107-Article Text-207-1-10-20180222 PDF
107-Article Text-207-1-10-20180222 PDF
Abstrak
1. PENDAHULUAN
Pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan, terutama obat masih sangat
terbatas, padahal obat merupakan bahan yang mudah kita temukan di sekitar kita. Obat
berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan pencegahan berbagai
penyakit tidak dapat dijelaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.
Berbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan
yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Obat harus selalu digunakan secara
benar agar memberikan manfaat klinik yang optimal. (Anidya et al., 2005)
Dalam Undang-Undang Kesehatan No.36 tahun 2009 disebutkan bahwa obat adalah
bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk memengaruhi atau
menyelidikin sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
182
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
183
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
penyalahgunaan obat. Mitra dalam kegiatan ini adalah siswa kelas 5 dan 6 SD Negeri 4
Selogiri yang terletak di Dukuh Sipanjang Desa Selogiri, Kecamatan Karanggaram,
Kabupaten Kebumen. Beberapa program kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1. Pemberian pendidikan dan pelatihan mengenai manfaat obat sehingga tumbuh kesadaran
untuk patuh minum obat
2. Pemberian Pendidikan dan Pelatihan mengenai bahaya obat agar terhindar dari
penyalahgunaan obat
3. Pemberian pendidikan dan pelatihan mengenai cara penggunaan dan penyimpanan obat
(BPOM, 2008)
Berdasarkan gambaran lokasi atau tempat SD Negeri 4 Selogiri maka perlu diadakan
edukasi mengenai obat terutama cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan
membuang obat dengan benar. Fenomena yang terjadi saat ini di daerah pedesaan khususnya
desa Selogiri kurangnya pengetahuan tentang obat, dimana mereka bisa memperoleh obat
dan dimana mereka bisa konsultasi tentang obat meliputi cara penggunaan, interaksi, dosis
sekaligus salah satu cara untuk memperkenalkan profesi Apoteker dan tugasnya dalam
menyampaikan informasi obat.
2. METODE
Realisasi kegiatan ini dilakukan mulai dari survey tempat, pelaksanaan kegiatan hingga
evaluasi dan rencana tindak lanjut. Berikut adalah tabel rincian kegiatan yang dilakukan:
184
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Kegiatan dimulai dengan melakukan survey ke tempat atau lokasi yang bertempat di SD
Negeri 4 Selogiri, Karanggayam, Kebumen. Didapatkan data jumlah peserta Apoteker Kecil
sebanyak 61 siswa, yang merupakan siswa SD Negeri 4 Selogiri kelas 5 dan 6. Sarana
prasarana yang tersedia di sana adalah ruang, meja dan kursi sedangkan LCD dan sound
sistem belum tersedia. Siswa kelas 5 dan 6 dibagi menjadi 10 kelompok dimana setiap
kelompok terdapat 6 siswa. Setiap kelompok didampingi oleh dosen dan mahsiswa. Setiap
meja telah disediakan paket obat dalam berbagai bentuk sediaan obat lengkap dengan
kemasannya, kertas perkamen, lumpang dan alu, cangkang kapsul, sudip, tepung sebagai
serbuk obat, lembar kerja siswa dan bulpoint untuk masing-masing siswa. Materi diberikan
dengan sistem klasikal beserta contoh penerapannya pada produk obat.
Materi sosialisasi tentang pengenalan apoteker meliputi, pengenalan apoteker,
penggolongan obat, jenis obat, informasi pada kemasan dan brosur obat, cara penggunaan
obat, efek samping obat, cara penyimpanan obat, obat rusak dan kadaluwarsa. Sebelum
penyampaian materi, dilaksanakan pre test terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat
pemahaman dan pengetahuan siswa.
Setelah dilakukan pre test, Peserta juga diberikan simulasi atau praktek langsung
berdasarkan teori atau materi yang telah diberikan sebelumnya meliputi praktek mengenal
golongan obat, membaca informasi pada kemasan dan brosur obat, menganalisis efek
samping obat seperti yang tercantum dalam kemasan. Masing-masing siswa mendapatkan
satu botol multivitamin sehingga dapat digunakan untuk mempraktekkan bagaimana cara
minum obat sesuai dengan dosis yang tercantum dalam kemasan, menentukan berapa
frekuensi penggunaan dalam sehari sesuai dengan aturan penggunaan yang tercantum dalam
kemasan, serta bagaimana cara menyimpan obat dengan benar setelah kemasan dibuka.
Evaluasi keberhasilan pemberian penyuluhan tahap pertama dilakukan dengan cara
memberikan pertanyaan mengenai materi yang sudah diberikan. Siswa yang menjawab
pertanyaan dengan tepat mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan oleh tim.
Pada saat mengisi lembar kerja, siswa sangat antusias dan pendamping kelompok atau
tutor membantu untuk menjawab pertanyaan dari siswa. Sehingga siswa paham apa yang
mereka baca di kemasan dan yang akan mereka tulis di lembar jawab. Metode ini sangat
relevan untuk diterapkan pada siswa SD.
Setelah mengisi lembar jawab, kegiatan selanjutnya adalah praktek meracik obat. Setiap
meja disediakan peralatan meracik obat yang terdiri dari : lumpang, alu, tablet yang aman,
kertas perkamen, pencetak kapsul, bungkus obat, cangkang kapsul, dan etiket. Setiap siswa
diberikan 2 lembar kertas perkamen dan 2 kapsul. Perwakilan kelompok meracik salah satu
sediaan obat ( puyer atau kapsul) lalu dinilai kelompok mana yang paling bagus hasil
racikannya. Siswa diajarkan bagaimana cara meracik obat dengan benar. Kegiatan terakhir
adalah evaluasi yaitu siswa dibagikan lembar post test dan kemudian dikumpulkan untuk
dinilai.
