Anda di halaman 1dari 29

TEORI KOMPRESI

a) Hubungan antara tekanan dan volume.


Selain contoh ban sepeda, dalam keseharian kita juga dapat melihat pada alat
penyuntik. Jika penyuntik tanpa jarum tersebut kita tutup dengan ujung jari dan
tangkainya kita dorong maka akan terasa adanya tekanan yang bertambah besar.
Kejadian ini sama seperti yang terjadi pada pompa ban sepeda akibat mengecilnya
volume dalam silinder karena dimampatkan oleh torak.
Hubungan antara tekanan dan volume gas tadi dapat diuraikan sebagai berikut. Jika
selama kompresi temperatur gas tetap dijaga (tidak bertambah panas) maka pengecilan
volume menjadi ½ kali akan menaikan tekanan menjadi 2 kali lipatnya begitu juga jika ¼
kali akan menjadi 4 kali lipat pula. Artinya “jika gas dikompresikan pada temperatur
tetap maka tekanannya akan berbanding terbalik dengan volume” seperti hukum Boyle
yang menyatakan:

𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

Dinyatakan dalam kgf/cm2 atau Pa dan volume dalam m3

b) Hubungan antara temperatur dan volume.


Hukum Charles menyebutkan bahwa “semua macam gas apabila dinaikkan
temperatur sebesar 1°C pada tekanan tetap, akan mengalami perubahan volume sebesar
1/273 dari volumenya pada 0°C. Sebaliknya apabila diturunkan temperaturnya sebesar
1°C, akan mengalami pengurangan volume dengan proporsi
yang.”
Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1 𝑡1
𝑉1 = 𝑉1 + 𝑡1 𝑉0 = 𝑉0 (1 + )
273 273

Pada temperatur t2°C untuk tekanan yang sama gas mempunyai volume

𝑡2
𝑉2 = 𝑉0 (1 + )
273
Jika persamaan 1 dibagi dengan persamaan 2 menjadi:

𝑉1 (273 + 𝑡1 )
=
𝑉2 (273 + 𝑡2 )

Lambang t menyatakan temperatur dalam skala °C. Di samping skala Celcius orang
dapat memakai Kelvin (°K) dimana 0°K = -273 °C. Temperature skala °K disebut
temperatur mutlak dengan lambang T. Hubungan antara t dengan T dapat dituliskan:

𝑇(°𝐾) = 273 + 𝑡(℃)

Jika temperatur dinyatakan dalam temperatur mutlak (°K) maka dapat dituliskan
sebegai berikut:

𝑉1 𝑇1
=
𝑉2 𝑇2

Jadi karena persamaan di atas Hukum Charles dapat pula dikatakan “Pada proses
tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya”.

c) Persamaan Keadaaan
Hukum Boyle dan Charles dapat digabungkan menjadi hukum Boyle Charles yang
dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑃𝑉 = 𝐺𝑅𝑇

Dimana, P : Tekanan mutlak (kgf/m2) atau Pa


V : Volume (m3)
G : Berat Gas (Kgf) atau (N)
T : Temperatur mutlak (°K)
R : Konstanta Gas (m/°K)

Harga R berbeda untuk masing-masing gas. Untuk udara kering harga R = 29,27 m/°K
sedangkan untuk udara lembab R = 29,46 m/°K.
Persamaan di atas dapat pula ditulis secara lain sbb:

𝑃𝑣 = 𝑅𝑇

Dimana v : V/G adalah volume spesifik (m3/kgf) karena v = 1/γ dimana γ = berat jenis
(kgf/m3) maka persamaan di atas dapat pula dituliskan sebagai berikut:

𝑃
= 𝑅𝑇
𝛾

Dapat pula dituliskan sebagai berikut:

𝑃𝑣
= 𝑅 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑇

Gas yang memenuhi persamaan ini disebut gas ideal.


KOMPRESI DAN PERUBAHAN TEMPERATUR

1) Kompresi
Proses kompresi dibagi dalam 3 proses yaitu proses isotermal, adiabatik, dan
politropik. Perlakuannya adalah sebagai berikut:
1.1 Kompresi Isothermal
Jika satu gas dikompresikan, maka ada energi mekanik yang diberikan dari
luar kepada gas. Energi ini pun berubah menjadi panas dan temperaturnya naik jika
tekanan semakin tinggi. Namun jika dibarengi dengan pendinginan temperatur dapat
dijaga tetap. Ini disebut dengan kompresi isothermal (temperatur tetap). Hal ini dapat
ditulis sebagai berikut berdasarkan Pers. 7:

𝑃1 𝑉1 = 𝑃2 𝑉2 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

Yang ekuivalen dengan hukum Boyle.


