Oleh :
Gesa Endah Prastiti*
Dr.Ir. Pudjo Sukarno**
Sari
Seiring dengan diproduksikannya suatu sumur, maka performa sumur tersebut untuk dapat
memproduksikan fluida akan semakin menurun. Oleh karena itu dibutuhkan injeksi gas lift untuk memaksimalkan
produksi dari sumur tersebut. Dalam rotative gas lift , gas yang digunakan untuk injeksi merupakan gas dari
formasi yang terproduksi. Dengan rotative gas lift maka penggunaan gas yang terproduksi menjadi lebih efisien.
Metode perencanaan rotative gas lift mencakup pemilihan laju produksi awal, laju gas injeksi yang
dibutuhkan dan scheduling injeksi serta penyimpanan gas untuk injeksi. Optimasi dilakukan dari pembuatan
model reservoir, pemilihan letak sumur hingga pemodelan fasilitas permukaan dan produksi dilakukan selama 10
tahun. Selain itu tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini ialah perencanaan injeksi gas sehingga bisa
didapatkan kumulatif produksi sebesar-besarnya.
Karena produksi gas harian tidak mencukupi kebutuhan gas injeksi , maka skenario yang dikembangkan
ialah menyimpan sejumlah gas dari gas yang terproduksi terlebih dahulu. Injeksi gas dilakukan secara bertahap
pada 4 sumur mempertimbangkan laju produksi minyak dari suatu sumur. Setelah itu optimasi yang dilakukan
setiap jangka waktu setahun untuk mendapatkan laju gas injeksi yang optimum terhadap laju produksi minyak.
.
Kata kunci : Rotative gas lift , optimasi gas lift, scheduling injeksi
Abstract
By the time well produce, the performance of well to produce the fluid will be decrease. Therefore, gas
lift injection is needed to maximize the production from the wells. In rotative gas lift, produced gas from
reserveoir will be reinjection to the well . By using rotative gas lift, used of produced gas from reservoir will be
more efficient.
Rotative gas lift planning methods includes the selection of initial production rate, gas injection rate
required , the scheduling of injection and gas storage for injection. The optimization done by reservoir modeling,
select the best location of wells, surface facilities modeling and production optimization for 10 years. In addition,
the goals in this final project is plan the gas injection, so the maximum cummulative oil production can be
reached.
Because the daily gas production rate is not sufficient for gas injection, the scenario that developed by the
writer is storing the gas production first. Gas injection applied for 4 well gardually, considering the oil production
rate of each wells. Optimization also evaluated every year to determine the appropriate gas injection rate to get
optimum oil production rate.
Keywords: Rotative gas lift , gas lift optimization, gas injection scheduling
……………………………….(3.1)
…………..(3.2)
2500
berlaku di reservoir berikut. Dalam hal ini korelasi
2000 yang digunakan berasal dari grafik Fuchtbaurer6
1500 untuk formasi batupasir yang ditunjukkan pada
gambar 4. Perhitungan ini menghasilkan
1000
permebilitas di setiap grid block yang berkisar antara
500
0.01 mD- 610 mD.
0
0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5
sumur gas lift jika laju produksinya sama dengan atau 1.2
di bawah 100 stb/hari. Pada kondisi base case, untuk 1
kurun waktu 10 tahun dihasilkan produksi kumulatif 0.8
sebesar 1.175 MMSTB. Dengan jumlah cadangan 0.6
minyak sebesar 5.09 MMSTB maka Recovery Factor 0.4
dari reservoir tersebut ialah 23 %. 0.2
0
Berdasarkan pada base case tersebut maka
15
22
29
36
43
50
57
64
71
78
85
92
99
1
8
106
dapat ditentukan sumur yang memerlukan gas lift,
sebagai contoh sumur P2 membutuhkan injeksi gas waktu (bulan)
pada bulan ke-21 seperti ditunjukkan pada gambar
kebutuhan gas produksi gas
5.1. Secara sama penentuan waktu injeksi gas di
sumur yang lain ditunjukkan pada tabel 5.1.
