BAGIAN 1 UMUM
BAGIAN 2-PRODUK
A. Patok utama dibuata dari tugu beton dengan cukup dalam dan
stabil.
B. Sumbu referensi posisi bangunan dibuat dari kayu tahan cuaca.
C. Papan referensi elevasi dari kayu meranti.
D. Semua tanda permanen menggunakan cat warna terang dan tahan
cuaca.
2
SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN 3 PELAKSANAAN
3.1 PENGUKURAN
D. Pengukuran site
1. Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama
dan as referensi seperti yang terlihat pada rencana tapak dan
bertanggung jawab penuh atas hasil pengukuran.
2. Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja,
termasuk juru ukur yang berpengalaman, dan setiap saat
diperlukan harus siap mengadakan pengukuran ulang.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi dan
3
SPESIFIKASI TEKNIK
4
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN TANAH
BAGIAN 1-UMUM
1.3 DEFINISI
6
SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN 2-PRODUK
7
SPESIFIKASI TEKNIK
2.1. Umum
A. Gunakan material tanah borrow yang disetujui dari luar site, jika
material tanah yang disetujui tidak cukup tersedia di site.
B. Material tanah yang baik: ASTM D 2487 klasifikasi tanah kelompok
GW, GP, GM, SP, dan SM, bebas batu atau kerikil yang lebih
besar dari 50 mm dalam semua dimensi, debris, waste, material
beku, tanaman, dan bahan yang merugikan.
C. Material tanah yang tidak baik: ASTM D 2487 klasifikasi tanah
kelompok GC, SC, ML, MH, CL, CH, OL, OH, dan PT.
D. Material urugan: secara umum material tanah yang baik, khusus
perbaikan tanah untuk meningkatkan daya dukung lateral tiang
digunakan tanah merah serpong.
E. Bahan subbase dan base: campuran bergradasi asli atau buatan
dari koral atau batu pecah (split), ASTM D 2940, dengan sedikitnya 95
persen lolos pada suatu saringan 1- 1/2 inch dan tidak lebih dari 8
persen melewati suatu saringan no.200.
F. Urugan yang direncanakan secara teknis: material subbase dan base.
G. Material dasar (bedding): material subbase dan base dengan 100%
melewati suatu saringan
1-inch dan tidak lebih dari 8 persen melewati suatu saringan no.200.
H. Urugan drainage: campuran batu pecah, atau kerikil pecah ataupun
bulat, yang bergradasi, ASTM D 448, agregat kasar dengan gradasi
ukuran 57, dengan 100% melewati saringan 1-
1/2 inch dan tidak lebih dari 5 persen melewati saringan no.8.
8
SPESIFIKASI TEKNIK
2.2 ACCESSORIES
BAGIAN 3 PELAKSANAAN
3.1 PERSIAPAN
3.2 DEWATERING
A. Cegah air permukaan dan air bawah permukaan atau air tanah
memasuki galian, dari genangan diatas subgrade dan dari banjir di
site proyek dan daerah sekelilingnya.
B. Lindungi subgrade dan tanah pondasi dari pelunakan dan
kerusakan akibat hujan atau akumulasi air.
3.3 PENGGALIAN
1
0
SPESIFIKASI TEKNIK
Untuk pipa atau konduit dengan diameter nomial kurang dari 150 mm
dan dasar datar, unit konduit duct ganda, gali dengan tangan dasar
trench dan sangga pipa dan konduit diatas suatu subgrade yang
tidak terganggu.
1
2
SPESIFIKASI TEKNIK
Untuk pipa atau konduit dengan diameter nominal 150 mm atau lebih
besar, bentuk dasar trench untuk menyangga dasar 90 derajat dari
keliling pipa. Isi legokan dengan timbunan pasir yang dipadatkan.
Jika terdapat cadas atau permukaan penyangga yang keras, gali
trench 150 mm dibawah elevasi dasar untuk menerima lapisan dasar.
3.11 URUGAN
1
3
SPESIFIKASI TEKNIK
1
4
SPESIFIKASI TEKNIK
3.13 PEMADATAN
3.14 GRADING
1
6
SPESIFIKASI TEKNIK
4. Jika tebal padat lapisan subbase dan base melebihi 150 mm,
tempatkan material dalam lapisan yang sama, dengan tidak ada
lapisan yang melebihi tebal 150 mm atau kurang dari
75 mm jika dipadatkan.
B. Bahu perkerasan: tempatkan bahu sepanjang tepi lapisan
subbase dan base untuk mencegah pergerakan lateral.
Bangunan bahu sedikitnya dengan lebar 300 mm
menggunakan material tanah yang disetujui dan padatkan secara
bersama dengan masing- masing lapisan subbase dan base.
