Anda di halaman 1dari 28

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PENDAHULUAN

Kami turut serta berpartisipasi aktif sebagai salah satu kontraktor kegiatan Rehabilitasi dan
Penataan Lampu Penerangan jalan umum dengan sistem meterisasi. Agar pelaksanaan
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan,
maka kami menyusun metode pelaksanaan kerja ini untuk memberikan gambaran yang
komprehensif mengenai rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas. Metode kerja ini juga
disusun dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada.

2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PERSIAPAN.

Yang dimaksud pekerjaan persiapan disini adalah kegiatan/ pekerjaan awal yang harus
dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan-
pekerjaan pokok, yakni pembangunan lampu penerangan jalan umum.

Pekerjaan ini meliputi kegiatan sebagai berikut:


1) Persiapan kantor dan sarana kantor
2) Persiapan SDM sesuai yang dipersyaratkan dan dibutuhkan,
3) Persiapan survei lokasi letak pemasangan lampu penerangan
4) Mempersiapkan gambar kerja secara rinci.
5) Persiapan Pembelian perangkat /material.
6) Perijinan untuk melaksanakan Pekerjaan
7) Mempersiapkan peralatan dan sarana kerja

1) Persiapan kantor dan sarana kantor

Untuk dapat melaksanakan aktivitas secara rutin di lokasi, maka Penyedia Jasa harus memiliki
kantor proyek di lokasi. Pada saat kontrak ditandatangani, kantor sudah siap untuk melaksanakan
kegiatan proyek.

Untuk keperluan kantor, disewa rumah dengan halaman yang cukup luas. Halaman yang luas
diperlukan untuk penempatan material dan alat kerja, antara lain haspel kabel, tiang besi,
kendaraan operasionil. Keamanannya perlu dijaga agar pekerjaan tidak terganggu dan berjalan
dengan lancar sesuai jadwal.

Sarana kantor diperlukan untuk kelancaran pekerjaan. Antara lain meja-kursi kerja, lemari arsip,
komputer, printer, facsimile.
2) Persiapan SDM sesuai yang dipersyaratkan dan dibutuhkan :

Kesiapan tenaga ahli dan teknisi dibidang kelistrikan khususnya penerangan jalan, serta tenaga
administrasi, keuangan dan logistik sudah siap kerja saat penandatanganan kontrak. Tenaga ahli
dan teknisi dibidang kelistrikan diperlukan untuk mempersiapkan sistem penerangan jalan umum
yang benar serta perangkat/material yang berkualitas baik. Tenaga teknis ini akan mensupervisi
pelaksanaan pekerjaan.

Tenaga logistik, administrasi dan keuangan akan melakukan pemesanan/pembelian


material/perangkat sehingga menjamin ketersediaan material / perangkat agar sesuai dengan
waktu yang diperlukan. Disamping itu diperlukan juga keteraturan administrasi pekerjaan.

SDM yang disiapkan menangani proyek terdiri dari:


1. Site manager 1 orang
2. Supervisor Teknis 2 orang
3. Admin dan keuangan 1 orang
4. Logistik 1 orang
5. Tenaga pelaksana lapangan 24 orang

3) Survei lokasi letak pemasangan lampu penerangan

Survei ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian lokasi dengan gambar DED (Detail
Engineering Design) yang diterima dari panitia lelang. Jika diperlukan, akan dilakukan
pengukuran jarak untuk menetapkan letak pemasangan tiang. Disamping itu untuk memeriksa
perangkat /material apa saja yang harus dipasang dilokasi tersebut serta bagaimana situasi
sekitar lokasi. Pengamatan situasi ini perlu antara lain untuk antisipasi mempermudah pengiriman
material. Juga antisipasi kebutuhan peralatan kerja untuk mempermudah pekerjaan. Antara lain
kemungkinan diperlukannya alat khusus untuk mempermudah penggalian pondasi tiang.

Terkait dengan perijinan ke PLN, perlu juga mendata letak lokasi tiang dan nomor tiang (kalau
ada) yang dipakai untuk pemasangan box panel distribusi, nomor Identitas Pelanggan yang
terdekat dan copy rekening pelanggan terdekat.

4) Mempersiapkan gambar kerja secara rinci.

Atas hasil survei, apabila ada ketidak sesuaian antara DED yang diterima dengan kondisi
di lapangan, maka akan dilakukan koreksi atas DED yang diterima. Setelah itu dipersiapkan
gambar instalasi untuk keperluan perijinan ke PLN. Gambar kerja akan menjadi acuan kerja
pelaksana pekerjaan.
5) Persiapan Pembelian Perangkat / material.

Apabila dari hasil survei diperoleh bahwa Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ) yang diterima pada
saat lelang tidak ada perubahan, maka kontraktor segera menyusun kebutuhan material dan
perangkat yang harus segera dipesan. Jika ada koreksi atas BOQ, maka segera dilakukan
pembahasan dengan pengawas proyek untuk disepakati melakukan koreksi seperlunya.

Kebutuhan material / perangkat yang perlu dipersiapkan:


a. Kabel jaringan LVTC 3 x 10 mm
b. Lampu induksi lengkap 80 watt, 120 watt
c. Elektronik Timer-Kontaktor
d. Box panel distribusi
e. Tiang 7 (tujuh) meter, tanpa stang atau dengan stang.
f. Tiang 11 (sebelas) meter,
g. Stang lengkung diameter 2 inch sepanjang 1 – 4 meter
h. Bracket J4
i. MCB 20 ampere dan kelengkapan isi box panel
j. Ground rod 16 mm dan steel wire guy.
k. Material instalasi,

6) Perijinan untuk melaksanakan Pekerjaan.

Agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, perlu mempersiapkan perijinan yang terkait
dengan peleksanaan pekerjaan. Perijinan yang terkait antara lain :
- Surat Perintah Kerja dari Pemda, sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan.
- Memberitahu kelurahan setempat akan adanya pekerjaan pemasangan penerangan jalan.
Pemberitahuan ini untuk menghindarkan timbulnya salah pengertian dengan petugas kelurahan
atau masyarakat setempat.
- Mengajukan permohonan pasang meter baru atau mutasi daya listrik kepada PLN.

3. BAHAN DAN PERALATAN

Material instalasi antara lain terdiri dari Stainless belt, stopping buckle, alcoa bandleid konektor,
Semen dan pasir, Begel klem dan aksesorisnya, kabel NYM, Mur baut, terminal kabel, rel MCB,
gland kabel, pilot lamp dan pipa spiral.

Pembelian dilakukan langsung ke pabrikan atau ke distributor dan toko perangkat listrik.Kecuali
untuk lampu induksi yang kemungkinan harus menunggu pengiriman dari import, maka
perangkat/material lainnya diharapkan sudah tersedia dipabrik atau distributor sehingga bisa
dipersiapkan bertahap setiap bulan.

Urutan pengerjaan

1) Pengecekan lapangan sesuai dengan desain gambar yang sudah ada.


2) Untuk lokasi yang tidak ada tiang bantu dapat segera ditarik jaringan kabel LVTC 3 x 10 mm
dengan memasang bracket pada tiap tiang PLN yang dilanjutkan dengan pemasangan J4
sebagai pengikat kabel LVTC.
3) Pemasangan Box APP,Ground rod,Pipa inforing yang dilanjutkan pengukuran grounding dan
tahanan isolasi. Kemudian dilanjutkan dengan penyambungan ke jaringan TR(tegangan
Rendah) PLN. Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap jaringan yang telah terpasang
4) Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan stang lampu dan lampu induksi yang dilanjutkan
dengan penyambungan ke jaringan yang sudah ditarik.
5) Jika diperlukan adanya tiang bantu, maka pertama-tama dibuat lubang dengan menggunakan
diger sesuai ukuran tiang dan pengecorannya. Setelah lubang siap, angkur dapat ditanam. Untuk
menjamin bahwa tiang benar-benar pada posisi tegak, diukur dengan menggunakan water pas.
Selanjutnya dilakukan pengecoran pada angkur.
6) Setelah pengecoran benar-benar kering dan tiang dipasang pada base plate.
7) Selanjutnya dilanjutkan sesuai tahapan pada nomor 2).

Perijinan ke PLN sebaiknya diajukan sebelum pekerjaan dilapangan dikerjakan,dengan


melampirkan data-data yang diperlukan sesuai persyaratan PLN. Diharapkan material di
PLN (KWH meter) sudah tersedia, sehingga ijin pasang secara bertahap dapat dikeluarkan
dalam waktu 10 hari setelah pengajuan.

RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan Pengadaan Meterisasi terdiri dari pekerjaan sipil dan pekerjaan
elektrikal.
Pekerjaan Sipil terdiri dari penyiapan Pondasi dan penyiapan Tiang2 lampu, sedangkan
Pekerjaan Elektrikal terdiri dari penarikan kabel (Kabel tanah dan Kabel Udara), pemasangan
KWH Meter, Pemasangan Lampu, dan Pentanahan (Grounding).

PEKERJAAN SIPIL
1. Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi dengan tulangan untuk
menahan beban vertical dan beban momen tiang lampu. Pondasi ini dibuat ditempat terpisah dari lokasi
pemasangan tiang dan dibuat secara massal dengan beton readymix untuk mempercepat waktu
pelaksanaan. Pondasi pracetak yang telah matang secara teknis kemudian diangkut ke lokasi
pemasangan.
2. Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian pondasi sesuai dengan
perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian pondasi ini dibuat dititik tiang pembantu dan
tiang PJU ditempatkan.
3. Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam
gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut dibuat dalam jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaan
yang telah ditetapkan. Dibeberapa lokasi ada tiang yang dipasang sebagai tiang pembantu sehingga tidak
diperlukan stang. Di lokasi lain ditetapkan sebagai tiang lampu PJU sehingga perlu dipasangi stang sesuai
perencanaan (1 meter, 2 meter, 3 meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).
4. Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah tanah. Galian kabel tersebut
ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi ada pula yang dibuat dipermukaan jalan beraspal
sehingga perlu dilakukan perusakan permukaan aspal sebelum digali dan kelak harus diperbaiki kembali
setelah kabel terpasang.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara yang pada setiap
tiang dilakukan pengikatan dikedua arahnya. Beberapa asesoris dan bahan pembantu diperlukan untuk
penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut dilakukan sesuai dengan jaringan kabel
yang telah direncanakan .
2. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah tiang
terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel tanah terpasang maka
pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera dilakukan untuk menghindari
kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
3. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari jaringan PLN ke
KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan spesifikasi dan besar dayanya.
4. Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus dirakit dahulu sesuai dengan
bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini dibutuhkan tenaga ahli dan ketrampilan. KWH Meter diletakkan
dalam kotak yang tahan cuaca pada tiang yang telah ditetapkan.
5. Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power Electric Timer Switch yang
berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran listrik dari PLN ke lampu2 yang dipasang. Alat ini sangat
berguna untuk melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang bekerja secara otomatis tergantung
waktu yang ditetapkan pengelola.
6. Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran ornament lama dan
perubahannya dengan ornament baru.
7. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu PJU baru yang
berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan Lampu LPS sesuai dengan jajaran PJU disekelilingnya.
8. Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang dipasang ke PLN.
Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin karena memerlukan penghitungan bersama antara
PLN dengan Pemda.
9. Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang, maka dilakukan megger test,
dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi dengan baik maka dilakukan serah terima pekerjaan
antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemberi Tugas.
Secara diagram, Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut :

RINCIAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL :


1) Pemasangan kabel jaringan pada tiang PJU
2) Pemasangan kabel infoor
3) Perakitan dan pemasangan box panel distribusi,
4) Pemasangan pentanahan
5) Perijinan pasang sambungan PLN
6) Penarikan kabel jaringan (jaringan udara dan jaringan tanah)
7) Pemasangan tiang dan stang
8) Pemasangan lampu.

1) Pemasangan kabel jaringan pada tiang PJU

Dari kedua arah (atau mungkin juga lebih), Kabel LVTC “dipegang” oleh pengikat kabel J4.
Sementara J4 terkait dengan bracket J4 yang terikat dengan tiang lampu dengan menggunakan
stainless steel strip.
Diantara J4, kabel LVTC akan diberikan spare/ cadangan kabel sekitar 50 cm. Kabel cadangan
ini sangat diperlukan untuk mempermudah perbaikan apabila terjadi kabel putus. Jika terjadi
kabel putus, makaperbaikan cukup melibatkan gawang yang mengalami kerusakan, tidak perlu
mengganggu gawang yang lain. Namun jika tidak disediakan cadangan kabel, apabila terjadi
kabel putus, besar kemungkinannya harus “menarik” dari gawang yang bersebelahan.

Pemakaian J4 yang terbuat dari aluminium cor untuk menjamin kekuatan mengikat/ memegang
kabelLVTC ukuran 3 x 10 mm. Pemakaian pengikat tipe lain (J2 atau J5) dikawatirkan kurang
kuat dan dapat menimbulkan lepasnya kabel yang diikat, sehingga harus dilakukan perbaikan.
Hal ini jelas akan merepotkan operasionil.
2) Pemasangan kabel infoor

Kabel infoor adalah kabel penghubung antara JTR (jaringan tegangan rendah) PLN ke APP atau
KWH meter. Kabel infoor tersambung ke JTR dengan menggunakan Alcoa Bandleid Konektor.

Untuk lebih menjamin keamanan dan estetika, maka kabel infoor akan dibungkus dengan pipa
infoor dimana pipa infoor menempel pada tiang dengan bantuan stainless belt dan stopping belt.
Pada ujung atas pipa infoor dipasang T pralon untuk menghindarkan masuk nya air hujan
kedalam pipa infoor.

Pada ujung bawah, pipa infoor disambung dengan pipa flexible yang masuk ke box panel
distribusi.

3) Perakitan dan pemasangan box panel distribusi

Perangkat yang terpasang pada box panel meliputi :


1. KWH meter dan MCB dari PLN
2. Timer – kontaktor
3. Terminal kabel
4. MCB distribusi
5. Terminal pentanahan

Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya dipasang/dirakit
terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di bengkel, dan dipastikan sudah
terpasang semuanya dengan benar sebelum dibawa ke lokasi dan dipasang pada tiang PJU

Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output dr KWH meter
akan terhubung ke Terminal Kabel.

Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal Kabel
terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3 (tiga) terminal positif pada Timer
Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran positif dari Terminal
Kabel. Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua) terminal akan
tersambung ke MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai cadangan.

MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu kesatu arah,
sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.
Box panel dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik dari ouput KWH
meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan Terminal Pentanahan, untuk
selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.

Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram yangmenunjukkan jumlah beban
dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud.

Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan stainless belt dan stopping
belt. Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan jarak
antara panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin.

Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka
penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan pengaman dan perawatan.

4) Pemasangan pentanahan.

Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa memberikan
pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka resistansi yang kecil akan lebih
menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena berkurangnya antara lain gangguan
elektrostatik.

Antara Ground Rod dengan Terminal Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan kawat baja
diameter 16mm². Untuk keamanan dan estetika, kawat baja pentanahan dibungkus dengan pipa
paralon.

Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang terjauh
letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.

5) Perijinan pasang sambungan PLN

Untuk pengajuan ijin pemasangan KWH meter ke PLN,diajukan permohonan pemasangan KWH
meter dengan kelengkapan sebagai berikut :
- Surat permohonan meterisasi dan/atau mutasi data dari pelanggan, dalam hal ini Pemerintah
Kota Pekalongan
- Surat kuasa dari Pemda kepada yang mengurus perijinan,
- Gambar lokasi,
- Rekening ID Pelanggan terdekat.

Dikarenakan proses perijinan ke PLN terkadang perlu waktu cukup lama, maka akan pengajuan
perijinan dilakukan segera setelah pekerjaan dimulai atau bahkan sebelum pekerjaan dimulai.
Dengan demikian diharapkan dalam kurun waktu pelaksanaan pekerjaan yang tidak terlalu lama
ini, semua perijinan sudah diperoleh dan KWH meter sudah bisa terpasang dengan baik.

6) Penarikan jaringan kabel


6. a) jaringan kabel udara.

Saluran 3 (tiga) kabel LVTC dikoneksikan sedemikian rupa (lihat gambar) sehingga lampu yang
bersebelahan tidak tersambung dengan saluran yang sama . Dengan demikian, jika terjadi
gangguan pada salah satu MCB, tidak mengakibatkan matinya 2 (dua) lampu yang terletak
bersebelahan, sehingga area tersebut tidak mengalami gelap total. Pola interkoneksi ini untuk
memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Penarikan kabel jaringan udara dari tiang ke tiang memperhatikan beberapapersyaratan :


- Tidak sejajar dengan kabel-kabel telekomunikasi dengan jarak kurang dari 1meter.
- Bila terdapat persilangan dengan kabel_kabel telekomunikasi, maka jarakminimum kedua kabel
harus 30 cm.
- Penarikan jaringan PJU tidak keluar dari batas-batas supply gardu distribusi PLN.
- Jarak dari titik terendah rentang kabel terhadap pemukaan tanah minimal 5 meter.
- Pada setiap persimpangan jalan, penyambungan dari ujung-ujung jaringan harus menggunakan
tap connector sesuai standard

6.b) Jaringan Kabel Tanah

Kabel tanam terdiri dari 2 (dua) bagian utama :


- Tertanam pada aspal jalan
- Aspal perlu digali dengan jack hammer sedalam minimal 10 cm .
- Dipakai kabel tanah jenis NYY ukuran 4 x 6 mm.
- Kabel dibungkus dengan pipa pralon dan digelar pada dasar galian aspal.
- Diatas pralon ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas adalah aspal hormix
setebal 2 cm.

- Tertanam pada tanah di pembagi jalan.


- Digali dengan kedalaman 20 cm
- Kabel dibungkus pipa pralon
- Ditimbun dengan tanah dan pemadatan

7) Pemasangan tiang dan stang.


Pemakaian tiang menyesuaikan dengan kondisi sekitarnya.
- Untuk jalan protocol, dimana sudah terpasang tiang hexagonal 11 meter dengan 2 stang /pole.
- Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan single pole.
- Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter tanpa pole.
Pemasangan stang lampu dengan menggunakan beugel klem.

Tiang galvanise ukuran diameter 5 inchi pada pangkal bawah dan 3


inchi dipangkalatas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk memperkuat
kedudukannya, sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas permukaan tanah dicor dengan
semen-pasir.

Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan menggunakan
pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel klem ke tiang lampu disesuaikan dengan
diameter tiang.

8) Pemasangan lampu

Pemasangan armature lampu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


i. Sebelum armature dipasang :
1) Pelepasan lapisan pelindung lampu
2) Pemeriksaan instalasi didalam armature, pastikan sudah benar.
3) Pengetesan penyalaan lampu

a. Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament. Pastikantidak lepas atau
menjadi miring akibat getaran angin dan gesekan ranting pohon.

4. PENGENDALIAN KUALITAS.

Pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada gambar kerja yang sudah disepakati dengan pihak
Pemkot serta mempergunakan material / perangkat sesuai yang diusulkan dalam proposal dan
sudah diperiksa oleh panitia lelang.
Sebelum pembelian, supervisor akan meneliti spesifikasi teknis perangkat. Dan saat material dan
peralatan diterima, akan diperiksa dulu oleh supervisor.

Perakitan box panel dilakukan di bengkel dan sebelum dipasang dilapangan juga tidak terlepas
dari pengawasan supervisor.

Tenaga teknis yang melakukan pemasangan adalah tenaga trampildan sudah banyak
berpengalaman dalam pemasangan jaringan PJU. Walaupun demikian, keberadaan supervisor
yang bertindak selaku pengawas pada saat pelaksanaan pemasangan tetap diperlukan.
Supervisor akan mengawasi kualitas pekerjaan tiap regu agar sesuai dengan gambar kerja yang
sudah ditetapkan. Jika terjadi kesalahan dalam pemasangan, supervisor akan memerintahkan
untuk langsung diperbaiki, sehingga tidak perlu mengulang pekerjaan di hari berikutnya.

Pada tahap akhir pengendalian kualitas dilakukan megger test untuk mengetahui apakah seluruh
system yang dipasang telah benar. Untuk melihat apakah system dengan seluruh jaringan kabel
dan lampu dapat berfungsi dengan baik maka dilakukan test akhir dimana seluruh system
dihidupkan. Dalam test akhir ini semua lampu harus menyala, Power Electrical Timer Switch
harus berfungsi, KWH Meter bekerja dengan baik, dan tidak ada gangguan pada kabel akibat
beban yang berlebih.

5. PENYERAHAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan diupayakan per wilayah kecamatan. Setiap selesai pekerjaan per
kecamatan, maka kontraktor mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
pemeriksaan pekerjaan. Kontraktor akan mendampingi petugas yang melaksanakan
pemeriksaan pekerjaan. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, kontraktor akan memperbaiki/menyelesaikannya. Dengan konsep tersebut apabila
dimungkinkan (harus dimuat dalam kontrak) maka dapat dilakukan Partial Hand-Over
(Penyerahan Pekerjaan per Bagian) dari Kontraktor kepada Pemberi Tugas.

Dengan pelaksanaan pekerjaan per wilayah kecamatan, maka setiap selesai 1 (satu) kecamatan,
Pemkot Pekalongan dapat segera mengajak PLN untuk melakukan survei bersama. Survei ini
untuk menetapkan mana lampu PJU yang masih belum dipasang KWH meter dan mana lampu
PJU yang sudah bermeter. Bagi lampu PJU yang belum dipasang KWH meter maka dikenakan
tagihan abonemen. Dan bagi lampu PJU yang sudah tersambung ke KWH meter maka dikenakan
tagihan berdasarkan angka meter.

Keuntungan serah terima tahapan pekerjaan per kecamatan, adalah :


- Doubel tagihan abonemen (sisa tagihan lama) dan meter (yang baru) tidak akan membebani
Pemkot terlalu lama
- Penghematan biaya listrik PJU cepat dinikmati oleh Pemkot.

Kontraktor akan memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. Setelah masa pemeliharaan
berakhir, kontraktor mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai