Pengertian evaporasi
Evaporasi adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air (seperti laut,
danau, dan sungai), permukaan tanah (genangan air di atas tanah dan penguapan
dari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah), dan permukaan
tanaman (intersepsi). Apabila permukaan air tanah cukup dalam, evaporasi dari
air tanah adalah kecil dan dapat diabaikan.
A. Faktor meteorologis
1. Radiasi matahari
Sebagai faktor utama yang sangat berpengaruh pada proses evaporasi, radiasi
matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung pada letak
lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan Desember kedudukan
matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan
matahari berada palng jauh di utara. daerah yang berada di belahan bumi selatan
menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi
terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai ke
permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh awan
dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari nyata terhadap lama
penyinaran matahari yang mungkin terjadi.
Pada setiap perubahan bentuk zat, dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair
menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman)
diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari
radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan
mempengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak
pada garis lintang dan musim.
2. Suhu udara
Semakin tinggi suhu udara semakin besar kemampuan udara untuk menyerap
uap air. Selain itu semakin tinggi suhu udara, energi kinetik molekul air
meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di
atasnya dalam bentuk uap air. Sehingga untuk daerah beriklim tropis jumlah
evaporasinya lebih tinggi di bandingkan daerah bagian kutub utara.
3. Kelembaban udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas
permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan
tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan
terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara
mengandung uap air.
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila
jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga
semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang
menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air
sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana
pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan
kelembaban relatif.
4. Kecepatan angin
B. Faktor geografis
1. Kualitas air
Laju evaporasi air garam lebih kecil dibandingkan di wilayah air tawar, hal
ini berkaitan dengan kenaikan massa jenis air.
C. Faktor lain
4. Warna tanah
Tingginya vegetasi membuat evaporasi air tertahan pada pohon dan perdu
lebih besar daripada evaporasi air yang ditahan oleh rumput.
6. Ketersediaan air.
Proses infilrasi
A. Karakteristik hujan
1. Intensitas hujan
2. Lama hujan
1. Jenis tanah
3. Struktur tanah
4. Porositas tanah
5. Kelembaban tanah
Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada
tanah kering, permukaan atas tanah ttersebut menjadi basah, sedangkan bagian
bawah relatif masih kering. Dengan demiian terdapat perbedaan yang besar dari
gaya kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada dibawahnya. Dengan
adanya perbedaan tersebut maka tejadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan
gay berat, sehingga air bergerak ke bawah dengan cepat.
1. Vegetasi penutup
Karena tanaman yang memiliki akar yang kuat yang dapat mengikat ai,
sehingga menyuburka tanah hingga biopori cukup besar untuk proses infiltrasi.
2. Salju permukaan
3. Penggunaan lahan
D. Transmisibilitas tanah
1. Struktur tanah
2. Lengas tanah
Pengaruh infiltrasi untuk lengas tanah berguna untuk tujuan pertanian. Akar
tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk
evapotranpirasidari daerah tak jenuh.
1. Suhu air
2. Kualitas air
3. Kekentalan air
Semakin kental air maka akan lama terjadinya proses infiltrasi karena
kepadatan air terlalu rapat.
Limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan
tanah menuju sungai, danau, dan lautan.Limpasan permukaan adalah aliran air
yang mengalir di atas permukaan karena penuhnya kapasitas infiltrasi tanah.
Limpasan ini terjadi apabila intensitas hujan yang jatuh di suatu DAS melebihi
kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi maka air akan mengisi
cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut
penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah.
Secara alamiah sebagian air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan
meresap ke dalam tanah dan selebihnya akan mengalir menjadi limpasan
permukaan. Kondisi daerah di tempat hujan itu turun akan sangat berpengaruh
terhadap bagian dari air hujan yang akan meresap ke dalam tanah dan akan
membentuk limpasan permukaan.
Hujan yang sampai ke permukaan tanah akan ditransformasikan sebagiannya
menjadi limpasan setelah tanah menjadi jenuh dan laju perkolasi lebih rendah dari
intensitas hujan. Kejadian aliran air sangat ditentukan oleh transformasi hujan
dari langit kemudian sebagian mengalami abstraksi dan ditersepsi oleh tanaman
penutup. Hujan yang sampai di tanah mengalami infiltrasi dan menjadi
jenuh.setelah itu terjadilah aliran permukaan. Proses tranformasi ini sering disebut
model transformasi hujan aliran atau dalam bentuk transformasi hydrograf hujan
menjadi hidrograf aliran.
Aliran air yang terjadi di permukaan tanah setelah jenuhnya tanah lapisan
permukaan disebut runoff. Air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan menjadi
aliran permukaan (run off) setelah tanah di lapisan permukaan jenuh oleh air
hujan dan proses hujan memiliki intensitas lebih besar dari laju perkolasi. Aliran
permukaan kemudian saling bertemu pada jaringan pengaliran yang kecil sebagai
anak-anakan sungai. Aliran tersebut terus berkumpul dan selanjutnya akan
bertemu di sungai sebagai aliran air yang lebih besar dimana aliran permukaan
berpadu dengan aliran bawah permukaan (interflow) dan aliran dasar (base flow).
Sungai sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa anak sungai yang
tergabung ke dalam sungai induk pada suatu daerah aliran. Jadi daerah aliran
suatu sungai yang sering disebut DAS merupakan suatu wilayah ekosistem yang
dibatasi oleh pemisah topografi dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan
penyalur air beserta sedimen dan unsur hara lainnya. Melalui sistem sungai yang
mempunyai outlet tunggal, system aliran pada DAS terbagi ke dalam daerah
aliran hulu, daerah aliran tengah, daerah aliran hilir.
Perubahan muka air laut dimana sungai tersebut bermuara. Penurunan muka
air laut ini dapat disebabkan karena terjadi pengangkatan dasar laut atau
penurunan dasar laut. Terjadinya penurunan dan pendangkalan dasar laut
menyebabkan aliran sungai bertambah panjang kearah laut, muara bergeser
kearah laut dan garis pantai bertambah lebar.
Kalau hujan berlangsung terus, air hujan yang mencapai permukaan tanah
akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) sampai mencapai suatu taraf dimana
intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah. Setelah itu, celah-celah dan
cekungan di permukaan tanah, parit-parit, dan cekungan lainnya (simpanan
permukaan) semua dipenuhi air, dan setelah itu barulah terjadi runoff.
Kapasitas infiltrasi tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah, dan
dipengaruhi pula oleh kondisi lengas tanah sebelum hujan. Kapasitas awal (tanah
yang kering) biasanya tinggi, tetapi kalau hujan turun terus, kapasitas ini menurun
hingga mencapai nilai keseimbangan yang disebut sebagai laju infiltrasi akhir.
Proses terjadinya limpasan
d. Arah
Arah daerah pengaliran itu mempunyai pengaruh terhadap kehilangan
evaporasi dan transpirasi karena mempengaruhi kapasitas panas yang diterima
dari matahari.
e. Jenis tanah
Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh porositas tanah, yang
menentukan kapasitas simpanan air dan mempengaruhi resistensi air untuk
mengalir ke lapisan tanah yang lebih dalam.
Porositas suatu tanah berbeda dengan tanah lainnya. Kapasitas infiltrasdi
tertinggi dijumpai pada tanah-tanah yang gembur, tekstur berpasir; sedangkan
tanah-tanah liat dan berliat biasanya mempunyai kapasitas infiltrasi lebih rendah.
Bagan-bagan berikut menyajikan beragam kapasitas infiltrasi yang diukur pada
berbagai tipe tanah.
Kapasitas infiltrasi juga tergantung pada kadar lengas tanah pada akhir periode
hujan sebelumnya. Kapasitas infiltrasi aweal yang tinggi dapat menurun dengan
waktu (asalkan hujan tidak berhenti) hingga mencapai suatu nilai konstan pada saat
profil tanah telah jenuh air.
a. Penghitungan runoff
Di suatu daerah tangkapan seluas 20 hektare akan dibangun pusat bisnis dan
perkantoran. Sebelum dibangun kawasan ini sebelumnya berupa hutan primer,
dimana nilai koefisien limpasan permukaan (Ctp – C tanpa proyek) 0,30
(topografi datar dan tanahnya bertekstur liat dan lempung berdebu). Jika ketika
telah selesai dibangun, 50% areal tersebut akan tertutup oleh permukaan kedap air
(bangunan,aspal, beton,dll) maka Cdp (C dengan proyek) adalah 0,55. Apabila
intensitas hujan sama, katakanlah 70 mm/jam dan luas areal tetap sama 20 hektare
maka limpasan permukaan sesudah dan sebelum proyek adalah sebagai berikut :
= 0,278 x 0,30 x 70 x 20
= 116,76 m3/dt
= 0,278 x 0,55 x 70 x 20
= 214,06 m3/dt
Selisih debit
Q = Qdp – Qtp
= 214,06 – 116,76
= 97,3 m3/dt
Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa sebelum ada proyek (masih hutan
primer) debit limpasan permukaan adalah 116,76 m3/dt dan setelah dilakukan
pembangunan debit puncak limpasan permukaan menjadi 214,06 m3/dt. Artinya,
terjadi kenaikan sebesar 97,3 m3/dt dari debit sebelum ada proyek (hutan primer).
Hasil pendugaan ini nantinya dijadikan acuan dalam membuat saluran drainase
agar kapasitasnya melebihi potensi banjir yang dapat terjadi (debit banjir
maksimum).
Tugas
TRI MUTIA
17331083