrolase
kategori sedang yang berada dalam rentang 4-70 Fit 4.052 3.791 3.653 3.892 3.13
nm/sec (Chikale dkk, 2012). Nilai Caco2 Score
memberikan gambaran tentang permeabilitas atau
kemampuan untuk menembus membran plasma. z'- 0.514331 -0.507459 -1.03447 -0.409967 -0.930924
Untuk parameter HIA (Human Intestinal score
Absorption) senyawa hasil sintesis memiliki nilai
93,057954% yang masuk dalam kategori baik yaitu
diantara rentang 70-100% sehingga dapat diprediksi Hasil yang diperoleh dari identifkiasi nilai
bahwa senyawa akan mencapai situs target dalam fit score tertinggi terdapat pada reseptor dengan
konsentrasi tinggi. Parameter HIA bertujuan untuk kode 1SLH yaitu sebesar 4.052, dan memiliki nilai
memprediksi persen penyerapan suatu obat di z'-score sebesar 0.514331. Nilai z’-score semakin
dalam usus manusia. Sedangkan dari parameter signifikan dari reseptor target terhadap senyawa uji
PPB (Protein Plasma Binding) senyawa hasil apabila memiliki nilai yang semakin positif,
sintesis memiliki ikatan kimia yang lemah dengan sedangkan nilai z'-score akan menunjukan reseptor
protein plasma, dimana nilai PPB senyawa target tidak cukup signifikan terhadap senyawa uji
memiliki rentang kurang dari 90% yaitu sebesar apabila nilainya semakin negatif (Georgieva,
82,410776%. 2014).
Untuk prediksi toksisitas dapat dilihat pada
tabel 5. Analisis Reseptor Tuberkulosis
Tabel 6 Hasil Prediksi Toksisitas dari 4-chloro-N’- Reseptor yang telah diidentifikasi yang
[(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide berpotensi terhadap senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-
Parameter Toksisitas Hasil Prediksi 4-yl)carbonyl]benzohydrazide kemudian dianalisis
Ames_test Mutagen
Carcino_Mouse Positive
menggunakan program berbasis web yaitu PDBsum
Carcino_Rat Negative menggunakan parameter Ramachandran Plot.
Tujuan analisis reseptor yaitu untuk melihat
Berdasarkan hasil prediksi uji toksisitas kestabilan dari suatu reseptor. Ramachandran Plot
bahwa menurut parameter ames test, senyawa 4- yaitu suatu plot yang digunakan untuk
chloro-N’[(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide memvisualisasikan koordinat tiga dimensi protein

