Anda di halaman 1dari 3

MARMER DAN GRANIT

Sebutan marmer yang orang awam dengar diserap dari bahasa Yunani yaitu ‘mur’ atau ‘murmur’atau
‘murmurous’ yang bermakna batu mengkilap. Marmer merupakan jenis batu kapur yang mengalami
kritalisasi dari batuan mineral kalsit dan dolomit. Marmer paling terkenal memiliki tambang di Tuscany,
Italia, khusunya wilayah Carrara. Walaupun memiliki banyak corak dan warna, marmer yang sangat
familiar di mata orang-orang ialah Marmer Carrara dan Calacatta. Marmer Carrara dikenal sebagai batu
yang digunakan salah satu seniman Renaisans , Michelangelo untuk membuat patung fenomenalnya yaitu
patung “David”. Marmer Carrara dipertimbangkan karena putihnya, biasanya lebih ramping, dan
memiliki garis pembuluh biru keabu-abuan. Sebaliknya , marmer calcatta tampak lebih putih dari carrara,
dengan biru sedikit daripada abu-abu, dan berkali lipat bewarna krem atau emas dalam lekuk
pembuluhnya. Meskipun begitu marmer Calacatta ditambang di wilayah Carrara di Tuscany,Italia.
Marmer Calacatta termasuk marmer langka dan sulit ditemukan sehingga lebih mahal.
Lima ribu tahun merupakan waktu yang sangat panjang. Saking lamanya manusia kesulitan memahami
dengan segera. Tetapi tidak untuk monumen yang berbahan dasar batu alam yang masih dapat berdiri
kokoh sejak 5000 tahun lalu. Ini merupakan bukti nyata akan ketahanan dan kuatnya keindahan yang
terdapat pada batu alam.
Rakyat Mesir Kuno merupakan peradaban pertama yang mulai khusus menambang dan membangun
segala sesuatu dengan batu alam. Mereka mendirikan hamper semua monumen bersejarah dari granite dan
gamping. Piramida Giza , adalah satu-satunya bukti sejarah akan kehebatan peradaban kuno yang
tersusun dari batu-batu gamping raksasa sekitaran 2560 SM. Pengunjung pyramid selalu dibuat kagum
akan ukurannya, tetapi menyadari bahwa bentuk terdiri atas blok blok kasar. Masyarakat mesir kuno
bahkan sudah memiliki sensitivitas estetis , keinginan kuat untuk mendirikan piramid dalam
susunan sejarah batu marmer sempurna bertatahkan batu-batu yang telah dibentuk rapih. Menerawang
kedalam piramid, penampakan interior ruang pemakaman para raja mesir atau makam firáun juga terdiri
atas granit yang dipotong sangat sempurna sehingga sepotong kertas pun tidak dapat melewati selahnya.
Tampaknya masyarakat Mesir Kuno telah banyak melabuhkan rahasia kerajinan-kerajinan batu.
Sejarah bergerak tak lama dari benua Afrika, sebuah peradaban besar eropa juga menasbihkan
kekuasaannya dengan berbagai kerajinan batu. Yunani mengembangkan dan membawa wujud batu alam
pada tingkatan baru di hierarki arsitektural. Menggunakan marmer , Yunani mendirikan Kuil Artemisia.
Kuil Artemis diyakini sebagai bangunan besar pertama yang seluruh materialnya menggunakan marmer.
Kuil tersebut masih hadir dalam bentuk puing-puing akibat penjajahan dan perang yang melibatkan
Yunani. Pemikiran masayrakat Yunani akan bangunan-bangunan untuk para dewa-dewinya melahirkan
struktur arsitektural menakjubkan lainnya seperti Parthenon, Theseum, dan Kuil Zeus. Hingga hari ini
marmer yang dulunya menyusun bangunan-bangunan tersebut masih terus ditambang dibawah daban
komersil bernama Dionyssomarble. Masyarakat Yunani merupakan peradaban yang menerapkan batu
alam pada interior rumah , dan banyak diperlihatkan lewat kolam dan bak mandi yang dibentuk dari
marmer. Referensi tersebut menunjukan marmer masih terus ditambang dan diperjual belikan hingga saat
ini.

