Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/274961643

Local Wisdom of Palgima Laot

Article · April 2015

CITATIONS READS
0 216

1 author:

Joko Santoso
Bogor Agricultural University
44 PUBLICATIONS   143 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Joko Santoso on 14 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGARUH PENGKOMPOSISIAN DAN PENYIMPANAN DINGIN TERHADAP
PERUBAHAN KARAKTERISTIK SURIMI IKAN PARI (Trygon sp.) DAN IKAN
KEMBUNG (Rastrelliger sp.)

Oleh :
Joko Santoso1, Fie Ling2, dan Ratna Handayani2
1
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Jal. Rasamala
No. 1 Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, 2Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Pelita Harapan, Kampus UPH Lippo Karawaci, Tangerang 15811
email: joko2209@yahoo.com

ABSTRAK

Kandungan lemak tinggi pada ikan berdaging gelap dapat mempengaruhi kemampuan pembentukan
gel dantingginya kandungan urea pada ikan bertulang rawan dapat menimbulkan bau amonia pada
produk surimi. Surimi merupakan produk antara, sehingga penyimpanan surimi dalam bentuk dingin
dan beku sering dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pencucian,
pengkomposisian dan penyimpanan dingin surimi ikan pari, ikan kembung dan kombinasi keduanya
terhadap perubahan karakteristik fisiko-kimia dan mikrobiologi. Tiga kali pencucian daging lumat
ikan pari dapat mengurangi kandungan urea sampai dengan 95% dan meningkatkan kandungan
protein larut garam (PLG) 7,28%. Dua kali pencucian daging lumat ikan kembung dapat
meningkatkan kandungan PLG 8,25%. Pengkomposisian surimi antara ikan pari dan kembung pada
perbandingan 75%:25% memberikan nilai kekuatan gel tertinggi 267,01 g cm. Selama 9 hari
penyimpanan dingin surimi, terjadi peningkatan nilai TVBN dan total mikroba secara nyata.
Kebalikannya, nilai kekuatan gel, WHC, derajat putih, dan PLG surimi menurun secara nyata seiring
dengan lamanya penyimpanan dingin. Hal ini mengindikasikan bahwa selama 9 hari penyimpanan
dingin masih terjadi perubahan karakteristik fisiko-kimia dan mikrobiologi surimi.

Kata kunci: penyimpanan dingin, pengkomposisisan, ikan kembung, ikan pari, surimi

ABSTRACT

High fat content in dark fleshed fish can affect on gel forming ability and high content of urea
inelasmobranchii can arise ammonia odors in surimi product.Since surimi is an intermediate product,
therefore storage of surimi in chill or frozen condition is usually performed. This experiment was
carried out to study the effects of leaching, compositioning and chill storaging of stingray, mackerel
and both combination surimi on the changes of physicochemical and microbiological properties.
Three times leaching of minced-stingray could reduce the urea contents up to 95% and increased salt
soluble protein (SSP) content 7.28%. Two times leaching of minced-mackerel could increase SSP
content 8.24%. Surimi compositioning of stingray and mackerel in proportion 75%:25% gave the
highest gel strength value 267.01 g cm. During 9 days chill storaging of surimi, the values of TVBN,
and numbers of total microbes increased significantly. In opposite, the values of gel strength, WHC,
whiteness, and SSP of surimi decreased continuously with the increasing time of chill storaging.
Those indicated that physico-chemical and microbiologycal characteristics changes of surimi still
occurred during 9 days of chill storaging.

Keywords: chill storaging, compositioning, mackerel, stingray, surimi


Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

I. PENDAHULUAN lama dan memiliki kandungan protein


fungsional tinggi, dan (3) variasi produk
Pemanfaatan ikan kembung dan pari
olahan berbahan dasar surimi banyak yang
menjadi produk bernilai tambah masih
dapat diproduksi dengan alternatif bentuk dan
terbatas. Hal ini terkait dengan tingginya
kualitas rasa melalui teknologi formulasi.
kandungan lemak pada ikan kembung dan
Mengingat potensi perikanan Indonesia
tingginya kandungan urea pada ikan pari.
dengan keragaman spesies yang tinggi dengan
Kedua komponen tersebut dapat direduksi
jumlah tiap spesiesnya tidak terlalu banyak,
melalui proses pencucian menggunakan air
maka surimi yang cocok untuk dikembangkan
dingin. Pencucian merupakan salah satu
adalah surimi berbasis multi-spesies melalui
tahapan kritis dalam proses pembuatan surimi.
metode pengkomposisian. Penelitian tentang
Pencucian dapat menghilangkan materi larut
pengkomposisian surimi telah dilakukan oleh
air, seperti darah, protein sarkoplasma, enzim
Santoso et al. (2007) dan Santoso et al.
pencernaan, garam inorganik, dan senyawa
(2008).Cornellia et al. (2008) dan Santoso et
organik berberat molekul rendah seperti
al. (2009a) berturut-turut berhasil melakukan
trimetilamin oksida dan urea (Benjakul et al.,
1996; Fitrial, 2000; Santoso et al., 2007; pengkomposisian surimi ikan berdaging putih