7
yang telah ditentukan melalui eksperimen ke dalam Tabel 8 Hasil Validasi Docking Reseptor Target
koordinat internal, dimana setiap residu asam dengan Program ArgusLab
amino dapat digambarkan sebagai satu plot dalam Kode Native
Energi Bebas
ramachandran plot (Farkhani, 2012). Plot-plot RMSD (Å) Ikatan
PDB Ligand
(kcal/mol)
yang menggambarkan residu asam amino pada 1SLH 2170 DUD 1,3991 -10,6332
suatu struktur protein inilah yang disebut sebagai 1MRS 217 5HU 1,6062 -7, 57825
Ramachandran Plot (Unadi, 2013). 1EYE 310 PMM 1,6073 -5,73681
Kualitas struktur protein diketahui dari 1SJN 1170 DUD 1,8563 -9,30728
1SR9 701 KIV 0,9934 -7,91694
keberadaan residu non-glisin pada dissalowed
region karena residu selain glisin pada daerah ini
Berdasarkan didapatkan hasil yang valid,
dapat menimbulkan halangan sterik yang dapat
maka parameter docking yang digunakan
mengganggu konformasi protein untuk
memenuhi kriteria validitas metode docking
mendapatkan ikatan yang stabil dengan ligan (Ngili
sehingga metode docking ini dapat dipercaya untuk
Yohanis, 2009). Reseptor dikatakan stabil apabila
digunakan pada penelitian senyawa uji selanjutnya.
nilai dissalowed region nya kurang dari 0,8% dan
Berdasarkan hasil perhitungan RMSD dari ke lima
nilai most favorite regions nya lebih dari 90%
reseptor nilai RMSD semuanya memenuhi syarat
(Lakshmi, 2014)
Tabel 8 Analisis Reseptor yaitu <2Å.
Disallowed Most Favoured
Reseptor
Regions regions Docking Ligan Uji Terhadap Reseptor
1SLH 0% 90% Tuberkulosis
1MRS 0.6% 96.1%
1EYE 0% 94%
Proses docking akan menghasilkan nilai
1SJN 0% 89.9% energi terkecil atau binding afinity. Binding affinity
1SR9 0.4% 91.3% merupakan ukuran kemampuan obat untuk
berikatan pada reseptor. Semakin kecil nilai energi
Berdasarkan hasil analisa plot bebas maka semakin tinggi afinitas ligan tersebut
Ramachandran, untuk nilai disallowed regions terhadap reseptornya, artinya semakin stabil
semua reseptor memenuhi syarat yaitu >0,8%. kompleks ligan-reseptor tersebut. Hal ini karena
Sedangkan pada daerah yang disukai (Most kestabilan dan kekuatan ikatan non-kovalen pada
Favorite regions) reseptor 1MRS memiliki nilai kompleks protein-ligan dapat dilihat dari besarnya
most favorite regions nya paling tinggi yaitu 96,1%. energi bebas yang dilepaskan saat interaksi pada
Sehingga dapat dikatakan empat struktur reseptor kompleks protein-ligan terbentuk (Harganingtyas,
target memiliki kualitas yang baik dan stabil yang 2011).
kemudian akan divalidasi dan dipilih energi Pada proses docking digunakan software
terkecil. ArgusLab dan menggunakan metode ArgusDock.
Senyawa uji dan pembanding di docking-kan pada
Docking grid-box yang sesuai dengan hasil validasi docking
Validasi Metode Docking pada masing-masing reseptornya. Pengaturan grid
Validasi metode docking dilakukan box ini bertujuan guna mengarahkan ligand
sebelum proses docking, validasi metode docking senyawa uji untuk berinteraksi pada daerah di
dilakukan agar metode yang dipakai dapat dalam reseptor (Ruswanto, 2015).
dipercaya sebagai referensi dalam proses docking Nilai binding affinity akan dibandingkan
dengan menggunakan program ArgusLab. Ini terhadap ligan alami denganligan alami. Adapaun
bertujuan untuk mengetahui apakah reseptor hasil docking senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
tersebut dapat digunakan atau tidak dalam proses yl)carbonyl]-benzohydrazide, ligan alami dan
docking senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- isoniazid terhadap reseptor tuberkulosis dapat
yl)carbonyl]-benzohydrazide. dilihat pada tabel 9.
Parameter yang digunakan dalam proses Tabel 9 Nilai Energi Bebas Ikatan Senyawa 4-
validasi yaitu berupa nilai RMSD (Root Mean chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-
Square Deviation). Dimana RMSD merupakan benzohydrazide, Ligan Alami Isoniazid
parameter yang digunakan untuk mengevaluasi Kode
Energi Bebas Energi Bebas Energi Bebas Ikatan
kemiripan dua buah struktur. Dikatakan valid Ikatan Senyawa Ikatan Isoniazid Ligan Alami
Reseptor
(kkal/mol) (kkal/mol) (kkal/mol)
apabila nilai RMSD yang diperoleh adalah ≤2Å dan 1SLH -9,67556 -6,71427 -10,6332
apabila nilai RMSD nya >2Å maka reseptor 1MRS -10,1298 -6,42821 -7,57825
tersebut tidak dapat digunakan (Purnomo, 2013). 1EYE -7,9528 -6,01652 -5,73681
Pada proses validasi ini dibandingkan antara posisi 1SJN -8,46774 -6,24404 -9,30728
1SR9 -8,86295 -6,58253 -7,91694
ligan asli terhadap reseptor yang telah diuji secara
eksperimental dengan posisi ligan yang sama (ligan
Berdasarkan hasil docking senyawa 4-
copy).
chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide
Hasil validasi metode docking dapat dilihat
dengan ke lima reseptor diperoleh nilai binding
pada tabel 8

