Anda di halaman 1dari 132

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA


CEMPAKA PUTIH

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL)


pada semester VI

Disusun Oleh :
SITI AMINAH RATNASARI (P3.73.34.1.13.032)
SULI WIDHARINI (P3.73.34.1.13.034)
WINALDA LISTIANA (P3.73.34.1.13.038)
SEPTYA MIFTAHUL S. (P3.73.34.1.13.075)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PRODI D-III ANALIS KESEHATAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diperiksa, disetujui, dan


disahkan oleh:

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

(Abdul Wahid, Amd.AK) (Dra. Warida, M.Kes)


NIP. 3275 NIP.196103101997032001

Mengetahui,

Manager Laboratotium RSIJ Ketua Jurusan Analis Kesehatan


Cempaka Putih Poltekkes Kemenkes Jakarat III

(dr. Arief Indra Sanjaya, Sp.PK) (Bagya Mujianto, S. Pd., M. Kes)


NIP. 3210 NIP.196601061988021001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan

hidayah-Nya laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban dari

hasil praktik kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang kami lakukan di

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih selama 40 hari kerja, terhitung

mulai tanggal 28 Maret 2016 sampai dengan 14 Mei 2016 . Laporan ini

diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah PKL semester VI dan

merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Program

Poltekkes Kemenkes Jakarta III Jurusan Analis Kesehatan.

Kami menyadari bahwa telah banyak mendapatkan bantuan dan

dukungan dari banyak pihak terkait, baik selama pelaksanaan maupun

dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bagya Mujianto, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

2. Dewi Inderiati, S.Pd., S.Si., M.Biomed, selaku Ketua Program Studi

Diploma III Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

3. Dra. Warida, M.Kes selaku dosen pembimbing institusi kegiatan

Praktik Kerja Lapangan (PKL).

iii
4. dr. Arief Indra Sanjaya, Sp.PK selaku pembimbing lahan dan

penanggung jawab laboratorium klinik RSIJ Cempaka Putih yang telah

menerima kami selama kegiatan praktek di laboratorium.

5. Abdul Wahid, Amd.AK selaku koordinator dan pembimbing lahan

Praktek Kerja Lapangan yang telah mengayomi dan membimbing kami

selama praktek.

6. Seluruh karyawan laboratorium RSIJ Cempaka Putih yang telah

membimbing kami selama Praktek Kerja Lapangan ini berlangsung.

Kami sangat menyadari bahwa selama pelaksanaan kegiatan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun

dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat

memberikan informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan

kegiatan dan pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih.

Jakarta, Mei 2016

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian PKL ...................................................................... 1


B. Tujuan PKL ............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Laporan ..................................................... 3

BAB II PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu PKL ......................................................... 4


B. Cara Melaksanakan PKL ........................................................ 4
C. Materi yang didapat ................................................................ 6
D. Hambatan ............................................................................... 30

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 31
B. Saran ...................................................................................... 32

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................... 34

v
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Struktur Organisasi Rumah Sakit .......................................... 34

2. Struktur Organisasi Laboratorium.......................................... 35

3. Riwayat Rumah Sakit ............................................................ 36

4. Prinsip dan Prosedur Tes ..................................................... 47

5. Daftar Alat-Alat Laboratorium .............................................. 118

6. Daftar Hadir Mahasiswa ....................................................... 127

7. Agenda Kegiatan PKL ........................................................... 130

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian PKL

Jurusan analis kesehatan merupakan institusi penyelenggara

pendidikan yang menghasilkan tenaga analis kesehatan tingkat

madya yang mampu bekerja sebagai pelaksana dalam sistem

pelayanan kesehatan, khususnya di bidang pelayanan laboratorium.

Oleh karena itu, tenaga analis kesehatan yang dihasilkan harus

terampil, terlatih, dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi

maupun sebagai tenaga kesehatan yang profesional berdasarkan nila-

nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan dibidang kesehatan.

Untuk menghasilkan tenaga analis kesehatan tersebut maka

pelaksanaan pendidikan, terutama proses belajar mengajar perlu

ditingkatkan secara terus menerus baik kuantitas maupun kualitasnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan

memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik melalui latihan

kerja pada instansi pelayanan yang disebut Praktik Kerja Lapangan

(PKL), sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Jurusan Analis

Kesehatan.

Praktek Kerja Lapangan adalah suatu belajar mengajar di

laboratorium suatu unit kerja secara nyata, sehingga peserta didik

mendapat gambaran secara langsung dan menyeluruh mengenai

pelayanan jasa laboratorium kesehatan kepada masyarakat.

1
2

Praktek Kerja Lapangan dapat digunakan sebagai sarana

pengenalan lapangan kerja bagi peserta didik sebelum bekerja di

masyarakat. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan dapat digunakan

sebagai alat informasi terhadap bidang pendidikan analis kesehatan

sehingga institusi pendidikan dapat mengembangkan diri sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

Melalui PKL tersebut peserta didik dapat melihat, mengetahui,

menerima dan menyerap teknologi yang ada di laboratorium.

B. Tujuan PKL

Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL), maka

mahasiswa akan mampu:

1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di

akademik.

2. Mendapatkan pengalaman bekerja mandiri maupun bersama

dengan profesi lain secara berkelompok (team work).

3. Melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi

kesehatan beserta permasalahan yang ada di masyarakat,

sehingga dapat memadukan dengan ilmu yang didapat di institusi

(akademik) dengan yang didapat di masyarakat sehingga tumbuh

sifat etis profesional dan dihasilkan lulusan yang siap bekerja.

4. Meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam hal

perkembangan teknologi kelaboratoriuman.


3

5. Meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam hal mutu

pelayanan laboratorium.

C. Tujuan Penulisan Laporan

Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 40

hari kerja, mahasiswa dari setiap kelompok PKL di masing-masing

Rumah Sakit ditugaskan untuk membuat laporan yang bertujuan

untuk:

1. Tujuan Umum

Laporan ini dibuat agar dapat memberikan informasi

mengenai Rumah Sakit tempat dilaksanakannya PKL serta

kegiatan yang dilakukan selama PKL.

2. Tujuan Khusus

a. Sebagai laporan pertanggungjawaban kepada institusi.

b. Untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu memahami,

memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh

selama perkuliahan dan menerapkan pada lahan praktik kerja.

c. Untuk mengetahui apakah mahasiswa mampu mencari

alternatif pemecahan masalah laboratorium sesuai dengan

program pendidikan yang ditetapkan secara lebih luas dan

mendalam yang tertuliskan dalam laporan yang disusun.

d. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program D-III Analis

Kesehatan.
BAB II
PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Rumah Sakit

Islam Jakarta Cempaka Putih, berlokasi di Jl.Cempaka Putih Tengah

I/1 Jakarta Pusat dengan waktu pelaksanaan selama 40 hari kerja

pada:

Hari : Senin s.d Sabtu

Tanggal : 28 Maret – 14 Mei 2016

Waktu : 07.00 s.d. 14.00 WIB

B. Cara Melaksanakan PKL

Pembimbing PKL di RSIJ Cempaka Putih membuatkan jadwal

untuk setiap peserta PKL sehingga PKL dapat dilaksanakan dengan

sistematis dan terarah. Setiap peserta PKL berotasi pada bagian

yang ada di laboratorium, yaitu hari Senin – Sabtu peserta PKL mulai

bekerja pukul 07.00 – 14.00 WIB. Selama 40 hari kerja mahasiswa

ditempatkan pada 5 bagian laboratorium yaitu Bakteriologi, Imunologi,

Kimia Klinik, Hematologi, dan Urinalisa (Laboratorium Sentral)

sampling keliling, Laboratorium Patologi Anatomi, Bank Darah, serta

Pelayanan laboratorium klinik rawat jalan 24 jam, pada Laboratorium

Sentral dilaksanakan selama 28 hari, Laboratorium Patologi Anatomi

selama 3 hari, Bank Darah selama 3 hari, sampling keliling selama 3

4
5

hari, dan Pelayanan laboratorium klinik rawat jalan 24 jam selama 3

hari.

Setiap hari sebelum melakukan aktifitas dilaboratorium kami

melakukan doa bersama dan operan sampel dari shif malam ke shif

pagi. Hampir semua pemeriksaan yang dikerjakan oleh petugas analis

di laboratorium boleh dikerjakan oleh mahasiswa dengan syarat

sebelum pelaksanaan kerja, peserta PKL diberikan pengarahan cara

pemeriksaan terlebih dahulu dan harus di bawah pengawasan

petugas analis pada masing-masing bagian pemeriksaan. Namun ada

beberapa pemeriksaan yang tidak boleh dikerjakan oleh peserta PKL,

diantaranya pengambilan darah vena, pengambilan darah pada bayi.

Peserta PKL hanya boleh melihat dan mempelajari teknik

pengambilan darah. Adapun jadwal rotasi sebagai berikut :

No. Kegiatan Jumlah Hari

1. Laboratorium Sentral 13 hari

a. Bagian Mikrobiologi 3 hari


b. Bagian Hematologi 3 hari
c. Bagian Imunoserologi 3 hari
d. Bagian Kimia Klinik 3 hari
e. Bagian Urinalisa 3 hari

2. Sampling keliling 3 hari

3. Laboratorium Patologi Anatomi 3 hari


6

4. Bank Darah 3 hari

5. Pelayanan laboratorium klinik rawat jalan 24 jam 3 hari

Dari masing-masing unit tersebut kami diberi kepercayaan

untuk melakukan pemeriksaan terhadap beberapa sampel. Dan setiap

mahasiswa membuat laporan kegiatan harian yang ditanda tangani

oleh pembimbing lahan Laboratorium RSIJ Cempaka putih.

C. Materi yang Didapat Selama PKL

Pelaksanaan PKL dilakukan selama 40 hari kerja, peserta PKL

diberi pengarahan terlebih dahulu oleh koordinator. Adapun

materi/pemeriksaan yang terdapat di RSIJ Cempaka Putih,

diantaranya adalah :

1. Laboratorium sentral

a) Bagian Mikrobiologi

Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Mikrobiologi

diantaranya adalah :

Jenis Parameter Bahan Keterangan


Pemeriksaan Pemeriksaan
 Pewarnaan Biakan bakteri
sederhana
 Pewarnaan Biakan bakteri
Gram
 Pewarnaan Sputum
BTA
7

 Pemeriksaan Darah
Gaal Kultur
 Pemeriksaan Darah, sputum,
kultur dan urin dan
resistensi cairan tubuh
lainnya

b) Bagian Hematologi
Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Hematologi
diantaranya adalah :

Jenis Parameter Bahan Keterangan


Pemeriksaan
Darah Rutin Hemoglobin Darah Pemeriksaan ini dapat
Hematokrit EDTA dilakukan dengan
Leukosit menggunakan alat
Eritrosit “SYSMEX XN-2000” dengan
Trombosit sistem barcode dan hasil
MCH terhubung langsung dengan
MCV komputer.
MCHC
Darah Hemoglobin Darah Pemeriksaan ini dapat
Lengkap Hematokrit EDTA dilakukan dengan
Leukosit menggunakan alat
Eritrosit “SYSMEX XN-2000” dengan
Diff Count sistem barcode dan hasil
MCH terhubung langsung dengan
MCV komputer.
MCHC
Trombosit
Retikulosit
8

Darah Menggunakan metode


LED EDTA westergreen
+NaCl
(4:1)
Gambaran Gambaran Darah Menggunakan pewarna
Darah Tepi morfologi EDTA wright
eritrosit
dan
leukosit
Gambaran Darah Menggunakan pewarna
trombosit EDTA giemsa
IT rasio Darah Menggunakan pewarna
EDTA wright
PT ( Pemeriksaan dilakukan
Protombin dengan menggunakan alat
Time) Plasma “SYSMEX CA-600”
APTT Citrat
Hemostasis Fibrinogen
TT
(Trombin
Time)
Masa Darah Menggunakan metode Duke
Pendarahan Kapiler
(Bleeding
Time)

Masa Darah Menggunakan metode


Pembekuan Kapiler White and Lee
(Clotting
Time)
9

D-Dimer Plasma Pemeriksaan ini dilakukan


Citrat dengan menggunakan alat
dan reagen Nycocard

c) Bagian Imunoserologi
Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Imunologi diantaranya
adalah :

Jenis Parameter Bahan Keterangan


Pemeriksaan

Penanda CA 125 Serum Alat yang digunakan:


Tumor CA 15-3 ARCHITECT, hasil
FSH terhubung dengan
PSA komputer
CEA
AFP

Hormon Tiroid FT4 Serum Alat yang digunakan:


T3 ARCHITECT
T4 hasil terhubung
TSHs dengan komputer

Penanada HbsAg Serum Pemeriksaan ini


Hepatitis Anti HBs atau dilakukan
Anti HAV plasma dengan menggunakan
Anti HAV IgM heparin Alat ARCHITECT
Anti HCV Hasil telah terhubung
dengan komputer
10

PMS TPHA Serum / Metode Hemaglutinasi


plasma dan Rapid Test
VDRL/RPR Serum/ Metode slide Aglutinasi
pasma
Auto Imun ASTO Serum/ Metode slide Aglutinasi
RF Kualitatif plasma
CRP Serum/ Alat NycoCard
Kuantitatif plasma
Infeksi Lain Widal Serum Metode slide aglutinasi
Anti Dengue Serum Metode rapid
IgG dan IgM Imunocromatografi
NS1 Ag Serum Metode rapid
Imunocromatografi
TUBEX Serum Metode immunoassay
dengan bantuan
magnetic
Anti- Toxo IgM
TORCH Anti- Toxo IgG Serum
Anti- Rubella
IgM Metode ELISA
Anti Rubella (Enzyme Linked
IgG
Anti CMV IgM ImmunoSorbent
Anti CMV IgG Assay)
Anti HSV 1
IgM
Anti HSV 1 IgG
Anti HSV 2
IgM
Anti HSV 2
IgM

Ferritin Ferritin Serum ELFA (Enzyme Linked


Fluoresent Assay)
11

d) Bagian Kimia Klinik


Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Kimia Klinik
diantaranya adalah :

Jenis Parameter Bahan Keterangan


Pemeriksaan

Pemeriksaan Rawat Inap


dan “CITO”, Alat yang
digunakan : ACCU CHECK
Glukosa Puasa
dengan stick glukosa
Darah kapiler
Penanda Glukosa 2 jam PP
atau serum Pemeriksaan Rawat Jalan,

Diabetes Glukosa sewaktu alat yang digunakan :


HORIBA ABX Pentra 400
dan Siemens dimension
EXL 200.

Menggunakan reagen dan


HbA1C Darah EDTA
Alat Nycocard

SGOT

SGPT

Protein Total
Menggunakan alat :
Albumin
Fungsi Hati HORIBA ABX Pentra 400
Globulin Serum
dan Siemens dimension
Bilirubin Total EXL 200.
Bilirubin Direct

Bilirubin Indirect

Gamma-GT

Cholinesterase
12

Jenis Parameter Bahan Keterangan


Pemeriksaan

Trigliserida
Menggunakan alat :
Kolesterol Total HORIBA ABX Pentra 400
Profil Lipid Serum
dan Siemens dimension
LDL kolesterol
EXL 200.
HDL kolesterol

Menggunakan alat :
CK
Fungsi Serum HORIBA ABX Pentra 400

Jantung CK – MB dan Siemens dimension


EXL 200.
Troponin-T Darah Alat yang digunakan adalah
kuantitatif Heparin COBAS H 232 System

LDH
Menggunakan alat :
Asam urat darah HORIBA ABX Pentra 400
Serum
Ureum darah dan Siemens dimension
EXL 200.
Creatinin darah
Fungsi
Hitung secara manual :
Ginjal
Cr. Urin Vol.Urin
X X F
Creatinin- Serum dan
Cr. Serum 1440
Clearence (CCT) Urin
1,73
F=
Luas permukaan Tubuh
13

Jenis Parameter Bahan Keterangan


Pemeriksaan

Natrium darah
Alat yang digunakan :
Serum/plasma
Elektrolit Kalium darah pHOX Plus C dan Phox
heparin
nova biomedical
Chlorida darah

e) Bagian Urinalisa dan cairan tubuh


Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Urinalisa diantaranya
adalah :
1) Urinalisa

Jenis Parameter Bahan Keterangan


pemeriksaan
Warna Urin Pemeriksaan
Kejernihan sewaktu langsung
atau urin dengan mata
pagi telanjang
Sedimen urin : Urin pagi Menggunakan
Urin lengkap  Leukosit mikroskop
 Eritrosit dengan
 Kristal pewarna
 Bakteri
 Jamur
 Sel epitel
 Sel amorf
 Silinder
Alkohol urin Urin Rapid test, strip
sewaktu ICT
14

Kimia urin : Urin pagi Menggunakan


⁻ BJ atau urin carik celup dan
⁻ pH sewaktu dibaca oleh alat
⁻ Protein Clinitek.
⁻ Keton
⁻ Glukosa
⁻ Darah samar
⁻ Bilirubin
⁻ Urobilinogen
⁻ Nitrit
⁻ Leukosit
esterase
Skrining ⁻ Morphin Urin pagi Menggunakan
narkoba ⁻ Marijuana/THC atau urin strip ICT.
⁻ Cocain sewaktu
⁻ Amphetamin
⁻ Benzodiazepin
Test kehamilan Test kehamilan Urin pagi Menggunakan
strip ICT.
Analisa - Warna Sperma Analisa secara
Sperma - Ph makroskopis
- Viskositas dan
- Waktu liquifaksi mikroskopis
- Volume
- Jumlah sperma
- Konsentrasi
- Motilitas
- Morfologi
- Sel-sel bulat
15

2) Feses

Jenis
Parameter Bahan Keterangan
Pemeriksaan

Makroskopik Warna
Bau
Konsistensi Feses
Lendir segar Diamati
Darah langsung

Dibuat sediaan
Sel epitel di objek glass
Leukosit kemudian
Eritrosit ditambahkan

Serat Otot Feses lugol atau eosin


Segar dan ditutup
Serat
Mikroskopik Tumbuhan menggunakan

Lemak deckglass
selanjutnya
Parasit
diperiksa
Bakteri
dibawah
Amoeba
mikroskop

Metode
Darah Samar Feses segar
Benzidine

Apabila hasil pemeriksaan ditemukan hasil kritis, maka

segera dilakukan pelaporan oleh petugas laboratorium kepada

Dokter penaggung jawab pasien dan perawat ruangan.


16

f) Pemeriksaan yang dirujuk :

Pengiriman spesimen rujukan dalah suatu proses pengiriman

sample pemeriksaan yang akan dilakukan rujuk ke

laboratorium rujukan terpilih.

