BAB 1 PENDAHULUAN
1. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan empat ruang yang terletak dirongga dada, dibawah
perlindungan tulang iga, sedikit kesebelah kiri sternum. Jantung terdapat didalam sebuah
2. Fisiologi jantung
Terdiri dari tiga otot jantung yang utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serat otot
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas membrane sel
c. siklus jantung
Jantung mempunyai 4 popa yang terpisah. Dua pompa primer atrium dan dua pompa
tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya
1. sirkulasi sistemik
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir kedalam
ventrikel kiri melalui katup atrioventrikel (AV), yang terletak di sambungan atrium dan
2. sirkulasi paru
Darah diatrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya yang disebut
katup semilunaris (atau trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir
Dua arteri besar , yang disebut arteri koroner kiri dan kanan, merupakan cabang dari aorta
segera setelah aorta keluar dari ventrikel kiri dan mensuplai darah kejantung.
1.2 TUJUAN
keperawatan.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI
Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu
seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri.
Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera
Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke daerah
2.2 ETIOLOGI
kebutuhan.
Ketika beraktivitas, terutama aktivitas yang berat, beban kerja jantung meningkat.
Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat;
Jantung mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi terutama dari pembuluh darah
koroner.
Saat beban jantung meningkat, pembuluh darah koroner akan melebar untuk
jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang memadai bagi kerja jantung.
Otot jantung akan memproduksi jalur energy lain yang tidak menggunakan oksigen.
Jalur energy ini menghasilkan asam laktat yang bersifat asam. Derajat keasaman
otot jantung akan meningkat. Hal inilah yang menimbulkan rasa nyeri.
suplai oksigen menjadi adekuat dan otot kembali ke proses wajar untuk membentuk
energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan
asam laktat, maka nyeri angina mereda. Dengan demikian, angina pektoris
2.3PATOFISIOLOGI
ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen
arteri koroner (aterosklerosis koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab
aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas
paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei
koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung.
Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis
dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen,
maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium. Berkurangnya kadar oksigen
tdak efisien apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi oksidatif
dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami penurunan yang cukup
besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu asam laktat, akan tertimbun sehingga
Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia serta asidosis
menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah miokardium yang
berkurng. Selain itu, gerakan dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal;
mengalami iskemia dan derajat respon refleks kompensasi oleh system saraf otonom.
Berkurangnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi
volume sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).
Angina pectoris adalah rasa sakit dada yang berkaitan dengan iskemia miokardium.
Mekanismenya yang tepat bagaimana iskemi menimbulkan rasa sakit masih belum jelas.
Agaknya reseptor saraf rasa sakit terangsang oleh metabolik yang tertimbun atau oleh
suatu zat kimia antara yang belum diketahui atau oleh sters mekanik lokal akibat kontraksi
miokardium yang abnormal. Jadi secara khas rasa sakit digambarkan sebgai suatu tekanan
substernal, kadang-kadang menyebar turun kesisi medial lengan kiri. Tetapi banyak pasien
tak pernah mengalami angina yang pas; rasa sakit angina dapat menyerupai rasa sakit
karena maldigesti atau sakit gigi. Pada dasarnya angina dipercepat oleh aktivitas yang
meningkatkan miokardium akan oksigen, seperti latihan fisik. Sedangkan angina akan
1. Angina Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika pembuluh darah koroner yang tidak dapat melebar
jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik tangga.
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan pada kenyataannya sering timbul
pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal terjadi spasme (penyempitan
di bagian hilir.
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal ; dijumpai pada individu dengan
perburukan penyakit pembuluh darah koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan
beban kerja jantung; hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang
Gejala klinis :
Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum (tulang dada) atau di bawah
sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan
kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada
juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah ulu hati, leher, rahang, gigi, bahu.
Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras
atau terasa panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak di dada
karena pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan
pasien kurang.
Nyeri dada pada angina biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas, misalnya
sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga.
Pada kasus yang berat, aktivitas ringan seperti mandi atau menggosok gigi, makan
terlalu kenyang, emosi, sudah dapat menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada tersebut
segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. Serangan angina dapat timbul
tidak enak di dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung
lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan jantung dan bukan angina
pektoris biasa.
Pada angina pektoris dapat timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah,
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering masih normal.
Foto rontgen dada sering menunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien
3. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan pemeriksaan enzim jantung. Enzim tersebut akan meningkat kadarnya pada
Pemeriksaan profil lemak darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliserida dan pemeriksaan
gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti kolesterol dan/atau
diabetes mellitus.
yang bekerja sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan interval 3 - 5 menit.
kemampuan jantung.
Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
jantung mungkin normal, S4 ambat atau murmur sistolik transien lambat (disfungsi otot
Makanan/cairan
kolesterol/lemak,garam,kafein,minuman keras.
Integritas ego
Gejala : stressor kerja,keluarga,lain-lain.
Nyeri/ketidaknyamanan
menit)
Faktor pencetus : nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi besar,seperti
marah,olahraga pada suhu ekstrem,atau mungkin tak dapat diperkirakan dan/atau terjadi
selama istirahat.
Nyeri dada baru atau terus menerus yang teah berubah frekuensi,durasinya,karakter atau
Pernafasan
Penyuluhan pembelajaran
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
miokard transien/memanjang)
kesehatan.
3. RENCANA KEPERAWATAN
Pantau dan catat efek atau kerugian Efek yang diinginkan untuk
respon obat, catat TD, frekuaensi jantung menurunkan kebutuhan oksigen
dan irama (khususnya bila memberikan miokard dengan menurunkan stress
kombinasi antagonis kalsium, ventricular. Obat dengan kandungan
betabloker, dan nitras) inotropik negative dapat menurunkan
perfusi terhadap iskemik miokardium.
