Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Kehamilan pada Remaja


Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja yang
berumur di bawah 17 tahun. Kehamilan remaja merupakan masalah sosial
masyarakat dan masalah dalam bidang obstetri. (Kepaniteraan Klinik Obstetri
dan Ginekologi: 44).
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia
antara 14 – 19 tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah. Menurut ciri-
ciri perkembangannya, masa remaja di bagi menjadi tiga tahap yaitu masa
remaja awal 10-12 th, masa remaja tengah 13-15 th, masa remaja akhir 16-19
th (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001)
Kehamilan usia dini memuat resiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa
penolakan secara emosional ketika ibu mengadung bayinya. (Ubydillah,
2000)

B. Faktor Terjadinya Kehamilan pada Remaja


Hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja diantaranya ialah:
1. Orang Tua
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap
perkembangan mental dan kejiwaan anak. Anak yang tidak merasakan
ketentraman di dalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman
di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal
yang cenderung negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap orang
tua. Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua kepada remaja untuk
dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam
hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung
membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual. Komunikasi yang
lebih terbuka antara anak dan orang tua dapat berperan penting bagi
pemantauna perilaku anak di masyarakat karena dengan komunikasi

1
orangtua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan.
2. Pengetahuan Yang Minim
Pengetahuan yang minimum ditambah rasa ingin tahu yang
berlebihan, pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong
gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan
meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua
yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari
informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku,
majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat
memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus
dihindari.
3. Perubahan Zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada
kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis
oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama,
seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan
ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks
di luar nikah.
4. Perubahan Kadar Hormon
Pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang
membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
5. Semakin Cepatnya Usia Pubertas
Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh
kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat
tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan “masa-masa tunda hubungan
seksual” menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang
tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.

6. Adanya Trend Baru dalam Berpacaran Dikalangan Remaja

2
Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah
meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang
sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika
melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
7. Faktor Agama dan Iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada
pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan
hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada
kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.

Masalah kehamilan Remaja

3
Stres kehamilan yang tidak diinginkan

Sumber stres:
- Utama
 Aib hamil
Faktor kehamilan remaja:
 Dosa menggugurkan - Globalisasi informasi
 Berpacu dengan waktu masalah seksual
- Tambahan - Anggapan informasi
 Takut terhadap salah
masyarakat - Tabu informasi seksual
 Tanpa dukungan - Menunda umur kawin
siapapun - Libido takterkendali
 Dianggap amoral - Hubungan Keluarga
 Tidak diakui pacar yang renggang
 Melanggar norma agama (kesibukan orang tua

Kehamilan remaja umur kurang 20 tahun


 Anemia hamil
 Keguguran, prematuritas BBLR tinggi
 Komplikasi hamil preeklampsia-
eklampsia tinggi
 Persalinan operatif tinggi
 Perdarahan pascapartus tinggi
 Mudah terjadi infeksi

Menggugurkan hamil: Kehamilan diteruskan:


- Risiko paling ringan - Memerlukan ANC intensif

4
- Dapat meneruskan karier - Persiapan persalinan adekuat
- Dapat ganti pacar - Perawatan bayi/pascapartus
- Pelaksanaan dengan adekuat intensif
- Komplikasi:  Trauma psikologis
 Trias komplikasi  Sulit cari pacar baru
 Infertilitas  Berdosa terhadap anak
 Hamil ektopik meningkat

C. Dampak-dampak Kehamilan pada Remaja


1. Faktor psikologis yang belum matur
a. Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan sehingga
dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi
b. Remaja berusia muda yang sedang menuntut ilmu akan mengalami
putus sekolah sementara atau seterusnya, dan dapat kehilangan
pekerjaan yang baru dirintisnya
c. Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman, atau
lingkungan masyarakat.
d. Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri
e. Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan, merokok,
atau minuman keras
2. Faktor fisik
a. Mungkin kehamilan ini tidak diketahui siapa ayah sebenarnya
b. Kehamilan dapat disertai penyakit hubungan seksual sehingga
memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap
c. Tumbuh kembang janin yang belum matur dapat menimbulkan
abortus, persalina prematur, dapat terjadi komplikasi penyakit yang
telah lama dideritanya.
d. Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif
e. Hasil janin mengalami kelainan kongenital atau BBLR

5
f. Kematian maternal dan pernatal pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun).
Dampak kebidanan kehamilan remaja:
Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan “kurun waktu
reproduksi sehat” antara umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan
ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan
makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stres) psikologis, sosial,
ekonomi, sehingga memudahkan terjadi:
a. Keguguran
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan
kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Keguguran sengaja yang
dilakukan oleh tenaga non-profesional dapat menimbulkan akibat
samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan kelainan
bawaan.
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur berat badan lahir
rendah (BBLR), dan kelainan bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda.karena
pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. tambahan zat
besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah,
membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama kelamaan seorang
yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis).

6
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia
makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-
eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan
perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan
dan infeksi. Selain itu, angka kematian ibu karena gugur kandung juga
cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh tenaga non profesional
(dukun), tetapi angka pasti belum diketahui.

D. Pengendalian Masalah Kehamilan pada Remaja


Langkah-langkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja
adalah sebagai berikut.
1) Sebelum terjadi Kehamilan
a) Menjaga kesehatan reproduksi dengan jalan melakukan hubungan
seksual yang bersih dan aman.
b) Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari)
c) Menggunakan alat kontrasepsi, diantaranya kondom, pil, dan
suntikan sehingga terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan
d) Memberi pendidikan seksual sejak dini
e) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai ajaran
agama masing-masing
f) Segera setelah hubungan seksual menggunakan KB darurat
penginduksi haid atau misoprostol dan lainnya.
2) Setelah terjadi kehamilan. Setelah terjadi konsepsi sampai nidasi,
persoalannya makin sulit karena secara fisik hasil konsepsi dan nidasi
mempunyai beberapa ketetapan sebagai berikut.
a) Hasil konsepsi dan nidasi merupakan hak untuk hidup dan
mendapatkan perlindungan
b) Hasil konsepsi dan nidasi merupakan zigot yang mempunyai potensi
untuk hidup

7
c) Hasil konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang
mengandung
d) Hasil konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat
karena potensinya untuk tumbuh kembang menjadi geberasi yang
didambakan setiap keluarga.
Berdasarkan pertimbangan tersebut langkah yang dapat diambil
antara lain sebagai berikut.
1. Membiarkan tumbuh kembang janin sampai lahir, sekalipun tanpa ayah
yang jelas dan selanjutnya menjadi tanggung jawab negara. Pasangan
dinikahkan sehingga bayi yang lahir mempunyai keluarga yang sah.
2. Dilingkungan negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah,
pihak perempuan memeliharanya sebagai anak secara lazim.
3. Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehingga
keselamatan remaja dapat terjamin untuk menyungsung kehidupan
normal sebagaimana semestinya. Undang-undang kesehatan yang
mengatur gugur kandung secara legal yaitu no. 23 tahun 1992.

Persoalan selanjutnya adalah menghindari kehamilan yang berulang


dengan meningkatkan budi pekerti dan aktivitas yang lebih bermanfaat. Jika
hal tersebut tidak mungkin dilakukan, gunakan KB remaja dengan risiko yang
paling ringan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Prof. dr. I.B.G. Manuaba, Sp.OG(K), dr. I.A. Chandranita Manuaba, Sp.OG & dr.
I.B.G. Fajar Manuaba, Sp.OG. 2007. PENGANTAR KULIAH OBSTETRI.
Jakarta: EGC

Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Sp.OG. 2004. Kepaniteraan Klinik Obstetri
dan Ginekologi E/2. Jakarta:EGC

Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Sp.OG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta:EGC

Syafrudin, dkk.2009. Kebidanan Komunitas.Jakarta:EGC

Fitriatuljannah. 2015. Kehamilan Remaja. Tersedia pada


https://id.scribd.com/doc/272431444/Makalah-Kel-5-Kehamilan-Remaja. (14
Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai