Anda di halaman 1dari 21

ANALISA OPTIMASI ATCS PADA SIMPANG BERSINYAL UNTUK MENANGGULANGI KEMACETAN

(STUDI KASUS RUAS JALAN R.A KARTINI/RUAS/ JALAN TEUKU UMAR)

1. Aksesibilitas, tingkat pencapaian kemudahan yang dapat dinyatakan dengan jarak, waktu
atau biaya angkutan.
2. Alat Berat, barang yang karena sifatnya tidak dapat dipecah-pecah sehingga
memungkinkan angkutannya melebihi muatan sumbu terberat (MST) dan/atau dimensinya
melebihi ukuran maksimum kendaraan yang ditetapkan.
3. Alat Pembatas Kecepatan, kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk
membuat pengemudi kendaraan bermotor mengurangi kecepatan kendaraannya.
4. Alat Pembatas Tinggi dan Lebar Kendaraan, kelengkapan tambahan pada jalan yang
berfungsi untuk membatasi tinggi dan lebar kendaraan beserta muatannya memasuki suatu
ruas jalan tertentu.
5. Alat Pemberi Isyarat Lalulintas (APILL), perangkat peralatan teknis yang
menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di
persimpangan atau pada ruas jalan.
6. Alat Penimbangan, seperangkat alat untuk menimbang kendaraan bermotor yang dapat
dipasang secara tetap atau alat yang dapat dipindah-pindahkan yang digunakan untuk
mengetahui berat kendaraan beserta muatannya.
7. Alat Uji Asap, alat untuk mengukur ketebalan warna asap untuk mengetahui prosentase
kadar karbon pada gas buang (asap) yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor bermesin
diesel; smoke tester.
8. Alat Uji Cahaya, alat untuk mengukur kuat cahaya, dan penyimpangan arah sinar lampu
kendaraan bermotor; head light tester.
9. Alat Uji Rem, pengukur kekuatan rem, yaitu alat untuk mengukur dan mengetahui unjuk
kerja (performansi) dan kekuatan rem kendaraan bermotor; brake tester.
10. Alat Uji Sikap Roda, alat untuk mengukur, mengecek dan memeriksa sikap roda
depan kendaraan; slide slip tester.
11. Alat Uji Suara, alat uji ukur untuk mengetahui tingkat kebisingan yang ditimbulkan
oleh kendaraan bermotor; noise tester.
12. Alur pelayaran, perairan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran
lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari
13. Angkutan, pemindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana tertentu.
14. Angkutan Antar Kota, angkutan dari satu kota ke kota lain dengan menggunakan
mobil bus umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur.
15. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), angkutan antar kota yang melayani
dari suatu kota ke kota lain yang melewati lebih dari satu propinsi.
16. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP), angkutan antar kota yang
melayani dari satu kota ke kota lain dalam satu propinsi.
17. Angkutan Barang, angkutan yang digunakan khusus untuk mengangkut barang.
18. Angkutan Kereta Api, pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat
ketempat lain dengan menggunakan kereta api yang seluruh jaringannya terletak dalam satu
wilayah kota dan/atau lebih wilayah kota dan kabupaten yang berdekatan dan merupakan
satu kesatuan ekonomi dan sosial.
19. Angkutan Khusus, angkutan barang atau orang yang digunakan untuk kepentingan
golongan/organisasi atau barang tertentu.
20. Angkutan Kota, angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam wilayah kota dengan
menggunakan bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan
teratur.
21. Angkutan Laut, setiap kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal untuk
mengangkut penumpang, barang dan/atau hewan dalam satu perjalanan atau lebih dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lain, yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut
22. Angkutan Lingkungan, angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum
yang dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu.
23. Angkutan Lintas Batas Negara, angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati
lintas batas negara dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek tetap
dan teratur.
24. Angkutan Pariwisata, angkutan dengan menggunakan mobil bus umum yang
dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk mengangkut wisatawan ke dan dari daerah
tujuan wisata.
25. Angkutan Penumpang, angkutan umum yang digunakan untuk menangkut
penumpang.
26. Angkutan Penyeberangan, angkutan yang dilakukan untuk melayani lintas
penyeberangan yang berfungsi sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan
jalan atau jaringan jalur kereta api yang terputus karena adanya perairan, untuk mengangkut
penumpang dan kendaraan beserta muatannya.
27. Angkutan Perairan, kegiatan memindahkan penumpang, barang dan/atau hewan
dengan menggunakan kapal.
28. Angkutan Perbatasan, angkutan kota dan/atau angkutan perdesaan yang memasuki
wilayah kecamatan yang berbatasan langsung pada Kabupaten atau Kota lainnya baik yang
melalui satu propinsi maupun lebih dari satu propinsi.
29. Angkutan Perdesaan, angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam satu wilayah
kabupatendengan menggunakan bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat
dalam trayek tetap dan teratur.
30. Angkutan Perintis, pelayanan angkutan yang ditujukan untuk membuka daerah yang
terpencil/terisolir ataupun belum berkembang dan dalam pelayanannya tidak terikat dengan
load factor 70% untuk membuka trayek baru.
31. Angkutan Perkotaan, angkutan dari suatu kawasan ke kawasan lain yang terletak
dalam 2 (dua) atau lebih wilayah Kota dan Kabupaten yang berdekatan dan merupakan satu
kesatuan ekonomi dan sosial dengan menggunakan mobil bus umum dan/atau mobil
penumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur yang mempunyai sifat
perjalanan ulang alik (komuter).
32. Angkutan Sewa, angkutan dengan menggunakan kendaraan sewa yang melayani
angkutan dari pintu ke pintu, dengan atau tanpa pengemudi dalam wilayah operasi yang
tidak terbatas.
33. Angkutan Sungai Dan Danau, kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal yang
dilakukan di sungai, danau, waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan untuk mengangkut
penumpang, barang dan/atau hewan yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan
sungai dan danau.
34. Angkutan Taksi, angkutan yang merupakan pelayanan dari pintu ke pintu dalam
wilayah operasi terbatas.
35. Angkutan Udara, setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk
mengangkut penumpang, kargo, dan pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar
udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara
36. Angkutan Umum, angkutan yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang
yang disediakan untuk umum.
37. Armada, asset berupa kendaraan mobil bus/MPU yang merupakan tanggung jawab
perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna dalam konservasi.
38. Awak Kendaraan, pengemudi dan pembantu pengemudi.
39. Awak kapal, orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau
operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang
tercantum dalam buku sijil
40. Awak kereta api, mereka yang ditugaskan di dalam kereta api oleh pengangkut selama
perjalanan kereta api.
41. Badan Jalan, bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, median, dan bahu
jalan.
42. Bahan Bakar Gas, gas alam yang sebagian besar dari metana (CH4) dan digunakan
sebagai bahan bakar.
43. Bahan Berbahaya, setiap bahan atau benda yang karena sifat dan ciri khas serta
keadaannya, merupakan bahaya terhadap keselamatan dan ketertiban umum serta terhadap
jiwa atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya;
44. Bahu Jalan, bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas
untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung
samping bagi lapis pondasi bawah, pondasi atas, dan permukaan.
45. Bandar Udara, lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas
pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta
dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan keselamatan penerbangan dan sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi
46. Barang, barang yang diangkut oleh sarana angkutan kecuali benda-benda pos, barang-
barang kelengkapan dan bagasi.
47. Barang Khusus, barang yang karena sifat dan bentuknya harus dimuat dengan cara
khusus.
48. Barang Terlarang, barang-barang yang menurut undang-undang tidak boleh
diperjual-belikan secara bebas.
49. Barang Umum, bahan atau benda selain dari bahan berbahaya, barang khusus, peti
kemas dan alat berat.
50. Batas Kecepatan, kecepatan kendaraanyang diizinkan pada lajur jalan di ruas tertentu.
51. Bengkel Umum Kendaraan Bermotor, suatu perusahaan yang menyelenggarakan
pekerjaan pembetulan, perbaikan, perawatan kendaraan bermotor untuk umum dengan
pembayaran.
52. Berhenti, keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dan pengemudi
tidak meninggalkan kendaraannya.
53. Biaya Tambahan, biaya yang dipungut berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai
tambahan berdasar dari biaya resmi yang ditentukan; toeslag, tuslah.
54. BPKB, buku pemilikan kendaraan bermotor, yaitu buku bukti pemilikan bagi
pemegang/pemilik buku tersebut.
55. Bongkar Muat, kegiatan pemindahan muatan, dari atau ke sarana angkutan barang.
56. Buku Uji, tanda lulus uji berkala berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi
hasil pengujian setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan atau
kendaraan khusus.
57. Bus (mobil bus), setiap kendaraan bermotor yang diperlengkapi dengan lebih dari 8
(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudinya, baik dengan maupun
tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
58. Bus Patas (cepat terbatas), kendaraan penumpang umumdenganmuatan terbatas
sesuai dengan tempat duduk dan dengan kecepatan serta trayek tertentu.
59. Cermin tikungan, kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai alat untuk
menambah jarak pandang pengemudi kendaraan bermotor.
60. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan, wilayah perairan di sekeliling
daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan umum yang dipergunakan untuk menjamin
keselamatan pelayaran.
61. Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara, wilayah daratan dan/atau perairan yang
dipergunakan secara langsung untuk kegiatan Bandar udara;
62. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan, wilayah perairan dan daratan pada
pelabuhan umum yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan.
63. Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan Penyeberangan, wilayah perairan dan
daratan pada pelabuhan penyeberangan yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan
pelabuhan penyeberangan;
64. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan Penyeberangan, wilayah perairan
di sekeliling Daerah Lingkungan Kerja Perairan Pelabuhan Penyeberangan yang
dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran;
65. Daerah Lingkungan Kerja Terminal, daerah yang diperuntukkan untuk fasilitas
utama dan fasilitas penunjang terminal.
66. Daerah Manfaat Jalan, suatu area yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan terdiri
dari badan jalan, saluran tepi jalan dan ambang pengamannya.
67. Daerah Manfaat Jalan rel (Damaja Rel), jalan rel beserta bidang tanah atau bidang
lain di kiri dan kanannya yang dipergunakan untuk konstruksi jalan rel.
68. Daerah Milik Jalan, sejalur tanah tertentu diluar daerah manfaat jalan dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk
keperluan pelebaran derah manfaat jalan di kemudian hari, right of way.
69. Daerah Milik Jalan Rel (Damija Rel), daerah yang diperuntukkan bagi daerah
manfaat jalan kereta api dan pelebaran jalan rel maupun penambahan jalur dikemudian hari
serta kebutuhan ruang untuk pengamanan kontruksi jalan rel.
70. Daerah Pengawasan Jalan rel (Dawasja Rel), ruang sepanjang jalan rel di luar
Damija rel yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu dan diperuntukkan bagi pengamanan
dan kelancaran operasional kereta api.
71. Daerah Pengujian, wilayah pelayanan uji kendaraan bermotor wajib uji secara
berkala yang disediakan untuk kendaraan bermotor yang berdomisili dalam kawasan wilayah
kerja yang bersangkutan.
72. Daun Rambu, plat aluminium atau bahan logam lainnya tempat
ditempelkan/dilekatkannya rambu.
73. Daya Angkut Maksimum, jumlah berat yang diperbolehkan untuk kendaraan
bermotor atau kereta gandengan dikurangi dengan berat kendaraan itu.
74. Delineator (Patok Tikungan), suatu unit konstruksi yang diberi tanda yang dapat
memantulkan cahaya (reflektif) dan berfungsi sebagai pengarah dan sebagai peringatan bagi
pengemudi pada waktu malam hari, bahwa disisi kiri atau kanan delineator tersebut adalah
daerah berbahaya.
75. Durasi Parkir, lamanya suatu kendaraan parkir pada suatu lokasi parkir.
76. Emisi Gas Buang, gas atau asap yang dikeluarkan dari pipa gas buang (knalpot)
kendaraan bermotor.
77. Emplasemen, kumpulan jalan rel di area stasiun dengan batas-batas tertentu dan
dilengkapi dengan alat pengaman.
78. Faktor Muat, perbandingan antara kapasitas terjual dengan kapasitas tersedia untuk
satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen; load factor.
79. Fase, suatu kondisi dari APILL dalam satu waktu siklus yang memberikan hak jalan
pada satu atau lebih gerakan lalu lintas tertentu;
80. Fasilitas parkir, lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan
yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.
81. Fasilitas parkir di badan jalan, fasilitas parkir yang menggunakan tepi jalan, on
street parking
82. Fasilitas parkir di luar badan jalan, fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan
umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa tempat parkir
dan/atau gedung parkir, off street parking
83. Formulir 3-L, formulir yang dipakai oleh petugas Polisi Lalu Lintas (POLANTAS)
untuk mencatat data kecelakaan;
84. Frekuensi, jumlah perjalanan kendaraan dalam satuan waktu tertentu yang dapat
diidentifikasikan sebagai frekuensi tinggi atau rendah.
85. Frekuensi Pelayanan, banyaknya kendaraan penumpang umum per satuan waktu.
Besarannya dapat dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari.
86. Gudang atau Lapangan Penumpukan Barang, bangunan dan/atau pelataran di
dalam terminal barang yang disediakan untk menempatkan barang yang bersifat sementara
87. Guard Rail, lihat Pagar Pengaman Jalan
88. Halte, tempat perhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan dan/atau
menaikkan penumpang yang bersifat segera yang dilengkapi dengan bangunan
89. Hambatan, waktu perjalanan yang tertunda karena suatu hambatan, besarnya
dihitung dari perbedaan antara waktu perjalanan dengan waktu tempuh dalam arus bebas.
90. Helm, bagian dari perlengkapan kendaraan bermotor berbentuk topi pelindung
kepala yang berfungsi melindungi kepala pemakainya apabila terjadi benturan.
91. Isyarat Lampu Lalu Lintas, isyarat lampu lalu lintas satu warna terdiri dari satu