Santoso et al., 2008). dan merah, yaitu ikan cucut dengan ikan

Surimi merupakan konsentrat protein kembung dan tetelan ikan kakap dengan ikan

miofibril ikan yang telah distabilisasikan dan layang. Kedua penelitian tersebut

diproduksi melalui tahapan proses secara menunjukkan bahwa surimi hasil

kontinu yang meliputi penghilangan kepala pengkomposisian mempunyai kemampuan

dan tulang, pelumatan daging, pencucian, pembentukan gel yang lebih baik

penghilangan air, penambahan cryoprotectant, dibandingkan dengan surimi tunggal.

dilanjutkan dengan atau tanpa perlakuan Pada umumnya penyimpanan dan

pembekuan (Okada, 1992; pendistribusian surimi dilakukan dalam bentuk

Pipatsattayanuwong et al., 1995; Somjit et al., beku. Surimi yang sudah dicampur dengan

2005), sehingga mempunyai kemampuan cryoprotectant misalnya gula atau gula

fungsional terutama dalam membentuk gel dan alkohol, dikemas dalam kantong-kantong

mengikat air.Santoso (2009) melaporkan plastik kemudian dibekukan dan disimpan

beberapa keunggulan yang dimiliki surimi, pada suhu -20 ºC. Surimi beku ini

yaitu (1) dapat memanfaatkan ikan ekonomis memudahkan dalam transportasi,

dan nonekonomis sebagai bahan baku, (2) penyimpanan dan penanganan, tetapi

surimi dalam bentuk beku dapat disimpan memerlukan proses pelelehan (thawing)
sebelum diolah menjadi produk lanjutan
(Okada, 1992). Selain itu penyimpanan dingin Sigma Chemical Corp. St Louis, MO USA;
pada suhu < 10 ºC juga dapat dilakukan untuk Aldrich Steinheim Germany; dan Wako Pure
penyimpanan dan pendistribusian surimi Chemical Industries Ltd. Osaka Japan.
walaupun waktunya relatif singkat, tetapi Peralatan yang digunakan untuk
mempunyai kelebihan yaitu tidak memerlukan membuat surimi antara lain cool box, wadah
proses thawing sehingga surimi dapat air, pisau, talenan, pelumat daging elektrik,
langsung diolah lebih lanjut (Okada, 1992). food processor, press hidraulik, kain saringan,
Tujuan penelitian ini adalah (1) plastik polietilen (PE), termokopel digital,
mempelajari pengaruh frekuensi pencucian timbangan digital, dan water bath. Peralatan
terhadap penurunan kadar urea dan yang digunakan untuk analisis mutu bahan
karakteristik kekuatan gel surimi, (2) baku dan surimi antara lain Kjeltec system,
mempelajari pengaruh pengkomposisian oven, tanur, desikator, pH-meter digital,
terhadap karakteristik surimi yang dihasilkan cawan conway, sentrifuse dingin,
termasuk perubahan sifat fisiko-kimia dan spektrofotometer, texture analyzer, whitness
mikrobiologi selama penyimpanan dingin. meter, timbangan analitik dan peralatan gelas.

2.2. Prosedur penelitian


II. METODOLOGI Pembuatan surimi ikan kembung dan
2.1. Bahan dan alat
pari diawali dengan pembuangan kepala dan
Bahan utama yang digunakan untuk
isi perut, pencucian dengan air dingin untuk
pembuatan surimi adalah ikan kembung dan
menghilangkan darah dan kotoran.
ikan pari yang diperoleh dari Tempat
Selanjutnya dilakukan pemisahan daging dan
Pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta Utara,
tulang secara manual sehingga didapatkan
sedangkan bahan lain yang digunakan meliputi
fillet. Untuk memperoleh daging lumat
NaCl, NaHCO3, sorbitol, sukrosa dan es curai.
(minced fish), fillet dimasukkan kedalam alat
Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis
pelumat daging elektrik.
antara lain K2SO4, selenium, H2SO4, H2O2,
Masing-masing daging lumat yang
H3BO3, bromcherosol green, methyl
dihasilkan, dilakukan analisis proksimat
red,bromtymol blue, Na2(SO4)3, HCl,
(kadar air, abu, lemak, protein kasar dan
petroleum benzena, K2CO3, trichloric acid
karbohidrat), kadar urea pada ikan pari; dan
(TCA), HNO3, urea, p-dimetil amino
uji kesegaran (pH dan TVBN) (AOAC 1995;
benzaldehida (DMAB), charcoal, akuades,
SNI 1998). Selanjutnya dilakukan pencucian
Zn(OAc)2, K4Fe(CN)6 dan media plate count
sebanyak 1, 2, 3, 4 kali, perbandingan air dan
agar (PCA). Bahan-bahan kimia tersebut
daging (4:1), dilakukan selama 10 menit
diperoleh dari Merck Darmstadt Germany;
Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