Sejarah Granit – Bangsa Romawi memakai granite karena memiliki daya tahan yang belum
tertandingi oleh struktur bangunan lain saat itu, berbeda dengan marmer yang lebih diagungkan
karena keindahannya. Raja Augustus Caesar berpesan sesuatu saat menguasai sebuah kota, “Aku
menemukan kota batu, dan Aku meninggalkannya sebagai kota marmer.” Berbeda dengan
Yunani, Bangsa Romawi membentuk struktur bangunan dengan batu bata dengan adukan semen
yang kokoh, dan dilapis dengan lempengan marmer. Mereka tidak terlalu menyukai
menggunakan blok raksasa dari marmer untuk infrastruktur utama, sehingga memakan waktu
lebih cepat. Teknik Bangsa Romawi ini masih diterapkan oleh bangunan-bangunan di berbgaai
belahan dunia.
Bangsa Romawi menambang marmer dan granite diseluruh pelosok Negara, tetapi seringkali
menemukan marmer paling indah datang dari Yunani. Mereka bersyukur akan marmer Cipollino
milik Karystos karena hijaunya yang memesona. Selama masa Renaisans, penambangan dan
teknik pengolahan berkembang lebih baik sehingga dapat menerapkan marmer dan granite lebih
intensif pada rumah, sebagaimana turut digunakan pada gereja, masjid, monumen, dan bangunan
lainnya. Sejarah tebentuknya batu marmer Batu alam selalu dipakai untuk material bak mandi
dan lantai hingga akhirnya mulai dikembangkan pada dapur pada era modern.
Beberapa tempat di Indonesia yang menjadi pusat tambang sejarah batu granit marmer adalah
Tulungagung, Lampung, Jawa Tengah, Bandung, DI Yogyakarta, Kalimantan, Bangka, Papua,
Kupang, Poso, Sumatra Barat, dan Sulawesi Selatan.Tulungagung menjadi penghasil marmer
tertua di Indonesia dan Sulawesi Selatan menjadi penghasil marmer terbaik saat ini. sejarah
pengrajin marmer Tulungagung dimulai saat marmer ditemukan pada tahun 1934 oleh penajajah
Hindia Belanda di sebuah Desa Besole Kecamatan Besuki. Sejarah Tulung Agung mencatat
wilayah tersebut sebagai sebutan Under-District Wajak dan dulu sudah sering tercatat bahwa
pertambangan marmer pertama itu terletak di Desa Wajak, Tulungagung. Setelah terjadi
pemekaran di tahun 1972 , Desa – desa mulai melepas diri dari cakupan wilayah under-district
Wajak.
Di Indonesia sendiri perkembangan sejarah perusahaan marmer sudah berkembang pesat dan
telah banyak menerapkan keilmuan marmer barat dalam mengolah menjadi bagian dari
perkembangan arsitektural monumental hingga interior hunian sederhana masyarakat saat ini.
Marmer dan granit mulai dipertimbangkan dalam lingkup hunian masyarakat modern mengakar
dari peradaban Indonesia Kuno yang juga tidak kalah dengan bangsa lain saat itu. Walaupun
tidak banyak latar penggunaan marmer pada masa lampau. Pemikiran dan selera masyarakat
mulai mengikuti era globalisasi yang mulai berpikir praktis ,sederhana, tetapi tetap elegan dan
memiliki daya estetis sesuai kepribadian masing-masing sejarah marmer tulungagung.
Marmer dan Granit hadir menjadi komoditi megah dan eklusif di tanah air. Mengingat Indonesia
memiliki tambang unggul dan tidak kalah dengan tambang lain dari Cina maupun Eropa.
Indonesia menampilkan olahan batunya dengan keindahannya sendiri. Pertimbangan lain
penggunaan marmer saat ini ialah waktu me-maintenance menjadi lebih sedikit karena daya
tahan marmer dan granit yang cukup lama dan tidak mudah berlumut dan kotor seperti tembok
semen pasir pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai