Disusun Oleh :
SITI AMINAH RATNASARI (P3.73.34.1.13.032)
SULI WIDHARINI (P3.73.34.1.13.034)
WINALDA LISTIANA (P3.73.34.1.13.038)
SEPTYA MIFTAHUL S. (P3.73.34.1.13.075)
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hasil praktik kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang kami lakukan di
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih selama 40 hari kerja, terhitung
mulai tanggal 28 Maret 2016 sampai dengan 14 Mei 2016 . Laporan ini
terimakasih kepada :
iii
4. dr. Arief Indra Sanjaya, Sp.PK selaku pembimbing lahan dan
selama praktek.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun
Cempaka Putih.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PELAKSANAAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 31
B. Saran ...................................................................................... 32
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 34
v
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian PKL
Kesehatan.
1
2
B. Tujuan PKL
akademik.
pelayanan laboratorium.
untuk:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kesehatan.
BAB II
PELAKSANAAN
pada:
yang ada di laboratorium, yaitu hari Senin – Sabtu peserta PKL mulai
4
5
hari.
melakukan doa bersama dan operan sampel dari shif malam ke shif
diantaranya adalah :
1. Laboratorium sentral
a) Bagian Mikrobiologi
diantaranya adalah :
Pemeriksaan Darah
Gaal Kultur
Pemeriksaan Darah, sputum,
kultur dan urin dan
resistensi cairan tubuh
lainnya
b) Bagian Hematologi
Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Hematologi
diantaranya adalah :
c) Bagian Imunoserologi
Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Imunologi diantaranya
adalah :
SGOT
SGPT
Protein Total
Menggunakan alat :
Albumin
Fungsi Hati HORIBA ABX Pentra 400
Globulin Serum
dan Siemens dimension
Bilirubin Total EXL 200.
Bilirubin Direct
Bilirubin Indirect
Gamma-GT
Cholinesterase
12
Trigliserida
Menggunakan alat :
Kolesterol Total HORIBA ABX Pentra 400
Profil Lipid Serum
dan Siemens dimension
LDL kolesterol
EXL 200.
HDL kolesterol
Menggunakan alat :
CK
Fungsi Serum HORIBA ABX Pentra 400
LDH
Menggunakan alat :
Asam urat darah HORIBA ABX Pentra 400
Serum
Ureum darah dan Siemens dimension
EXL 200.
Creatinin darah
Fungsi
Hitung secara manual :
Ginjal
Cr. Urin Vol.Urin
X X F
Creatinin- Serum dan
Cr. Serum 1440
Clearence (CCT) Urin
1,73
F=
Luas permukaan Tubuh
13
Natrium darah
Alat yang digunakan :
Serum/plasma
Elektrolit Kalium darah pHOX Plus C dan Phox
heparin
nova biomedical
Chlorida darah
2) Feses
Jenis
Parameter Bahan Keterangan
Pemeriksaan
Makroskopik Warna
Bau
Konsistensi Feses
Lendir segar Diamati
Darah langsung
Dibuat sediaan
Sel epitel di objek glass
Leukosit kemudian
Eritrosit ditambahkan
Lemak deckglass
selanjutnya
Parasit
diperiksa
Bakteri
dibawah
Amoeba
mikroskop
Metode
Darah Samar Feses segar
Benzidine
Hematologi
Parameter Bahan Tempat Rujukan
Hb Elektroforesa Darah EDTA Laboratorium Prodia
Agregasi Tombosit Laboratorium
Viskositas Darah, pramitha
Laboratorium Biotest
Mikrobiologi
Kultur jamur Sputum, pus, RSCM
dll
Serologi
HBV DNA Laboratorium Prodia
HCV DNA Laboratorium
CD4
pramitha
Ig E Total
Prolactin Laboratorium Biotest
Testosteron
Growth
Hormon
T3 Uptake
FT3
Ca-199
ANA.
Anti CCP Ig E
Anti Amoeba
Anti Hb E
Free PSA
PTH Intake.
17
atau plasma
administrasi pasien
lab. Rujukan.
- Tanggal pemeriksaan
- Nama pasien
- Jenis pemeriksaan
Rujukan.
18
diantaranya adalah :
4. Sampling keliling
pasien rawat jalan, umum dan BPJS serta pasien rawat inap
Registrasi
Pencatatan Identitas Pasien
Pencatatan Jenis Pemeriksaan
Pembuatan Nota Pembayaran
b. Pribadi
Registrasi
Pencatatan Identitas Pasien
Pencatatan Jenis Pemeriksaan
Pembuatan Nota Pembayaran
Pasien Melakukan Pembayaran di Kasir
Sampel dianalisa di
laboratorium sentral
1. Pengolahan specimen
2. Pengolahan hasil
a) Pra analitik
b) Analitik
di laboratorium.
c) Pasca analitik
rawat jalan. Dan untuk pasien rawat inap hasil akan dikirim ke
3. Pengolahan limbah
Jalan Hijau.
akan dikirim oleh pihak ketiga yaitu PT. Jalan Hijau ke PT.
rumah sakit akan dibuang melalui jalur pipa cair tertutup (di
mobil.
4. Pemantapan mutu
petugas nonshift selalu masuk pagi dari jam 08:30 sampai jam
jadwal 2 kali masuk pagi mulai dari jam 07:00 sampai 14:00 WIB,
2 kali masuk siang mulai dari jam 14:00 sampai 20:00 WIB, 2 kali
masuk malam mulai dari jam 20:00 sampai 07:00 WIB. Bagi
bulan.
30
D. Hambatan
A. Kesimpulan
31
32
B. Saran
berikutnya :
1. Bagi Institusi
pengalaman sebelumnya.
Anatomi.
3. Bagi Mahasiswa
dan pemeriksaan.
nantinya.
dan bekerja.
dengan lancar.
Direktur Utama
Rawat Inap
Rawat Jalan
Pelayanan
Khusus Patologi
Anatomi
Laboratorium
Laboratorium
Farmasi Klinik dan Bank
Darah
Radiodiagnostik
34
Lampiran
Manajer
Laboratorium
Koor. Pelayanan Koor. Mobile Koor. ADM Koor. Mutu Koor. Koor.
Darah Laboratorium Lab. & Sarana Laboratorium Pelayanan Pelayanan
mm Lab. PA
Pelaksana Pelaksana
Pelaksana
Sampling ADM Lab. Pelaksana Pelaksana
Pelayanan
Pelayanan Teknik PA
Darah Ruangan
Cyto
Pelaksana Pelaksana
Kurir Hematologi
Pelaksana
Imunologi
Pelaksana
Mikrobiologi
Pelaksana
Feses &
Urinalisis
Pelaksana
Klinik Rutin
35
Lampiran
1. Tahun 1967
Dr.Kusnadi.
36
Lampiran
yang memerlukannya.
sarana fisik Rumah Sakit Islam Jakarta. Terlebih lagi setelah diperoleh
Gubernur DKI Jakarta Letnan jendral (Purn) Ali sadikin memiliki andil
2. Tahun 1968
Jakarta.
37
Lampiran
3. Tahun 1971
diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pada saat itu Rumah Sakit Islam
tidur.
4. Tahun 1972
5. Tahun 1973
6. Tahun 1975
38
Lampiran
7. Tahun 1979
empat buah gedung perawatan. Pada tahun inilah istilah Zaal dirubah
8. Tahun 1982
Arabia. Pada tahun ini juga Rumah Sakit Islam Jakarta berhasil
sentral.
9. Tahun 1986
sebanyak 250 tempat tidur untuk perawatan kelas III, yang berarti 50%
total kapasitas tempat tidur di Rumah Sakit Islam Jakarta. Hal ini
39
Lampiran
fasilitas rawat jalan spesialis dan sub spesialis dengan fasilitas yang
Lantai III : Ruang rawat inap Kebidanan, Rwt inap Kls 2 & 3
Cesaria (SC)
Stroke Unit
40
Lampiran
Lantai VI : Kamar Operasi (OK) High care Unit (HCU) & Ruang
Pemulihan.
pelayanan dan asuhan Rumah Sakit (hospital services and hospital care)
Kemenkes RI.
41
Lampiran
1. Visi Kami
2. Misi Kami
3. Falsafah
ibadah.
4. Tujuan
42
Lampiran
5. Kontak Informasi
b. Telepon:
+62-21 428-01567
+62-21 424-4208
+62-21 425-0451
d. Email : rsijpusat@rsi.co.id
a. Layanan 24 jam
Ambulance
Radiologi
Bank Darah
Laboratorium
1) Patologi Anatomi
aspirasi
43
Lampiran
2) Patologi Klinik
penanda tumor
Farmasi
Kelas VIP
Kelas Utama
Kelas I
Kelas II
Kelas II A
Kelas II B
Kelas II C
Kelas III
Kelas III A
c. Rawat Jalan
Poliklinik Umum
Poliklinik THT
Poliklinik Memori
Poliklinik Syaraf
Poliklinik Anak
44
Lampiran
Poliklinik Psikologi
Poliklinik Paru
Poliklinik Mata
Poliklinik Laktasi
Poliklinik Gizi
Poliklinik Jiwa
Poliklinik Jantung
Poliklinik Bedah
Poliklinik Akupuntur
6. Prestasi
a) Tahun 2014
b) Tahun 2013
– Persi
45
Lampiran
c) Tahun 2012
Nasional
d) Tahun 2011
Tim)
Service – PERSI
e) Tahun 2010
– PERSI
46
Lampiran
A. MIKROBIOLOGI
47
Lampiran
Tujuan :
Untuk membantu mendeteksi gas CO2 yang dihasilkan oleh bakteri
anaerob pada sample kultur darah.
Metode : Fotokolorimetri
Prinsip :
Menggunakan sensor kolorimeter dan merefleksikan cahaya ke
monitor dengan adanya produksi karbondioksida dalam media kultur.
Jika mikroorganisme terdapat pada sampel, karbon dioksida
diproduksi sebagai hasil metabolisme organisme terhadap substrat
yang terdapat pada media kultur.
Sampel : Darah, cairan tubuh (LCS, pleura, asites)
Alat/Bahan :
- Alat Bactec 9050
- Botol Bactec
Prosedur :
Alur Pemeriksaan Kultur Darah dengan Bactec 9050
48
Lampiran
49
Lampiran
Tujuan :
Untuk mengidentifikasi jenis bakteri dari hasil uji biokemis
Prinsip :
Bakteri akan menggunakan media sebagai substrat untuk
metabolisme sesuai dengan kemampuan metabolismenya dan
menghasilkan produk yang spesifik sesuai spesiesnya
Sampel : Suspensi BHIB
Alat/Bahan :
- Media BHIB
- Media API
- Media MCA
- Pipet tetes kaca steril
- Bunsen
- Mineral oil
- Reagen TDA
- Reagen VP1 dan VP2
- Reagen Indol
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Sampel yang telah ditanam pada media agar kemudian dibuat
suspensi pada media NaCl atau BHIB.
3. Wadah media diberi air agar tes biokimia tidak kering selama
inkubasi
50
Lampiran
51
Lampiran
Pemeriksaan Kultur
1. Penerimaan sampel
2. Input data sesuai formulir permintaan
3. Pemeriksaan sampel
Sampel pus,
Sampel urin sputum, dan feses
B. HEMATOLOGI
Tujuan :
Untuk melakukan pemeriksaan Darah Lengkap seperti kadar Hb, Ht,
Eritrosit, Leukosit, MCV, MCH, MCHC, Trombosit, Diff count,
Retikulosit, dll
Metode : Flowcytometry, SLS Hemoglobin, Flourescens
Prinsip :
Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan
memakai tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa
sekaligus beberapa parameter seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
Eritrosit, MCH, MCHC, MCV dan Hitung Jenis Leukosit.
Sampel : Darah EDTA
Alat/Bahan :
- Rak sampler
- Reagen Washing
- Low Control
- Normal Control
- High Control
Prosedur :
Pengerjaan Washing
- Alat Sysmex XN 2000 dinyalakan dengan menekan tombol power
“ON” pada alat.
- Alat dikoneksikan dengan computer.
- Klik tanda …. pada komputer.
- Klik Maintenance.
- Klik Cleaning.
- Lalu larutan wash (Sodium Hipoclorite) ditaruh pada rak khusus.
- Kemudian alat akan melakukan washing.
53
Lampiran
Pengerjaan Kontrol
1. Kontrol dikeluarkan dari refrigerator dan biarkan dalam keadaan
suhu ruang minimal 15 menit.
2. Setelah alat melakukan washing, tiga level kontrol ditaruh pada
rak khusus.
3. Kemudian alat akan menscane barcode pada masing-masing
tabung kontrol.
4. Lalu alat melakukan running kontrol secara otomatis.
Pengerjaan Sample
1. Sample dalam tabung vacute warna ungu (Darah EDTA)
diletakkan pada rak sample dengan barcode mengarah ke depan.
2. Letakkan rak sample pada pengait khusus rak sample pada meja
alat dengan benar
3. Alat dijalankan dengan menjalankan program, Klik “SAMPLER”
pada komputer, akan muncul “start sampler”
4. lalu klik “OK”
5. Barcode sample akan dibaca oleh alat, dan sample dihomogenkan
sebanyak 8 kali oleh alat
6. Hasil akan secara otomatis masuk ke dalam komputer, kemudian
hasil diamati apakah hasil yang keluar sesuai dengan parameter
yang diminta.
7. Jika semua hasil telah sesuai maka hasil di “RELEASE” sehingga
dapat dicetak.
Catatan :
Apabila kontrol tidak masuk, dilakukan kontrol ulang. Dan apabila
tidak masuk lagi, alat dilakukan kalibrasi.
Jika ada hasil yang ekstrim (sangat melebihi atau sangat kurang
dari nilai rujukan) maka pemeriksaan dilakukan dengan kedua alat
tersebut untuk mengkonfirmasi bahwa hasil yang didapat adalah
benar.
54
Lampiran
Jika kedua alat memberikan hasil yang sama (hasil ekstrim) maka
dikonfirmasi dengan pemeriksaan SAD dan melihat apakah
gambaran sel-sel darah pada sediaan tersebut sesuai dengan hasil
dari alat.
Jika alat memberikan hasil ekstrim pada nilai trombosit, maka
dikonfirmasi dengan pemeriksaan SAD dengan pewarna giemsa
untuk melihat dan menghitung secara manual jumlah trombosit.
Jika terlihat agregasi trombosit pada pemeriksaan SAD, maka
dilakukan pengambilan ulang sample dan dilakukan pengulangan
pemeriksaan.
Tujuan :
Alat ini digunakan untuk membantu dalam mendiagnosa kelainan
hemostatis dengan pemeriksaan Fibrinogen, Masa Trombin, Masa
Protrombin, dan APTT.
Metode : Optical Coagulation Method
Prinsip :
Alat koagulasi full otomatisasi dengan perangkat teknologi deteksi
optik dan sistem reagen sama dari keluarga alat koagulasi Sysmex.
Memberikan performa tinggi otomatis, melakukan clotting, kromogenik
dan pengukuran imunologi termasuk D-Dimer.
Sampel : Plasma Sitrat
Alat/Bahan :
- Alat Hemostasis CA 600 Series
- Sample cup
- Aquabides
- Protrombin Time (PT) = Dede Innovin
- Fibrinogen = Thrombin Reagen
- APTT = Pathrombin SL
- Trombin Time (TT) = Thrombin
55
Lampiran
- Buffer
- CaCl2 Solution = CL 1: Asam, CL 2: Basa
Prosedur :
Run Kontrol
1. Reagen kontrol dalam refrigerator dikeluarkan dan didiamkan
dalam suhu ruang minimal 15 menit.
2. Reagen yang dilarutkan aquabides :
Aquabides dipipet dengan pipet volume, banyaknya aquabides
sesuai dengan yang tertera pada botol reagent.
⁻ PT = Dede Innovin
⁻ Fbg = Trombin Reagent
⁻ TT = Trombin Test
⁻ APTT = Pathtromtin SL
3. Setelah reagent yang harus dilarutkan dibuat, letakkan seluruh
reagent pada tempatnya. Termasuk reagent yang tidak perlu
dilarutkan, yaitu CaCl2, CI I, CI II dan OV Buffer.
4. Reagen kontrol dilarutkan dengan aquabides sebelum digunakan.
Aquabides dipipet sebanyak 1000µL ke dalam botol kontrol,
kemudian diamkan dan jangan dikocok, biarkan larut dengan
sendirinya.
Kontrol dapat digunakan setelah larut sempurna.
5. Kontrol (N) dimasukkan ke dalam kuvet, letakkan di rak posisi 1
6. Lakukan pencucian probe terlebih dahulu sebelum merunning
kontrol atau sample, dengan cara Pilih “Special Menu’, Klik “Clean
Probe”, tunggu 3 menit
7. Pilih “ID No. Entry” dan masukkan nama QC02 (tergantung kuvet
yang digunakan)
8. Pilih semua parameter, lalu tekan “ENTER”
9. Klik “START” sampai muncul tampilan “FIRST TUBE”
10. Klik “FIRST TUBE”
11. Tunggu hingga hasil keluar
56
Lampiran
Run Sample
1. Reagen dalam refrigerator dikeluarkan dan didiamkan dalam suhu
ruang
2. Reagen yang dilarutkan aquabides :
Aquabides dipipet dengan pipet volume, banyaknya aquabides
sesuai dengan yang tertera pada botol reagent.
⁻ PT = Dede Innovin
⁻ Fbg = Trombin Reagent
⁻ TT = Trombin Test
⁻ APTT = Pathtromtin SL
3. Setelah reagent yang harus dilarutkan dibuat, letakkan seluruh
reagent pada tempatnya. Termasuk reagent yang tidak perlu
dilarutkan, yaitu CaCl2, CI I, CI II dan OVB
4. Tutup tabung sample dibuka kemudian tabung sample diletakkan di
rak sample dengan barcode menghadap ke bagian depan
5. Lakukan pencucian probe terlebih dahulu sebelum merunning
kontrol atau sample, dengan cara Pilih “Special Menu’, Klik “Clean
Probe”, tunggu 3 menit
6. Pilih parameter, lalu tekan “ENTER”
7. Klik “START” kemudian alat akan mulai membaca barcode untuk
mengetahui nomor id sample dan jenis parameter yang diminta
8. Klik “CONTINUE” dan alat akan mulai menganalisa sample.
Tunggu hasil keluar.