dengan agitasi pada suhu dingin (<10 ºC). dan sukrosa 1% (b/b)). Surimi dimasukkan
Pencucian pertama pada ikan kembung kedalam plastik PE masing-masing seberat
dilakukan penambahan natrium bikarbonat 250 g dan disimpan dalam referigerator (suhu
(NaHCO3) sebanyak 0,5% (b/v); sedangkan 5 oC) selama 9 hari. Setiap 3 hari dilakukan
ikan pari hanya menggunakan air dingin. Pada analisis terhadap parameter pH, TVB, PLG,
pencucian terakhir dari masing-masing total plate count (TPC) (Fardiaz, 1993),
frekuensi pencucian dilakukan dengan derajat putih (Kett Electric Laboratory, 1981),
menambahkan garam sebanyak 0,3% (b/v), water holding capacity (WHC) (Dagbjartsson
baik pada surimi ikan kembung maupun dan Solberg, 1972 dalam Wahyuni, 1992) dan
surimi ikan pari untuk meningkatkan kekuatan kekuatan gel untuk mengetahui perubahan
ionik air sehingga memudahkan proses karakteristiknya selama penyimpanan dingin.
dewatering.
2.3. Analisis data
Pada setiap tahapan pencucian Data dianalisis dengan analisis ragam,
dilakukan analisis kandungan protein larut menggunakan model rancangan percobaan
garam (PLG) (Saffle dan Galbraeth (1964) acak lengkap yang disusun secara faktorial
dalam Wahyuni 1992) dan nilai kekuatan gel
dengan dua faktor, yaitu: faktor
(Shimizu et al. 1992), sedangkan analisis
pengkomposisian dan penyimpanan dingin
kadar urea (AOAC 1995) dilakukan hanya
dengan masing-masing tiga kali pengulangan,
pada surimi ikan pari. Setelah diperoleh
serta menggunakan uji lanjut Duncan (Steel
frekuensi pencucian terbaik, kemudian
dan Torrie, 1980).
dilakukan pengkomposisian surimi ikan pari
dan ikan kembung dengan perbandingan 100%
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
: 0%, 75% : 25%, 50% : 50%, 25% : 75%, 0% 3.1. Komposisi kimia daging lumat ikan
kembung dan pari
: 100%. Pengkomposisian terhadap kedua Karakteristik kimia terhadap bahan
surimi dilakukan dengan menggunakan food baku yang digunakan meliputi analisis
processor sehingga dihasilkan pasta surimi proksimat (kadar air, abu, lemak, protein kasar
yang homogen, kemudian dilakukan uji dan karbohidrat), urea, TVB, dan pH. Hasil
kekuatan gel. Surimi hasil pengkomposisian analisis karakteristik kimia bahan baku
terbaik (campuran pari dan kembung), surimi selengkapnya disajikan pada Tabel 1.
pari dan surimi kembung kemudian
ditambahkan cryoprotectant (sorbitol 1% (b/b)
Tabel 1. Karakteristik kimia daging lumat ikan kembung dan ikan pari

Parameter Ikan kembung Ikan pari


Air (%) 75,97 77,86
Abu (%) 1,02 1,36
Lemak (%) 10,13 1,49
Protein kasar (%) 10,23 17,16
Karbohidrat (%) 2,65 2,13
Urea (%) - 1,03
TVBN (mg N/ 100 g ) 9,00 3,50
Nilai pH 5,68 6,30

Ikan kembung termasuk kedalam kelompok elasmobranchii. Daging ikan


golongan ikan berprotein tinggi dan berlemak elasmobranchii memiliki kadar urea sekitar 1-
sedang, sedangkan ikan pari termasuk 2% yang mudah sekali terurai sehingga
kedalam golongan ikan berprotein tinggi dan menimbulkan aroma pesing yang tajam
berlemak rendah. Ikan yang tergolong (Lagler et al.,1977).
berlemak rendah dan berprotein tinggi Kedua jenis ikan yang digunakan
memiliki kandungan protein 15-20% dan dalam penelitian ini termasuk kedalam
kandungan lemak kurang dari 5% (Stansby kelompok ikan yang masih segar. Nilai pH
dan Olcott, 1963). Jenis ikan ini sangat cocok dan TVBN yang merupakan indeks kesegaran
untuk diolah menjadi surimi yang menekankan ikan menunjukkan nilai yang masih rendah (di
atribut kekuatan gel, dimana kekuatan bawah ambang kebusukan). Indeks kebusukan
gelberkorelasi positif dengan tingginya ikan untuk nilai TVBN adalah 30 mg N/100 g
kandungan protein, terutama protein miofibril (Ozogul dan Ozogul, 2000; Riebrory et al.,
(aktin dan miosin) dan rendahnya kandungan 2007). Nilai pH ikan segar berada pada
lemak. Ikan kembung mempunyai warna kisaran di bawah netral hingga netral, kisaran
daging merah terkait dengan tingginya pH tersebut menandakan bahwa ikan berada
kandungan lemak dan protein sarkoplasma dalam kondisi rigormortis (Amlacher, 1961;
yang berpengaruh terhadap pembentukan gel Eskin, 1990). Nilai pH ikan kembung lebih
surimi. Untuk memanfaatkan ikan kembung rendah dibandingkan dengan ikan pari. Ikan
sebagai bahan surimi diperlukan pencucian air dark fleshed species termasuk ikan kembung,
dingin dengan penambahan senyawa alkali sebagaimana dilaporkan Shimizu et al. (1992)
(NaHCO3) untuk meminimalkan kandungan mempunyai karakteristik penurunan pH yang
protein sarkoplasma, lemak dan menaikkan cepat ketika memasuki tahap pascamortem.
nilai pH. Ikan pari termasuk kedalam
Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

