Anda di halaman 1dari 6

ESSENTIALS MEDICINE

System : system gastrointestinal, hepatobilier, dan pankreas

Nama Penyakit : abses appendiks

Kompetensi : 3b

Overview Penyakit : abses pada peritoneal cavity yang disebabkan oleh rupturnya pendiks yang
mengalai obstruksi karena akumulasi tekanan didalamnya, dapat berkibat fatal salah satunya shock sepsis.

Definisi Abses pada peritoneal cavity yang disebabkan dari penyebaran infeksi pada apendisitis
akut, terutama dengan perforasi pada appendix.
Klasifikasi Abses apendiks termasuk klasifikasi dari complicated appendicitis, dimana complicated
appendicitis terdri dari :
- Appendicular infiltrate
- Appendicular abscesses
- Diffuse purulent peritonitis
- Pilephlebitis , dll
Etiologi Apendisitis akut yang mengalami perforasi

Mekanisme - Apendisitis yang tidak ditangani  perforasi terjadi sebagai akibat dari peningkatan
Faktor Resiko tekanan yang terakumulasi didalam lumen apendiks yang mengalami obstruksi.
- Fecalith
- Lymphoid hyperplasia
- Foreign body (contoh, intestinal worms, biji-bijian, intestinal calculi, inspissated
barium)
- Neoplasma (contoh, carcinoid tumor, penyebaran metastasis ke apendiks, primary
appendiceal carcinoma)
- usia
pediatric antara 10 dan 11 tahun
usia menengah untuk dewasa : sekitar 28 tahun
- Jenis kelamin
Male to female ratio is 1.4 sampai usia 30 tahun
Epidemiologi pediatric antara 10 dan 11 tahun
usia menengah untuk dewasa : sekitar 28 tahun
Komplikasi berat : peritonitis, shock epsis
ringan : abdominal pain
Prognosis Tergantung dari status kesehatan pasien yang mendasarinya, waktu diagnosis, dan
derajat dari kontaminasi/peritonitis.
Diagnosis a. Anamnesis
- Riwayat pendisitis yang tidak ditangani atau relaps.
b. Pemeriksaan Fisik
- Temuan pemeriksaan fisik tergantung dari keparahan penyakit pasien.
 Nyeri , mual, dan anoreksia tidak terlalu jelas, diffuse, dan tidak spesifik pada
awalnya, kemudian kemudian menjadi lebih jelas dan terlokalisasi dalam 12
sampai 48 jam.
- Demam (lebih tinggi dari 38°C) bisa termanifestasi bisa juga tidak, lebih umum pada
infants
- Keadaan umum
 Pasien lebih nyaman berbaring dalam posisi terlentang kea rah samping
kanan
 Kaki kanan mungkin dalam keadaan fleksi ke paha untuk menurunkan
peritoneal stretch
- Pemeriksaan abdomen
 Penurunan Bowel sounds
 tenderness abdomen terlokalisasi di right lower quadrant
 pada pasien hamil rasa sakit mungkin bisa berpindah karena adanya gravid
uterus
 Rovsing sign
 Rebound tenderness
 psoas sign
 obturator sign
c. Pemeriksaan penunjang:
- CT scan : (non pregnant pasien) CT dengan IV contrast material merupakan pilihan
terbaik; hasilnya diameter of appendix > 6 mm, adanya appendicolith, gumpalan
lemak pada right lower quadrant, penebalan dinding apendiks, dan ditemukan abses.
- Pemeriksaan laboratorium hasilnya kurang reliable.
Tampakan - diffuse abdominal pain  saat perforasi durasi nyeri lebih lama
Klinis - perut kembung atau terasa keras
- demam (lebih dari 38°C) disertai menggigil
Tatalaksana Flowchart penanganan
dan
Treatment

Treatment Non-Medikamentosa :
- appendektomi segera, untuk menghindari komplikasi lebih lanjut terutama
shock sepsis.
- Surgical drainage
- IV fluid replacement (normal saline atau Ringer lactate solution)
Treatment medikamentosa:
Broad spectrum antibiotik untuk profilaksis sebelum tindakan pembedahan, bisa dari
golongan cephalosporin, fluorokuiolon, b lactam.
BHP Jangan tunda pengobatan jika memang sudah terdiagnosis apendisitis.

IIMC Allah tidak akan merubaha nasib suatu kaum kalua bukan dia yang berusaha
merubahnya sendiri.
Patogenesis +
Patofisiologi
BASIC SCIENCE PENUNJANG PADA KASUS:

- Anatomi apendiks
- System imun pada apendiks
LAB ACT/SKILLS LAB PENUNJANG PADA KASUS:

1. LAB ACT;
2. Skills Lab:
- Pemeriksaan apendisitis
- Membaca ct scan

Anda mungkin juga menyukai