Kompresi ini sangat berguna dalam analisa teoritis namun untuk perhitungan
tidak banyak kegunaannya untuk kompresor. Hal ini disebabkan tidak mungkin untuk
menjaga temperatur udara yang tetap dalam silinder karena cepatnya proses kompresi.

1.2 Kompresi Adiabatik


Proses adiabatik terjadi jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas.
Pada prakteknya proses ini tidak pernah terjadi secara sempurna karena isolasinya
terhadap silinder juga tidak pernah dapat sempurna pula. Hanya saja sering kali
dipakai dalam kajian teoritis proses kompresi.
Hubungan antara tekanan dan volume:

𝑃𝑣𝑘 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃1 𝑉1𝑘 = 𝑃2 𝑉2𝑘 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

Di mana, k = Cp/Cv,
dengan Cp = 1,005 kJ/(Kg°C) dan Cv=0,712 kJ/(Kg°C)
Jika dibandingkan dengan proses isothermal dapat dilihat bahwa untuk
pengecilan volume yang sama, proses adiabatik akan menghasilkan tekanan yang
Lebih tinggi. Contohnya berdasarkan rumus yang telah ada, jika volume diperkecil
menjadi ½, maka kompresi adiabatik menjadi 2,64 kali lipat sedangkan kompresi
isothermal hanya 2 kali lipat. Namun kerja yang diperlukan pada kompresi
Dian=batik juga lebih besar.

1.3 Kompresi Politropik


Kompresi yang sesungguhnya bukan merupakan proses isothermal maupun
adiabatik tetapi diantara keduanya yaitu kompresi politropik.
Hubungan antar P dan v dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝑣𝑛 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃1 𝑣1𝑛 = 𝑃1 𝑣1𝑛 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

n Disebut indeks politropik dan harganya terletak antara 1 (Proses Isothermal)


dan k (proses adiabatik). Jadi 1 < n < k. Untuk Kompresor biasa n = 1,25 ~ 1,35

2) Perubahan Temperatur
Temperatur gas dapat berubah tergantung pada jenis proses yang dialami, hubungan
antara temperatur dengan tekanan adalah sebagai berikut:
2.1 Kompresi Isothermal
Seperti yang telah dijelaskan pada cara kompresi isothermal di atas dalam proses ini
temperatur dijaga tetap sehingga tidak berubah.
2.2 Proses Adiabatik
Tidak ada panas yang dibuang keluar silinder pada proses ini ataupun dimasukkan
sehingga fungsinya sendiri untuk menaikkan temperatur gas. Secara teoritis
temperatur yang dicapai oleh gas keluar adalah:

𝑃𝑑 (𝑘−10)/𝑚𝑘
𝑇𝑑 = 𝑇𝑠 ( )
𝑃𝑠

Di mana, Td : Temperatur gas keluar kompresor (°K)


Ts : Temperatur Isap gas masuk kompresor (°K)
m : jumlah tingkat kompresi; m= 1, 2, 3,...
(untuk m > 1 tersebut mencakup proses pendinginan pada intercooler, sehingga
keseluruhan kompresi bukan murni proses adiabatik

𝑃𝑑 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘


= = 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑃𝑠 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑎𝑝 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘

k : Cp/Cv, perbandingan panas jenis gas

2.3 Proses Politropik


Temperatur pada kompresor yang sesungguhnya, tergantung pada ukuran dan
jenisnya, dan biasanya diusahakan serendah-rendahnya. Untuk menghitung
temperatur kompresi dapat dengan menggunakan persamaan seperti proses
adiabatik.
Parameter – Parameter Termodinamika Pada Kompresor

Untuk keja kompresor dibutuhkan beberapa parameter utama, diantaranya :


1. Head
Head isentropik adalah kerja per satuan massa yang diperlukan oleh kompresor pada proses
isentropic.
Yang ditujukan dalam rumus :
𝛾−1
(𝑇1 + 459,67)𝑍𝑎𝑣𝑔 𝑃2 𝛾
𝐻𝑖𝑠𝑒𝑛 = 53,35 [( ) −1]
𝛾−1 𝑃1
( 𝛾 ) 𝑆𝐺
𝑙𝑏𝑓
Dimana, 𝐻𝑖𝑠𝑒𝑛 = ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑘 (𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑚)