Hematologi
Parameter Bahan Tempat Rujukan
Hb Elektroforesa Darah EDTA  Laboratorium Prodia
Agregasi Tombosit  Laboratorium
Viskositas Darah, pramitha
 Laboratorium Biotest
Mikrobiologi
Kultur jamur Sputum, pus, RSCM
dll
Serologi
 HBV DNA  Laboratorium Prodia
 HCV DNA  Laboratorium
 CD4
pramitha
 Ig E Total
 Prolactin  Laboratorium Biotest
 Testosteron
 Growth
Hormon
 T3 Uptake
 FT3
 Ca-199
 ANA.
 Anti CCP Ig E
 Anti Amoeba
 Anti Hb E
 Free PSA
 PTH Intake.
17

Prosedur pengiriman specimen rujukan

 Terima permintaan pemeriksaan rujukan

 Siapkan sample dengan cara mengemasnya sesuai

dengan jenis bahan yang akan dirujuk

 Masukkan ke dalam cup sample untuk sample serum

atau plasma

 Jika pasien dari rawat inap maka diperiksa apakah surat

jaminan pemeriksaan rujukan sudah disetujui oleh bagian

administrasi pasien

 Buat formulir ulang untuk disertakan bersama sample ke

lab. Rujukan.

 Catat pada buku ekspedisi rujukan mencakup :

- Nomor urut pemeriksaan rujukan

- Tanggal pemeriksaan

- Tanggal pengiriman sample ke lab. Rujukan

- Nama pasien

- Jenis pemeriksaan

- Paraf petugas pengambil sampel

 Serahkan formulir beserta sample atau kirim ke lab.

Rujukan.
18

2. Laboratorium Bank Darah

Pada bagian bank darah para peserta PKL mempelajari

bagaimana cara memperoleh darah dari donor, cara pengolahan

darah, cara penyimpanan darah, cara permintaan darah untuk

ditransfusi, cara menjadi pendonor, melakukan pemeriksaan yang

dilakukan di bagian Bank Darah diantaranya adalah pemeriksaan

pre tansfusi dengan melakukan pemeriksaan golongan darah,

crossmatch beserta tahapan -tahapannya.

3. Laboratorium Patologi Antomi

Pemeriksaan yang dilakukan di bagian Patologi Anatomi

diantaranya adalah :

Jenis Parameter Bahan Keterangan


Pemeriksaan
Histologi Jaringan yang Diproses
didapat menggunakan alat
Tissue Processor
dengan cara :
serta melalui
Operasi tahapan
Biopsi pembuatan blok,
pemotongan, dan
Insisi / sayatan
pewarnaan sediaan
jaringan.

Sitologi Cairan tubuh Diproses


menggunakan
centrifugasi serta
melalui pembuatan
sediaan dan
pewarnaan sedian.
19

Pap smear Untuk skrining


penanda kanker
serviks.

4. Sampling keliling

Pengambilan sampel pasien untuk pemeriksaan tertentu misalnya

gula darah, kurva harian, sleeding scale, bilirubin bayi, screening

hypotiroid, bleeding time, clothing time, dan HHTL darah perifer

sampel diambil oleh petugas laboratorium di ruang/paviliun

perawatan atas permintaan dari perawat ruangan. Sampel

kemudian dibawa ke laboratorium sentral untuk dianalisa, dan

hasil pemeriksaan kemuadian dikirim ke ruang/paviliun perawatan,

dan apabila ditemukan hasil kritis segeradilaporkan ke dokter

penanggung jawab pasien dan perawat ruangan.

5. Pelayanan laboratorium klinik 24 jam

Di bagian pelayanan laboratorium klinik 24 jam melayani registrasi

pasien yang ingin melaksanakan pemeriksaan laboratorium,

pasien rawat jalan, umum dan BPJS serta pasien rawat inap

(umum dan BPJS), membantu menginput data hasil pemeriksaan

yang dilakukan secara manual dan mengirim sampel ke

laboratorium sentral dan memberikan hasil pemeriksaan

laboratorium pasien Rawat Jalan.

Adapun alur pelayanan yang dilakukan, yaitu


20

ALUR PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

 Pasien Rawat Jalan


a. BPJS/Perusahaan/PT

Pasien Rawat Jalan

Pasien melakukan pendaftaran di


Loket 1 atau Loket 4

Pasien melakukan pendaftaran di bagian


ACC dari dokter Pelayanan Laboratorium Klinik dengan
Patologi Klinik membawa surat rujukan

Registrasi
 Pencatatan Identitas Pasien
 Pencatatan Jenis Pemeriksaan
 Pembuatan Nota Pembayaran

Pasein menunggu untuk dilakukan pengambilan sampel

Pengambilan sampel, dan pemberian identitas pada sampel

Sampel dikirim Ke Laboratorium sentral, beserta


Formulir Permintaan

Sampel dianalisa di laboratorium sentral

Hasil pemeriksaan dicetak

Hasil dikoreksi dan ditandatangani oleh dokter Patologi


Klinik/ petugas yang bertanggung jawab

Diserahkan Kepada Pasien/


Dokter yang memeriksa
21

b. Pribadi

Pasien Rawat Jalan Pasien melakukan


pendaftaran

Registrasi
 Pencatatan Identitas Pasien
 Pencatatan Jenis Pemeriksaan
 Pembuatan Nota Pembayaran
 Pasien Melakukan Pembayaran di Kasir

Nota Pembayaran Diberikan Kepada


Bagian Pelayanan Laboratorium
Klinik

Pengambilan Sampel di Bagian Pelayanan


Laboratorium Klinik

Sampel diberi Identitas (diberi barcode)

Sampel Dikirim Ke Laboratorium Sentral,


Beserta Formulir Permintaan

Sampel dianalisa di Laboratorium Sentral

Hasil pemeriksaan dicetak

Hasil dikoreksi dan ditandatangani oleh Dokter Patologi


Klinik/ Petugas yang bertanggung jawab

Hasil diserahkan Kepada Pasien


22

 Pasien Rawat Inap

Pasien Rawat Inap

Pengambilan Sampel oleh Perawat mengirimkan form


Perawat pemeriksaan ke laboratorium

Perawat mengirimkan sampel Registrasi


berserta form pemeriksaan ke Pendaftaran data dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium

Pengambilan sampel sesuai


Registrasi permintaan pemeriksaan ke ruang/
Pendaftaran Data dan Jenis Pemeriksaan paviliun perawatan

Sampel dianalisa di
laboratorium sentral

Hasil pemeriksaan dicetak

Hasil dikoreksi dan ditandatangani oleh Dokter Patologi


Klinik/ petugas yang bertanggung jawab

Hasil diserahkan kepada pasien atau


diantarkan ke ruang/paviliun perawatan
23

Adapun materi lain yang didapat yang berkaitan dengan

manajemen laboratorium, diantaranya adalah :

1. Pengolahan specimen

Sebelum dilakukannya pemeriksaan, pasien diinfokan

mengenai persiapan yang harus dilakukan sebelum pengambilan

specimen. Apabila pasien tidak menjalankan persiapan maka

petugas berhak menolak untuk pengambilan specimen dan

memberitahukan kembali persiapan yang harus dilakukan. Untuk

pemeriksaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan harus

dicatat pada formulir pemeriksaan.

Specimen yang telah diambil kemudian ditempatkan pada

wadah yang sesuai kemudian diberikan barcode sesuai identitas

pasien dan pemeriksaan yang diminta. Kemudian specimen

diolah menjadi sampel (whole blood menjadi serum/plasma)

kemudian sampel diambil oleh petugas di masing masing bagian

dan akan melakukan pemeriksaan terhadap sampel tersebut.

2. Pengolahan hasil

a) Pra analitik

Sebelum dilakukannya pemeriksaan maka petugas

disetiap bagian melakukan persiapan alat dan bahan serta

melakukan control pada pemeriksaan yang akan diperiksa.

Untuk setiap petugas juga harus mengenakan APD sebelum

melakukan pemeriksaan sampel.


24

b) Analitik

Setelah persiapan untuk pemeriksaan dilakukan, maka

petugas laboratorium dapat melakukan pemeriksaan terhadap

sampel. Kemudian hasil dari setiap pemeriksaan akan secara

otomatis masuk ke dalam LIS pada setiap komputer yang ada

di laboratorium.

c) Pasca analitik

Hasil pemeriksaan yang telah masuk ke dalam LIS

kemudian di validasi, lalu di catat pada buku register untuk

beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan pengarsipan

kemudian hasil di print, dan di tanda tangani oleh dokter

penanggung jawab laboratorium/petugas yang bertanggung

jawab serta diberi stempel.

Hasil yang sudah selesai diproses akan dikirim ke loket

pelayanan laboratorium klinik/poli yang terkait untuk pasien

rawat jalan. Dan untuk pasien rawat inap hasil akan dikirim ke

masing-masing ruangan/pavilion perawatan. Hasil tersebut

akan dikirim dengn menggunakan pneumatic tube.

3. Pengolahan limbah

a. Penanganan limbah padat di RSIJ Cempaka Putih

 Limbah padat infeksius seperti pot plastik bekas dahak,

feses, urin. Semua limbah padat tersebut dimasukkan ke

dalam kantong plastik kuning kemudian semua limbah


25

dikirim ke bagian sanitasi RSIJ Cempaka Putih kemudian

semua limbah infeksius yang terkumpul akan dikirim ke PT.

Wastec International untuk dimusnahkan dengan bekerja

sama dengan pihak ketiga untuk pengiriman yaitu oleh PT.

Jalan Hijau.

 Limbah benda tajam sedangkan untuk spuit dan lanset

dimasukan ke kardus disposable kemudian dikirim

kebagian sanitasi RSIJ Cempaka putih. Semua limbah

benda tajam dari setiap unit di Rumah sakit akan dikirim

oleh pihak ketiga yaitu PT. Jalan hijau ke PT. Wastec

International untuk dimusnahkan.

 Limbah padat non-infeksius dikumpulkan dalam kantong

plastik hitam dan dikumpulkan di bagian sanitasi RSIJ

Cempaka Putih setiap hari pukul 06.00-07.00 kemudian

akan dikirim ke TPA Bantar Gebang.

 Limbah jaringan patologi anatomi yang telah selesai

diperiksa akan dikumpulkan selama 3 bulan, kemudian

akan dikirim oleh pihak ketiga yaitu PT. Jalan Hijau ke PT.

Wastec International untuk dimusnahkan.

b. Penanganan limbah cair di RSIJ Cempaka Putih

Semua limbah cair dari laboratorium maupun unit lainnya di

rumah sakit akan dibuang melalui jalur pipa cair tertutup (di

bawah tanah) yang berhubungan langsung dengan saluran ke


26

bagian IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Melalui proses

tertentu dengan bantuan bakteri dan klorin limbah cair tersebut

akan dinetralkan sehingga dapat dibuang ke lingkungan dalam

kondisi aman bagi lingkungan. Limbah cair yang telah

dinetralkan tidak semuanya dibuang kelingkungan, sebagian

di recycle untuk digunakan menyiram tumbuhan dan mencuci

mobil.

c. Limbah Biakan Mikrobiologi

 Sisa media biakan dibuang ke saluran pembuangan yang

berhubungan dengan saluran ke pusat pengolahan limbah

cair RSIJ Cempaka putih.

 Cawan petri disterilkan dengan autoclave.

ALUR PENGOLAHAN LIMBAH RSIJ CEMPAKA PUTIH

Limbah Rumah Sakit Islam Jakarta


Cempaka Putih

Infeksius Non Infeksius

Padat Cair Cair Padat

Pihak Ketiga TPA Bantar


Pengangkutan oleh IPAL RSIJ Cempaka Gebang
PT. Jalan Hijau Putih

Setelah aman dialirkan ke


Pihak Ketiga
saluran air dan digunakan
Pemusnahan oleh
untuk menyiram tanaman
PT. WASTEC
27

4. Pemantapan mutu

Pemantapan mutu merupakan upaya Rumah Sakit

khususnya laboratorium dalam menjaga ke akurasian hasil untuk

pasien juga untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas

kerja. Pemantapan mutu yang dilakukan laboratorium meliputi :

a) Pemantapan Mutu Internal :

Merupakan upaya dari laboratorium dalam menjaga

kualitas dan keakuratan hasil juga sebagai pengawasan

terhadap kondisi alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan

sampel. Pemantapan mutu internal mencakup berbagai

kegiatan yang dilaksanakan pada tiap tahap pemeriksaan

mulai dari penyiapan, pengiriman spesimen, sampai

pemeriksaan, pencatatan hasil, dan pelaporan hasil

pemeriksaan. Pemantapan mutu internal terdiri dari uji

ketepatan dan ketelitian yang dilakukan dengan pemeriksaan

bahan kontrol yang dilkerjakan sama seperti pemeriksaan

sampel. Kontrol dilakukan setiap hari sebelum dilakukan

pemeriksaan sampel atau jika tejadi masalah dalam

pemeriksaan sampel. Kontrol dilakukan dengan menggunakan

bahan kontrol yang memiliki komposisi sama atau mirip

dengan sampel yang sifatnya stabil yang selama masa

penyimpanan tidak mengalami perubahan dan disertai dengan

sertifikat analisa yang dikeluarkan oleh pabrik yang


28

bersangkutan. Jadwal pemantapan mutu internal laboratorium

klinik RSIJ sebagai berikut :

No. Parameter Asal Jadwal


1. Hematologi Darah control Setiap hari
2. Urinalisis Urin control Setiap hari
3. Hemostasis Plasma control Setiap hari
4. Kimia klinik Serum control Setiap hari
5. Serologi Serum control Setiap hari

b) Pemantapan Mutu Eksternal :

Merupakan upaya dari Rumah Sakit khususnya

laboratorium untuk menguji keterbatasan laboratorium yang

akan di bandingkan dengan laboratorium lain. Pemantapan

mutu ini dilakukan oleh pihak luar yang akan menilai

kompetensi atau kualitas dari Rumah Sakit atau laboratorium.

RSIJ Cempaka Putih bekerjasama dengan Kemenkes dan

PDS Patklin untuk melakukan pemantapan mutu. Pemantapan

mutu oleh Kemenkes dilakukan satu tahun sekali sedangkan

PDS Patklin dilakukan dua kali dalam setahun.

Pemantapan mutu eksternal yang diikuti yaitu dalam bidang :

No. Bagian Pemantapan Pelaksanaan


mutu
1. Mikrobiologi Kemenkes 1 kali/tahun
2. Hematologi Kemenkes 1 kali/tahun
PDS Patklin 2 kali/tahun
29

3. Hemostasis Kemenkes 1 kali/tahun


PDS Patklin 2 kali/tahun
4. Imunologi Kemenkes 1 kali/tahun
5. Kimia Klinik Kemenkes 1 kali/tahun
PDS Patklin 2 kali/tahun
6. Urinalisis Kemenkes 1 kali/tahun

5. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Dalam Laboratorium memiliki jadwal shift dan nonshift, bagi

petugas nonshift selalu masuk pagi dari jam 08:30 sampai jam

15:00 WIB di hari Senin-Sabtu. Bagi petugas shift akan mendapat

jadwal 2 kali masuk pagi mulai dari jam 07:00 sampai 14:00 WIB,

2 kali masuk siang mulai dari jam 14:00 sampai 20:00 WIB, 2 kali

masuk malam mulai dari jam 20:00 sampai 07:00 WIB. Bagi

petugas yang mendapat shift setelah 2 kali masuk pagi, 2 kali

masuk siang, 2 kali masuk malam maka setelahnya akan

mendapat 2 kali libur. Rotasi pada masing-masing bagian di

laboratorium setiap satu bulan sekali, sedangkan untuk sampling

keruangan rawat inap setiap seminggu sekali.

Untuk petugas baru di laboratorium RSIJ Cempaka Putih

wajjib mengikuti orientasi dan pengarahan lahan kerja selama tiga

bulan.
30

D. Hambatan

Dalam pelaksanaan PKL mahasiswa tidak menemukan

hambatan yang berarti. Namun kurangnya diskusi dengan dokter

Patologi Klinik serta tidak diberikannya kesempatan kepada

mahasiswa untuk melakukan pengambilan darah vena, mahasiswa

menjadi kurang mendapatkan pembelajaran tentang ilmu yang ada di

laboratorium dan bagaimana komuniksasi dengan pasien saat ingin

dilakukannya pengambilan darah vena.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) memberikan gambaran kepada

mahasiswa bagaimana keadaan dunia kerja di Rumah Sakit, dan

dapat memberikan ilmu kepada mahasiswa dalam mempersiapkan

diri untuk memasuki dunia kerja nantinya. Manfaaat lainnya yang

didapatkan mahasiswa adalah :

1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah didapat di

institusi dengan yang ada di Rumah Sakit.

2. Mahasiswa dapat mengetahui metode atau alat otomatisasi

yang ada di Rumah Sakit dan membandingkannya dengan ilmu

yang di dapat di institusi.

3. Mahasiswa dapat mengetahui proses pra analitik, analitik dan

post analitik di laboratorium.

4. Mahasiswa dapat belajar bagaimana menganalisa dan

bagaimana menyelesaikan masalah yang terjadi di laboratorium

mengenai pemeriksaan sampel.

5. Mahasiswa dapat belajar displin dan tanggung jawab terhadap

apa yang dikerjakan.

6. Mahasiswa dapat belajar bagaimana bekerja secara profesional

dan bekerjasama dengan tenaga profesi lainnya.

31
32

B. Saran

Adapun saran yang ingin kami sampaikan kepada institusi, Rumah

Sakit dan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan PKL di tahun

berikutnya :

1. Bagi Institusi

a. Agar mahasiswa diberikan informasi lebih diberikan gambaran

mengenai kegiatan PKL di Rumah Sakit berdasarkan

pengalaman sebelumnya.

b. Agar jadwal PKL tidak terlalu dekat dengan pengumpulan

tugas lainnya (KTI) sehingga fokus mahasiswa tidak terbagi

saat melaksanakan kegiatan PKL.

c. Agar mahasiswa diberikan gambaran pemeriksaan yang telah

berkembang di Rumah Sakit berdasarkan pengalaman

kegiatan PKL sebelumnya pada saat dilakukan pembelajaran.

2. Bagi Laboratorium Rumah Sakit Islam Cepaka Putih

a. Kami berharap agar mahasiswa tahun selanjutnya dapat

melaksanakan PKL ditahun berikutnya.

b. Kami berharap agar mahasiswa dapat diberikan kesempatan

untuk melakukan pengambilan darah vena/perifer.

c. Semoga mahasiswa PKL pada tahun berikutnya mendapat


perlakuan yang sama, dimana mahasiswa diberi kepercayaan

penuh untuk membantu kegiatan di laboratorium.


33

d. Mahasiswa dapat diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan

dokter Penanggung jawab Patologi Klinik dan Patologi

Anatomi.

3. Bagi Mahasiswa

a. Agar mencari informasi lebih tentang perkembangan metode

dan pemeriksaan.

b. Mahasiswa diharapkan serius dalam mengikuti kegiatan

perkulihan sehingga tidak menemui dalam pelaksanaan PKL

nantinya.

c. Mahasiswa harus dapat meningkatkan semangat dalam belajar

dan bekerja.

d. Dapat mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai

kesulitan dalam PKL, sehingga kegiatan PKL dapat berjalan

dengan lancar.

e. Menjaga kesehatan fisik selama kegiatan PKL

f. Menjalin komunikasi yang baik dengan petugas laboratorium

dan karyawan lain selain petugas laboratorium.


Lampiran

STRUKTUR ORGANISASI RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Direktur Utama

Direktur Pelayanan dan Direktur Direktur Direktur Sumber


Pendidikan Medik Penunjang Klinik Keuangan Daya Islami

Rawat Inap

Rawat Jalan

Pelayanan
Khusus Patologi
Anatomi

Laboratorium

Laboratorium
Farmasi Klinik dan Bank
Darah

Radiodiagnostik

34
Lampiran

STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM


RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

Direktur Pelayanan Klinik

Manajer
Laboratorium

Ka. Sie Lab Klinik & Ka. Sie. Lab


Bank Darah Patologi
Anatomi

Koor. Pelayanan Koor. Mobile Koor. ADM Koor. Mutu Koor. Koor.
Darah Laboratorium Lab. & Sarana Laboratorium Pelayanan Pelayanan
mm Lab. PA

Pelaksana Pelaksana
Pelaksana
Sampling ADM Lab. Pelaksana Pelaksana
Pelayanan
Pelayanan Teknik PA
Darah Ruangan
Cyto

Pelaksana Pelaksana Pelayanan


Pelaksana
Kimia Klinik ADM
ADM Lab. Raudah

Pelaksana Pelaksana
Kurir Hematologi

Pelaksana
Imunologi

Pelaksana
Mikrobiologi

Pelaksana
Feses &
Urinalisis

Pelaksana
Klinik Rutin

35
Lampiran

RIWAYAT RUMAH SAKIT

A. Riwayat Rumah Sakit

Gagasan didirikannya Rumah Sakit Islam Jakarta adalah bermula

dari dirasakannya kebutuhan akan pelayanan Rumah Sakit yang

bernafaskan Islam. Dr.H.Kusnadi yang juga sebagai salah seorang tokoh

Muhammadiyah tergugah dan mulai memikirkan perlu adanya suatu

rumah sakit yang pelayanannya bersifat Islami.

Dr.H.Kusnadi selalu menyampaikan gagasannya untuk

membangun rumah sakit. Maka dalam tempo yang singkat Dr.H.Kusnadi

akhirnya mampu meyakinkan pihak-pihak terkait untuk ikut mendukung

pendirian rumah sakit tersebut, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh penting

dalam persyarikatan Muhammadiyah. Maka sesuai dengan tujuan dan

usaha-usaha Muhammadiyah selama ini, pimpinan Muhammadiyah pun

bersepakat segera mendirikan sebuah rumah sakit di Jakarta.

1. Tahun 1967

Setelah melalui berbagai pertimbangan dan usul-usul tentang

pendirian rumah sakit tersebut serta ketentuan perundangan yang

berlaku, maka tanggal 18 April 1967 berdasarkan akte nomer 36 tahun

1967 dengan notaris R.Surojo Wongsowidjojo, berdirilah Yayasan

Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) yang diketuai langsung oleh

Dr.Kusnadi.

Kemudian pengurus Yayasan semakin intens, terutama dalam

mendapatkan dana pembangunan rumah sakit. Salah satu upaya

36
Lampiran

pencarian dana adalah melalui NOVIB (Nederlands Organisatie Voor

Internationle Behulpazaam Heid) yaitu salah satu lembaga

pemerintahan Belanda yang memberikan bantuan dana ke pihak-pihak

yang memerlukannya.

Selain dari NOVIB, pada saat itu mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak di antaranya dari jasa para pengusaha muslim dan

pemerintah DKI Jakarta yang dipergunakan untuk pembangunan

sarana fisik Rumah Sakit Islam Jakarta. Terlebih lagi setelah diperoleh

tanah seluas lebih kurang 7 (tujuh) hektar yang terletak di daerah

Cempaka Putih. Dalam hal alokasi tanah di daerah tersebut Bapak

Gubernur DKI Jakarta Letnan jendral (Purn) Ali sadikin memiliki andil

cukup besar dan membantu perkembangan selanjutnya.

2. Tahun 1968

Pada tanggal 7 Maret 1968, terjadi penandatanganan MOU

(Memorandum Of Understanding) antara pihak Yayasan Rumah sakit

Islam Jakarta yang diwakili oleh Dr.H.Kusnadi dengan SCCFA (State

Committe for Coordinating Foreign Aid) yang bernaung di Departemen

Luar Negeri Pemerintahan belanda yang diwakili oleh B.J.Oeding. Isi

perjanjian tersebut SCCFA akan memberikan bantuan sebesar 75%

dari biaya yang dibutuhkan untuk membangun Rumah Sakit Islam

Jakarta.

37
Lampiran

3. Tahun 1971

Setelah melalui lika-liku perjuangan yang sangat panjang dan

melelahkan, akhirnya pada tahun 1971 tepatnya pada tanggal 23 juni

1971, Rumah Sakit Islam Jakarta berdiri dengan kokoh yang

diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pada saat itu Rumah Sakit Islam

Jakarta memiliki gedung dengan fasilitas ruang perawatan 56 tempat

tidur.

4. Tahun 1972

Pada tahun 1972 Rumah Sakit Islam Jakarta mendapatkan

bantuan dari presiden Soeharto dalam pembangunan kamar operasi.

5. Tahun 1973

Pada tahun 1973 dibangun ruang perawatan kelas I dengan

kapasitas 16 tempat tidur.

6. Tahun 1975

Dengan penataan manajemen yang ketat, maka pada tahun 1975

Rumah Sakit Islam Jakarta ternyata memperoleh surplus dana. Atas

peran Bapak Fahmi Chotib, Drs,Ek sebagai Direktur Keuangan dengan

keahliannya dibidang manajemen sangat dirasakan, demikian pula

peran Bapak HS.Projokusumo yang selalu mengingatkan akan

pentingnya peralatan, pemeliharaan dan internal control. Namun

demikian dana tersebut belum mencukupi untuk pengembangan

sarana fisik, alat-alat medik maupun peningkatan biaya hidup

karyawan yang jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat.

38
Lampiran

7. Tahun 1979

Pada tahun 1979 atas bantuan presiden Soeharto dibangun lagi

empat buah gedung perawatan. Pada tahun inilah istilah Zaal dirubah

menjadi Pavilium. Masih pada tahun tersebut dengan dukungan

anggaran pendapatan sendiri Rumah Sakit Islam Jakarta berhasil

membangun Apotik, kamar Rontgen dan laboratorium. Pada tahun

1981 dibangun lagi ruang perawatan kelas 1 dengan kapasitas 32

tempat tidur dan asrama putera dengan kapasitas 56 orang.

8. Tahun 1982

Pada tahun 1982 dibangun gedung Sekolah Perawatan

Kesehatan (SPK) yang berlantai empat mampu menampung 100 siswi.

Pembangunan tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah Saudi

Arabia. Pada tahun ini juga Rumah Sakit Islam Jakarta berhasil

membangun ruang perawatan untuk Intensif Care Unit (ICU) dengan

kapasitas 8 tempat tidur yang dilengkapi dengan fasilitas gas medik

sentral.

9. Tahun 1986

Dari tahun ke tahun Rumah Sakit Islam Jakarta terus berkembang

seperti pada tahun 1986/1987 memiliki kapasitas tempat tidur

sebanyak 250 tempat tidur untuk perawatan kelas III, yang berarti 50%

total kapasitas tempat tidur di Rumah Sakit Islam Jakarta. Hal ini

menunjukan wujud fungsi sosial Rumah Sakit Islam Jakarta sebagai

39
Lampiran

amal usaha Muhammadiyah yang selalu memperlihatkan orang-orang

kecil yang tidak mampu.

10. Tahun 2001

Pada taggal 23 juni 2001 Rumah Sakit Islam Jakarta telah

mampu menyediakan 466 tempat tidur didukung 1.444 orang tenaga

medis, perawat, dan non medis serta berbagai peralatan canggih.

Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki kapasitas 411 tempat tidur,

ditunjang dengan tenaga medis, perawat dan non medis, penambahan

fasilitas rawat jalan spesialis dan sub spesialis dengan fasilitas yang

nyaman di "Klinik Raudhah"

11. Tahun 2012

Bulan 9 Februari 2013 telah diresmikan penggunaan gedung baru

“Gedung Mina” oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof.DR.Din

Syamsudin, MA bersama Wamenkes Prof. DR.Ali Ghufron, MSc., Ph.D

dan Gubernur DKI Jakarta Ir. Joko Widodo, dengan fasilitas :

 Lantai I : One Day Care (ODC), Laboratorium, Radiologi : CT

Scan, MRI dan Diagnostik

 Lantai II : Ruang rawat inap Pria dan luka bakar

 Lantai III : Ruang rawat inap Kebidanan, Rwt inap Kls 2 & 3

 Lantai IV : Ruang rawat inap Kebidanan Kls I & VIP, Sectio

Cesaria (SC)

 Lantai V : Critical Care Unit : ICU, ICCU, NICU/PICU/HCB,

Stroke Unit

40
Lampiran

 Lantai VI : Kamar Operasi (OK) High care Unit (HCU) & Ruang

Pemulihan.

B. Profil Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai bagian dari sistem pemberi pelayanan

kesehatan masyarakat, mempunyai peran dalam melaksanakan

pelayanan dan asuhan Rumah Sakit (hospital services and hospital care)

(Husin. 1998) yang mencakup berbagai bentuk pelayanan professional

yang diberikan oleh tenaga yang professional pula.

Dalam memasuki era globalisasi dan paradigma baru pelayanan

kesehatan perlu diawali dengan pembetukan Sumbar Daya manusia yang

berkualitas seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Tekhnologi Kedokteran dan Kesehatan.

Rumah sakit Islam Jakarta melalui Diklat Rumah Sakit Islam

Jakarta Cempaka Putih membuka kesempatan bagi dokter, tenaga

perawatan dan tenaga kesehatan yang ingin meningkatkan skill dan

knowledge dapat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Diklat

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

Program Pendidikan & Pelatihan Rumah Sakit Islam Jakarta

Cempaka Putih telah menyelenggarakan pelatihan terkait peningkatan

kompetensi profesi tenaga kesehatan dan telah bekerjsama dengan

berbagai perhimpunan serta penyelenggaraan Diklat terakreditasi PPSDM

Kemenkes RI.

41
Lampiran

C. Tentang Rumah Sakit

1. Visi Kami

RSIJ Cempaka Putih menjadi Rumah Sakit Kepercayaan

Masyarakat yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan Kedokteran dan

Perkaderan Persyarikatan Muhammadiyah di bidang Kesehatan.

2. Misi Kami

 Pelayanan kesehatan yang islami, profesional dan bermutu

dengan tetap peduli pada kaum dhu’afa.

 Mampu memimpin pengembangan Rumah Sakit lainnya.

 Mampu menyelenggarakan Pendidikan Kedokteran dan

Perkaderan bagi tenaga kesehatan lainnya.

3. Falsafah

Rumah Sakit Islam Jakarta adalah perwujudan dari Iman sebagai

amal shaleh kepada ALLAH SWT dan menjadikannya sebagai sarana

ibadah.

4. Tujuan

 Mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua

lapisan masyarakat melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan

secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, serta tuntutan ajaran Islam dengan tidak memandang

agama, golongan dan kedudukan.

42
Lampiran

 Menyelenggarakan Pendidikan Kedokteran yang bermutu dan

sesuai ajaran islam.

5. Kontak Informasi

a. Alamat: Jl. Cempaka Putih Tengah I / 1 Jakarta Pusat - Indonesia 10510

b. Telepon:

+62-21 428-01567

+62-21 424-4208

+62-21 425-0451

c. Fax : +62-21 420-6681

d. Email : rsijpusat@rsi.co.id

6. Layanan Rumah Sakit

a. Layanan 24 jam

 Ambulance

 Radiologi

 Bank Darah

 Laboratorium

Laboratorium Rumah Sakit Islam Jakarta terdiri dari:

1) Patologi Anatomi

Melakukan pemeriksaan histologi, sitologi, potong beku, biopsi

aspirasi

43
Lampiran

2) Patologi Klinik

Melakukan pemeriksaan rutin, hematologi, kimia, imunologi, dan

penanda tumor

 Farmasi

 Unit Gawat Darurat

b. Layanan Rawat Inap

 Kelas VIP

 Kelas Utama

 Kelas I

 Kelas II

 Kelas II A

 Kelas II B

 Kelas II C

 Kelas III

 Kelas III A

c. Rawat Jalan

 Poliklinik Umum

 Poliklinik THT

 Poliklinik Memori

 Poliklinik Syaraf

 Poliklinik Penyakit Dalam

 Poliklinik Kebidanan & Penyakit Kandungan

 Poliklinik Anak

44
Lampiran

 Poliklinik Rehabilitasi Medik

 Poliklinik Psikologi

 Poliklinik Paru

 Poliklinik Mata

 Poliklinik Laktasi

 Poliklinik Kulit, Kelamin & Kecantikan

 Poliklinik Gizi

 Poliklinik Keluarga Sakinah

 Poliklinik Jiwa

 Poliklinik Jantung

 Poliklinik Gigi & Mulut

 Poliklinik Bedah

 Poliklinik Akupuntur

6. Prestasi

a) Tahun 2014

 Rabu, 25 Juni 2014 RS Islam Jakarta Cempaka Putih telah

menerima penghargaan dari MarkPlus untuk kategori “ Local

General Hospital Class-B” dengan predikat Gold Champion

Indonesia WOW Brand 2014.

b) Tahun 2013

Juara Pertama Persi Award-IHMA 2013, Kategori Internal

service dengan judul " Paperless Pengendali Biaya Penunjang "

– Persi

45
Lampiran

c) Tahun 2012

 Juara Pertama Persi Award-IHMA 2012, Kategori Customer

Service, Marketing, dan Public Relation Project dengan judul "

RSIJ-TV Teman Setia Menuju Sehat Lebih Bermakna " – Persi

 Mendapat penghargaan "The Most Rekomended Hospital"

Peringkat Gold/Pertama sebagai rumah sakit yang paling

direkomendasikan untuk daerah Jabodetabek - Majalah

Marketeers & markplus Insigt (hermawan Kertajasa & Tim)

Up Grade Akreditasi 16 Pelayanan - Komite Akreditasi

Nasional

d) Tahun 2011

 Mendapat penghargaan "The Most Recomended Hospital"

Peringkat Gold/Pertama sebagai rumah sakit yang paling

direkomendasikan untuk daerah Jabodetabek - Majalah

Marketeers dan Markpus Insight (Hermawan Kertajasa &

Tim)

 Juara Pertama Persi Award - IHMA Kategori Internal Project

Service – PERSI

e) Tahun 2010

 Juara Pertama Persi Award - IHMA Kategori Customer Service

– PERSI

 Setifikat ISO 9001:2008 - VNZ

46
Lampiran

A. MIKROBIOLOGI

Pemeriksaan Sputum MTB/RIF Resistance GeneXpert

 Tujuan : Untuk mendeteksi adanya bakteri MTB


 Metode : Polymerized Chain Reaction (PCR)
 Prinsip :
Xpert MTB/RIF mendeteksi sekuen DNA spesifik dari MTB dan
resistensi rifampicin dengan PCR. Berdasarkan sistem GX cepherlid,
untuk rapid dan simpel digunakan Nucleic Acid Amplificarion Test
(NAAT). Xpert mempurifikasi dan mengkonsentrat MTB dari sampel
sputum, mengisolasi genom dari bakteri yang ditangkap dengan
sonifikasi dan mengamplifikasi genom DNA dengan PCR.
 Sampel : Sputum
 Alat/ Bahan :
- Pipet tetes - Cardridge GeneXpert
- Pot Sputum - Alat GeneXpert
- Larutan Diluent - Timer
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. Sputum dan pelarut dicampur dengan perbandingan 1:2 di pot
sputum.
3. Dikocok hingga sputum larut dan didiamkan selama 10 menit.
4. Kemudian dikocok kembali hingga homogeny. Lalu didiamkan
selam 5 menit
5. Dipipet campuran tersebut sampai batas pipet
6. Dituang kedalam cardridge
7. Pada PC, klik creat test
8. Muncul “Scan Barcode”  pilih manual entry
9. Scan sampel ID barcode  scan barcode di pot dahak
10. Scan cardridge  scan barcode yang ditempel dicardridge
11. Klik Star Test, masukkan password

47
Lampiran

12. Cardridge dimasukkan ke alat


13. Alat akan membaca selama kurang lebih 2 menit
14. Hasil dapat dilihat di view result
15. Untuk menginput hasil pastikan kembali identitas pasien beserta
ruangannya (jika ranap) / polinya. Klik save changes.
16. Hasil akan tertransfer ke LIS.
 Nilai Rujukan :
MTB Not Detected
RIF Resistance Not Detected

Pemeriksaan Kultur Darah dengan Bactec 9050

 Tujuan :
Untuk membantu mendeteksi gas CO2 yang dihasilkan oleh bakteri
anaerob pada sample kultur darah.
 Metode : Fotokolorimetri
 Prinsip :
Menggunakan sensor kolorimeter dan merefleksikan cahaya ke
monitor dengan adanya produksi karbondioksida dalam media kultur.
Jika mikroorganisme terdapat pada sampel, karbon dioksida
diproduksi sebagai hasil metabolisme organisme terhadap substrat
yang terdapat pada media kultur.
 Sampel : Darah, cairan tubuh (LCS, pleura, asites)
 Alat/Bahan :
- Alat Bactec 9050
- Botol Bactec
 Prosedur :
Alur Pemeriksaan Kultur Darah dengan Bactec 9050

48
Lampiran

Sampel Darah  dimasukkan ke dalam botol media kultur darah 


diinkubasi pada Bactec 9050  Jika ada sampel positif, lampu
indikator akan menyala.

Memasukkan Botol Kultur

1. Catat Nama Pasien dan No. ID Sample pada buku register


kultur darah
2. Klik “Home Rotor” dua kali, lalu buka pintu alat
3. Tekan “Vial Entry” soft key
4. Barcode Sample pilih yang tidak dibaca “No Barcode”, posisi
sample akan muncul
5. Catat posisi tabung vial (sample) pada Nama dan ID Pasien
yang sesuai
6. Masukkan tabung vial pada posisi yang telah ditentukan
7. Lalu klik “OK”, tahap ini dilakukan kepada semua tabung vial
(sample)
8. Tekan “EXIT”
Mengeluarkan Botol Bactec Positif (+)
1. Klik “Home Rotor” dua kali, lalu buka pintu alat
2. Tekan “Remove Positife” soft key
3. Keluarkan Tabung Vial (sample) dari posisi yang bertanda
positif oleh alat
4. Catat Nama Pasien dan No. ID Sample pada buku register
kultur darah yang bertanda positif
5. Lalu klik “OK”, tahap ini dilakukan kepada semua tabung vial
(sample)
6. Tekan “EXIT”
Mengeluarkan Botol Bactec Negative (-)
1. Klik “Home Rotor” dua kali, lalu buka pintu alat
2. Tekan “Remove Negative” soft key

49
Lampiran

3. Keluarkan Tabung Vial (sample) dari posisi yang bertanda


positif oleh alat.
4. Catat Nama Pasien dan No. ID Sample pada buku register
kultur darah yang bertanda positif. Lalu klik “OK”, tahap ini
dilakukan kepada semua tabung vial (sample). Tekan “EXIT”

Uji Biokimia dengan Media API

 Tujuan :
Untuk mengidentifikasi jenis bakteri dari hasil uji biokemis
 Prinsip :
Bakteri akan menggunakan media sebagai substrat untuk
metabolisme sesuai dengan kemampuan metabolismenya dan
menghasilkan produk yang spesifik sesuai spesiesnya
 Sampel : Suspensi BHIB
 Alat/Bahan :
- Media BHIB
- Media API
- Media MCA
- Pipet tetes kaca steril
- Bunsen
- Mineral oil
- Reagen TDA
- Reagen VP1 dan VP2
- Reagen Indol
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Sampel yang telah ditanam pada media agar kemudian dibuat
suspensi pada media NaCl atau BHIB.
3. Wadah media diberi air agar tes biokimia tidak kering selama
inkubasi

50
Lampiran

4. Suspensi kuman diteteskan pada seluruh kolom di media API.


5. Untuk kolom dengan tanda [ ] maka diisi penuh kolom dengan
suspensi, sedangkan kolom dengan tanda _ maka ditambahkan
mineral oil hinggan penuh.
6. Inkubasi media pada inkubator selama 24 jam di suhu 37⁰C.
7. Setelah diiinkubasi, kemudian pada mesia ditambahkan satu tetes
reagen TDA pada kolom TDA, satu tetes reagen indol pada kolom
IND, dan masing-masing satu tetes reagen VP 1 dan VP 2 pada
kolom VP
8. Baca hasil biokimia dengan menyamakan warna di media dengan
warna standar.
9. Dilihat apakah hasil biokimia positif atau negatif kemudian jumlah
kolom yang positif disesuaikan dengan spesies bakteri yang ada
pada tabel.