lampu menyala berkedip atau dua lampu yang menyala bergantian untuk memberikan
peringatan bahaya kepada pemakai jalan, warning light
92. Izin Insidentil, izin yang dapat diberikan kepada perusahaan angkutan yang telah
memiliki izin trayek untuk menggunakan kendaraan bermotor cadangannya menyimpang
dari izin trayek yang dimiliki.
93. Izin Operasi, izin yang diberikan kepada perusahaan angkutan untuk melakukan
kegiatan angkutan tidak dalam trayek.
94. Izin Trayek, izin untuk melakukan kegiatan angkutan dalam trayek tetap dan teratur.
95. Izin Usaha Angkutan, izin untuk melakukan usaha angkutan umum.
96. Jalan, suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala
bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalulintas.
97. Jalan Arteri, jalan yang melayani angkutan utama dengan cirri-ciri perjalanan jarak
jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
98. Jalan Arteri Primer, jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu yang terletak
berdampingan atau menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota jenjang ke dua.
99. Jalan Arteri Sekunder, jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan
sekunder ke satu atau menghubungkan kawasan sekunder ke satu dengan kawasan sekunder
ke satu atau kawasan sekunder ke satu dengan kawasan sekunder ke dua.
100. Jalan bebas hambatan (freeway),jalan umum untuk lalu lintas menerus yang
memberikan pelayanan menerus/tidak terputus dengan pengendalian jalan masuk secara
penuh, dan tanpa adanya persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang milik
jalan, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median;
101. Jalan Kolektor, jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan cirri-
ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
102. Jalan Kolektor Primer, jalan yang menghubungkan kota jenjang ke dua atau
menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga
103. Jalan Kolektor Sekunder, jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua
dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder ketiga.
104. Jalan kecil (street), jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2
(dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5 (lima setengah) meter.
105. Jalan kelas I, jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000
milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton;
106. Jalan kelas II, jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000
milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton;
107. Jalan kelas IIIA, jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidakmelebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
108. Jalan kelas III B, jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
109. Jalan kelas III C, jalan lokal yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
110. Jalan khusus Bus, jalan yang khusus direncanakan dan digunakan bagi lalu lintas bus,
Busway.
111. Jalan Lokal, jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
112. Jalan Nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan
tol.
113. Jalan Tol, jalan umum yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol
114. Jalan umum, jalan yang diperuntukkan bagi lalulintas umum.
115. Jalan raya (highway), jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian
jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap
arah;
116. Jalan Rel, satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton atau konstruksi lain
yang terletak di permukaan, di bawah dan di atas tanah atau bergantung beserta
perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api.
117. Jalan sedang (road), jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan
pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua)lajur untuk 2 (dua) arah
dengan lebar paling sedikit 7 (tujuh) meter;
118. Jalur, bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas kendaraan.
119. Jarak Pandang, suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat
mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang
membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut
secara aman; sight distance.
120. Jaringan Lintas, kumpulan dari lintas-lintas yang menjadi satu kesatuan jaringan
pelayanan angkutan barang.
121. Jaringan Pelayanan Angkutan Kereta Api, jaringan jalur kereta api yang dilayani
angkutan kereta api.
122. Jaringan Transportasi Jalan, serangkaian simpul dan atau ruang kegiatan yang
dihubungkan oleh ruang lalulintas sehingga membentuk satu kesatuan sistim jaringan untuk
keperluan penyelenggaraan lalulintas dan angkutan jalan.
123. Jaringan Trayek, kumpulan dari trayek-trayek menjadi satu kesatuan jaringan
pelayanan angkutan orang.
124. Jembatan Timbang, alat pengawasan dan pengamanan jalan yang berupa alat
penimbangan yang dipasang secara tetap yang dapat menimbang kendaraan bermotor
sehingga dapat diketahui berat kendaraan beserta muatannya.
125. Jumlah Berat Yang Diperbolehkan (JBB), berat maksimum kendaraan bermotor
berikut muatannya yang diperbolehkan menurut rancangannya.
126. Jumlah Berat Yang Diizinkan (JBI), berat maksimum kendaraan bermotor berikut
muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui.
127. Jumlah Berat Kombinasi Yang Diperbolehkan (JBKB), berat maksimum
rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut
rancangannya.
128. Jumlah Berat Kombinasi Yang Diizinkan (JBKI), berat maksimum rangkaian
kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui.
129. Kapal, kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga
mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah.
130. Kapasitas Jalan, kemampuan ruas jalan untuk menampung volume lalu lintas ideal
per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau satuan mobil penumpang
(smp)/jam
131. Kapasitas Kendaraan, daya muat penumpang pada setiap kendaraan angkutan umum
baik yang duduk maupun berdiri.
132. Kapasitas Lalulintas, volume lalulintas dikaitkan dengan jenis, ukuran, daya angkut
dan kecepatan kendaraan.
133. Kapasitas Persimpangan (dengan traffic light), jumlah maksimum kendaraan
yang dapat melalui persimpangan.
134. Karoseri, rumah-rumah yang dirancang untuk tempat orang yang dipasangkan pada
landasan kendaraan bermotor.
135. Kartu Pengawasan, turunan dari keputusan izin trayek yang harus selalu dibawaoleh
setiap kendaraan tersebut didalam operasinya.
136. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), wilayah daratan dan/atau
perairan danruang udara di sekitar Bandar udara yang dipergunakan untuk kegiatan
operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan;
137. Kebandarudaraan, meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan Bandar udara dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi Bandar
udara untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas pesawat
udara, penumpang, kargo dan/atau pos, keselamatan penerbangan, tempat perpindahan
intra dan/atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah;
138. Kecepatan, kemampuan untuk menempuh jarak tertentu dalam satuan waktu atau nilai
perubahan jarak dibagi dengan waktu, dinyatakan dalam kilometer/jam.
139. Kecepatan Arus Bebas, kecepatan kendaraan survai dalam arus bebas yang dihitung
dari panjang seksi jalan yang disurvai dibagi waktu tempuh dalam kondisi bebas.
140. Kecepatan Perjalanan, kecepatan rata-rata kendaraan antara dua titik tertentu di
jalan, yang dapat ditentukan dari jarak perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan
termasuk tundaan; Journey Speed.
141. Kecepatan Sesaat, kecepatan kendaraan sasaat pada waktu kendaraan tersebut
melintasi suatu titik tetap tertentu di jalan; spot speed.
142. Kelaikan Udara, terpenuhinya persyaratan minimum kondisi pesawat udara dan/atau
komponen-komponennya untuk menjamin keselamatan penerbangan dan mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan
143. Kelaiklautan kapal, keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal,
pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, pemuatan, kesehatan dan
kesejahteraan awak kapal, serta penumpang dan status hukum kapal untuk berlayar di
perairan tertentu.
144. Kelas Jalan, klasifikasi jalan berdasarkan muatan sumbu terberat (MST) dan
karakteristik lalulintas.
145. Kendaraan, suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor
atau kendaraan tidak bermotor.
146. Kendaraan Bermotor, setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang
ada pada kendaraan itu dan biasanya digunakanuntuk pengangkutan orang atau barang di
jalan selain dari pada kendaraan yang berjalan di atas rel.
147. Kendaraan Tidak Bermotor, setiap kendaraan yang bukan digerakkan oleh peralatan
teknik yang ada pada kendaraan itu termasuk kendaraan yang digerakkan tenaga penghela
hewan dan dipergunakan untuk mengangkut orang atau barang.
148. Kendaraan Khusus, kendaraan bermotor selain dari pada kendaraan bermotor
untuk penumpang dan barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau
mengangkut barang-barang khusus.
149. Kendaraan Umum, setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan
oleh umum dengan dipungut bayaran.
150. Kepelabuhanan, segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan
pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang
kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas kapal, penumpang dan/atau barang,
keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan intra dan/atau antar moda serta
mendorong perekonomian nasional dan daerah
151. Kereta api, sarana kereta api dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan sarana kereta api lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan
rel yang terkait dengan perjalanan kereta api
152. Kereta Gandengan, suatu alat yang digunakan untuk mengangkut barang yang
seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan
bermotor.
153. Kereta Tempelan, suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang
dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor
penariknya.
154. Keselamatan lalu lintas, keadaan terhindarnya pengguna jalan dan masyarakat dari
kecelakaan lalu lintas.
155. Keselamatan Pelayaran, suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan
keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan
156. Keselamatan penerbangan, keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan
penerbangan yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikan teknis
terhadap sarana dan prasarana penerbangan beserta penunjangnya.
157. Ketertiban lalu lintas, keadaan perilaku pengguna jalan untuk mematuhi peraturan
berlalu lintas.
158. Laik Jalan, persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi
agar terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan
kebisingan lingkungan pada waktu dioperasikan di jalan.
159. Lalulintas, pergerakan kendaraan, orang dan hewan di jalan.
160. Lalulintas Harian Rata-rata (LHR), volume lalulintas pada suatu jalan selama
periode tertentu yang dianggap mewakili lalu lintas dalam setahun dibagi oleh jumlah
daripada periode tersebut; Average Daily Traffic (ADT).
161. Lalulintas Harian Rata-rata Bulanan, volume lalulintas total selama sebulan
tertentu, dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut; Monthly Average Daily Traffic
(MADT).
162. Lalulintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT), volume lalulintas total pada suatu
jalan selama setahun dibagi dengan 365; Annualy Average Daily Traffic (AADT).
163. Lampu Isyarat Peringatan Bahaya, lampu penunjuk arah yang menyala secara
bersamaan dengan sinar kelap-kelip yang mengisyaratkan pergerakan kendaraan sedang
dalam bahaya dan harus hati-hati.
164. Lampu Mundur, lampu yang berwarna putih atau kuning muda yang tidak
menyilaukan yang dipasang di bagian belakang kendaraan dan dapat menyala
bersamaan dengan porsneling dipadang pada gigi roda mundur, sebagai isyarat kendaraan
dalam keadaan akan atau sedang bergerak mundur.
165. Lampu Penunjuk Arah, lampu berwarna kuning tua yang dipasang disamping
kanan dan kiri bagian muka dan belakang kendaraan yang dapat menyala kelap-kelip untuk
mengisyaratkan kendaraan akan merubah arah pergerakan.
166. Lampu posisi, 2 (dua) buah lampu berwarna putih atau kuning muda yang dipasang di
bagian depan dan belakang kendaraan untuk mengisyaratkan posisi/lebar kendaraan.
167. Lampu Rem, lampu berwarna merah yang ada pada bagian belakang kendaraan
dipasang di kiri dan kanan dan dapat menyala bersamaan dengan diinjaknya pedal rem
utnuk mengisyaratkan keadaan akan berhenti atau memperlambat laju kendaraan.
168. Lampu Utama Dekat (lampu kota), lampu berwarna putih atau kuning muda yang
dipasang pada bagian depan kendaraan yang dapat menerangi jalan pada malam hari dengan
cuaca cerah sekurang-kurangnya 40 meter ke depan kendaraan.
169. Lampu Utama Jauh (lampu dim), lampu berwarna putih atau kuning muda yang
dipasang pada bagian depan kendaraan yang dapat menerangi jalan pada malam hari dengan
cuaca cerah sekurang-kurangnya 60 meter.
170. Lajur, bagian jalur yang memanjang dengan atau tanpa marka jalan yang memiliki lebar
cukup untuk satu kendaraan bermotor yang sedang berjalan selain sepeda motor.
171. Load factor, perbandingan antara kapasitas terjual dengan kapasitas tersedia untuk
satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen; Faktor Muat
172. Manajemen Lalulintas, upaya-upaya dibidang lalu lintas yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan pengendalian arus lalulintas dengan melakukan
optimalisasi penggunaan prasarana yang ada.
173. Manajemen dan rekayasa lalu lintas, kegiatan yang dilakukan untuk
mengoptimalkan penggunaan seluruh jaringan jalan, guna peningkatan keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
174. Marka Jalan, suatu tanda yang berada dipermukaan jalan yang meliputi peralatan
atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang
lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan lalulintas dan membatasi daerah kepentingan
lalulintas.
175. Marka Membujur, tanda yang sejajar dengan sumbu jalan.
176. Marka Melintang, tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan.
177. Marka Serong, tanda yang membentuk garis utuh yang tidak termasuk dalam
pengertian marka membujur dan melintang utnuk menyatakan suatu daerah permukaan
jalan yang bukan merupakan jalur lalulintas kendaraan.
178. Marka Lambang, tanda yang mengandung arti tertentu untuk menyatakan peringatan,
perintah dan larangan utnuk melengkapi atau menegaskan maksud yang telah disampaikan
oleh rambu atau tanda lalulintas lainnya.
179. Marka Garis Membujur yang Putus-putus, marka yang berfungsi untuk pemisah
lajur jalan yang boleh dilintasi kendaraan apabila akan melewati kendaraan lain yang berada
di depannya.
180. Marka Garis Membujur yang Utuh, marka yang berfungsi untuk pemisah lajur jalan
yang tidak boleh dilintasi oleh kendaraan jenis apapun.
