PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian metode magnetik ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan metode magnetik ?
3. Bagaimana medan magnet bumi ?
4. Bagaimana metode pengambilan dan pengukuran data geomagnetic ?
5. Bagaimana pengolahan data metode magnetik ?
6. Apa kegunaan metode magnetik ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan metode magnetik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian metode magnetik
2. Mengetahui sejarah perkembangan metode magnetik
3. Mengetahui medan magnet bumi
4. Mengetahui metoda pengambilan dan pengukuran data magnetik
5. Mengetahui pengolahan data metode magnetik
6. Mengetahui kegunaan metode magnetik
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode magnetik
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini agar penulis dan
pembaca pada khususnya lebih mengetahui tentang survei magnetik, yang
merupakan salah satu metoda dalam teknik eksplorasi.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
1. Tahap akuisisi
Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan
pengukurandengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran
dilakukan.
2. Tahap processing
Pada tahap processing.Koreksi pada metode magnetik terdiri atas
koreksi harian (diurnal ), koreksi topografi (terrain) dan koreksi
lainnya.
3. Tahap interpretasi
Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu
batuan yangdiinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai
akibat adanya perbedaan sifatkemagnetan suatu material. Kemampuan
untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-
masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam
pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral
atau mineral logam.Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan
mineral magnetik pada batuan semakin banyak.Pengukuran magnetik
dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik ukur
10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral
tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang
dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi
pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak
bumi atau mungkin juga bagian atas mantel. Metode magnetik memiliki
kesamaan latar belakang fisika denga metode gravitasi,kedua metode
sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga keduanya
seringdisebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi
besaran fisika yangterlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang
mendasar. Dalam magnetik harusmempertimbangkan variasi arah dan
besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasihanya ditinjau
6
setiap satu atau dua jam pada tempat-tempat yang pernah diukur
sebelumnya. Maksudnya untuk mengetahui dan mengoreksi
terhadap variasi secara secular. Anomali yang harus diperhatikan
biasanya lebih dari 500 gamma. Rata-rata kepekaan alat sekitar 10
gamma. Sebab itu benda-benda besi disekitar alat akan
mengganggu selam pembacaan, hal ini harus dihindarkan. Keadaan
topografipun sangat berpengaruh pada pengukuran, begitu pula
susceptibilitas bahan tubuh magnet menentukan pula besar
kecilnya pengukuran medan magnet yang diteliti.
Gambar 2. Magnetometer
Dimana H0 = IGRF
3. Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei
megnetik sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik
tidak mempunyai aturan yang jelas. Salah satu metode untuk
menentukan nilai koreksinya adalah dengan membangun suatu model
topografi menggunakan pemodelan beberapa prisma segiempat
(Suryanto, 1988). Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas
magnetik (k) batuan topografi harus diketahui, sehingga model
topografi yang dibuat, menghasilkan nilai anomali medan magnetik
(ΔHtop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya persamaan koreksinya
(setelah dilakukan koreski harian dan IGRF) dapat dituliska sebagai
ΔH = Htotal ± ΔHharian – H0 - ΔHtop
Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang
terukur dilapangan, maka diperoleh data anomali medan magnetik total
di topogafi. Untuk mengetahui pola anomali yang diperoleh, yang akan
digunakan sebagai dasar dalam pendugaan model struktur geologi bawah
permukaan yang mungkin, maka data anomali harus disajikan dalam
bentuk peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-garis kontur yang
menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai anomali sama, yang
diukur dar suatu bidang pembanding tertentu.
a. Reduksi ke Bidang Datar
Untuk mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data
magnetik, maka data anomali medan magnetik total yang masih
tersebar di topografi harus direduksi atau dibawa ke bidang datar.
Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena proses pengolahan
data berikutnya mensyaratkan input anomali medan magnetik yang
terdistribusi pada biang datar.
Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali medan
magnetik ke bidang datar, antara lain : teknik sumber ekivalen
(equivalent source), lapisan ekivalen (equivalent layer) dan
15
A. Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Teknik Eksplorasi Metoda Magnetik
21
22