Anda di halaman 1dari 4

Kompetisi? Untuk apa? Uangku dibelanjakan atau ditabung?

Valerio International Guitar Festival, satu-satunya kompetisi yang tetap berjalan selama 7
tahun belakangan ini. Dimulai dari skala nasional pada tahun 2012 kemudian naik skala
internasional pada tahun 2016 valerio terus ada dengan hadiah yang cukup menggiurkan bagi
para kontestan. Kompetisi, Masterclass dan Concert merupakan menu wajib yang ada di Valerio
International Guitar Festival. Pius Gracio Anton selaku president Valerio International Guitar
Festival bersama tim saya rasa telah sukses melaksanakan acara selama 7 tahun, dengan
keberlangsungannya setiap tahun dari 2012 sampai 2019 merupakan bukti nyata bahwa Valerio
International sebagai wadah para penggiat gitar klasik yang ada di Indonesia. Terlepas dari pro
dan kontra sejak awal diadakannya Valerio Guitar Festival, saya mau memberikan beberapa
tanggapan atau mungkin beberapa pengalaman saya selama berpartisipasi di acara Valerio Guitar
Festival.

Pada tahun 2014 untuk pertama kali saya sebagai orang yang baru mengenal dunia gitar
klasik, disuguhui konser yang menarik dari DUO SF yang merupakan duet gitar asal amerika,
sajian yang ciamik disuguhkan lebih dari harga tiket yang hanya sekitar Rp 30.000 . Harga yang
sangat menyenangkan bagi para mahasiswa yang menimba ilmu di kota Yogyakarta untuk
menikmati sebuah sajian yang jarang adanya dan mungkin hanya satu tahun sekali adanya.
Konser DUO SF 2014 di LIP Sagan merupakan rangkaian dari Valerio Guitar Festival 2014,
membuat saya semakin terpacu untuk memiliki target mengikuti kompetisi tersebut karena dari
segi akomodasi pastinya tidak butuh banyak biaya karena terlaksana di Yogyakarta dan saya
sedang kuliah di Jogja. Sampai pada tahun 2016 saya mengikuti Valerio International Guitar
Festival yang merupakan debut pertama Valerio Guitar Festival di kancah Internasional. Saya
ikut dalam kategori Ansambel dengan grup Tranquillo Guitar Quartet dan saya berterimakasih
karena bisa mendapatkan juara 1 dengan masing masing personil mendapatkan hadiah Valerio
Guitar Student Series, debut pertama ikut kompetisi internasional dan mendapatkan juara 1,
merupakan pengalaman yang sangat berharga.

Selang 2 tahun tepatnya Agustus 2018 saya kembali mengikuti Valerio International
Guitar Festival VI di KJ Hotel Yogyakarta, dan untuk pertama kali saya mengikuti kategori open
saya mendapatkan juara 1 dan berhak atas hadiah gitar Valerio konser series, sertifikat, trophy,
dan beberapa set senar gitar. Dan pada tahun ini 2019 saya kembali terlibat dalam Valerio
International Guitar Festival VII sebagai panitia dan juga artis untuk konser di hari pertama.
Tentunya 2 hal berbeda terlibat dalam suatu event kompetisi sebagai peserta dan sebagai panitia,
sebagai peserta saya hanya datang pada saat akan kompetisi, konser dan pengumuman juara, dan
ketika menjadi panitia saya harus dating lebih awal dan pulang akhir setelah acara selesai
hahaha. Mesikupun acara sudah ada yang mengkonsep, jika panitia tidak bekerja sepenuh hati,
tentunya festival tidak akan berjalan dengan lancar. Saya bersedia sebagai panitia atas dasar
ikhlas ingin ikut mensukseskan acara Valerio Guitar Fetsival dan berharap bisa mengumur
panjangkan acara tersebut. Karena jika kita menyadari, Valerio Guitar Festival merupakan
kompetisi satu-satunya yang masih terlaksana. Jika kita melihat negara sekita kita baik ASEAN
maupun ASIA mereka memiliki banyak festival gitar klasik, dengan artis-artis yang luar biasa.