181. Median, pembatas jalur yang ditinggikan.
182. Mobil Barang, kendaraan bermotor selain mobil bus, mobil penumpang dan
kendaraan bermotor roda dua.
183. Mobil Bus, setiap kendaraan bermotor yang diperlengkapi lebih dari 8 (delapan)
tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudinya baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
184. Mobilitas, pergerakan dalam berlalu lintas yang biasanya dikaitkan dengan kecepatan
dan hambatan.
185. Mobil penumpang, setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak- banyaknya
8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun
tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
186. Muatan Sumbu, jumlah tekanan roda-roda dari satu sumbu terhadap jalan.
187. Muatan Sumbu Terberat (MST), jumlah tekanan roda-roda yang terberat dari satu
sumbu terhadap jalan.
188. Nakhoda kapal, salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di
atas kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
189. Navigasi Penerbangan, setiap kegiatan pemanduan terhadap pesawat udara selama
beroperasi yang dilengkapi dengan fasilitas navigasi penerbangan
190. OD Survey (Origin Destination Survey), survai asal tujuan perjalanan
191. Pagar Pengaman Jalan, kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai
pencegah pertama bagi kendaraan bermotor yang tidak dapat dikendalikan lagi agar tidak
keluar dari jalur lalulintas; Guard Rail.
192. Papan Tambahan, papan yang dipasang di bawah daun rambu yang memberikan
penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu.
193. Parkir, keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
194. Pelabuhan, tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi
195. Pelabuhan Khusus, pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu
196. Pelabuhan laut, pelabuhan umum yang menurut kegiatannya melayani kegiatan
angkutan laut;
197. Pelabuhan Penyeberangan, pelabuhan yang menurut kegiatannya melayani kegiatan
angkutan penyeberangan;
198. Pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan yang menurut kegiatannya melayani
kegiatan angkutan sungai dan danau;
199. Pelabuhan Umum, pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum
200. Pelayaran, segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan di perairan, pelabuhan,
serta keamanan dan keselamatannya.
201. Pelayaran rakyat, kegiatan angkutan laut yang ditujukan untuk mengangkut barang
dan/atau hewan dengan menggunakan kapal layar, kapal layar motor tradisional dan kapal
motor dengan ukuran tertentu.
202. Pelican Crossing, penyeberangan yang dilengkapi dengan lampu lalulintas.
203. Pemakai Jalan, semua bentuk moda angkutan baik yang berupa kendaraan bermotor
maupun tidak bermotor serta para pejalan kaki yang sedang menggunakan jalan; user.
204. Pembinaan Jalan, kegiatan penanganan jaringan jalan yang meliputi penentuan
sasaran dan perwujudan sasaran.
205. Pemeriksaan, serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa terhadap
pengemudi dan kendaraan bermotor mengenai pemenuhan persyaratan teknis dan laik
jalan serta pemenuhan kelengkapan persyaratan administratif
206. Penerbangan, segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, keamanan dan keselamatan penerbangan,
serta kegiatan dan fasilitas penunjang lain yang terkait.
207. Pengelola Pelabuhan Khusus, Pemerintah, Pemerintah Propinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota atau Badan Hukum Indonesia yang memiliki izin untuk
mengelola pelabuhan khusus
208. Pengemudi, orang yang mengemudi kendaraan bermotor atau orang yang secara
langsung mengawasi calon pengemudi yang sedang belajar mengemudikan kendaraan
bermotor.
209. Pengguna Jasa, setiap orang dan/atau badan hukum yang menggunakan jasa
angkutan, untuk angkutan orang maupun barang
210. Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, pengujian yang dilakukan secara berkala
terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan
khusus
211. Pengujian Kendaraan Bermotor, serangkaian kegiatan menguji atau memeriksa
bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan
khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan.
212. Pengujian Type Kendaraan Bermotor, pengujian kendaraan bermotor yang
dilakukan terhadap type kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan
kendaraan khusus, sebelum dibuat atau dirakit atau diimpor secara massal.
213. Penyelidikan, serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan
suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pdana guna menentukan dapat atau tidaknya
dilakukan penyidikan.
214. Penyidik, pejabat Polri dan pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberikan
wewenang khusu oleh undang-undang untuk menyidik.
215. Penyidikan, serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangka.
216. Perizinan Angkutan Umum, perizinan yang berkaitan dengan pendirian usaha
angkutan umum dan perizinan yang berkaitan dengan peraturan dan pengendalian angkutan
umum yang beroperasi dalam jaringan trayek dan tidak dalam jaringan trayek.
217. Perjalanan, pergerakan seseorang dari satu tempat ke tempat lain.
218. Perkeretaapian, adalah satu kesatuan sistem yang terdiri dari prasarana kereta api,
sarana kereta api, sumber daya manusia, norma, kriteria, persyaratan dan prosedur, untuk
penyelenggaraan transportasi kereta api
219. Perlengkapan Kendaraan, kelengkapan dari kendaraan yang harus ditempatkan
pada kendaraan bermotor yang berupa ban cadangan, segitiga pengaman dan lain-lain.
220. Perlintasan sebidang, perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan.
221. Persimpangan, pertemuan atau percabangan jalan, baik yang sebidang maupun yang
tidak sebidang.
222. Persimpangan Tidak Sebidang, apabila suatu lajur lalulintas atau jalan dinaikkan
ke atas jalan yang lain melalui penggunaan jembatan atau terowongan.
223. Persyaratan Teknis, persyaratan tentang susunan, peralatan, perlengkapan, ukuran,
bentuk, karoseri, pemuatan, rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya,
emisi gas buang, penggunaan, penggandengan, dan penempelan kendaraan bermotor.
224. Perusahaan Angkutan Umum, perusahaan yang menyediakan jasa angkutan
orang dan/atau barang dengan kendaraan umum di jalan
225. Pesawat Terbang, pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap, dan
dapat terbang dengan tenaga sendiri
226. Pesawat Udara, setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari
reaksi udara kecuali reaksi udara terhadap permukaan bumi
227. Peti Kemas, peti kemas sesuai dengan International Standard Organization (ISO) yang
dapat dioperasikan di Indonesia.
228. Pita Penggaduh, kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat
pengemudi kendaraan bermotor lebih meningkatkan kewaspadaan.
229. Polisi Tidur, kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat
pengemudi kendaraan bermotor mengurangi kecepatan kendaraannya; Road hump,
Speed hump; Speed bump.
230. Portal, kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membatasi tinggi dan
lebar kendaraan beserta muatannya memasuki suatu ruas jalan tertentu.
231. Prasarana angkutan, prasarana angkutan untuk keperluan menaikkan dan
menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan sarana
angkutan umum yang merupakan simpul jaringan transportasi yang dapat berupa terminal,
stasiun, pelabuhan, atau bandar udara;
232. Prasarana Kereta Api, jalur kereta api dan stasiun kereta api, termasuk fasilitas