51
Lampiran

Pemeriksaan Kultur
1. Penerimaan sampel
2. Input data sesuai formulir permintaan
3. Pemeriksaan sampel

Sampel pus,
Sampel urin sputum, dan feses

Ditanam di BHIB dan inkubasi 3-6


jam di incubator suhu 37 ◦C

Ditanam ke BA & MCA, inkubasi 24 jam 37 ◦C

Hanya tumbuh Tumbuh pada MCA


pada BA dan BA

Ambil dari MCA


Tanam pada BHIB

ditanam pada Ditanam di NaCl steril


media MHA +
25 jenis
antibiotik Uji biokimia: Uji resistensi:
ditanam pada
media API media MHA + 25
jenis antibiotik
Inkubasi suhu
37 ◦C 24 jam
Inkubasi suhu 37◦C 24 jam

Ukur diameter zona


Uji biokimia : cocokkan spesies bakteri dengan
jernih di sekitar tiap
indicator api
antibiotik
52 Uji resistensi : Ukur diameter zona jerrnih
disekitar tiap antibiotik
Lampiran

B. HEMATOLOGI

Pemeriksaan Hematologi Lengkap dengan Alat Sysmex XN-2000

 Tujuan :
Untuk melakukan pemeriksaan Darah Lengkap seperti kadar Hb, Ht,
Eritrosit, Leukosit, MCV, MCH, MCHC, Trombosit, Diff count,
Retikulosit, dll
 Metode : Flowcytometry, SLS Hemoglobin, Flourescens
 Prinsip :
Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan
memakai tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa
sekaligus beberapa parameter seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
Eritrosit, MCH, MCHC, MCV dan Hitung Jenis Leukosit.
 Sampel : Darah EDTA
 Alat/Bahan :
- Rak sampler
- Reagen Washing
- Low Control
- Normal Control
- High Control
 Prosedur :
Pengerjaan Washing
- Alat Sysmex XN 2000 dinyalakan dengan menekan tombol power
“ON” pada alat.
- Alat dikoneksikan dengan computer.
- Klik tanda …. pada komputer.
- Klik Maintenance.
- Klik Cleaning.
- Lalu larutan wash (Sodium Hipoclorite) ditaruh pada rak khusus.
- Kemudian alat akan melakukan washing.

53
Lampiran

Pengerjaan Kontrol
1. Kontrol dikeluarkan dari refrigerator dan biarkan dalam keadaan
suhu ruang minimal 15 menit.
2. Setelah alat melakukan washing, tiga level kontrol ditaruh pada
rak khusus.
3. Kemudian alat akan menscane barcode pada masing-masing
tabung kontrol.
4. Lalu alat melakukan running kontrol secara otomatis.

Pengerjaan Sample
1. Sample dalam tabung vacute warna ungu (Darah EDTA)
diletakkan pada rak sample dengan barcode mengarah ke depan.
2. Letakkan rak sample pada pengait khusus rak sample pada meja
alat dengan benar
3. Alat dijalankan dengan menjalankan program, Klik “SAMPLER”
pada komputer, akan muncul “start sampler”
4. lalu klik “OK”
5. Barcode sample akan dibaca oleh alat, dan sample dihomogenkan
sebanyak 8 kali oleh alat
6. Hasil akan secara otomatis masuk ke dalam komputer, kemudian
hasil diamati apakah hasil yang keluar sesuai dengan parameter
yang diminta.
7. Jika semua hasil telah sesuai maka hasil di “RELEASE” sehingga
dapat dicetak.
 Catatan :
 Apabila kontrol tidak masuk, dilakukan kontrol ulang. Dan apabila
tidak masuk lagi, alat dilakukan kalibrasi.
 Jika ada hasil yang ekstrim (sangat melebihi atau sangat kurang
dari nilai rujukan) maka pemeriksaan dilakukan dengan kedua alat
tersebut untuk mengkonfirmasi bahwa hasil yang didapat adalah
benar.

54
Lampiran

 Jika kedua alat memberikan hasil yang sama (hasil ekstrim) maka
dikonfirmasi dengan pemeriksaan SAD dan melihat apakah
gambaran sel-sel darah pada sediaan tersebut sesuai dengan hasil
dari alat.
 Jika alat memberikan hasil ekstrim pada nilai trombosit, maka
dikonfirmasi dengan pemeriksaan SAD dengan pewarna giemsa
untuk melihat dan menghitung secara manual jumlah trombosit.
 Jika terlihat agregasi trombosit pada pemeriksaan SAD, maka
dilakukan pengambilan ulang sample dan dilakukan pengulangan
pemeriksaan.

Pemeriksaan Hemostasis Dengan Alat Sysmex Ca - 600 Series

 Tujuan :
Alat ini digunakan untuk membantu dalam mendiagnosa kelainan
hemostatis dengan pemeriksaan Fibrinogen, Masa Trombin, Masa
Protrombin, dan APTT.
 Metode : Optical Coagulation Method
 Prinsip :
Alat koagulasi full otomatisasi dengan perangkat teknologi deteksi
optik dan sistem reagen sama dari keluarga alat koagulasi Sysmex.
Memberikan performa tinggi otomatis, melakukan clotting, kromogenik
dan pengukuran imunologi termasuk D-Dimer.
 Sampel : Plasma Sitrat
 Alat/Bahan :
- Alat Hemostasis CA 600 Series
- Sample cup
- Aquabides
- Protrombin Time (PT) = Dede Innovin
- Fibrinogen = Thrombin Reagen
- APTT = Pathrombin SL
- Trombin Time (TT) = Thrombin

55
Lampiran

- Buffer
- CaCl2 Solution = CL 1: Asam, CL 2: Basa
 Prosedur :
Run Kontrol
1. Reagen kontrol dalam refrigerator dikeluarkan dan didiamkan
dalam suhu ruang minimal 15 menit.
2. Reagen yang dilarutkan aquabides :
Aquabides dipipet dengan pipet volume, banyaknya aquabides
sesuai dengan yang tertera pada botol reagent.
⁻ PT = Dede Innovin
⁻ Fbg = Trombin Reagent
⁻ TT = Trombin Test
⁻ APTT = Pathtromtin SL
3. Setelah reagent yang harus dilarutkan dibuat, letakkan seluruh
reagent pada tempatnya. Termasuk reagent yang tidak perlu
dilarutkan, yaitu CaCl2, CI I, CI II dan OV Buffer.
4. Reagen kontrol dilarutkan dengan aquabides sebelum digunakan.
Aquabides dipipet sebanyak 1000µL ke dalam botol kontrol,
kemudian diamkan dan jangan dikocok, biarkan larut dengan
sendirinya.
Kontrol dapat digunakan setelah larut sempurna.
5. Kontrol (N) dimasukkan ke dalam kuvet, letakkan di rak posisi 1
6. Lakukan pencucian probe terlebih dahulu sebelum merunning
kontrol atau sample, dengan cara Pilih “Special Menu’, Klik “Clean
Probe”, tunggu 3 menit
7. Pilih “ID No. Entry” dan masukkan nama QC02 (tergantung kuvet
yang digunakan)
8. Pilih semua parameter, lalu tekan “ENTER”
9. Klik “START” sampai muncul tampilan “FIRST TUBE”
10. Klik “FIRST TUBE”
11. Tunggu hingga hasil keluar

56
Lampiran

Run Sample
1. Reagen dalam refrigerator dikeluarkan dan didiamkan dalam suhu
ruang
2. Reagen yang dilarutkan aquabides :
Aquabides dipipet dengan pipet volume, banyaknya aquabides
sesuai dengan yang tertera pada botol reagent.
⁻ PT = Dede Innovin
⁻ Fbg = Trombin Reagent
⁻ TT = Trombin Test
⁻ APTT = Pathtromtin SL
3. Setelah reagent yang harus dilarutkan dibuat, letakkan seluruh
reagent pada tempatnya. Termasuk reagent yang tidak perlu
dilarutkan, yaitu CaCl2, CI I, CI II dan OVB
4. Tutup tabung sample dibuka kemudian tabung sample diletakkan di
rak sample dengan barcode menghadap ke bagian depan
5. Lakukan pencucian probe terlebih dahulu sebelum merunning
kontrol atau sample, dengan cara Pilih “Special Menu’, Klik “Clean
Probe”, tunggu 3 menit
6. Pilih parameter, lalu tekan “ENTER”
7. Klik “START” kemudian alat akan mulai membaca barcode untuk
mengetahui nomor id sample dan jenis parameter yang diminta
8. Klik “CONTINUE” dan alat akan mulai menganalisa sample.
Tunggu hasil keluar.
9. Hasil akan secara otomatis masuk ke dalam komputer dan terprint
dari alat, kemudian hasil diamati apakah hasil yang keluar sesuai
dengan parameter yang diminta.
10. Jika semua hasil telah sesuai maka hasil di “RELEASE” sehingga
dapat dicetak.

57
Lampiran

Pemeriksaan IT Rasio
 Tujuan :
Menentukan Rasio Neutrofil Imatur Dengan Neutrofil Total Dalam
Menegakkan Diagnosis Dini Sepsis Bakterialis Pada Neonatus.
 Metode : Wright Stainning
 Prinsip :
Darah dibuat apusan dan diwarnai dengan prinsip pewarnaan
Romanowsky. Zat warna yang bersifat asam akan mewarnai organel
sel yang bersifat basa, dan zat warna yang bersifat basa akan
mewarnai organel sel yang bersifat asam. Dihitung adanya sel muda
(myelosit dan metamyelosit), netrofil batang, dan netrofil segmen
hingga didapatkan 100 sel.
 Sampel : Darah EDTA
 Alat/Bahan :
- Objek glass
- Slider
- Zat warna wright
- Metanol
- Aquabides
- Mikroskop
- Minyak emersi
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dibuat sediaan apus darah dan dibiarkan kering di udara.
3. Sediaan yang telah kering difiksasi dengan metanol 100 % dan
ditunggu hingga kering.
4. Sediaan digenangi dengan zat warna Wright sampai seluruh
apusan tertutupi oeh zat warna kemudian teteskan aquabides
sebagai pengganti buffer dan diamkan selama 10 menit.
5. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.

58
Lampiran

6. Setelah kering, SAD dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran


lensa objektif 100x untuk melihat gambaran daerah yang sesuai
untuk pembacaaan.
7. Dihitung adanya sel muda, neutrofil batang, dan neutrofil segmen
hingga 100 sel.
8. Hasil pembacaan dimasukkan ke dalam rumus

 Nilai Rujukan : < 0,13 %

Pemeriksaan Gambaran Darah Tepi

 Tujuan :
Mendiagnosis jenis anemia dan kelainan terhadap eritrosit, leukosit
dan trombosit
 Metode : Romanowsky
 Prinsip :
Darah dibuat apusan dan diwarnai dengan prinsip pewarnaan
Romanowsky. Zat warna yang bersifat asam akan mewarnai organel
sel yang bersifat basa, dan zat warna yang bersifat basa akan
mewarnai organel sel yang bersifat asam.
 Sampel : Darah EDTA
 Alat/Bahan :
- Objek glass
- Slider
- Zat warna wright
- Metanol
- Aquabides
- Mikroskop
- Minyak emersi

59
Lampiran

 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Dibuat sediaan apus darah dan dibiarkan kering di udara.
3. Sediaan yang telah kering difiksasi dengan metanol 100 % dan
ditunggu hingga kering.
4. Sediaan digenangi dengan zat warna Wright sampai seluruh
apusan tertutupi oeh zat warna kemudian teteskan aquabides
sebagai pengganti buffer dan diamkan selama 10 menit.
5. Sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
6. Setelah kering, SAD dilihat di bawah mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif 100x untuk melihat gambaran daerah
yang sesuai untuk pembacaaan.
7. Setelah mendapat lapang pandang lensa objektif diputar ke
perbesaran 100x dan dicatat jika ada sel abnormal.

Pemeriksaan d-Dimer dengan Alat Nyco Card II

 Tujuan :
Mengetahui adanya kelainan kadar FDP (Fibrin Degredation Products)
 Metode : Immunometrik
 Prinsip :
Adanya D-Dimer dalam sampel akan bereaksi dengan reagen D-
Dimer membentuk kompleks warna. Intensitas warna yang terbentuk
sebanding dengan kadar D-Dimer dalam sampel
 Sampel : Plasma Sitrat
 Alat/Bahan :
- Alat Nyocard Reader II - R1 (conjugate)
- Mikropipet 50 µl - R2 (washing solution)
- Yellow tip
- Device d-Dimer
- Tissue

60
Lampiran

 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Reagen dan Test Device dikeluarkan dari tempatnya dan dibiarkan
hingga suhu ruang
3. Ditulis nomor ID pasien pada test device
4. R2 (washing solution) dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam device
ditunggu hingga meresap.
5. Sampel plasma dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam device
ditunggu hingga meresap.
6. R1 (conjugate) dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam device ditunggu
hingga meresap.
7. Lalu R2 (washing solution) dipipet 50 µl, dimasukkan ke dalam
device ditunggu hingga meresap.
8. Hasil d-Dimer dibaca dengan menggunakan alat Nyco Card II
Reader
 Tekan ON
 Calibrate  Enter
 Open Lid  Buka device untuk kalibrasi
 Place pen  Tekan pen pada device dan tahan sampai
“calibrated”
 Select Test  Enter
 Tekan Select  Pilih parameter CRP Serum/Plasma
 Place pen  tekan pen pada device hingga muncul hasil pada
layar

Pemeriksaan Masa Perdarahan


Bleeding Tme (BT)
 Tujuan :
Menilai faktor-faktor hemostasis yang terletak ekstravaskuler dan
untuk menilai fungsi trombosit.
 Metode : Duke

61
Lampiran

 Prinsip :
Pada cuping telinga dibuat luka sebesar 3-4 mikronmeter kemudian
tiap 30 detik darah yang keluar di lap dengan tissue hingga darah
berhenti keluar, hasil dinyatakan dalam satuan menit.
 Sampel : Darah perifer cuping telinga
 Alat/Bahan :
- Lancet
- Autoclick
- Timer
- Alcohol Swab (isopropil alkohol 70%)
- Tissue
 Prosedur :
1. Dilakukan antisepsis pada ujung daun telinga pasien, ditunggu
hingga alkohol mengering
2. Ditusuk daun telinga dengan autoclick, jika darah mulai mengalir
stopwatch dijalankan
3. Dihisap darah yang keluar dengan kertas tissue setiap 30 detik
hingga darah berhenti mengalir, waktu menghisap darah jangan
sampai menekan kulit
4. Dicatat waktu masa perdarahan
 Nilai Rujukan : 1 – 3 menit

Pemeriksaan Masa Pembekuan


Clotting Tme (CT)

 Tujuan :
Mengetahui waktu yang diperlukan darah untuk membeku
 Metode : Slide
 Prinsip :
Darah diteteskan ke objek glass 1 tetes, setiap 30 detik dilihat adanya
benang fibrin yang terbentuk, hasil ditentukan dalam satuan menit.

62
Lampiran

 Alat.Bahan :
- Lancet
- Autoclick
- Object glass
- Timer
- Alcohol Swab (isopropil alkohol 70%)
- Micropore
- Tissue
 Prosedur :
1. Dibuat perlukaan pada ujung jari tangan pasien
2. Tetesan darah pertama yang keluar dihapus dengan kertas tissue
3. Tetesan darah berikutnya diteteskan pada object glass yang
bersih dan kering
4. Setiap 30 detik darah diangkat – angkat sampai terbentuk
benang
5. Stopwatch dimatikan kemudian dicatat waktu yang dibutuhkan
 Nilai Rujukan :
Masa Pembekuan : 4 – 6 menit

63
Lampiran

C. IMUNNOLOGI

Pemeriksaan Immunologi dengan Alat Abbott ARCHITECT;1000 SR

 Jenis Pemeriksaan :
HIV Ag/Ab, TT3, TT4, FT4, TSH, AFP (hati), CEA, Total PSA, Ca 125,
HbsAg, Anti HBs, Anti HAV, Anti HBc, Anti HCV
 Tujuan :
Mengukur kadar antibodi/antigen terhadap HIV, HBV, HCV, TSH,
AFP, CEA, FT4, HAV, dll
 Metode : CMIA (Chemiluminescent Immuno Assay)
 Prinsip :
CMIA reader mengukur emisi chemiluminescent yang terjadi dalam
periode waktu tertentu untuk mengukur konsentrasi suatu analit.
Rangkaian reaksi untuk 2 step assay:
1. Analit yang ada di sample direaksikan dengan Paramagnetik
mikropartikel yang dilekatkan anti analit membentuk ikatan
immunocomplex.
2. Magnet menarik paramagnetik mikropartikel yang telah berikatan
dengan analit. Pada proses pencucian, Analit yang tidak berikatan
akan dibuang.
3. Ikatan immunocomplex ditambahkan konjugat yang berlabel
acridinium sehingga ikatan menjadi sempurna
4. Pada proses pencucian, Analit yang tidak berikatan akan dibuang.
5. Ditambhakan Pre Trigger Solution (H2O2) san Trigger Solution
(NaOH) ke dalam campuran reaksi. Acridinium melewati proses
oksidasi ketika terpapar mejadi peroksida dan larutan alkali. Reaksi
inin menyebabkan terjadinya reaksi chemiluminescent dan
melepaskan energi dalam bentuk emisi cahaya dan diukur sebagai
konsentrasi suatu analit dalam sampel
 Sampel : Serum

64
Lampiran

 Alat/Bahan :
- Alat Architect
- Reagent kit
- Mikropipet
- Sample cup
- Rak sampel
- Carrier
 Prosedur :
Prosedur Menyalakan Alat
1. CPU dinyalakan dengan menekan tombol power
2. Ditulis username dan password
3. Dinyalakan alat ARCHITECT dengan menekan tombol power pada
bagian belakang alat
4. Ditunggu hingga Sample Handler Status dan Processing Modul
Status pada monitor berubah menjadi “STOPPED”
5. Diklik Sample Handler Status dan Processing Modul Status pada
snapshot screen, kemudian tekan Start up (F5) hingga status
menjadi “READY”

