LAPORAN PENDAHULUAN
1. Pengertian
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat zat anti untuk
Imunisasi adalah memberi vaksin ke dalam tubuh berupa bibit penyakit yang
menimbulkan penyakit bahkan anak menjadi kebal (Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah,2003).
Menurut Suririnah (2007) yang dikutip Hanum (2010), imunisasi adalah suatu
prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan anak. Kebanyakan dari imunisasi ini
2. Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I). Penyakit dimaksud antara lain, Difteri, Tetanus, Pertusis
Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT, Polio,
1
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
4. Sistem Imun
Imunitas
spesifik
alamiah buatan
Pasif Pasif
Aktif Aktif
Ab dari ibu masuk ke Ab yang terdapat dalam
Ag masuk ke dlm tubuh Ag masuk kedalam tubuh serum disuntikkan ke dlm
dalam janin melalui
secara alamiah dan tubuh melalui vaksinasi dan tubuh seseorang yg
plasenta, atau ASI kepada
memproduksi Ab tubuh memproduksi Ab membutuhkan
bayi
2
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
Umur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi adalah sebelum bayi mendapat infeksi
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, berilah imunisasi sedini mungkin
segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi sebelum bayi berumur 1
tahun.Khusus untuk campak, dimulai segera setelah anak berumur 9 bulan.Pada umur
kurang dari 9 bulan, kemungkinan besar pembentukan zat kekebalan tubuh anak
dihambat karena masih adanya zat kekebalan yang berasal dari darah ibu (IDAI,
2008).
Urutan pemberian jenis imunisasi, berapa kali harus diberikan serta jumlah dosis yang
dipakai juga sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi.Untuk jenis
imunisasi yang harus diberikan lebih dari sekali juga harus diperhatikan rentang
3
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
a. BCG
1) Dosis : 0,05 cc
4) Kontra indikasi : Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim,
5) Efek samping :
a) Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan
10 mm.
kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat
apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa
kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-
7 mm.
b) Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih
dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak,
hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang
terlalu tinggi.
4
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah
BCG.
kelenjar yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pada tipe lirnfadenitis non-
antituberkulosis setelah eksisi tidak memberikan hasil yang lebih baik. Kalau
BCG-itis. BCG, luka tidak perlu diobati cukup dibersihkan atau dikompres dengan
air hangat atau larutan fisiologis NaCl bila timbul nanah, tetapi bila luka besar dan
5
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
b. DPT
1) Dosis : 0,05 cc
4) Kontra indikasi :infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38 derajat Celsius,
demam.
5) Efek samping :
a) Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat
imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan
dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air
c) Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin
tempat yang tidak steril, atau sterilisasi kurang lama, dan pencemaran oleh
kuman.
d) Kejang-kejang
6
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
Jika panas atau rewel diberikan obat penurun panas dan berikan kompres air biasa
c. Polio
1) Dosis : 2 tetes
4) Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena
d. Hepatitis B
1) Dosis : 0, 5 cc / pemberian
3) Jumlah suntikan : 3 x
e. Campak
1) Dosis : 0, 5 cc
3) Jumlah suntikan : 1 x .
ringan.
7
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
Jika panas atau rewel berikan kompres air biasa, pakai pakaian yang tipis,
pertahankan sirkulasi udara diruangan kamar yang baik, susui bayi lebih sering,
lakukan pijat bayi.Pemberian parasetamol hanya jika perlu saja karena memiliki
Pemberian
Vaksin Selang Waktu Umur
Imunisasi
BCG 1x 0 – 11 bulan
Campak 1x 9 – 11 bulan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization
adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
imunisasi.Pada keadaan tertentu lama pengamatan KIPI dapat mencapai masa 42 hari
(arthritis kronik pasca vaksinasi rubella), atau bahkan 42 hari (infeksi virus campak
paralitik serta infeksi virus polio vaccine-strain pada resipien non imunodefisiensi
Pada umumnya reaksi terhadap obat dan vaksin dapat merupakan reaksi
simpang (adverse events), atau kejadian lain yang bukan terjadi akibat efek langsung
vaksin. Reaksi simpang vaksin antara lain dapat berupa efek farmakologi, efek
samping (side-effects), interaksi obat, intoleransi, reaksi idoisinkrasi, dan reaksi alergi
yang umumnya secara klinis sulit dibedakan. Efek farmakologi, efek samping, serta
8
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
reaksi idiosinkrasi umumnya terjadi karena potensi vaksin sendiri, sedangkan reaksi
alergi merupakan kepekaan seseorang terhadap unsur vaksin dengan latar belakang
genetik. Reaksi alergi dapat terjadi terhadap protein telur (vaksin campak, gondong,
influenza, dan demam kuning), antibiotik, bahan preservatif (neomisin, merkuri), atau
KIPI yang paling serius terjadi pada anak adalah reaksi anafilaksis.Angka
kejadian reaksi anafilaktoid diperkirakan 2 dalam 100.000 dosis DPT, tetapi yang
benar-benar reaksi anafilaksis hanya 1-3 kasus diantara 1 juta dosis.Anak yang lebih
besar dan orang dewasa lebih banyak mengalami sinkope, segera atau lambat.Episode
hipotonik/hiporesponsif juga tidak jarang terjadi, secara umum dapat terjadi 4-24 jam
setelah imunisasi.
KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu
bulan setelah imunisasi, yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi.
yaitu:
1) Related programme atau hal – hal berkaitan dengan kegiatan imunisasi, misalnya
timbul bengkak bahkan abses pada bekas suntikan vaksin. Biasanya karena jarum
tidak steril. Contoh lain adalah kelenjar limfe misalnya di daerah ketiak, atau lipat
paha membengkak dan terasa sedikit nyeri. Ini akibat aktivitas sistem kekebalan
2) Reaction related to properties of vaccine atau reaksi terhadap sifat – sifat yang
dimiliki oleh vaksin yang bersangkutan. Misalnya saja reaksi terhadap bahan
(misalnya terhadap vaksin campak, biasanya akan normal kembali dalam satu
hari).