185
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Kelas 6
8 Deni Wahyu 70 60
8 Daryo 100 90
Irawan
9 Devi Haryanti 70 70 9 Eling Saputra 90 100
10 Endang Sulastri 80 80 10 Eka Hidayat 90 90
11 Fefririastuti 80 80 11 Eli Nurjanah 90 100
12 Firman Syah 80 80 12 Erika Melani 90 90
13 Gilang 70 90
13 Herlino Rionaldo 70 80
Ramadan
14 Hoerun Marsel 60 80 14 Iis Maulana 100 100
15 Ikhsan Hamid 70 70 15 Ilham Ramadhani 90 90
16 Karsini 50 70 16 Jefri Setiawan 90 90
17 Malik Nasaim 100 100 17 Juliana Dewi 80 90
186
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Siswa kelas 5 yang mengikuti kegiatan apoteker kecil sejumlah 33 siswa, dimana nilai
rata-rata pre test adalah 75,75 sedangkan nilai rata-rata post test adalah 80,90. Jumlah siswa
kelas 6 yang mengikuti sebanyak 28 siswa, dimana nilai rata-rata pre test sebesar 86,42
sedangkan nilai post test sebesar 90,71. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa adanya perbedaan
nilai antara pre test dan post test, dimana hasil nilai rata-rata post test lebih tinggi daripada
pre test. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan mengenai obat dan dapat
diterima dengan baik oleh siswa. Materi penyuluhan yang diberikan dapat meningkatkan
pengetahuan siswa mengenai profesi apoteker dan informasi terkait obat terbukti dengan
peningkatan nilai post test yang diperoleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh hasil penyampaian materi terhadap tingkat pemahaman dan pengetahuan tentang
apoteker dan obat sebelum dan sesudah materi dilaksanakan dalam kegiatan ini.
Kegiatan ini mendapatkan tanggapan yang positif dari semua pihak, baik pihak sekolah
yang diwakili para guru dan kepala sekolah maupun dari pihak siswa. Siswa sangat
bersemangat ketika mengikuti materi, mereka juga saling berebutan untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan antusiasme siswa yang sangat besar.
Siswa juga sangat tertarik ketika mereka dapat praktek membaca leaflet/brosur obat maupun
cara minum obat. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar, baik untuk
siswa sendiri maupun pihak sekolah
4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pengabdian ini adalah masih rendahnya
pengetahuan siswa sekolah dasar tentang profesi apoteker, jenis dan golongan obat beserta
cara penggunaan dan penyimpanannya, serta jenis obat. Pemberian penyuluhan terbukti
dapat meningkatkan pengetahuan siswa. Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang positif
dari pihak guru dan kepala sekolah serta diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh siswa.
kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan citra positif profesi apoteker di masyarakat
sehingga tercipta suasana lingkungan yang menyehatkan bagi semua orang.
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya,penulis dapat menyelesaikan
jurnal ini dengan baik. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada STIKES Muhammadiyah
187
The 7th University Research Colloqium 2018
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Gombong yang telah memberikan kontribusi sehingga kegiatan pengabdian berjalan dengan
lancar. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada segenap pihak-pihak terkait dalam
kegiatan meliputi instansi pemerintah daerah kabupaten kebumen dan Sekolah dasar yang turut
mendukung berjalannya kegiatan ini.
REFERENSI
Anidya, C. M., Taufikurrakhman, A., Akbar, Z., Ningsih, S., Farmasi, P. S., & Indonesia, U. I.
(2005). Upaya Membangkitkan Eksistensi Profesi Apoteker Dan Sistem Interpersonal
Education, 35–40.
Astika, S.L., dalam Charles, S., dan Lia, A., 2003, Farmasi Rumah Sakit : Teori Dan Terapan,
EGC, Jakarta, 177-178.
Barnes, J., Anderson, L.A., Phillipson, J.D. (2005). Herbal medicines. London:Pharmaceutical
Press.
BPOM. (2008). Pengetahuan Tentang Obat: Perlunya Pendekatan dari Perspektif Masyarakat.
Majalah Info POM Vol. 9 No. 4
Depkes RI. (2008). Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Direktorat Bina Kesehatan Anak. Depkes
RI
Kurnia, N., Suswandari, M., Sari, N. K., & Suswandari, M. (2016). Effektivitas Program
Apoteker Kecil ( Apcil ) Terhadap Pengetahuan Tanaman Obat Tradisional Keluarga Di
Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015 / 2016. (Kurnia, Suswandari,
Sari, & Suswandari, 2016)
Kompas. 2008. Hampir Empat Ribu Anak SD Terkena Narkoba. Diakses 16 April 2017.
http://nasional.kompas.com/read/2008/02/14/16413551/hampir.empat.ribu.anak.sd.teren
a.narkoba
Kompas. 2011. 95 Siswa SD Terlibat Penggunaan Narkoba. Diakses 16 April 2017.
http://megapolitan.kompas.com/read/2011/01/20/22541115/95.Siswa.SD.Terlibat.Pengg
unaan.Narkoba
188