Pengaturan Inventory Consumable


1. Icon “Supllies” diklik, kemudian “Supply Status”
2. Dari layar Update Supplies kita dapat informasi mengenai
penambahan/penggantian bulk solution, penambahan
RV/pembuangan limbah.
3. Mengosongkan limbah cair
- Pintu Supply dan Waste center dibuka
- Tubing dilepaskan dari wadah limbah cair
- Waste drawer ditarik
- Wadah limbah cair diangkat
- Limbah cair dibuang ke tempat pembuangan limbah
- Tubing dipasang kembali dari wadah limbah cair

65
Lampiran

- Diklik “Update Supplies” kemudian “Liquid Waste”


- “Done”
4. Menambah Reaction Vessel-RV
- Posisi alat harus dalam keadaan “READY”
- Tutup RV hopper dibuka
- Dimasukkan RV secukupnya
- RV hopper ditutup kembali
- Dipilih gambar Supply status dari Processing module pada
Snapshot screen
- Diklik “RV” kemudian “Done”

Prosedur Maintenance/Perawatan
1. Perawatan Harian/Daily Maintenance
- Diklik “system”  “Maintenance”  “Daily Maintenance”
- Ditekan Perform (F5)
- Diikuti perintah yang ada di layar sampai prosedur selesai,
kemudian “Done”
2. Perawatan Mingguan/Weekly Maintenance
a. Probe Cleaning Manual
- Diklik “system”  “Maintenance”  “Weekly”
- Dipilih “6407 Probe Manual” kemudian Perform (F5)
- Dibersihkan probe bagian luar dan WZ Probe dengan cotton
swab 3 – 4 kali
- “Done”
b. Pipettor/WZ Probe Cleaning
- Diklik “system”  “Maintenance”  “Weekly”
- Dipilih “6445 Pipettor / WZ Probe Cleaning” kemudian Perform
(F5)
- Diletakkan Probe Conditioning Solution dan botol Maintenance
Cleaning yang sudah diisi dengan 0,5% Sodium Hipoklorit di
reagent carrier

66
Lampiran

- Diklik Perform (F5) kemudian ditunggu hingga step selesai


c. Wash cup cleaning
- Diklik “system”  “Maintenance”  “Weekly”
- Dipilih “6450 Wash Cup Cleaning” kemudian Perform (F5)
- Dibersihkan Wash Cup dengan cotton swab/tissue
- “Done”

Prosedur Memasukkan Reagensia


1. Dipilih menu” Overview”  “Snapshot”
2. Sample Handler Status dan Processing Modul Status harus dalam
keadaan running. Diklik “Ready”  Run (F8)
3. Dikeluarkan reagensia pemeriksaan dari boxnya, dibuka
penutupnya
4. Dipasangkan pada reagent carrier kemudian diletakkan pada load
area

Prosedur Pengecekan Persediaan Reagensia


1. Diklik icon “Reagents”  “Reagent Status”
2. Reagen yang masih banyak : “OK”
Reagen yang tinggal sedikit : “Low Alert”

Prosedur Pengeluaran Reagensia


1. Diklik icon “Reagents”  “Reagent Status”
2. “UNLOAD”
3. Reagen ditutup kemudian disimpan kembali

Prosedur Melakukan Kalibrasi


1. Diklik icon “Orders”  “Calibration Order”
2. Ditulis nomor Carrier dan Position
3. Dipilih jenis parameternya  “Add Orders”
4. Disiapkan sample cup dan carrier, diisi masing-masing cup dengan
bahan calibrator (volume sesuai masing-masing parameter)

67
Lampiran

5. Carrier dimasukkan ke dalam load area


6. Setelah selesai, carrier diambil kemudian cup dibuang

Prosedur Melakukan Kontrol


a. SINGLE CONSTITUENT CONTROL
- Disiapkan Sample carrier dan Cup sample
- Diklik “Orders”  “Control Order”  “Single Analyte”
- Ditulis nomor carrier dan posisi sample control
- Dipilih Assay, no lot kemudian level kontrol yang dikerjakan
- Diklik “Add Orders”
- Dimasukkan Control Reagent ke dalam cup sesuai dengan
petunjuk
- Carrier diletakkan di load area, ditunggu hingga step selesai

b. MULTI CONSTITUENT CONTROL


- Diklik “Orders”  “Control Order”  “Multiconstituent”
- Ditulis nomor carrier dan posisi sample control
- Dipilih Assay parameter, no lot kemudian level kontrol yang
dikerjakan
- Diklik “Add Orders”
- Dimasukkan Control Reagent ke dalam cup sesuai dengan
petunjuk
- Carrier diletakkan di load area, ditunggu hingga step selesai

Prosedur Pengerjaan Sample


a. Persiapan Sampel
- Sampel serum diputar dengan sentrifus THERMO SCIENTIFIC
pada kecepatan 12000 rpm selama 60 menit untuk
mengendapkan kemungkinan masih adanya benang fibrin pada
serum
b. Pengerjaan
- Disiapkan carrier dan cup sampel

68
Lampiran

- Dimasukkan 500 uL sampel yang telah diputar ke dalam cup


- Cup sample dimasukkan pada carrier
- Entry data pasien, dilklik “Order”  “Patient Order”
- Ditulis nomor carrier dan posisi sampel
- Ditulis ID pasien
- Dipilih parameter yang dikerjakan  “Add Order”
- Sample carrier dimasukkan ke dalam Load Area
- Ditunggu hingga “COMPLETED” kemudian “RELEASE”

 Nilai Rujukan :
Parameter Unit Nilai rujukan

HbsAg S/CO <1.0

Anti HBS mIU/ml <10.0

HIV S/CO <1.00

TSH uIU/ml 0.270 – 4.200

FT4 uIU/ml 0.930 – 1.700

TT3 Ng/ml 0.800 – 2.000

TT4 Ug/dl 5.100 – 14.100

Total PSA Ng/ml 0.00 – 4.00

CEA Ng/ml 0.0 – 3.0

AFP (hati) Ng/ml <10.9

Pemeriksaan Ferritin dengan Alat Mini Vidas

 Tujuan :
Untuk memperkirakan status simpanan zat besi dalam tubuh
 Metode : ELFA (Enzyme Linked Fluorescent Assay)

69
Lampiran

 Prinsip :
Prinsip pemeriksaan kombinasi antara ELISA dengan flourescens.
Reaksi terjadi bersirkulasi di luar dan di dalam media SPR beberapa
waktu. Saat tahap deteksi akhir, substrat bersirkulasi masuk dan
keluar SPR. Konjugat enzim mengkatalisis hidrolisis substrat menjadi
produk flourescens yang terukur pada panjang gelombang 450 nm.
Intensitas warna flourescens sesuai dengan konsentrasi antigen yang
terdapat pada sampel. Pada saat berakhirnya tes, hasil akan otomatis
terkalkulasi oleh alat.
 Sampel : Serum
 Alat/Bahan :
- Alat MiniVidas
- Tray dan SPR
 Prosedur :
Prosedur Menyalakan Alat
1. Tombol ON/OFF dibelakang alat ditekan
2. Ditunggu sampai muncul menu utama
 Start section
 Status screen
 Master lot menu
 Result menu
 Utility menu
3. Menu “status screen” dipilih, lalu di pilih display temperatur ( untuk
melihat suhu, suhu yang diharuskan 37°C)
4. Ditekan “Back”

Prosedur Kalibrasi
1. Disiapkan tray dan spr ( dalam suhu ruang), kemudian dimasukkan
masing-masing tersebut ke dalam rak alat
2. Disiapkan reagen standard
3. Diplih menu “status screen” dan akan muncul

70
Lampiran

 Available A
 Available B
4. Kemudian dipilih section yang digunakan ( akan muncul tulisan
section A/B)
5. Dipilih posisi tray dan spr dalam angka
6. Dipilih S untuk standard
7. Ditekan 1  Assay  Select Assay Fer Back
8. Reagen standar dimasukkan pada lubang vidas, kemudian screen
ditutup, dipilh “Start”

Prosedur Kontrol
1. Disiapkan tray dan spr ( dalam suhu ruang), kemudian dimasukkan
masing-masing tersebut ke dalam rak alat
2. Disiapkan reagen kontrol
3. Diplih menu “status screen” dan akan muncul
 Available A
 Available B
4. Kemudian dipilih section yang digunakan ( akan muncul tulisan
section A/B)
5. Dipilih posisi tray dan spr dalam angka
6. Dipilih C untuk kontrol
7. Ditekan 1  Assay  Select Assay Fer Back
8. Reagen kotrol dimasukkan pada lubang vidas, kemudian screen
ditutup, dipilh “Start”

Prosedur Pengerjaan Sampel


1. Disiapkan tray dan spr ( dalam suhu ruang), kemudian dimasukkan
masing-masing tersebut ke dalam rak alat
2. Disiapkan sampel serum
3. Diplih menu “status screen” dan akan muncul
 Available A

71
Lampiran

 Available B
4. Kemudian dipilih section yang digunakan ( akan muncul tulisan
section A/B)
5. Dipih tulisan “ID”, kemudian dimasukkan ID pasien
6. “Back” dipilih
7. Diklik Select Assay  Fer  Back
8. Dimasukkan serum pasien sebanyak 100 µL pada lubang vidas,
section ditutup  Start
9. Dilihat waktu selesai pemeriksaan
10. Hasil keluar dalam bentuk printout
11. Hasil dicatat dalam buku imunologi dan diinput ke LIS
 Nilai Rujukan :
Jenis Kelamin Unit Nilai rujukan

Laki- laki Ng/ml 30 – 300

Perempuan Ng/ml 20 – 250

Pemeriksaan TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus,


Herpes) dengan Alat ChemWell

 Tujuan :
Mengetahui adanya antibodi IgM/IgG yang terbentuk akibat infeksi
Toxoplasma, Rubella, Cytomegalocirus dan Herpes
 Metode : ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay)
 Prinsip :
Adanya antibodi yang terdapat pada serum pasien akan bereaksi
dengan antigen berlabel enzim yang terdapat pada reagen yang jika
ditambahkan konjugat akan membentuk suatu warna yang dibaca
pada panjang gelombang tertentu, yang warnanya sebanding dengan
kadar antibodi pada pasien.
 Sampel : Serum

72
Lampiran

 Alat/Bahan :
- Alat Chem Well
- Reagen Kit (Conjugate, TMB, Stop Solution dan Diluent sample)
- Cup sample
- Aquabides
 Prosedur :
Prosedur Kontrol Harian
1. Komputer dan alat CHEM WELL dinyalakan dengan menekan
tombol power, sampai terdengar bunyi kemudian tutup alat dibuka
2. Dibuka program CHEM WELL pada komputer
3. Pada menu CHEMWELL Functions, dilakukan prosedur berikut :
- Diklik “START OF DAY”  “OK”
- Diklik “PARK PROBE” , jarum pencuci harus dipastikan bekerja
dengan baik
- Diklik “PRIME SYRINGE” , tidak boleh ada gelembung pada
syringe
- Diklik “WASH PROBE”, diulangi 3x
- Diklik “PRIME WASH”
- Diklik “PRIME RINSE”  “CLOSE”
4. Dicek wadah Rinse, Wash dan Waste
Pengenceran Wash Buffer
1. Wash buffer diisi dengan pengenceran 40x
2. Dilihat parameter apa saja yang akan dilakukan, setiap parameter
membutuhkan 10 mL untuk washing
 Untuk parameter IgG x 2, IgM x 1
 Toxo Rubrella CMV
Gx2 Gx2 Gx2 total = 9
Mx1 Mx1 Mx1
 9 x 10 mL = 90 mL
 Didalam botol wash harus tersedia 100 mL
 Jumlah total yang dibutuhkan 190 mL

73
Lampiran

 Pengenceran 40x = 5 mL wash buffer, add sampai 200 mL


aquadest
Pengenceran Sampel
1. Perbandingan sampel dan reagen yaitu 1:40
15µL serum + 600 µL reagen
- Reagen IgG berwarna hijau
- Reagen IgM berwarna biru
Cara Pengerjaan Sampel
1. Reagen + sampel ditaruh ditempat yang sesuai di alat CHEM WELL
2. Kemudian dipilih “ Temperature Off” ( alat harus pada suhu 37°C)
3. Dipilih “New Job”  dimasukkan ID pasien
4. Diklik “Assay” (curve)  diganti dari new menjadi stored
5. Diklik RUN
Pada assay : New ( untuk reagen baru, kontrol tidak masuk)
Stored ( Reagen baru, kontrol sudah masuk)
6. Setelah selesai, dipilih “WASH WELL”
 Nilai rujukan :
Parameter Unit Nilai rujukan
<32 : Negatif
Anti Toxoplasma IgG IU/ml 32 : Equivocal
>32 : Positif
<=0.9 : Negatif
Anti Toxoplasma IgM OD Ratio 0.91 – 1.09 : Equivocal
>=1.10 : Positif
<15.0 : Negatif
Anti Rubella IgG IU/ml 15.0 : Equivocal
>15.0 : Positif
<=0.9 : Negatif
Anti Rubella IgM OD Ratio 0.91 – 1.09 : Equivocal
>=1.10 : Positif

74
Lampiran

<=0.9 : Negatif
Anti HSV II IgG OD Ratio 0.91 – 1.09 : Equivocal
>=1.10 : Positif
<=0.9 : Negatif
Anti HSV II IgM OD Ratio 0.91 – 1.09 : Equivocal
>=1.10 : Positif
< 0,9 : Negatif
CMV IgM OD Ratio 0,91-1,09 : Equivocal
≥ 1,10 : Positif
< 1,1 : Negatif
1,1-1,2 : Equivocal
CMV IgG OD Ratio
< 1,2 : Positif

Pemeriksaan CRP dengan Alat Nyco Card II

 Tujuan :
Untuk mengetahui kadar CRP yang berhubungan dengan adanya
infeksi akut
 Metode : Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA)
 Prinsip :
CRP single tes, dengan fase solid, format-sandwich, pemeriksaan
immunometrik. Di device terdapat membran yang ditempel dengan
anti-CRP antibodi. Saat sampel dimasukkan ke device, sampel
mengalir melewati membran, CRP menempel dengan antibodi anti-
CRP. CRP yang terperangkap di membran berikatan dengan antibodi-
konjugat emas yang ditambahkan dengan reaksi sandwich. Konjugat
yang tidak berikatan dihilangkan dengan washing solution. Kertas
dibawah membran menyerap kelebihan cairan. Jika sampel CRP
menunjukkan level patologis, membran terlihat merah kecoklatan
dengan intensitas warna sebanding dengan kadar CRP di sampel.

75
Lampiran

 Sampel : Serum/Plasma
 Alat/Bahan :
- Nycocard II Reader
- Test device
- Mikropipet 5 ul, 50ul
- CRP Reagents (R1, R2, R3)
 Prosedur :
1. Reagen dan Test Device dikeluarkan dari tempatnya dan dibiarkan
hingga suhu ruang
2. Ditulis nomor ID pasien pada test device
3. Dimasukkan 5 ul sampe ke dalam cup R1, kemudian
dihomogenkan selama 10 detik
4. Diambil campuran tersebut sebanyak 50 ul, dimasukkan ke dalam
test device, pada saat meneteskan tidak boleh terbentuk
gelembung, ditunggu hingg semua cairan terserap
5. Ditambahkan 1 tetes R2 secara tegak lurus dan tanpa gelembung,
ditunggu hingga kering
6. Ditambahkan 1 tetes R3 secara tegak lurus dan tanpa gelembung,
ditunggu hingga kering
7. Test device dibaca pada alat Nycocard II reader
 Tekan ON
 Calibrate  Enter
 Open Lid  Buka device untuk kalibrasi
 Place pen  Tekan pen pada device dan tahan sampai
“calibrated”
 Select Test  Enter
 Tekan Select  Pilih parameter CRP Serum/Plasma
 Place pen  tekan pen pada device hingga muncul hasil pada
layar
 Nilai Rujukan :
CRP Kuantitatif : <6 mg/L

76
Lampiran

Pemeriksaan Dengue NS-1 Ag

 Tujuan :
Mengetahui adanya infeksi virus Dengue pada demam hari 1-3 (rapid
early)
 Metode : Immunochromatography (ICT)
 Prinsip :
Adanya antigen terhadap virus Dengue akan bereaksi dengan antibodi
berlabel colloidal yang terdapat pada kaset, hasil positif akan
memberikan warna pada daerah tes.
 Sampel : Serum/Plasma
 Alat/Bahan :
- Dengue NS-1 Ag cassette - Yellow tip
- Mikropipet - Buffer
 Prosedur :
1. Kaset dikeluarkan dari kantungnya dan dibiarkan hingga suhu
ruang
2. Serum 5 µl dimasukkan kedalam lubang sampel “S1"
3. Lalu ditambahkan 2 tetes (80-100µl) diluents buffer pada lubang
buffer “S”
4. Amati hasil pengetesan selama 20 menit. Janagan membaca hasil
setelah 20 menit.
 Interpretasi hasil :
- Positif : Terdapat garis berwarna pada area C dan T1 dan/T2
- Negatif : Terdapat garis berwarna pada area C
- Invalid : Tidak terdapat garis berwarna pada area C
 Nilai Rujukan :
Dengue NS-1 Ag : Negatif

77
Lampiran

Pengerjaan Kontrol CD4 menggunakan Alat Alere Pima

 Tujuan :
Menunjukkan seberapa kuat sistem kekebalan tubuh, Menunjukkan
tahap infeksi HIV, Memandu Pengobatan dan Memprediksi
perkembangan penyakit.
 Metode : Polymerized Chain Reaction (PCR)
 Prinsip :
Pima seperti larutan untuk tes beban vines dengan cara kuantitatif
dengan RNA virus penuh di whole blood.
 Alat/Bahan :
 Prosedur :
1. Tekan tombol power dibelakang alat
2. Tunggu initializing hingga muncul “Run test cardridge”
3. Tekan tanda “√”, muncul “insert new cardridge”
4. Masukkan cardridge control, muncul “reading cardridge”
5. Pilih operator list  klik tanda “√”
6. Enter sampel  ketik “CTL Low” klik tanda “√”  muncul
“Analyzing CTL Low”
7. Muncul “analyzing done remove cardridge”. Keluarkan cardridge.
Untuk print hasil tekan “√”  Yes
8. Back (X). “Runtest press OK”  klik tanda “√”
9. Masukkan cardridge normal kontrol
10. Ketik “CTL Normal”  klik tanda “√”  muncul "analyzing CTL
Normal”
11. Muncul “analyzing done remove cardridge”. Keluarkan cardridge.
Untuk print hasil tekan “√”  Yes
12. Back (X). Untuk mematikan alat tekan (X)
13. Pilih power off  klik tanda “√”
14. Power off  “Do You Want Turn Power Off?”  Yes  klik tanda
“√”

78
Lampiran

Pemeriksaan Dengue IgG/IgM

 Tujuan :
Mengetahui adanya antibodi IgM/IgG terhadap virus Dengue
 Metode : Immunochromatography (ICT)
 Prinsip :
Adanya antibodi IgM/IgG terhadap virus Dengue akan bereaksi
dengan antigen Dengue yang berlabel colloidal di dalam kaset, hasil
positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna pada garis tes 1/2
 Alat/Bahan :
- PANBIO Dengue Duo Cassette
- Test Buffer
- Mikropipet
- Yellow tip
 Sampel : Serum/Plasma
 Prosedur :
1. Test device dikeluarkan dari kemasan, dibiarkan hingga suhu ruang
2. Diteteskan 10 ul sampel ke dalam well lingkaran, ditunggu hingga
semua cairan terserap
3. Ditambahkan 2 tetes buffer pada well kotak dengan posisi tegak
lurus ketika meneteskan
4. Ditunggu hasilnya hingga 15 menit, dicatat dan dilaporkan
 Interpretasi hasil :
- Positif : Terdapat garis berwarna pada area C dan T1 dan/T2
- Negatif : Terdapat garis berwarna pada area C
- Invalid : Tidak terdapat garis berwarna pada area C

 Nilai Rujukan :
- Anti Dengue IgG : Negatif
- Anti Dengue IgM : Negatif

79
Lampiran

Pemeriksaan HBsAg (Kualitatif)

 Tujuan :
Untuk mengetahui adanya infeksi virus Hepatitis B secara kualitatif
 Metode : Immunochromatography Test (ICT)
 Prinsip :
Adanya antigen/virus Hepatitis B akan bereaksi dengan antibodi
yang berlabel colloidal yang terdapat pada kaset, hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya warna pada daerah tes
 Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
 Prosedur Kerja :
1. Sampel (serum/plasma) diteteskan ke dalam lubang test
sebanyak 3 tetes
2. Tunggu sampai ± 15 menit
3. Setelah itu hasil dibaca secara kualitatif
 Interpretasi Hasil :
- Hasil Positif :
Terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan test (T)
- Hasil Negatif :
Hanya terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C)
- Hasil Invalid :
 Tidak terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan
test (T)
 Hanya terdapat garis berwarna pada daerah test (T)
 Nilai Rujukan : Negatif/ (-)

80
Lampiran

Pemeriksaan TPHA Rapid (Kualitatif)

 Tujuan :
sebagai alat pengukur kualitatif dari antibody terhadap Treponema
pallidum dalam serum/ plasma manusia dan sebagai alat diagnose
syphilis
 Metode : Immunochromatograpy Test (ICT)
 Prinsip :
Adanya antibodi Treponema Pallidum akan bereaksi dengan antigen
Treponema yang menempel pada eritrosit ayam/domba sehingga
terbentuk aglutinasi dari eritrosit-eritrosit tersebut.
 Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang, test device dikeluarkan
dari kemasan.
2. Sampel (serum/plasma) diteteskan ke dalam lubang test sebanyak
3 tetes
3. Tunggu sampai 10-30 menit setelah meneteskan sampel.
4. Setelah itu hasil dibaca secara kualitatif
 Interpretasi Hasil :
- Hasil Positif :
Terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan test (T)
- Hasil Negatif :
Hanya terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C)
- Hasil Invalid :
 Tidak terdapat garis berwarna pada daerah kontrol (C) dan
test (T)
 Hanya terdapat garis berwarna pada daerah test (T)

81
Lampiran

D. KIMIA KLINIK
Pemeriksaan Kimia Darah dengan HORIBA ABX Pentra 400

 Tujuan :
Mengetahui kadar-kadar senyawa atau molekul kimia dalam darah
seperti Cholesterol, CKMB, Creatinin, Asam Urat, Bilirubin Total,
Trigliserida, dll
 Metode : Spektrofotometri
 Prinsip :
Analisa dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode
spektrofotometri yang terdiri dari kolorimetri dan turbidimetri,
potentiometri yang terdiri dari direk dan indirek, serta dilengkapi
dengan optional ISE module untuk elektrolit.
 Alat/Bahan :
- Alat Horiba ABX Pentra 400
 Prosedur :
Cara control calibrasi
Klik work list  untuk control calibrasi : pilih control calibrasi kemudian
klik tanda (+), pilih parameter yang akan dikalibrasi/ dikontrol  tekan
tanda (>), kemudian klik close dan start (>)
Perlakuan daily maintanance
1. Tekan “Service”, tunggu sampai waktu berwarna kuning
2. Tekan “Customer Service”, tunggu sampai waktu berwarna kuning
3. Tekan “ Needle cleaning”, tunggu sampai waktu berwarna kuning
4. Tekan “ Sample Pressure Calibration”, tunggu sampai waktu
berwarna kuning
5. Tekan “ Reagen detection Calibration”, tunggu sampai waktu
berwarna kuning
6. Kemudian tekan “Priming Cycle” (sebanyak 2 kali)
7. Setelah itu tekan “ Reagen Configuration”
Cara pemeriksaan sampel

82
Lampiran

1. Klik work list


2. Pilih pasien kemudian klik tanda (+)
3. Kemudian pilih posisi rak dan tulis no sampel pada sampel ID
4. Letakkan sampel sesuai dengan posisi yang tertera pada kolom
monitor
5. Kemudian klik parameter yang mau diperiksa kemudian klik tanda
(>)
6. Klik close (<<) kemudian klik enter (>)

Pemeriksaan Kimia Darah dengan Alat Siemens Dimension EXL 200

 Tujuan :
Mengetahui kadar-kadar senyawa atau molekul kimia dalam darah
seperti LDH, Albumin, Cholin esterase, Alkaline Phospatase,
Magnesium, CK, dll
 Metode : Immunochemiluminescent
 Prinsip :
Instrumen melakukan pemeriksaan fotometri, turbidimetri, dan CMIA.
Menggunakan fotomultiplier yang digunakan untuk mengukur sinyal
dari metode chemiluminescent.
 Alat/Bahan :
- Alat Siemens Dimension EXL 200
 Prosedur :
Cara pemeriksaan Sampel
1. Klik main menu
2. Tekan F1 (new sample)
3. Jika dengan barcode maka bisa langsung diletakkan di rak
dengan ketentuan:
- Rak hijau untuk tabung rendah
- Rak coklat untuk tabung tinggi
- Barcode menghadap ke luar rak yang berlubang
- Tekan run

83
Lampiran

4. Jika dengan cup sampel maka harus manual :


- Isi posisi yang diinginkan (contoh a1) tekan enter
- Sampai posisi sampel no. diisi dengan * no barcode kemudian
enter
- Tunggu sampai muncul parameter yang diperiksa. Isi sampel
cup sesuai volume yang tertera di pojok kanan bawah ditambah
50 mikron
- Isi location sesuai posisi contoh a1 tekan enter
- Jika ada sampel lagi tekan f1 (new sampel)
- Lanjutkan seperti langkah 4 sampai sampel semua selesai
- Tekan run

Cara Melakukan Kalibrasi


1. Klik main menu
2. Tekan F5 (proses control)
3. Tekan F1 (calibration)
4. Tekan enter
5. Tekan F2 (set up and run)
6. Tekan parameter yang ingin dikalibrasi (contoh: glukosa)
7. Tulis Y dan enter
8. Samakan no. lot kalibrator yang tertera di layar monitor dengan di
reagen
9. Samakan pula no lot reagen yang tertera di layar dan di reagen
10. Masukkan no petugas yang mengkalibrasi
11. Tekan f4 (assign up) maka akan muncul posisi rak untuk cup
calibrator
12. Tekan f7 (load/run) untuk melihat volume yang diperlukan
ditambah 50 mikron untuk death volume
13. Masukkan calibrator sesuai volume dan posisinya yang tertera
14. Tekan run

84
Lampiran

Cara setting QC panel Dimension


1. F5 : proses control
2. F3 : QC status
3. F6 : define QC panel
4. F6 : load from product
5. F1 : Select Product
6. F5 : assign sampel ID
7. F7 : Store
 Nilai rujukan :
Pemeriksaan Nilai rujukan Satuan
Ureum darah 10-50 mg/Dl
Kreatinin darah <1.4 mg/Dl
CK <195 U/L
CK-MB <24 U/L
SGOT 10-34 U/L
SGPT 9-43 U/L
Aam urat 2.5-6.0 mg/Dl
Kolesterol total <200 mg/dL
HDL 49-74 mg/dL
LDL direk <100 mg/dL
Trigliserid <150 mg/dL
Albumin 4.0-5.2 g/dL
Bilirubin total <1.0 mg/dL
Bilirubin direk <0.3 mg/dL
Bilirubin indirek <0.8 mg/dL
Fosfatase alkali 80-306 U/L
Protein total 6.0-8.0 g/dL

85
Lampiran

Pemeriksaan Elektrolit menggunakan Alat Phox Plus C

 Tujuan :
Mendiagnosa dan mengukur manajemen ginjal, endokrin, asam-
basa, keseimbangan air, dan kondisi lainnya.
 Metode : Ion Selective Electrode (ISE)
 Prinsip :
Elektroda elektrolit menggunakan membran yang sensitif (ion
selektif), elektroda referensi dan cairan pengisi internal. Cairan
pengisi internal menyediakan konsentrasi yang tepat dari on dan
sampel menyediakan konsentrasi ion yang kedua. Membran
elektroda yang cocok adalah membran selektif permeabel yang
spesifik terhadap ion pada sampel. Selektif permeabel
menghasilkan potensi listrik yang sebanding dengan ion yang
keluar dari counter ion dibelakang larutan. Energi dari potensi listrik
diukur dengan perbedaan konsentrasi diantara 2 sisi membran.
 Sampel : Serum
 Alat/Bahan :
- Alat Phox Plus C
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Pada alat, tekan “Syringe”, probe akan muncul keluar
3. Pilih pemeriksaan “Elektrolit (Na, K, Cl)”, jarum probe
dimasukkan ke dalam tabung sampel. Klik Aspirate.
4. Tabung di cabut dari probe, klik Continue.
5. Masukkan ID sampel dan ID pasien. Klik View Results.

86
Lampiran

Pemeriksaan Elektrolit Dengan Nova Biomedical

 Tujuan :
Mendiagnosa dan mengukur manajemen ginjal, endokrin, asam-basa,
keseimbangan air, dan kondisi lainnya.
 Metode : Ion Selective Electrode (ISE)
 Prinsip :
Elektroda elektrolit menggunakan membran yang sensitif (ion selektif),
elektroda referensi dan cairan pengisi internal. Cairan pengisi internal
menyediakan konsentrasi yang tepat dari on dan sampel
menyediakan konsentrasi ion yang kedua. Membran elektroda yang
cocok adalah membran selektif permeabel yang spesifik terhadap ion
pada sampel. Selektif permeabel menghasilkan potensi listrik yang
sebanding dengan ion yang keluar dari counter ion dibelakang larutan.
Energi dari potensi listrik diukur dengan perbedaan konsentrasi
diantara 2 sisi membran.
 Sampel : Serum / Plasma
 Alat/Bahan :
- Alat Nova Biomedical
 Prosedur :
1. Tekan tombol syringe
2. Sampel di masukkan ke dalam jarum, hingga jarum mengenai
serum atau plasma
3. Tekan “panel” pilih parameter pemeriksaan Na+, K+, Cl- untuk
elektrolit, untuk analisa gas darah
4. Tekan “aspirate”, tunggu hingga ada bunyi
5. Sampel dikeluarkan dari jarum
6. Tekan analyze, scan barcode
7. Tekan view result, hasil dilaporkan

87
Lampiran

 Nilai Rujukan :
Pemeriksaan Nilai Rujukan Satuan
Natrium darah 135-147 mEq/L
Kalium darah 3.5-5.0 mEq/L
Klorida Darah 94-111 mEq/L

Pemeriksaan Analisa Gas Darah dengan Alat Phox Plus C

 Tujuan : Mengetahui kadar Hb, Ht, pCO2, pO2, SO2, serta


pH dari darah arteri
 Metode : Ion Selective Electrode (ISE)
 Prinsip :
a. pCO2 diukur dengan pH sensor yang dimodifikasi. CO2 berdifusi
melewati membran ke lapis tipis dari larutan elektrolit sebagai
akibat dari perbedaan tekanan parsial. Larutan menjadi seimbang
dengan tekanan gas external. CO2 di larutan menjadi hidrat yang
memproduksi asam karbonat yang menghasilkan aktivitas
pergantian ion H. Larutan elektrolit dibelakang membran kontak
dengan sensor kaca selektif ion hidrogen. Pergantian aktivitas
pada larutan elektrolit menghasilakan energi yang terukur
terhadap larutan pengisi. Perubahan energi diukur terhadap energi
tetap dari elektroda referensi dan logaritmisnya berhubungan
dengan pCO2 dari sampel.
b. pO2 mengukur amperometrik dari pembangkitan permukaan
sensor. Ketika O2 berdifusi melewati membran gas permeabel,
molekul O2 dikurangi di katoda, memerlukan 4 elektron untuk
setiap molekul O2 yang direduksi. Elektron yang mengalir diukur
menggunakan sensor dan sesuai dengan proporsi tekanan parsial
dari oksigen.
c. Ht didefinisikan sebagai presentase eritrosit dari volume total
darah da dapat diperoleh dengan mengukur resistensi elektrik

88
Lampiran

sampel darah. Dua larutan standr digunakan untuk kalibrasi


sensor hematokrit dan memperoleh kemiringan. Analizer
mengukur resistensi elektrik untuk memperoleh hasil Ht.
d. Hb diukur dengan kombinasi pengukuran konduktivitas dan
pengukuran fotometrik. Kombinasi menghasilkan pengukuran
konsentrasi Hb. Konsentrasi Hb dihasilkan dari pengukuran SO2
yang menyesuaikan konsentrasi Hb akibat dari perubahan
morfologi sel eritrosit dengan saturasi dan seiring efek hubungan
antara konduktivitas sampel dan Ht.
e. SO2 pada profile pHox, sistem reflektansi fotometer digunakan
untuk mengukur warna dari whole blood untuk menentukan level
saturasi O2. Menggunakan banyak buntalan cabang serat optik,
whole blood disinari dengan banyak panjang gelombang cahaya.
Porsi dari tiap panjang gelombang direflektansikan ke buntalan
serat optik dan diubah menjadi detektor cahaya. Dengan
menghubungkan sinyal observ dengan standar yang telah
diketahui, warna dari darah diukur dan level saturasi oksigen
ditentukan.
 Sampel : Darah heparin
 Alat/Bahan :
- Alat Phox Plus C
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan. Homogenkan sampel.
2. Pada alat, tekan “Syringe”, probe akan muncul keluar
3. Pilih pemeriksaan “Analisa Gas Darah” jarum probe dimasukkan ke
dalam spuit. Klik Aspirate.
4. Spuit di cabut dari probe, klik Continue.
5. Masukkan ID sampel dan ID pasien. Klik View Results.
 Nilai Rujukan :
pH = 7,370-7,450 pO2 = 71-104 mmHg
pCO2 = 33-44 mmHg SO2 = 94,00-98,00 %

89
Lampiran

Pemeriksaan Troponin-T menggunakan Alat Cobash h 232

 Tujuan :
Mengetahui kadar Troponin T dalam darah yang spesifik terhadap otot
Myocardium yang menunjukkan adanya infark Myocardium
 Metode : Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA)
 Prinsip :
Reagen Troponin T kuantitatif mengandung dua antibodi monoklonal
yang spesifik terhadap Troponin T jantung yaitu satu berlabel emas
dan yang satu terbiotinilasi. Antibiotik di serum membentuk kompleks
sandwich dengan antibodi monoklonal yang spesifik terhadap troponin
T jantung. Eritrosit pada sampel dibuang, maka plasma akan melewati
zona deteksi dimana kompleks sandwich berlabel emas terakumulasi
dan menghasilkan sinyal positif berupa garis kemerahan ( garis
sinyal). Kelebihan antibodi berlabel emas terakumulasi di garis kontrol,
menandakan/ member sinyal bahwa tes valid. Intensitas garis sinyal
meningkat sesuai dengan konsentrasi Troponin T. Sistem optik
instrument mendeteksi dua garis dan mengukur intensitas garis sinyal.
Software yang terintegrasi mengkonversi intensitas sinyal ke hasil
kuantitatif dan terlihat display.
 Sampel : Darah Heparin
 Alat/Bahan :
- Alat Cobash h 232 - Mikropipet
- Test Device - Yellow tip
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. ID pasien pada sampel dicocokkan dengan ID yang ada pada Form
pemeriksaan
3. Sampel dilabel barcode, lalu discan pada computer
4. Kemudian setting alat :
 Klik “Patient Test”

90
Lampiran

 Masukkan Id pasien
 Klik tanda “√”
5. Masukkan sampel sebanyak 150 µl  klik tanda “√”
6. Hasil ditunggu kurang lebih 1 menit
7. Hasil diketik pada LIS
8. Hasil diverifikasi, diprint, diparaf dan distempel oleh petugas atau
penanggung jawab.
9. Hasil dikirim ke ruangan atau poli yang meminta hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan Bilirubin Darah Pada Bayi


 Tujuan :
Mengetahui kadar bilirubin darah serta marker terhadap kondisi ikterik
 Metode : Spektrofotometer
 Prinsip :
Cahaya dari spektrofotometer melewati serum pasien, kemudian
cahaya diteruskan ke detektor, dibaca pada panjang gelombang
tertentu dan absorbansnya dikonversi menjadi kadar
 Sampel : Serum
 Alat/Bahan :
- Instrumen Bilirubin Meter EMRA.INC
- Tabung kapiler
- Lancet
- Autoclick
- Mikrokapiler
- Alcohol Swab (isopropil alkohol 70%)
- Micropore
- Plastisin / lilin
- Tissue
 Prosedur :
1. Dilakukan prosedur pengambilan darah pada bayi

91
Lampiran

2. Darah yang keluar dimasukkan ke dalam mikrokapiler hingga ¾


bagian
3. Mikrokapiler ditancapkan pada plastisin (sebagai penyumbat)
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diberi identitas
pasien
4. Sampel disentrifus selama ± 5 menit, bagian luar mikrokapiler
dibersihkan dengan tissue
5. Alat bilirubin meter dinyalakan dengan menekan tombol on/off,
hingga muncul 0,00 pada monitor
6. Carrier sample diangkat, mikrokapiler dimasukkan dengan bagian
plasma harus terletak pada bagian yang transparan kemudian
carrier dimasukkan kembali ke dalam alat
7. Hasil secara otomatis akan muncul pada monitor, dicatat pada log
book Bilirubin bayi.
8. Prosedur dilakukan secara duplo.
9. Alat dimatikan dengan menekan tombol on/off
 Nilai Rujukan :
Parameter Unit Nilai rujukan

Bilirubin Total mg/dL <10.0

Bilirubin Direk mg/dL 0.8

Bilirubin Indirek mg/dL <10.0

Pemeriksaan Glukosa Darah Nuchter (N) Dan Post Prandial


(PP)
 Tujuan : Untuk monitoring kadar glukosa pasien
 Metode : Glucometer Test – POCT

92
Lampiran

 Prinsip :
Darah diteteskan pada strip glukosa, terjadi reaksi kimia antara darah
dengan reagen pada ujung strip. Reaksi menghasilkan arus listrik
yang besarnya setara dengan kadar glukosa pada pasien.
 Sampel : Darah kapiler
 Alat/Bahan :
- Glucometer Accu Check
- Lancet
- Autoclick
- Strip glukosa Accu Check
- Alcohol Swab (isopropil alkohol 70%)
- Micropore
 Prosedur :
Persiapan Pasien
Pasien dipastikan telah berpuasa selama 10 – 12 jam sebelum
dilakukan pemeriksaan.

Pemeriksaan Glukosa Darah


1. Pasien diminta berkemih sebelum dilakukan pemeriksaan Glukosa
darah nuchter, wadah urin diberi label N
2. Dibuat perlukaan pada ujung jari tangan pasien, darah yang keluar
diteteskan pada strip glukosa yang telah dipasang pada
Glucometer, hingga terdengar bunyi “Beep”
3. Hasil akan mucul pada layar, dicatat hasilnya pada buku Glukosa
N/PP.
4. Informasikan kepada pasien bahwa setelah ini pasien diminta
untuk makan kemudian kembali lagi ke laboratorium.
5. Setelah 2 jam, pasien diminta berkemih kembali, wadah urin diberi
label PP
6. Pasien dicek kembali kadar gula darahnya, hasil nya dicatat pada
buku Glukosa N/PP. Perlu diketahui, setelah makan apakah

93
Lampiran

pasien mengkonsumsi obat penurun kadar gula darah dan jika iya,
maka hasil pasien harus diberi keterangan.
 Nilai Rujukan :
Parameter Unit Nilai rujukan

Glukosa darah puasa mg/dL 70 - 110

Glukosa darah 2 Jam


mg/dL <140
PP

Pemeriksaan Keton Darah


 Tujuan : Mengetahui adanya senyawa keton dalam darah
 Metode : Carik celup
 Prinsip :
Glukosa :Reaksi Glukosa oxidase-peroxidase, spesifik untuk glukosa.
Tidak terinterferensi dengan keton urin.
Keton :Deteksi keton berdasarkan prinsip tes Legal. Asam
asetoasetat dan keton bereaksi dengan Na-nitroprussida dan glisin di
suasana alkali untuk membentuk warna violet.
 Sampel : Serum
 Alat/Bahan : Strip aseton
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. ID pasien pada sampel dicocokkan dengan ID yang ada pada Form
pemeriksaan
3. Sampel dilabel barcode, lalu discan pada computer
4. Kemudian sampel disentrifuge 3500 rpm selama 5 menit
5. Carik celup dikeluarkan dari tempatnya
6. Celupkan carik celup kedalam serum, lalu ditiriskan
7. Hasil dibaca < 30 detik
8. Hasil diketik pada LIS

94
Lampiran

9. Hasil diverifikasi, diprint, diparaf dan distempel oleh petugas atau


penanggung jawab.
10. Hasil dikirim ke ruangan atau poli yang meminta hasil pemeriksaan

Pemeriksaan HbA1C dengan Alat Nyco Card II Reader

 Tujuan :
Mengetahui kadar gluko-Hb dan sebagai monitoring terhadap
pengobatan Diabetes Mellitus
 Metode : Afinitas asam boronate
 Prinsip :
Kit terdiri atas device dengan membran filter berpori, tabung tes yang
telah berisi reagen dan washing solution. Reagen mengandung agen
yang dapat melisiskan eritrosit dan spesifik mengendapkan Hb, juga
asam boronat biru dan konjugat yang mengikat cis-diols dari gluko-Hb.
Ketika darah dimasukkan ke reagen. Eritrosit dilisiskan. Semua Hb
mengendap. Konjugat asam boronat berikatan dengan konfigurasi cis-
diols dari gluko-Hb. Campuran yang telah direkasikan dipipet ke
device, Hb yang mengendap, konjugat yang telah berikatan maupun
tidak berikatan tersisa di atas filter. Kelebihan konjugat berwarna
dihilangkan dengan washing solution. Endapan dinilai dengan
mengukur intensitas warna biru (gluko-Hb) dan merah (total Hb).
Rasio diantara keduanya sebanding dengan persentase HbA1c di
sampel.
 Sampel : Darah EDTA
 Alat/Bahan :
- Test device - Reagent 2 (Wasing
- Mikropipet solution)
- Yellow tip
- Reagent 1 (Diluent)

95
Lampiran

 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan, pilih parameter HbA1C pada alat
nycocard reader
2. Reagen didiamkan sampai mencapai suhu ruang
3. Sampel (darah EDTA) dimasukkan ke dalam cup berisi reagen R1
sebanyak 5 ul. Dihomogenkan
4. Setelah itu cup berisi campuran tersebut diinkubasi selama 2
menit pada suhu ruang
5. Kocok kembali cup tersebut, kemudian ambil 25 ul dan
dimasukkan ke dalam test device. Tunggu sampai meresap
6. Tambahkan reagen R2 (washing solution) ke dalam test device
sebanyak 25 ul. Tunggu sampai meresap
7. Setelah meresap baca menggunakan alat nycocard reader
 Nilai Rujukan : <6.0 %

Pemeriksaan HbA1C dengan Alat Bio-Rad D-10

 Tujuan :
Mengetahui kadar gluko-Hb dan sebagai monitoring terhadap
pengobatan Diabetes Mellitus
 Metode : HPLC
 Prinsip :
Program yang berdasarkan pemisahan secara kromatografi analit
dengan pergantian ion HPLC. Sampel otomatis diencerkan dan
terinjeksi ke cardridge. Alat akan menghantarkan program gradien
buffer dari penaikan kekuatan ion ke cardridge, dimana Hb akan
terpisah sesuai interkasi ion dengan material cardridge. Hb yang
terpisah kemudian melewati flowcell dari filter fotometer, dimana
berubah pada absorbans di 415 nm.
 Sampel : Darah EDTA

96
Lampiran

 Alat/Bahan :
- Alat Bio-Rad D-10
- Rak sampel
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Pada alat, tekan “Warm up”, ditunggu hingga alat ready.
3. Pintu alat akan terbuka, tabung sampel diletakkan di rak
pembacaan, kemudian dimasukkan ke alat.
4. Alat akan membaca barcode secara otomatis.
5. Hasil akan keluar berupa print out.

E. URINALISA
Pemeriksaan urin lengkap dengan alat Sysmex UX 2000
 Tujuan :
Mengetahui kondisi fisik, kimiawi serta sedimen dari urin pasien yang
memungkinkan adanya infeksi atau kerusakan terhadap ginjal
 Metode : Flowcytometry
 Prinsip :
UX 2000 adalah alat full otomatisasi yang dapat menganalisa fisik,
kimia, dan kakteristik sedimen dari sampel urin di satu tempat.
Instrumen ini tidak hanya terintegrasi pada tes strip urin dan
pemeriksaan flowcytometry, tetapi juga dilengkapi dengan fungsi
crosscheck untuk mengkorelasi hasil yang didapatkan dari 2 metode
tersebut.
 Sampel : Urin
 Alat/Bahan :
- Tabung sentrifuge
- Rak tabung khusus
- Pipet tetes
- Sysmex UX 2000

97
Lampiran

 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. ID pasien pada sampel dicocokkan dengan ID pasien pada Form
pemeriksaan
3. Sampel dilabel barcode, lalu disacan pada computer
4. Urin dari pot dituang ke tabung sentrifuge
5. Tabung sentrifuge dipasang di rak tabung yang cocok dengan alat.
6. Rak diletakkan di alat, alat akan otomatis berjalan dan memproses
sampel.
7. Hasil akan langsung masuk ke LIS
8. Hasil diverifikasi, diprint, diparaf dan distempel oleh petugas atau
penanggung jawab.
9. Hasil dikirim ke ruangan atau poli yang meminta hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan Urin Lengkap


 Tujuan :

Mengetahui kondisi fisik, kimiawi serta sedimen dari urin pasien yang
memungkinkan adanya infeksi atau kerusakan terhadap ginjal

 Metode :
konvensional, mikroskopis, Refractomery dan Dual Wavelength
Reflactantion
 Prinsip :
Terdiri dari beberapa metode untuk pemeriksaan kimia serta sedimen
urin dengan teknik carik celup manual yang dibaca pada alat dengan
panjang gelombang tertentu.
 Sampel : Urin
 Alat/Bahan :
- Tabung sentrifuge - Clinitek 500
- Pipet tetes - Strip test

98
Lampiran

- Mikroskop - Reagen stainheimer


- Object glass malbin
- Deck glass
 Prosedur :
Makroskopik Urine
1. Diamati sampel dalam wadah urin meliputi warna dan kejernihan.
Mikroskopik Urine (Sedimen Urine)
1. Masukkan urin kedalam tabung sentrifus sebanyak 5-10 ml
2. Disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit.
3. Cairan atas dibuang dan ambil endapannya.
4. Ditambahkan 1 tetes zat warna SM Sedimen setelah itu urin di
homogenkan dan dipipet 1 tetes urin ke objek glass ditutup dengan
deckglass.
5. Amati di bawah mikroskop pada perbesaran lensa objektif 40x.
Kimia Urine
1. Diambil strip reagen yang diperlukan dari wadah dan segera tutup
wadah
2. Celupkan strip reagen sepenuhnya kedalam urin selama 2 detik
3. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan strip ditepi wadah
specimen atau dengan meletakan strip diatas secarik kertas tissue
4. Strip tersebut dimasukkan kedalam penyimpanan strip yang
terdapat pada alat Clinitex Analyzer kemudian tekan SET, alat akan
mulai menganalisa dan akan dikeluarkan melalui print out
 Nilai Rujukan :
Pemeriksaan Nilai Rujukan
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Sedimen
Leukosit 0 – 5 /LPB
Eritrosit <=3 /LPB

99
Lampiran

Silinder
Sel Epitel (1+)
Kristal (-) Negatif
Bakteria (-) Negatif
Berat Jenis 1.005 – 1.030
pH 5.0 – 7.0
Protein Negatif (<30) mg/dl
Glukosa Negatif (<100) mg/dl
Keton (-) Negatif
Darah samar / Hb (-) Negatif
Bilirubin (-) Negatif
Urobilinogen 0.2 – 1.0 mg/dl
Nitrit (-) Negatif
Leukosit Esterase (-) Negatif

Pemeriksaan Tes Kehamilan ( Beta HCG Kualitatif )


 Tujuan : Mengetahui adanya kelebihan anti HCG pada
urin wanita hamil
 Metode : Immunochromatography Test (ICT)
 Prinsip :
Urine wanita hamil mengandung α dan β HCG (monoclonal
HCG lengkap). Pada sample well terdapat anti α HCG.
Dibagian vertical mengandung anti β HCG, sedangkan pada bagian
horizontal mengandung anti β HCG dan monoclonal HCG lengkap (α
dan β HCG)..Jika urine wanita hamil diteteskan pada sample well,
maka monoclonal HCG lengkap dan anti α HCG (di bagian vertical)
dan anti HCG yang berlebih akan berikatan dengan monoclonal HCG
lengkap dan β HCG (di bagian horizontal). Bila ikatan tersebut telah
membentuk ikatan sandwich, maka akan terlihat tanda positif.
 Sampel : Urin

100
Lampiran

 Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
 Prosedur :
1. Diteteskan urine pada bantalan sampel sebanyak 3 tetes dan
tunggu hingga 30 menit.
2. Amati garis yang terbentuk pada zona kontrol dan zona test.
 Interpretasi Hasil :
- Positif : terbentuk garis pada zona control dan zona test.
- Negatif : terbentuk garis hanya pada zona control.
- Invalid : terbentuk garis hanya pada zona test.

Pemeriksaan Screening Narkoba (Drug Abuse)

 Jenis Pemeriksaan :
- Amphetamin (AMP)
- Tetra Hydro Canabinol (THC)
- Morphin (MOP)
- Benzodiazepim (BZO)
- Cocain (COC)
 Tujuan : Mengetahui adanya senyawa obat yang
terkandung pada urin pemakai penyalahgunaan obat
 Metode : Immunochromatography (ICT)
 Prinsip :
Tes rapid kaset adalah pemeriksaan rapid (ICT) yang berdasarkan
prinsip kompetitif. Obat-obat yang terdapat di urin berkompetisi
dengan konjugat obat dibagian penempelan pada antibodi. Pada tes,
spesimen urin mengalir dengan gaya kapilaritas. Molekul obat, jika
terdapat di urin kurang dari CO (cut-off) tidak akan terdeteksi oleh alat.
Antibodi yang tercapture oleh konjugat akan memberikan warna pada

101
Lampiran

daerah test pada kaset. Warna akan muncul jika kadar obat melebihi
cut-off karena akan terikat oleh antibodi anti-obat.
 Sampel : urin
 Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
 Prosedur :
1. Buka kemasan rapid tes, simpan di tempat datar.
2. Teteskan 3 tetes urine pada area sampel.
3. Tunggu selama 5-10 menit, kemudian amati munculnya garis
berwarna.
 Interpretasi Hasil :
- Negatif : terbentuk garis pada zona control dan zona test.
- Positif : terbentuk garis hanya pada zona control.
- Invalid : terbentuk garis hanya pada zona test.
 Nilai Rujukan : Negatif

Pemeriksaan Alkohol Urin

 Tujuan :
Mengetahui adanya senyawa alkohol pada urin
 Metode : Immunochromatography (ICT)
 Prinsip :
Rapid Alkohol Urin Tes didasarkan pada spesifisitas tinggi dari
Oxidase Alkohol dari Etil Alkohol dengan adanya peroksidase dan
substrat enzim yaitu Tetra Methyl Benzidine (TMB). Etanol yang
bereaksi dengan TMB, dengan bantuan Peroxidase akan
menghasilkan alkohol dengan TMB yang berwarna.
 Sampel : urin

102
Lampiran

 Alat/Bahan :
- Test device
- Pipet tetes
 Prosedur :
1. Buka kemasan rapid tes, simpan di tempat datar.
2. Teteskan 3 tetes urine pada area sampel.
3. Tunggu selama 5-10 menit, kemudian amati munculnya garis
berwarna.
 Interpretasi Hasil :
- Negatif : terbentuk garis pada zona control dan zona test.
- Positif : terbentuk garis hanya pada zona control.
- Invalid : terbentuk garis hanya pada zona test.
 Nilai Rujukan : Negatif

Pemeriksaan Analisa Sperma

 Tujuan : untuk mengetahui adanya kelainan pada sperma


 Metode : Makroskopis dan mikroskopis
 Prinsip :
Pemeriksaan Makroskopis
Sperma diamati secara makroskopis.
Pemeriksaan Mikroskopis
Pewarnaan giemsa akan mewarnai sperma sehingga lebih mudah
untuk melihat morfologi sperma, sedangkan perhitungan jumlah
dan konsentrasi sperma menggunkan bilik hitung dengan
pengenceran 20x.
 Sampel : Sperma
 Alat/Bahan :
- Object glass - Kertas pH indikator
- Deck glass - Pipet tetes
- Bilik hitung - Tabung reaksi

103
Lampiran

- Pewarna giemsa - Mikropipet


- Nacl - Yellow tip
- Mikroskop
- Tabung berskala
 Prosedur :
Pemeriksaan Makroskopis
1. Sperma diamati secara visual meliputi warna, viskositas, pH, dan
volumenya.
2. Untuk cek pH, celupkan kertas pH indikator ke sperma. Disamakan
perubahan warna yang terbentuk pada pad strip dengan standar
warna pada botol.
3. Untuk volume, sperma di tuangkan ke dalam tabung berskala.
4. Catat waktu pengambilan, pengiriman dan waktu liquifaksi sperma.

Pemeriksaan Mikroskopis
1. Pemeriksaan mikroskopis meliputi konsentrasi, jumlah, motilitas,
adanya sel bulat dan morfologi sperma.
2. Untuk konsentrasi sperma dihitung menggunakan bilik hitung
dengan pengenceran 20x. Dipipet NaCl sebanyak 190 µl ke
dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 µl sperma dan
dihomogenkan.
3. Masukkan campuran ke dalam bilik hitung, dan dihitung pada
kotak 1W .
4. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif
40x.
5. Konsentrasi sperma adalah jumlah sperma dalam kotak 1W
dikalikan dengan faktor 200.000.
6. Jumlah sperma adalah hasil konsentrasi sperma dikalikan
dengan volume sperma.
7. Untuk motilitas dan adanya sel lain dilihat dengan cara
meneteskan 1 tetes sperma diatasobjek glass dan kemudian

104
Lampiran

ditutup dengan deck gless. Dan dilihat dibawah mikroskop


dengan perbesaran lensa objektif 40x.
8. Untuk morfologi sperma, diteteskan 1 tetes sperma diatas objek
glass kemudian dibuat apusan dengan meratakan sperma
dengan gerakan melingkar.
9. Ditunggu hingga sediaan kering, kemudian lakuakan pewarnaan
dengan giemsa, sebelumnya fiksasi sediaan dengan metanol
hingga metanol mengering. Lakukan pengenceran zat warna
giemsa dengan perbandingan 1:1.
10. Genangi sediaan selama 1-2 menit, kemudian bilas secara
perlahan dengan air mengalir. Ditunggu hingga kering
11. Setelah kering diamati morfologi sperma dengan mikroskop
dengan perbesaran lensa objektif 100x.
 Nilai Rujukan :
- Waktu liquifaksi : 15-30 menit
- Warna : putih mutiara
- pH : 7.2 - 7.8
- Volume : 2 – 6 ml
- Konsentrasi : >20 juta/ml
- Jumlah sperma : >40 juta/ejakulasi
- Motilitas (> 1jam) : >60%
- Viskositas : kental
- Morfologi sperma normal : > 50%
- Sel kelamin musa: (-)negatif
- Sel leukosit : <3/LPB
- Sel eritrosit : (-) negatif/LPB
- Sel epitel :<2/LPB

105
Lampiran

Pemeriksaan Faeces Rutin

 Tujuan :
Untuk mengetahui adanya kondisi kecacingan atau perdarahan serta
infeksi pada sistem pencernaan
 Metode : Makroskopis dan Mikroskopis
 Prinsip :
Pemeriksaan Makroskopis
Faeces diamati secara makroskopis.
Pemeriksaan Mikroskopis
Eosin akan mewarnai unsur-unsur organik pada faeces sehingga
lebih mudah untuk dibaca, sedangkan lugol mampu bereaksi
dengan amilum membentuk warna ungu.
 Sampel : Faeces
 Alat/Bahan :
- Object glass
- Deck glass
- Lidi
- Zat warna eosin
 Prosedur :
Pemeriksaan Makroskopis
1. Faeces diamati secara visual meliputi warna, konsistensi, lendir,
darah,dll.

Pemeriksaan Mikroskopis
1. Ambil faeces secukupnya keatas objek glass, dibuat dua bagian.
Pada bagian yang satu ditambahkan eosin 1 tetes, pada bagian
yang satunya ditambahkan lugol 1 tetes, kemudian keduanya
dihomogenkan.
2. Masing-masing diutup dengan deck glass.

106
Lampiran

3. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif


40x.

 Nilai Rujukan :

Unsur yang Keterangan Nilai rujukan


ditemukan

Leukosit Indikasi Negatif


adanya infeksi

Eritrosit Indikasi Negatif


adanya
perdarahan
mikro

Amoeba Infeksi amoeba Negatif

Kristal Indikasi Negatif


gangguan
metabolisme

Amilum Indikasi Negatif


gangguan
metabolisme
karbohidrat

Telur cacing. Indikasi Negatif


Kecacingan

107
Lampiran

Pemeriksaan Darah Samar (Benzidine)

 Tujuan :
Mengetahui adanya perdarahan pada sistem pencernaan
 Metode : Immunochromatography Test (ICT)
 Prinsip :
Berdasarkan tes peroxidase akibat adanya penambahan sampel feses
dari peroxidase sebagai substrat dan guaiac, benzidine/komponen
berhubungan sebagai indikator redox. Aktivitas peroxidase dari
hematin atau Hb mengkatalisis oksidasi indikator yang tidak berwarna
menjadi biru quinone.
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan pada suhu ruang
2. ID pasien pada sampel dicocokkan dengan ID yang ada pada
Form pemeriksaan
3. Sampel dilabel barcode, lalu discan pada computer
4. Spatel pada alat dibuka
5. Spatel dicolekkan ke feses
6. Spatel dimasukkan ke buffer, dikocok-kocok
7. Ujung pipet atau alat dipatahkan, diteteskan 3 tetes ke strip test.
8. Ditunggu selama 15 menit, hasil akan terlihat.
9. Hasil diketik pada LIS
10. Hasil diverifikasi, diprint, diparaf dan distempel oleh petugas atau
penanggung jawab.
11. Hasil dikirim ke ruangan atau poli yang meminta hasil
pemeriksaan.
 Interpretasi hasil :
Positif : Munculnya 2 garis berwarna pada daerah C dan T
Negatif : Munculnya 1 garis berwarna pada daerah C
 Nilai Rujukan : Negatif

108
Lampiran

Prosedur Pengambilan Darah Vena

 Tujuan :
Didapatkan darah vena untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
 Metode : Evacuated Tube System
 Prinsip :
Pengambilan darah vena menggunakan evacuated tube system,
darah yang keluar ditampung dalam tabung vakum dengan atau tanpa
antikoagulan (plain).
 Sampel : Darah vena
 Alat/Bahan :
- Evacuated Tube - Needle container
- Jarum multisample - Alcohol Swab
- Tourniquette - Micropore
- Holder
 Prosedur :
Pemeriksaan Jenis Tes dan Lembar Permintaan
1. Lembar formulir permintaan pemeriksaan diperiksa, harus
dipastikan bahwa semua informasi yang diperlukan telah lengkap.
2. Tes yang dilakukan harus sesuai dengan waktu dan tanggal
pengumpulan bahan
3. Mengidentifikasi perlunya pembatasan diet atau keadaan khusus
lainnya
4. Menentukan status pengujian atau prioritas pengumpulan/Cito
Informasi yang Dibutuhkan dalam Form Permintaan
 Nama dokter yang meminta
 Nama lengkap pasien
 Nomor catatan medis pasien
 Tanggal lahir dan umur pasien
 Ruang tempat pasien dirawat (jika rawat inap)

109
Lampiran

 Diagnosa klinis pasien


 Jenis pengujian yang akan dilakukan
 Tanggal pengujian yang akan dilakukan
 Status pengujian (mis. Sewaktu atau Puasa, dan Cito)
 Pencegahan khusus (mis. Sensitif terhadap lateks,
pasien sebelumnya telah mengonsumsi obat-obatan)

Flebotomi
1. Cuci tangan dan gunakan handgloves
2. Disiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
3. Lengan pasien dipasangkan tourniquette 3 – 4 inci di atas
fossa antecubiti, pasien diminta untuk mengepalkan tangan,
dilakukan palpasi untuk mencari pembuluh darah dan untuk
menentukan kedalaman, arah serta ukuran.
4. Lokasi tusukan di antisepsis dengan alcohol swab (isopropil
alkohol 70%)
5. Jarum dipasangkan pada holder
6. Vena ditusuk dengan sudut jarum 15o – 30o , tabung
dimasukkan dan didorong ke arah jarum . Jangan sampai ada
pergerakan lengan yang dapat mengubah posisi jarum ketika
memasang tabung.
7. Ketika darah telah mengalir ke dalam tabung, tourniquette
dilepaskan dan pasien diminta untuk membuka kepalan
tangan
8. Dengan hati – hati, tabung dikeluarkan ketika darah telah
berhenti mengalir ke dalamnya dan segera dihomogenkan.
Jika diperlukan, masukkan tabung berikutnya dengan urutan
yang benar
9. Bekas tusukan ditutup dengan alcohol swab, jarum ditarik
keluar dan ditekan beberapa saat kemudian ditutup dengan
micropore.

110
Lampiran

10. Jarum yang telah digunakan ditutup kemudian dibuang ke


dalam needle container. Tabung sampel dilabeli dengan
barcode sample.

Prosedur Pengambilan Darah Perifer

 Tujuan :
Didapatkan darah kapiler untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
 Metode : Perifer / Kapiler
 Prinsip :
Pengambilan darah kapiler menggunakan autoclick. Volume darah
yang didapat ditampung di wadah tabung minicollect untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium
 Sampel : Darah kapiler
 Alat/Bahan :
 Minicollect Tube
 Lancet
 Autoclick
 Needle container
 Alcohol Swab
 Micropore
 Prosedur :
1. Ujung jari yang akan ditusuk diantisepsis dengan alcohol swab
2. Setelah alkohol mengering, jari ditusuk menggunakan
autoclick
3. Tetesan darah dimasukkan ke dalam minicollect tube sesuai
kebutuhan pemeriksaan kemudian dihomogenkan dan dilabeli
barcode sample

111
Lampiran

Prosedur Pengambilan Darah Pada Bayi

 Tujuan :
Didapatkan darah kapiler untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium
 Metode : Perifer / Kapiler
 Prinsip :
Pengambilan darah kapiler menggunakan autoclick. Volume darah
yang didapat ditampung di wadah tabung minicollect untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium
 Sampel : Darah kapiler
 Alat/Bahan :
- Minicollect Tube
- Lancet
- Autoclick
- Needle container
- Alcohol Swab
- Micropore
 Prosedur :
1. Telapak kaki bayi dipijat secara perlahan, bagian tumit yang akan
ditusuk diantisepsis dengan alcohol swab dan ditunggu hingga
alkohol mengering
2. Ditusuk menggunakan autoclick , darah yang keluar dimasukkan
ke dalam minicollect tube hingga volume yang mencukupi
3. Bekas tusukan ditutup, tabung dihomogenkan segera dan diberi
identitas pasien

112
Lampiran

F. BANK DARAH
Pemeriksaan Crossmatch

 Tujuan :
untuk mendeteksi antibodi dalam darah pasien yang reaktif terhadap
Sel Darah Merah donor sehingga terhindar dari reaksi hemolitik.
 Metode : DG Gel
 Prinsip :
Reaksi dari antigen dan antibodi (sel darah dan plasma, baik dari
donor maupun pasien) dengan melewatkan pada dextran-arcylamide
gel pada mikrotube. Setelah proses inkubasi dan sentrifugasi, adanya
aglutinasi yang terbentuk akan tertahan dipermukaan gel sampai ke
pertengahan gel, sedangkan sel darah yang tidak membentuk
aglutinasi akan bergerak bebas sampai ke dasar mikrotube.
 Sampel : Darah EDTA dan Pack Cell Donor
 Alat/Bahan :
- Mikrotube Dg-Gel Cards
- Inkubator
- Sentrifus
- Mikropipet 25µl dan 50µl
- Yellow tip
 Prosedur :
1. Alat dan dahan disiapkan.
2. Sampel darah yang datang disesuaikan dengan formulir kemudian
dicatat pada buku register dan buku lembar kerja.
3. Buat suspensi darah 1 % dengan mencampurkan 5µl darah dengan
500ml diluent.
4. Kemudian dicampur serum dan darah dari donor dan pasien pada
DG-Gel Card :
a) Mayor : dipipet 50µl sel darah donor + 25µl serum donor
b) Minor : dipipet 50µl sel darah pasien + 25µl serum donor

113
Lampiran

5. Kemudian mikrotube DG-Gel cards di inkubasi selama 15 menit


pada suhu 37oC
6. Mikrotube DG-Gel Cards selanjutnya di sentrifus selama 9 menit
dengan DG Cell Centrifuge.
7. Lihatlah adanya aglutinasi yang menyebar ke seluruh gel atau
mengumpul diatas atau di dasar mikrotube DG-Gel Cards. Baca
hasil dengan menyesuaikannya pada tabel DG Cell Card Reaction
Pattern.
8. Catat hasil uji crossmatch pada buku register, buku lembar kerja
dan formulir.
9. Konfirmasi hasil pemeriksaan pada perawat di paviliun
 Interpretasi Hasil :
- Negatif : sel darah berada di dasar mikrotube (tidak terjadi
aglutinasi).
- Positif 1 (1+) : sel darah menyebar hingga setengah gel di bagian
bawah mikrotube(terjadi aglutinasi).
- Positif 2 (2+) : sel darah menyebar di seluruh gel (terjadi aglutinasi).
- Positif 3 (3+) : sel darah menyebar hingga setengah gel di bagian
atas mikrotube (terjadi aglutinasi).
- Positif 4 (4+) : sel darah berada di permukaan gel (terjadi
aglutinasi).

114
Lampiran

G. PATOLOGI ANATOMI

Tissue Processing dengan Alat Leicca

 Tujuan :
untuk menggantikan komposisi cairan jaringan dengan substansi
tertentu (misalnya parafin) untuk memperkeras jaringan agar dapat
dipotong menjadi bagian yang tipis.
 Metode : Automatic
 Prinsip :
Tissue processing terdiri dari fiksasi, dehidrasi, clearing, dan
impregnansi/pemendaman. Proses fiksasi dilakukan untuk mencegah
autolisis dan untuk mempertahankan struktur dan ukuran selama
prosesing berlangsung. Dehidrasi dilakukan untuk mengeluarkan
cairan dalam jaringan yang akan digantikan dengan substansi
tertentu. Clearing dilakukan untuk membersihkan larutan dehidrasi
agar jaringan dapat dengan mudah digantikan dengan substansi
tertentu. Impregnansi dilakukan dengan memasukan suatu substansi
tertentu kedalam jaringan agar jaringan terlindungi dari distorsi akibat
mikrotomi.
 Alat /Bahan :
- Alat tissue processing - Formalin
(Leica) - Alkohol
- Cassette - Xylene/Xylol
 Prosedur :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Jaringan yang datang bersama form kemudian di tulis keterangan
makroskopiknya pada form.
3. Jaringan dimasukkan kedalam cassette kemudian diletakkan
kedalam rak yang disediakan alat .
4. Masukkan rak kedalam wadah formalin di dalam alat.

115
Lampiran

5. Klik start , lalu atur jam dimulainya prosesing dengan klik


6. Dan klik gambar jam untuk mengatur kapan prosesing berakhir.
7. Kemudian klik start kembali untuk memulai prosesing.
8. Tunggu ± 12 jam, agar jaringan benar benar siap untuk dilakukan
embeding.

Pewarnaan Sediaan Histologi

 Tujuan :

untuk memberikan warna terhadap jaringan sehingga mudah


dibedakan antara jaringan normal dan abnormal, lemak, tumor,
jaringan lainnya

 Metode : Hematoxylin-Eosin
 Prosedur :

116
Lampiran

Pewarnaan Sediaan Sitologi

 Tujuan :
untuk memberikan warna terhadap sel sehingga mudah dibedakan
antara sel normal dan abnormal, lemak, tumor, sel lainnya
 Metode : Papanicolou
 Alat /Bahan :
- Stainning jar - Eosin alkohol
- Hematoxyline - Orange Green
- Alkohol 96% - Etanol
 Prosedur :

117
Lampiran

DAFTAR ALAT

No. Nama Alat Fungsi


1. Merupakan alat berbentuk tabung yang
dikirim melalui pipa yang terhubung dari
setiap unit rumah sakit ke bagian
laboratorium. Alat ini berfungsi untuk
mempermudah pengiriman spesimen dari
suatu unit ke bagian laboratorium
kemudian tabung akan kembali ke tempat
asal beserta hasil pemeriksaan spesimen
Pneumatic Tube
yang diperiksa.
2. Merupakan media untuk mempermudah
pengiriman sampel atau formulir dari
bagian pelayanan laboratorium ke
laboratorium utama atau sebaliknya.

Lift
3. Alat hematologi otomatisasi untuk jenis
pemeriksaan Hemoglobin, Jumlah
Leukosit, Hitung Jenis, Jumlah Trombosit,
Hematokrit, Eritrosit, Jumlah Retikulosit,
MCV, MCH, dan MCHC.

Sysmex XN-2000

118
Lampiran

4. Sentrifus untuk tabung darah yang


berfungsi untuk memisahkan plasma
dengan sel darahnya. Alat ini memiliki
tombol untuk mengatur kecepatan dan
waktu pemutaran yang diinginkan

Centrifuge Thermo
5. Alat otomatisasi untuk pemeriksaan
kelainan hemostasis seperti Prothrombin
Time, Activated Partial Thromboplastin
Time, Fibrinogen, Thrombin Time.
Prosedur QC alat ini dijalankan setiap hari
di pagi hari sebelum running sampel
menggunakan Plasma Control.

Sysmex CA-600 series


6. Alat yang digunakan untuk membaca hasil
reaksi test device pada pemeriksaan D-
dimer, CRP, dan HbA1C.

Nycocard Reader
7. Alat otomatisasi untuk pemeriksaan
Elektrolit (Na+, K+, Cl-) dan Analisa Gas
Darah (pH, pCO2, PO2, O2, HCO3,CO2
Total)
Prosedur QC alat ini dijalankan setiap hari
di pagi hari sebelum running sampel
menggunakan bahan kontrol.

Phox Plus C

119
Lampiran

8. Alat otomatisasi untuk pemeriksaan Kimia


Darah seperti Glukosa, CK, CK-MB, LDH,
dll.

ABX Pentra 400


9. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan
Troponin T kuantitatif.

Cobas h232

1
10.
1
1 Alat untuk membaca bilirubin pada plasma
0 bayi yang baru lahir .

Bilirubin Meter
Alat otomatisasi untuk pemeriksaan Kimia
11.
Darah seperti BUN, Ca, Glukosa, Asam
urat, ALP, Amylase, Gamma-GT, AST,
ALT, Lipase, LDL, Total Protein, Albumin,
Cholesterol, Magnesium, Phosporus,
Trigliserida, Total Bilirubin, Direct Bilirubin,
CK,CK-MB, Albumin, Creatinin, TIBC,
Siemens dimension EXL 2
Serum Iron, Cholin esterase, dll.

120
Lampiran

12. Sentrifus khusus untuk spesimen


immunologi dengan kecepatan tinggi yaitu
12000 rpm yang berfungsi untuk
mengendapkan benang benang fibrin
dalam serum.

Centrifuge Imunologi
Alat otomatisasi untuk pemeriksaan

13. immunologi kuantitatif dengan metode


CMIA (Chemiluminescent Immunoassay)
seperti pemeriksaan Anti-HIV, AFP, CEA,
PSA, Ca 125, HbsAg, AntiHBs, AntiHAV
IgM, AntiHCV, T3, T4, TT3, FT4, dan TSH.
Prosedur QC alat ini dilakukan secara
Architect
Daily, Weekly, dan Monthly.
Alat otomatisasi untuk pemeriksaan
14.
TORCH (Anti Toxoplasma IgM, Anti
Toxoplasma IgG, Anti Rubella IgM, Anti
Rubella IgG, Anti CMV IgM, Anti CMV IgG,
Anti HSV1 IgM, Anti HSV1 IgG, Anti HSV2
IgM, Anti HSV2 IgG) dan ACA dengan
metode ELISA
Chemwell
Prosedur QC alat ini dilakukan bersamaan
dengan running sampel

15. Alat otomatisasi untuk pemeriksaan Ferritin


dengan metode ELFA (Enzyme Linked
Fluorescent Assay)

Mini Vidas

121
Lampiran

16.
Alat full otomatisasi yang dapat
menganalisa fisik, kimia, dan kakteristik
sedimen dari sampel urin

Sysmex UX 2000

17. Sentrifus untuk tabung darah (memisahkan


plasma/serum dengan sel darahnya) dan
tabung sentrifus (mengedapkan sedimen
pada urin) dan memisahkan serum pada
pipa mikrokapiler untuk pemeriksaan
bilirubin bayi.

Centrifuge Urine

18. Alat otomatisasi untuk membaca hasil strip


urin yang telah dicelupkan ke dalam
sampel, dilengkapi dengan ID pasien.
Parameternya adalah BJ, pH, Protein,
Keton, Glukosa, Darah samar, Bilirubin,
Urobilinogen, Nitrit, dan Leukosit esterase.

Clinitek

122
Lampiran

Alat otomatisasi untuk pemeriksaan


19.
GeneXpert MTB/RIF. Fungsinya
mendeteksi gen bakteri penyebab penyakit
TB.

GeneXpert Cepheid
Alat otomatisasi untuk pemeriksaan kultur
20.
darah , spesimennya adalah darah yang
dimasukkan ke dalam botol kultur steril
yang berisi media penyubur dan resin,
kemudian setelah dilakukan inkubasi, CO2
yang dihasilkan dari kuman yang tumbuh
yang terdapat dalam spesimen dibaca
menggunakan alat ini.
Bactec 9050

21. Alat untuk mensterilisasi media yang telah


dibuat sebelum dituang.

Autoclave

22. Sentrifus untuk spesimen sitologi pada


laboratorium PA yang berguna untuk
mengendapkan sel – sel yang tersuspensi
dalam cairan tubuh manusia.

Sentrifus

123
Lampiran

23. Alat pemanas untuk mengeringkan


preparat jaringan, mengeluarkan sisa sisa
air yang masih terdapat pada preparat
jaringan sebelum proses pewarnaan

Histo Temp
24. Wadah pemanas untuk mencairkan
lilin/paraplast yang akan digunakan untuk
proses embedding jaringan pada kaset.

Parafin
Dispenser

25. Waterbath sebagai medium untuk


melebarkan jaringan yang sudah dipotong
pada mikrotom untuk dilekatkan pada kaca
objek dalam pembuatan preparat jaringan

Waterbath

26.
Alat yang digunakan untuk memproses
jaringan segar (proses formalin-alkohol-
xylol).

LEICA Tissue Processor

124
Lampiran

27. Alat yang digunakan untuk meratakan blok


jaringan dan memotong blok jaringan
membentuk pita dengan ketebalan 3-5µm.

Mikrotom

28. Alat yang digunakan untuk mencairkan


Fresh Frozen Plasma yang akan digunakan
untuk transfusi.

Plasma Thawer

29. Merupakan centrifuge yang digunakan


untuk mensentrifus Card DG Gel pada
proses crossmatch.

DG Spin

125
Lampiran

30. Alat yang digunakan untuk melakukan test


crossmatch antara sample darah pasien
dengan darah donor.

Card DG Gel

31. Alat yang digunakan untuk menginkubasi


Card DG Gel pada saat crossmatch.

DG Thermo

126

Anda mungkin juga menyukai