Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

PENATALAKSANAAN RISIKO JATUH


DI RUANG UNIT STROKE RSUD BANYUMAS

STASE MANAGEMENT KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
RAFA AFIFAH
1811040011

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Falls atau pasien jatuh merupakan insiden di RS yang sering terjadi dan

dapat mengakibatkan cedera serius dan kematian. Pasien jatuh merupakan

adverse event kedua terbanyak dalam institusi perawatan kesehatan setelah

kesalahan pengobatan/medication errors (AHRQ). Insiden pasien jatuh tidak

hanya berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang

ditanggung pasien dan rumah sakit (RS).

Permasalahan peasien jatuh telah menjadi perhatian penting bagi

Pemerintah dalam pelayanan pasien di RS melalui Peraturan Menteri

Kesehatan No.1691 / MENKES / PER / VIII / 2011 tentang Keselamatan

Pasien Rumah Sakit, Bab 4 pasal 8 bahwa: setiap RS wajib mengupayakan

pemenuhan sasaran keselamatan pasien. Enam (enam) sasaran keselamatan

pasien dan salah satunya adalah pengurangan risiko pasien jatuh. Dalam rangka

menurunkan risiko cedera akibat jatuh, maka petugas RS perlu melakukan

asesmen dan reasesmen/penilaian ulang terhadap kategori risiko pasien jatuh

dan bekerja sama dalam memberikan intervensi pencegahan pasien jatuh,

sesuai prosedur.

B. Tujuan

Suatu proses untuk mencegah pasien jatuh pasien dengan cara :

1. Membuat mekanisme yang konsisten untuk mengidentifikasi

pasien sejak masuk menggunakan asesmen risiko jatuh


2. Melakukan asesmen ulang (harian) pada semua pasien

3. Menetapkan strategi intervensi dan rekomendasi pencegahan pasien jatuh

sesuai dengan level risiko asesmen.

4. Menerapkan standar komprehensif untuk penanganan pasien jatuh.


BAB II

TINJAUAN TEORI

Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan

menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan dirumah

sakit bhayangkara padang

1. Skor Humpty dumpty

2. Pasien dewasa menggunakan Skor Morse

ASESMEN RISIKO JATUH (MORSE FALL SCALE)


FAKTOR RISIKO SKALA SKOR SKOR
PASIEN
Riwayat jatuh Tidak 0
Ya 25

Diagnosa Sekunder Tidak 0


Ya 15

Menggunakan alat-alat Tidak ada / kursi roda/ 0


bantu bedrest/ dibantu
perawat
Kruk / Tongkat 15
Berpegangan pada 30
perabot

Menggunakan Infus, Tidak 0


Heparin/ Pengencer darah
Ya 20

Gaya Berjalan Normal/tirah 0


baring/imobilisasi
Lemah 10
Terganggu 20
Status Mental Menyadari Kemampuan 0
Lupa/ Pelupa 15

Jumlah Skor 150

 Kategori:
- Risiko rendah : 0 – 24

- Risiko sedang : 25 - 44

- Risiko Tinggi : > 45

ASESMEN RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY


PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR
Usia  < 3 tahun 4
 3-7 tahun 3
 7-13 tahun 2
 ≥ 13 tahun 1
Jenis kelamin  Laki-laki 2
 Perempuan 1
Diagnosis  Diagnosis neurologi 4
 Perubahan oksigenasi ( diagnosis 3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing, dsb ) 2
 Gangguan perilaku/ psikiatrik 1
 Diagnosis lainnya
Gangguan  Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Kognitif  Lupa akan keterbatasan 2
 Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor  Riwayat jatuh/ bayi diletakkan di tempat 4
Lingkungan tidur dewasa 3
 Pasien menggunakan alat bantu/ bayi
diletakkan dalam tempat tidur bayi/ 2
perabot rumah 1
 Pasien dletakkan dalam tempat tidur
 Area di luar rumah sakit
Respon  Dalam 24 jam 3
terhadap:  Dalam 48 jam 2
1. Pembedahan/  > 48 jam atau tidak menjalani 1
sedasi/anestes pembedahan/ sedasi/ anestesi
i  Penggunaan multiple : sedatif, obat 3
hipnosis, barbiturat, fenotiazin, anti
depresan, pencahar, diuretik, narkose.
2. Penggunaan  Penggunaan salah satu obat di atas 2
medikamento  Penggunaan medikasi lainnya/ tidak ada 1
sa medikasi
. Skor asesmen risiko jatuh :
 Skor <7 : tidak berisiko

 Skor 7-11 : risiko rendah

 Skor ≥ 12 : risiko tinggi

Jika skor skala risiko jatuh nilainya risiko sedang sampai risiko tinggi

maka beri penanda berupa stiker kuning yang dipakaikan dipergelangan tangan

pasien atau menempelkan stiker kuning dan dipasang penanda risiko jatuh pada

pintu kamar dan tempat tidur pasien.