operasi kereta api, agar sarana kereta api dapat dioperasikan
233. Pulau Lalulintas, bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan, dapat berupa
marka jalan atau bagian jalan yang ditinggikan.
234. Rambu lalulintas, bagian dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka,
kalimat dan atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau
petunjuk bagi pemakai jalan.
235. Rambu Larangan, rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang
dilakukan oleh pemakai jalan.
236. Rambu Peringatan, rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya
atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan.
237. Rambu Perintah, rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib
dilakukan oleh pemakai jalan.
238. Rambu Petunjuk, rambu yang digunakan untuk menyatakan pentunjuk mengenai
jurusan, jalan, situasi, kota tempat, pengaturan, fasilitas dan lain- lain bagi pemakai jalan.
239. Rambu Sementara, rambu yang digunakan secara tidak permanen, pada keadaan
darurat atau pada kegiatan-kegiatan tertentu.
240. Refleksi Retro (pada rambu atau marka), sistem pemantulan cahaya sinar
yang datang, dipantulkan kembali sejajar ke arah sinar datang, terutama pada malam
hari atau cuaca gelap.
241. Rekayasa Lalulintas, perencanaan, pengadaan, pemasangan dan
pemeliharaan rambu-rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalulintas, serta alat
pengendali dan pengaman pemakai jalan, traffic engineering.
242. Rencana Induk Bandar Udara (Master Plan Bandara), pedoman pembangunan
dan pengembangan Bandar udara yang mencakup seluruh kebutuhan dan penggunaan tanah
serta ruang udara untuk kegiatan penerbangan dan kegiatan penunjang
penerbangan dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis, pertahanan keamanan,
sosial budaya serta aspek-aspek terkait lainnya;
243. Rem, suatu peralatan mekanis yang dipasang pada kendaraan bermotor dan berfungsi
untuk mengendalikan laju kendaraan bermotor tersebut.
244. Rem Parkir, suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan laju kendaraan bermotor,
yang dilangkapi dengan alat pengunci mekanis dan biasanya dipergunakan pada saat
memarkir kendaraan, hand rem.
245. Rem Utama, suatu alat yang dipasang pada suatu kendaraan bermotor yang berfungsi
untuk mengendalikan kecepatan dan menghentikan kendaraan bermotor, rangkaian
kendaraan bermotor, baik dalam keadaan tanpa muatan maupun dengan muatan sesuai
dengan jumlah berat yang diperbolehkan.
246. Road Side Interview Survey, salah satu survai asal tujuan perjalanan
247. Roda pada satu sumbu, roda tunggal atau ganda atau beberapa roda yang dipasang
simetris atau pada dasarnya simetris terhadap bidang membujur tengah kendaraan,
walaupun roda-roda tersebut tidak dipasang pada satu sumbu yang sama.
248. Ruang lalu lintas, prasarana dan sarana yang diperuntukkan bagi gerak kendaraan,
orang, dan hewan dapat berupa jalan, jembatan atau lintas penyeberangan yang berfungsi
sebagai jembatan
249. Ruang Manfaat Jalan, suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan
terdiri atas badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang pengamannya. Badan jalan meliputi
jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan, termasuk jalur pejalan kaki.
Ambang pengaman jalan terletak di bagian paling luar, dari ruang manfaat jalan, dan
dimaksudkan untuk mengamankan bangunan jalan.
250. Ruang Milik Jalan, sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan yang masih
menjadi bagiandari ruang milik jalan yang dibatasi oleh tanda batas ruang milik jalan yang
dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara
lain untuk keperluan pelebaran ruang manfaat jalan pada masa yang akan datang. Right of
Way.
251. Ruang Pengawasan Jalan, ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah
mengawasan penyelenggara jalan. agar tidak mengganggu pandangan pengemudi, konstruksi
bangunan jalan apabila ruang milik jalan tidak cukup luas, dan tidak mengganggu fungsi
jalan. Terganggunya fungsi jalan disebabkan oleh pemanfaatan ruang pengawasan jalan
yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
252. Rumah-rumah Kendaraan, bagian dari kendaraan bermotor jenis mobil penumpang
atau mobil bis atau mobil barang, yang berada pada landasan berbentuk ruang muatan, baik
untuk orang maupun barang.
253. Sabuk Keselamatan, perangkat peralatan yang merupakan bagian dan terpasang pada
kendaraan bermotor, yang berfungsi untuk mencegah benturan terutama bagian kepala
dan dada dengan bagian kendaraan sebagai akibat perubahan gerak kendaraan secara tiba-
tiba, safety belt.
254. Sarana angkutan, alat angkutan moda transportasi darat, laut dan udara yang dapat
berupa kendaraan bermotor, kereta api, kapal, atau pesawat udara.
255. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran, sarana yang dibangun atau terbentuk secara
alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan
posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran
untuk kepentingan keselamatan berlayar.
256. Sarana Kereta Api, segala sesuatu yang dapat bergerak di atas jalan rel.
257. Satuan Ruang Parkir (SRP), ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan
(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka
pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil
penumpang.
258. Satuan Kerja Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bemotor (Satker
UPPKB), unit kerja di bawah Dinas Perhubungan yang melaksanakan tugas
pengawasan terhadap berat kendaraan beserta muatannya dengan menggunakan alat
penimbangan yang dipasang secara tetap pada setiap lokasi tertentu.
259. Sepeda Motor, kendaraan bermotor roda dua atau tiga tanpa rumah-rumah, baik
dengan atau tanpa kereta samping.
260. Segitiga Pengaman, pelat segitiga sama sisi yang dipergunakan pada waktu kendaraan
berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di jalan, untuk memberi peringatan pada
kendaraan yang datang dari arah depan atau dari arah belakang.
261. Sertifikat Uji Tipe, sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal sebagai bukti
bahwa tipe kendaraan bermotor ataulandasan kendaraan bermotor yang bersangkutan telah
lulus ujitipe.
262. Siap Guna (SG), sejumlah mobil bus/MPU yang disiapkan untuk pelayanan angkutan
penumpang umum, termasuk bus/MPU yang sedang dalam perawatan dibengkel.
263. Siap Guna Operasi (SGO), sejumlah mobil bus/MPU yang secara teknis telah
diperiksa dan dinyatakan laik jalan oleh petugas teknis tetapi kelengkapan administratif
belum sempurna.
264. Siap Operasi (SO), mobil bus/MPU yang beroperasi langsung untuk memproduksi
jasa angkutan.
265. Simpul, dapat berupa terminal transportasi jalan, terminal angkutan sungai dan danau,
stasiun kereta api, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, atau bandar udara
266. Sistem Informasi Kecelakaan Lalu Lintas, kumpulan komponen yang berupa
manusia, prosedur dan data yang saling berinteraksi untuk menghasilkan informasi tentang
kecelakaan lalu lintas;
267. Stasiun, tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik dan turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang dan/atau untuk keperluan operasi kereta api.
268. Survai dinamis, survai yang dilaksanakan di dalam kendaraan dengan metode
pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang menempuh suatu
trayek, dimana penyigi mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun dan atau waktu
perjalanan pada tiap segmen.
