Label Visual Peringatan Pada Bungkus Rok PDF
Label Visual Peringatan Pada Bungkus Rok PDF
BAB I
PENDAHULUAN
Merokok terbukti dapat mengurangi angka harapan hidup sebesar 13,2 hingga 14,5
tahun dan menjadi penyebab utama kematian satu dari dua perokok dengan menjadi
faktor risiko besar enam dari delapan penyebab kematian utama di dunia, juga
menyebabkan gangguan dan penyakit kejiwaan seperti depresi maupun serangan
ansietas.3,4,5 Disamping menyebabkan gangguan kesehatan, merokok juga dapat
menyebabkan penurunan derajat kesejahteraan. Sebanyak 27,3 persen perokok
berasal dari status ekonomi kurang, dan mereka mengeluarkan biaya terbesar kedua
(12,43%) setelah konsumsi beras (18,30%), sekitar limabelas kali lebih besar
daripada membeli lauk pauk, enam kali lebih besar dari pendidikan dan kesehatan
2
yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas gizi dan kelayakan
hidupnya.6 Selain kerugian ekonomi individu membeli rokok, total pengeluaran
pemerintah untuk menanggulangi akibat tembakau berupa biaya kesehatan,
pengobatan dan kematian mencapai 126,4 triliun rupiah.7 Seluruh kerugian yang
dialami baik oleh individu maupun bagi negara tentunya akan berkurang apabila
jumlah perokok di Indonesia dapat dikurangi.
Label visual peringatan pada bungkus rokok merupakan kebijakan yang telah
dilakukan oleh pemerintahan di berbagai negara di dunia. Label visual peringatan
berupa gambar/foto jelas masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok dan
melekat pada setiap sampul bungkus rokok.
1.4 Tujuan
Melalui karya tulis ini, wawasan masyarakat dan kewaspadaan bahaya merokok
lebih meningkat dan menghentikan merokok sekarang juga.
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai masukan yang berarti dalam merancang
program kesehatan dengan memasukan peringatan rokok secara visual sebagai
upaya menekan jumlah perokok di Indonesia.
Karya tulis ini dapat menjadi masukan metode edukasi kesehatan yang efektif
untuk perubahan perilaku masyarakat.
Karya tulis ini dapat menjadi bahan awal peneltian yang dikembangkan untuk
upaya edukasi kesehatan penghentian merokok.
5
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Rokok
Rokok adalah gulungan tembakau berbalut kertas atau bahan tipis lainnya
dengan ukuran 70 hingga 119 milimeter, diameter sekitar 10 milimeter
bergantung jenis dan tipe rokok. Merokok merupakan kegiatan membakar rokok
di ujung yang satu dengan menghisap asapnya dari ujung yang lain.10 Terdapat
bagian asap yang langsung dihisap, hasil hembusan kembali, dan bakaran di
ujung luar rokok.11 Saat ini, selain rokok buatan rumah tangga, rokok
diproduksi secara pabrikan dengan bentuk kemasan yang mudah dibawa dan
sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan rokok ini telah disertai dengan pesan
kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang
ditimbulkan akibat merokok.10
2.1.2 Epidemiologi
Menurut kajian global oleh WHO, didapati jumlah perokok di seluruh dunia
setidaknya berjumlah 1,1 milyar individu dan 80 persen diantaranya berada di
negara berkembang salah satunya Indonesia. Indonesia sendiri merupakan
6
negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah cina dan India.1
Berdasarkan Riskesdas tahun 1907, persentase penduduk umur 10 tahun ke atas
22,7% merokok setiap hari, 5,5% merokok kadang-kadang yang mencapai
jumlah 62 juta jiwa. Jika dilihat pada laki-laki, hampir separuh penduduk laki-
laki merokok setiap hari (45,8%) dengan rata-rata 12 batang rokok yang dihisap
setiap harinya.2
Hal yang cukup mengkhawatirkan adalah karena 52,6% perokok berusia 15-23
tahun, yang adalah usia remaja hingga produktif. Usia produktif dengan rokok
memang menjadi hal yang saling mempengaruhi. Di satu sisi, usia produktif ini
adalah usia yang paling banyak terpapar dengan perokok. 2
Rokok memberi dampak yang meluas dari kehidupan seseorang, mulai dari
berdampak pada kesehatan hingga pada penurunan kesejahteraan, yang lebih
lanjut akan turut mempengaruhi perkembangan dan kemajuan sebuah negara.
Setiap batang rokok yang dibakar akan menyebarkan lebih dari empat ribu
bahan kimia karsinogenik, iritatif dan toksin yang membahayakan tubuh dan
menimbulkan gangguan yang serius. Efek buruk rokok itu tidak terbatas hanya
terjadi pada perokok itu sendiri (perokok aktif), namun juga kepada orang yang
berada di sekitarnya (perokok pasif). Baik perokok aktif maupun pasif, asap
rokok yang dihirupnya akan menyebabkan kerusakan jaringan di sepanjang
saluran yang dilaluinya, di mulut dapat menyebabkan periodontitis, pada
struktur di bawahnya menimbulkan faringitis, laringitis, bronkitis, hingga di
paru dapat menginduksi kanker paru, penyakit paru obstruktid, dan emfisema.
Sistem pencernaan pun akan turut terpengaruh, menyebabkan esofagitis,
dispepsia, ulkus lambung hingga pankreatitis. Lebih dalam dari sekedar saluran
yang dilaluinya, kandungan rokok dapat masuk ke sirkulasi, menyebabkan
penyempitan arteri, gangguan dinding arteri dan menyebabkan penyakit jantung
7
koroner dan stroke.11 Tidak hanya itu, merokok dapat menyebabkan gangguan
dan penyakit kejiwaan seperti depresi maupun serangan ansietas.3
Pada awalnya, seorang calon perokok akan mengalami tahap preparatory. Pada
tahap ini, seseorang mendapat gambaran mengenai merokok dengan cara
mendengar, melihat dan hasil bacaan yang menimbulkan minat merokok.
Kemudian akan tiba saat initiation, saat pertama kali seseorang mecoba
merokok. Pada saat ini, seseorang akan memutuskan untuk menjadi seorang
perokok atau tidak. Jika memutuskan untuk menjadi prokok, maka lama-
kelamaan, jumlah batangan rokok yang dikonsumsi meningkat, saat sudah
menyentuh angka empat batang dengan kecenderungan untuk merokok, maka
memasuki tahapan becoming a smoker dan maintenance jika merokok telah
menjadi bagian self-regulating saat merokok dilakukan untuk memperoleh efek
fisiologis yang menyenangkan. 15
Perokok juga akan mulai berfikir untuk berhenti merokok setelah mengetahui
bahaya, dan didorong rasa takut akan penyakit yang akan dideritanya secara
jelas, dan terutama pada kematian.19 Misalnya, seseorang berhenti merokok
karena masih ingin melihat anak cucu mereka tumbuh menjadi dewasa.16
12
Perlu diingat, metode yang dilakukan pada perokok dalam usahanya berhenti
terkadang terbentur dengan gejala kecanduan. Maka dari itu dapat dilakukan
terapi penggantian nikotin, permen karet nikotin, pill Chantix (yang bekerja
menghambat reseptor nikotin, sehingga mengurangi perasaan nikmat saat
mendapat nikotin).16
Prinsip yang mendasar pada seorang perokok adalah kecanduan nikotin dan
pernah merasakan efek yang diberikan oleh rokok. Kemudian, perokok yang
memutuskan untuk berhenti juga terpengaruh oleh media promosi anti-rokok
yang kurang menunjukkan metode berhenti merokok, serta menunjukkan bahwa
berhenti merokok adalah hal yang sangat mudah dan sederhana. Namun, tidak
selamanya terjadi seperti itu.16,19
Penjelasan paling jelas dan sering terjadi pada kegagalan ini adalah pengaruh
kecanduan nikotin yang dialaminya.16 Seseorang yang kecanduan nikotin,
apabila berhenti merokok akan merasa sakit, sulit berkonsentrasi, tidak dapat
beristirahat yang lebih sering terjadi pada wanita. Gangguan lain yang akan
dialami oleh penghenti merokok ini adalah kebiasaan dan lingkungan, terutama
apabila orang-orang disekitarnya memiliki kebiasaan merokok.19 Keadaan ini
memberikan sinyal kepada tubuh berdasarkan penalaman sebelumnya bahwa
ketidaknyamanan yang dirasakannya saat ini dapat menghilang dengan
merokok. Keadaan ini menyebabkan perokok kemudian menyesali
perbuatannya untuk berhenti merokok dan pada akhirnya akan kembali
14
Media visual dapar digolongkan menjadi media yang tidak diproyeksikan, dan
media proyeksi. Media yang tidak diproyeksikan mencakup media realita
(benda nyata), model (benda tiruan representasi benda sesungguhnya), dan
15
Survei yang dilakukan PPK UI, YJI dan SEATCA menunjukkan bahwa
sebagian besar perokok (76%) menginginkan pesan kesehatan dalam bentuk
gambar dan tulisan, dimana 80 persen diantaranya mengusulkan luas gambar 50
persen dari sisi lebar kemasan rokok.9
19
BAB III
METODE PENULISAN
Karya tulis ini terdiri dari 5 bab, berisi bab pendahuluan, bab telaah pustaka, bab
metode penulisan, bab analisis-sintesis dan bab penutup. Pada bab I akan dibahas
pendahuluan karya tulis ini, mulai dari latar belakang, perumusan masalah, uraian
singkat gagasan, tujuan penulisan, baik secara umum maupun khusus, serta manfaat
penulisan bagi berbagai kalangan dan institusi. Bab II akan lebih membahas teori dan
pengetahuan yang ada tentang masalah yang dibahas, meliputi pembahasan rokok itu
sendiri, kebijakan, dan potensi implementasi kebijakan label peringatan rokok visual.
Bab III metode penulisan berisi pemaparan metode penulisan yang digunakan dalam
karya tulis ini untuk menginformasikan pembaca mengenai metode pembuatan karya
tulis yang penulis gunakan. Selanjutnya, pembahasan mengenai hubungan aspek-
aspek dalam karya ini hingga dapat menghasilkan sebuah paradigma baru akan
dipaparkan secara jelas pada bab IV. Bab terakhir, yakni bab V akan menuliskan
kesimpulan dan saran yang diberikan penulis berdasarkan topik yang dibahas, yaitu
penggunaan label peringatan rokok visual sebagai upaya mutakhir dalam penekanan
angka perokok Indonesia, diikuti daftar pustaka yang mendasari penulisan ini.
20
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
Tingginya paparan terhadap perokok lain maupun produsen rokok di Indonesia secara
psikologis akan mempengaruhi pola pikir dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
Pengaruh keluarga inti yang merokok, teman sebaya yang menuntut seseorang untuk
merokok, kepribadian yang ingin tahu dan ingin melepasakan diri dari rasa sakit,
serta pengaruh pemasangan iklan rokok dengan kesan kejantanan, persahabatan yang
sampai saat ini masih bebas menyebabkan seseorang merasa bahwa merokok adalah
suatu hal yang wajar, normal, dan tidak berbahaya.14,15,17,18 Perokok ini belum secara
intelektual benar-benar memahami bahaya yang akan dihadapinya, walaupun mereka
dapat membacakan bunyi label tulisan peringatan yang dituliskan pada tiap bungkus
22
rokok yang beredar. Penelitian yang dilakukan PPK UI, YJI dan SEATCA pada tahun
1907 menemukan bahwa 20 persen responden mengaku tulisan peringatan saat ini
tidak menjelaskan.9 Selain kekurang tahuan yang ada, perokok acap kali merasa
bahwa dirinya tidak rentan akan gangguan kesehatan tersebut dan meyakinkan diri
bahwa kemungkinan besar bukan dirinyalah yang mengalami risiko merokok.
4.2 Potensi Label Visual Peringatan pada Bungkus Rokok Kurangi Perokok
Hal ini berdasarkan pada prinsip psikologis manusia, yang lebih terpicu dengan
kalimat-kalimat megatif karena emosional akan cukup bermain dan pada akhirnya
akan berpengaruh besar pada pengambilan keputusan untuk berhenti atau tidak jadi
melanjutkan merokok ke tahap yang lebih sering. Pada pengambilan keputusan,
semakin besar keuntungan yang didapat maupun semakin besar gangguan yang dapat
dicegah maka akan semakin besar kemungkinan keputusan tersebut diambil. Kedua,
persepsi mengenai seseorang akan kehilangan atau mendapat sesuatu dari kondisi
yang ada dapat dipengaruhi oleh bahasa, maupun manipulasi lain yang digunakan
yang disebut juga efek reference point shift. Manupulasi ini dapat dilakukan dengan
berkomunikasi dengan orang tersebut, misalnya melalui bahasa untuk membentuk
bingkai pemikiran. Misalnya, prosedur medis dirasa lebih menyeramkan jika
dikatakan bahwa risiko kegagalan 10% dibandingkan risiko keberhasilan 90%.26
Selain dapat berpengaruh pada perokok rutin seperti telah dijelaskan sebelumnya,
label visual peringatan pada bungkus rokok ini pun sekaligus dapat sebagai media
pencegahan primer pada seseorang yang masih di dalam tahap-tahap awal merokok.
Individu tersebut dapat memiliki proteksi diri akan kecanduan dan jumlah merokok
pada awalnya hingga diharapkan kemudian tidak mencapai tahapan becoming a
smoker.
Pembelajaran dan pengalaman akan disimpan dalam alam bawah sadar dan
dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.23 Bagian ini bekerja berdasarkan
24
di Indonesia
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembahasan di atas, secara garis besar dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Merokok dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan kesejahteraan bangsa
karena dapat menyebabkan berbagai penyakit serta menyebabkan kerugian secara
materi.
2. Permasalahan saat ini adalah kebijakan mengenai rokok untuk memberikan
edukasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat masih kurang
berhasil.
3. Penggunaan label visual peringatan pada bungkus rokok memiliki potensi dan
keefektifan yang cukup tinggi dalam memberi edukasi efektif dan mungkin
diimplementasikan di Indonesia.
5.2 Saran