Tentunya hal tersebut tidak lepas dari dukungan orang-orang yang memiliki kekuatan
dalam financial sehingga mampu menyelenggarakan festival yang luar biasa. Terlepas dari
kontroversi yang telah terjadi sejak penyelenggaraan pertama, sebagai panitia tentunya kita
bersinggungan langsung dengan hal tersebut dari hal kecil sampai hal yang besar, dari rasan-
rasan antar panitai sampai berdatangannya pihak imigrasi untuk mencekal artis dari luar negeri
yang datang ke Valerio International Guitar Festival sebagai Juri. Dengan dicekalnya para artis
yang datang ke Valerio untuk tidak beraktivitas sebagai juri maupun konser tentunya membuat
Valerio International Guitar Festival tahun ini kurang greget kalau menurut saya, tapi saya yakin
panitia yang bekerja untuk acar ini sudah berusaha semaksimal mungkin, bisa saja atas kejadian
tahun ini pak Pius tidak ingin lagi menyelenggarakan atau melanjutkan kompetisi ini, lantas mau
diarahkan kemana para pejuang-pejuang kompetisi yang sudah berlatih jauh-jauh hari?
Mengingat jika kita mengikuti kompetisi diluar negeri membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Penurunan standar juri saya kira terjadi, tentunya dari pak Pius tidak menginginkan hal
tersebut tapi yamau gimana lagi? Kondisi mempet, dan acara harus tetap terjadi. Beruntung tidak
dibatalkan hahaha. Selepas acara saya tau ada pihak yang senang ada pihak yang sedih namun
saya mencoba menguraikan kedua pihak tersebut. Senang pastinya, menjuarai kompetisi skala
Internasional siapa yang tidak senang dan bangga? namun kita juga harus tetap menyadari jika ke
intiman juri terhadap peserta diluar arena juga mengakibatkan terjadi hasil kompetisi yang
menyakitkan bagi beberapa pihak. Setiap peserta pasti ingin menang, tapi jika semua menang,
pihak penyelenggara pastinya tekor, saya piker jika juri berasal dari juri yang beragam asal (US,
Europe, Asia,) akan membuat rasa sakit karena kalah terobati, karena apa kredibilitas juri sudah
tidak diragukan lagim mereka tidak mengenal peserta sebelumnya (kecuali yang sudah pernah
ketemu) tapi dengan juri dari luar, penilaian akan lebih objektif tanpa adanya unsur ke intiman
antar peserta dan juri di luar arena. Mengikuti suatu kompetisi bukan hanya sekedar, kamu bayar
kompetisi, bayar tiket konser, bayar masterclass, jika pola piker hanya sebatas itu, maka uang
yang digunakan telah digunakan untuk belanja kenikmatan hal selama acara berlangsung. Namun
jika kita bisa mencari selain itu, kita akan menabung uang tersebut dan mendapatkan yang lebih
seperti, pengalaman baru, teman baru, kenalan bule, jodoh mungkin, mertua dll hahaha.

Edukasi kepada peserta akan hal ini tentunya harus dilakukan supaya orientasi mereka
mengikuti kompetisi nggak hanya target juara tetapi ada jaringan yang harus dibangun, untuk
apa? Untuk membuat nyaman jalannya kompetisi untuk membuat santai, untuk tidak tegang
selama kompetisi berlangsung, dengan kita bisa menguasai lingkungan kompetisi, kita akan lebih
nyaman dalam mengikuti kompetisi dan pastinya memiliki suatu kesan. Edukasi kepada para
peserta junior sangat harus jika berkaca pada kompetisi junior tahun ini. Para pesertra junior
tidak memahami konsep kompetisi, sebagai kontestan para orang tua wajib memberitahukan
anak-anaknya untuk berisap dilokasi kapan bukan mengandalkan admin, ya memang itu tugas
admin, tapi emang yang ikut kompetisi dan bayar kompetisi elo doang mau minta apa apa
dikabarin dikit dikit dikabarin? No semua peserta diperlakukan sama gada yang istimewa.

Jika kita menilik kompetisi yang lebih dari kita, para peserta junior sudah memiliki
mental yang baik dalam mengikuti kompetisi, dan saya harap dengan adanya Valerio Guitar
Festival ini dapat membawa dampak positif akan hal tersebut. Terbukti salah satu jebolan
Valerio adalah Diandra Aruna Mahira, yang sampai saat ini semakin sangar dan menguasai,
disamping dukungan orang tuanya, adanya Valerio Guitar Festival merupakan batu loncatan
untuk Aruna berkiprah di kompetisi yang lebih besar. Selain Aruna banyak juka jebolan-jebolan
Valerio yang memiliki track record prestasi yang bagus. Sebagai anak-anak Indonesia kita
seharusnya bangga punya Valerio International Guitar Festival, banyak cara yang dapat kita
lakukan untuk mendukung acara ini, seperti halnya nonton konser dengan membeli tiket, jangan
kita pikir berapa untung yang didapat dari acara ini tapi pikirkanlah, kamu membayar segitu
murah untuk sajian yang hanya setaun sekali, jika kamu berfikir akan keuntungan maka kamu
akan enggan untuk membayar tiket. Iya kalo acaranya untung, kalo acaranya tombok? Klean-
kelan mau nomboki? Mental-mental nonton konser gratisan harus di benahi demi umur panjang
acara ini. Toh dengan kalian bayar 40.000 kalian bisa foto dengan artis, bisa ngobrol tentang
gitar sama artis, dan bisa konsultasi dibalik layar tentang gitar klasik dengan durasi yang sangat
lama. Bayangkan 40.000 dapat hal itu, apa masih mahal? Tabung uangnya, jangan dibelanjakan,
suatu pola pikir yang seharusnya ditanamkan, jika kita berfirkir belanja maka kita akan habis
ketika kita kalah tapi ketika kita berfikir tabung maka kita akan menjadi lebih baik di kompetisi
berikutnya dengan tabungan yang kita miliki. Saya harap semua pembaca dan menerima tulisan
saya ini, meskipun masih berantakan tapi saya tak hentinya belajar menulis, dan saya pikir ada
banyak hal yang terlewat dalam tulisan saya, sangat disarankan untuk ngopi dan berdiskusi demi
majunya gitar klasik di Indonesia, mesikpun kita tidak mendapatkan hasil secara Instan tapi
dengan mengharumkan nama Indonesia lewat hal-hal kecil seperti ini saya mendoakan kalian
semua diberi kelancaran dalam segala hal.

Anda mungkin juga menyukai