8
afinity memiliki energi bebas ikatan yang paling Dinamika Molekul
rendah pada reseptor 1MRS (Thymidylate kinase). Simulasi dinamika molekul dilakukan
Reseptor 1MRS mempunyai interaksi yang lebih untuk mengevaluasi hasil proses molecular
baik dengan senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- docking. Simulasi dinamika molekular bertujuan
yl)carbonyl]-benzohydrazide dibandingkan dengan untuk memahami perilaku dinamis dari protein
keempat reseptor lainnya. Oleh karena itu energi pada skala waktu yang berbeda, pergerakan internal
yang dibutuhkan senyawa untuk berinteraksi akan yang cepat hingga lambat maupun perubahan
lebih rendah, sehingga ikatan obat dengan reseptor proses konformasi lipat protein (Alonso dkk, 2006).
akan lebih stabil. Sehingga reseptor 1MRS dapat Simulasi dinamika molekular kompleks
digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu dinamika protein target dan ligand dilakukan pada program
molekular. GROMACS dengan beberapa tahapan yaitu
penyiapan topologi, penyiapan box dan solvasi,
Visualisasi Hasil Docking penambahan ion, minimisasi energi, ekuilibrasi,
Tujuan dari visualisasi yaitu untuk simulasi produksi dan analisis.
mengetahui interaksi yang terjadi antara ligan Pada analisa hasil simulasi dinamika
dengan residu asam amino dari reseptor molekular. Analisa dilakukan terhadap RMSD
tuberkulosis. Salah satu interaksi yang dapat (Root Mean Square Deviation), RMSD dianalisis
diamati adalah ikatan hidrogen. untuk melihat konformasi struktur selama simulasi
Interaksi ikatan yang terjadi antara ligan dibandingkan terhadap konformasi awal (Edwita,
dengan asam amino terdapat pada tabel 10. Selain 2012).
interaksi melalui ikatan hidrogen, dilihat juga
interaksi lainnya dengan residu-residu asam amino.
Semakin banyak interaksi antara senyawa 4-chloro-
N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide dengan
residu-residu asam amino maka semakin baik.
Tabel 10 Data Jumlah Ikatan Hidrogen dan Asam
Amino
Ikatan Ikatan
Senyawa
Hidrogen Hidrofobik

Ligan Alami Arg74(A), Ser99(A),


Arg95(A), Phe36(A),
Tyr39(A) Phe70(A),
Pro37(A), (a)
Tyr165(A),
Asp9(A),
Tyr103(A),
Asn100(A)

4-chloro-N’-[(pyridin- Asp163(A) Asp163(A),


4-yl)carbonyl]- Leu52(A),
benzohydrazide Tyr165(A),
Tyr103(A),
Asn100(A),
Ser99(A),
Phe70(A),
Pro37(A),
Ala49(A),
Tyr39(A)
(b)
Gambar 3. (a) RMSD Protein 1MRS pada Suhu
Analisis hasil docking dapat dilihat dari 310°K (b) RMSD Protein 1MRS pada
kontak residu antara protein dengan ligan, selain Suhu 312°K
ikatan hidrogen. Residu merupakan molekul kecil
yang tidak tepat sempurna dalam membentuk ikatan Berdasarkan hasil simulasi, pada tiap
namun masih bisa menunjukkan aktivitas suhunya mengalami peningkatan RMSD di awal
biologinya. Semakin banyak interaksi senyawa uji simulasi dan dipertengahan sampai akhir simulasi
dengan residu asam amino maka diprediksi kompleks protein-ligand cenderung stabil. Pada
interaksi ligan-reseptor makin baik dan lebih stabil. protein 1MRS dengan suhu 310°K peningkatan
Senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]- terjadi pada waktu kisaran 0,01 – 0,56 ns dan
benzohydrazide berinteraksi dengan banyak residu- cenderung mencapai kestabilan dimulai pada waktu
residu asam amino dari reseptor tuberkulosis, kisaran 0,91 ns. Sedangkan dengan suhu 312°K
dengan demikian diprediksi bahwa senyawa 4- peningkatan terjadi pada waktu 0,01 – 0,7 ns dan
chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide cenderung mencapai kestabilan dimulai pada waktu
berpotensi sebagai calon obat antituberkulosis. 1,72 ns.

