Buku Saku 2019 - Bawaslu

|v
KATA PENGANTAR
vi | BUKU SAKU | PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU
| vii
SAMBUTAN
viii | BUKU SAKU | PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU
| ix
DAFTAR ISI
Contents
Kata Pengantar....................................................... iii

Sambutan Kapolri................................................... vi
Daftar Isi................................................................. ix
Elemen Pemilu........................................................ 1
Pengertian Pemilu.................................................. 2
Hak Memilih............................................................ 6
Persyaratan Calon Pres/Wapres.............................. 8
Persyaratan Calon Anggota DPD............................. 9
Persyaratan Calon Legislatif................................... 10
Perselisihan Pengurus Parpol................................. 11
Pemungutan Suara................................................. 13
Pemberian Suara.................................................... 14
Pemungutan Suara Ulang....................................... 15
Pemilu Lanjutan dan Susulan................................. 16
Penetapan Hasil Pemilu.......................................... 19
Partisipasi Masyarakat........................................... 22
Penyelesaian Pemilu.............................................. 23
Asas Hukum Pidana................................................ 25
Jenis Tindak Pidana................................................ 27
Hukum Acara.......................................................... 28
Penanganan TP. Pemilu......................................... 31
Laporan dan Kajian................................................. 32
Penerusan Laporan................................................. 35
Penyidikan.............................................................. 36
x| BUKU SAKU | PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU
Riksa, Adili, Memutus, Eksekusi............................. 38

GAKKUMDU.............................................................. 41
Asas dan Prinsip..................................................... 42
Kedudukan dan Pembentukan................................ 44
Struktur Organisasi GAKKUMDU.............................. 46
Anggota GAKKUMDU................................................ 48
Syarat Formil dan Materiil....................................... 49
Penanganan TP Pemilu pada GAKKUMDU.............. 50
Potensi TP. Pemilu.................................................. 57
Pengertian Kampanye............................................. 91
Pelaksana dan Tim Kampanye............................... 93
Materi dan Metode Kampanye................................. 95
Larangan Kampanye............................................... 96
Larangan Mengikutsertakan................................... 98
Dana Kampanye...................................................... 100
Laporan Dana Kampanye........................................ 102
Sumbangan yang Dilarang..................................... 104
Pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK)............ 105
Money Politics......................................................... 109
Sanksi Administrasi Money Politics ....................... 112
Penjelasan Pasal.................................................... 114
Penekanan Presiden Ri pada Rapim
TNI – POLRI 2018 .................................................. 117
Netralitas Polri........................................................ 118
|1
PENGERTIAN PEMILU
PASAL 1 KE-1 UU NO 7 / 2017
◘ PEMILIHAN UMUM YANG SELANJUTNYA DISEBUT

PEMILU ADALAH SARANA KEDAULATAN RAKYAT
UNTUK MEMILIH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, DAN UNTUK
MEMILIH ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH, YANG DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG,
UMUM, BEBAS, RAHASIA, JUJUR DAN ADIL
DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.
◘ PKPU NO.: 5 TH 2018 TENTANG PERUBAHAN PKPU

NO.: 7 TH 2017 TTG TAHAPAN, PROGRAM DAN
JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU TAHUN 2019,
PEMILU AKAN DISELENGGARAKAN PADA TANGGAL
17 APRIL 2019.
2| BUKU SAKU | PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU
ELEMEN PEMILU
REGULASI
UU 7 / 2017
PERATURAN PELAKSANA
PENYELENGGARA PEMILU
ELEMEN PEMILU
KPU
BAWASLU
DKPP
PESERTA PEMILU
PARPOL
GABUNGAN PARPOL
PERSEORANGAN
PEMILIH
WNI YG BERUMUR 17 TH LEBIH
KAWIN ATAU SUDAH PERNAH
KAWIN
|3
TAHAPAN PEMILU
JAN ‘18 FEB ‘18 MAR ‘18
DAFTAR & TAP PEMUTAKHIRAN
VERIFIKASI PARPOL DATA PEMILIH &
PESERTA PESERTA SUSUN DPT
JUN ‘18 MEI ‘18 APR ‘18

PEMUTAKHIRAN
- DAFTAR
DATA PEMILIH &
- DPD
SUSUN DPT
JUL ‘18 AGT ‘18 SEP ‘18

DAFTAR DAFTAR KAMPANYE
DPR PRESIDEN 23 SEPT S/D
DPRD & WAPRES 13 APR
DES ‘18 NOV ‘18 OKT ‘18
KAMPANYE 23 SEPT S/D 13 APR
JAN ‘19 FEB ‘19 MAR ‘19
KAMPANYE 23 SEPT S/D 13 APR
APR ‘19 APR ‘19
HARI PEMUNGUTAN SUARA MASA TENANG

17 APRIL 2019 14 – 16 APR
TAHAPAN PEMILU
TAHAPAN WAKTU
PASAL 167 UU NO 7 / 2017 PKPU NO 5 / 2018
PERENCANAAN PROGRAM
 17 AGUSTUS 2017
DAN ANGGARAN S.D. 31 MARET 2019
SERTA PENYUSUNAN
PERATURAN PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN PEMILU;
PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH
 17 DESEMBER 2018
DAN PENYUSUNAN DAFTAR S.D. 17 MARET 2019
PEMILIH;;
PENDAFTARAN DAN VERIFIKASI
 3 SEPTEMBER 2017
PESERTA PEMILU; S.D. 20 FEBRUARI
2018
PENETAPAN PESERTA PEMILU;
 19 FEBRUARI S.D. 17
APRIL 2018
PENETAPAN JUMLAH KURSI
 17 DESEMBER S.D. 6
DAN PENETAPAN DAERAH APRIL 2018
PEMILIHAN;
PENCALONAN PRESIDEN
 26 MARET 2018 S.D.
DAN WAKIL PRESIDEN 21 SEPTEMBER 2018
SERTA ANGGOTA DPR, DPD,
DPRD PROVINSI DAN DPRD
KABUPATEN/KOTA;
MASA KAMPANYE PEMILU;
S.D. 13 APRIL 2019
|5
TAHAPAN PEMILU
TAHAPAN WAKTU
PASAL 167 UU NO 7 / 2017 PKPU NO 5 / 2018
KAMPANYE MELALUI MEDIA
 24 MARET S.D. 16
MASSA CETAK, MEDIA APRIL 2018
ELEKTRONIK DAN INTERNET
MASA TENANG;
 14 APRIL 2019 S.D. 16
APRIL 2019
PEMUNGUTAN DAN
 8 APRIL 2019 S.D. 17
PENGHITUNGAN SUARA; APRIL 2019
PENETAPAN HASIL PEMILU;
S.D. 4 SEPTEMBER
2019
PENGUCAPAN SUMPAH/
 AGUSTUS 2019 S.D.
JANJI PRESIDEN DAN WAKIL OKTOBER 2019
PRESIDEN SERTA ANGGOTA
DPR, DPD, DPRD PROVINSI DAN
DPRD KABUPATEN/KOTA
HAK MEMILIH
PASAL 198 UU NO 7/2017
1. WNI YANG PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA SUDAH GENAP

BERUMUR 17 TAHUN/ SUDAH / PERNAH KAWIN MEMPUNYAI
HAK PILIH,
2. DIDAFTAR 1 KALI OLEH PENYELENGGARA PEMILU DALAM
DAFTAR PEMILIH;
3. WNI YANG TELAH DICABUT HAK POLITIKNYA OLEH
PENGADILAN TIDAK MEMPUNYAI HAK MEMILIH.
HAK MEMILIHHAK MEMILIH
PASAL
PASAL 198
198UU
UU PASAL
NO NO 199 UU NO 7/2017
7/2017
7/2017 PASAL
PASAL348
348 (1
1. 1.WNI YANG PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA SUDAH GENAP
WNI YANG PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA SUDAH GENAP PEMILIH YANG
PEMILIH YAN
BERUMUR 17 TAHUN/ SUDAH / PERNAH KAWIN MEMPUNYAI HAK
UNTUK DAPAT MENGGUNAKAN HAK MEMILIH, WNI HARUS PEMUNGUTAN
BERUMUR 17 TAHUN/ SUDAH / PERNAH KAWIN MEMPUNYAI HAK
PILIH, PEMUNGUTA
PILIH, SEBAGAI PEMILIH KECUALI YANG DITENTUKAN LAIN MELIPUTI :
TERDAFTAR MELIPUTI :
2. DIDAFTAR 1 KALI OLEH PENYELENGGARA PEMILU DALAM DAFTAR
2. DIDAFTAR 1 KALI OLEH PENYELENGGARA PEMILU DALAM DAFTAR
DALAM UU. a. a.
PEMILIK
PEMILIKKTPK
PEMILIH;
PEMILIH; TERDAFTAR
TERDAFTA
3. 3.WNI YANG TELAH DICABUT HAK POLITIKNYA OLEH PENGADILAN
WNI YANG TELAH DICABUT HAK POLITIKNYA OLEH PENGADILAN PEMILIH
PEMILIHTE
TIDAK MEMPUNYAI HAK MEMILIH.
TIDAK MEMPUNYAI HAK MEMILIH. BERSANGKU
BERSANGK
PASAL 199 UU NO 7/2017 b. b.
PEMILIK
PEMILIKKTPK
ANGGOTA TNI DAN POLRI TIDAK MENGGUNAKAN HAKNYA TERDAFTAR
TERDAFTA
UNTUK DAPAT MENGGUNAKAN HAK MEMILIH, WNI HARUS
UNTUK DAPAT MENGGUNAKAN HAK MEMILIH, WNI HARUS
UNTUK MEMILIH. PEMILIH TAM
PEMILIH T
TERDAFTAR SEBAGAI PEMILIH KECUALI YANG DITENTUKAN LAIN
TERDAFTAR SEBAGAI PEMILIH KECUALI YANG DITENTUKAN LAIN
DALAM UU.
DALAM UU. c. c.
PEMILIK
PEMILIKKTPK
TIDAK TERD
TIDAK TER
PEMILIH
PEMILIHTE
TIDAK200
PASAL
PASAL MENGGUNAKAN
UUUU
200 NONO
7/2017
7/2017 PEMILIH TAM
PEMILIH T
HAK MEMILIH
ANGGOTA TNI DAN POLRI
ANGGOTA TNI DAN POLRI d. d.
PENDUDUK
PENDUDU
TIDAK MENGGUNAKAN HAKNYA UNTUK MEMILIH
TIDAK MENGGUNAKAN HAKNYA UNTUK MEMILIH MEMILIKI HA
MEMILIKI
|7
PASAL 348 (1) UU NO 7/2017
(1) PEMILIH YANG BERHAK MENGIKUTI PEMUNGUTAN SUARA DI

TPS MELIPUTI :
A. PEMILIK KTP ELEKTRONIK YANG TERDAFTAR PADA
DAFTAR PEMILIH TETAP DI TPS YANG BERSANGKUTAN;
B. PEMILIK KTP ELEKTRONIK YANG TERDAFTAR PADA
DAFTAR PEMILIH TAMBAHAN;
C. PEMILIK KTP ELEKTRONIK YANG TIDAK TERDAFTAR
PADA DAFTAR PEMILIH TETAP DAN DAFTAR PEMILIH
TAMBAHAN; DAN
D. PENDUDUK YANG TELAH MEMILIKI HAK PILIH.
PASAL 348 (2) UU NO 7/2017
(2) PEMILIH SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT 1 HURUF

A DAN HURUF B DAPAT MENGGUNAKAN HAKNYA UNTUK
MEMILIH DI TPS LAIN/TPSLN DENGAN MENUNJUKKAN
SURAT PEMBERITAHUAN DARI PPS UNTUK MEMBERIKAN
SUARA DI TPS LAIN/TPSLN
PASAL 348 (3) UU NO 7/2017
(3)
PEMILIH DENGAN KONDISI TERTENTU SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT 2 DAPAT MENGGUNAKAN HAKNYA
UNTUK MEMILIH DI TPS/TPSLN LAIN
PERSYARATAN CALON PRES/WAPRES

PASAL 169 UU 7/2017, DIANTARANYA :
1. TIDAK PERNAH MENGKHIANATI NEGARA SERTA TIDAK
PERNAH MELAKUKAN TINDAK PIDANA KORUPSI DAN TINDAK
PIDANA BERAT LAINNYA;
2. MAMPU SECARA ROHANI DAN JASMANI UNTUK MELAK-
SANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBAN SEBAGAI PRESIDEN
WAKIL PRESIDEN SERTA BEBAS DARI PENYALAHGUNAAN
NARKOTIKA;
3. TELAH MELAPORKAN KEKAYAANNYA PADA INSTANSI YANG
BERWENANG MEMERIKSA LAPORAN KEKAYAAN PENYELENG-
GARA NEGARA
4. TIDAK SEDANG MEMILIKI TANGGUNGAN UTANG SECARA
PERSEORANGAN DAN/ATAU BADAN HUKUM YANG MENJADI
TANGGUNG JAWABNYA YANG MERUGIKAN KEUANGAN
NEGARA;
5. TIDAK PERNAH MELAKUKAN PERBUATAN TERCELA;
7. BELUM PERNAH MENJABAT SEBAGAI PRESIDEN ATAU WAKIL
PRESIDEN SELAMA 2 KALI MASA JABATAN YANG SAMA;
8. TIDAK PERNAH DIPIDANA PENJARA BERDASARKAN PUTUSAN
PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM
TETAP KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG DIANCAM
DENGAN PIDANA PENJARA 5 TAHUN ATAU LEBIH;
9. BERUSIA PALING RENDAH 40 TAHUN;
10. BERPENDIDIKAN PALING RENDAH TAMAT SMA ATAU
SEDERAJAT;
11. BUKAN BEKAS ANGGOTA ORGANISASI TERLARANG PKI,
TERMASUK ORGANISASI MASSANYA, ATAU BUKAN ORANG
YANG TERLIBAT LANGSUNG DALAM G.30.SPKI.
|9
PERSYARATAN CALON ANGGOTA DPD

PASAL 182 UU 7/2017 DIANTARANYA:
1. WNI YANG TELAH BERUMUR 21 TAHUN ATAU LEBIH;
2. BERPENDIDIKAN TAMAT SMA ATAU SEDERAJAT;
3. SETIA KEPADA PANCASILA, UUD 1945, NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA DAN BHINEKA TUNGGAL IKA;
TETAP KARENA TINDAK PIDANA YANG DIANCAM PIDANA
PENJARA 5 TAHUN ATAU LEBIH, KECUALI SECARA TERBUKA
DAN JUJUR MENGEMUKAKAN KEPADA PUBLIK BAHWA YANG
BERSANGKUTAN MANTAN TERPIDANA;
5. SEHAT JASMANI DAN ROHANI, DAN BEBAS DARI PENYALAH
GUNAAN NARKOTIKA;
6. TERDAFTAR SEBAGAI PEMILIH;
7. BERSEDIA BEKERJA PENUH WAKTU;
8. MENGUNDURKAN DIRI SEBAGAI KEPALA DAERAH, WAKIL
KEPALA DAERAH, KEPALA/PERANGKAT DESA, BADAN PER-
MUSYAWARATAN DESA, ASN, ANGGOTA TNI/POLRI, DIREKSI/
KOMISARIS/DEWAN PENGAWAS/KARYAWAN PADA BUMN/
BUMD/BUMDES ATAU BADAN LAIN YANG ANGGARANNYA
BERSUMBER DARI KEUANGAN NEGARA, DINYATAKAN SURAT
PENGUNDURAN DIRI YANG TIDAK DAPAT DITARIK KEMBALI;
9. BERSEDIA UNTUK TIDAK BERPRAKTIK SEBAGAI AKUN-
TAN PUBLIK, ADVOKAT, NOTARIS, PPAT, DAN/ATAU TIDAK
MELAKUKAN PEKERJAAN PENYEDIA BARANG DAN JASA
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEUANGAN NEGARA SER-
TA PEKERJAAN LAIN YANG DAPAT MENIMBULKAN KONFLIK
KEPENTINGAN DENGAN TUGAS, WEWENANG, DAN HAK SE-
BAGAI ANGGOTA DPD;
10. MENCALONKAN HANYA UNTUK 1 LEMBAGA PERWAKILAN;
11. MENCALONKAN HANYA UNTUK 1 DAERAH PEMILIHAN;
12. MENDAPAT DUKUNGAN MINIMAL DARI PEMILIH DI DAERAH
PEMILIHAN YANG BERSANGKUTAN
10 | BUKU SAKU | PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU
PERSYARATAN CALON LEGISLATIF

PASAL 240 UU 7/2017 DIANTARANYA:
1. WNI YANG TELAHBERUMUR 21 TAHUN ATAU LEBIH;
2. BERPENDIDIKAN TAMAT SMA ATAU SEDERAJAT;
3. SETIA KEPADA PANCASILA, UUD 1945, NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA DAN BHINEKA TUNGGAL IKA;
TETAP KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG DIANCAM
DENGAN PIDANA PENJARA 5 TAHUN ATAU LEBIH, KECUALI
SECARA TERBUKA DAN JUJUR MENGEMUKAKAN KEPADA
PUBLIK BAHWA YANG BERSANGKUTAN MANTAN TERPIDANA;
5. SEHAT JASMANI DAN ROHANI, DAN BEBAS DARI PENYALAH-
GUNAAN NARKOTIKA;
6. TERDAFTAR SEBAGAI PEMILIH;
7. BERSEDIA BEKERJA PENUH WAKTU;
BERSUMBER DARI KEUANGAN NEGARA, DINYATAKAN SURAT
PENGUNDURAN DIRI YANG TIDAK DAPAT DITARIK KEMBALI;
BERSUMBER DARI KEUANGAN NEGARA, YANG DINYATAKAN
DENGAN SURAT PENGUNDURAN DIRI YANG TIDAK DAPAT DI-
TARIK KEMBALI;
10. MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU;
11. DICALONKAN HANYA UNTUK 1 LEMBAGA PERWAKILAN;
12. DICALONKAN HANYA UNTUK 1 DAERAH PEMILIHAN;
| 11
PERSELISIHAN PENGURUS PARPOL

PASAL 184 UU 7/2017
1. DALAM HAL TERJADI PERSELISIHAN KEPENGURUSAN PAR-

POL, KEPENGURUSAN PARPOL TINGKAT PUSAT YANG MEN-
JADI PESERTA PEMILU DAN DAPAT MENDAFTARKAN PASLON
DAN CALON ANGGOTA DPR, CALON ANGGOTA DPRD PROVIN-
SI, DAN CALON ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA MERUPA-
KAN KEPENGURUSAN PARPOL TINGKAT PUSAT YANG SUDAH
MEMPEROLEH PUTUSAN MAHKAMAH PARTAI ATAU NAMA
LAIN;
2. DALAM HAL MASIH TERDAPAT PERSELISIHAN ATAS PUTU-
SAN MAHKAMAH PARTAI ATAU NAMA LAIN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT 1, KEPENGURUSAN PARPOL TING-
KAT PUSAT YANG MENJADI PESERTA PEMILU DAN DAPAT
MENDAFTARKAN PASLON DAN CALON ANGGOTA DPR/DPRD
PROVINSI/DPRD KABUPATEN/KOTA MERUPAKAN KEPENGU-
RUSAN YANG SUDAH MEMPEROLEH PUTUSAN PENGADILAN
YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETAP DAN
DIDAFTRAKAN SERTA DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN
MENTERI YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERIN-
TAHAN DI BIDANG HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA;
3. PUTUSAN MAHKAMAH PARTAI ATAU NAMA LAIN DAN/
ATAU PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH
KEKUATAN HUKUM TETAP SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT 1 DAN/ATAU AYAT 2 WAJIB DIDAFTARKAN KE
KEMENTERIAN YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN
PEMERINTAHAN DI BIDANG HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA PALING LAMBAT 30 HARI KERJA TERHITUNG
SEJAK TERBENTUKNYA KEPENGURUSAN YANG BARU DAN
WAJIB DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN MENTERI YANG
MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA PALING LAMBAT 7 HARI

KERJA, TERHITUNG SEJAK DITERIMANYA PERSYARATAN;
4. DALAM HAL PENDAFTARAN DAN PENETAPAN KEPENGURU-
SAN PARPOL SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT 3 BE-
LUM SELESAI, SEMENTARA BATAS WAKTU PENDAFTARAN
PASLON, CALON ANGGOTA DPR/DPRD PROVINSI/DPRD
KABUPATEN/KOTA DI KPU PROVINSI ATAU KPU KABUPATEN/
KOTA AKAN BERAKHIR, KEPENGURUSAN PARPOL YANG MEN-
JADI PESERTA PEMILU DAN DAPAT MENDAFTARKAN PASLON,
CALON ANGGOTA DPR/DPRD PROVINSI/DPRD KABUPATEN/
KOTA ADALAH KEPENGURUSAN PARPOL YANG TERCANTUM
DALAM KEPUTUSAN TERAKHIR MENTERI YANG MENYELENG-
GARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG HUKUM DAN
HAM.
PASAL 32 UU NO 2 / 2011
TTG PERUBAHAN ATAS UU NO 2 / 2008 TTG PARTAI POLITIK
(1) PERSELISIHAN PARTAI POLITIK DISELESAIKAN OLEH

INTERNAL PARTAI POLITIK SEBAGAIMANA DIATUR AD/ART.
(2) PENYELESAIN PERSELISIHAN INTERNAL PARTAI POLITIK
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT 1 DILAKUKAN OLEH
SUATU MAHKAMAH PARTAI POLITIK ATAU SEBUTAN LAIN
YANG DIBENTUK OLEH PARTAI POLITIK.
(3) SUSUNAN MAHKAMAH PARPOL ATAU SEBUTAN LAIN
DISAMPAIKAN PIMPINAN PARTAI POLITIK KE KEMENTERIAN
(4) PENYELESAIN PERSELISIHAN INTERNAL PARTAI POLITIK
PALING LAMBAT 60 HARI.
(5) PUTUSAN MAHKAMAH PARTAI POLITIK ATAU SEBUTAN LAIN
BERSIFAT FINAL DAN MENGIKAT SECARA INTERNAL DALAM
HAL PERSELISIHAN KEPENGURUSAN.
| 13
PEMUNGUTAN SUARA
PASAL 347 UU 7 / 2017
(1) PEMUNGUTAN SUARA PEMILU DISELENGGARAKAN SECARA

SERENTAK;
(2) HARI, TANGGAL, DAN WAKTU PEMUNGUTAN SUARA PEMILU
DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KPU
PASAL 351 UU 7 / 2017
(1) PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA DIPIMPIN OLEH KPPS;

(2) PEMBERIAN SUARA DILAKSANAKAN OLEH PEMILIH;
(3) PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA DISAKSIKAN OLEH
SAKSI PESERTA PEMILU;
(4)
PENANGANAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN DAN
KEAMANAN DI SETIAP TPS DILAKSANAKAN OLEH 2 ORANG
PETUGAS YANG DITETAPKAN OLEH PPS;
(5) PENGAWASAN PEMUNGUTAN SUARA DILAKSANAKAN OLEH
PANWASLU KELURAHAN/DESA DAN PENGAWAS TPS;
(6) PEMANTAUAN PEMUNGUTAN SUARA DILAKSANAKAN OLEH
PEMANTAU PEMILU YANG DIAKREDITASI OLEH BAWASLU,
BAWASLU PROVINSI, BAWASLU KAB/KOTA;
(7)
SAKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD AYAT 3 HARUS
MENYERAHKAN MANDAT TERTULIS DARI PASANGAN CALON/
TIM KAMPANYE, PARPOL PESERTA PEMILU, ATAU CALON
ANGGOTA DPD KEPADA KPPS.
(8) SAKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD AYAT 7 DILATIH OLEH
BAWASLU.
PEMBERIAN SUARA
PASAL 353 UU 7 / 2017
(1) PEMBERIAN SUARA UNTUK PEMILU DILAKUKAN DENGAN
CARA :
• MENCOBLOS SATU KALI PADA NOMOR, NAMA, FOTO
PASANGAN CALON, ATAU TANDA GAMBAR PARTAI
POLITIK PENGUSUL DALAM SATU KOTAK PADA SURAT
SUARA UNTUK PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN;
• MENCOBLOS SATU KALI PADA NOMOR / TANDA GAMBAR
PARPOL DAN/ATAU NAMA CALON ANGGOTA DPR, DPRD
PROVINSI, DPRD KABUPATEN/KOTA UNTUK PEMILU
ANGGOTA DPR, DPRD PROVINSI DAN DPRD KABUPATEN/
KOTA;
• MENCOBLOS SATU KALI PADA NOMOR, NAMA, ATAU
FOTO CALON UNTUK PEMILU ANGGOTA DPD.
(2) PEMBERIAN SUARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT
1 DILAKUKAN BERDASARKAN PRINSIP MEMUDAHKAN
PEMILIH, AKURASI DALAM PENGHITUNGAN SUARA, DAN
EFISIENSI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU.
PASAL 356 UU 7 / 2017

(1) PEMILIH DISABILITAS NETRA, DISABILITAS FISIK DAN
YANG MEMPUNYAI HALANGAN FISIK LAINNYA PADA SAAT
MEMBERIKAN SUARANYA DI TPS DAPAT DIBANTU OLEH
ORANG LAIN ATAS PERMINTAAN PEMILIH;
(2) ORANG LAIN YANG MEMBANTU WAJIB MERAHASIAKAN
PILIHAN PEMILIH.
| 15
PEMUNGUTAN SUARA ULANG

PASAL 372 UU 7 / 2017
(1) PEMUNGUTAN SUARA DI TPS DAPAT DI ULANG APABILA
TERJADI BENCANA ALAM DAN/ATAU KERUSUHAN YANG
MENGAKIBATKAN HASIL PEMUNGUTAN SUARA TIDAK
DAPAT DIGUNAKAN ATAU PENGHITUNGAN SUARA TIDAK
DAPAT DILAKUKAN
(2) PEMUNGUTAN SUARA DI TPS WAJIB DI ULANG APABILA
DARI HASIL PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN PENGAWAS
TPS TERBUKTI TERDAPAT KEADAAN SEBAGAI BERIKUT:
A. PEMBUKAAN KOTAK SUARA DAN/ATAU BERKAS
PEMUNGUTAN DAN PERHITUNGAN SUARA TIDAK
DILAKUKAN MENURUT TATA CARA YANG DITETAPKAN
DALAM KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN;
B. PETUGAS KPPS MEMINTA PEMILIH MEMBERIKAN
TANDA KHUSUS, MENANDATANGANI, ATAU
MENULISKAN NAMA/ALAMAT PADA SURAT SUARA
YANG SUDAH DIGUNAKAN;
C. PETUGAS KPPS MERUSAK LEBIH DARI 1 SURAT SUARA
YANG SUDAH DIGUNAKAN OLEH PEMILIH SEHINGGA
SURAT SUARA TSB MENJADI TIDAK SAH; DAN/ATAU
D. PEMILIH TIDAK MEMILIKI KTP ELEKTRONIK DAN TIDAK
TERDAFTAR DI DAFTAR PEMILIH TETAP DAN DAFTAR
PEMILIH TAMBAHAN.
PEMILU LANJUTAN DAN SUSULAN

LANJUTAN
SUSULAN
DILAKSANAKAN SETELAH ADA
PENETAPAN PENUNDAAN
PELAKSANAAN PEMILU
PASAL 433
OLEH KPU KAB/KOTA :

MELIPUTI SATU ATAU BEBERAPA
KELURAHAN/DESA
OLEH KPU KAB/KOTA :

KECAMATAN
OLEH KPU PROVINSI :

KAB/KOTA
OLEH KPU :
PROVINSI
| 17
LANJUTAN SUS
PASAL 431 PAS
DI SEBAGIAN ATAU SELURUH WILAYAH DI SEB

NKRI TERJADI KERUSUHAN, N
GANGGUAN KEAMANAN, BENCANA GANG
ALAM ATAU GANGGUAN LAINNYA ALA
YANG MENGAKIBATKAN SEBAGIAN YAN
TAHAPAN PENYELENGGARAAN TA
PEMILU TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN PEMIL
DI
DIMULAI DARI TAHAP
SE
PENYELENGGARAAN
PE
PEMILU YANG TERHENTI
TAN SUSULAN
431 PASAL 432
LAYAH DI SEBAGIAN ATAU SELURUH WILAYAH

N, NKRI TERJADI KERUSUHAN,
CANA GANGGUAN KEAMANAN, BENCANA
NYA ALAM ATAU GANGGUAN LAINNYA
GIAN YANG MENGAKIBATKAN SELURUH
AN TAHAPAN PENYELENGGARAAN
NAKAN PEMILU TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN
DILAKUKAN UNTUK
AP
SELURUH TAHAPAN
AN
PENYELENGGARAAN
ENTI
PEMILU
| 19
PENETAPAN HASIL PEMILU

PRES/ DPR/
PSL URAIAN WAPRES DPD
PASAL PEROLEHAN SUARA SUARA PARPOL
411 PASLON SUARA CALON
SIDANG
PASAL PENETAPAN SIDANG PLENO
PLENO
412 TERBUKA
TERBUKA
PASAL LEMBAGA KPU KPU
413
DPRD DPRD
PSL URAIAN PROVINSI KAB/KOTA
SUARA SUARA
PASAL PEROLEHAN PARPOL PARPOL
411 SUARA SUARA CALON
CALON
SIDANG
PASAL SIDANG PLENO
PENETAPAN PLENO
412 TERBUKA
TERBUKA
PASAL KPU
LEMBAGA KPU KAB/KOTA
413 PROVINSI
PENETAPAN HASIL PEMILU

PASAL 414 UU 7 / 2017
(1) PARPOL PESERTA PEMILU HARUS MEMENUHI

AMBANG BATAS PEROLEHAN SUARA PALING
SEDIKIT 4% DARI JUMLAH SUARA SAH NASIONAL
UNTUK DIIKUTKAN DALAM PENENTUAN
PEROLEHAN KURSI ANGGOTA DPR
(2) SELURUH PARPOL PESERTA PEMILU DIIKUTKAN
DALAM PENENTUAN PEROLEHAN KURSI ANGGOTA
DPRD PROVINSI DAN DPRD KAB/KOTA
(PSL 411) (PSL 412) (PSL 413)

URAIAN
PEROLEHAN PENETAPAN LEMBAGA
PRES/ SIDANG
SUARA PASLON KPU
WAPRES PLENO TERBUKA
DPR / SUARA PARPOL SIDANG
KPU
DPD SUARA CALON PLENO TERBUKA
DPRD SUARA PARPOL SIDANG KPU
PROVINSI SUARA CALON PLENO TERBUKA PROVINSI
DPRD
SUARA PARPOL SIDANG KPU
KAB/
SUARA CALON PLENO TERBUKA KAB/KOTA
KOTA
| 21
PENETAPAN PEROLEHAN SUARA PRES / WAPRES

PASAL 416 UU 7 / 2017
■■ MEMPEROLEH SUARA LEBIH DARI 50% DENGAN

SEDIKITNYA 20% SUARA DI SETIAP PROVINSI YANG
TERSEBAR LEBIH DARI ½ JUMLAH PROVINSI DI
INDONESIA;
■■ DALAM HAL TIDAK ADA PASLON TERPILIH, PASLON
DENGAN SUARA TERBANYAK PERTAMA DAN KEDUA
DIPILIH KEMBALI SECARA LANGSUNG OLEH RAKYAT;
■■ DALAM HAL TERDAPAT 2 PASLON DENGAN JUMLAH
SUARA TERBANYAK SAMA, KEDUA PASLON DIPILIH
KEMBALI OLEH RAKYAT SECARA LANGSUNG;
■■ DALAM HAL TERDAPAT 3 PASLON DENGAN JUMLAH
SUARA TERBANYAK SAMA, PENENTUAN PERINGKAT
PERTAMA DAN KEDUA BERDASARKAN PERSEBARAN
WILAYAH PEROLEHAN SUARA YANG LEBIH LUAS
SECARA BERJENJANG;
■■ DALAM HAL PEROLEHAN SUARA TERBANYAK KEDUA
DIPEROLEH LEBIH DARI 1 PASLON, PENENTUANNYA
BERDASAKAN PERSEBARAN WILAYAH PEROLEHAN
SUARA YANG LEBIH LUAS DAN BERJENJANG.
MINIMAL
PEROLEHAN
SUARA PARPOL
% DARI JUMLAH
SUARA SAH
NASIONAL
PARTISIPASI MASYARAKAT
BENTUK
PASAL 449 UU 7 / 2017
SURVEY /
SOSIALISASI PEMILU
JAJAK PENDAPAT
PENDIDIKAN POLITIK HITUNG CEPAT

BAGI PEMILIH HASIL PEMILU
KETENTUAN :
• TIDAK MELAKUKAN KEBERPIHAKAN YANG
MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN PESERTA
PEMILU;
• TIDAK MENGGANGGU PROSES PENYELENGGA-
RAAN TAHAPAN PEMILU;
• BERTUJUAN MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK
MASYARAKAT SECARA LUAS;
• MENDORONG TERWUJUDNYA SUASANA
YANG KONDUSIF BAGI PENYELENGGARAAN
PEMILU YANG AMAN, DAMAI, TERTIB DAN
LANCAR.
| 23
PENYELESAIAN PELANGGARAN DAN

PERSELISIHAN PEMILU
PENGERTIAN
◘ PELANGGARAN KODE ETIK: PELANGGARAN

TERHADAP ETIKA PENYELENGGARA PEMILU YANG
BERDASARKAN SUMPAH DAN/ATAU JANJI SEBELUM
MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI PENYELENGGARA
PEMILU;
◘ PELANGGARAN ADMINISTRASI: PELANGGARAN
TERHADAP TATA CARA PROSEDUR ATAU MEKANISME
YANG BERKAITAN DENGAN ADMINISTRASI PELAK
SANAAN PEMILU DALAM SETIAP TAHAPAN PENYE
LENGGARAAN PEMILU;
◘ SENGKETA: MELIPUTI SENGKETA YANG TERJADI
ANTAR-PESERTA PEMILU DAN SENGKETA PESERTA
PEMILU DENGAN PENYELENGGARA PEMILU SEBAGAI
AKIBAT DIKELUARKANNYA KEPUTUSAN KPU,
KEPUTUSAN KPU PROVINSI, DAN KEPUTUSAN KPU
KABUPATEN/KOTA;
◘ SENGKETA TUN PEMILIHAN: MELIPUTI SENGKETA
YANG TERJADI ANTAR PESERTA PEMILU
DAN SENGKETA PESERTA PEMILU DENGAN
PENYE
LENGGARA PEMILU SEBAGAI AKIBAT
DIKELUARKANNYA KEPUTUSAN KPU, KEPUTUSAN
KPU PROVINSI, DAN KEPUTUSAN KABUPATEN/KOTA.
◘ TP. PEMILIHAN: MERUPAKAN PELANGGARAN