3.2. Penentuan frekuensi pencucian terbaik pengamatan penentuan frekuensi pencucian


Pencucian bertujuan untuk terbaik terhadap penurunan kadar urea surimi
meningkatkan kekuatan gel karena ikan pari disajikan pada Gambar 1, sedangkan
meningkatnya kandungan protein miofibril terhadap nilaikekuatan gel dan kandungan
dan menurunnya protein sarkoplasma. PLG surimi ikan pari dan kembung disajikan
Pencucian juga dapat meningkatkan kualitas pada Gambar 2.
warna, aroma dan juga melarutkan urea. Hasil

1.20
Kadar urea (%)

1.00

0.80

0.60

0.40

0.20

0.00
0 1 2 3 4

Frekuensi pencucian (kali)

Gambar 1. Pengaruh frekuensi pencucian terhadap penurunan kadar urea surimi ikan pari

Pencucian memberikan pengaruh nyata sebelumnya yang dilakukan Santoso et al.


terhadap penurunan kadar urea. Frekeunsi (2008) juga menunjukkan hasil yang sama
pencucian sebanyak 3 kali mampu yaitu pencucian dengan air dingin sebanyak 3
menurunkan kadar urea sebesar 95%, dan 4 kali mampu mengurangi kadar urea
sedangkan pada frekuensi pencucian 4 kali hingga 100% masing-masing pada surimi ikan
mampu mengurangi kadar urea hingga pari dan cucut.
mendekati 0% sehingga bau pesing yang
ditimbulkan urea tidak terdeteksi. Penelitian
Gambar 2. Hubungan antara frekuensi pencucian dengan kadar PLG dan kekuatan gel surimi ikan
pari dan kembung

Pada Gambar 2 terlihat adanya korelasi (2008) menunjukkan bahwa surimi ikan cucut
positif antara kandungan PLG dengan nilai pisang (Carcharinus falciformis) dan ikan pari
kekuatan gel kedua surimi. Nilai PLG dan kelapa (Trygon sephen) terbaik dihasilkan
kekuatan gel tertinggi dihasilkan pada pada frekuensi pencucian 3 kali.
frekuensi pencucian 2 kali untuk surimi ikan Tahap pencucian diperlukan untuk
kembung dan 3 kali untuk surimi ikan pari. meningkatkan kekuatan gel surimi, karena
Kekuatan gel surimi meningkat seiring dengan selama pencucian komponen-komponen
meningkatnya protein miofibril selama proses pengganggu dalam pembentukan gel seperti
pencucian. Hasil penelitian yang dilakukan darah, protein sarkoplasma, enzim pencernaan,
a
oleh Santoso et al. (2009 ) terhadap ikan garam anorganik dan senyawa organik
layang yang termasuk kedalam dark-fleshed berberat molekul rendah dapat dihilangkan
fish juga menunjukkan bahwa pencucian 2 kali (Benjakul et al., 1996; Chaijan et al., 2004).
menghasilkan kekuatan gel surimi tertinggi. Selain itu pencucian juga berfungsi untuk
Pencucian 2 kali juga memberikan kekuatan menghilangkan bau (odor) dan meningkatkan
gel tertinggi pada surimi yang dibuat dari derajat putih dari surimi yang dihasilkan.
campuran ikan hasil tangkapan sampingan
3.3. Penentuan Komposisi Terbaik Surimi
yang berupa campuran ikan beloso, gulamah, Pari dan Kembung
Surimi kembung mempunyai
swanggi dan kurisi (Santoso et al., 2009b).
kelemahan yaitu kemampuan pembentukan
Lebih lanjut hasil penelitian Santoso et al.
Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

gel yang rendah dan warna surimi yang mempunyai karateristik pembentukan gel dan
cenderung lebih gelap terkait dengan warna yang baik. Nilai kekuatan gel hasil
karakteristik dagingnya. Kondisi tersebut pengkomposisian kedua jenis surimi disajikan
akan berpengaruh terhadap penerimaan pada Gambar 3.
konsumen, sehingga perlu dilakukan
pengkomposisian dengan ikan pari yang

350
291,72a
300 267,01a
Kekuatan gel (g cm)

250

200

150
98,01b
100
52,05b 64,76b
50

Pengkomposisian

Pari (100%) / Singray (100%) Pari : Kembung (75%:25%) / Stingray : Mackerel (75%:25%)

Pari : Kembung (50%:50%) Pari : Kembung (25%:75%) / Stingray : Mackerel (25%:75%)

Kembung (100%) / Mackerel (100%)

Gambar 3. Nilai kekuatan gel surimi hasil pengkomposisian antara ikan pari dan kembung. Nilai-
nilai pada grafik yang diikuti huruf superscript berbeda (a, b) menunjukkan beda nyata (p
< 0,05)

Pengkomposisian antara surimi pari pengkomposisian dapat meningkatkan nilai


dan kembung memberikan pengaruh nyata kekuatan gel surimi kembung.
terhadap nilai kekuatan gel. Surimi pari tanpa Pengkomposisian antara surimi daging putih
kombinasi dengan kembung mempunyai nilai dan merah yaitu surimi kakap dan layang pada
kekuatan gel yang tertinggi dan berbeda nyata proporsi 1:1 juga menghasilkan nilai kekuatan
dengan komposisi lainnya kecuali komposisi gel tinggi (Santoso et al., 2009a). Berdasarkan
surimi pari 75% dan kembung 25%. Hal ini hasil tersebut, maka dipilih komposisi pari
menunjukkan bahwa melalui metode 75% dan kembung 25% sebagai komposisi
terbaik yang akan dilihat perubahan sifat disimpan pada suhu dingin selama 9 hari
fisiko-kimia dan mikrobiologinya selama untuk dipelajari perubahan karakteristik
penyimpanan dingin dibandingkan dengan fisiko-kimia dan mikrobiologinya.Tabel 2 dan
surimi tunggal yaitu pari dan kembung. 3 berturut-turut menyajikan perubahan
karakteristik fisik dan kimia surimi selama
3.4. Perubahan karakteristik surimi selama
penyimpanan dingin penyimpanan dingin.
Surimi pari, kembung dan kombinasi
terbaik (campuran pari dan kembung)

Tabel 2. Perubahan karakteristik fisik surimi selama penyimpanan dingin


Lama penyimpanan (hari)
Parameter Komposisi surimi
0 3 6 9
Pari 166,90a/p 119,15a/p 88,16a/q 70,81a/q
Kekuatan gel (g Kembung 111,05b/p 57,35b/q 46,02b/q 31,20b/r
cm) Pari : Kembung (75% :
148,39a,b/p 126,63a/p 92,01a/q 72,40a/q
25%)
Pari 51,97a/p 47,81a/p,q 36,67a/q 23,40a/r
Kembung 47,31a/p 37,09a/p,q 22,55b/q,r 12,02b/r
WHC (%)
Pari : Kembung (75% :
56,21a/p 44,054a/q 32,51a/r 22,16a/r
25%)
Pari 47,20a/p 44,92a/p 44,90a/p 44,48a/p
Derajat putih Kembung 37,93a/p 37,58a/p 34,05a/q 31,05a/q
(%) Pari : Kembung (75% :
43,07a/p 41,68a/p 40,30a/p 40,05a/p
25%)
Angka-angka pada kolom yang sama untuk masing-masing parameter yang diikuti huruf superscript berbeda (a, b) menunjukkan
beda nyata (p < 0,05). Angka-angka pada baris yang sama untuk masing-masing parameter yang diikuti huruf superscript
berbeda (p, q, r) menunjukkan beda nyata (p<0,05).

kombinasi pari kembung. Pada hari ketiga,


3.5. Kekuatan gel
penurunan kekuatan gel surimi kembung
Pengkomposisian mampu
sekitar 94%. Hal ini mengindikasikan bahwa
meningkatkan kekuatan gel surimi kembung
surimi kembung mempunyai kestabilan yang
dari111,05 g cm menjadi 148,39 g cm;
rendah ketika disimpan dalam suhu dingin.
meskipun nilai tersebut masih lebih rendah
Penurunan nilai kekuatan gel sebanding
dibandingkan dengan surimi pari 166,90 g
dengan penurunan PLG dari surimi. Dalam hal
cm.Kekuatan gel surimi dari masing-masing
ini PLG ikan kembung menurun tajam dari
komposisi dipengaruhi secara nyata oleh
9,00% menjadi 4,79% selama 3 hari
lamanya penyimpanan, yaitu nilainya menurun
penyimpanan (Tabel 3).
seiring dengan lamanya penyimpanan.
Selama penyimpanan dingin, protein
Terlihat bahwa kecepatan penurunan nilai
miofibril yang terdapat dalam tiap kombinasi
kekuatan gel surimi ikan kembung lebih cepat
surimi mengalami perubahan sifat
dibandingkan dengan surimi pari dan
fungsionalnya dalam pembentukkan gel.
Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

Faktor yang mempengaruhi perubahan sifat disebabkan oleh aktivitas bakteri dan enzim,
fungsional protein miofibril diantaranya denaturasi protein akibat penyimpanan dingin
adalah degradasi protein yang dapat (Benjakul et al., 1996; Choi et al., 2005).

Tabel 3. Perubahan karakteristik kimia surimi selama penyimpanan dingin


Lama penyimpanan (hari)
Parameter Komposisi surimi
0 3 6 9
Pari 7,35b/s 27,44b/r 86,73b/q 130,16a/p
TVBN Kembung 18,15a/r 33,81b/r 125,93a/q 246,49b/p
(mg N/100 g) Pari : Kembung (75%
21,07a/s 51,89a/r 148,96a/q 271,87a/p
: 25%)
Pari 6,80a/q 7,46a/p 5,79a/r 5,70a/r
Kembung 6,21b/q 6,61b/p 5,30b/r 5,12b/r
Nilai pH
Pari : Kembung (75%
6,69a/q 7,34a/p 5,57a,b/r 5,29b/s
: 25%)
Pari 7,27a,b/p 6,02a/p 5,67a/p 2,38a/q
Kembung 9,00a/p 4,79a/q 1,88b/r 1,91a/r
PLG (%)
Pari : Kembung (75%
5,54b/p 5,14a/p,q 3,29a,b/q,r 1,55a/r
: 25%)
Angka-angka pada kolom yang sama untuk masing-masing parameter yang diikuti huruf superscript berbeda (a, b) menunjukkan beda
nyata (p < 0,05). Angka-angka pada baris yang sama untuk masing-masing parameter yang diikuti huruf superscript berbeda (p, q, r)
menunjukkan beda nyata (p < 0,05)