9
Untuk analisis simulasi dilakukan Keterlibatan residu asam amino yang sama
perbandingan kontak residu antara hasil docking menunjukan sejauh mana kecenderungan
dengan akhir simulasi untuk mengetahui perubahan pengikatan senyawa ligan terhadap makromolekul
residu yang terjadi apabila protein berada dalam protein (Farkhani, 2012). Ikatan hidrogen pada
keadaan dinamis (Unadi, 2013). molecilar Docking berubah menjadi residu asam
Tabel 11 Perbandingan Kontak Residu dan Ikatan amino (interaski hidrofobik) pada simulasi
Hidrogen pada suhu 310oK dan suhu Molecular Dynamic. Hal ini diakibatkan karena
3120K terjadinya perubahan konformasi pada ligan dan
Metode
Ikatan Residu Asam protein akibat pengaruh suhu dan adanya pelarut
Hidrogen Amino pada sistem simulasi sehingga terjadi perubahan
Molecular docking 1 (Asp163) Leu52, Tyr165,
Tyr103, Asn100, jarak antar atom yang sebelumnya berinteraksi dan
Ser99, Phe70, akhirnya gugus-gugus ligan berinteraksi dengan
Pro37, Ala49, residu asam amino lain yang jaraknya lebih dekat.
Tyr39 Hasil analisis simulasi Molecular Dynamic
Dinamika Molekul 1 (Arg95) Asn100, Phe70,
suhu 3100K Ala49, Asp163 4-chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]-
Dinamika Molekul Tidak ada ikatan Tidak ada residu benzohydrazide pada suhu 3120K tidak terjadinya
suhu 3120K ikatan, baik ikatan hidrogen ataupun adanya residu
Ket: label kuning = residu asam amino yang asam amino hal ini diakibatkan oleh ikatan yang
berinteraksi pada proses docking dan dinamika terikat lemah sehingga mengakibatkan terlepasnya
molekul ikatan hidrogen. Tidak terjadinya interaksi ikatan
Dari visualisasi hasil Molecular Dynamic hidrogen ini diperkirakan karena ikatan hidrogen
dan molecular Docking dapat dilihat perubahan yang sudah terbentuk dari hasil docking tidak stabil,
yang terjadi yaitu berubahnya ikatan hidrogen dan sehingga pada akhir simulasi dinamika molekul
pengurangan jumlah residu asam amino. Pada suhu 312oK tidak ditemukan ikatan hidrogen
molecular Docking 4-chloro-N’-[(pyridin-4- (Nugraha, 2016). Selain itu adanya pengaruh suhu,
yl)carbonyl]-benzohydrazide membentuk ikatan dimana semakin tinggi suhu makan ikatan yang
hidrogen dengan Asp163 dan 9 residu asam amino. terbentuk semakin berkurang dan adanya pelepasan
Sedangkan pada Molecular Dynamic 4-chloro-N’- ikatan. Berdasarkan analisa simulasi Molecular
[(pyridin-4-yl)carbonyl]-benzohydrazide pada suhu Dynamic senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4-
3100K membentuk ikatan hidrogen dengan Arg95 yl)carbonyl]benzohydrazide stabil pada suhu 3100K
dan 4 residu asam amino. dan kurang stabil pada suhu 3120K.

SIMPULAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah Untuk pengembangan lebih lanjut perlu
dilakukan dapat disimpulkan bahwa senyawa 4- dilakukan penelitian terhadap senyawa 4-chloro-N’-
chloro-N’-[(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide [(pyridin-4-yl)carbonyl]benzohydrazide secara in
dapat disintesis melalui reaksi asilasi antara vitro terhadap Mycobacterium tuberculosis untuk
isoniazid dengan 4-klorobenzoil klorida mengetahui aktivitas dan toksisitasnya secara in
menggunakan refluks selama 6 jam sehingga vitro sehingga dapat digunakan sebagai calon obat
diperoleh senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- tuberkulosis.
yl)carbonyl]-benzohydrazide dengan persen hasil
sebanyak 8,63 %. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan studi in silico menggunakan Agistia, Purnomo, Tegar, Nugroho. 2013. Interaksi
metode docking dengan program ArgusLab Senyawa Aktif dari Aegle marmelos
menunjukan bahwa adanya interaksi yang paling Correa. Sebagai Anti Inflamasi dengan
baik adalah 4-chloro-N’-[(pyridin-4- Reseptor COX-1 dan COX-2. Traditional
yl)carbonyl]benzohydrazide dengan reseptor 1MRS Medicine Journal. 18 (2).
(Thymidylate Kinase) dengan nilai binding affinity - Alonso, Andrey , Bliznyuk., Gready. 2006.
10,1298 kkal/mol. Berdasarkan parameter drug Combining Docking and Molecular
scan, ADME, senyawa 4-chloro-N’-[(pyridin-4- Dynamic Simulations in Drug Design.
yl)carbonyl]benzohydrazide telah memenuhi Medicinal Research Reviews. 26 (5): 531-
persyaratan sebagai obat yang baik dan aman untuk 568.
digunakan. Namun pada analisis dapat berpotensi Chem. 2010. Synthesis And Antitubercular Activity
mutagen dan karsinogenik pada tikus kecil. Of Novel 2-Aryl N-(3,4,5-Trihydroxy
Berdasarkan hasil evaluasi simulasi dinamika Benzamido)-4-Thiazolidinone Derivatives.
molekul dengan program GROMACS menunjukkan 3 (3): 493-496.
bahwa ligan 4-chloro-N’-[(pyridin-4- Chikhale, dkk. 2012. In Silico Design, Synthesis &
yl)carbonyl]benzohydrazide memiliki konformasi Pharmacological Screening Of Some
yang kurang stabil pada temperatur 312oK. Quinazolinones As Possible Gabaa
Receptor Agonists For Anticonvulsant