9
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
tanpa adanya hubungan satu sama lain. Ketika anak menerima imunisasi,
sebenarnya dia sudah dalam keadaan masa perjalanan penyakit yang sama atau
penyakit lain (masa tunas) yang tidak ada hubungannya dengan vaksin yang
bersangkutan. Misalnya saja, anak sedang dalam perjalanan mau sakit batuk pilek
atau diare bahkan seringkali penyakit akut yang lebih serius disertai demam.
Kejadian yang bukan disebabkan efek langsung vaksin dapat terjadi karena
yang timbul secara kebetulan. Sesuai telaah laporan KIPI oleh Vaccine Safety
KIPI terjadi karena kebetulan saja.Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering
adalah akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan (pragmatic errors). Tidak
semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak
Ada 5 (lima) kelompok faktor etologi yang dapat menyebabkan KIPI menurut
vaksin.
banyak) Lokasi dan cara menyuntik (2) Sterilisasi semprit dan jarum suntik (3) Jarum
bekas pakai (4) Tindakan aseptik dan antiseptic (5) Kontaminasi vaksin dan perlatan
suntik (6) Penyimpanan vaksin (7) Pemakaian sisa vaksin (8) Jenis dan jumlah pelarut
10
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik
langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI.Reaksi suntikan
langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan,
sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai
sinkope.
Beberapa contoh KIPI setelah imunisasi DPT adalah anak menangis terus tak
bisa dibujuk sekitar 3 jam pasca-imunisasi, reaksi syok (anafilaksis), dan kesadaran
menurun. KIPI setelah pemberian imunisasi Campak berupa sakit atau radang sendi
Campak, tidak ada hubungan dengan imunisasinya. Telah pula dibahas oleh pejabat
yang terkait dalam pelaksanaan PIN, bahwa sampai saat ini vaksin polio yang sudah
Induksi vaksin (reaksi vaksin) Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin
umumnya sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang
vaksin dan secara klinis biasanya ringan.Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala
klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan resiko kematian. Reaksi
simpang ini sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk
11
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian
interaksi obat atau vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanggapi dengan
Faktor kebetulan (koinsiden) Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang
timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah diimunisasi. Indicator faktor kebetulan
ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada
imunisasi.
Penyebab tidak diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat
kedalam kelompok ini sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya denagn
Gejala klinis KIPI dapat timbul secara cepat maupun lambat dan dapat dibagi
menjadi gejala lokal, sistemik, reaksi susunan saraf pusat, serta reaksi lainnya.Pada
Tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, maka apabila
seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat, sehingga
dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama observasi sebenarnya sulit
ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis imunisasi harus
klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu timbulnya
gejala klinis.
12
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
Mengingat tidak ada satupun jenis vaksin yang aman tanpa efek samping, maka
apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi perlu diobsevasi beberapa saat,
sehingga dipastikan tidak terjadi KIPI (reaksi cepat). Berapa lama observasi
sebenarnya sulit ditentukan, tetapi pada umumnya setelah pemberian setiap jenis
maka gejala klinis yang dianggap sebagai KIPI dibatasi dalam jangka waktu tertentu
1) Reaksi simpang Imunisasi. Anak yang mendapat reaksi simpang pada imunisasi
terdahulu.
2) Bayi berat lahir rendah. Pada dasarnya jadwal imunisasi bayi kurang bulan
sama dengan bayi cukup bulan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi kurang
bulan adalah: Titer imunitas pasif melalui transmisi maternal lebih rendah dar
pada bayi cukup bulan Apabila berat badan bayi sangat kecil (<1000 gram)
imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi mencapai berat 2000 gram atau
berumur 2 bulan. Imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 2 bulan atau lebih
kecuali bila ibu mengandung HbsAg Apabila bayi masih dirawat setelah umur 2
bulan, maka vaksin polio yang diberikan adalah suntikan IPV bila vaksin tersedia,
pemberian dalam waktu pendek. Tetapi imunisasi harus ditunda pada anak dengan
13
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
1. Pengkajian
steroid
14
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
2. Pathway
PGe2
↓
Thalamus anterior
↓
Peningkatan set point panas
↓
Demam
3. Diagnosa keperawatan
pemberian vaksinasi
4. Intervensi
pemberian vaksinasi
Kriteria : Suhu badan bayi dalam batas normal (36,5 – 37, 5 Celcius)
Intervensi:
dengan air biasa, menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat,
menyusui lebih sering, menjaga sirkulasi udara kamar yang baik dan lakukan
pijat bayi.
15
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
obat
Kriteria : Ibu dapat menjelaskan kembali secara verbal efek samping yang
Intervensi:
REFERENSI
Bridgwater, Kathy, et al. 2008. Caring For Children With Fever. Royal College of Nursing, 20
Cavendish Square, London.
Depkes RI. 2005. Pedoman Teknis munisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta: Ditjen P2PL.
Lorenz, Moyse, and Surguy. 2005. The Benefits of Baby massage. Journal Paediatric Nursing
vol 17 no 2. RCN Publishing Company Limited
Prosad, Siba Paul andWhibley, Jennifer. 2010. Paracetamol prophylaxis:what the evidence
says. Journal Practice Nursing, Vol 21, No 10. Mark Allen Publishing Ltd
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan pediatrik, alih bahasa Monica Ester.
Jakarta: EGC
16
NAMA : REGINA MASLI PUTRI NPM : 220112150035
17