hidrofilik. Penurunan nilai WHC surimi


3.6. Water holding capacity (WHC)
selama penyimpanan berkorelasi positif
Surimi merupakan konsentrat protein
dengan kandungan PLG. Degradasi dari
basah, sehingga banyaknya air yang berikatan
protein miofibril selama penyimpanan
dengan protein dan dinyatakan sebagai nilai
menyebabkan ruang diantara jaringan akan
WHC merupakan fungsi dari komposisi asam
semakin sempit sehingga jumlah air yang
amino dan bentuk proteinnya, seperti
terikat (terperangkap) akan semakin
banyaknya gugus polar, anion dan kation yang
berkurang. Turunnya nilai WHC surimi akibat
ada di dalamnya (Hudson, 1992).Nilai WHC
proses kemunduran mutu miofibril daging
surimi selama penyimpanan suhu dingin
lumat menyebabkan kekuatan gel surimi ikut
mengalami penurunan secara nyata. Adanya
menurunkarena dalam proses pembentukan
pengkomposisian tidak berpengaruh terhadap
gel, reaksi antar protein-air akan semakin
peningkatan nilai WHC. Secara umum
berkurang seiring dengan lamanya
semakin besar jumlah PLG maka kemampuan
penyimpanan (Zayas, 1997).
surimi dalam mengikat air juga semakin besar,
meskipun ada faktor lain yang lebih berperan
yaitu komposisi asam amino yang bersifat
Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

3.7. Derajat putih Ozogul, 2000; Riebrory et al., 2007). Selama


Nilai derajat putih surimi cenderung penyimpanan dingin terjadi degradasi protein
mengalami penurunan selama penyimpanan menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana
beku, walaupun secara statistik nilainya tidak seperti trimetilamina dan amonia akibat
berbeda nyata. Meskipun pengkomposisian aktivitas enzimatis dan mikrobiologis.
surimi tidak berpengaruh nyata terhadap Peningkatan konsentrasi TVBN menurut
parameter derajat putih, tetapi terlihat bahwa Riebroy et al. (2007) berhubungan dengan
nilai derajat putih surimi kembung yang pertumbuhan mikroba dan dapat digunakan
dikombinasikan dengan surimi pari lebih sebagai indikator kerusakan surimi.
tinggi dibandingkan dengan surimi kembung Banyaknya jumlah mikroba yang terdapat
pada berbagai lama penyimpanan. Penurunan pada surimi menjadikan proses degradasi
nilai derajat putih dari ketiga jenis surimi protein menjadi senyawa basa nitrogen lebih
diduga lebih disebabkan oleh reaksi cepat sehingga konsentrasi TVB juga
nonenzimatis yaitu reaksi antara asam amino meningkat tajam pada penyimpanan hari
yang berasal dari surimi dan gula (sukrosa, keenam hingga hari kesembilan.
sorbitol) yang ditambahkan dalam proses
3.9. Nilai pH
pembuatan surimi sebagai cryprotectant. Derajat keasaman atau pH
Selain itu penurunan nilai derajat putih dapat mempengaruhi kelarutan protein. Kelarutan
juga disebabkan oleh peristiwa oksidasi lemak protein akan menentukan kekuatan gel yang
yang menghasilkan komponen malonaldehida dihasilkan (Suzuki, 1981). Menurut Shimizu et
yang dapat berinteraksi dengan asam amino al. (1992), gel yang elastis sulit terbentuk
membentuk base-shift utamanya pada apabila pH surimi berada di luar kisaran 6-8.
golongan dark-fleshed fish (Eskin, 2000). Pada pH asam protein miofibril bersifat
kurang stabil, kecepatan denaturasi protein
3.8. Total volatile base nitrogen (TVBN)
Nilai TVBN ketiga komposisi surimi juga lebih cepat terjadi sehingga

selama penyimpanan dingin terjadi mempengaruhi kemampuan pembentukan gel

peningkatan secara nyata. Pada awal surimi. Pola perubahan nilai pH ketiga surimi

penyimpanan, kadar TVBN pada semua selama penyimpanan sama yaitu meningkat

komposisi surimi sudah terdeteksi. Hal ini pada hari ketiga dan menurun pada hari

wajar karena basa volatil nitrogen terdapat keenam dan kesembilan. Kenaikan nilai pH

pada setiap jenis ikan walaupun dalam kondisi utamanya disebabkan proses autolisis yang

segar dan digunakan sebagai salah satu dapat menguraikan protein sehingga tercipta

parameter kesegaran ikan (Ozogul dan kondisi optimum bagi tumbuhnya mikroflora
pembusuk dengan menghasilkan 3.11. Total plate count (TPC)
senyawabiogenik amin (Connell, 1980). Jumlah total mikroba pada ketiga jenis
Penurunan pH pada lama penyimpanan hari surimi meningkat seiring dengan lamanya
keenam dan kesembilan mengindikasikan penyimpanan dingin (Gambar 4). Ikan
adanya pertumbuhan bakteri penghasil asam, merupakan produk pangan yang
seperti Pseudomonas sp dan Shewanella mempunyaikandungan nutrisi yang tinggi
putrefaciens. Jay (1996) melaporkan bahwa sehingga menjadi media pertumbuhan yang
kedua jenis bakteri tersebut dapat hidup pada ideal bagi mikroba. Kandungan TPC pada
suhu chilling (0-7 ºC). penyimpanan hari ke-0 tergolong cukup
3.10. Protein larut garam (PLG) tinggi. Hal ini menandakan sudah ada aktivitas
PLG adalah kelompok protein miofibril mikrobiologi pada daging ikan sejak awal.
yang tersusun oleh aktin dan miosin sebagai Nilai rata-rata TPC masih memenuhi batas
penyusun utamanya. Sifat dari miofibril maksimum menurut SNI 01-2729.1-2006 yaitu
adalah mudah larut dalam garam dengan sebesar 5 x 105 koloni/g.
konsentrasi 2-3% Suzuki (1981). PLG Peningkatan jumlah mikroba pada
bertanggung jawab terhadap kualitas surimi, surimi pari lebih tinggi dibandingkan surimi
karena memiliki kemampuan untuk kembung dan kombinasi keduanya terutama
membentuk struktur tiga dimensi gel. Nilai pada lama penyimpanan 6 dan 9 hari. Hal ini
PLG surimi selama penyimpanan dingin mengindikasikan bahwa mikroba yang tumbuh
mengalami penurunan secara nyata. adalah bersifat proteolitik, karena ikan pari
Penurunan nilai PLG paling cepat terdapat temasuk kedalam golongan ikan berprotein
pada surimi kembung. Pada lama tinggi dan berlemak rendah. Aktivitas bakteri
penyimpanan 3 dan 6 hari nilai PLG turun dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
sangat tajam berturu-turut dari 9,00% menjadi asam-asam amino seperti asam glutamat, asam
4,79% dan 1,88%. Penurunan nilai PLG aspartat, lisin, histidin, dan arginin. Senyawa-
selama penyimpanan dingin diduga senyawa seperti asam amino, glukosa, lipida,
disebabkan aktivitas enzim proteinase seperti trimetilamina oksida, dan urea dapat diubah
katepsin D, kalpain dan alkali proteinase yang oleh bakteri menjadi produk yang dapat
banyak terdapat pada protein sarkoplasma dan digunakan sebagai indikator kebusukan seperti
juga aktivitas (Sikorski, 1996; Benjakul et hidrogen sulfida, karbonil, histamin dan
al.,1996). amonia (Bramstedt dan Auerbach, 1961).
Pertumbuhan mikroba pada bahan pangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

ketersediaan nutrisi, aw, jumlah oksigen, temperatur dan nilai pH (Su et al., 2005).

9
8.08
7.67 7.56
8 7.23 7.08 7.13

6.26 6.44
Log TPC (koloni/g)

7
6.06
6 5.22 5.04
4.88
5

0
0 3 6 9
Lama penyimpanan dingin (hari)
Pari (100%) / Stingray (100%)
Kembung (100%) / Mackerel (100%)
Pari : Kembung (75% : 25%) / Stingray : Mackerel (75% : 25%)

Gambar 4. Nilai log TPC surimi selama penyimpanan dingin

IV. KESIMPULAN vol I. Academic Press, New York. p


Surimi ikan pari dan ikan kembung 385-409.
terbaik berturut-turut dihasilkan melalui [AOAC] Analysis of the Association of
Official Analytical Chemists. 1995.
pencucian 3 dan 2 kali. Kombinasi surimi pari Official Methods Of Analysis of the
dan kembung yang menghasilkan kekuatan gel Association of Official Analytical
Chemists. Association of Official
terbaik adalah kombinasi pari 75% dan Analytical Chemistry, Maryland. 1899
kembung 25%. Selama penyimpanan dingin pp.
terjadi penurunan mutu yang mempengaruhi Benjakul, S., Seymour, T.A., Morrissey, M.T.,
and Haejung, A.N. 1996. Proteinase in
karakteristik surimi. Kemunduran mutu surimi pacific whiting surimi wash water:
tersebut ditandai dengan meningkatnya identification and characterization. J.
Food Sci. 61 (6): 1165-1170.
konsentrasi TVB dan total jumlah mikroba,
Bramsteadt, F., and Auerbach, M. 1961. The
serta menurunnya nilai kekuatan gel, WHC, spoilage of fresh water fish. Di dalam
derajat putih, pH dan PLG. Borgstrom, G. (ed.). Fish as Food vol I.
Academic Press, New York. p 613-637.
DAFTAR PUSTAKA Chaijan, M., Benjakul, S., Visessanguan, W.,
and Faustman, D.C. Characteristics and
Amlacher, E. 1961. Rigormortis in fish. Di gel properties of muscles from sardine
dalam Borgstorm, G. (ed.).Fish as Food (Sardinella gibbosa) and mackerel
(Rastrelliger kanagurta) caught in
Joko Santoso, Fie Ling, dan Ratna Handayani