269. Survai statis, survai yang dilakukan dari luar kendaraan dengan
mengamati/menghitung/mencatat informasi dari setiap kendaraan penumpang umum
yang melintas di ruas jalan pada setiap arah lalu lintas, serta di pintu masuk dan pintu keluar
terminal.
270. Syahbandar, pejabat pemerintah yang berwenang melakukan pengawasan terhadap
dipenuhinya peraturan-peraturan untuk menjaga keselamatan dan keamanan pelayaran,
ketertiban dan lalu lintas kapal di pelabuhan
271. Taksi adalah kendaraan umum dengan jenis mobil penumpang yang diberi tanda khusus
dan dilengkapi dengan argometer
272. Tatanan kepelabuhanan nasional, suatu sistem kepelabuhanan nasional yang
memuat tentang hirarki peran dan fungsi, klasifikasi, jenis, penyelenggaraan,
kegiatan, keterpaduan intra dan antar moda serta keterpaduan dengan sektor lainnya
273. Teluk bus, bagian perkerasan jalan tertentu yang diperlebar dan
diperuntukkan sebagai tempat perhentian kendaraan penumpang umum; bus bay.
274. Tempat Bongkar Muat, pelataran di dalam terminal barang yang disediakan bagi
mobil barang untuk membongkar dan/atau memuat barang.
275. Tempat Istirahat Kendaraan, pelataran di dalam terminal yang disediakan bagi
mobil bus dan mobil barang untuk beristirahat sementara dan membersihkan kendaraan
sebelum melakukan perjalanan.
276. Tempat Pemberhentian (Halte) adalah tempat pemberhentian kendaraan umum
untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang.
277. Tempat perhentian bus, tempat untuk menurunkan dan/atau menaikkan
penumpang; bus stop.
278. Tempat Tunggu Kendaraan Umum, pelataran di dalam terminal
penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk menunggu dan siap menuju jalur
pemberangkatan.
279. Tempat Tunggu Penumpang, bangunan berupa ruang tunggu di dalam terminal
penumpang yang disediakan bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan
280. Terminal, prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan
penumpang atau memuat dan membongkar barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan
transportasi jalan.
281. Terminal Barang, prasarana transportasi jalam untuk keprluan membongkar dan
memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.
282. Tingkat pelayanan, kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk
menampung lalu lintas pada keadaan tertentu.
283. Transportasi jalan, adalah satu kesatuan tatanan yang terdiri dari jaringan
transportasi jalan, kendaraan beserta pengemudinya, peraturan-peraturan, prosedur dan
metoda sedemikian rupa yang membentuk suatu totalitas yang utuh
284. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan
jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
285. Trayek Angkutan Sungai dan Danau, lintasan untuk pelayanan jasa angkutan
umum sungai dan danau yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap
dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal;
286. Trayek kota, trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah kota atau trayek dalam
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
287. Trayek Perkotaan, trayek yang seluruhnya berada dalam suatu wilayah perkotaan.
288. Trayek Tetap dan Teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam
jaringan trayek secara tetap dan teratur, dengan jadwal tetap maupun tidak berjadwal.
289. Trayek Tidak Tetap Dan Tidak Teratur atau Tramper, pelayanan angkutan
yang dilakukan secara tidak tetap dan tidak teratur.
290. Trotoar, bagian dari Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) yang khusus disediakan bagi
pejalan kaki.
291. Tundaan di persimpangan, waktu tambahan yang diperlukan untuk melewati
persimpangan tersebut dibandingkan dengan situasi bila tidak terdapat persimpangan.
292. uji berkala adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala
terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan
khusus yang dioperasikan di jalan.
293. Uji tipe emisi, pengujian emisi terhadap kendaraan bermotor tipe baru
294. Uji tipe kebisingan, pengujian tingkat kebisingan terhadap kendaraan bermotor tipe
baru
295. Uji Tipe Kendaraan Bermotor, pengujian yang dilakukan terhadap fisik kendaraan
bermotor atau penelitian terhadap rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor, kereta
gandengan atau kereta tempelan sebelum kendaraan bermotor tersebut dibuat dan/atau
dirakit dan/atau diimpor secara massal serta kendaraan bermotor yang dimodifikasi.
296. Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja Pelabuhan, unit
organisasi Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
297. Usaha Angkutan Di Perairan Pelabuhan, kegiatan usaha untuk
memindahkan penumpang, barang dan/atau hewan dari dermaga ke kapal atau sebaliknya
dan dari kapal ke kapal, di perairan pelabuhan.
298. Usaha Angkutan Penyeberangan, usaha di bidang angkutan yang diselenggarakan
untuk umum pada lintas penyeberangan dengan memungut bayaran dengan menggunakan
kapal yang memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kondisi teknis dan operasional prasarana,
sarana dan perairan
299. Usaha Bongkar Muat Barang, kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang bongkar
muat barang dan/atau hewan dari dan ke kapal.
300. Usaha Depo Peti Kemas, kegiatan usaha yang meliputi penyimpanan, penumpukan,
membersihkan dan memperbaiki peti kemas serta kegiatan lain yang berkaitan dengan
pengurusan peti kemas.
301. Usaha Ekspedisi Muatan Kapal Laut, kegiatan usaha mengurus dokumen dan
melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan muatan yang
diangkut melalui laut.
302. Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarding), kegiatan usaha
yang ditujukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan
penerimaan barang dan/atau hewan melalui angkutan darat, laut dan/atau udara.
303. Usaha Penunjang Angkutan Laut, kegiatan usaha yang bersifat menunjang
kelancaran proses kegiatan angkutan laut.
304. Usaha Penyewaan Peralatan Angkutan Laut/Alat Apung, kegiatan usaha
untuk menyediakan dan menyewakan peralatan penunjang angkutan laut dan/atau alat-alat
apung untuk pelayanan kapal;
305. Usaha Tally, kegiatan usaha jasa menghitung, mengukur, menimbang dan membuat
catatan mengenai muatan-muatan untuk kepentingan pemilik muatan dan pengangkut.
306. Volume lalu lintas, jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada ruas
jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam atau satuan mobil penumpang
(smp)/jam.
307. Waktu Pelayanan, waktu yang dibutuhkan angkutan penumpang umum untuk
melayani rute tertentu dalam satu hari yang dihitung berdasarkan waktu awal dan waktu
akhir dari pelayanan kendaraan penumpang umum tersebut.
308. Waktu Perjalanan, waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk melewati ruas jalan
yang diamati, termasuk waktu berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan
perlambatan karena hambatan.
309. Waktu Siklus, serangkaian tahap-tahap dimana semua pergerakan lalu lintas
dilakukan, atau merupakan penjumlahan waktu dari keseluruhan tahapan; cycle time.
310. Wilayah udara, ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan Republik Indonesia
311. Wilayah pengoperasian, wilayah atau daerah untuk pelayanan angkutan perkotaan
yang dilaksanakan dalam jaringan trayek.
312. Wilayah pelayanan angkutan perkotaan, wilayah yang didalamnya bekerja satu
sistem pelayanan angkutan penumpang umum karena adanya kebutuhan pergerakan
penduduk dalam wilayah perkotaan.