BAB III

PERENCANAAN

Sub Prior Uraian Kegiatan Penanggu


No Masalah Target Waktu Sasaran Biaya ng Jawab
Masalah mslh
1 Pasien Safety Tidak ada Setelah dilakukan 2 1. Koordinasi dengan 11 April  KaRu Gantungan Rafa
(Risiko stiker implementasi  kaTim untuk Afifah
kepala ruang. 2019  Perawa penanda
Jatuh) kuning di diharapkan
penatalksanaan risiko 2. Mencari literature 11 April t
gelang Ruang risiko jatuh
jatuh meningkat atau sumber 2019
pasien Rp 13.500
sebanyak 40% dari 60%
penanda tentang risiko jatuh
menjadi 100% dengan
resiko jatuh indikator: 3. Menyiapkan 11 April
dan 1. perawat
kurangnya sarana yaitu 2019
penanda mengaplikasikan
gantungan untuk
segitiga penulisan resiko jatuh
resiko jatuh, stiker
resiko jatuh dengan lembar
di beberapa resiko jatuh dan
penilaian resiko jatuh
pasien. segitiga resiko 11 April
2. perawat
jatuh. 2019
mengaplikasikan
4. Sosialisasi dengan 16 April
pengidentifikasikan perawat tentang 2019
resiko jatuh pada stiker risiko jatuh 16 April
setiap harinya 5. Melakukan 2019
3. Memberikan stiker roleplay
resiko jatuh di gelang 6. Memberi 18-20
pasien dan tempat April
kesempatan
tidur 2019
kepada perawat
untuk pasien risiko
jatuh
7. Mengevaluasi
pelaksanaan
penandaan risiko
jatuh
8. Dokumentasi
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

1. Implementasi
Dalam mengoptimalkan pelaksanaan Keselamatan pasien,
mahasiswa telah melaksanakan Plan Of Action (POA) Kurangnya
Penadaan Risiko Jatuh pada pasien sebesar 60% dengan target 100%.

Penanggung jawab dalam kegiatan ini adalah Rafa afifah, dengan


sasaran rekan yang ada di ruang unit stroke Rsud Banyumas.

Rencana kegiatan yang telah terlaksana di ruang unit stroke Rsud


Banyumas selama 5 hari dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel
Rencana Pelaksanaan Peningkatan resiko jatuh
di ruang Unit Stroke RSUD Banyumas

No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan

11 16 18 19 20

1. Koordinasi dengan kepala ruang

2. Mencari literature atau sumber


tentang manajemen pasien safety

3. Menyiapkan sarana yaitu


menyiapka gantungan untuk
segitiga resiko jatuh,stiker resiko
jatuh dan segitiga resiko jatuh

4. Sosialisasi dengan perawat tentang


manajemen pasien safety
5. Melakuakan Role Play

6. Memberi kesempatan kepada


perawat untuk mengaplikasikan
identifikasi pasien

7. Melakukan Evaluasi

8. Dokumentasi

Sumber : Data primer Mahasiswa Ners UMP 2019

Analisa : Bedasarkan tabel di atas, rencana kegitan sudah di


lakukan seluruhnya (100%). Implementasi yang kamilakukan sudah
sesuaidengan rencana, adapun evaluasi yang kami lakukan selama 3
hari.

2. Evaluasi

Patient Safety: Risiko Jatuh Ruang unit stroke


N (Jumlah pasien)=5

No Pernyataan YA TIDA
K

1 Perawat melakukan pengkajian Risiko Jatuh 5 0


menggunakan SPO RSUD Banyumas
2 Mengatur tinggi rendahnya tempat tidur sesuai 5 0
dengan prosedur pencegahan pasien jatuh
3 Memastikan pagar pengaman tempat tidur dalam 5 0
keadaan terpasang saat pasien sendiri
4 Adanya penanda resiko jatuh 5 0

TOTAL 25 0
PRESENTASE 100% 0
Sumber: sumber : observasi Ruang unit stroke 2019
Analisa :
Target peningkatan resiko jatuh di Ruang Unit Stroke, sebesar 40%
dari 60% menjadi 100 % setelah dilakukan pelaksanaan resiko jatuh
didapatkan hasil evaluasi 100 %, dalam hal tersebut terjadi peningkatan
sebesar 40% yang berarti target sudah tercapai.

3. Faktor pendukung
Faktor pendukung yaitu :
1) Adanya Motivasi dari pihak Karu dan katim untuk mengoptimalkan
Patient safety
2) Fasilitas mengenai Patient safety pelaksanaan sasaran keselamatan
pasien resiko jatuh sudah tersedia
3) Adanya komunikasi yang baik antara perawat dengan mahasiswa
4. Kendala
Penanda segitiga resiko jatuh rawan hilang.
5. Kesinambungan
Kepatuhan perawat untuk membiasakan melakukan pengendalian resiko
jatuh pada pasien di Ruang Unit Stroke.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil implementasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sasaran

keselamatan pasien risiko jatuh berjalan dengan lancar dan

dilaksanakan dengan optimal di Ruang unit stroke ini dibuktikan

dengan terjadinya peningkatan prosentase pelaksanaanya yang

awalnya 60% meningkat menjadi 100% dan target tercapai. Hal ini

membuktikan bahwa petugas kesehatan di Ruang unit stroke dapat

bekerja sama dengan baik selama kegiatan berlangsung.

B. SARAN

1. Area manager rumah sakit hendaknya melakukan super visi tentang

pelaksanaan risiko jatuh.

2. Kepala ruang dan katim memberikan motivasi kepada perawat untuk

mengoptimalkan penatalaksanaan risiko jatuh di ruangan.

Anda mungkin juga menyukai