10
Activity. International Journal of Ruswanto. 2015. Molecular Docking Empat
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 4 Turunan Isonicotinohydrazide Pada
(2). Mycobacterium Tuberculosis Enoyl-Acyl
Edwita. 2012. Analisis Dinamika Molekuler Carrier Protein Reductase (Inha). Jurnal
Senyawa Kompleks 12-Lipoksigenase Kesehatan Bakti Tunas Husada. 13 (1):
Dengan Kurkumin Dan Dua Turunannya. 135-141.
[Skripsi]. Depok: FMIPA UI. Siswandono, Soekardjo. 2000. Kimia Medisinal.
Farkhani. 2012. Analisis Dinamika Molekuler Hasil Surabaya: Airlangga University Press.
Penambatan Kompleks α-Glukosaidase Sitorus. 2009. Spektroskopi: Elusidasi Struktur
dengan Sulokrin. [Skripsi]. Depok: Molekul Organik. Edisi 1. Yogyakarta:
Fakultas Matematika dan Ilmu Graha Ilmu.
Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Suzan. 2010. Pengaruh Gugus Nitro dengan Posisi
Para (p) pada Sintesis N-(4-
Georgieva, Zlatkov B, Zlatkov A. 2014. Applying Nitrobenzoil)tiourea. Majalah Farmasi
Pharmmapper Server As Tool For Drug Airlangga. 8 (1).
Target Identification For Some Tambunan, dkk. 2014. Screening of commercial
Diphenylmethylpiperazine Amides. World cyclic peptide as inhibitor NS5
Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical methyltransferase of Dengue virus through
Sciences. 3(9). Molecular Docking and Molecular
Harganingtyas. 2011. Modifikasi (1R,2R,3R,5S)-(-)- Dynamics Simulation. Bioinformation
Isopinocampheylamine Sebagai Inhibitor 10(1): 023-027.
M2 Proton Channel Pada Virus Influenza Tjay, Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta:
A Subtipe H1n1 Secara In Silico. [Skripsi]. PT. Elex Media Komputindo.
Depok: Prodi Ilmu Kimia FMIPA UI. Unadi. 2013. Perancangan Pentapeptida Siklis
Kartasasmita, Musfiroh, Muhtadi , Ibrahim. 2014. Sebagai Inhibitor Neuraminidase Virus
Binding Affinity of Asiatic Acid H5N1 Melalui Docking Dan Simulasi
Derivatives Design Against Inducible Dinamika Molekul. [Tesis]. Depok: Prodi
Nitric Oxide Synthase and ADMET Ilmu Kimia FMIPA UI.
Prediction. Journal of Applied Wulandari dan Kristin. 2010. Karya Pascasarjana
Pharmaceutical Science. 4 (02): 075-080. Kimia : Analisis Interaksi Histone
Kunoli. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular. Deacetylase (HDAC) Kelas II Homo
Jakarta: CV. Trans Info Sapiens dengan Suberoyllanilide
Media. Hydroxamic Acid (SAHA) dan
Lakshmi, dkk. 2014. Investigations of Trichostantin A (TSA). Depok :
Ramachandran disallowed conformation Departemen Kimia FMIPA UI.
in proteindomain families. International Zukhrullah, Aswad, Subehan. 2012. Kajian
Journal of Biological Macromolecules. 63 Beberapa Senyawa Antiinflamasi :
(2014) 119-125. Docking Terhadap Siklooksigenase-2
Nugraha. 2016. Sintesis Dan Studi In Silico N-(4- Secara In Silico. Majalah Farmasi dan
Heksilbenzoil)-Isonikotinohidrazid Farmakologi. 16 (1): 37-44.
Sebagai Kandidat Anti Tuberkulosis.
[Skripsi]. Tasikmalaya. Prodi Farmasi
STIKes BTH.
Nurbaiti. 2009. Stabilitas Termal dan Pergerakan
Dinamis Klenow-like DNA Polymerase I
ITB-1 Berdasarkan Simulasi Dinamika
Molekul. Disertasi: Program Studi Kimia-
Institut Teknologi Bandung.
Purnomo. 2013. Kimia Komputasi Untuk Farmasi
dan Ilmu Terikat: Uji in Silico Senyawa
Antikanker. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rindi, dkk. 2005. Mutations responsible for
Mycobacterium tuberculosis isoniazid
resistance in Italy. Int J tuberc lung dis:
9(1): 94–97.
Ritmaleni. 2006. Sintesis 4-fenil-3,4-tetrahidro-
indeno [2,1]-pirimidin-2-on (LR-1).
Majalah Farmasi Indonesia. 17(3): 149-
155.

11

Anda mungkin juga menyukai