𝑇1 = 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 (℉)


𝑍𝑎𝑣𝑔 = 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑃1 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 (𝑃𝑠𝑖𝑎)
𝑃2 = 𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝑃𝑠𝑖𝑎)
𝑆𝐺 = 𝑠𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦
𝛾 = 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘

Head politropik adalah kerja per satuan massa yang diperlukan oleh kompresor pada
proses polytropik reversible dengan kondisi gas masuk dan keluar kompresor yang
sama.
Yang di tujukan dalam rumus :

2. Efisiensi Volumetrik Dan Adiabatik


Terdapat efisiensi yang penting dalam proses kompresi yaitu efisiensi volumetrik dan
adiabatik yang akan dijelaskan di bawah ini.
2.1 Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetris dapat didefinisikan sebagai berikut:

Dimana: Qs : volume gas yang dihasilkan (m3/min)


Qth : perpindahan torak (m3/min)
Besarnya efisiensi volumetris ini dapat dihitung secara teoritis berdasarkan volume
gas yang diisap secara efektif oleh kompres pada langkah isapnya. Dari perhitungan
tersebut diperoleh rumus sebagai berikut:

Di mana: E : Vc/Vs, volume sisa (clearence) relatif


Pd : Tekanan keluar dari silinder tingkat pertama (kgf/cm2 abs)
Ps : Tekanan isap dari silinder tingkat pertama (kgf/cm2 abs)
n : koefisien ekspansi gas yang tertinggal di dalam volume sisa
Efisiensi volumetris juga tergantung pada faktor-faktor rancangan kompresor seperti bentuk
ukuran silinder, dan susunan katup-katup.

Gambar 4. Efisiensi volumetris dan perbandingan tekanan

b. Efisiensi Adiabatik Keseluruhan


Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pada kompresor seperti tahanan
aerodinamik di dalam katup-katup, saluran-saluran, pipa-pipa, kerugian mekanis, pendingin
dan lain-lain. Oleh karena itu sangat sulit menentukan secara tepat pengaruh masing-masing
dari faktor tersebut. Maka digabungkan dalam efisiensi adiabatik keseluruhan.
Efisiensi adiabatik sendiri dapat didefinisikan sebagai daya yang diperlukan untuk
memampatkan gas dengan siklus adiabatik dibagi dengan daya yang sesungguhnya
diperlukan oleh kompresor pada porosnya. Dalam rumus dapat dituliskan sebagai berikut:
Dimana ηad : Efisiensi adiabatik keseluruhan (dinyatakan dalam persen)
Lad : Daya adiabatik teoritis (kW)
Ls : Daya yang masuk pada kompresor (kW)
Besarnya daya adiabatik teoritis dapat dihitung dengan rumus:

Ps : Tekanan isap tingkat pertama (Kgf/m2 abs)


Pd : Tekanan keluar dari tingkat akhir (Kgf/m2 abs)
Qs : Jumlah volume gas yang keluar dari tingkat terakhir (m3/min)
k : Cp/Cv
m : Jumlah tingkat kompresi

Kapasitas
Kapasitas kompresor sentrifugal dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti :
1. Inlet volume flow (ICFM) atau actual inlet volume flow (ACFM).
2. Standard inlet volume flow (SCFM) pada kondisi standard yaitu pada tekanan 14,7 psia
dan suhu 60oF = 520o R.
3. Mass flow rate : kapasitas yang dihitung dalam laju aliran massa dengan satuan
lbm/minute.
Hubungan antara kondisi standard dengan kondisi inlet (actual), dapat digunakan persamaan
gas ideal :

Dimana :
Ps = Tekanan standard = 14,7 psia
Ts = Temperatur standard = 60o F = 520o R
maka didapat :
Bila kapasitas dihitung dalam laju aliran massa, maka harus dilihat hubungan kapasitas dan
laju aliran massa.

Catatan : Angka 144 merupakan faktor konversi dari psia ke lb/ft2 . Karena 1 foot-pound = 12
inch-pound, maka 1 lb/ft2 = 144 psi.
Bila dikoreksi terhadap faktor kompresibilitas, maka :
4. Daya
Ada beberapa daya yang berhubungan dengan gas :
4.1 Daya gas
Daya yang di terima oleh gas di namakan gas power atau aerodinamic power yang dapat
dihitung dengan persamaan :

4.2. Daya kompresor


Daya dihitung dengan persamaan :

4.3. Daya penggerak


Dihitung dengan persamaan :
TUGAS SEMESTER PENDEK

Nama : Juan Antonio Noya


NIM : 2013-71-059
Mata Kuliah : Mesin Fluida Dan Perencanaan Sistem Fluida
Review Parameter – Parameter Termodinamika
Aliran Dalam Kompresor :
- Kompresor Kerja Positif.
- Kompresor Kerja Dinamik.
Pokok Bahasan Tugas : - Kompresor Radial.
- Kompresor Aksial.
- Pengantar Design Elemen – Elemen Konstruksi
Kompresor Satu Jenis ( Radial, Aksial Dan
Aliran Campur ).
KOMPRESOR

Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan
tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor biasanya menggunakan motor
listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga penggeraknya. Udara bertekanan hasil
dari kompresor biasanya diaplikasikan atau digunakan pada pengecatan dengan teknik spray/
air brush, untuk mengisi angin ban, pembersihan, pneumatik, gerinda udara (air gerinder) dan
lain sebagainya.
Secara umum kompresor dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompresor perpindahan
positif (Positive replacement compressor) dan kompresor dinamik (Dynamic compressor).
Pengelompokan tersebut didasarkan pada cara pengubahan energinya/kompresinya. Berikut
diagram dari jenis-jenis kompresor:

Gambar 1. Diagram klasifikasi kompresor.

1. Kompresor Perpindahan Positif (Positive Displacement Compressor)


Pada kompresor jenis ini fluida gas dipindahkan dengan cara memberikan energi
dalam bentuk tekanan sehingga akan mengurangi volume fluida gas dan tekanan akan
meningkat. Kompresor jenis perpindahan positif ini juga masih dibagi dalam 2 jenis, yaitu
Reciprocating Compressor dan Rotary Compressor.
1.1 Reciprocating Compressor
Reciprocating Compressor (kompresor gerak bolak-balik) adalah kompresor yang
menggunakan energi tekanan juga untuk mengalirkan fluida, namun dalam
prosesnya terjadi perpindahan piston di dalam silinder (berupa gerak bolak-balik).
Kelebihan pada kompresor jenis ini mampu beroperasi dalam jangka waktu yang lama
serta tekanan yang diberikan lebih tinggi bila dibandingkan dengan Rotary Compressor.
Kekurangan dari jenis kompressor ini biaya perawatan yang sangat mahal.
Reciprocating Compressor merupakan salah satu jenis kompresor yang telah
digunakan untuk aplikasi yang sangat luas. Kecepatan alir masuknya dapat mencapai 100
hingga 10000 cfm (cubic feet per meter). Kompresor ini terdiri dari serangkaian
penggerak mekanis seperti dalam rangkaian mekanis motor bakar. Terdapat kesamaan
komponen-komponen utama antara kompresor torak dengan motor bakar diantaranya
piston, batang penggerak, silinder piston, crank shaft, dan sebagainya. Prinsip kerja
kompresor ini adalah sesuai dengan prinsip kerja motor bakar, dimana pada saat piston
ditarik volume akan membesar, tekanan akan menurun. Pada saat tekanan menurun gas
yang memiliki tekanan lebih tinggi akan memasuki ruangan melalui katup isap. Pada saat
piston bergerak menekan, maka volume akan mengecil sehingga tekanan akan
membesar. Dengan tekanan yang lebih besar dari tekanan diluar, maka udara akan
bergerak dari ruangan menuju keluar melalui katup tekan. Kompresor jenis ini
dilengkapi dua jenis katup yaitu katup isap dan katup tekan. Katup isap berfungsi sebagai
saluran masuk gas sebelum gas dikompresi. Setelah gas dikompresi, gas tersebut akan
dialirkan ke katup tekan. Katup ini hanya berlaku satu arah. Karena itu katup tekan juga
berfungsi untuk mencegah gas mengalir kembali ke kompresor. Kompresor torak tidak
dapat melayani putaran tinggi, karena kompresor ini dapat menghasilkan gaya inersia
akibat gerak bolak-baliknya. Sehingga dengan putaran yang sangat tinggi akan
mengakibatkan gaya inersia yang sangat tinggi, hal ini akan menimbulkan getaran yang
tinggi dan dapat memicu kerusakan komponen-komponen mekanis.
Kompresor yang kompresinya hanya pada satu sisi disebut single acting compressor.
Kompresor yang terdiri dari dua sisi kompresi disebut double acting
compressor. Susunan yang terdiri dari satu atau banyak silinder dan dihubungkan secara
paralel disebut single stage compressor. Sebaliknya, kalau disusun seri dan biasanya
dihubungkan dengan cooler disebut multistage compressor.
Pada kompresor jenis ini terbagi lagi menjadi tiga jenis yaitu:
a) Kompresor tipe Diaphragm
b) Kompresor tipe Double Action dan
c) Kompresor tipe Single Action
1.1.1 Reciprocating Compressor Diaphragm
Reciprocating Compressor Diaphragm (kompresor tipe diafragma) adalah jenis
kompresor torak. Namun letak torak dipisahkan melalui sebuah membran
diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak langsung berhubungan
dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan
ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas. Prinsip
kerja kompresor ini sama dengan kompresor torak dimana perbedaanya
terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk kedalam tangki
penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara
langsung menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakan sebuah membran
(diaframa) dulu, dari gerakan diafragma yang kembang-kempis itulah yang akan
menghisap dan menekan udara ketabung penyimpanan. Kompresor jenis ini
banyak digunakan pada industri bahan makanan, farmasi dan industri kimia.

Gambar 2. Kompresor tipe Diaphragm

1.1.2 Reciprocating Compressor Tipe Double Action


Reciprocating Compressor Tipe Double Action (Kompresor kerja bolak- balik tipe
aksi ganda) adalah jenis kompresor piston kerja bolak balik yang memiliki dua
sisi hisap/intake dan dua sisi buang/exhaust. Cara kerja dari kompresor tipe ini,
piston bergerak naik dan turun dimana pada saat proses naik dan turun ini piston
juga melakukan tahap kompresi pada kedua sisinya. Proses pengkompresian udara
berlangsung relatif terus menerus selama piston melakukan gerak naik dan turun.
Dengan demikian kedua sisi piston yang efektif digunakan untuk melakukan
proses kompresi udara.

Gambar 3. Kompresor tipe double action

1.1.3 Reciprocating Compressor Tipe Single Action


Reciprocating Compressor Tipe Single Action (kompresor kerja bolak-balik tipe
aksi tunggal) adalah jenis kompresor yang bekerja memampatkan udara
dengan cara pergerakan piston secara bolak-balik yang hanya memiliki satu sisi
intake dan satu sisi exhaust. Prinsip kerja kompresor ini terdiri dari hisap-
kompresi-buang. Dimana udara dihisap oleh piston dari titik mati atas menuju titik
mati bawah melalui sisi intake dan katup intake terbuka selanjutnya udara yang
dihisap tadi di kompresi oleh piston yang bergerak dari titik mati bawah menuju
titik mati atas. Setelah piston hampir mencapai titik mati atas dan udara telah
terkompresi katup exhaust terbuka dan udara selanjutnya disalurkan menuju
tangki penyimpanan melalui sisi exhaust.

