Anda di halaman 1dari 2

Suku Bali Aga

Suku Bali Aga adalah salah satu subsuku bangsa Bali yang menganggap mereka sebagai
penduduk bali yang asli. Bali Aga disebut dengan Bali pegunungan yang mana sejumlah suku
Bali Aga terdapat di Desa Trunyan. Istilah Bali Aga dianggap memberi arti orang gunung yang
bodoh karena mereka berada didaerah pegunungan yang masih kawasan pedalaman dan belum
terjamah oleh teknologi.

Asal Usul
Penduduk asli Bali, dikatakan telah datang ke Pulau Bali, sebelum gelombang migrasi Hindu-
Jawa, dari desa Bedulu. Menurut legenda, hiduplah raja terakhir Pejeng (kerajaan Bali tua), yaitu
Sri Aji Asura Bumi Banten, yang memiliki kekuatan supranatural. Dia bisa memotong kepalanya
tanpa merasa sakit dan meletakkannya kembali. Suatu hari, kepala sang raja tanpa sengaja
jatuh ke sungai dan hanyut. Salah seorang pelayannya, panik, memutuskan untuk segera
memenggal babi dan mengganti kepala raja dengan kepala binatang itu. Karena malu, raja
bersembunyi di sebuah menara tinggi, melarang siapa pun untuk melihat dia. Namun, ada
seorang anak kecil yang menemukan rahasia tersebut dan sejak itu, raja ini dikenal sebagai
Dalem Bedulu, atau Dia-yang-berubah-kepala. Alasan yang lebih ilmiah adalah teori bahwa itu
berasal dari nama Badahulu atau "desa hulu". Setelah kerajaan Pejeng, Kekaisaran Majapahit
naik ke tampuk kekuasaan.

Budaya
Masyarakat Bali Aga hidup terisolasi di daerah pegunungan. Wisatawan yang ingin mengunjungi
desa-desa tertentu juga harus berhati-hati dengan faktor geografis yang ada. Ketika berkunjung
pun, kita harus menghargai adat istiadat setempat serta mengamati ritual-ritual seperti proses
pengawetan kehidupan yang mereka miliki.
Di Tenganan, kegiatan pariwisata lebih mudah, karena penduduknya lebih ramah. selain itu ada
festival tiga hari yang disebut Udaba Sambah diadakan selama bulan Juni atau Juli.
Bahasa
Penduduk Bali Aga menggunakan dialek Bahasa Bali mereka sendiri. Bahasanya pun berbeda
antara satu desa dengan desa lainnya, misalnya yang digunakan penduduk desa Tenganan
berbeda dengan desa Trunyan.

Anda mungkin juga menyukai