Kombinasi nitras dan penyekat beta
dapat memberi efek terkumpul pada
curah jantung.
Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala GJK Angina hanya gejalab patologis yang
disebabkan oleh iskemia
miokard.penyakit yang emepengaruhi
fungsi jantung emnjadi dekompensasi.
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat Meskipun berbeda pada bentuk
saluran kalsium, contoh ditiazem kerjanya, penyekat saluran kalsium
(cardizem); nifedipin (procardia); berperan penting dalam mencegah dan
verapamil(calan). menghilangkan iskemia pencetus
spasme arteri koroner dan
menurunkan tahanan vaskuler,
sehingga menurunkan TD dan kerja
jantung.
Penyakit beta, contoh atenolol Obat ini menurunkan kerja jantung
(tenormin); nadolol (corgard); dengan menurunkan frekuensi jantung
propanolol (inderal); esmolal dan TD sistolik.
(brebivbloc).
3. INTOLERANSI AKTIFITAS BERHUBUNGAN DENGAN SERANGAN ISKEMIA
OTOT JANTUNG, BERKURANGNYA CURAH JANTUNG.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
dapat diukur, pasien menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi
fisiologis.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji respons klien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu
perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 dalam mengkaji respons fisiologi
kali per menit di atas frekuensi istirahat; terhadap stress aktivitas dan, bila ada
peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan
selama/sesudah aktivitas; dispnea atau kerja yang berkaitan dengan tingkat
nyeri dada; keletihan dan kelemahan aktivitas.
yang berlebihan; diaphoresis; pusing
atau pingsan.
Instruksikan pasien tentang teknik Teknik menghemat energi mengurangi
penghematan energi. penggunaan energy, juga membantu
keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Berikan dorongan untuk melakukan Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
dapat ditoleransi. Berikan bantuan Memberikan bantuan hanya sebatas
sesuai kebutuhan. kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
4. ANSIETAS BERHUBUNGAN DENGAN RESPON PATOFISIOLOGIS DAN
ANCAMAN TERHADAP STATUS KESEHATAN.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien
turun sampai tingkat yang dapat diatasi.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat
sesuai, pasien menunjukkan strategi koping efektif/keterampilan pemecahan
masalah, pasien melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat diatasi.
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh Menurunkan cemas dan takut terhadap
tes stress. diagnose dan prognosis.
Tingkatkan ekspresi perasaan dan Perasaan tidak ekspresikan dapat
takut,contoh menolak, depresi, dan menimbulkan kekacauan internal dan
marah. efek gambaran diri.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran
menganggap pasien sebelumnya. dalam keluarga dan kerja tidak
berubah.
Kolaborasi :
berikan sedative, tranquilizer sesuai Mungkin diperlukan untuk membantu
indikasi pasien rileks sampai secara fisik
mampu untuk membuat strategi
koping adekuat.
5. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR) MENGENAI KODISI,
KEBUTUHAN PENGOBATAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA
INFORMASI.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan
pasien bertambah.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan, berpartisipasi dalam program pengobatan serta melakukan
perubahan pola hidup.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji ulang patofisiologi kondisi. Pasien dengan angina membutuhkan
Tekankan perlyunya mencegah serangan belajar mengapa hal itu terjadi dan
angina. apakah dapat dikontrol. Ini adalah
focus manajemen terapeutik supaya
menurunkan infark miokard.
Dorong untuk menghindari Dapat menurunkan insiden /beratnya
faktor/situasi yang sebagai pencetus episode iskemik.
episode angina, contoh: stress emosional,
kerja fisik, makan terlalu banyak/berat,
terpajan pada suhu lingkungan yang
ekstrem
Kaji pentingnya control berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting
menghentikan merokok, perubahan diet memberikan pasien kesempatan untuk
dan olahraga. membuat perubahan kebutuhan.
Tunjukan/dorong pasien untuk Membiarkan pasien untuk
memantau nadi sendiri selama aktivitas, mengidentifikasi aktivitas yang dapat
jadwal/aktivitas sederhana, hindari dimodifikasi untuk menghindari stress
regangan. jantung dan tetap dibawah ambang
angina.
Diskusikan langkah yang diambil bila Menyiapkan pasien pada kejadian
terjadi serangan angina, contoh untuk menghilangkan takut yang
menghentikan aktivitas, pemberian obat mungkin tidak tahu apa yang harus
bila perlu, penggunaan teknik relaksasi. dilakukan bila terjadi serangan.
Kaji ulang obat yang diresepkan untuk Angina adalah kondisi rumit yang
mengontrol/mencegah serangan angina. sering memerlukan penggunaan
banyak obat untuk menurunkan kerja
jantung, memperbaiki sirkulasi
koroner, dan mengontrol terjadinya
serangan.
Tekankan pentingnya mengecek dengan Obat yang dijual bebas mempunyai
dokter kapan menggunakan obat-obat potensi penyimpangan.
yang dijual bebas.
4. Implementasi keperawatan
2. Menganjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
nyeri.
sisi kiri)
miokard transien/memanjang)
diri,sesuai indikasi.
6. Memantau dan mencatat efek/kerugian respon obat,catat TD,ferkuensi jantung dan irama
atenolol(tenormin),nadolol(corgard);propanolol(inderal);esmolal(brebivbloc)
1. Mengkaji respon klien terhadap aktifitas. Memperhatikan frekuensi nadi ebih dari
status kesehatan.
ingkungan ekstrem.
olahraga.
dijual bebas.
5. evaluasi
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Angina pektoris adalah kumpulan gejala klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu
seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri.
Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera
Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke punggung, ke rahang atau ke daerah
Makalah manajemen keperawatan yang kami buat mungkin masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman dan pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Muin. Angina Pectoris Stabil. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi keempat, jilid
III. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2006.