Ansietas
Ansietas
NIM : P27220017062
Pertanyaan :
1. a. Apa yang Anda temui setelah mempelajari kecemasan dan mekanisme koping apa yang
Anda temui?
b. Saat Anda cemas, Anda melakukan mekanisme koping apa? Apakah termasuk koping
adaptif atau maladaptif?
2. a. Data fokus apa yang ditemukan pada pasien dengan kecemasan?
b. Tegakkan 1 diagnosa
c. Tentukan intervensi
d. Tentukan evaluasi
Jawaban :
1. a. Kecemasan atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian individu yang
subyektif dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Kecemasan menggambarkan keadaan khawatir, gelisah yang tak menentu,
tidak tenteram, kadang disertai berbagai keluhan fisik. Tanda dan gejala kecemasan antara
lain : sedih, gelisah, sulit berkonsentrasi, keluhan-keluhan somatic seperti rasa sakit pada
otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. Ada empat tingkat
kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
Bila individu sedang mengalami kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau
meniadakan kecemasan dengan mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan,
mekanisme koping yang biasanya digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa,
berkhayal, memaki, merokok, olahraga, mengurangi kontak mata dengan orang lain, dan
membatasi diri pada orang lain. Sedangkan mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan
sedang, berat dan panik membutuhkan banyak energi.
b. Mekanisme koping terhadap kecemasan pada diri sendiri
- Maladaptif
Menangis berlebihan
-Adaptif
1) Mengungkapkan perasaan kepada orang lain
2) Mencari atau menerima motivasi dari orang lain
3) Makan sesuatu yang disukai
4) Menenangkan diri dengan mencari udara segar
5) Jalan jalan
2. a. Data fokus yang ditemukan pada pasien dengan kecemasan.
1) Fisiologis
Suara bergetar, tremor tangan, respirasi meningkat, kesegeraan berkemih, nadi
meningkat, dilatasi pupil, refleks meningkat, nyeri abdomen, perasaan geli pada
ekstremitas, eksitasi kardiovaskuler, peluh meningkat, wajah tegang, anoreksia,
jantung berdebar-debar, diarhea, kelelahan, mulut kering, berkedut, sukar bernafas.
2) Perilaku
Gelisah, ketegangan fisik., tremor, gugup, bicara cepat, tidak ada koordinasi,
kecenderungan untuk celaka, menarik diri, menghindar, terhambat melakukan
aktifitas.
3) Kognitif
Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, pelupa, salah tafsir, adanya bloking pada
pikiran, menurunnya persepsi, kreativitas dan produktivitas menurun, bingung,
khawatir yang berlebihan, hilang penilaian objektivitas, takut akan kehilangan
kendali, takut yang berlebihan.
4) Afektif
Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervous, ketakutan, tremor, gugup,
gelisah.
b. Dari data fokus yang diperoleh ditegakkan satu diagnosa kecemasan.
Ansietas b/d perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran, status peran).
c. Intervensi dari diagnosa yang ditegakkan.
d. Evaluasi
Evaluasi terhadap kecemasan dapat dilihat dari kemampuan individu mengenali
kecemasannya dengan respon subjektif berupa mampu mengatakan arti cemas,
mengatakan lebih senang diam memikirkan masalah sendiri. Sedangkan respon objektif
berupa ekspresi wajah tampak gelisah, menjawab pertanyaan yang diajukan, mampu
mengenali kecemasannya. Kecemasan itu pula dapat diartikan sebagai reaksi yang
timbul karena ancaman yang tidak menentu. Pencegahan dari kecemasan itu dapat
dilakukan dengan cara memberikan dorongan kepada penderita untuk mengembangkan
kepercayaan diri serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.