Anda di halaman 1dari 4

I.

TUJUAN PERCOBAAN
 Memisahkan komponen-komponen dari campuran etanol-air
 Menghitung komposisi umpan, residu, dan destilat

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
 Alat destilasi Single (system batch)
 Piknometer
 Labu semprot
 Gelas kimia 100 ml, 600 ml, dan 1000 ml
 Gelas ukur plastic 2000 ml
 Gelas ukur
 Erlenmeyer 50 ml
 Pipet ukur 25 ml
 Bola isap
 Timbangan analitik
 Baskom

B. Bahan :
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
 Etanol
 Aquadest
III. DASAR TEORI

IV. PROSEDUR KERJA


A. Membuat Kurva Kalibrasi
 Membuat campuran larutan dengan kosntrasi berbeda yaitu:
Etanol (ml) 0 50 40 30 20 10

Aquadest (ml) 50 40 30 20 10 0

 Menghitung densitas masing-masing larutan dengan menggunakan


piknometer.

B. Destilasi
 Membuat campuran etanol-air sebanyak 5000 mL yaitu 3000 ml air
dan 2000 ml etanol.
 Mengukur densitas umpan dengan menggunakan piknometer lalu
memasukkan ke dalam labu destilasi.
 Melakukan destilasi dengan alat destilasi secara satu tahap.
 Menyalakan pengaduk, pemanas, dan refluks air pendingin.
 Pada saat tebentuk destilat, mencatat suhu secara periodik.
 Menampung produk destilat hingga volume mencapai 1000 mL dan
menjaga suhunya.
 Setiap destilat mencapai 100 ml diukur densitasnya.
 Menghitung volume dan densitas destilat serta residu yang diperoleh
dari hasil destilasi.
Nama : Ningsih Agustriani

Nim : 33116001

Pembahasan

Pada percobaan kali ini yaitu destilasi sederhana (batch) dengan tujuan
memisahkan komponen etanol-air dan menghitung komposisi masing – masing
komponen umpan, destilat, dan residu. Destilasi merupakan metode pemisahan zat
cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada praktikum ini
dilakukan pemisahan antara etanol dengan air. Etanol dan air merupakan senyawa
polar. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki titik didih yang tinggi, titik didih air
yaitu 100℃ pada tekanan 1 atm sedangkan titik didih etanol 78℃. Titik didih air
lebih tinggi dibandingkan etanol dikarena ikatan hydrogen air dapat membentuk
lebih banyak ikan hydrogen dibandingkan dengan ethanol.

Molekul air dapat membentuk tiga ikatan hydrogen dengan molekul air yang
lain, dimana pada satu molekul air, terdapat dua atom H yang dapat mengikat dua
atom O dari molekul air yang lain dan terdapat 1 atom O yang dapat mengikat
satu atom H dari molekul air yang lain. Semakin kuatnya ikatan hydrogen yang
terbentuk menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih. Ini disebabkan karena
ikatan hydrogen yang sangat kuat membutuhkan energy yang kuat pula untuk bisa
memutuskan ikatan hydrogen, sehingga untuk dapat membuat air mendidih
dibutuhkan suhu yang lebih besar dibandingkan suhu untuk mendidihkan etanol.
Sehingga etanol merupakan liquid yang lebih volatile akibatnya etanol lebih cepat
menguap keatas.

Salah satu cara untuk melakukan destilasi yaitu dengan cara mengurangi
tekanan pada temperature yang tetap (isothermal). Tetapi yang lebih umum
dilakukan adalah melakukan destilasi pada tekanan tetap (isobaric) dengan
menaikkan temperature. Jika dalam destilasi sederhana, uapnya diambil dan
dkondensasi, maka suatu metode destilasi terfraksi dilakukan dengan jalan
berulang – ulang secara berurutan. Prinsip kerja destilasi sederhana yaitu
berdasarkan berbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen
bersiat volatile. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah subtansi untuk menjadi gas.
Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.

Pada percobaan ini hal yang pertama dilakukan adalah membuat kurva
kalibrasi dengan hubungan antara densitas vs %volume etanol dan hubungan
antara densitas vs %mol etanol. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
diperoleh volume destilat sebanyak 1140 ml dan volume residu sebanyak 3860
ml. Densitas destilat yang diperoleh pada yaitu 0,8546 g/ml sedangkan densitas
etanol pada keadaan murni sekitar 0,79 g/ml. Jadi hasil destilat yang diperoleh
pada praktikum tidak murni 100% karena masih banyak zat pengotor yang
menurunkan tingkat kemurnian dari komponen yang dipisahkan dan dengan
metode destilasi sederhana tidak bisa didapatkan kompen dalam keadaan
murninya, karena hanya terdiri dari satu tahap. Pada fraksi mol residu secara
praktikum berdaasarkan perhitungan Persamaan Reyieigh diperoleh Xw =
0,1103 . Sedangkan fraksi mol residu yang secara teori berdasarkan perhitungan
neraca panas diperoleh Xw = 0,0615. Dapat dihitung juga bagian yang hilang
(loss) dari praktek yang telah dilakukan, dan didapatkan yaitu sebesar 0 ml. Hal
ini kemungkinan karena praktikan berhati-hati dalam melakukan praktikum serta
saat ingin mengukur densitas sampel, praktikan terlebih dahulu mengukur
volumenya sehingga tidak ada yang terbuang saat mengukur densitas sampel.

Anda mungkin juga menyukai