Anda di halaman 1dari 3

Bencana

BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

JENIS BENCANA :
1.Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempabumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor

2.Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

3. Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami.

Langkah Efektif penanggulangan bencana alam, yaitu:

1. Government Initiative
Mulanya adalah dari pemangku kekuasaan tertinggi. Government atau pemerintah sebagai
pengelola sumber daya dan pembuat kebijakan harus memiliki intuisi dan inisiasi sedini mungkin
terhadap gejala dan tanda-tanda bencana yang berserak di sepanjang lokasi rentan bencana.
Inisiatif dan kesadaran dalam tingkatan pemerintah ini perlu ditegaskan melalui Undang-undang
dan jenis peraturan lain, kemudian diaplikasikan pada lembaga independen milik pemerintah
yang berwenang sebagai pemegang kendali puncak di urusan penanggulangan bencana. Dalam
konteks Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana punya kendali dan tanggung
jawab tertinggi dalam urusan penanggulangan bencana.

2. Objective Setting (Objective setting for risk management)


Langkah berikutnya adalah menentukan strategi manajemen risiko dan penanggulangan
bencana alam yang langsung berpusat pada tujuan atau sasaran. Langsung to the point pada
solusi atas pokok masalah manajemen risiko.

3. Risk Identification (Definition of target risks)


Berikutnya adalah mengidentifikasi risiko yang berjejer dan memiliki peluang besar terjadi di
seputar wilayah rentan bencana. Identifikasi risiko ini penting untuk dilakukan sedini mungkin,
sebelum memikirkan langkah lanjut dengan cara apa pengurangan risiko dan penanggulangan
bencana dapat dilakukan.

4. Risk Assessment (Development of disaster scenarios (e.g. hazard map, risk map,
etc.)
Usai mengidentifikasi risiko, berikutnya adalah langkah assessment atau penilaian terhadap
risiko bencana yang sudah didaftar sebelumnya. Penilaian risiko ini merupakan langkah lanjut
dengan bentuk menggambar peta kebencanaan atau peta risiko.

5. Planning (setting of risk criteria & Formulation of master plan)


Setelah risiko didaftar, dikelompokkan dan digambarkan secara visual berdasar kriteria dan ciri
khas masing-masing, maka langkah berikutnya dalam penanggulangan bencana alam adalah
perencanaan. Memformulasikan rencana besar, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

6. Countermeasures/ Risk Treatment (Implementation of public policy)


Usai rencana matang terbentuk dan tersusun, maka langkah lanjutnya adalah memberikan
perlakuan pada risiko. Maksudnya adalah memberikan pencegahan nyata dalam bentuk aksi
atau kebijakan. Seperti mengurangi pembuangan sampah dan memberikan sanksi bagi
pembuang sampah sembarangan untuk mengatasi dan menanggulangi bencana banjir.

7. Evaluation / Re-examination (Verification of disaster management)


Langkah terakhir adalah evaluasi. Menilik ulang seluruh langkah penanggulangan bencana alam
yang sudah dilakukan, memverifikasi seluruh tahapan dari manajemen risiko bencana. Melihat
celah yang masih belum bisa ditemukan solusinya. (IJL)

REHABILITASI adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana.
REKONSTRUKSI adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat.
STATUS SIAGA DARURAT BENCANA adalah keadaan terdapat potensi bencana, yang
merupakan peningkatan eskalasi ancaman yang penentunya didasarkan atas hasil pemantauan
yang akurat oleh instansi yang berwenang dan juga mempertimbangkan kondisi nyata/dampak
yang terjadi di masyarakat. Penetapan status siaga darurat bencana dilakukan oleh
pemerintah/pemerintah daerah atas usulan kepala BNPB/BPBD.
STATUS TANGGAP DARURAT BENCANA adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
STATUS TRANSISI DARURAT BENCANA ke Pemulihan adalah keadaan dimana penanganan
darurat bersifat sementara/permanen (berdasarkan kajian teknis dari instansi yang berwenang)
dengan tujuan agar sarana prasarana vital serta kegiatan sosial ekonomi masyarakat segera
berfungsi, yang dilakukan sejak berlangsungnya tanggap darurat sampai dengan tahap
rehabilitasi dan rekonstruksi dimulai.
STATUS KEADAAN DARURAT BENCANA adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi lembaga yang diberi tugas
untuk menanggulangi bencana yang dimulai sejak status siaga darurat, tanggap darurat, dan
transisi darurat ke pemulihan.

RISIKO BENCANA adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.

TANGGAP DARURAT BENCANA adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

Bencana alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran
liar dan wabah penyakit.

Anda mungkin juga menyukai