Gambar 5.2 Laju kebutuhan gas dan laju produksi gas
350
Laju produksi minyak (STB/hari)
0.25 250
300
laju produksi gas (mmscf/hari)
0.2 200
250
200 0.15 150
100 0.05 50
50 0 0
1
9
105
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97
0
1
9
17
25
33
41
49
57
65
73
81
89
97
105
waktu (bulan)
Waktu (bulan)
produksi gas gas produksi total(MMSCF)
P1 P2 P3 P4
di bawah. 1
0.8
1.6
0.6
1.4
1.2 0.4
Jumlah gas (MMSCF)
1 0.2
0.8
0
0.6
0 639 1308 1978 2647 3288
0.4
0.2 waktu (hari)
waktu (hari)
Gambar 5.5 Perbandingan kumulatif produksi
Jumlah gas storage kebutuhan gas minyak untuk berbagai laju produksi
0
8
16
24
32
40
48
56
64
72
80
88
96
104
P reservoir (psi) 1847 1816 1852 1851
Time (month)
Watercut(%) 32.2 15.76 26.17 27.45
natural gas lift
PI 5.6 3.12 4.3 3.74
GOR (scf/stb) 165.2 165.2 165.2 165.2 5.6 Perbandingan laju produksi sumur P1
P wellhead (psi) 500 500 500 500
P2
Injeksi gas 0.42 0.43 0.22 0.3
(mmscf/hari)
350
300
Oil Rate (STB/d)
250
Berdasarkan laju injeksi optimum tersebut, 200
150
maka dapat ditentukan kedalaman valve injeksi dan
100
tekanan injeksi yang harus disediakan. Demikian juga 50
ukuran valve yang dibutuhkan dapat ditentukan. 0
0
8
16
24
32
40
48
56
64
72
80
88
96
104
Sebagai contoh digunakan adalah valve tipe IPO seri
R20 dengan ukuran 1,5 inch dan ukuran port ½ inch
Time (month)
untuk semua sumur. Tekanan injeksi yang diberikan
dianggap 100 psi diatas tekanan bottomhole dengan natural gas lift
harapan gas dapat masuk ke dalam tubing pada
kedalaman titik injeksi. Pada tabel 5.4 berikut 5.7 Perbandingan laju produksi sumur P2
ditunjukkan kedalaman titik injeksi beserta tekanan
injeksi yang dibutuhkan untuk setiap sumur
berdasarkan hasil simulasi. P3
350
Tabel 5.4 Kedalaman Injeksi gas dan tekanan injeksi
300
Oil Rate (STB/d)
250
Variabel P1 P2 P3 P4 200
Kedalaman 3257.5 3059.2 3335.2 3258.4 150
Injeksi (ft) 100
Ptro (psi) 1959 1825 1800 1949 50
0
P wellhead 500 500 500 500
0
7
14
21
28
35
42
49
56
63
70
77
84
91
98
105
(psi)
Time (month)
P4
Tabel 5.6 Kedalaman dan tekanan injeksi skenario2
350
300 Variabel P1 P2 P3 P4
Oil Rate (STB/d)
105
14
21
28
35
42
49
56
63
70
77
84
91
98
Time (month)
Hal tersebut dapat terjadi karena tekanan
natural gas lift reservoir dan productivity index yang berubah.
Sehingga letak valve dan tekanan injeksi yang
dibutuhkan menyesuaikan agar didapat hasil yang
5.9 Perbandingan laju produksi sumur 4
paling optimum. Dengan Optimasi ini, kumulatif
Seiring dengan diproduksikannya lapangan produksi total berhasil meningkat sebanyak 1,1 %
tersebut, maka semakin lama tekanan reservoir yaitu mencapai angka 36,8 %.
semakin menurun dan harga watercut semakin besar.
Skenario optimasi ketiga dilakukan setahun
Tentu saja hal ini mengakibatkan jumlah gas injeksi
kemudian, yaitu pada bulan ke- 61. Pada optimasi
yang dibutuhkan berbeda. Untuk mengetahui hal
kedua ini, laju injeksi total yang dibutuhkan sama
tersebut maka dicoba untuk melakukan optimasi
dengan tahun sebelumnya, namun alokasi injeksi
dengan mendesain ulang laju injeksi gas optimum
berbeda. Untuk sumur P3 yang sebelumnya hanya
dan letak valve. Optimasi skenario pertama dilakukan
mebutuhkan gas injeksi sebesar 0.22 MMSCF/hari
setahun setelah dilakukan injeksi gas pada sumur P3,
kini meningkat menjadi 0.3MMSCF/hari. Demikian
yaitu pada bulan ke- 49. Tabel 5.5 adalah hasil dari
juga dengan sumur P4 yang menurun kebutuhannya
desain ulang injeksi gas lift.
menjadi 0.22 MMSCF/hari.
Tabel 5.5 Kebutuhan injeksi gas pada skenario 2
Tabel 5.7 Kebutuhan injeksi gas pada skenario 3
Sumur Laju gas injeksi (MMSCF/hari)
P1 0.42 Sumur Laju gas injeksi (MMSCF/hari)
P2 0.42 P1 0.42
P3 0.22 P2 0.42
P4 0.30 P3 0.30
Total 1.36 P4 0.22
Total 1.36
1850
1.4
1700
1.2
1 1650
0.8 1600
0.6 Optimasi 1 optimasi 2
0 639 1308 1978 2647 3288
0.4 waktu (hari)
Optimasi 3 natural
0.2 300 stb/hari 500 stb/hari
0 700 stb/hari
0 50 100 150
P3
sumur skenario 1 skenario 2 skenario 3 1920 7
1900 6
P1 0.42 0.42 0.42 1880
pressure (psi)
1860 5
P2 0.43 0.42 0.42 1840 4
1820 3
P3 0.22 0.22 0.3 1800 2
P4 0.3 0.3 0.22 1780
1760 1
1740 0
0 1000 2000 3000 4000
Perubahan kebutuhan gas injeksi yang
diperlukan memang tidak terlalu signifikan. Hal ini time (days)
mungkin terjadi karena reservoir memiliki tenaga pressure Productivity index
pendorong dari aquifer yang menyebabkan PI liquid
meningkat setelah beberapa lama sumur
diproduksikan. Penurunan tekanan dan perubahan
Gambar 6.4 Tekanan dan PI sumur P3
productivity index dari setiap sumur dapat dilihat
pada gambar 6.2 sampai 6.5 di bawah.
P4
P1 1900 6
1940 9 1880
1920 5
8 1860
pressure (psi)
1900 1840 4
7
1880 1820
pressure (psi)
1860 6 3
5 1800
1840
1820 1780 2
4
1800 1760
3 1
1780 1740
2
1760 1720 0
1740 1
0 1000 2000 3000 4000
1720 0
0 1000 2000 3000 4000 time (days)
1840 4
1820 reservoir tidak ada perubahan yang signifikan. Pada
3
1800 grafik gambar 6.6 di bawah dapat dilihat kecilnya
1780 2
1760 peningkatan nilai recovery factor untuk masing-
1740 1 masing skenario.
1720
1700 0
0 1000 2000 3000 4000
time (days)
pressure Productivity index