Gambar 3. Kompresor tipe single action

1.2 Rotary Compressor


Rotary Compressor (kompresor putar) adalah kompresor yang menggunakan energi
tekanan untuk mengalirkan fluida, namun tekanan discharge yang dihasilkan
kompresor jenis ini lebih kecil dibandingkan dengan reciprocating kompresor.
Rotary compressor banyak digunakan untuk mengalirkan fluida gas di dalam sistem
perpipaan yang panjang.
Kompresor putar dapat menghasilkan tekanan yang sangat tinggi. Pada kompresor
putar getaran yang dihasilkan relatif kecil dibandingkan dengan kompresor torak. Hal ini
disebabkan sudu-sudu pada kompresor putar, yang merupakan elemen bolak-balik,
mempunyai masa yang jauh lebih kecil daripada torak. Selain itu kompresor putar tidak
memerlukan katup, sedangkan fluktuasi alirannya sangat kecil dibandingkan dengan
kompresor torak.
Ada beberapa jenis kompresor putar, salah satunya adalah kompresor sudu luncur.
Kompresor sudu luncur mempunyai sebuah rotor yang memiliki sudu-sudu. Rotor ini
berputar didalam sebuah stator berbentuk silinder. Rotor dipasang secara eksentrik
terhadap stator. Sudu-sudu dipasang pada alur disekeliling rotor dan ditekan kedinding
silinder oleh pegas didalam alur. Jika rotor berputar maka sudu akan ikut berputar sambil
meluncur di permukaan didalam silinder. Atas dasar hal tersebut kompresor ini
dinamakan kompresor sudu luncur. Jenis kompresor putar lainnya adalah kompresor
putar jenis sekrup. Kompresor putar ini memiliki sepasang rotor berbentuk sekrup.
Pasangan ini berputar serempak dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti
roda gigi. Putaran serempak ini dapat berlangsung karena kaitan gigi-gigi rotor itu
sendiri atau dengan perantaraan sepasang roda gigi penyerempak putaran. Karena
gesekan antar rotor sangat kecil, kompresor ini mempunyai performansi yang baik untuk
umur kerja yang panjang. Perbedaan tekanan maksimum yang diizinkan pada kompresor
ini ditentukan oleh defleksi lentur rotor dan besarnya biasanya adalah 30 kg/cm2 (2900
kPa).
Mekanisme kerja kompresor rotary, udara masuk dimampatkan melalui Blade (Mata
Pisau) yang berputar cepat. Blade tersebut digerakkan untuk memampatkan udara yang
masuk. Kompresor beroperasi pada kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan hasil
keluaran yang lebih tinggi dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya investasinya
rendah, bentuknya kompak, ringan dan mudah perawatannya, sehingga kompresor ini
sangat popular di industri. Biasanya digunakan dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22
sampai 150 kW.
Kompresor putar dikelompokan menjadi 5, yaitu :
1.2.1 Rotary Compressor Lobe
Rotary Compressor Lobe (Kompresor Putar Lobe) adalah jenis kompresor rotary
dimana pada kompresor jenis ini mempunyai sepasang poros Lobe (cuping)
yang dipasang dalam sebuah rumahnya. Poros Lobe yang digerakan oleh
gigi penggerak pada celah sempit, tanpa kontak langsung logam-logamnya.
Saluran pengisian yang terletak di dalam ruang poros lobe melebar. Selama poros
lobe berputar, ruang di dalam lobe akan mengecil, selama proses itu lah terjadi
proses kompresi. Proses kompresi akan tercapai sampai lubang pengisian udara
tercapai, dimana udara yang keluar dari kompresor menjadi tekanan yang lebih
tinggi.

Gambar 4. Rotary lobe compressor Gambar 5. Compressor type lobe

Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain
tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang
bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa
pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya
adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara baling-
baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.Berbeda jika dibandingkan
dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak
pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-
kupu di dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling
bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.
1.2.2 Rotary Compressor Screw
Rotary Compressor Screw (Komresor Putar Sekrup) Tipe kompresor screw masuk
kedalam jenis kompresor positive displacement rotary, yang umumnya digunakan
untuk mengganti kompresor piston, bila diperlukan udara bertekanan tinggi
dengan volume yang lebih besar.
Dimana jenis kompresor ini terdiri dari dua buah helical screw yang saling
berpasangan, dimana yang satu mempunyai bentuk cekung dan yang lainya
berbentuk cembung sehingga dapat memindahkan udara secara aksial kesisi lainya
dan menghasilkan udara bertekanan.

Gambar 6. Rotary screw compressor

Gambar 7. Struktur compressor screw


1.2.3 Rotary Compresssor Liquid Ring
Rotary Compressor Liquid Ring (Kompresor Putar Cincin Cair) adalah jenis
kompresor putar yang terdiri dari rotor berpusat di dalam silinder. Cairan (air) di
masukan kepompa dan karena gaya sentrifugal dan membentuk cincin silindris
yang bergerak menutupi bagian dalam casing. Cincin cair ini menciptakan
serangkaian perapat diruang antara baling-baling impeller, yang membentuk ruang
kompresi dan udara terkompresi dan bergerak hingga mencapai debit akhir di
casing.

Gambar 8. Rotary compressor liquid ring

Gambar 9. Siklus kerja kompresor liquid ring

1.2.4 Rotary Compressor Scroll


Rotary Compressor Scroll (Kompresor putar gulungan) adalah jenis
kompresor putar yang mempunyai satu gulungan tetap dan satu gulungan
berputar. Udara masuk melalui ruang inlet pada gulungan tetap dan
gulungan yang berputar. Dan selanjutnya bagian gulungan yang berputar tadi
mengkompresi udara di dalamnya, dan setelah udara yang di kompresi tadi sampai
pada sisi ruang outlet udara di teruskan tekanannya keluar melalui sisi outlet
akibat dari gerak putar gulungan yang berputar. Pada jenis kompresor ini tidak
memerlukan katup pengeluaran seperti kompresor-kompresor lainnya.
Gambar 10. Compressor scroll

Gambar 11. Proses kerja kompresor scroll

1.2.5 Rotary Compressor Vane


Rotary Compressor Vane (Kompresor Putar Bilah) adalah kompresor putar berupa
bilah-bilah vane atau blade pada sisi rotor yang terletak dalam sebuah housing
yang mana udara masuk dari sisi inlet dikompresi vane yang keluar dari rumah
poros akibat gaya sentrifugal putar, udara yang telah terkompresi tersebut
disalurkan menuju sisi outlet.
Gambar 12. Kompresor tipe vane

Konstruksi kompresor perpindahan positif adalah mirip dengan konstruksi


pada pompa perpindahan positif, untuk jenis yang sama. Misalnya untuk pompa
torak dengan kompresor torak adalah sama, komponen utamanya adalah silinder,
torak dan katu katup. Penggeraknya pun dapat menggunakan motor listrik atau
motor bakar. Untuk jenis yang lain, misalnya untuk jenis sudu luncur,
konstruksinya juga tidak banyak berbeda. Kedua mesin bertugas untuk
memampatkan atau memberi tekanan pada fluida kerja, karena tugas atau fungsi
tersebut kedua mesin harus mengambil tenaga atau energi dari luar. Dengan
alasan tersebut efisiensi adalah menjadi penting sehingga boros energi.

Fluida kerja pompa dan kompresor adalah jelas berbeda, yang satu menggunakan
udara dan yang lainnya menggunakan fluida kerja zat cair. Karena proses
pemampatan fluida kerja akan mengalami kenaikan tekanan dan temperatur,
maka harus dirancang suatu konstruksi yang dapat mendinginkan temperatur
udara mampat. Alasan yang mendasari perlunya pendinginan adalah secara
termodinamika kerja kompresor akan naik apabila temparatur udara mampat yang
dihasilkan tinggi. Pada pompa kenaikan temperatur air yang ke luar tidak terlalu
tinggi, karena langsung didinginkan oleh zat cair, jadi tidak ada masalah pada
pompa.

2. Kompresor Dinamik ( Dynamic Compresssor )


Kompresor Dynamic (dinamik) adalah jenis kompresor yang memampatkan udara
dengan menggunakan energi kecepatan. Dimana fluida dimampatkan melalui
kecepatan kompresor yang bergerak dengan putaran yang tinggi sehingga udara tersebut
termampatkan oleh energi kecepatan. Jika pada Kompresor Positive Displacment
menggunakan energi tekanan saat akan memindahkan fluida, maka kompresor dinamik
menggunakan energi kecepatan, bahkan kecepatan yang diberikan mencapai 20.000 rpm
sampai 30.000 rpm.
Kompresor dinamik bekerja dengan cara memindahklan energi pada sudu dengan
dasar pembelokan aliran sehingga energi kinetik dalam kompresor akan bertambah seiring
bertambahnya kecepatan alirannya. Proses ini berlangsung pada bagian yang bergerak yang
disebut impeler. Setelah melewati impeler, gas tersebut akan dilewatkan pada rumah
kompresor yang berbentuk volut. Bentuk rumah kompresor ini akan menurunkan kecepatan
aliran gas atau dengan kata lain mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.
Berdasarkan arah alirannya, kompresor dinamik dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Kompresor arah Radial (Radial flow compressor) atau biasa disebut Kompresor
Sentrifugal.
2. Kompresor arah Axial (Axial flow compressor)
3. Kompresor arah Campuran (Mixed flow compressor)

2.1 Kompresor Sentrifugal


Kompresor Sentrifugal adalah kompresor yang bekerja dengan prinsip kerja
mengkonversikan energi kecepatan gas/udara yang dibangkitkan oleh aksi/gerakan
impeller yang berputar dari energi mekanik unit penggerak menjadi energi
potensial (tekanan) di dalam diffuser. Gas dihisap kedalam kompresor melalui saluran
hisap kemudian diteruskan kedalam diafragma yang berfungsi sebagai pengarah aliran
dan selanjutnya masuk kedalam impeller, kemudian impeller memberikan pusaran
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Akibat dari putara yang tinggi tersebut maka gas
akan terlempar keluar dari impeller karena adanya gaya sentrifugal yang terjadi dan
masuk kedalam tangki penyimpanan.