9. Hasil akan secara otomatis masuk ke dalam komputer dan terprint
dari alat, kemudian hasil diamati apakah hasil yang keluar sesuai
dengan parameter yang diminta.
10. Jika semua hasil telah sesuai maka hasil di “RELEASE” sehingga
dapat dicetak.
57
Lampiran
Pemeriksaan IT Rasio
Tujuan :
Menentukan Rasio Neutrofil Imatur Dengan Neutrofil Total Dalam
Menegakkan Diagnosis Dini Sepsis Bakterialis Pada Neonatus.
Metode : Wright Stainning
Prinsip :
Darah dibuat apusan dan diwarnai dengan prinsip pewarnaan
Romanowsky. Zat warna yang bersifat asam akan mewarnai organel
sel yang bersifat basa, dan zat warna yang bersifat basa akan
mewarnai organel sel yang bersifat asam. Dihitung adanya sel muda
(myelosit dan metamyelosit), netrofil batang, dan netrofil segmen
hingga didapatkan 100 sel.
Sampel : Darah EDTA
Alat/Bahan :
- Objek glass
- Slider
- Zat warna wright
- Metanol
- Aquabides
- Mikroskop
- Minyak emersi
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dibuat sediaan apus darah dan dibiarkan kering di udara.
3. Sediaan yang telah kering difiksasi dengan metanol 100 % dan
ditunggu hingga kering.
4. Sediaan digenangi dengan zat warna Wright sampai seluruh
apusan tertutupi oeh zat warna kemudian teteskan aquabides
sebagai pengganti buffer dan diamkan selama 10 menit.
5. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
58
Lampiran
Tujuan :
Mendiagnosis jenis anemia dan kelainan terhadap eritrosit, leukosit
dan trombosit
Metode : Romanowsky
Prinsip :
Darah dibuat apusan dan diwarnai dengan prinsip pewarnaan
Romanowsky. Zat warna yang bersifat asam akan mewarnai organel
sel yang bersifat basa, dan zat warna yang bersifat basa akan
mewarnai organel sel yang bersifat asam.
Sampel : Darah EDTA
Alat/Bahan :
- Objek glass
- Slider
- Zat warna wright
- Metanol
- Aquabides
- Mikroskop
- Minyak emersi
59
Lampiran
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dibuat sediaan apus darah dan dibiarkan kering di udara.
3. Sediaan yang telah kering difiksasi dengan metanol 100 % dan
ditunggu hingga kering.
4. Sediaan digenangi dengan zat warna Wright sampai seluruh
apusan tertutupi oeh zat warna kemudian teteskan aquabides
sebagai pengganti buffer dan diamkan selama 10 menit.
5. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
6. Setelah kering, SAD dilihat di bawah mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif 100x untuk melihat gambaran daerah
yang sesuai untuk pembacaaan.
7. Setelah mendapat lapang pandang lensa objektif diputar ke
perbesaran 100x dan dicatat jika ada sel abnormal.
Tujuan :
Mengetahui adanya kelainan kadar FDP (Fibrin Degredation Products)
Metode : Immunometrik
Prinsip :
Adanya D-Dimer dalam sampel akan bereaksi dengan reagen D-
Dimer membentuk kompleks warna. Intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan kadar D-Dimer dalam sampel
Sampel : Plasma Sitrat
Alat/Bahan :
- Alat Nyocard Reader II - R1 (conjugate)
- Mikropipet 50 µl - R2 (washing solution)
- Yellow tip
- Device d-Dimer
- Tissue
60
Lampiran
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen dan Test Device dikeluarkan dari tempatnya dan dibiarkan
hingga suhu ruang
3. Ditulis nomor ID pasien pada test device
4. R2 (washing solution) dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam device
ditunggu hingga meresap.
5. Sampel plasma dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam device
ditunggu hingga meresap.
6. R1 (conjugate) dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam device ditunggu
hingga meresap.
7. Lalu R2 (washing solution) dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam
device ditunggu hingga meresap.
8. Hasil d-Dimer dibaca dengan menggunakan alat Nyco Card II
Reader
Tekan ON
Calibrate Enter
Open Lid Buka device untuk kalibrasi
Place pen Tekan pen pada device dan tahan sampai
“calibrated”
Select Test Enter
Tekan Select Pilih parameter CRP Serum/Plasma
Place pen tekan pen pada device hingga muncul hasil pada
layar
61
Lampiran
Prinsip :
Pada cuping telinga dibuat luka sebesar 3-4 mikronmeter kemudian
tiap 30 detik darah yang keluar di lap dengan tissue hingga darah
berhenti keluar, hasil dinyatakan dalam satuan menit.
Sampel : Darah perifer cuping telinga
Alat/Bahan :
- Lancet
- Autoclick
- Timer
- Alcohol Swab (isopropil alkohol 70%)
- Tissue
Prosedur :
1. Dilakukan antisepsis pada ujung daun telinga pasien, ditunggu
hingga alkohol mengering
2. Ditusuk daun telinga dengan autoclick, jika darah mulai mengalir
stopwatch dijalankan
3. Dihisap darah yang keluar dengan kertas tissue setiap 30 detik
hingga darah berhenti mengalir, waktu menghisap darah jangan
sampai menekan kulit
4. Dicatat waktu masa perdarahan
Nilai Rujukan : 1 – 3 menit
Tujuan :
Mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk membeku
Metode : Slide
Prinsip :
Darah diteteskan ke objek glass 1 tetes, setiap 30 detik dilihat adanya
benang fibrin yang terbentuk, hasil ditentukan dalam satuan menit.
62
Lampiran
Alat.Bahan :
- Lancet
- Autoclick
- Object glass
- Timer
- Alcohol Swab (isopropil alkohol 70%)
- Micropore
- Tissue
Prosedur :
1. Dibuat perlukaan pada ujung jari tangan pasien
2. Tetesan darah pertama yang keluar dihapus dengan kertas tissue
3. Tetesan darah berikutnya diteteskan pada object glass yang
bersih dan kering
4. Setiap 30 detik darah diangkat – angkat sampai terbentuk
benang
5. Stopwatch dimatikan kemudian dicatat waktu yang dibutuhkan
Nilai Rujukan :
Masa Pembekuan : 4 – 6 menit
63
Lampiran
C. IMUNNOLOGI
Jenis Pemeriksaan :
HIV Ag/Ab, TT3, TT4, FT4, TSH, AFP (hati), CEA, Total PSA, Ca 125,
HbsAg, Anti HBs, Anti HAV, Anti HBc, Anti HCV
Tujuan :
Mengukur kadar antibodi/antigen terhadap HIV, HBV, HCV, TSH,
AFP, CEA, FT4, HAV, dll
Metode : CMIA (Chemiluminescent Immuno Assay)
Prinsip :
CMIA reader mengukur emisi chemiluminescent yang terjadi dalam
periode waktu tertentu untuk mengukur konsentrasi suatu analit.
Rangkaian reaksi untuk 2 step assay:
1. Analit yang ada di sample direaksikan dengan Paramagnetik
mikropartikel yang dilekatkan anti analit membentuk ikatan
immunocomplex.
2. Magnet menarik paramagnetik mikropartikel yang telah berikatan
dengan analit. Pada proses pencucian, Analit yang tidak berikatan
akan dibuang.
3. Ikatan immunocomplex ditambahkan konjugat yang berlabel
acridinium sehingga ikatan menjadi sempurna
4. Pada proses pencucian, Analit yang tidak berikatan akan dibuang.
5. Ditambhakan Pre Trigger Solution (H2O2) san Trigger Solution
(NaOH) ke dalam campuran reaksi. Acridinium melewati proses
oksidasi ketika terpapar mejadi peroksida dan larutan alkali. Reaksi
inin menyebabkan terjadinya reaksi chemiluminescent dan
melepaskan energi dalam bentuk emisi cahaya dan diukur sebagai
konsentrasi suatu analit dalam sampel
Sampel : Serum
64
Lampiran
Alat/Bahan :
- Alat Architect
- Reagent kit
- Mikropipet
- Sample cup
- Rak sampel
- Carrier
Prosedur :
Prosedur Menyalakan Alat
1. CPU dinyalakan dengan menekan tombol power
2. Ditulis username dan password
3. Dinyalakan alat ARCHITECT dengan menekan tombol power pada
bagian belakang alat
4. Ditunggu hingga Sample Handler Status dan Processing Modul
Status pada monitor berubah menjadi “STOPPED”
5. Diklik Sample Handler Status dan Processing Modul Status pada
snapshot screen, kemudian tekan Start up (F5) hingga status
menjadi “READY”
65
Lampiran
Prosedur Maintenance/Perawatan
1. Perawatan Harian/Daily Maintenance
- Diklik “system” “Maintenance” “Daily Maintenance”
- Ditekan Perform (F5)
- Diikuti perintah yang ada di layar sampai prosedur selesai,
kemudian “Done”
2. Perawatan Mingguan/Weekly Maintenance
a. Probe Cleaning Manual
- Diklik “system” “Maintenance” “Weekly”
- Dipilih “6407 Probe Manual” kemudian Perform (F5)
- Dibersihkan probe bagian luar dan WZ Probe dengan cotton
swab 3 – 4 kali
- “Done”
b. Pipettor/WZ Probe Cleaning
- Diklik “system” “Maintenance” “Weekly”
- Dipilih “6445 Pipettor / WZ Probe Cleaning” kemudian Perform
(F5)
- Diletakkan Probe Conditioning Solution dan botol Maintenance
Cleaning yang sudah diisi dengan 0,5% Sodium Hipoklorit di
reagent carrier
66
Lampiran
67
Lampiran
68
Lampiran
Nilai Rujukan :
Parameter Unit Nilai rujukan
Tujuan :
Untuk memperkirakan status simpanan zat besi dalam tubuh
Metode : ELFA (Enzyme Linked Fluorescent Assay)
69
Lampiran
Prinsip :
Prinsip pemeriksaan kombinasi antara ELISA dengan flourescens.
Reaksi terjadi bersirkulasi di luar dan di dalam media SPR beberapa
waktu. Saat tahap deteksi akhir, substrat bersirkulasi masuk dan
keluar SPR. Konjugat enzim mengkatalisis hidrolisis substrat menjadi
produk flourescens yang terukur pada panjang gelombang 450 nm.
Intensitas warna flourescens sesuai dengan konsentrasi antigen yang
terdapat pada sampel. Pada saat berakhirnya tes, hasil akan otomatis
terkalkulasi oleh alat.
Sampel : Serum
Alat/Bahan :
- Alat MiniVidas
- Tray dan SPR
Prosedur :
Prosedur Menyalakan Alat
1. Tombol ON/OFF dibelakang alat ditekan
2. Ditunggu sampai muncul menu utama
Start section
Status screen
Master lot menu
Result menu
Utility menu
3. Menu “status screen” dipilih, lalu di pilih display temperatur ( untuk
melihat suhu, suhu yang diharuskan 37°C)
4. Ditekan “Back”
Prosedur Kalibrasi
1. Disiapkan tray dan spr ( dalam suhu ruang), kemudian dimasukkan
masing-masing tersebut ke dalam rak alat
2. Disiapkan reagen standard
3. Diplih menu “status screen” dan akan muncul
70
Lampiran
Available A
Available B
4. Kemudian dipilih section yang digunakan ( akan muncul tulisan
section A/B)
5. Dipilih posisi tray dan spr dalam angka
6. Dipilih S untuk standard
7. Ditekan 1 Assay Select Assay Fer Back
8. Reagen standar dimasukkan pada lubang vidas, kemudian screen
ditutup, dipilh “Start”
Prosedur Kontrol
1. Disiapkan tray dan spr ( dalam suhu ruang), kemudian dimasukkan
masing-masing tersebut ke dalam rak alat
2. Disiapkan reagen kontrol
3. Diplih menu “status screen” dan akan muncul
Available A
Available B
4. Kemudian dipilih section yang digunakan ( akan muncul tulisan
section A/B)
5. Dipilih posisi tray dan spr dalam angka
6. Dipilih C untuk kontrol
7. Ditekan 1 Assay Select Assay Fer Back
8. Reagen kotrol dimasukkan pada lubang vidas, kemudian screen
ditutup, dipilh “Start”
71
Lampiran
Available B
4. Kemudian dipilih section yang digunakan ( akan muncul tulisan
section A/B)
5. Dipih tulisan “ID”, kemudian dimasukkan ID pasien
6. “Back” dipilih
7. Diklik Select Assay Fer Back
8. Dimasukkan serum pasien sebanyak 100 µL pada lubang vidas,
section ditutup Start
9. Dilihat waktu selesai pemeriksaan
10. Hasil keluar dalam bentuk printout
11. Hasil dicatat dalam buku imunologi dan diinput ke LIS
Nilai Rujukan :
Jenis Kelamin Unit Nilai rujukan
Tujuan :
Mengetahui adanya antibodi IgM/IgG yang terbentuk akibat infeksi
Toxoplasma, Rubella, Cytomegalocirus dan Herpes
Metode : ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay)
Prinsip :
Adanya antibodi yang terdapat pada serum pasien akan bereaksi
dengan antigen berlabel enzim yang terdapat pada reagen yang jika
ditambahkan konjugat akan membentuk suatu warna yang dibaca
pada panjang gelombang tertentu, yang warnanya sebanding dengan
kadar antibodi pada pasien.
Sampel : Serum
72
Lampiran
Alat/Bahan :
- Alat Chem Well
- Reagen Kit (Conjugate, TMB, Stop Solution dan Diluent sample)
- Cup sample
- Aquabides
Prosedur :
Prosedur Kontrol Harian
1. Komputer dan alat CHEM WELL dinyalakan dengan menekan
tombol power, sampai terdengar bunyi kemudian tutup alat dibuka
2. Dibuka program CHEM WELL pada komputer
3. Pada menu CHEMWELL Functions, dilakukan prosedur berikut :
- Diklik “START OF DAY” “OK”
- Diklik “PARK PROBE” , jarum pencuci harus dipastikan bekerja
dengan baik
- Diklik “PRIME SYRINGE” , tidak boleh ada gelembung pada
syringe
- Diklik “WASH PROBE”, diulangi 3x
- Diklik “PRIME WASH”
- Diklik “PRIME RINSE” “CLOSE”
4. Dicek wadah Rinse, Wash dan Waste
Pengenceran Wash Buffer
1. Wash buffer diisi dengan pengenceran 40x
2. Dilihat parameter apa saja yang akan dilakukan, setiap parameter
membutuhkan 10 mL untuk washing
Untuk parameter IgG x 2, IgM x 1
Toxo Rubrella CMV
Gx2 Gx2 Gx2 total = 9
Mx1 Mx1 Mx1
9 x 10 mL = 90 mL
Didalam botol wash harus tersedia 100 mL
Jumlah total yang dibutuhkan 190 mL
73
Lampiran
74
Lampiran
<=0.9 : Negatif
Anti HSV II IgG OD Ratio 0.91 – 1.09 : Equivocal
>=1.10 : Positif
<=0.9 : Negatif
Anti HSV II IgM OD Ratio 0.91 – 1.09 : Equivocal
>=1.10 : Positif
< 0,9 : Negatif
CMV IgM OD Ratio 0,91-1,09 : Equivocal
≥ 1,10 : Positif
< 1,1 : Negatif
1,1-1,2 : Equivocal
CMV IgG OD Ratio
< 1,2 : Positif
Tujuan :
Untuk mengetahui kadar CRP yang berhubungan dengan adanya
infeksi akut
Metode : Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA)
Prinsip :
CRP single tes, dengan fase solid, format-sandwich, pemeriksaan
immunometrik. Di device terdapat membran yang ditempel dengan
anti-CRP antibodi. Saat sampel dimasukkan ke device, sampel
mengalir melewati membran, CRP menempel dengan antibodi anti-
CRP. CRP yang terperangkap di membran berikatan dengan antibodi-
konjugat emas yang ditambahkan dengan reaksi sandwich. Konjugat
yang tidak berikatan dihilangkan dengan washing solution. Kertas
dibawah membran menyerap kelebihan cairan. Jika sampel CRP
menunjukkan level patologis, membran terlihat merah kecoklatan
dengan intensitas warna sebanding dengan kadar CRP di sampel.
75
Lampiran
Sampel : Serum/Plasma
Alat/Bahan :
- Nycocard II Reader
- Test device
- Mikropipet 5 ul, 50ul
- CRP Reagents (R1, R2, R3)
Prosedur :
1. Reagen dan Test Device dikeluarkan dari tempatnya dan dibiarkan
hingga suhu ruang
2. Ditulis nomor ID pasien pada test device
3. Dimasukkan 5 ul sampe ke dalam cup R1, kemudian
dihomogenkan selama 10 detik
4. Diambil campuran tersebut sebanyak 50 ul, dimasukkan ke dalam
test device, pada saat meneteskan tidak boleh terbentuk
gelembung, ditunggu hingg semua cairan terserap
5. Ditambahkan 1 tetes R2 secara tegak lurus dan tanpa gelembung,
ditunggu hingga kering
6. Ditambahkan 1 tetes R3 secara tegak lurus dan tanpa gelembung,
ditunggu hingga kering
7. Test device dibaca pada alat Nycocard II reader
Tekan ON
Calibrate Enter
Open Lid Buka device untuk kalibrasi
Place pen Tekan pen pada device dan tahan sampai
“calibrated”
Select Test Enter
Tekan Select Pilih parameter CRP Serum/Plasma
Place pen tekan pen pada device hingga muncul hasil pada
layar
Nilai Rujukan :
CRP Kuantitatif : <6 mg/L
76
Lampiran
Tujuan :
Mengetahui adanya infeksi virus Dengue pada demam hari 1-3 (rapid
early)
Metode : Immunochromatography (ICT)
Prinsip :
Adanya antigen terhadap virus Dengue akan bereaksi dengan antibodi
berlabel colloidal yang terdapat pada kaset, hasil positif akan
memberikan warna pada daerah tes.
Sampel : Serum/Plasma
Alat/Bahan :
- Dengue NS-1 Ag cassette - Yellow tip
- Mikropipet - Buffer
Prosedur :
1. Kaset dikeluarkan dari kantungnya dan dibiarkan hingga suhu
ruang
2. Serum 5 µl dimasukkan kedalam lubang sampel “S1"
3. Lalu ditambahkan 2 tetes (80-100µl) diluents buffer pada lubang
buffer “S”
4. Amati hasil pengetesan selama 20 menit. Janagan membaca hasil
setelah 20 menit.
Interpretasi hasil :
- Positif : Terdapat garis berwarna pada area C dan T1 dan/T2
- Negatif : Terdapat garis berwarna pada area C
- Invalid : Tidak terdapat garis berwarna pada area C
Nilai Rujukan :
Dengue NS-1 Ag : Negatif
77
Lampiran
Tujuan :
Menunjukkan seberapa kuat sistem kekebalan tubuh, Menunjukkan
tahap infeksi HIV, Memandu Pengobatan dan Memprediksi
perkembangan penyakit.
Metode : Polymerized Chain Reaction (PCR)
Prinsip :
Pima seperti larutan untuk tes beban vines dengan cara kuantitatif
dengan RNA virus penuh di whole blood.
Alat/Bahan :
Prosedur :
1. Tekan tombol power dibelakang alat
2. Tunggu initializing hingga muncul “Run test cardridge”
3. Tekan tanda “√”, muncul “insert new cardridge”
4. Masukkan cardridge control, muncul “reading cardridge”
5. Pilih operator list klik tanda “√”
6. Enter sampel ketik “CTL Low” klik tanda “√” muncul
“Analyzing CTL Low”
7. Muncul “analyzing done remove cardridge”. Keluarkan cardridge.
Untuk print hasil tekan “√” Yes
8. Back (X). “Runtest press OK” klik tanda “√”
9. Masukkan cardridge normal kontrol
10. Ketik “CTL Normal” klik tanda “√” muncul "analyzing CTL
Normal”
11. Muncul “analyzing done remove cardridge”. Keluarkan cardridge.
Untuk print hasil tekan “√” Yes
12. Back (X). Untuk mematikan alat tekan (X)
13. Pilih power off klik tanda “√”
14. Power off “Do You Want Turn Power Off?” Yes klik tanda
“√”
78
Lampiran
Tujuan :
Mengetahui adanya antibodi IgM/IgG terhadap virus Dengue
Metode : Immunochromatography (ICT)
Prinsip :
Adanya antibodi IgM/IgG terhadap virus Dengue akan bereaksi
dengan antigen Dengue yang berlabel colloidal di dalam kaset, hasil
positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna pada garis tes 1/2
Alat/Bahan :
- PANBIO Dengue Duo Cassette
- Test Buffer
- Mikropipet
- Yellow tip
Sampel : Serum/Plasma
Prosedur :
1. Test device dikeluarkan dari kemasan, dibiarkan hingga suhu ruang
2. Diteteskan 10 ul sampel ke dalam well lingkaran, ditunggu hingga
semua cairan terserap
3. Ditambahkan 2 tetes buffer pada well kotak dengan posisi tegak
lurus ketika meneteskan
4. Ditunggu hasilnya hingga 15 menit, dicatat dan dilaporkan
Interpretasi hasil :
- Positif : Terdapat garis berwarna pada area C dan T1 dan/T2
- Negatif : Terdapat garis berwarna pada area C
- Invalid : Tidak terdapat garis berwarna pada area C
Nilai Rujukan :
- Anti Dengue IgG : Negatif
- Anti Dengue IgM : Negatif
79
Lampiran
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya infeksi virus Hepatitis B secara kualitatif
Metode : Immunochromatography Test (ICT)
Prinsip :
Adanya antigen/virus Hepatitis B akan bereaksi dengan antibodi
yang berlabel colloidal yang terdapat pada kaset, hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya warna pada daerah tes
Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
Prosedur Kerja :
1. Sampel (serum/plasma) diteteskan ke dalam lubang test
sebanyak 3 tetes
2. Tunggu sampai ± 15 menit
3. Setelah itu hasil dibaca secara kualitatif
Interpretasi Hasil :
- Hasil Positif :
Terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan test (T)
- Hasil Negatif :
Hanya terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C)
- Hasil Invalid :
Tidak terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan
test (T)
Hanya terdapat garis berwarna pada daerah test (T)
Nilai Rujukan : Negatif/ (-)
80
Lampiran
Tujuan :
sebagai alat pengukur kualitatif dari antibody terhadap Treponema
pallidum dalam serum/ plasma manusia dan sebagai alat diagnose
syphilis
Metode : Immunochromatograpy Test (ICT)
Prinsip :
Adanya antibodi Treponema Pallidum akan bereaksi dengan antigen
Treponema yang menempel pada eritrosit ayam/domba sehingga
terbentuk aglutinasi dari eritrosit-eritrosit tersebut.
Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang, test device dikeluarkan
dari kemasan.
2. Sampel (serum/plasma) diteteskan ke dalam lubang test sebanyak
3 tetes
3. Tunggu sampai 10-30 menit setelah meneteskan sampel.
4. Setelah itu hasil dibaca secara kualitatif
Interpretasi Hasil :
- Hasil Positif :
Terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan test (T)
- Hasil Negatif :
Hanya terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C)
- Hasil Invalid :
Tidak terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan
test (T)
Hanya terdapat garis berwarna pada daerah test (T)
81
Lampiran
D. KIMIA KLINIK
Pemeriksaan Kimia Darah dengan HORIBA ABX Pentra 400
Tujuan :
Mengetahui kadar-kadar senyawa atau molekul kimia dalam darah
seperti Cholesterol, CKMB, Creatinin, Asam Urat, Bilirubin Total,
Trigliserida, dll
Metode : Spektrofotometri
Prinsip :
Analisa dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode
spektrofotometri yang terdiri dari kolorimetri dan turbidimetri,
potentiometri yang terdiri dari direk dan indirek, serta dilengkapi
dengan optional ISE module untuk elektrolit.
Alat/Bahan :
- Alat Horiba ABX Pentra 400
Prosedur :
Cara control calibrasi
Klik work list untuk control calibrasi : pilih control calibrasi kemudian
klik tanda (+), pilih parameter yang akan dikalibrasi/ dikontrol tekan
tanda (>), kemudian klik close dan start (>)
Perlakuan daily maintanance
1. Tekan “Service”, tunggu sampai waktu berwarna kuning
2. Tekan “Customer Service”, tunggu sampai waktu berwarna kuning
3. Tekan “ Needle cleaning”, tunggu sampai waktu berwarna kuning
4. Tekan “ Sample Pressure Calibration”, tunggu sampai waktu
berwarna kuning
5. Tekan “ Reagen detection Calibration”, tunggu sampai waktu
berwarna kuning
6. Kemudian tekan “Priming Cycle” (sebanyak 2 kali)
7. Setelah itu tekan “ Reagen Configuration”
Cara pemeriksaan sampel
82
Lampiran
Tujuan :
Mengetahui kadar-kadar senyawa atau molekul kimia dalam darah
seperti LDH, Albumin, Cholin esterase, Alkaline Phospatase,
Magnesium, CK, dll
Metode : Immunochemiluminescent
Prinsip :
Instrumen melakukan pemeriksaan fotometri, turbidimetri, dan CMIA.
Menggunakan fotomultiplier yang digunakan untuk mengukur sinyal
dari metode chemiluminescent.
Alat/Bahan :
- Alat Siemens Dimension EXL 200
Prosedur :
Cara pemeriksaan Sampel
1. Klik main menu
2. Tekan F1 (new sample)
3. Jika dengan barcode maka bisa langsung diletakkan di rak
dengan ketentuan:
- Rak hijau untuk tabung rendah
- Rak coklat untuk tabung tinggi
- Barcode menghadap ke luar rak yang berlubang
- Tekan run
83
Lampiran
84
Lampiran
85
Lampiran
Tujuan :
Mendiagnosa dan mengukur manajemen ginjal, endokrin, asam-
basa, keseimbangan air, dan kondisi lainnya.
Metode : Ion Selective Electrode (ISE)
Prinsip :
Elektroda elektrolit menggunakan membran yang sensitif (ion
selektif), elektroda referensi dan cairan pengisi internal. Cairan
pengisi internal menyediakan konsentrasi yang tepat dari on dan
sampel menyediakan konsentrasi ion yang kedua. Membran
elektroda yang cocok adalah membran selektif permeabel yang
spesifik terhadap ion pada sampel. Selektif permeabel
menghasilkan potensi listrik yang sebanding dengan ion yang
keluar dari counter ion dibelakang larutan. Energi dari potensi listrik
diukur dengan perbedaan konsentrasi diantara 2 sisi membran.
Sampel : Serum
Alat/Bahan :
- Alat Phox Plus C
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Pada alat, tekan “Syringe”, probe akan muncul keluar
3. Pilih pemeriksaan “Elektrolit (Na, K, Cl)”, jarum probe
dimasukkan ke dalam tabung sampel. Klik Aspirate.
4. Tabung di cabut dari probe, klik Continue.
5. Masukkan ID sampel dan ID pasien. Klik View Results.
86
Lampiran
Tujuan :
Mendiagnosa dan mengukur manajemen ginjal, endokrin, asam-basa,
keseimbangan air, dan kondisi lainnya.
Metode : Ion Selective Electrode (ISE)
Prinsip :
Elektroda elektrolit menggunakan membran yang sensitif (ion selektif),
elektroda referensi dan cairan pengisi internal. Cairan pengisi internal
menyediakan konsentrasi yang tepat dari on dan sampel
menyediakan konsentrasi ion yang kedua. Membran elektroda yang
cocok adalah membran selektif permeabel yang spesifik terhadap ion
pada sampel. Selektif permeabel menghasilkan potensi listrik yang
sebanding dengan ion yang keluar dari counter ion dibelakang larutan.
Energi dari potensi listrik diukur dengan perbedaan konsentrasi
diantara 2 sisi membran.
Sampel : Serum / Plasma
Alat/Bahan :
- Alat Nova Biomedical
Prosedur :
1. Tekan tombol syringe
2. Sampel di masukkan ke dalam jarum, hingga jarum mengenai
serum atau plasma
3. Tekan “panel” pilih parameter pemeriksaan Na+, K+, Cl- untuk
elektrolit, untuk analisa gas darah
4. Tekan “aspirate”, tunggu hingga ada bunyi
5. Sampel dikeluarkan dari jarum
6. Tekan analyze, scan barcode
7. Tekan view result, hasil dilaporkan
87
Lampiran
Nilai Rujukan :
Pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan
Natrium darah 135-147 mEq/L
Kalium darah 3.5-5.0 mEq/L
Klorida Darah 94-111 mEq/L
88
Lampiran
89
Lampiran
Tujuan :
Mengetahui kadar Troponin T dalam darah yang spesifik terhadap otot
Myocardium yang menunjukkan adanya infark Myocardium
Metode : Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA)
Prinsip :
Reagen Troponin T kuantitatif mengandung dua antibodi monoklonal
yang spesifik terhadap Troponin T jantung yaitu satu berlabel emas
dan yang satu terbiotinilasi. Antibiotik di serum membentuk kompleks
sandwich dengan antibodi monoklonal yang spesifik terhadap troponin
T jantung. Eritrosit pada sampel dibuang, maka plasma akan melewati
zona deteksi dimana kompleks sandwich berlabel emas terakumulasi
dan menghasilkan sinyal positif berupa garis kemerahan ( garis
sinyal). Kelebihan antibodi berlabel emas terakumulasi di garis kontrol,
menandakan/ member sinyal bahwa tes valid. Intensitas garis sinyal
meningkat sesuai dengan konsentrasi Troponin T. Sistem optik
instrument mendeteksi dua garis dan mengukur intensitas garis sinyal.
Software yang terintegrasi mengkonversi intensitas sinyal ke hasil
kuantitatif dan terlihat display.
Sampel : Darah Heparin
Alat/Bahan :
- Alat Cobash h 232 - Mikropipet
- Test Device - Yellow tip
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. ID pasien pada sampel dicocokkan dengan ID yang ada pada Form
pemeriksaan
3. Sampel dilabel barcode, lalu discan pada computer
4. Kemudian setting alat :
Klik “Patient Test”
90
Lampiran
Masukkan Id pasien
Klik tanda “√”
5. Masukkan sampel sebanyak 150 µl klik tanda “√”
6. Hasil ditunggu kurang lebih 1 menit
7. Hasil diketik pada LIS
8. Hasil diverifikasi, diprint, diparaf dan distempel oleh petugas atau
penanggung jawab.
9. Hasil dikirim ke ruangan atau poli yang meminta hasil pemeriksaan.
91
Lampiran
92
Lampiran
Prinsip :
Darah diteteskan pada strip glukosa, terjadi reaksi kimia antara darah
dengan reagen pada ujung strip. Reaksi menghasilkan arus listrik
yang besarnya setara dengan kadar glukosa pada pasien.
Sampel : Darah kapiler
Alat/Bahan :
- Glucometer Accu Check
- Lancet
- Autoclick
- Strip glukosa Accu Check
- Alcohol Swab (isopropil alkohol 70%)
- Micropore
Prosedur :
Persiapan Pasien
Pasien dipastikan telah berpuasa selama 10 – 12 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan.
93
Lampiran
pasien mengkonsumsi obat penurun kadar gula darah dan jika iya,
maka hasil pasien harus diberi keterangan.
Nilai Rujukan :
Parameter Unit Nilai rujukan
94
Lampiran
Tujuan :
Mengetahui kadar gluko-Hb dan sebagai monitoring terhadap
pengobatan Diabetes Mellitus
Metode : Afinitas asam boronate
Prinsip :
Kit terdiri atas device dengan membran filter berpori, tabung tes yang
telah berisi reagen dan washing solution. Reagen mengandung agen
yang dapat melisiskan eritrosit dan spesifik mengendapkan Hb, juga
asam boronat biru dan konjugat yang mengikat cis-diols dari gluko-Hb.
Ketika darah dimasukkan ke reagen. Eritrosit dilisiskan. Semua Hb
mengendap. Konjugat asam boronat berikatan dengan konfigurasi cis-
diols dari gluko-Hb. Campuran yang telah direkasikan dipipet ke
device, Hb yang mengendap, konjugat yang telah berikatan maupun
tidak berikatan tersisa di atas filter. Kelebihan konjugat berwarna
dihilangkan dengan washing solution. Endapan dinilai dengan
mengukur intensitas warna biru (gluko-Hb) dan merah (total Hb).
Rasio diantara keduanya sebanding dengan persentase HbA1c di
sampel.
Sampel : Darah EDTA
Alat/Bahan :
- Test device - Reagent 2 (Wasing
- Mikropipet solution)
- Yellow tip
- Reagent 1 (Diluent)
95
Lampiran
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan, pilih parameter HbA1C pada alat
nycocard reader
2. Reagen didiamkan sampai mencapai suhu ruang
3. Sampel (darah EDTA) dimasukkan ke dalam cup berisi reagen R1
sebanyak 5 ul. Dihomogenkan
4. Setelah itu cup berisi campuran tersebut diinkubasi selama 2
menit pada suhu ruang
5. Kocok kembali cup tersebut, kemudian ambil 25 ul dan
dimasukkan ke dalam test device. Tunggu sampai meresap
6. Tambahkan reagen R2 (washing solution) ke dalam test device
sebanyak 25 ul. Tunggu sampai meresap
7. Setelah meresap baca menggunakan alat nycocard reader
Nilai Rujukan : <6.0 %
Tujuan :
Mengetahui kadar gluko-Hb dan sebagai monitoring terhadap
pengobatan Diabetes Mellitus
Metode : HPLC
Prinsip :
Program yang berdasarkan pemisahan secara kromatografi analit
dengan pergantian ion HPLC. Sampel otomatis diencerkan dan
terinjeksi ke cardridge. Alat akan menghantarkan program gradien
buffer dari penaikan kekuatan ion ke cardridge, dimana Hb akan
terpisah sesuai interkasi ion dengan material cardridge. Hb yang
terpisah kemudian melewati flowcell dari filter fotometer, dimana
berubah pada absorbans di 415 nm.
Sampel : Darah EDTA
96
Lampiran
Alat/Bahan :
- Alat Bio-Rad D-10
- Rak sampel
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Pada alat, tekan “Warm up”, ditunggu hingga alat ready.
3. Pintu alat akan terbuka, tabung sampel diletakkan di rak
pembacaan, kemudian dimasukkan ke alat.
4. Alat akan membaca barcode secara otomatis.
5. Hasil akan keluar berupa print out.
E. URINALISA
Pemeriksaan urin lengkap dengan alat Sysmex UX 2000
Tujuan :
Mengetahui kondisi fisik, kimiawi serta sedimen dari urin pasien yang
memungkinkan adanya infeksi atau kerusakan terhadap ginjal
Metode : Flowcytometry
Prinsip :
UX 2000 adalah alat full otomatisasi yang dapat menganalisa fisik,
kimia, dan kakteristik sedimen dari sampel urin di satu tempat.
Instrumen ini tidak hanya terintegrasi pada tes strip urin dan
pemeriksaan flowcytometry, tetapi juga dilengkapi dengan fungsi
crosscheck untuk mengkorelasi hasil yang didapatkan dari 2 metode
tersebut.
Sampel : Urin
Alat/Bahan :
- Tabung sentrifuge
- Rak tabung khusus
- Pipet tetes
- Sysmex UX 2000
97
Lampiran
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. ID pasien pada sampel dicocokkan dengan ID pasien pada Form
pemeriksaan
3. Sampel dilabel barcode, lalu disacan pada computer
4. Urin dari pot dituang ke tabung sentrifuge
5. Tabung sentrifuge dipasang di rak tabung yang cocok dengan alat.
6. Rak diletakkan di alat, alat akan otomatis berjalan dan memproses
sampel.
7. Hasil akan langsung masuk ke LIS
8. Hasil diverifikasi, diprint, diparaf dan distempel oleh petugas atau
penanggung jawab.
9. Hasil dikirim ke ruangan atau poli yang meminta hasil pemeriksaan.
Mengetahui kondisi fisik, kimiawi serta sedimen dari urin pasien yang
memungkinkan adanya infeksi atau kerusakan terhadap ginjal
Metode :
konvensional, mikroskopis, Refractomery dan Dual Wavelength
Reflactantion
Prinsip :
Terdiri dari beberapa metode untuk pemeriksaan kimia serta sedimen
urin dengan teknik carik celup manual yang dibaca pada alat dengan
panjang gelombang tertentu.
Sampel : Urin
Alat/Bahan :
- Tabung sentrifuge - Clinitek 500
- Pipet tetes - Strip test
98
Lampiran
99
Lampiran
Silinder
Sel Epitel (1+)
Kristal (-) Negatif
Bakteria (-) Negatif
Berat Jenis 1.005 – 1.030
pH 5.0 – 7.0
Protein Negatif (<30) mg/dl
Glukosa Negatif (<100) mg/dl
Keton (-) Negatif
Darah samar / Hb (-) Negatif
Bilirubin (-) Negatif
Urobilinogen 0.2 – 1.0 mg/dl
Nitrit (-) Negatif
Leukosit Esterase (-) Negatif
100
Lampiran
Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
Prosedur :
1. Diteteskan urine pada bantalan sampel sebanyak 3 tetes dan
tunggu hingga 30 menit.
2. Amati garis yang terbentuk pada zona kontrol dan zona test.
Interpretasi Hasil :
- Positif : terbentuk garis pada zona control dan zona test.
- Negatif : terbentuk garis hanya pada zona control.
- Invalid : terbentuk garis hanya pada zona test.
Jenis Pemeriksaan :
- Amphetamin (AMP)
- Tetra Hydro Canabinol (THC)
- Morphin (MOP)
- Benzodiazepim (BZO)
- Cocain (COC)
Tujuan : Mengetahui adanya senyawa obat yang
terkandung pada urin pemakai penyalahgunaan obat
Metode : Immunochromatography (ICT)
Prinsip :
Tes rapid kaset adalah pemeriksaan rapid (ICT) yang berdasarkan
prinsip kompetitif. Obat-obat yang terdapat di urin berkompetisi
dengan konjugat obat dibagian penempelan pada antibodi. Pada tes,
spesimen urin mengalir dengan gaya kapilaritas. Molekul obat, jika
terdapat di urin kurang dari CO (cut-off) tidak akan terdeteksi oleh alat.
Antibodi yang tercapture oleh konjugat akan memberikan warna pada
101
Lampiran
daerah test pada kaset. Warna akan muncul jika kadar obat melebihi
cut-off karena akan terikat oleh antibodi anti-obat.
Sampel : urin
Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
Prosedur :
1. Buka kemasan rapid tes, simpan di tempat datar.
2. Teteskan 3 tetes urine pada area sampel.
3. Tunggu selama 5-10 menit, kemudian amati munculnya garis
berwarna.
Interpretasi Hasil :
- Negatif : terbentuk garis pada zona control dan zona test.
- Positif : terbentuk garis hanya pada zona control.
- Invalid : terbentuk garis hanya pada zona test.
Nilai Rujukan : Negatif
Tujuan :
Mengetahui adanya senyawa alkohol pada urin
Metode : Immunochromatography (ICT)
Prinsip :
Rapid Alkohol Urin Tes didasarkan pada spesifisitas tinggi dari
Oxidase Alkohol dari Etil Alkohol dengan adanya peroksidase dan
substrat enzim yaitu Tetra Methyl Benzidine (TMB). Etanol yang
bereaksi dengan TMB, dengan bantuan Peroxidase akan
menghasilkan alkohol dengan TMB yang berwarna.
Sampel : urin
102
Lampiran
Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
Prosedur :
1. Buka kemasan rapid tes, simpan di tempat datar.
2. Teteskan 3 tetes urine pada area sampel.
3. Tunggu selama 5-10 menit, kemudian amati munculnya garis
berwarna.
Interpretasi Hasil :
- Negatif : terbentuk garis pada zona control dan zona test.
- Positif : terbentuk garis hanya pada zona control.
- Invalid : terbentuk garis hanya pada zona test.
Nilai Rujukan : Negatif
103
Lampiran
Pemeriksaan Mikroskopis
1. Pemeriksaan mikroskopis meliputi konsentrasi, jumlah, motilitas,
adanya sel bulat dan morfologi sperma.
2. Untuk konsentrasi sperma dihitung menggunakan bilik hitung
dengan pengenceran 20x. Dipipet NaCl sebanyak 190 µl ke
dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 µl sperma dan
dihomogenkan.
3. Masukkan campuran ke dalam bilik hitung, dan dihitung pada
kotak 1W .
4. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif
40x.
5. Konsentrasi sperma adalah jumlah sperma dalam kotak 1W
dikalikan dengan faktor 200.000.
6. Jumlah sperma adalah hasil konsentrasi sperma dikalikan
dengan volume sperma.
7. Untuk motilitas dan adanya sel lain dilihat dengan cara
meneteskan 1 tetes sperma diatasobjek glass dan kemudian
104
Lampiran
105
Lampiran
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya kondisi kecacingan atau perdarahan serta
infeksi pada sistem pencernaan
Metode : Makroskopis dan Mikroskopis
Prinsip :
Pemeriksaan Makroskopis
Faeces diamati secara makroskopis.
Pemeriksaan Mikroskopis
Eosin akan mewarnai unsur-unsur organik pada faeces sehingga
lebih mudah untuk dibaca, sedangkan lugol mampu bereaksi
dengan amilum membentuk warna ungu.
Sampel : Faeces
Alat/Bahan :
- Object glass
- Deck glass
- Lidi
- Zat warna eosin
Prosedur :
Pemeriksaan Makroskopis
1. Faeces diamati secara visual meliputi warna, konsistensi, lendir,
darah,dll.
Pemeriksaan Mikroskopis
1. Ambil faeces secukupnya keatas objek glass, dibuat dua bagian.
Pada bagian yang satu ditambahkan eosin 1 tetes, pada bagian
yang satunya ditambahkan lugol 1 tetes, kemudian keduanya
dihomogenkan.
2. Masing-masing diutup dengan deck glass.
106
Lampiran
Nilai Rujukan :
107
Lampiran
Tujuan :
Mengetahui adanya perdarahan pada sistem pencernaan
Metode : Immunochromatography Test (ICT)
Prinsip :
Berdasarkan tes peroxidase akibat adanya penambahan sampel feses
dari peroxidase sebagai substrat dan guaiac, benzidine/komponen
berhubungan sebagai indikator redox. Aktivitas peroxidase dari
hematin atau Hb mengkatalisis oksidasi indikator yang tidak berwarna
menjadi biru quinone.
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. ID pasien pada sampel dicocokkan dengan ID yang ada pada
Form pemeriksaan
3. Sampel dilabel barcode, lalu discan pada computer
4. Spatel pada alat dibuka
5. Spatel dicolekkan ke feses
6. Spatel dimasukkan ke buffer, dikocok-kocok
7. Ujung pipet atau alat dipatahkan, diteteskan 3 tetes ke strip test.
8. Ditunggu selama 15 menit, hasil akan terlihat.
9. Hasil diketik pada LIS
10. Hasil diverifikasi, diprint, diparaf dan distempel oleh petugas atau
penanggung jawab.
11. Hasil dikirim ke ruangan atau poli yang meminta hasil
pemeriksaan.
Interpretasi hasil :
Positif : Munculnya 2 garis berwarna pada daerah C dan T
Negatif : Munculnya 1 garis berwarna pada daerah C
Nilai Rujukan : Negatif
108
Lampiran
Tujuan :
Didapatkan darah vena untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
Metode : Evacuated Tube System
Prinsip :
Pengambilan darah vena menggunakan evacuated tube system,
darah yang keluar ditampung dalam tabung vakum dengan atau tanpa
antikoagulan (plain).
Sampel : Darah vena
Alat/Bahan :
- Evacuated Tube - Needle container
- Jarum multisample - Alcohol Swab
- Tourniquette - Micropore
- Holder
Prosedur :
Pemeriksaan Jenis Tes dan Lembar Permintaan
1. Lembar formulir permintaan pemeriksaan diperiksa, harus
dipastikan bahwa semua informasi yang diperlukan telah lengkap.
2. Tes yang dilakukan harus sesuai dengan waktu dan tanggal
pengumpulan bahan
3. Mengidentifikasi perlunya pembatasan diet atau keadaan khusus
lainnya
4. Menentukan status pengujian atau prioritas pengumpulan/Cito
Informasi yang Dibutuhkan dalam Form Permintaan
Nama dokter yang meminta
Nama lengkap pasien
Nomor catatan medis pasien
Tanggal lahir dan umur pasien
Ruang tempat pasien dirawat (jika rawat inap)
109
Lampiran
Flebotomi
1. Cuci tangan dan gunakan handgloves
2. Disiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
3. Lengan pasien dipasangkan tourniquette 3 – 4 inci di atas
fossa antecubiti, pasien diminta untuk mengepalkan tangan,
dilakukan palpasi untuk mencari pembuluh darah dan untuk
menentukan kedalaman, arah serta ukuran.
