Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR EDUKASI ORANG TUA

“KEJANG DEMAM”

1. Apakah kejang demam berbahaya? Apakah kejang demam memerlukan rawat inap?
Secara garis besar, ada 2 kondisi yang ditandai dengan kejang disertai demam, yaitu :
a. Kejang demam, yang umumnya tidak merusak otak sama sekali
b. Infeksi Susunan Saraf Otak (SSP). Istilah awamnya adalah “radang otak” dan sangat
berpotensi untuk merusak otak

2. Apakah bedanya dari kedua penyakit ini?


Kejang demam adalah kejang yang disebabkan oleh adanya demam (suhu tubuhs 38°
Celcius atau lebih).
Sedangkan infeksi SSP (radang otak), yang ditandai dengan kejang disertai dengan
demam, penyebab kejangnya adalah infeksi (virus / bakteri / lainnya) di dalam otak / SSP.
Infeksi ini juga dapat memberikan gejala demam.

3. Bagimana cara membedakannya?


a. Kejang demam paling lama berhenti sendiri dalam 15 menit (jarang sekali sampai
selama ini). Setelah kejang pun anak kembali sadar dengan sendirinya.
b. Infeksi SSP / radang otak, seperti meningitis atau ensefalitis, kejang bisa berlangsung
lebih dari 15 menit, dan setelah kejang anak cenderung menjadi tidak sadar. Kejang
juga sering berulang dalam waktu berdekatan.

4. Kejang demam yang tidak merusak otak inipun dibagi menjadi 2, yaitu : yaitu kejang
demam sederhana (durasi kejang < 15 menit dan tidak berulang) dan kejang demam
kompleks (kejang > 15 menit, berulang dalam 24 jam).

5. Hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu :


a. Tahu kapan harus membawa anak ke dokter / Rumah Sakit terdekat, yaitu bila kejang
berlangsung lebih dari 5 menit, dan setelah kejang anak menjadi tidak sadar. Begitu
juga bila kejang terjadi untuk yang pertama kalinya.
b. Mengetahui apa yang harus dilakukan bila kejang terjadi, yaitu :
 Miringkan posisi badan anak (agar tidak tersedak bila anak sedang makan /
minum saat kejang terjadi)
 Jangan memasukkan apapun kedalam mulut saat anak kejang!! Apakah itu
sendok, kayu atau jari tangan kita, dengan alasan khawatir lidah tergigit atau
putus. Tidak pernah ada laporan lidah putus karena anak kejang. Bagaimana
bila justru jari kita yang terluka karena anak menggigitnya atau sendork yang
kita masukkan patah? Justru membawa masalah baru bagi anak. Apalagi
memasukkan kopi atau telur mentah kepada anak yang kejang!
 Segera masukkan obat anti kejang (yang disemprotkan lewat dubur, biasanya
dokter sudah membekali orang tua pada anak yang memiliki riwayat kejang)
 Bila kejang berhenti baik dengan obat semprot ataupun berhenti dengan
sendirinya sebelum 5 menit, umumnya aman. Bila sudah 5 menit tak kunjung
usai (dengan pemberian obat anti kejang melalui dubur), segera dibawa ke
dokter terdekat.
 Tetap tenang dan berdoa agar kejang segera berakhir

6. Hal yang perlu ditekankan adalah :


 Kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Bila kejang disertai
demam terjadi pertama kali sebelum usia sebelum 6 bulan, maka hati – hati,
apakah kondisi ini memang kejang demam atau infeksi SSP.
 Anak – anak yang pernah mengalami kejang demamberulang, ketika umurnya
sudah mencapai 5 tahun, maka orang tua harusnya lebih tenang, karena resiko
kejang demam sudah sangat jauh berkurang.
 Jika anak – anak berusia diatas 5 tahun masih mengalami kejang demam, maka
segeralah konsultasikan ke dokter.
 Meskipun kejang demam dapat berulang hingga usia anak sekitar 5 tahun, namun
peluang untuk merusak otak biasanya minimal
 Obat penurun panas tidak dapat mencegah terjadinya kejang demam,
berdasarkan hasil penelitian.
 Obat anti kejang semacam diazepam menurut beberapa penelitian memang
dapat mencegah kejang saat demam, namun efek samping dari pemberian obat
ini adalah mengantuk.
 Tidak semua kejang demam membutuhkan antibiotik. Mayoritas kejang terjadi
pada hari pertama demam, ketika penyebab demam belum diketahui dengan
jelas. Antibiotik diberikan pada anak saat kejang demam disebabkan oleh infeksi
bakteri, dan tidak semua demam disebabkan oleh infeksi bakteri
 Ketenangan dan kesabaran orang tua pada pasien kejang demam merupakan
kunci dari pengobatan kejang demam.

Anda mungkin juga menyukai