Gambar 13. Kompresor sentrifugal

Gambar 14. Potongan kompresor sentrifugal

2.2 Kompresor Aksial


Kompresor Aksial adalah kompresor yang memapatkan udara airfoil yang berputar
dimana gas atau udara mengalir sejajar sumbu poros. Tingkat energi dari fluida
meningkat karena mengalir melalui kompresor akibat dari pemampatan baling-baling.
Kompresor jenis ini biasanya digerakan oleh motor listrik atau turbin uap maupun gas.
Gambar 14. Kompresor Aksial

2.3 Kompresor Arah Campuran


Sebuah kompresor campuran yang menggabungkan kompresor aliran aksial dan radial
komponen untuk menghasilkan aliran diagonal unit. Berarti jari-jari yang keluar lebih
besar dari pada inlet, tetapi aliran cenderung untuk keluar dalam aksial bukan radial arah.
Hal ini menghilangkan kebutuhan untuk diameter yang relatif besar keluar diffuser yang
terkait dengan kompresor sentrifugal, Impellernya dapat dibuat dari besi padat
menggunakan mesin NC, dalam banyak cara yang sama seperti yang dari kompresor
sentrifugal. Pada kompresor jenis ini gas akan meninggalkan impeler dengan arah aliran
miring/diagonal terhadap sumbu poros. Impeler pada kompresor ini membentuk sudut
tertentu terhadap rotor.
Kompressor Berdasarkan Konstruksinya

Klasifikasi kompressor berdasarkan Konstruksinya:


a. Kompresor Jenis Terbuka (Open Type Compressor)
Jenis kompresor ini terpisah dari tenaga penggeraknya masing-masing bergerak
sendiri dalam keadaan terpisah. Tenaga penggerak kompresor umumnya motor listrik.
Salah satu ujung poros engkol dari kompresor menonjol keluar, sebuah puli dari luar
dipasang pada ujung poros tersebut. Melalui tali kipas puli dihubungkan dengan
tenaga penggeraknya. Puli pada kompresor berfungsi sebagai roda gaya yang digunakan
sebagai daun kipas untuk mendinginkan kondensor dan kompresor sendiri. Karena
ujung poros engkol keluar dari rumah kompresor, maka harus diberi pelapis agar
refigeran tidak bocor keluar.

Gambar 15. Open type compressor


b. Kompressor Hermetik
Pada dasarnya compressor hermetik hampir sama dengan compressor semi
hermetic, perbedaanya hanya terletak pada cara penyambungan rumah baja
(compressor) dengan stator motor penggeraknya.

Gambar 16. Kompressor hermetic


c. Kompresor Semi Hermetik
Pada konstruksi semi hermetik bagian kompresor dan elektro motor masing-masing
berdiri sendiri dalam keadaan terpisah. Untuk menggerakkan kompresor poros motor
listrik dihubungkan dengan poros kompresornya langsung.

Gambar 17. Kompressor semi hermetic

Secara umum, konstruksi kompresor dibedakan atas :


1. berdasarkan tingkat kompresinya
a) satu tingkat
b) dua tingkat atau lebih
2. berdasarkan langkah kerja
a) kerja tunggal
b) kerja ganda
3. berdasarkan susunan silinder
a) mendatar
b) tegak
c) bentuk-L, bentuk-V, bentuk-W, dll.
4. berdasarkan cara pendinginan
a) pendinginan air
b) pendinginan udara
5. berdasarkan tekanan akhirnya
a) tekanan rendah ( < 25 atg )
b) tekanan sedang ( 25-100 atg )
c) tekanan tinggi ( 100-500 atg)
6. berdasarkan kapasitas yang dihasilkan
a) kapasitas kecil ( <160 m /jam)
b) kapasitas sedang (160-4000 m /jam)
c) kapasitas besar ( >4000 m /jam)

Anda mungkin juga menyukai