Anda di halaman 1dari 4

a.

Pengertian Kemampuan Berpikir Logis Matematis

Berpikir merupakan aktifitas seseorang untuk mengumpulkan ide-ide atau


informasi-informasi yang ada dengan cara menghubungkan antara bagian-bagian
informasi yang ada tersebut dengan masalah yang sedang dihadapi pada diri
seseorang. Poedjawijatna mengatakan bahwa orang yang berpikir logis akan taat
pada aturan logika. Jadi kemampuan berpikir logis dalam matematika erat
kaitannya dengan logika, kegiatan berpikir logis diartikan sebagai kegiatan
berpikir menurut suatu pola tertentu, atau dengan perkataan lain, menurut logika
tertentu. Logika sendiri berasal dari kata Yunani, yaitu Logos yang berarti
ucapan, kata, dan pengertian. Logika sering juga disebut penalaran. Dalam logika
dibutuhkan aturan-aturan atau patokan-patokan yang perlu diperhatikan untuk
dapat berpikir dengan tepat, teliti, dan teratur sehingga diperoleh kebenaran
secara rasional. Berpikir adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu
dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu berpikir, walaupun dua orang dapat
berpikir tentang hal yang sama, kesimpulan mereka keduanya diraih melalui
pemikiran mungkin berbeda, yang satu logis, yang lain tidak logis. Pemikiran
logis merupakan salah satu ciri-ciri yang harus dimiliki seseorang yang bernalar.

Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri


yang pertama adalah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut
logika atau dapat disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu
kegiatan berpikir logis. Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat analitik dari
berpikirnya. Berpikir logis adalah proses berpikir yang menggunakan penalaran
secara konsisten untuk menghasilkan kesimpulan. Masalah atau situasi yang
melibatkan berpikir logis memerlukan struktur, hubungan antar fakta,
argumentasi dan rangkaian penalaran yang dapat dimengerti. Oleh karena itu
ketika berbicara berpikir logis tidak akan bisa lepas dari penalaran, karena bisa
dikatakan bahwa berpikir logis dan penalaran saling beririsan.
Berpikir logis berarti mendapat pemahaman dan pengetahuan dengan
mempergunakan teknik berpikir yang telah ditetapkan dalam aturan logika
formal. Logika formal adalah bidang ilmu yang membahas tentang pernyataan-
pernyataan atau posisi dalam hubungannya dengan penalaran secara deduksi.
Proses deduksi, yaitu penarikan kesimpulan bersifat individual dari
pernyataan/kerangka berpikir logis yang bersifat umum. Bidang ilmu tertua yang
menerapkan deduksi berdasarkan logika formal adalah matematika.

Piaget mendefinisikan berpikir logis sebagai langkah-lagkah internal yang


digunakan seseorang ketika suatu masalah terjadi. Sheehan berdasarkan teori
perkembangan kognitif Piaget mengembangkan tes kemampuan berpikir logis
untuk mengklasifikasi siswa pada kelompok tahap operasional konkrit dan tahap
operasinal formal. Pada tahap operasional konkrit umumnya anak-anak telah
memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini
terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk
mengklasifikasi dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang
yang berbeda secara objektif, dan mampu berpikir reversibel. Pada tahap
operasional formal, tahap ini mulai dialami oleh anak dalam usia belasan tahun
(saat pubertas), dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis,
dan menarik kesimpulan dari informasi yang diberikan. Menurut Albercht agar
seseorang sampai pada berpikir logis, dia harus memahami dalil logika yang
merupakan peta verbal yang terdiri dari tiga bagian dan menunjukan gagasan
progresif, yaitu: (1) Dasar pemikiran atau realitas tempat berpijak, (2)
Argumentasi atau cara menempatkan dasar pemikiran bersama, dan (3) Simpulan
atau hasil yang dicapai dengan menerapkan argumentasi pada dasar pemikiran.
Dari beberapa penjelasan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa
berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu sehingga
mampu menyimpulkan hasil yang diperoleh dengan menerapkan argumen pada
dasar pemikiran.
Contoh soal kemampuan berpikir logis yang di modifikasi oleh Utari
Sumarmo:
Untuk membuat dua gelas jeruk diperlukan lima buah jeruk segar. Jawablah
pertanyaan berikut dan sertakan sifat matematik apa yang digunakan
a. Berapa buah jeruk segar yang harus disediakan untuk membuat lima gelas jus
jeruk?
b. Berapa gelas jus jeruk dapat dibuat dari 30 buah jeruk?
b. Indikator Kemampuan Berpikir Logis Matematis

Kemampuan berpikir logis dapat dilihat dari beberapa aspek atau


indikator, berikut indikator yang dikemukakan oleh Sumarmo:
a) Menarik kesimpulan atau membuat perkiraan dan interpretasi berdasarkan
proporsi yang sesuai.
b) Menarik kesimpulan atau membuat perkiraan dan prediksi berdasarkan
peluang.
c) Menarik kesimpulan atau membuat perkiraan atau prediksi berdasarkan
korelasi antara dua variabel.
d) Menetapkan kombinasi beberapa variabel.

e) Analogi adalah menarik kesimpulan berdasarkan keserupaan dua proses.

f) Melakukan pembuktian.

g) Menyusun analisa dan sintesa beberapa kasus.

Indikator tersebut lebih spesifik pada indikator menarik kesimpulan,


mengetahui secara rinci apa yang ingin di tuntut dari siswa. Siswono mengatakan
berpikir logis dapat diartikan sebagai kemampuan siswa untuk menarik
kesimpulan yang sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan kesimpulan
itu benar (valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang
sudah diketahui. Ni’matus menyatakan karakteristik dari berpikir logis, yaitu:
a. Keruntutan Berpikir

Siswa dapat menentukan langkah yang ditempuh dengan teratur dalam


menyelesaikan permasalahan yang diberikan dari awal perencanaan hingga
didapatkan suatu kesimpulan.
b. Kemampuan Beragumen

Siswa dapat memberikan argumennya secara logis sesuai dengan fakta


atau informasi yang ada terkait langkah perencanaan masalah dan
penyelesaian masalah yang ditempuh.
c. Penarikan Kesimpulan

Siswa dapat menarik suatu kesimpulan dari satu permasalahan yang ada
berdasarkan langkah penyelesaian yang telah ditempuh.
Pemikiran logis adalah proses penggunaan penalaran secara konsisten
untuk mengambil sebuah kesimpulan. Permasalahan melibatkan pemikiran logis,
hubungan antara fakta-fakta, dan menghubungkan penalaran yang bisa dipahami.
Berdasarkan uraian di atas, untuk kepentingan penelitian ini digunakan
instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir logis dengan indikator:
1. Mengidentifikasi hubungan antar fakta dalam menyelesaikan masalah.

2. Menyelesaikan permasalahan dengan memberikan alasan.

3. Membuat kesimpulan berdasarkan keserupaan dua proses.

Anda mungkin juga menyukai