4. Lokasi tusukan di antisepsis dengan alcohol swab (isopropil
alkohol 70%)
5. Jarum dipasangkan pada holder
6. Vena ditusuk dengan sudut jarum 15o – 30o , tabung
dimasukkan dan didorong ke arah jarum . Jangan sampai ada
pergerakan lengan yang dapat mengubah posisi jarum ketika
memasang tabung.
7. Ketika darah telah mengalir ke dalam tabung, tourniquette
dilepaskan dan pasien diminta untuk membuka kepalan
tangan
8. Dengan hati – hati, tabung dikeluarkan ketika darah telah
berhenti mengalir ke dalamnya dan segera dihomogenkan.
Jika diperlukan, masukkan tabung berikutnya dengan urutan
yang benar
9. Bekas tusukan ditutup dengan alcohol swab, jarum ditarik
keluar dan ditekan beberapa saat kemudian ditutup dengan
micropore.
110
Lampiran
Tujuan :
Didapatkan darah kapiler untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
Metode : Perifer / Kapiler
Prinsip :
Pengambilan darah kapiler menggunakan autoclick. Volume darah
yang didapat ditampung di wadah tabung minicollect untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium
Sampel : Darah kapiler
Alat/Bahan :
Minicollect Tube
Lancet
Autoclick
Needle container
Alcohol Swab
Micropore
Prosedur :
1. Ujung jari yang akan ditusuk diantisepsis dengan alcohol swab
2. Setelah alkohol mengering, jari ditusuk menggunakan
autoclick
3. Tetesan darah dimasukkan ke dalam minicollect tube sesuai
kebutuhan pemeriksaan kemudian dihomogenkan dan dilabeli
barcode sample
111
Lampiran
Tujuan :
Didapatkan darah kapiler untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
Metode : Perifer / Kapiler
Prinsip :
Pengambilan darah kapiler menggunakan autoclick. Volume darah
yang didapat ditampung di wadah tabung minicollect untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium
Sampel : Darah kapiler
Alat/Bahan :
- Minicollect Tube
- Lancet
- Autoclick
- Needle container
- Alcohol Swab
- Micropore
Prosedur :
1. Telapak kaki bayi dipijat secara perlahan, bagian tumit yang akan
ditusuk diantisepsis dengan alcohol swab dan ditunggu hingga
alkohol mengering
2. Ditusuk menggunakan autoclick , darah yang keluar dimasukkan
ke dalam minicollect tube hingga volume yang mencukupi
3. Bekas tusukan ditutup, tabung dihomogenkan segera dan diberi
identitas pasien
112
Lampiran
F. BANK DARAH
Pemeriksaan Crossmatch
Tujuan :
untuk mendeteksi antibodi dalam darah pasien yang reaktif terhadap
Sel Darah Merah donor sehingga terhindar dari reaksi hemolitik.
Metode : DG Gel
Prinsip :
Reaksi dari antigen dan antibodi (sel darah dan plasma, baik dari
donor maupun pasien) dengan melewatkan pada dextran-arcylamide
gel pada mikrotube. Setelah proses inkubasi dan sentrifugasi, adanya
aglutinasi yang terbentuk akan tertahan dipermukaan gel sampai ke
pertengahan gel, sedangkan sel darah yang tidak membentuk
aglutinasi akan bergerak bebas sampai ke dasar mikrotube.
Sampel : Darah EDTA dan Pack Cell Donor
Alat/Bahan :
- Mikrotube Dg-Gel Cards
- Inkubator
- Sentrifus
- Mikropipet 25µl dan 50µl
- Yellow tip
Prosedur :
1. Alat dan dahan disiapkan.
2. Sampel darah yang datang disesuaikan dengan formulir kemudian
dicatat pada buku register dan buku lembar kerja.
3. Buat suspensi darah 1 % dengan mencampurkan 5µl darah dengan
500ml diluent.
4. Kemudian dicampur serum dan darah dari donor dan pasien pada
DG-Gel Card :
a) Mayor : dipipet 50µl sel darah donor + 25µl serum donor
b) Minor : dipipet 50µl sel darah pasien + 25µl serum donor
113
Lampiran
114
Lampiran
G. PATOLOGI ANATOMI
Tujuan :
untuk menggantikan komposisi cairan jaringan dengan substansi
tertentu (misalnya parafin) untuk memperkeras jaringan agar dapat
dipotong menjadi bagian yang tipis.
Metode : Automatic
Prinsip :
Tissue processing terdiri dari fiksasi, dehidrasi, clearing, dan
impregnansi/pemendaman. Proses fiksasi dilakukan untuk mencegah
autolisis dan untuk mempertahankan struktur dan ukuran selama
prosesing berlangsung. Dehidrasi dilakukan untuk mengeluarkan
cairan dalam jaringan yang akan digantikan dengan substansi
tertentu. Clearing dilakukan untuk membersihkan larutan dehidrasi
agar jaringan dapat dengan mudah digantikan dengan substansi
tertentu. Impregnansi dilakukan dengan memasukan suatu substansi
tertentu kedalam jaringan agar jaringan terlindungi dari distorsi akibat
mikrotomi.
Alat /Bahan :
- Alat tissue processing - Formalin
(Leica) - Alkohol
- Cassette - Xylene/Xylol
Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Jaringan yang datang bersama form kemudian di tulis keterangan
makroskopiknya pada form.
3. Jaringan dimasukkan kedalam cassette kemudian diletakkan
kedalam rak yang disediakan alat .
4. Masukkan rak kedalam wadah formalin di dalam alat.
115
Lampiran
Tujuan :
Metode : Hematoxylin-Eosin
Prosedur :
116
Lampiran
Tujuan :
untuk memberikan warna terhadap sel sehingga mudah dibedakan
antara sel normal dan abnormal, lemak, tumor, sel lainnya
Metode : Papanicolou
Alat /Bahan :
- Stainning jar - Eosin alkohol
- Hematoxyline - Orange Green
- Alkohol 96% - Etanol
Prosedur :
117
Lampiran
DAFTAR ALAT
Lift
3. Alat hematologi otomatisasi untuk jenis
pemeriksaan Hemoglobin, Jumlah
Leukosit, Hitung Jenis, Jumlah Trombosit,
Hematokrit, Eritrosit, Jumlah Retikulosit,
MCV, MCH, dan MCHC.
Sysmex XN-2000
118
Lampiran
Centrifuge Thermo
5. Alat otomatisasi untuk pemeriksaan
kelainan hemostasis seperti Prothrombin
Time, Activated Partial Thromboplastin
Time, Fibrinogen, Thrombin Time.
Prosedur QC alat ini dijalankan setiap hari
di pagi hari sebelum running sampel
menggunakan Plasma Control.
Nycocard Reader
7. Alat otomatisasi untuk pemeriksaan
Elektrolit (Na+, K+, Cl-) dan Analisa Gas
Darah (pH, pCO2, PO2, O2, HCO3,CO2
Total)
Prosedur QC alat ini dijalankan setiap hari
di pagi hari sebelum running sampel
menggunakan bahan kontrol.
Phox Plus C
119
Lampiran
Cobas h232
1
10.
1
1 Alat untuk membaca bilirubin pada plasma
0 bayi yang baru lahir .
Bilirubin Meter
Alat otomatisasi untuk pemeriksaan Kimia
11.
Darah seperti BUN, Ca, Glukosa, Asam
urat, ALP, Amylase, Gamma-GT, AST,
ALT, Lipase, LDL, Total Protein, Albumin,
Cholesterol, Magnesium, Phosporus,
Trigliserida, Total Bilirubin, Direct Bilirubin,
CK,CK-MB, Albumin, Creatinin, TIBC,
Siemens dimension EXL 2
Serum Iron, Cholin esterase, dll.
120
Lampiran
Centrifuge Imunologi
Alat otomatisasi untuk pemeriksaan
Mini Vidas
121
Lampiran
16.
Alat full otomatisasi yang dapat
menganalisa fisik, kimia, dan kakteristik
sedimen dari sampel urin
Sysmex UX 2000
Centrifuge Urine
Clinitek
122
Lampiran
GeneXpert Cepheid
Alat otomatisasi untuk pemeriksaan kultur
20.
darah , spesimennya adalah darah yang
dimasukkan ke dalam botol kultur steril
yang berisi media penyubur dan resin,
kemudian setelah dilakukan inkubasi, CO2
yang dihasilkan dari kuman yang tumbuh
yang terdapat dalam spesimen dibaca
menggunakan alat ini.
Bactec 9050
Autoclave
Sentrifus
123
Lampiran
Histo Temp
24. Wadah pemanas untuk mencairkan
lilin/paraplast yang akan digunakan untuk
proses embedding jaringan pada kaset.
Parafin
Dispenser
Waterbath
26.
Alat yang digunakan untuk memproses
jaringan segar (proses formalin-alkohol-
xylol).
124
Lampiran
Mikrotom
Plasma Thawer
DG Spin
125
Lampiran
Card DG Gel
DG Thermo
126