ATAU KEJAHATAN TERHADAP KETENTUAN PEMILU
SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG INI
◘ PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN: PERSELISIHAN
ANTARA KPU DAN PESERTA PEMILU MENGENAI
PENETAPAN PEROLEHAN SUARA HASIL PEMILU
SECARA NASIONAL  PERSELISIHAN PENETAPAN
PEROLEHAN SUARA HASIL PEMILU ANGGOTA DPR,
DPD, DAN DPRD/PRESIDEN DAN WAPRES SECARA
NASIONAL MELIPUTI PERSELISIHAN PENETAPAN
PEROLEHAN SUARA YANG DAPAT MEMPENGARUHI
PEROLEHAN KURSI PESERTA PEMILU/PENETAPAN
HASIL PEMILU PRESIDEN DAN WAPRES.
NO JENIS PASAL PENYELESAIAN

1 PELANGGARAN KODE 456 – 459 DKPP
ETIK PENYELENGGARA UU 7/2017
PEMILU
2 PELANGGARAN 460 – 465 KPU, KPU PROV,
ADMINISTRASI PEMILU UU 7/2017 KPU KAB/KOTA
3 SENGKETA PROSES 466 – 472 BAWASLU
PEMILU UU 7/2017 PTUN
4 PERSELISIHAN HASIL 473 – 475 MK
PEMILU UU 7/2017
5 TP. PEMILU 476 – 487 GAKKUMDU,
UU 7/2017 PN, PT
| 25
ASAS HUKUM PIDANA

APABILA SUATU PERBUATAN (TINDAK PIDANA) DIATUR DALAM
PIDANA UMUM, DIATUR PULA DALAM PIDANA KHUSUS, DAN
DALAM UU 7/2017, MAKA UU MANAKAH YG DIGUNAKAN?
■■ LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI  UU 7/2017 SBG
UU YG BERSIFAT KHUSUS SEHINGGA MENGESAMPINGKAN
UU YG SIFATNYA UMUM (PASAL 63 AYAT 2 KUHP);
■■ SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT  KEKHUSUSAN YANG
SISTEMATIS; UU 7/2017 SBG UU YG LEBIH KHUSUS DRPD
YG KHUSUS LAINNYA;
■■ LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI  UU
7/2017 MERUPAKAN UU YG LEBIH BARU SEHINGGA
MENGESAMPINGKAN UU YG SDH DIUNDANGKAN
SEBELUMNYA.
■■ LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIOR  UU
7/2017 MERUPAKAN PERATURAN LEBIH TINGGI YANG
MENGESAMPINGKAN PERATURAN YANG LEBIH RENDAH

DIANTARA KEKHUSUSAN DALAM PENGATURAN

PENANGANAN TP PEMILU ADALAH :
■■ LAPORAN DISAMPAIKAN KEPADA BAWASLU;
■■ HASIL PENGAWASAN BAWASLU DITETAPKAN
SEBAGAI TEMUAN PELANGGARAN PEMILU PALING
LAMA 7 (TUJUH) HARI SEJAK DITEMUKANNYA;
■■ LAPORAN PELANGGARAN PEMILU DISAMPAIKAN
PALING LAMA 7 (TUJUH) HARI KERJA SEJAK
DIKETAHUI TERJADINYA DUGAAN PELANGGARAN
PEMILU;
■■ WAJIB DITINDAKLANJUTI PALING LAMA 7 (TUJUH)
HARI SETELAH TEMUAN DAN LAPORAN DITERIMA
DAN DIREGISTRASI;
■■ DALAM HAL MEMERLUKAN KETERANGAN
TAMBAHAN, KETERANGAN TAMBAHAN DAN KAJIAN
DILAKUKAN PALING LAMA 14 (EMPAT BELAS) HARI
KERJA SETELAH TEMUAN DAN LAPORAN DITERIMA
DAN DIREGISTRASI
■■ PENYIDIKAN PALING LAMA 14 HARI SEJAK LAPORAN
DITERIMA DAN DIREGISTER;
■■ PRAPENUNTUTAN PALING LAMA 3 HARI SEJAK
BERKAS PERKARA DITERIMA;
■■ PRNYIDIKAN TAMBAHAN PALING LAMA 3 HARI
SEJAK BERKAS PERKARA DITER;
■■ DALAM PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAPAT
DILAKUKAN TANPA KEHADIRAN TERSANGKA/
TERDAKWA (IN ABSENTIA);
| 27
JENIS TINDAK PIDANA
TP. PEMILU
PSL 488–554
UU 7/2017 CONTOH:
■■ BLACK CAMPAIGN
■■ MONEY POLITICS
■■ KAMPANYE DI TEM-
PAT IBADAH
■■ DLL
TP. LAIN YG
TERJADI SEBAGAI
TINDAK
AKIBAT PENYE-
LENGGARAAN
PIDANA
PEMILU
CONTOH:
■■ PEMBAKARAN
KANTOR KPU
■■ PENGRUSAKAN
TIDAK ADA HUBUNGAN- RUMAH PENYE-
NYA DENGAN PEMILU: TP. LAINNYA LENGGARA
■■ PENCURIAN MOBIL YG TERJADI ■■ PERKELAHIAN AN-
INVENTARIS PENYE- SAAT PEMILU TAR PENDUKUNG
LENGGARA PEMILU ■■ UJARAN KEBEN-
■■ PENGANIAYAAN CIAN
■■ KORUPSI ■■ DLL
■■ DLL
HUKUM ACARA
PASAL PERIHAL URAIAN KET.
477 HUKUM LIDIK, SIDIK, TUT, DAN
UU ACARA RIKSA TP. PEMILU
7/2017 BERDASARKAN KUHAP,
KECUALI DITENTUKAN
LAIN DLM UU INI
478 SYARAT TELAH MENGIKUTI
UU PENYELI- PELATIHAN KHUSUS
7/2017 DIK DAN MENGENAI LIDIK DAN
PENYIDIK SIDIK TP. PEMILU;
TP. PEMILU CAKAP DAN MEMILIKI
INTEGRITAS MORAL YG
TINGGI;
TIDAK PERNAH
DIJATUHI HUKUMAN
DISIPLIN
479 PENYELI- PENYELIDIK PUT MK: 21/
UU DIK MENEMUKAN BUKTI PUU-XII/2014
7/2017 TEMUKAN PERMULAAN YG CUK- (BUKTI
BUKTI PER- UP ADANYA DUGAAN PERMULAAN
MULAAN TP. PEMILU, HASIL YG CUKUP
YG CUKUP LIDIKNYA DISERTAI = 2 ALAT
BERKAS PERKARA BUKTI SESUAI
DISAMPAIKAN KEPADA PSL184
PENYIDIK PALING KUHAP)
LAMA 1 X 24 JAM
| 29
PENANGANAN TP. PEMILU
SIDANG
SIDANG LAP/
EKSEKUSI
EKSEKUSI TEMUAN
SIDIK KAJIAN/
TAMBAHAN KLARIFIKASI
PRATUT
SIDIK
| 31
LAPORAN, KAJIAN & PENYELIDIKAN

NO PSL PERIHAL URAIAN
454 (1) SUMBER
1. TEMUAN DAN LAPORAN
UU 7/2017 PELANGGARAN
HASIL PENGAWASAN
AKTIF BAWASLU/
PANWASLU /
454 (2)
2. TEMUAN PENGAWAS TPS PADA
UU 7/2017
SETIAP TAHAPAN
PENYELENGGARAAN
PEMILU
LAPORAN LANGSUNG
DARI:
SYARAT  WNI YG MEMPUNYAI
PELAPOR HAK PILIH;
454 (3)  PESERTA PEMILU;
3.  PEMANTAU PEMILU.
UU 7/2017
BAWASLU/PANWASLU
LEMBAGA YG
PADA SETIAP TAHAPAN
MENERIMA
PENYELENGGARAAN
LAPORAN
PEMILU
DISAMPAIKAN SECARA
TERTULIS DAN PALING
SEDIKIT :
A. NAMA DAN ALAMAT
454 (4) CARA DAN ISI
4. PELAPOR;
UU 7/2017 LAPORAN
B. PIHAK TERLAPOR;
C. WAKTU DAN TKP;
DAN
D. URAIAN KEJADIAN.

PENETAPAN TEMUAN è
454 (5) WAKTU PALING LAMA 7 HARI
5.
UU 7/2017 TEMUAN SEJAK DITEMUKAN
DUGAAN PELANGGARAN;
PALING LAMA 7 HARI
454 (6) WAKTU KERJA SEJAK DIKETAHUI
6.
UU 7/2017 LAPORAN TERJADINYA DUGAAN
PELANGGARAN;
PALING LAMA 7 HARI
KAJIAN/
454 (7) SETELAH TEMUAN/
7. MENINDAK
UU 7/2017 LAPORAN DITERIMA DAN
LANJUTI
DIREGISTRASI
PALING LAMA
KET. 14 HARI KERJA
454 (8)
8. TAMBAHAN & SETELAH TEMUAN/
UU 7/2017
KAJIAN LAPORAN DITERIMA &
DIREGISTRASI
| 33
PEMANTAU PEMILU
PEMANTAU PEMILU MELIPUTI
PSL 435 UU 7 / 2017
■■ ORMAS BERBADAN HUKUM YAYASAN ATAU BERBADAN HU-

KUM PERKUMPULAN YANG TERDAFTAR PADA PEMERINTAH
ATAU PEMDA;
■■ LEMBAGA PEMANTAU PEMILIHAN DARI LUAR NEGERI;
■■ LEMBAGA PEMILIHAN LUAR NEGERI;
■■ PERWAKILAN NEGARA SAHABAT DI INDONESIA.
PERSYARATAN
PSL 436
DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI:

■■ BERSIFAT INDEPENDEN;
■■ MEMPUNYAI SUMBER DANA YANG JELAS;
■■ TEREGISTRASI DAN MEMPEROLEH IZIN BAWASLU, BAWAS-
LU PROV, BAWASLU KAB/KOTA SESUAI DENGAN CAKUPAN
WILAYAH
LUAR NEGERI:
■■ MEMPUNYAI KOMPETENSI DAN PENGALAMAN;
■■ MEMPEROLEH VISA DARI PERWAKILAN RI DI LN;
■■ MEMENUHI TATA CARA PEMANTAUAN SESUAI PERUU.
PENERUSAN LAPORAN
DITERUSKAN KE POLRI
PALING LAMA 1X24 JAM SE-
JAK BAWASLU/PANWASLU
476 (1)
1 PENERUSAN MENYATAKAN BAHWA PER-
UU 7/2017
BUATAN ATAU TINDAKAN
YANG DIDUGA MERUPAKAN
TINDAK PIDANA PEMILU.
BAWASLU/
BAWASLU / PANWAS MEN-
PANWAS
476 (2) YATAKAN SEBAGAI TINDAK
2 KOORD DGN
UU 7/2017 PIDANA PEMILU SETELAH
POLRI DAN
KOORD DALAM GAKKUMDU
JAKSA
DISAMPAIKAN SECARA TER-
TULIS DAN PALING SEDIKIT
MEMUAT:
CARA DAN ISI ● NAMA DAN ALAMAT
476 (3)
3 PENERUSAN PELAPOR;
UU 7/2017
LAPORAN ● PIHAK TERLAPOR;
●
SISTEMATIKA WAKTU DAN TEMPAT
KEJADIAN PERKARA; DANKEPEMILUAN
● URAIAN KEJADIAN. PENANGANAN
TP. PEMILU
TP. PEMILU PADA
TAHAPAN
BLACK CAMPAIG
MONEY POLITICS
PENUTUP
| 35
PENYIDIKAN
PSL PERIHAL URAIAN KET.
PALING LAMA 14 HARI
480 (1)
SEJAK DITERIMANYA - DAPAT IN
UU SIDIK ABSENTIA,
LAPORAN DAN DAPAT -
7/2017 (TAHAP I) HARI
DILAKUKAN DG TANPA KALENDER
KEHADIRAN TSK
480 (2) SIDIK BLM LENGKAP,
HARI
UU PALING LAMA 3 HARI
PRATUT KALENDER
7/2017 PU KEMBALIKAN BER-
KAS DISERTAI PETUNJUK
480 (3) PENYIDIK PALING LAMA
HARI
UU TAHAP I 3 HARI SEJAK TGL
KALENDER
7/2017 KE-2 PENERIMAAN HARUS
KEMBALIKAN BERKAS
- PENYIDIK SEGERA
MELIMPAHKAN TGJWB DAPAT IN
TSK DAN BARANG ABSENSIA
8;110 (1)
TAHAP II BUKTI KEPADA PU (PSL 27 PER
KUHAP
- PELAKSANAAN NYA BAWASLU
KOORDINASI DENGAN 9/2018)
PU
PALING LAMA 5 HR
SEJAK MENERIMA DIHITUNG
480 (4) LIMPAH
BERKAS PERKARA DAN SETELAH
UU BERKAS
DAPAT DILAKUKAN TAHAP II
7/2017 KE PN
DENGAN TANPA
KEHADIRAN TSK
PENUNTUTAN
PASAL 480 (4) UU NO 7 TAHUN 2017
PENUNTUT UMUM MELIMPAHKAN BERKAS PERKARA

SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) DAN AYAT (3) KEPADA
PENGADILAN NEGERI PALING LAMA 5 (LIMA) HARI SEJAK
MENERIMA BERKAS PERKARA DAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN
TANPA KEHADIRAN TERSANGKA.
PASAL 27 PERBAWASLU 9 / 2018
(1)
SETELAH BERKAS PERKARA DITERIMA JAKSA DAN
DINYATAKAN LENGKAP PENYIDIK MENYERAHKAN BARANG
BUKTI DAN TERSANGKA KEPADA JAKSA
(2) PENYERAHAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1)
DAPAT DILAKUKAN TANPA KEHADIRAN TERSANGKA.
PASAL 8 KUHAP
(2) PENYIDIK MENYERAHKAN BERKAS PERKARA KEPADA

PENUNTUT UMUM.
(3) PENYERAHAN BERKAS PERKARA SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM AYAT (2) DILAKUKAN:
A. PADA TAHAP PERTAMA PENYIDIK HANYA MENYERAHKAN
BERKAS PERKARA;
B. DALAM HAL PENYIDIKAN SUDAH DIANGGAP SELESAI,
PENYIDIK MENYERAHKAN TANGGUNG JAWAB ATAS
TERSANGKA DAN BARANG BUKTI KEPADA PENUNTUT
UMUM.
| 37
PERSIDANGAN, UPAYA HUKUM

DAN EKSEKUSI
482 (1) RIKSA, ADILI, PALING LAMA 7 HARI - DAPAT IN

ABSENTIA,
UU MEMUTUS SETELAH PELIMPAHAN
- HARI
7/2017 BERKAS KALENDER
482 (2) DIAJUKAN PALING
HARI
UU BANDING LAMA 3 HARI SETELAH
KALENDER
7/2017 PUTUSAN DIBACAKAN
482 (3) MELIMPAH- PALING LAMA 3 HARI
HARI
UU KAN BERKAS SETELAH PERMOHON-
KALENDER
7/2017 KE PT AN BANDING DITERIMA
482 (4) PALING LAMA 7 HARI
PT RIKSA, HARI
UU SETELAH PERMOHON-
MEMUTUS KALENDER
7/2017 AN BANDING DITERIMA
MERUPAKAN PUTUSAN
482 (5) TERAKHIR DAN
PUTUSAN
UU PUTUSAN PT MENGIKAT SERTA TDK
AKHIR
7/2017 DAPAT DILAKUKAN
UPAYA HUKUM LAIN
PUTUSAN PN DAN PT
HARUS SUDAH DIS-
483 (1) HARI
PENYAMPAIAN AMPAIKAN KEPADA PU
UU KALENDER
PUTUSAN PALING LAMBAT 3 HARI
7/2017
SETELAH PUTUSAN
DIBACAKAN

HARUS DILAKS
483 (1)
PALING LAMBAT 3 HARI HARI
UU EKSEKUSI
SETELAH PUTUSAN KALENDER
7/2017
DITERIMA JAKSA
CATATAN:
PASAL 3 AYAT (3) PERMA NO. 1 TAHUN 2018 TTG TATA
CARA PENYELESAIAN TP PEMILIHAN DAN PEMILU
PEMERIKSAAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT
(1) DAPAT DILAKUKAN TANPA HADIRNYA TERDAKWA.
| 39
GAKKUMDU
ARTI GAKKUMDU:
AKTIFITAS GAKKUM TP PEMILU TERDIRI ATAS
BAWASLU , POLRI, KEJAKSAAN
PSL 1 KE-38 UU 7/2017
ANGGOTA: TUJUAN:
PENYIDIK POLRI MENYAMAKAN PEMAHAMAN
JAKSA PENUNTUT & POLA PENANGANAN TP
PSL 486 (3) UU 7/2017 PEMILU
PSL 486 (1) UU 7/2017
ANGGARAN: TUGAS:
DIBEBANKAN ANGGARAN JALANKAN TUGAS PENUH
BAWASLU WAKTU, TIDAK DIBERI
PSL 486 (9) UU 7/2017 TUGAS LAIN
PSL 486 (4) (5) UU 7/2017
GAKKUMDU LN: SEKRETARIAT:

KOORD DENGAN KEMENLU MELEKAT PADA BAWASLU,
PSL 486 (10) UU 7/2017 BAWASLU PROV
BAWASLU KAB/KOTA
PSL 486 (2) (7) (8) UU 7/2017
PEMBENTUKAN: PENGHARGAAN:
PERBAWASLU NO. 9 INSTANSI ASAL BERIKAN
TAHUN 2018  DISUSUN PENGHARGAAN YG TELAH
BERSAMA PSL 486 (11); MELAKS TUGAS
487 (1) UU 7/2017 PSL 486 (6) UU 7/2017
| 41
ASAS DAN PRINSIP
ASAS PRINSIP
KEADILAN KEBENARAN
KEPASTIAN
CEPAT
KEMANFAATAN
SEDERHANA
PERSAMAAN
DIMUKA HUKUM
BIAYA MURAH
PRADUGA TAK
BERSALAH
TIDAK MEMIHAK
LEGALITAS
KEDUDUKAN DAN PEMBENTUKAN
GAKKUMDU
BAWASLU
TK PUSAT
BAWASLU GAKKUMDU
PROV TK DAERAH
PROV
BAWASLU GAKKUMDU
KAB/KOTA TK DAERAH
KAB/KOTA
BAWASLU GAKKUMDU
LUAR NEGERI DI LN
| 43
N PEMBENTUKAN
KOORD
KAPOLRI JAKSA AGUNG
DIBENTUK & DITETAPKAN
DIBENTUK & DITETAPKAN
DENGAN
DENGAN
SKEP KETUA BAWASLU
SKEP KETUA BAWASLU
DIBENTUK & PENETAPAN

DIBENTUK & PENETAPAN
GAKKUMDU LN
GAKKUMDU LN
KOORD DENGAN KEMENLU
KOORD KEPADA KEMENLU
STRUKTUR ORGANISASI GAKKUMDU

STRUKTUR
NO GAKKUMDU
PENASEHAT PEMBINA
KETUA BAWASLU ANGT BAWASLU
1 PUSAT KAPOLRI KABARESKRIM
JAKSA AGUNG JAMPIDUM

PROV PROV
2 PROV
KAPOLDA DIR KRIMUM
KAJATI ASPIDUM
KAB/KOTA KAB/KOTA
3 KAB/KOTA
KAPOLRES KASAT RESKRIM
KAJARI KASI PIDUM

4 LN ANGT GAKKUMDU, PANWASLU LN,
| 45
STRUKTUR
KOORDINATOR ANGGOTA
KORDIV PENINDAKAN ANGT BAWASLU

PENYIDIK TIPIDUM
DIR TIPIDUM
PADA BARESKRIM
JPU PADA TPUL PADA
DIR TPUL
JAMPIDUM
KORDIV PENINDAKAN ANGT BAWASLU PROV
PENYIDIK PADA
KASUBDIT PADA KRIMUM
KRIMUM
ASPIDUM JPU PADA KEJATI
ANGT BAWASLU KAB/
KORDIV PENINDAKAN
KOTA
PENYIDIK PADA
KASAT RESKRIM
SATRESKRIMUM
KASI PIDUM JPU PADA KEJARI
, ATASE POLRI, ATASE KEJAKSAAN
ANGGOTA GAKKUMDU
TK UNSUR JUMLAH PENUNJUKKAN - SP
PENGAWAS - -
PUSAT PENYIDIK 15 KAPOLRI
JAKSA 15 JAKSA AGUNG
PENGAWAS -
PROV PENYIDIK MAKS 9 KAPOLDA
JAKSA MAKS 5 KAJATI
PENGAWAS - -
KAB/KOTA PENYIDIK MAKS 6 KAPOLRES
JAKSA MAKS 3 KAJARI
KETERANGAN:
♦
GAKKUMDU DARI PENGAWAS TERDIRI ATAS:
 ANGGOTA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI, DAN
BAWASLU KAB/KOTA; DAN/ATAU
 PEJABAT PADA SEKJEN BAWASLU, SEKRETARIAT
BAWASLU PROVINSI, DAN SEKRETARIAT BAWASLU
KAB/KOTA YG MELAKS TUGAS DAN WEWENANG DI
BIDANG PENINDAKAN PELANGGARAN.
♦
SYARAT PENYELIDIK/PENYIDIK TP PEMILU:
 TELAH MENGIKUTI PELATIHAN KHUSUS;
 CAKAP DAN MEMILIKI INTEGRITAS MORAL YANG TINGGI;
 TIDAK PERNAH DIJATIHI HUKUMAN DISIPLIN.
♦
SYARAT JPU:
 MEMILIKI KUALIFIKASI, KOMPETENSI DAN
PENGALAMAN PALING SEDIKIT 3 TH.
| 47
SYARAT FORMIL DAN MATERIIL

TEMUAN/LAPORAN
SYARAT FORMIL
■■ IDENTITAS PELAPOR/PIHAK YG BERHAK MELAPORKAN;

■■ PIHAK TERLAPOR;
■■ WAKTU PELAPORAN TIDAK MELEBIHI 7 HARI KERJA
DAN/ATAU PALING LAMBAT 7 (TUJUH) HARI SEJAK
DITEMUKANNYA DUGAAN PELANGGARAN PEMILU; DAN
■■ KESESUAIAN TANDA TANGAN DALAM FORMULIR LAPORAN
DUGAAN PELANGGARAN DENGAN KARTU IDENTITAS;
SYARAT MATERIIL
■■ PERISTIWA DAN URAIAN KEJADIAN;

■■ TEMPAT PERISTIWA TERJADI;
■■ SAKSI-SAKSI YANG MENGETAHUI PERISTIWA TERSEBUT;
DAN
■■ BUKTI.
PENANGANAN TP PEMILU PAD
PENANGANAN TP PEMILU
LAPORAN
PADA
TEMUAN PENANGANAN TP PEMILU
PEMBAHASAN
GAKKUMDU
SYARAT FORMIL

I
SPRIN LIDIK
DAN MATERIIL
MAKS 1X24 JAM
SEJAK LAPORAN
KLARIFIKASI
DITERIMA &
LAPORAN PEMBAHASAN
DIREGISTER I PELAPOR+SAKSI YG
• SPT
TEMUAN SYARAT FORMIL HADIR
• SP LIDIK

PALING LAMA 7 HR DAN MATERIIL

SEJAK DITEMUKAN MAKS 1X24 JAM
DUGAAN SEJAK LAPORAN
KLARIFIKASI
PEM
PELANGGARAN; DITERIMA & TP
PELAPOR+SAKSI+

PALING LAMA 7 HR DIREGISTER BU

AHLI+TERLAPOR
PALING LAMA 7 HR
PALING
KERJA LAMA 7 HR
SEJAK PENDAMPINGAN MA
SEJAK DITEMUKAN
DIKETAHUI SE
DUGAAN
IDENTIFIKASI; LHP TE
TERJADINYA DUGAAN VERIFIKASI;
PELANGGARAN DIT
PELANGGARAN;
(temuan);
KONSULTASI; KAJIAN
DIR
PALING LAMA 7 HR
PALING LAMA 7 HR
KERJA SEJAK
WAKTU
DIKETAHUI PENDAMPINGAN
PALING LAMA 7 HR SETELAH TEMUAN/LAPORAN
KAJIAN

TERJADINYA DUGAAN IDENTIFIKASI;
DITERIMA DAN DIREGISTRASI
DITERIMA DAN DIREGISTRASI
PELANGGARAN VERIFIKASI;
PALING LAMA 14 HR KERJA SETELAH
LHP

(laporan); KONSULTASI;;
TEMUAN/LAPORAN DITERIMA & DIREGISTRASI
WAKTU
TEMUAN/LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
TEMUAN/LAPORAN DITERIMA DAN DIREGISTRASI
TEMUAN/LAPORAN DITERIMA & DIREGISTRASI
| 49
DA GAKKUMDU
PEMILU PADA GAKKUMDU
DIK
PLENO
BAHASAN
ASI
II
PEMILU ATAU
AKSI+
KAN
APOR DASAR
AKS 14 HR KERJA
JAK PEMBAHASAN II PLENO
MUAN/LAPORAN PEMBAHASAN
II
KAJIAN
TERIMA & TP PEMILU ATAU
LHP

BUKAN

REGISTER
KESIMPULAN
MAKS 14 HR KERJA
DASAR

SEJAK DIHENTIKAN /
TEMUAN/LAPORAN
DITERUSKAN PEMBAHASAN II
AN

DITERIMA & KAJIAN
DIREGISTER
P LHP
KESIMPULAN
DIHENTIKAN /
ASI
DITERUSKAN
PENANGANAN TP PEMILU
PADA GAKKUMDU
PENANGANAN TP PEMILU P
P21 v TAHAP 2 > P19
SPKTSIDIK PRAPENUNTUTAN
P21 vP21 v
TAHAP 2
P21 v
TAHAP 2
> P19 v
TAHAP 2
> P19 S>
MDU MAKS 14 HR HASIL SIDIK PU KEMBALIKAN SEJA
HAS
SID
SIDIKSIDIKSIDIK
PENERUSAN SIDIK PRAPENUNTUTAN
BLM PRAPENUNTUTAN
LENGKAP PRAPENUNTUTAN TER
BP KPD PENYIDIK
BLM
USAN PEMBAHASAN
MAKSMAKS
14 HR
MAKS
14 HRIII14 HRHASIL SIDIK SEJAK TANG
SEJA
MAKS 14LENGKAP
HASIL SIDIK
HASIL
HR
SIDIK
GAKUMDU
MDU PU KEMBALIKAN
PALING PU KEMBALIKAN
LAMA PU KEMBALIKAN
KESIMPULAN ; BLM LENGKAP
BLM LENGKAP
BLM BP KPD BP
PENYIDIK
3 HARI KPDBP
PENYIDIK TERIMATER
KPD PENYIDIK BER
LP
PELIMPAHAN STBL
III BP
ENERUSAN PEMBAHASAN
PENERUSAN
USAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
III III
KE JPUKESIMPULAN PEMBAHASAN
TAHAP I DAPAT
PALING III DILAKUAN
LAMA
PALING LAMA TANPA
PALING LAMA
STBL KESIMPULAN
KESIMPULAN
; ; ; BP
• surat pengantar; KESIMPULAN 3 HARI; 3 HARI 3TSK;
TANPA PEMERIK-SAAN HARI
TA
PELIMPAHAN
PELIMPAHAN
PELIMPAHAN
BP BP BP PRAPENUNTUTAN HANYA SEKALI;
• SPT PELIMPAHAN BP

TAHAP
ITAHAP
DAPAT
ITAHAP
DILAKUAN
DAPATI DILAKUAN
DAPAT
TANPA
DILAKUAN
TANPA TANPA TA
• KE JPUKE
Isi;JPUKE JPU
TBL STBL STBL
TAHAP I , TAHAP I KE-2 DI BP DINYA
BP
daftar KE JPU
TANPA PEMERIK-SAAN
TANPA PEMERIK-SAAN
TANPA PEMERIK-SAAN
TSK; TSK; TSK; DI
SEKRETARIAT SG SEKALI; TAHAPII
TAD
• Temuan/laporan PRAPENUNTUTAN
PRAPENUNTUTAN
PRAPENUNTUTAN
HANYA HANYA HANYA
SEKALI;SEKALI;
TANPA KETA

PENUNTUTAN
dugaan TP Pemilu; TAHAP
ITAHAP
, TAHAP
PEMBAHASAN ITAHAP
, ITAHAP
KE-2 IDI
, ITAHAP
IV SG KE-2 DII KE-2 DI
DI SEKRE
DI
• hasil kajian; SEKRETARIAT
SEKRETARIAT
SG
SEKRETARIAT
SG
MELIMPAHKAN KE PN PALING
• LHP; PUTUSAN PENGADILAN; PEMBAHASAN IV
PENUNTUTAN
LAMA 5• HR PENUNTUTAN
PENUNTUTAN
LAMA 5 HR TERHITUNG SEJAK
TERHITUNG
Und. SEJAK
klarifikasi; DILAKS MAKS 1X24 SETELAH PUTUSAN PENGADILAN;
• BA klarifikasi; PEMBAHASAN DILAKS
PEMBAHASAN IVMAKSIV
PEMBAHASAN 1X24 SETE
IV
TAHAP II PUTUSAN DIBACAKAN;

ELIMPAHKAN KE PN PALING
DIBACAKAN;
P21 v TAHAP 2 > P19

AMA BUAT •
REN
5 HRDAKWAAN;
BA sumpah
AMA 5 HR TERHITUNG SEJAK p
LAMA
5 HR TERHITUNG
LAMA SEJAK SEJAK KESIMPULAN
TERHITUNG
5 HR SEJAK
TERHITUNG PUTUSAN
PUTUSAN
PENGADILAN;
PUTUSAN
PENGADILAN;
PENGAD
PENGA
PUTUSAN KESIMPULAN
DILAKS DILAKS
MAKS 1X24
DILAKS
MAKSSETELAH
1X24
MAKS1
SETE
1X2
PU
SUSUN
AHAP II
TAHAP II•RENTUT DAN SURAT
BA Pembahasan
TAHAP II I; MELAKUKAN UPAYA HUKUM ATAU

MELAKUKAN UPAYA HUK
SIDIK PRAPENUNTUTAN

• DAN DIBACAKAN;DIBACAKAN;
DIBACAKAN;
TUNTUT
UAT REN
BUAT BA
DAKWAAN;
REN
BUAT MELAPORKAN
Pembahasan
DAKWAAN;
REN DAKWAAN; II;
EKSEKUSI EKSEKUSI

PUTUSAN PUTUSAN KESIMPULAN
PUTUSAN KESIMPULAN
KESIMPULAN
KEPADA
MDU
USUN SUSUN
RENTUT
PEMBINA
SUSUN
RENTUT
DANRENTUTMAKS
• daftar saksi
SURAT
DAN SG;
SURAT
DAN14SURAT
dan/atau HR HASIL
JIKA SIDIK
UPAYA HUKUM PU KEMBALIKAN
BUAT
MELAKUKAN
JIKAMEMORI
UPAYA
MELAKUKAN
UPAYA
1HUKUM1SEJA
MELAKUKAN
UPAYA BUA
HUKUMUPA
HUK
ATA
TER

ahli; BLM LENGKAP

BP KPDBANDING
PENYIDIKv KONTRA M
UNTUTTUNTUT
DANTUNTUT
MELAPORKAN
DAN MELAPORKAN
DAN MELAPORKAN
• daftar PEMBAHASAN
terlapor; BANDING v KONTRA
EKSEKUSI MEMORI
EKSEKUSI EKSEKUSI
USAN
EPADAKEPADA
PEMBINA
KEPADA III
• PEMBINA
SG;PEMBINA
daftar SG; bukti;
barang SG; BANDING PALING JIKA
LAMAUPAYA
JIKAUPAYA
HUKUM
JIKA UPAYA
HUKUM
BUAT MEMO
HUKU
BUA
KESIMPULAN ; BANDING
3 HARI BANDING
v KONTRA
BANDING
v KONTRA
MEMORI
v KOM
• barang bukti; dan
PELIMPAHAN BP
• Adm. lidik.
STBL KE JPU TAHAP I DAPAT DILAKUAN TANPA
BP

TANPA PEMERIK-SAAN TSK;
TA
PRAPENUNTUTAN HANYA SEKALI;

TA

TAHAP I , TAHAP I KE-2 DI

DI

SEKRETARIAT SG

| 51
MILU PADA GAKKUMDU
P21 v TAHAP 2
P19 v SIDIK
HAP 2
v TAHAP 2
> P19 v
> P19 v
SIDIK SIDIK
PRAPENUNTUTAN SIDIK TAMBAHAN
HASIL SIDIK
SIDIK TAMBAHAN
SIDIK TAMBAHAN
PU KEMBALIKAN SEJAK TANGGAL SAMPAIKAN BP
BLM LENGKAP BP KPD PENYIDIK TERIMA BERKAS KPD PU
ALIKAN SEJAK TANGGAL
SEJAK TANGGAL SAMPAIKAN
SAMPAIKAN
ENYIDIK TERIMATERIMA
BERKAS BERKAS
PALING BP KPDBP
PUKPD PU PALING
LAMA 3 LAMA 3
HARI LAMA
PALING PALING LAMA HARI
3 HARI 3 HARI
ANPA TAHAP I DAPAT DILAKUAN BP DINYATAKAN LENGKAP;
BP DINYATAKAN
TANPA BP DINYATAKAN
LENGKAP;
PEMERIKSAAN LENGKAP;
TSK; TAHAP II DAPAT DILAKUKAN

TAHAP II
TAHAP
DAPATII DILAKUKAN
PRAPENUNTUTAN DAPAT DILAKUKAN
HANYA

EKALI;

TANPA KEHADIRAN TSK ;

TANPA
SEKALI;KEHADIRAN
TANPA KEHADIRAN
TSK ; TSK ;

DITAHAP
SEKRETARIAT
DI SEKRETARIAT
I , TAHAPSG
I KE-2 DISG DI SEKRETARIAT SG
SEKRETARIAT SG
BAHASAN
AN IV IV
UTUSAN
PENGADILAN;
PENGADILAN; PENUNTUTAN
LAKS
AKS 1X24
MAKSSETELAH
1X24 SETELAH
PUTUSAN
PUTUSAN
AU
BACAKAN;
AN; BUAT SURAT DAKWAAN;
N
MPULAN 1 MELIMPAHKAN KE PN PALING
1
KAN
ELAKUKAN
ORIUPAYA UPAYA ATAUPUTUSAN
HUKUMHUKUM ATAU LAMA 5 HR TERHITUNG SEJAK
KSEKUSI
I TAHAP II
KA
YA UPAYA
HUKUMHUKUM
BUAT MEMORI
BUAT MEMORI RENTUT DAN TUNTUTAN
ANDING
v KONTRA
v KONTRA
MEMORIMEMORI
BANDING
BANDING PIDANA SERTA MELAPORKAN
KEPADA PEMBINA SG;
PELATIHAN, SOSIALISASI,
PUBLIKASI DAN KONSULTASI
• GAKKUMDU MELAKUKAN PELATIHAN KEPADA GA-
KKUMDU PROVINSI, GAKKUMDU KABUPATEN/KOTA
DAN GAKKUMDU LUAR NEGERI (PASAL ... PERBAWAS-
LU 9/2018)
• GAKKUMDU MELAKUKAN SOSIALISASI KEPADA MAS-
YARAKAT MENGENAI TINDAK PIDANA PEMILU DAN
POLA PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU OLEH
GAKKUMDU (PASAL ... PERBAWASLU 9/2018).
• GAKKUMDU MELAKUKAN PUBLIKASI TERHADAP
PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU YANG DAPAT
DILAKUKAN MELALUI: A. KONFERENSI PERS OLEH
KOORDINATOR GAKKUMDU; B. BULETIN; DAN/ATAU
C. LAMAN RESMI BAWASLU (PASAL ... PERBAWASLU
9/2018).
• GAKKUMDU PROVINSI DAPAT MELAKUKAN KONSUL-
TASI KEPADA GAKKUMDU. SEDANGKAN GAKKUMDU
KABUPATEN/KOTA KEPADA DAPAT MELAKUKAN KON-
SULTASI GAKKUMDU PROVINSI (PASAL ... PERBAWAS-
LU 9/2018).
| 53
SUPERVISI, PEMBINAAN,
DAN PELAPORAN
• GAKKUMDU DAPAT MELAKUKAN SUPERVISI KEPA-
DA GAKKUMDU PROVINSI, GAKKUMDU KABUPATEN/
KOTA, DAN GAKKUMDU LUAR NEGERI. SEDANGKAN
GAKKUMDU PROVINSI DAPAT MELAKUKAN SUPERVI-
SI KEPADA GAKKUMDU KABUPATEN/KOTA (PASAL ...
PERBAWASLU 9/2018).
• GAKKUMDU MELAKUKAN PEMBINAAN KEPADA GA-
KKUMDU PROVINSI, GAKKUMDU KABUPATEN/KOTA,
DAN GAKKUMDU LUAR NEGERI. SERTA GAKKUMDU
PROVINSI MELAKUKAN PEMBINAAN KEPADA GAK-
KUMDU KABUPATEN/KOTA (PASAL ... PERBAWASLU
9/2018).
• GAKKUMDU KABUPATEN/KOTA MELAPORKAN HASIL
PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU KEPADA GAK-
KUMDU MELALUI GAKKUMDU PROVINSI. GAKKUMDU
PROVINSI MELAPORKAN HASIL PENANGANAN TIN-
DAK PIDANA PEMILU KEPADA GAKKUMDU DAN GAK-
KUMDU LUAR NEGERI MELAPORKAN HASIL PENAN-
GANAN TINDAK PIDANA PEMILU KEPADA GAKKUMDU
(PASAL ... PERBAWASLU 9/2018).
• GAKKUMDU MENYAMPAIKAN LAPORAN HASIL PEN-
ANGANAN TINDAK PIDANA PEMILU KEPADA KETUA
BAWASLU, KAPOLRI, DAN JAKSA AGUNG SECARA PE-
RIODIK (PASAL ... PERBAWASLU 9/2018).
PENDAFTARAN
CALON
POTENSI TP. PEMILU

JENIS -JENIS PIDANA DAN URAIANNYA
1. TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN BAWASLU DALAM

PELAKSANAAN VERFFIKASI (PASAL 518)
SETIAP ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, DAN/ATAU KPU KA-
BUPATEN/KOTA YANG TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN
BAWASLU, BAWASLU PROVINSI, DAN/ATAU BAWASLU KA-
BUPATEN/ KOTA DALAM PELAKSANAAN VERFFIKASI PARTAI
POLITIK CALON PESERTA PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 180 AYAT (3) DAN/ATAU PELAKSANAAN VERI-
FIKASI KELENGKAPAN ADMINISTRASI BAKAL CALON ANGGO-
TA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 251 AYAT (3) DAN
PASAL 261 AYAT (3) DAN/ATAU PELAKSANAAN VERIFIKASI
KELENGKAPAN ADMINISTRASI BAKAL CALON PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN.
| 55
2. MONEY POLITIK (PASAL 519)
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MELAKUKAN
PERBUATAN CURANG UNTUK MENYESATKAN SESEORANG,
DENGAN MEMAKSA, DENGAN MENJANJIKAN ATAU DENGAN
MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA UNTUK MEM-
PEROLEH DUKUNGAN BAGI PENCALONAN ANGGOTA DPD
DALAM PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
183.
3. PEMALSUAN (PASAL 519)
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MEMBUAT SURAT
ATAU DOKUMEN PALSU DENGAN MAKSUD UNTUK MEMAKAI
ATAU MENYURUH ORANG MEMAKAI, ATAU SETIAP ORANG
YANG DENGAN SENGAJA MEMAKAI SURAT ATAU DOKUMEN
PALSU UNTUK MENJADI BAKAL CALON ANGGOTA DPR, DPD,
DPRD PROVINSI, DPRD KABUPATEN/KOTA, UNTUK MENJADI
PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SE-
BAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 254 DAN PASAL 260
4. TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN DAN/ ATAU LAPORAN
PELANGGARAN PEMILU (PASAL 543)
SETIAP ANGGOTA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI, BAWAS-
LU KABUPATEN/ KOTA, PANWASLU KECAMATAN, DAN/ ATAU
PANWASLU KELURAHAN/DESA/PANWASLU LN/PENGAWAS
TPS YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MENINDAKLANJUTI
TEMUAN DAN/ ATAU LAPORAN PELANGGARAN PEMILU YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KA-
BUPATEN/KOTA, PPK, PPS/PPLN, DAN/ATAU KPPS/KPPSLN
DALAM SETIAP TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU
5. MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENG-
GARAAN PEMILU (PASAL 540)
SETIAP PELAKSANA ATAU PESERTA KAMPANYE YANG TER-
BUKTI DENGAN SENGAJA ATAU LALAI YANG MENGAKIBAT-
KAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILU
PEMUTAKHIRAN
DATA PEMILIH DAN
DAFTAR PEMILIH
POTENSI TP. PEMILU

1. KETERANGAN TIDAK BENAR (PASAL 488)

SETIAP ORANG MEMBERIKAN KETERANGAN YANG TIDAK
BENAR MENGENAI DIRI SENDIRI ATAU DIRI ORANG LAIN
TENTANG SUATU HAL YANG DIPERLUKAN UNTUK PENGISIAN
DAFAR PEMILIH.
2. TIDAK UMUMKAN / PERBAIKI DPS (PASAL 489)

PPS ATAU PPLN YANG DENGAN SENGAJA TIDAK MENGU-
MUMKAN DAN/ATAU MEMPERBAIKI DAFTAR PEMILIH SEMEN-
TARA SETELAH MENDAPAT MASUKAN DARI MASYARAKAT
DAN/ATAU PESERTA PEMILU.
| 57
3. MENGHALANGI SESEORANG UNTUK TERDAFTAR SEBAGAI

PEMILIH (PASAL 511)
SETIAP ORANG DENGAN KEKERASAN, DENGAN ANCAMAN
KEKERASAN, ATAU DENGAN MENGGUNAKAN KEKUASAAN
YANG ADA PADANYA PADA SAAT PENDAFTARAN PEMILIH
MENGHALANGI SESEORANG UNTUK TERDAFTAR SEBAGAI
PEMILIH.
4. TIDAK MEMBERIKAN SALINAN DPT KEPADA PARPOL (PASAL
512)
SETIAP ANGGOTA KPU KABUPATEN/KOTA YANG SENGAJA TI-
DAK MEMBERIKAN SALINAN DAFTAR PEMILIH TETAP KEPADA
PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 208 AYAT (5).
5. SENGAJA MENETAPKAN JUMLAH SURAT SUARA YANG DICE-
TAK MELEBIHI JUMLAH YANG DITENTUKAN (PASAL 513)
KETUA KPU YANG DENGAN SENGAJA MENETAPKAN JUMLAH
SURAT SUARA YANG DICETAK MELEBIHI JUMLAH YANG
DITENTUKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 344
AYAT (21, AYAT (3), DAN AYAT (4)
6. PEMALSUAN (PASAL 544)
PERBUATAN MELAWAN HUKUM MEMALSUKAN DATA DAN
DAFTAR PEMILIH
7. MENAMBAH ATAU MENGURANGI DAFTAR PEMILIH SETELAH
DITETAPKAN DPT (PASAL 545)
SETIAP ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/
KOTA, PPK, PPS, DAN/ATAU PPLN YANG DENGAN SENGAJA
MENAMBAH ATAU MENGURANGI DAFTAR PEMILIH DALAM
PEMILU SETELAH DITETAPKANNYA DAFTAR PEMILIH TETAP
8. TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN BAWASLU DALAM

PEMUTAKHIRAN DATA (PASAL 512)
KOTA, PPK, PPS, DAN/ATAU PPLN YANG TIDAK
MENINDAKLANJUTI TEMUAN BAWASLU, BAWASLU PROVINSI,
BAWASLU KABUPATEN/ KOTA, PANWASLU KECAMATAN,
PANWASLU KELURAHAN/ DESA, DAN/ ATAU PANWASLU
LN DALAM MELAKUKAN PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH,
PENYUSUNAN DAN PENGUMUMAN DAFTAR PEMILIH
SEMENTARA, PERBAIKAN DAN PENGUMUMAN DAFTAR
PEMILIH SEMENTARA HASIL PERBAIKAN, PENETAPAN
DAN PENGUMUMAN DAFTAR PEMILIH TETAP, DAFTAR
PEMILIH TAMBAHAN, DAFTAR PEMILIH KHUSUS, DAN/ATAU
REKAPITULASI DAFTAR PEMILIH TETAP YANG MERUGIKAN
WARGA NEGARA INDONESIA YANG MEMILIKI HAK PILIH
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 220 AYAT (2)
SETIAP ANGGOTA BAWASLU, BAWASLU PROVINSI, BAWASLU
KABUPATEN/ KOTA, PANWASLU KECAMATAN, DAN/ ATAU
TEMUAN DAN/ ATAU LAPORAN PELANGGARAN PEMILU
YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU
KABUPATEN/KOTA, PPK, PPS/PPLN, DAN/ATAU KPPS/KPPSLN
SETIAP PELAKSANA ATAU PESERTA KAMPANYE
YANG TERBUKTI DENGAN SENGAJA ATAU LALAI
YANG MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN
PENYELENGGARAAN PEMILU.
| 59
KAMPANYE
POTENSI TP. PEMILU

1. BUAT KEPUTUSAN / TINDAKAN (PASAL 490, 546, 547)

SETIAP KADES MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU
MELAKUKAN TINDAKAN YANG UNTUNGKAN ATAU
MERUGIKAN SALAH SATU PESERTA PEMILU DALAM MASA
KAMPANYE (PASAL 490)
KOTA, PPK, PPS, DAN/ATAU PPLN YANG DENGAN SENGAJA
MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU MELAKUKAN TINDAKAN
YANG MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN SALAH SATU
PESERTA PEMILU DALAM MASA KAMPANYE (PASAL 546)
SETIAP PEJABAT NEGARA YANG DENGAN SENGAJA
MEMBUAT KEPUTUSAN DAN/ATAU MELAKUKAN TINDAKAN

YANG MENGUNTUNGKAN ATAU MERUGIKAN SALAH SATU
PESERTA PEMILU DALAM MASA KAMPANYE (PASAL 547)
2. MENGGANGGU KAMPANYE (PASAL 491)
SETIAP ORANG MENGACAUKAN, MENGHALANGI, ATAU
MENGGANGGU JALANNYA KAMPANYE PEMILU
3. KAMPANYE DILUAR JADWAL (PASAL 492)
SETIAP ORAG MELAKUKAN KAMPANYE PEMILU JADWAL
YANG TELAH DITETAPKAN OLEH KPU, KPU PROVINSI, DAN
KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK SETIAP PESERTA PEMILU
UNTUK IKLAN MEDIA CETA, MEDIA MASSA ELEKTRONIK SAN
INTERNET DILAKS SELAMA 21 HR
4. LARANGAN KAMPANYE (PASAL 521, 493, 494, 522)
SETIAP PELAKSANA, PESERTA, DAN/ATAU TIM KAMPANYE
PEMILU YANG DENGAN SENGAJA MELANGGAR LARANGAN
PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 280 AYAT (1) (PASAL 521)
PELAKSANA DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU YANG
MELANGGAR LARANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 280 AYAT (2) (PASAL 493)
ASN, TNI, POLRI, KADES, PERANGKAT DESA DAN/ATAU BPD
MELANGGAR LARANGAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 280 AYAT (3) è IKUT SERTA SEBAGAI PELAKSANA
DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU (PASAL 494)
KETUA/WAKIL KETUA/KETUA MUDA/HAKIM AGUNG/HAKIM
KONSTITUSI, HAKIM PADA SEMUA BADAN PERADILAN,
KETUA/WAKIL KETUA DAN/ATAU ANGGOTA BADAN
PEMERIKSA KEUANGAN, GUBERNUR, DEPUTI GUBERNUR
SENIOR, DAN/ATAU DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA
| 61
SERTA DIREKSI, KOMISARIS, DEWAN PENGAWAS, DAN/

ATAU KARYAWAN BADAN USAHA MILIK NEGARA/BADAN
USAHA MILIK DAERAH YANG MELANGGAR SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 280 AYAT (3) è IKUT SERTA
SEBAGAI PELAKSANA DAN/ATAU TIM KAMPANYE PEMILU
(PASAL 522)
5.
TERGANGGUNYA PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU
(PASAL 495)
PELAKSANA KAMPANYE DAN/ATAU PESERTA KAMPANYE
DENGAN SENGAJA MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA
PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU DI TINGKAT KELURAHAN/
DESA (PASAL 495 (1))
SDA KARENA LALAINYA (PASAL 495 (2))
6. KETERANGAN TIDAK BENAR DALAM LAPORAN DANA
KAMPANYE PEMILU (PASAL 496, 497)
PESERTA PEMILU MEMBERIKAN KETERANGAN TIDAK BENAR
DALAM LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILU è PASAL 334
AYAT (1), AYAT (2), DAN/ATAN AYAT (3) SERTA PASAL 335
AYAT (1), AYAT (2), DAN/ATAU AYAT (3); (PASAL 496)
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MEMBERIKAN
KETERANGAN TIDAK BENAR DALAM LAPORAN DANA
KAMPANYE (PASAL 497)
7. BATASAN SUMBANGAN DANA KAMPANYE (PASAL 525, 526)
SETIAP ORANG, KELOMPOK, PERUSAHAN, DAN/ATAU BADAN
USAHA NON PEMERINTAH YANG MEMBERIKAN DANA
KAMPANYE PEMILU MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN
PASAL 331 AYAT (1) :
■■ PERORANGAN TIDAK BOLEH MELEBIHI RP. 2.500.000.000,
- (DUA MILYAR LIMA RATUS JUTA RUPIAH)

■■ KELOMPOK, PERUSAHAN, DAN/ATAU BADAN USAHA
NONPEMERINTAH TIDAK BOLEH MELEBIHI RP.
25.000.000.000, - (DUA PULUH LIMA MILYAR RUPIAH)
(PASAL 525 (1))
SETIAP ORANG, KELOMPOK, PERUSAHAAN, DAN/ATAU
BADAN USAHA NONPEMERINTAH YANG MEMBERIKAN DANA
KAMPANYE PEMILU MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN
(PASAL 526 (1))
8. DANA KAMPANYE DARI SUMBER TERLARANG (PASAL 527,
528, 548)
PESERTA PEMILU YANG TERBUKTI MENERIMA SUMBANGAN
DANA KAMPANYE PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 339 AYAT (1)
 DILARANG MENERIMA SUMBANGAN DANA KAMPANYE
PEMILU YANG BERASAL DARI:
A. PIHAK ASING;
B. PENYUMBANG YANG TIDAK JELAS IDENTITASNYA;
C. HASIL TINDAK PIDANA YANG TELAH TERBUKTI
BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH
MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETLP DAN/ATAU
BERTUJUAN MENYEMBUNYIKAN ATAU MENYAMARKAN
HASIL TINDAK PIDANA;
D. PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, BADAN USAHA
MILIK,. NEGARA, DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH;
ATAU
E. PEMERINTAH DESA DAN BADAN USAHA MILIK DESA
(PASAL 527)
| 63
PESERTA PEMILU YANG MENERIMA SUMBANGAN

DAN TIDAK MELAPORKAN KEPADA KPU DAN/ATAU TIDAK
MENYETORKAN KE KAS NEGARA (PASAL 528 (1))
PELAKSANA DAN TIM KAMPANYE YANG MENGGUNAKAN
DANA DARI SUMBANGAN YANG DILARANG DAN/ATAU
TIDAK MELAPORKAN DAN/ ATAU TIDAK MENYETORKAN KE
KAS NEGARA SESUAI BATAS WAKTU YANG DITENTUKAN
(PASAL 258 (2))
SETIAP ORANG YANG MENGGUNAKAN ANGGARAN
PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, BADAN USAHA
MILIK NEGARA, BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD),
PEMERINTAH DESA ATAU SEBUTAN LAIN DAN BADAN USAHA
MILIK DESA UNTUK DISUMBANGKAN ATAU DIBERIKAN
KEPADA PELAKSANA KAMPANYE SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 339 AYAT (4), (PASAL 548)
9. MONEY POLITICS (PASAL 523)
PEMILU YANG DENGAN SENGAJA MENJANJIKAN ATAU
MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA SEBAGAI
IMBALAN KEPADA PESERTA KAMPANYE PEMILU SECARA
LANGSUNG ATAUPUN TIDAK LANGSUNG SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 280 AYAT (1) HURUF J

SETIAP PELAKSANA ATAU PESERTA KAMPANYE YANG
TERBUKTI DENGAN SENGAJA ATAU LALAI YANG
MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYELENG-
GARAAN PEMILU
12. KPU KARENA KELALAIANNYA MELAKUKAN TINDAK PIDANA

PEMILU (PASAL 524(2))
ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA,
SEKRETARIS JENDERAL KPU, PEGAWAI SEKRETARIAT
JENDERAL KPU, SEKRETARIS KPU PROVINSI, PEGAWAI
SEKRETARIAT KPU PROVINSI, SEKRETARIS KPU KABUPATEN/
KOTA, DAN/ATAU PEGAWAI SEKRETARIAT KPU KABUPATEN/
KOTA YANG TERBUKTI KARENA KELALAIANNYA MELAKUKAN
TINDAK PIDANA PEMILU DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE
PEMILU
13. PEMBERATAN (PASAL 524(1))
SEKRETARIS JENDERAL KPU, PEGAWAI SEKRETARIAT
JENDERAL KPU, SEKRETARIS KPU PROVINSI, PEGAWAI
SEKRETARIAT KPU PROVINSI, SEKRETARIS KPU KABUPATEN/
KOTA, DAN/ATAU PEGAWAI SEKRETARIAT KPU KABUPATEN/
KOTA YANG TERBUKTI DENGAN SENGAJA MELAKUKAN
TINDAK PIDANA PEMILU DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE
PEMILU
| 65
DALAM HAL PENYELENGGARA PEMILU MELAKUKAN TINDAK

PIDANA PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
488, PASAL 491, PASAL 492, PASAL 500, PASAL 504, PASAL
509, PASAL 510, PASAL 511, PASAL 518, PASAL 520, PASAL
523, PASAL 525 AYAT (L), PASAL 526 AYAT (1), PASAL 531,
PASAL 532, PASAL 533, PASAL 534, PASAL 535, DAN PASAL
536 554
MASA TENANG
POTENSI TP. PEMILU

1 MONEY POLITIK
(PASAL 523(2))
PEMILU YANG DENGAN SENGAJA PADA MASA TENANG
MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN IMBALAN UANG ATAU
MATERI LAINNYA KEPADA PEMILIH SECARA LANGSUNG
ATAUPUN TIDAK LANGSUNG SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 278 AYAT (2)
2 MENGUMUMKAN HASIL SURVEI PADA MASA TENANG
(PASAL 509)
SETIAP ORANG MENGUMUMKAN HASIL SURVEI ATAU
JAJAK PENDAPAT TENTANG PEMILU DALAM MASA TENANG
| 67
3 TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN DAN/ ATAU LAPORAN

PELANGGARAN PEMILU
(PASAL 543)
4 MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYE-

LENG-GARAAN PEMILU
(PASAL 543)
GARAAN PEMILU
POTENSI TP. PEMILU

1 TIDAK MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA SEORANG

PEKERJA/KARYAWAN UNTUK MEMBERIKAN SUARANYA
PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA (PASAL 498)
SEORANG MAJIKAN/ATASAN TIDAK MEMBERIKAN
KESEMPATAN KEPADA SEORANG PEKERJA/KARYAWAN
UNTUK MEMBERIKAN SUARANYA PADA HARI PEMUNGUTAN
SUARA, KECUALI DENGAN ALASAN BAHWA PEKERJAAN
TERSEBUT TIDAK BISA DITINGGALKAN,
2 KEHILANGAN HAK PILIH (PASAL 510)

SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENYEBABKAN
ORANG LAIN KEHILANGAN HAK PILIHNYA
| 69
3 TIDAK MEMBERIKAN SURAT SUARA PENGGANTI (PASAL

499)
KPPS/KPPSLN DENGAN SENGAJA TIDAK MEMBERIKAN
SURAT SUARA PENGGANTI HANYA 1 (SATU) KALI KEPADA
PEMILIH YANG MENERIMA SURAT SUARA YANG RUSAK
DAN TIDAK MENCATAT SURAT SUARA YANG RUSAK DALAM
BERITA ACARA
4 MEMBERITAHUKAN PILIHAN PEMILIH (PASAL 500)
SETIAP ORANG YANG MEMBANTU PEMILIH YANG DENGAN
SENGAJA MEMBERITAHUKAN PILIHAN PEMILIH KEPADA
ORANG LAIN
5 TIDAK MELAKSANAKAN PSU (PASAL 549, 501, 502)
DALAM HAL KPU KABUPATEN/KOTA TIDAK MENETAPKAN
PEMUNGUTAN SUARA ULANG DI TPS SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 373 AYAT (3) SEMENTARA
PERSYARATAN DALAM UNDANG-UNDANG INI TELAH
TERPENUHI (PASAL 549)
KPPS TIDAK MELAKSANAKAN KEPUTUSAN KPU KABUPATEN/
KOTA UNTUK PSU DI TPS (PASAL 501)
KETUA DAN ANGGOTA KPPS TIDAK MELAKSANAKAN
KETETAPAN KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK PSU DI TPS
(PASAL 502)
6 BERIKAN SUARA LEBIH DARI SATU KALI (PASAL 516, 533)
•• SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA WAKTU
PEMUNGUTAN SUARA MEMBERIKAN SUARANYA LEBIH
DARI SATU KALI DI SATU TPS/TPSLN ATAU LEBIH, (PASAL
516)
•• SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA SAAT
PEMUNGUTAN SUARA MENGAKU DIRINYA SEBOGAI
ORANG LAIN DAN/ATAU MEMBERIKAN SUARANYA LEBIH

DARI 1 (SATU) KALI DI 1 (SATU) TPS ATAU LEBIH (PASAL
533)
7 MERUSAK/HILANGKAN HASIL PUNGUT SUARA (PASAL 534)
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MERUSAK ATAU
MENGHILANGKAN HASIL PEMUNGUTAN SUARA YANG SUDAH
DISEGEL
8 TIDAK MENANDATANGANI BA KEGIATAN, PUNGUT HITUNG
DAN SERTIFIKAT HASIL PERHITNGAN (PASAL 503)
SETIAP ANGGOTA KPPS/KPPSLN TIDAK MEMBUAT DAN
MENANDATANGANI BERITA ACARA KEGIATAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 354 AYAT (3) DAN PASAL 362
AYAT (3) DAN/ATAU TIDAK MENANDATANGANI BERITA
ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA SERTA
SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 389 AYAT (3) WAJIB BUAT DAN
TTD BA GIAT; DI TTD YG BERSEDIA.
9 RUSAK ATAU HILANGNYA BA PUNGUT HITUNG SUARA DAN/
ATAU SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA (PASAL
504, 505, 535)
•• SETIAP ORANG KARENA KELALAIANNYA MENYEBABKAN
RUSAK ATAU HILANGNYA BA PUNGUT HITUNG SUARA
DAN/ATAU SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA
 DISIMPAN SEBAGAI DOKUMEN NEGARA (PASAL 504)
•• ANGGOTA KPU, KPU PROVINSI, KPU KABUPATEN/KOTA,
PPK, DAN PPS
•• KARENA KELALAIANNYA MENGAKIBATKAN HILANG ATAU
BERUBAHNYA BA REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN
PEROLEHAN SUARA DAN/ATAU SERTIFIKAT REKAPITULASI
| 71
HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA (PASAL 505)

•• SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENGUBAH,
MERUSAK, DAN/ATAU MENGHILANGKAN BERITA
ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
DAN/ATAU SERTILIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA
(PASAL 535)
10 TIDAK MEMBERIKAN SALINAN BERITA ACARA PEMUNG-
UTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA KPD SAKSI PESERTA
PEMILU (PASAL 506)
SETIAP ANGGOTA KPPS/KPPSLN SENGAJA TIDAK
MEMBERIKAN SALINAN 1 (SATU) EKSEMPLAR BERITA
ACARA PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA, SERTA
SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA KEPADA SAKSI
PESERTA PEMILU, PENGAWAS TPS/ PANWASLU LN, PPS/
PPLN, DAN PPK MELALUI PPS SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 390 AYAT (2) DAN AYAT (3) è KEWAJIBAN
MEMBERIKAN 1 EKSEMPLAR
11 MERUSAK, MENGGANGGU, ATAU MENDISTORSI SISTEM IN-
FORMASI PENGHITUNGAN SUARA (PASAL 536)
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MERUSAK,
MENGGANGGU, ATAU MENDISTORSI SISTEM INFORMASI
PENGHITUNGAN SUARA HASIL PEMILU
12 PENYERAHAN KOTAK SUARA TIDAK DIAWASI (PASAL 507)
SETIAP PANWASLU KELURAHAN/DESA TIDAK MENGAWASI
PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL DARI PPS KEPADA
PPK DAN TIDAK MELAPORKAN KEPADA PANWASLU
KECAMATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 390
AYAT (6) (PASAL 507 (1))
SETIAP PANWASLU KECAMATAN TIDAK MENGAWASI
PENYERAHAN KOTAK SUARA TERSEGEL DARI PPK KEPADA

KPU KABUPATEN/KOTA DAN TIDAK MELAPORKAN KEPADA
BAWASLU KABUPATEN/KOTA SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 390 AYAT (7) (PASAL 507 (2))
13 TIDAK MENJAGA, AMANKAN KOTAK SUARA (PASAL 537)
SETIAP ANGGOTA KPPFI/KPPSLN YANG TIDAK MENJAGA,
MENGAMANKAN KEUTUHAN KOTAK SUARA, DAN
MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL YANG BERISI
SURAT SUARA, BERITA ACARA PEMUNGUTAN SUARA, DAN
SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA KEPADA PPS
ATAU KEPADA PPLN BAGI KPPSTLN PADA HARI YANG SAMA
AYAT (5)
14 TIDAK MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL (PASAL
538, 539)
•• PPS YANG TIDAK MENYERAHKAN KOTAK SUARA
TERSEGEL, BERITA ACARA REKAPITULASI HASIL
PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA, DAN SERTIFIKAT
REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN
SUARA PESERTA PEMILU DI TINGKAT PPS SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 393 KEPADA PPK (PASAL 538)
•• PPK YANG TIDAK MENYERAHKAN KOTAK SUARA
TERSEGEL, BERITA ACARA REKAPITULASI HASIL
PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA, DAN SERTIFIKAT
REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN
SUARA PESERTA PEMILU DI TINGKAT PPK SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 396 KEPADA KPU KABUPATEN/
KOTA (PASAL 539)
| 73
15 HILANG/RUBAH BA REKAPITULASI (PASAL 551)

PPK, DAN/ATAU PPS YANG KARENA KESENGAJAANNYA
MENGAKIBATKAN HILANG ATAU BERUBAHNYA BERITA ACARA
REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA
DAN/ATAU SERTIFIKAT REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN
PEROLEHAN SUARA
16 TIDAK MENGUMUMKAN SALINAN SERTIFIKAT HASIL PENG-

HITUNGAN SUARA (PASAL 508)
SETIAP ANGGOTA PPS TIDAK MENGUMUMKAN SALINAN
SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA DARI SELURUH
TPS DI WILAYAH KERJANYA SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 391 è MENEMPELKAN SALINAN TERSEBUT DI
TEMPAT UMUM
17 MONEY POLITIK (PASAL 515, 523)

•• SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA SAAT
PEMUNGUTAN SUARA MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN
UANG ATAU MATERI LAINNYA KEPADA PEMILIH SUPAYA
TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA ATAU MEMILIH
PESERTA PEMILU TERTENTU ATAU MENGGUNAKAN HAK
PILIHNYA DENGAN CARA TERTENTU SEHINGGA SURAT
SUARANYA TIDAK SAH, (PASAL 515)
•• SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA PADA HARI
PEMUNGUTAN SUARA MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN
UANG ATAU MATERI LAINNYA KEPADA PEMILIH UNTUK
TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA ATAU MEMILIH
PESERTA PEMILU TERTENTU (PASAL 523 (3))
18 SEBABKAN SUARA PEMILIH TIDAK BERNILAI (PASAL 532)

PERBUATAN YANG MENYEBABKAN SUARA SEORANG PEMILIH
MENJADI TIDAK BERNILAI ATAU MENYEBABKAN PESERTA
PEMILU TERTENTU MENDAPAT TAMBAHAN SUARA ATAU
PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU MENJADI BERKURANG.
19
GUNAKAN KEKERASAN/GANGGU KAMTIB PD PELAK-
SANAKAN PEMUNGUTAN (PASAL 531)
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENGGUNAKAN
KEKERASAN, DAN/ATAU MENGHALANGI SESEORANG YANG
AKAN MELAKUKAN HAKNYA UNTUK MEMILIH, MELAKUKAN
KEGIATAN YANG MENIMBULKAN GANGGUAN KETERTIBAN
DAN KETENTERAMAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA,
ATAU MENGGAGALKAN PEMUNGUTAN SUARA
20 GAGALKAN PEMUNGUTAN (PASAL 517)
SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MENGGAGALKAN
PEMUNGUTAN SUARA
21 GUNAKAN KELEBIHAN SUMBANGAN, TIDAK LAPOR KPU,
TIDAK SERAHKAN KE KAS NEGARA (PASAL 525 (2),526 (2))
•• SETIAP PESERTA PEMILU YANG MENGGUNAKAN
KELEBIHAN SUMBANGAN, TIDAK MELAPORKAN
KELEBIHAN SUMBANGAN KEPADA KPU, DAN/ATAU
TIDAK MENYERAHKAN KELEBIHAN SUMBANGAN KEPADA
KAS NEGARA PALING LAMBAT 14 (EMPAT BELAS) HARI
SETELAH MASA KAMPANYE PEMILU BERAKHIR (PASAL
525 (2))
•• SETIAP PESERTA PEMILU YANG MENGGUNAKAN
KELEBIHAN SUMBANGAN, TIDAK MELAPORKAN
KELEBIHAN SUMBANGAN KEPADA KPU, DAN/ATAU
TIDAK MENYERAHKAN KELEBIHAN SUMBANGAN KEPADA
| 75
KAS NEGARA PALING LAMBAT 14 (EMPAT BELAS)

HARI SETELAH MASA KAMPANYE PEMILU BERAKHIR
(PASAL 526 (2))
22 HITUNG CEPAT (PASAL 540)
•• PELAKSANA KEGIATAN PENGHITUNGAN CEPAT YANG
MELAKUKAN PENGHITUNGAN CEPAT YANG TIDAK
MEMBERITAHUKAN BAHWA PRAKIRAAN HASIL
PENGHITUNGAN CEPAT BUKAN MERUPAKAN HASIL
RESMI PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
449 AYAT (4) (PASAL 540(1))
•• PELAKSANA KEGIATAN PENGHITUNGAN CEPAT YANG
MENGUMUMKAN PRAKIRAAN HASIL PENGHITUNGAN
CEPAT SEBELUM 2 (DUA) JAM SETELAH SELESAINYA
PEMUNGUTAN SUARA DI WILAYAH INDONESIA BAGIAN
BARAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 449
AYAT (5) (PASAL 540 (2))
23 TIDAK MENETAPKAN PEROLEHAN HASIL PEMILU NASIONAL
(PASAL 542)
DALAM HAL KPU TIDAK MENETAPKAN PEROLEHAN HASIL
PEMILU SECARA NASIONAL SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 411 AYAT (3),
24 TIDAK MENINDAKLANJUTI TEMUAN DAN/ ATAU LAPORAN

25
MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA TAHAPAN PENYE-
LENG-GARAAN PEMILU (PASAL 550)
GARAAN PEMILU
26 MENGUNDURKAN DIRI SEBAGAI CALON PRESIDEN/WAKIL

PRESIDEN (PASAL 553)
SETIAP CALON PRESIDEN ATAU WAKIL PRESIDEN YANG
DENGAN SENGAJA MENGUNDURKAN DIRI SETELAH
PEMUNGUTAN SUARA PUTARAN PERTAMA SAMPAI DENGAN
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA PUTARAN KEDUA
(PASAL 553 (1))
PIMPINAN PARTAI POLITIK ATAU GABUNGAN PIMPINAN PARTAI
POLITIK YANG DENGAN SENGAJA MENARIK CALONNYA DAN/
ATAU PASANGAN CALON YANG TELAH DITETAPKAN OLEH
KPU SAMPAI DENGAN PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA
PUTARAN KEDUA (PASAL 553 (2))
| 77
PENGERTIAN KAMPANYE
ARTI KAMPANYE
PASAL 1 KE-35
◘ KEGIATAN PESERTA PEMILU ATAU PIHAK LAIN YANG

DITUNJUK OLEH PESERTA PEMILU
◘ MEYAKINKAN PEMILIH
◘ MENAWARKAN VISI, MISI, PROGRAM DAN/ATAU CITRA DIRI
PESERTA PEMILU  ALTERNATIF
WAKTU KAMPANYE
PASAL 276 (1)
KAMPANYE DILAKS SEJAK 3 HARI SETELAH DITETAPKAN DCT

DAN PASLON PRES/WAPRES S.D. DIMULAINYA MASA TENANG
 23 SEPT. 2018 S.D. 13 APRIL 2019
MEDSOS, RAPAT UMUM

PASAL 276 (2) JO 275 (1) F, G
KAMPANYE MELALUI IKLAN MEDIA MASA CETAK, MEDIA MASA

ELEKTRONIK DAN INTERNET; RAPAT UMUM  DILAKS SELAMA
21 HARI DAN BERAKHIR SD DIMULAINYA HARI TENANG
 24 MARET 2019 S.D. 16 APRIL 2019
HARI TENANG
PASAL 278 (1)
MASA TENANG BERLANGSUNG SELAMA 3 HARI SEBELUM HARI

PEMUNGUTAN SUARA.
 14 – 16 APRIL 2019
LARANGAN PADA MASA TENANG

PASAL 278 (2)
SELAMA MASA TENANG DILARANG MENJANJIKAN ATAU

MEMBERIKAN IMBALAN KEPADA PEMILIH UTK TDK GUNAKAN
HAK PILIHNYA; MEMILIH PASLON; MEMILIH PARPOL PESERTA
PEMILU TTT; MEMILIH CALON ANGT LEGISLATIF; DAN ATAU DPD
| 79
PELAKSANA DAN TIM KAMPANYE

PERIHAL PSL URAIAN KET.
DILAKS SECARA SERENTAK
WAKTU 267  KAMPANYE PEMILU PRES/
PELAKS (1) WAPRES, LEGISLATIF DAN
DPD
PENGURUS PARPOL/GABUN-
GAN PARPOL PENGUSUNG,
ORANG SEORANG DAN
269 PRES/
ORGANISASI PENYELENGGA-
(1) WAPRES
RA KEGIATAN YANG DITUNJUK
OLEH PESERTA PEMILU PRES/
WAPRES
PENGURUS PARPOL PESERTA
PEMILU DPR/DPRD PROVINSI/
DPRD KAB/KOTA, CALON
PELAKSANA ANGGOTA DPR/DPRD PROVIN-
KAMPANYE SI/DPRD KAB/KOTA, JURU
270 KAMPANYE PEMILU, ORANG LEGISLATIF
SEORANG DAN ORGANISA-
SI YANG DITUNJUK OLEH
PESERTA PEMILU ANGGOTA
DPR/DPRD PROVINSI/DPRD
KAB/KOTA
CALON ANGGOTA DPD, ORANG
SEORANG DAN ORGANISASI
271 DPD
YANG DITUNJUK OLEH PESER-
TA PEMILU ANGGOTA DPD

DILAKS SECARA SERENTAK
WAKTU 267  KAMPANYE PEMILU PRES/
PELAKS (1) WAPRES, LEGISLATIF DAN
DPD
PENGURUS PARPOL/GABUN-
GAN PARPOL PENGUSUNG,
ORANG SEORANG DAN
269 PRES/
ORGANISASI PENYELENGGA-
(1) WAPRES
RA KEGIATAN YANG DITUNJUK
OLEH PESERTA PEMILU PRES/
WAPRES
PENGURUS PARPOL PESERTA
PEMILU DPR/DPRD PROVINSI/
DPRD KAB/KOTA, CALON
PELAKSANA ANGGOTA DPR/DPRD PROVIN-
KAMPANYE SI/DPRD KAB/KOTA, JURU
270 KAMPANYE PEMILU, ORANG LEGISLATIF
SEORANG DAN ORGANISA-
SI YANG DITUNJUK OLEH
PESERTA PEMILU ANGGOTA
DPR/DPRD PROVINSI/DPRD
KAB/KOTA
CALON ANGGOTA DPD, ORANG
SEORANG DAN ORGANISASI
271 DPD
YANG DITUNJUK OLEH PESER-
TA PEMILU ANGGOTA DPD
| 81
PASLON BENTUK TIM KAMPA-

NYE NASIONAL;
••TIM KAMPANYE NASIONAL
BENTUK TIM KAMPANYE
TK PROV;
••TIM KAMPANYE TK PROV
268
TIM BENTUK TIM KAMPANYE TK PRES/
(2) sd
KAMPANYE KAB/KOTA; WAPRES
(8)
••TIM KAMPANYE TK KAB/
KOTA BENTUK TIM KAMPA-
NYE TK KEC;
••TIM KAMPANYE TK KEC
BENTUK TIM KAMPANYE TK
KEL/DESA
••
PEMBENTUKAN PELAKSANA
KAMPANYE DAN TIM KAM-
PANYE DIDAFTARKAN PADA
PEMBEN-
272 KPU/KPU PRPV/KAB/KOTA; -
TUKAN
••
DITEMBUSKAN KPD BAWAS-
LU, BAWASLU PROV/KAB/
KOTA
MATERI, ALAT PERAGA

DAN METODE KAMPANYE
MATERI KAMPANYE
PASAL 274 (1)
■■ VISI, MISI DAN PROGRAM PASANGAN CALON UNTUK

KAMPANYE PEMILU PRES DAN WAPRES
■■ VISI, MISI DAN PROGRAM PARPOL UTK PARPOL PESERTA
PEMILU YG DILAKS OLEH CALON ANGT DPR, ANGT DPRD
PROV, DAN ANGT DPRD KAB/KOTA; DAN
■■ VISI, MISI DAN PROGRAM PARPOL YANG BERSANGKUTAN
UTK KAMPANYE PERSEORANGAN YG DILAKS OLEH CALON
ANGT DPD
METODE KAMPANYE
PASAL 275 (1)
■■ PERTEMUAN TERBATAS;
■■ PERTEMUAN TATAP MUKA;
■■ PENYEBARAN BAHAN KAMPANYE PEMILU KEPADA UMUM;
■■ PEMASANGAN ALAT PERAGA DI TEMPAT UMUM;
■■ MEDIA SOSIAL;
■■ IKLAN MEDIA MASSA CETAK, MEDIA MASSA ELEKTRONIK,
DAN INTERNET;
■■ RAPAT UMUM;
■■ DEBAT PASANGAN CALON TENTANG MATERI KAMPANYE
PASANGAN CALON; DAN
■■ KEGIATAN LAIN YANG TIDAK MELANGGAR LARANGAN
KAMPANYE PEMILU DAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
| 83
LARANGAN KAMPANYE
PASAL 280 (1)
PELAKSANA, PESERTA, DAN TIM KAMPANYE DILARANG:

A. MEMPERSOALKAN PANCASILA, PEMBUKAAN UUD 1945 DAN
BENTUK NKRI;
B. MELAKUKAN KEGIATAN YANG MEMBAHAYAKAN KEUTUHAN
NKRI;
C. MENGHINA SESEORANG, AGAMA, SUKU, RAS, GOLONGAN,
CALON, DAN/ATAU PESERTA PEMILU YANG LAIN;
D. MENGHASUT DAN MENGADU DOMBA PERSEORANGAN
ATAUPUN MASYARAKAT;
E. MENGGANGGU KETERTIBAN UMUM;
F. MENGANCAM UNTUK MELAKUKAN KEKERASAN ATAU
MENGANJURKAN PENGGUNAAN KEKERASAN KEPADA
SESEORANG, SEKELOMPOK ANGGOTA MASYARAKAT, DAN/
ATAU PESERTA PEMILU YANG LAIN;
G. MERUSAK DAN/ATAU MENGHILANGKAN ALAT PERAGA
KAMPANYE PESERTA PEMILU;
H. MENGGUNAKAN FASILITAS PEMERINTAH, TEMPAT IBADAH
DAN TEMPAT PENDIDIKAN;
I. MEMBAWA ATAU MENGGUNAKAN TANDA GAMBAR DAN/ATAU
ATRIBUT SELAIN DARI TANDA GAMBAR DAN/ATAU ATRIBUT
PESERTA PEMILU YANG BERSANGKUTAN; DAN
J. MENJANJIKAN/MEMBERIKAN UANG /MATERI LAINNYA
KEPADA PESERTA KAMPANYE PEMILU.
ANCAMAN PIDANA
LARANGAN KAMPANYE
PASAL 521
PEMILU YANG DENGAN SENGAJA MELANGGAR LARANGAN
PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILU SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 280 AYAT (1) HURUF A, B, C, D, E, F, G, H, I, ATAU
J  PIDANA PENJARA PALING LAMA 2 TH DAN DENDA PALING
BANYAK RP 24 JT.
PERBEDAAN BLACK CAMPAIGN

DENGAN NEGATIF CAMPAIGN
BLACK CAMPAIGN NEGATIF CAMPAIGN
SUMBER TIDAK JELAS JELAS
KEBENARAN TIDAK BENAR /

BENAR
PESAN MENGADA-NGADA
MENGHANCURKAN MENDISKRIDITKAN
TUJUAN KAREKTER KAREKTER
SESEORANG SESEORANG
| 85
LARANGAN MENGIKUTSERTAKAN
PASAL 280 (2)
PELAKSANA DAN/ATAU TIM KAMPANYE DALAM GIAT KAMPANYE
PEMILU DILARANG MENGIKUTSERTAKAN:
A. KETUA, WAKIL KETUA, KETUA MUDA, HAKIM AGUNG PADA
MAHKAMAH AGUNG, DAN HAKIM PADA SEMUA BADAN
PERADILAN DI BAWAH MAHKAMAH AGUNG DAN HAKIM
KONSTITUSI PADA MAHKAMAH KONSTITUSI;
B. KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN;
C. GUBERNUR, DEPUTI GUBERNUR SENIOR, DAN DEPUTI
GUBERNUR BANK INDONESIA;
D. DIREKSI, KOMISARIS, DEWAN PENGAWAS DAN KARYAWAN
BUMN/BUMD;
E. PEJABAT NEGARA BUKAN ANGGOTA PARTAI POLITIK
YANG MENJABAT SEBAGAI PIMPINAN DI LEMBAGA
NONSTRUKTURAL;
F. APARATUR SIPIL NEGARA;
G. ANGGOTA TNI DAN POLRI;
H. KEPALA DESA;
I. PERANGKAT DESA;
J. ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA; DAN
K. WARGA NEGARA INDONESIA YANG TIDAK MEMILIKI HAK
PILIH.
PASAL 280 (3)

SETIAP ORANG SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2)
DILARANG IKUT SERTA SEBAGAI PELAKSANA DAN TIM
KAMPANYE.
ANCAMAN PIDANA
PASAL 522
SETIAP KETUA/WAKIL KETUA/KETUA MUDA/HAKIM AGUNG/

HAKIM KONSTITUSI, HAKIM PADA SEMUA BADAN PERADILAN,
KETUA/WAKIL KETUA DAN/ATAU ANGGOTA BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN, GUBERNUR, DEPUTI GUBERNUR SENIOR, DAN/
ATAU DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA SERTA DIREKSI,
KOMISARIS, DEWAN PENGAWAS, DAN/ ATAU KARYAWAN BADAN
USAHA MILIK NEGARA/BADAN USAHA MILIK DAERAH YANG
MELANGGAR SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 280
AYAT (3) DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PDING LAMA 2
(DUA) TAHUN DAN DENDA PALING BANYAK RP24.O00.000,00
(DUA PULUH EMPAT JUTA RUPIAH).
| 87
DANA KAMPANYE
HAL PSL URAIAN KET.
●
DANA KAMPANYE MENJADI TG- PRES/
325 (1)
JWB PASLON WAPRES
●
DANA KAMPANYE MENJADI TG-
329 (1) JWB PARPOL PESERTA PEMILU LEGISLATIF
TGJWB
MASING-MASING
● DANA KAMPANYE MENJADI TG-
332 (1) JWB CALON ANGT DPD MAS- DPD
ING-MASING
●
PASLON;
●
PARPOL DAN/ATAU GABUNGAN
PARPOL;
325 (2) PRES/
●
SUMBANGAN YG SAH
MENURUT HUKUM DARI PIHAK WAPRES
LAIN.
325 (3) ●
DAPAT DARI APBN
SUMBER
●
PARPOL;
●
CALON ANGGT LEGISLATIF
DARI PARPOL YANG BERSANG-
329 (2) KUTAN; LEGISLATIF
●
SUMBANGAN YG SAH
MENURUT HUKUM DARI PIHAK
LAIN.
HAL PSL URAIAN KET.
●
PERSEORANGAN  TIDAK
327 BOLEH MELEBIHI RP 2.5 M;
PRES/
(1), (2) ●
KELOMPOK, PERUSAHAAN
WAPRES
331 ATAU BADAN USAHA NONPE-
LEGISLATIF
(1), (2) MERINTAH  TIDAK BOLEH
SUMBA MELEBIHI RP 25 M.
NGAN
●
PERSEORANGAN  TIDAK
MELEBIHI RP 750 JUTA;
333 ● KELOMPOK, PERUSAHAAN
DPD
(1), (2) ATAU BADAN USAHA NONPE-
MERINTAH  TIDAK MELEBIHI
RP 1.5 M.
●
DICATAT DALAM PEMBUKUAN
KEUANGAN DIMULAI SEJAK
3 HR DITETAPKAN SEBAGAI
328
PASLON / CALON PESERTA
PEMBU- (3), (4)
PEMILU DAN DITUTUP 7 HR
KUAN 329
SEBELUM PENYAMPAIAN LPPD
(6), (7)
KEPADA KANTOR AKUNTAN
PUBLIK YANG DITUNJUK OLEH
KPU
| 89
SUMBER DANA YANG DILARANG
PASAL 339 (1)

A. PIHAK ASING;
B. PENYUMBANG YANG TIDAK JELAS IDENTITASNYA;
C. HASIL TINDAK PIDANA YG TERBUKTI BERDASARKAN
PUTUSAN PENGADILAN YG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN
HUKUM TETAP DAN/ATAU BERTUJUAN MENYEMBUNYIKAN
ATAU MENYAMARKAN HASIL TINDAK PIDANA;
D. PEMERINTAH, PEMDA, BUMN, DAN BUMD; ATAU
E. PEMDES DAN BUMD.
LAPORAN DANA KAMPANYE
LAPORAN
PSL 334 - 338 DANA KAMPANYE
PASAL 334 - 338
SAMPAIKAN HASIL
LAPORAN DANA
MAKS. 7 HARI SETELAH AUDIT DITERIMA
; 15 HR SETELAH
HASIL; 30 HR
LAPORAN DANA KAM PENGUMUMAN
KPD PUBLIK
UNGUTAN SUARA
SETELAH LAPORAN PALING LAMA
DITERIMA 10 HRPSL
STLH334 -3
TERIMA
PSLLAPORAN
334 - 338
SAMPAIKAN HASIL
14 HR SETELAH TAP
LAPORAN DANA KAMPANYE
PASLON;
14 HR SETELAH TAP
LAPORAN AWAL (X) PASLON; LPPD ((X))
PSL 334 - 338
LPPD; 15 HR SETELAH
PENGURUS PARTAI LAPORANPENGURUS PARTAI
CALON DPD PEMUNGUTAN SUARA
CALON DPD
LPPD; 15 HR SETELAH DITUNJUK KPU
MAKS. 7 HARI SETELA
PEMBATALAN
LAPORANAWAL
14 HR SETELAH TAP PEMUNGUTAN
TIDAK SUARA
S
DITETAPKAN
SEBAGAI AWAL
PEMBATALAN
PASLON; SEBAGAI CALON PEMBATALAN
PESERTA PEMILU 14 HR SEBELUM HR ANGT
SEBAGAI SEBAGAI
PADA WILAYAH HASIL; 30 HR
PERTAMA JADWAL
DPR RI
PESERTA PEMILU LEGISLATIF
LPPD; 15 HR SETELAH
PESERTA PEMILU
YG
14 HR SEBELUM HR
LAPORAN
BERSANGKUTAN KAMPANYE RAPAT UMUM;
MENJADI ANGT SUARA
PEMUNGUTAN
SETELAH LAPORAN
TERPILIH DITERIMA
PERTAMA JADWAL
AWAL
KAMPANYE RAPAT UMUM;
14 HR SEBELUM HR
PERTAMA JADWAL
DPD M
KAMPANYE RAPAT UMUM; MAKS. 7 HARI SETELAH
LAPORAN AWAL (X)

LAPORAN AWAL (X)
PENGURUS PEN
LAPORAN AWALPARTAI
(X) CALON DPD LPPD ((X))
PENGURUS PARTAI CALON DPD

PENGURUS PARTAI CALON DPD PENGURUS
PENGURUS PARTAI CALO
PEMBATALAN
SANKSI
SANKSI
PEMBATALAN
PEMBATALAN
SEBAGAI
PESERTAPEMBATALAN
PEMILU
TIDAK
PEMBATALAN
DITETAPKAN
TIDAK
SE
SANKSI
SEBAGAI
SEBAGAI CALON DITETAP
PEMBA
SEBAGAI
PESERTA PEMILU
PADA WILAYAH SEBAGAI
PADA WILAYAH PEMBATALAN
SEBAGAI ANGT SEBAGAI
SEBC
PESERTA PEMILU
YG
PESERTA PEMILU PESERTA PEMILU
LEGISLATIF PESERTA
YG SEBAGAI MENJADI ANGT ANGTM
PADA WILAYAH
BERSANGKUTAN
BERSANGKUTAN
PESERTA PEMILUTERPILIH LEGISLA
YG
MENJADI A
BERSANGKUTAN
TERPIL
| 91
NA KAMPANYE
RAN DANA KAMPANYE
4 - 338
PSL 334 - 338
SAMPAIKAN HASIL
SAMPAIKAN HASIL
L
PENGUMUMAN
HASIL; 30 HR KPD PUBLIK PENGUMUMAN
SETELAH LAPORAN
HASIL; 30 HR
PALING LAMA KPD PUBLIK
DITERIMA 10 HR STLH
SETELAH LAPORAN PALING LAMA
DITERIMA TERIMA 10 HR STLH
14 HR SETELAH TAP
PASLON;
LAPORAN TERIMA
LPPD; 15 HR SETELAH
SAMPAIKAN HASIL LAPORAN LAPORAN
PEMUNGUTAN SUARA
MAKS. 7 HARI SETELAH AUDIT DITERIMA AWAL
SAMPAIKAN HASIL
MAKS. 7 HARI SETELAH AUDIT DITERIMA 14 HR SEBELUM HR
PERTAMA JADWAL
KAMPANYE RAPAT UMUM;
LPPD ((X))
) PENGURUS PARTAI LPPD ((X))

CALON DPD
DITUNJUK KPU
LAPORA
ON DPD PENGURUS PARTAI CALON DPD PENGURUS PARTAI

TIDAK
DITETAPKAN
DITUNJUK KPU
SEBAGAI CALON TIDAK PEMBATALAN
PEMBATALAN
ANGT DITETAPKAN
SEBAGAI SANKSI SEBAGAI
PESERTA PEMILU
LEGISLATIF SEBAGAI
BATALAN CALON PEMBATALAN
PESERTA PEMILU PADA WILAYAH
BAGAI
MENJADI ANGT ANGT SEBAGAI YG
LEGISLATIF BERSANGKUTAN
TA PEMILU
TERPILIH PESERTA PEMILU
MENJADI ANGT
TERPILIH
PEMASANGAN ALAT PERAGA

KAMPANYE (APK)
PASAL 298
A. KPU, KPU PROVINSI, KPU KAB/KOTA, PPK, PPS DAN PPLN
BERKOORDINASI DENGAN PEMERINTAH, PEMERINTAH
PROVINSI, PEMERINTAH KAB/KOTA, KECAMATAN,
KELURAHAN/DESA DAN KANTOR PERWAKILAN RI
MENETAPKAN LOKASI PEMASANGAN ALAT PERAGA UNTUK
KEPERLUAN KAMPANYE PEMILU;
B. PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE PEMILU OLEH
PELAKSANA KAMPANYE PEMILU DILAKSANAKAN DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN ETIKA, ESTETIKA, KEBERSIHAN,
DAN KEINDAHAN KOTA ATAU KAWASAN SETEMPAT SESUAI
DENGAN KETENTUAN UU;
C. PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE PEMILU PDA
TEMPAT YANG MENJADI MILIK PERSEORANGAN ATAU BADAN
SWASTA HARUS DENGAN IZIN PEMILIK TEMPAT TERSEBUT;
D. ALAT PERAGA KAMPANYE PEMILU HARUS SUDAH
DIBERSIHKAN OLEH PESERTA PEMILU PALING LAMBAT 1
HARI SEBELUM HARI PEMUNGUTAN SUARA;
E. KETENTUAN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN KPU.
| 93
LARANGAN MEMBERI DAN/ATAU

MENJANJIKAN MATERI
| 95
SUPAYA
❑❑ SUPAYATIDAK
TIDAK
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
HAK
HAK
PILIHNYA
PILIHNYA
ATAU
ATAU MEMILIH PENJARA
MEMILIH PENJARA
MAKSMAKS
3 TH
3 TH
PEMILIH
PEMILIH PESERTA
PESERTA PEMILU
PEMILU
TTTTTT
ATAU
ATAU DAN
DAN
DENDA
DENDA
MAKS
MAKSRPRP
MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN HAKHAKPILIHNYA
PILIHNYA 36 36
JT JT
SURAT
SURAT
SUARANYA
SUARANYA
TIDAK
TIDAK
SAHSAH
❑❑
PEMILIH
PEMILIH HAK
HAK
PILIHNYA
PILIHNYA
ATAU
ATAU
MEMILIH
MEMILIH 3 TH
3 TH
DAN
DAN
MAKS
MAKS
PESERTA
PESERTA PEMILU
PEMILU
TTTTTT BANYAK
BANYAKRPRP
36 36
JT JT
PESERTA
PESERTAKAMPANYE
KAMPANYE PENJARAMAKS
PENJARAMAKS2TH2TH
PEMILU
PEMILU
SECARA
SECARA - -
DAN
DAN
DENDA
DENDA
MAKS
MAKSRPRP
LANGSUNG
LANGSUNGATAU
ATAU
TDK
TDK 24JT
24JT
LANGSUNG
LANGSUNG
PSLPSL
278278
(2) (2)
❑ ❑TDK TDK
GUNAKAN
GUNAKAN HAK
HAK
PILIH
PILIH
NYANYA
MEMILIH
MEMILIH PASLON
PASLON
PEMILIH
PEMILIH
SECARA
SECARA PENJARA
PENJARA
MAKS
MAKS
4 TH
4 TH
❑ ❑MEMILIH
MEMILIH PARPOL
PARPOL
PESERTA
PESERTA
LANGSUNG
LANGSUNGATAU
ATAU
TDK
TDK DAN
DAN
DENDA
DENDAMAKS
MAKS
PEMILU
PEMILU TTTTTT
LANGSUNG
LANGSUNG RPRP
48JT
48JT
❑ ❑MEMILIH
MEMILIH CALON
CALON
ANGGOTA
ANGGOTA
LEGISLATIF
LEGISLATIF
❑ ❑MEMILIH
MEMILIH CALON
CALON
DPD
DPD
LARANGAN MENJANJIKAN ATAU

MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI
LAINNYA BAGI CALON ANGGOTA DPD
PASAL 519
A. SETIAP ORANG;
B. DENGAN SENGAJA;
C. MELAKUKAN PERBUATAN CURANG UNTUK MENYESATKAN
SESEORANG, DENGAN MEMAKSA, DENGAN MENJANJIKAN
ATAU DENGAN MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA;
D. UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN BAGI PENCALONAN
ANGGOTA DPD DALAM PEMILU SEBAGAIMALA DIMAKSUD
DALAM PASAL 183;
PIDANA PENJARA
MAKS 3 (TIGA) TH
DAN DENDA MAKS
RP 36 JT
| 97
JUMLAH DPT DUKUNGAN

KET.
PROV PEMILIH
MINIMAL
S.D. 1 JUTA
1.000 DUKUNGAN TERSEBAR
LEBIH DARI 1 MINIMAL PALING SEDIKIT 50% DARI
JUTA S.D. 5 JUTA 2.000 JUMLAH KAB/KOTA DI PROV
YANG BERSANGKUTAN;
LEBIH DARI 5 MINIMAL
DUKUNGAN DIBUKTIKAN
JUTA S.D. 10 JUTA 3.000
DENGAN DAFTAR
LEBIH DARI 10 MINIMAL DUKUNGAN DIBUBUHI TTD
JUTA S.D. 15 JUYA 4.000 / CAP JEMPOL DILENGKAPI
LEBIH DARI 15 MINIMAL FC KTP
JUTA 5.000
LARANGAN MENJANJIKAN ATAU

MEMBERIKAN UANG ATAU
MATERI LAINNYA
PASAL 284 UU 7/2017
DALAM HAL TERBUKTI PELAKSANA DAN TIM KAMPANYE PEMILU
MENJANJIKAN ATAU MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA
SEBAGAI IMBALAN KEPADA PESERTA KAMPANYE PEMILU
SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG UNTUK:
A. TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA;
B. MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DENGAN MEMILIH PESERTA
PEMILU DENGAN CARA TERTENTU SEHINGGA SURAT
SUARANYA TIDAK SAH;
C. MEMILIH PASANGAN CALON TERTENTU;
D. MEMILIH PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU TERTENTU; DAN/
ATAU
E. MEMILIH CALON ANGGOTA DPD TERTENTU,
DJATUHI SANKSI SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UNDANG-
UNDANG INI
PASAL 285 UU 7/2017

PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN
HUKUM TETAP TERHADAP PELANGGARAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 28O DAN PASAL 284 YANG DIKENAI
KEPADA PELAKSANA KAMPANYE PEMILU ANGGOTA DPR, DPD,
DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA YANG BERSTATUS
SEBAGAI CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD PROVINSI, DAN
DPRD KABUPATEN/KOTA DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR KPU,
KPU PROVINSI, DAN KPU KABUPATEN/KOTA UNTUK MENGAMBIL
TINDAKAN BERUPA
| 99
A. PEMBATALAN NAMA CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD

PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA DARI DAFTAR CALON
TETAP; ATAU
B. PEMBATALAN PENETAPAN CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD
PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA SEBAGAI CALON
TERPILIH.
PASAL 286 UU 7/2017
(1) PASANGAN CALON, CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD

PROVINSI, DPRD KABUPATEN/KOTA, PELAKSANA KAMPA-
NYE, DAN/ATAU TIM KAMPANYE DILARANG MENJANJIKAN
DAN/ATAU MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA
UNTUK MEMENGARUHI PENYELENGGARA PEMILU DAN/
ATAU PEMILIH
(2) PASANGAN CALON SERTA CALON ANGGOTA DPR, DPD, DPRD
PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA YANG TERBUKTI
MELAKUKAN PELANGGARAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
PADA AYAT (1) BERDASARKAN REKOMENDASI BAWASLU
DAPAT DIKENAI SANKSI ADMINISTRATIF PEMBATALAN
SEBAGAI PASANGAN CALON SERTA CALON ANGGOTA DPR,
DPD, DPRD PROVINSI, DAN DPRD KABUPATEN/KOTA OLEH
KPU
(3) PELANGGARAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT
(2) MERUPAKAN PELANGGARAN YANG TERJADI SECARA
TERSTRUKTUR, SISTEMATIS, DAN MASIF.
(4) PEMBERIAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN SEBAGAI-
MANA DIMAKSUD PADA AYAT (2) TIDAK MENGGUGURKAN
SANKSI PIDANA
PENJELASAN PASAL
PASAL 284; 286 (1)
■■ “MENJANJIKAN DAN/ATAU MEMBERIKAN“ ADALAH
INISIATIFNYA BERASAL DARI PELAKSANA DAN TIM
KAMPANYE PEMILU YANG MENJANJIKAN DAN MEMBERIKAN
UNTUK MEMENGARUHI PEMILIH.
■■ “MATERI LAINNYA” TIDAK TERMASUK BARANG BARANG
PEMBERIAN YANG MERUPAKAN ATRIBUT KAMPANYE
PEMILU, ANTARA LAIN KAOS, BENDERA, TOPI, DAN
ATRIBUT LAINNYA SERTA BIAYA/UANG MAKAN DAN MINUM
PESERTA KAMPANYE, BIAYA/UANG TRANSPOR PESERTA
KAMPANYE, BIAYA/UANG PENGADAAN BAHAN KAMPANYE
PADA PERTEMUAN TERBATAS DAN/ATAU PERTEMUAN TATAP
MUKA DAN DIALOG, DAN HADIAH LAINNYA BERDASARKAN
NILAI KEWAJARAN DAN KEMAHALAN SUATU DAERAH YANG
DITETAPKAN DENGAN PERATURAN KPU.
PASAL 286 (3)
■■ “PELANGGARAN TERSTRUKTUR” ADALAH KECURANGAN

YANG DILAKUKAN OLEH APARAT STRUKTURAL, BAIK APARAT
PEMERINTAH MAUPUN PENYELENGGARA PEMILIHAN
SECARA KOLEKTIF ATAU SECARA BERSAMA-SAMA.
■■ “PELANGGARAN SISTEMATIS” ADALAH PELANGGARAN YANG
DIRENCANAKAN SECARA MATANG, TERSUSUN, BAHKAN
SANGAT RAPI.
■■ “PELANGGARAN MASIF” ADALAH DAMPAK PELANGGARAN YG
SANGAT LUAS PENGARUHNYA TERHADAP HASIL PEMILIHAN
BUKAN HANYA SEBAGIAN
| 101
CATATAN PENTING
IN ABSENTIA
UU 7 / 2017 MENGENAL IN ABSENTIA MULAI DARI PENYIDIKAN,

PENUNTUTAN, PEMERIKSAAN DIPERSIDANGAN. TERHADAAP
PENYIDIKAN DIMAKNAI BAHWA BERKAS PERKARA DAPAT DAIA-
JUKAN KE PENUNTUT UMUM TANPA DILENGKAPI DENGAN BER-
DALUARSA
ITA ACARA PEMERIKSAAN TERSANGKA YANG DISEBABKAN TR-

SANGKA TIDAK DIKETAHUI KEBERADAANYA ETELAH DILAKUKAN
ADMINISTRASI NYA DILAMPIRKAN DALAM BERKAS PERKARA.
UU 7 / 2017 TELAH MEMBERIKAN BATASAN LIMITATIF WAKTIU
LAPORAN, KAJIAN, PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DLL. JIKA WAKTU
TERSEBUT DILEWATI MAKA KONSEKWENSI HUKUMNYA ADALAH
PERKARA TERSEBUT CACAT FORMAL / DALUWRSA.
CATATAN
| 103
CATATAN
CATATAN
| 105
CATATAN
CATATAN
| 107
CATATAN
TERIMA KASIH

Buku Saku 2019 - Bawaslu

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Buku Saku 2019 - Bawaslu

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

|v

Kata Pengantar....................................................... iii

Riksa, Adili, Memutus, Eksekusi............................. 38

PASAL 1 KE-1 UU NO 7 / 2017

◘ PEMILIHAN UMUM YANG SELANJUTNYA DISEBUT

◘ PKPU NO.: 5 TH 2018 TENTANG PERUBAHAN PKPU

JUN ‘18 MEI ‘18 APR ‘18

JUL ‘18 AGT ‘18 SEP ‘18

DES ‘18 NOV ‘18 OKT ‘18

KAMPANYE 23 SEPT S/D 13 APR

JAN ‘19 FEB ‘19 MAR ‘19

KAMPANYE 23 SEPT S/D 13 APR

APR ‘19 APR ‘19

HARI PEMUNGUTAN SUARA MASA TENANG

1. WNI YANG PADA HARI PEMUNGUTAN SUARA SUDAH GENAP

PASAL 348 (1) UU NO 7/2017

(1) PEMILIH YANG BERHAK MENGIKUTI PEMUNGUTAN SUARA DI

PASAL 348 (2) UU NO 7/2017

(2) PEMILIH SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT 1 HURUF

PASAL 348 (3) UU NO 7/2017

PERSYARATAN CALON PRES/WAPRES

PERSYARATAN CALON ANGGOTA DPD

PERSYARATAN CALON LEGISLATIF

PERSELISIHAN PENGURUS PARPOL

1. DALAM HAL TERJADI PERSELISIHAN KEPENGURUSAN PAR-

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA PALING LAMBAT 7 HARI

(1) PERSELISIHAN PARTAI POLITIK DISELESAIKAN OLEH

(1) PEMUNGUTAN SUARA PEMILU DISELENGGARAKAN SECARA

PASAL 351 UU 7 / 2017

(1) PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA DIPIMPIN OLEH KPPS;

PASAL 356 UU 7 / 2017

PEMUNGUTAN SUARA ULANG

PEMILU LANJUTAN DAN SUSULAN

OLEH KPU KAB/KOTA :

OLEH KPU KAB/KOTA :

OLEH KPU PROVINSI :

DI SEBAGIAN ATAU SELURUH WILAYAH DI SEB

LAYAH DI SEBAGIAN ATAU SELURUH WILAYAH

PENETAPAN HASIL PEMILU

PENETAPAN HASIL PEMILU

(1) PARPOL PESERTA PEMILU HARUS MEMENUHI

(PSL 411) (PSL 412) (PSL 413)

PENETAPAN PEROLEHAN SUARA PRES / WAPRES

■■ MEMPEROLEH SUARA LEBIH DARI 50% DENGAN

PENDIDIKAN POLITIK HITUNG CEPAT

PENYELESAIAN PELANGGARAN DAN

◘ PELANGGARAN KODE ETIK: PELANGGARAN

◘ TP. PEMILIHAN: MERUPAKAN PELANGGARAN

NO JENIS PASAL PENYELESAIAN

ASAS HUKUM PIDANA

DIANTARA KEKHUSUSAN DALAM PENGATURAN

JENIS TINDAK PIDANA

PENANGANAN TP. PEMILU

LAPORAN, KAJIAN & PENYELIDIKAN

NO PSL PERIHAL URAIAN

■■ ORMAS BERBADAN HUKUM YAYASAN ATAU BERBADAN HU-

DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI:

PENUNTUT UMUM MELIMPAHKAN BERKAS PERKARA

PASAL 27 PERBAWASLU 9 / 2018

(2) PENYIDIK MENYERAHKAN BERKAS PERKARA KEPADA

PERSIDANGAN, UPAYA HUKUM

482 (1) RIKSA, ADILI, PALING LAMA 7 HARI - DAPAT IN

PSL PERIHAL URAIAN KET.