Baca juga Istilah Di Dalam Teknik Lalu lintas


Related Posts

Skid Resistance Tester

Teknologi Perkerasan Jalan Ramah Lingkungan


 Pengujian Penetrasi Bahan Bitumen

Post navigation
Pelabuhan Laut di Indonesia
Proyek Bendungan Tibu Kuning
One thought on “Istilah Transportasi”

1. Vahira says:

November 28, 2017 at 9:59 pm


tambah lagi istilah yang masih asing ditelinga atau jarang
didengar
Reply
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are
marked *

Comment
Name *
Email *
Website
Save my name, email, and website in this browser for the
next time I comment.
Post Comment

FANSPAGE

ILMU TERBARU

 Inspirasi Model Rumah Terbaru yang Akan Selalu Diminati


di Sepanjang Tahun
 Daftar Perabotan Rumah Tangga Paling Penting untuk Ruang
Makan Minimalis
 Harga Rumah Minimalis Subsidi Akan Naik? Coba Tips
Kumpulkan Uang untuk Beli Rumah Ini
 Contoh Rumah Minimalis yang Akan Populer di Beberapa
Tahun ke Depan
 Cari Rumah Murah yang Tetap Gaya? Pilih Desain Rumah
Kontainer Ini, Yuk!
ILMU TERKAIT

 Cabang Teknik Sipil Yang Berhubungan Dengan Transportasi

January 15, 2013, No Comment

 Analisa Kebutuhan Parkir

May 8, 2012, No Comment

 Jenis Jalan Menurut Fungsinya

February 3, 2013, No Comment

 SNI tata cara penomoran ruas dan simpul jalan kota

March 27, 2012, No Comment

 Alinemen Horisontal

October 30, 2012, No Comment

CARI ILMU

Search for: Search

KATEGORI ILMU

 Arsitektural
 Bahan Bangunan
 Bandara
 Bangunan Air
 Bekisting
 Dokumen Kontrak
 Estimasi Biaya Konstruksi
 Hidrolika
 ilmu ukur tanah
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Landscape
 Mekanika Struktur
 Pelabuhan
 Pengelolaan dan Pengendalian Proyek
 Perkerasan Jalan Raya
 Rekayasa Sumber Daya Air
 Software Teknik Sipil
 Struktur Baja
 Struktur Bangunan
 Struktur Beton
 Struktur Jembatan
 Struktur Kayu
 Teknik Lalu Lintas
 Teknik Lingkungan
 Teknik Pondasi
 Utilitas Gedung

ARCHIVES

Archives

Anda mungkin juga menyukai