3.16 PROTEKSI
10
SPESIFIKASI TEKNIK
11
SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN 1 – UMUM
1.1.DOKUMEN YANG
BERHUBUNGAN
1.2.LINGKUP PEKERJAAN
1.3.PENYERAHAN DOKUMEN
13
SPESIFIKASI TEKNIK
1.4.PENGENDALIAN MUTU
BAGIAN 2 – PRODUK
2.1.BAHAN BEKISTING
2.2.BAHAN
TULANGAN A.
Batang
tulangan:
Standard
SII
- BJTD 40, tegangan leleh 400 MPa, ulir untuk
D ≥ 13 mm,
15
SPESIFIKASI TEKNIK
2.3.BAHAN BETON
lebih dari 0,1 persen ion chlorida. Admixture dapat berupa air-
entraining admixture (ASTM C 2260), water- reducing admixture
(ASTM C 494, type A), high range water-reducing admixture
atau superpalsticizer (ASTM C 494, type F atau G),
water-reducing accelerating admixture (ASTM C 494, type E),
water-reducing retarding admixture (ASTM C 494, type D).
2.4.BAHAN YANG
BERHUBUNGAN.
17
SPESIFIKASI TEKNIK
2.5.ADUKAN RENCANA
2.6.ADMIXTURE
19
SPESIFIKASI TEKNIK
2.7.MENGADUK BETON
20
SPESIFIKASI TEKNIK
21
SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN 3 –
PELAKSANAAN
3.1.UMUM
3.2.BEKISTING
23
SPESIFIKASI TEKNIK
3.4.PENGECORAN
BETON
3.5.SAMBUNGAN (JOINT)
utama.
Teruskan tulangan melewati construction joint, keculai
ditentukan lain. Jangan meneruskan tulangan melalui sisi strip
pengecoran.
E. Gunakan bonding agent (bahan perekat) diatas permukaan
beton existing yang akan disambung dengan beton baru.
F. Waterstop: gunakan waterstop dalam construction joint seperti
dinyatakan. Pasang waterstop agar membentuk diafragma
yang menerus pada setiap sambungan. Sangga dan
lindungi waterstop expose selama pelaksanaan pekerjaan.
Sambung waterstop dilapangan sesuai petunjuk pabrik.
G. Isolation joint pada pelat diatas tanh (slab-on-grade):
pasang isolation joint pada slab-on-grade di tempat
pertemuan slab-on-grade dan permukaan vertikal seperti
pedetal kolom, dinding pondasi, balok miring dan lokasi lain
yang dinyatakan.
H. Construction joint (sambungan susut) pada slab-on-grade:
buat construction joint pada slab-on-grade untuk membentuk
pola tertentu.
Gunakan saw-cut lebar 3 mm dengan dalam seperempat
tebal pelat atau insert
(sisipan) lebar 6 mm dengan dalam seperempat tebal pelat,
kecuali dinyatakan lain.
1. Bentuk construction joint dengan menyisipkan
plastik yang dicetak, hard-board, atau fiber-
board.
2. Construction joint pada pelat lain bukan expose
dapat dibuat dengan
saw-cut segera setelah selesainya pelat.
3. Jika pola sambungan tidak terlihat, buat sambungan tidak
melebihi
jarak 4,5 m pada semua arah, dan sedapat mungkin
penempatan sesuai lebar bentangan.
4. Joint filler dan sealant
digunakan. I. Expasion joint:
25
SPESIFIKASI TEKNIK
3.9.PENGECORAN BETON
27
SPESIFIKASI TEKNIK
3.10.FINISHING PERMUKAAN
29
SPESIFIKASI TEKNIK
3.12.BETON LAINNYA
21
SPESIFIKASI TEKNIK
3.15.PEMBONGKARAN BEKISTING
23
SPESIFIKASI TEKNIK
25
SPESIFIKASI TEKNIK
pengarahan pengawas:
1. Sampling beton segar: ASTM C172, kecuali
modifikasi untuk slump sesuai dengan ASTM C94.
a. Slump: ASTM C 143, satu test pada setiap
adukan untuk satu hari pengecoran untuk setiap jenis
beton, test tambahan jika konsistensi beton dirasa
berubah.
b. Kadar air: ASTM C 173, metode volumetrik untuk beton
ringan atau beton normal, ASTM C 231 metode
tekanan untuk beton normal, satu buah untuk satu
hari pengecoran untuk setiap jenis beton air-entrained.
c. Suhu beton: ASTM C 1064, satu test pengukuran
suhu setiap jam jika suhu udara 4 derajat C atau lebih
rendah dan jika 27 derajat C atau lebih, dan satu test
pengukuran suhu untuk setiap set contoh benda uji.
d. Contoh benda uji compression test: ASTM C 31, satu
set terdiri dari empat silinder standard untuk setiap test
kekuatan tekan, kecuali disyaratkan lain. Cetak dan
simpan silinder untuk sampel test laboratory-cured,
kecuali jika contoh test field-cured
disyaratkan. Berikan label sampel
yang menyatakan tanggal pengecoran dan
bagian struktur dimana benda uji diambil. Ambil
sampel pada lokasi pengecoran.
e. Test kekuatan tekan: ASTM C 39, sedikitnya satu
set untuk setiap hari pengecoran yang melebihi 5 m3
dan jumlah pengambilan sampel sesuai dengan
persyaratan untuk setiap kelas beton yang dicor
dalam sehari, masing-masing empat contoh, satu
contoh ditest pada 7 hari, dan 2 contoh
27
SPESIFIKASI TEKNIK
29
SPESIFIKASI TEKNIK
3.20.MASS CONCRETING
B. Bahan:
Gunakan bahan sesuai persyaratan sebagai berikut:
30
SPESIFIKASI TEKNIK
31
SPESIFIKASI TEKNIK
STRUKTUR BAJA
BAGIAN 1-UMUM
33
SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN 2-PRODUK
2.1. BAJA
Titik
Mpa Kg/cm2 Lb/sq-in
Plat, penampang 250 2500 36000
hot-rolled dan batang
35
SPESIFIKASI TEKNIK
2.2. LAS
2.3. BAUT
A.
Ring:
Sedikitnya satu ring harus diletakkan dibawah kepala baut atau
mur, mena yang diputar pada waktu mengencangkan. Ring miring
harus digunakan jika permukaan dibawah kepala baut atau mur tidak
tegak lurus terhadap sumbu baut.
B. baut baja
lunak:
kecuali dinyatakan lain dalam gambar, baut baja lunak mutu
komersil harus digunakan hanya untuk baut angkerdan sambungan
gording dan sambungan girt, dan harus sesuai dengan ASTM A 307,
Grade A, baut dan mur baja carbon rendah biasa.
C. Baut kekuatan
tinggi:
Pembautan kekuatan tinggi harus sesuai dengan ASTM A 325. Baut
galvanis celup panas disyaratkan. Baut harus disediakan dengan
tambahan minyak pelumas.
36
SPESIFIKASI TEKNIK
D. Protective
Treatment.
Protective Treatment yang dilakukan atas baut harus seperti
ditunjukkan dalam gambar. Bidang kontak sambungan baut jenis
friksi boleh diberi cat dasar dengan laburan inorganic zinc silicate
sebelum pemasangan baut, tetapi harus bebas dari setiap jenis cat.
2.6. GROUT
Jika grout disyaratkan, pekerjaan harus dilakukan menggunakan
Embeco Pre-mixed Grout atau grout yang mengandung Embeco
Aggregate atau setara yang disetujui. Persiapan permukaan,
perbandingan campuran, prosedur pemakaian dan perawatan
harus benar-benar sesuai dengan instruksi pabrik.
37
SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN 3-PELAKSANAAN
3.1. FABRIKASI
A. Diameter lubang baut secara umum tidak boleh lebih besar melebihi 2
mm dari
diameter bautnya. Diameter lubang untuk batang angker tidak boleh
lebih besar melebihi 6 mm dari batang angker, kecuali dinyatakan
lain dalam gambar.
B. Jarak baut dan jarak ke tepi harus sesuai dengan standard AISC.
C. Permukaan sekeliling lubang harus halus dan bebas dari
serpihan, sirip dan kerusakan lainnya yang dapat tidak tercapainya
dudukan yang mantap pada bidang kontak. Lubang harus dibor 3
mm dibawah ukuran dan kemudian diperlebar mencapai ukurannya.
Lubang tidak boleh di-punch sampai ukuran penuh tanpa
persetujuan pengawas/perencana. Daerah disekeliling lubang
yang di-punch sampai ukuran penuh harus rata sebelum
dirangkai (assembling). Rapikan sekeliling lubang yang demikian
dengan persetujuan.
3.4.
PENGELAS
AN A.
DETAIL
LAS
Semua pengelasan harus sesuai dengan detail yang ditunjukkan
dalam gambar rencana, atau jika detail tidak ada, maka
kontraktor harus menyerahkan detail tersebut kepada
pengawas/perencana.
B. PERSONIL LAS
1. Semua pengelasan harus dilakukan di bawah pengawasan
orang yang memegang sertifikat supervisi las untuk pengelasan
struktur sesuai ketentuan AWS D1.1, atau kwalifikasi lain yang
dapat diterima oleh pengawas/perencana.
2. Kontraktor harus memberikan keyakinan
yang dapat diterima oleh
pengawas/perencana, bahwa tenaga las mempunyai
kemampuan yang baik untuk prosedur yang akan dilakukan.
Pengawas/perencana dapat minta untuk mengamati kualifikasi
dan test prosedur las jika diperlukan, test tersebut harus
diadakan tanpa biaya tambahan kepada pemberi tugas.
C.PROSEDUR LAS
1. Detail prosedur las harus diserahkan untuk persetujuan
pengawas/perencana
39
SPESIFIKASI TEKNIK
disertai baut, mur dan ring yang diperlukan untuk ereksi barang
yang dikirmkan.
Apabila memungkinkan, barang lepasan untuk penyambungan
harus dengan aman menempel pada elemen tersebut, atau
berdekatan dengan titik sambungan.
B. Penyangkutan dan penyimpanan
1. Rangka baja harus diangkat, diangkut dan disimpan dengan cara
yang tidak menyebabkan deformasi permanen
ataupun mengakibatkan kerusakan yang
berlebihan atas lapis coating pelindung. Elemen baja yang rusak
selama pengangkutan dan penyimpanan wajib untuk diganti.
2. Perbaikan atas baja dan coating yang rusak harus
dilakukan untuk disetujui pengawas/perencana.
3. Rangka baja yang dikirim ke lapangan harus disimpan bebas
dari tanah dan terpisah dari rangka baja lain sampai dilakukan
ereksi.
4. Baut, mur, ring, dan item kecil lainnya harus disimpan dalam
kontainer bebas debu dan disimpan dalam tempat yang tahan
bebas cuaca.
3.6. EREKSI
31
SPESIFIKASI TEKNIK
D.
Setelah selesainya ereksi, semua bracing sementara, baut
ereksi dan sejenisnya harus dibongkar, dan rangka baja permanen
bekerja baik dan memuaskan pengawas/perencana.
E. Toleransi untuk setting out dan ereksi rangka baja harus sesuai
dengan standard AISC.
F. Tidak ada pengencangan akhir atas baut dan pengelasan
permanen dilakukan sampai sejumlah elemen baja yang
memadai telah diereksi untuk memungkinkan pekerjaan
diluruskan posisinya, ditempatkan pada levelnya, dan ditegakkan
seperti yang ditentukan.
3.6. SAMBUNGAN BAUT TEGANGAN TINGGI
33
SPESIFIKASI TEKNIK
35
SPESIFIKASI TEKNIK
BAGIAN 1-UMUM
BAGIAN 2-PRODUK
2.1. BAHAN
A. Cat dasar dan finish untuk setiap sistem tertentu harus dari
pabrik yang sama untuk menjamin kesesuaian.
B. Cat dasar struktur baja: SSPC-paint 2; red lead-iron oxyde, atau
oil alkyd dengan zinc
chromate anti-corrosive
pigment.
C.Cat finish harus sesuai dengan SSPC-PA1.
BAGIAN 3-PELAKSANAAN
pengecatan lapangan.
Semua elemen struktur baja harus dicat dibengkel dengan aplikasi
cat dasar yang disetujui, kecuali untuk permukaan tertentu yang
akan dilengkapi dilapangan sebagai tumpuan perletakan dan
sambungan lapangan.
B. Pengecatan lapangan terdiri atas:
1. Persiapan permukaan sekeliling sambungan lapangan dan
permukaan yang sudah dicat di bengkel dan mengalami
kerusakan selama pengangkatan, pengangkutan dan ereksi.
2. Pengecatan touch up (tutul) atas las lapangan, daerah yang
tergesek, dan titik karat, seperti disyaratkan setelah ereksi
dan sebelum dilanjutkan dengan pengecatan lapangan.
Pengecatan touch up harus dari jenis cat dan metode aplikasi
yang sama dengan pengecatan bengkel yang digunakan untuk
permukaan yang berdekatan. Dalam daerah dimana permukaan
cat bengkel diexpose, gunakan cat touch up yang menyatu
dengan permukaan yang berdekatan.
3. Cat dasar dengan bahan yang sama seperti
pengecatan bengkel.
4. Cat finish seperti disyaratkan untuk pekerjaan tertentu,
untuk semua permukaan terbuka pada rangka baja.
37
SPESIFIKASI TEKNIK
A. Setiap permukaan yang akan dicat harus kering dan bebas dari
lekukan, bercak las, lelehan, kotoran, debu, minyak, dan benda
asing lain sebelum diaplikasikan setiap cat. Permukaan baja harus
bebas dari karat dan bahan terkelupas.
3.3. PRIMER
C.Pemakaian cat finish harus antara 12,0-20,0 luas permukaan per liter
cat, atau menghasilkan lapisan film kering 2,0 sampai 3,0 mils.
3.5. KERUSAKAN
Lapisan cat atau bahan lain harus bebas dari cacat dan kerusakan.
Setiap cacat dan kerusakan yang terjadi harus diperbaiki sebelum
aplikasi lapisan berikutnya. Kerusakan atas cat finish harus
diperbaiki di lapangan setelah pemasangan peralatan.
38