Bangunan Air Geotek
Bangunan Air Geotek
Bangunan ini merupakan bangunan utama yang dibangun di sungai untuk memenui
kebutuhan air irigasi.
Jenis bangunan yang dipilih harus disesuaikan dengan jumlah air yang ada disungai
tersebut, sifat hidrolik sungai, daerah yang akan diairi, jenis tanaman yang akan
dikembangkan dan sebagainya.
Air yang diambil dari sungai harus dapat mengalir secara gravitasi dan harus bisa
mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta memunginkan untuk mengukur
air yang masuk irigasi.
Mengingat tempat kedudukan lahan yang akan dialiri dan kondisi sungai yang ada
maka dapat dibuat beberapa jenis bangunan utama, yaitu:
Bangunan ini dibangun melintang sungai yang berfungsi untuk menaikkan muka air
sungai, menaikkan tinggi tekan dan atau membendung aliran sungai sehingga aliran
sungai mudah disap dan dialirkan secara gravitasi ke daerah yang membutuhkannya
dengan jarak saluran yang relatif pendek.
Tipe bendung dapat dibedakan menjadi:
Bendung tetap adalah ambang yang dibangun melintang sungai untuk pembendungan
sungai yang terdiri dari ambang tetap, dimana muka air banjir di bagian udiknya tidak
dapat diatur elevasinya.
Bendung ini juga merupakan penghalang saat terjadi banjir sehingga air sungai
menjadi tinggi dan tanpa kontrol yang baik akan dapat menyebabkan genangan air di
hulu bendung tersebut. Untuk sungai yang tidak mampu menampung tinggi luapan
yang terjadi tidak sesuai dengan bangunan ini.
Bahannya dapat terbuat dari pasangan batu, beton atau pasangan batu dan beton.
Dibangun umumnya di sungai ruas hulu dan ruas tengah.
contoh:
Bendung Colo
- Melalui Saluran Induk Colo Timur dan Saluran Induk Colo Barat mampu mengairi
lahan persawahan seluas 23.200 ha
- Daerah genangan Bendung Colo berfungsi sebagai reservoir dengan isi 1,20 juta m3
Bendung ini dapat dihilangkan selama terjadi aliran besar yaitu dengan cara membuka
pintu air, sehingga masalah yang ditimbulkan selama banjir kecil saja, karena kenaikan
muka air akibat banjir rendah.
Bendung gerak dilengkapi dengan alat pembuka pintu mekanik untuk mengatur muka
air di depan pengambilan agar air yang masuk sesuai dengan kebutuhan irigasi.
Bendung gerak memerlukan eksploitasi secara terus menerus karena pintunya harus
tetap terjaga dan dioperasikan dengan baik dalam keadaan apapun. Pada saat banjir,
pintu harus segera dibuka agar tidak menimbulkan kenaikan muka air dihilir bendung
secara berlebihan yang akan menyebabkan genangan di hulu bendung.
Bendung Gerak Mrican
Tujuan
- Pembangkit tenaga listrik PLTA unit II Wlingi Raya dengan daya terpasang 1 x 27
MW
- PLTA Lodoyo dengan daya terpasang 1 x 4,7 MW
- Pengatur debit air (afterbay) PLTA Wlingi Raya
- Pengendalian banjir
- Perikanan darat dan pariwisata
Bendung ini dapat mengembang dan mengempis secara otomatis, apabila air telah
mencapai ketinggian yang telah ditentukan.
Ada banyak kelebihan bendung karet dibanding pintu air, antara lain bentangnya jauh
lebih lebar dan operasinya dilakukan secara otomatis, tanpa menjaga dan
mengoperasikan pintu secara terus menerus, baik pada aliran tinggi maupun aliran
rendah. Namun dengan kondisi sungai yang banyak mengandung sedimen kasar atau
sampa padat, bendung karet tidak dianjurkan karena akan cepat robek.
Isi bendung karet bisa udara bisa juga diisi air, namun pengisian udara lebih mudah
karena tidak diperlukan tampungan air untuk mengisi bendung karet.
Bendung Karet Menturus
Tujuan
- Menaikkan muka air kali Brantas bagian tengah di musim kemarau, untuk
mensuplai air irigasi daerah persawahan 4.549ha bersama-sama dengan
Bendungan Jatimlerek
- Menaikkan intensitas tanam
3. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bangunan ini dibangun melintang sungai
untuk meninggikan muka air dan membuat tampungan air. Dengan dibangunnya
waduk ini dapat berfungsi ganda antara lain pengendalian banjir, irigasi, PLTA,
industri, air minum, perikanan, rekreasi dan lain-lain.
Terdapat banyak sekali tipe bendungan yang sukar dibandingkan antara satu dengan
yang lainnya. Jadi satu bendungan dapat dipandang dari berbagai segi yang masing-
masing menghasilkan tipe yang berbeda-beda pula.
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar disebut
bendungan kecil.
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja. Misalnya untuk:
pembangkit tenaga listrik atau irigasi ( pengairan) atau pengendalian banjir atau
perikanan darat dll, tetapi hanya satu tujuan saja.
Contoh : Bendungan Sakuma di Sungai Tenryu ( Jepang )
Tujuan pembangunan untuk PLTA.
Bendungan serbaguna (multipurpose dams)
Adalah bendungan yang dibangun untk memenuhi beberapa tujuan, misalnya:
pembangkit listrik (PLTA) dan irigasi pengairan), pengendalian banjir dan PLTA, air
minum dan industri, PLTA ,pariwisata dan irigasi dll.
BENDUNGAN SELOREJO
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian
bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi
betul-betul bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat di bagi
menjadi:
Bendungan urugan serba sama (homogenous dams)
BENDUNGAN WONOREJO
Terletak di desa Wonorejo Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.
BENDUNGAN SUTAMI
Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face
rockfill dams, dekced rockfill dams)
Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan
di sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air yang sering dipakai adalah aspal dan
beton bertulang. Perancis telah mencoba menggunakan geotextile. Bahan- bahan
lainnya seperti kayu, besi dan karet penah pula dicoba namun mengalami kesulitan
sehingga tidak pernah dipakai lagi.
Contoh : Bendungan Numappara di Sungai Taka (Jepang)
Bendung Marchlyn di tepi Telaga Marchlyn (Inggris)
Adalah bendungan yang di buat ari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun
tidak. Ini masih dapat dibagi menjadi: bendungan beton berdasar berat sendiri,
bendungan beton dengan penyangga, bendungan beton berbentuk lengkung dan
bendungan beton kombinasi.
3. Bendungan lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya: bendungan kayu (timber dams),
bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan
pasangan batu (masonry dams) dan bendungan beton ringan (rollcrete dams atau roller
compact concrete dams)
Pemilihan ketiga bangunan utama didasarkan pada topografi dan debit yang tersedia
serta debit kebutuhan.
Debit andalan sedapat mungkin 1,2 x debit kebutuhan, namun bisa juga dibuat sama
apabila keandalan yang diinginkan leih rendah atau dengan sistem pemberian air irigasi
yang diatur secara bergilir.
Secara garis besar dasar pemilihan ketiga alternatif tersebut dipertimbangkan sebagai
berikut:
Q Andalan cukup, H (tinggi tekan) cukup, maka dapat dibangun pengambilan
bebas.
Q Andalan cukup, H tidak cukup, maka dibangun bendung. Bendung tetap jika
sungai mampu menampung kenaikan air saat banjir. Bendung gerak jika sungai
tidak mampu menampung kenaikan air saat banjir.
Bendungan, jika Q andalan tidak cukup dan H tidak cukup.