0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang gastritis, yaitu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Gastritis dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Petugas kesehatan akan menanyakan gejala pasien, faktor risiko, melakukan pemeriksaan fisik, menegakkan diagnosa, memberikan pengobatan obat H2 bloker, PPI, atau antasida, serta konseling untuk mencegah terulangny
Dokumen ini membahas tentang gastritis, yaitu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Gastritis dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Petugas kesehatan akan menanyakan gejala pasien, faktor risiko, melakukan pemeriksaan fisik, menegakkan diagnosa, memberikan pengobatan obat H2 bloker, PPI, atau antasida, serta konseling untuk mencegah terulangny
Dokumen ini membahas tentang gastritis, yaitu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Gastritis dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Petugas kesehatan akan menanyakan gejala pasien, faktor risiko, melakukan pemeriksaan fisik, menegakkan diagnosa, memberikan pengobatan obat H2 bloker, PPI, atau antasida, serta konseling untuk mencegah terulangny
1 Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan
submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. Proses inflamasi dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. 2 Tujuan Sebagai acuan petugas untuk menetapkan diagnosa serta terapi kepada pasien 3 Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Karanglewas nomor : 440/C.VII/SK/06/I/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Karanglewas 4 Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 5 Alat & Bahan - 6 Prosedur 1. Petugas menanyakan apakah terdapat keluhan rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan kembung. 2. Petugas menanyakan apakah terdapat faktor risiko seperti pola makan yang tidak baik : waktu makan terlambat, jenis makanan pedas, porsi makan yang besar, sering minum kopi dan teh, Infeksi bakteri atau parasite, pengunaan obat analgetik dan steroid, usia lanjut, alkoholisme, stress, penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit autoimun, HIV/AIDS, chron disease 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik seperti apakah terdapat nyeri tekan epigastrium, bising usus meningkat, pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, dan konjungtiva tampak anemis. 4. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Serta memastikan kemungkinan adanya diagnosis banding dan adanya komplikasi 5. Petugas memberikan pengobatan menggunakan H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-800 mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazol 20 mg/kali, Lansoprazol 30 mg/kali), serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hari. GASTRITIS K29.7 Gastritis, unspecified No. Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : 2/2 6. Petugas memberikan konseling dan edukasi untuk menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas dan kol. 7 Diagram Alur Keluhan rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas ↓ Faktor risiko ↓ Pemeriksaan fisik ↓ Penegakan diagnosis ↓ Pengobatan menggunakan H2 Bloker, PPI, dan Antasida ↓