Thailand. Food Res.Int. 37 (2004): J.W. (ed.). Surimi and Surimi Seafood.
1021-1030. CRC Press, Boca Raton. p 127-165.
Choi, J.Y., Kang, I.K., and Lanier, T.C. 2005. Okada, M. 1992.History of surimi technology
Proteolytic enzymes and control in in Japan. Di dalam Lanier TC, Lee CM
surimi. Di dalam Park, J.W. (ed.). (eds.). Surimi Technology. Marcel
Surimi and Surimi Seafood 2nd edition. Dekker Inc., New York. p 3-21.
CRC Press, Boca Raton. p 227 – 277. Ozogul, F., and Ozogul, Y. 2000.Comparison
Cornellia, M., Santoso, J., and Fiona. 2008. of methods used for determination of
Effect of composition and chill storaging total volatile base nitrogen (TVB-N) in
on physicochemical characteristics rainbow trout (Oncorhynchus mykiss).
changes in surimi made from shark Turk J. Zool 24: 113-120.
(Squalus sp) and mackerel (Rastrelliger Pipatsattayanuwong, S., Park, J.W., and
sp). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. Morrissey, M.T. 1995.Functional
6 (1): 59-74. properties and shelf life of fresh surimi
Eskin, N.A.M. 2000. Biochemistry of Food. from Pacific whitting.J. Food Sci. 60:
2nd edition. California: Academic Press. 1241-1244.
557 pp. Riebroy, S., Benjakul, S., Visessanguan, W.,
Fardiaz, S. 1991. Mikrobiologi Pangan. Pusat and Tanaka, M. 2007. Effect of iced
Antar Universitas Pangan dan Gizi, storage of bigeye snapper (Priacanthus
Institut Pertanian Bogor, Bogor. 285 pp. tayenus) on the chemical composition,
Fitrial, Y. 2000. Pengaruh konsentrasi tepung properties and acceptability of Som-fug,
tapioka, suhu dan lama perebusan a fermented Thai fish mince. Food
terhadap mutu gel daging ikan cucut Chemistry. 102 (1): 270-280.
lanyam (Carcharinus limbatus) [tesis]. Santoso, J., Yasin, A.W.N., and Santoso.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian 2007. Perubahan sifat fisiko-kimia
Bogor, Bogor. 143 pp. daging lumat ikan cucut dan pari akibat
Hamann, D.D, and MacDonald, G.A. 1992. pengaruh pengkomposisian dan
Rheology and texture properties of penyimpanan dingin. Jurnal Perikanan
surimi and surimi-based foods.Di dalam dan Kelautan. 12(1): 1-7.
Lanier, T.C, and Lee, C.M. (eds.). Santoso, J., Yasin, A.W.N., and Santoso.
Surimi Technology. Marcel Dekker, 2008. Perubahan karakteristik surimi
New York. p 429-500. ikan cucut dan pari akibat pengaruh
Hudson, B.J.F. 1992. Biochemistry of Food pengkomposisian dan penyimpanan
Proteins. Elsevier Applied Sci., London. dingin daging lumat. Jurnal Teknologi
419 pp. dan Industri Pangan. 19(1): 57-66.

Kett Electric Laboratory. 1981. Operating Santoso, J. 2009. Perubahan karakter surimi
Instruction Kett Digital Whiteness selama penyimpanan beku. Food Review
Meter. Tokyo. 15 pp. Indonesia. IV (8): 36-40.

Lagler, K.F, Bardach, J.E., Miller, R.R., and Santoso, J., Hetami, R.R., Uju, Sumaryanto,
Passino, D.R.M. 1977.Ichtiology. 2nd H., and Chairita. 2009a. Perubahan
edition. John Willey and Sons Inc., New karakteristik surimi dari ikan daging
York. 506 pp. merah, daging putih dan campuran
keduanya selama penyimpanan beku
Morrissey, M.T., Park, J.W., and Huang, L. [prosiding].Seminar Nasional Perikanan,
2000. Surimi processing waste: its Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan,
control and utilization. Di dalam Park, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. 1-12.
Santoso, J., Nauli, D.Z., and Trilaksani, W. cryoprotectant effect of shrimp chitin
2009b. Karakteristik empek-empek and shrimp chitin hydrolysate on
kering dari surimi multispesies ikan denaturation and unfrozen water of
hasil tangkapan sampingan [prosiding]. lizard surimi during frozen storage.
Seminar Ilmiah dan Pameran Food Res. Int. 28: 345-355.
Pengolahan Produk dan Bioteknologi
Stansby, M.E., and Olcott, H.S. 1963.
Kelautan dan Perikanan-I . Badan Riset
Composition of fish. Di dalam Stansby,
Kelutan dan Perikanan, Departemen M.E. (ed.). Industrial Fisheries
Kelautan dan Perikanan, Jakarta. [in Technology. Reinhold Publishing Co.,
press]. New York. p 339-349.
Sikorski, Z.E. 1999.Seafood: Resources, Steel, R.G.D., and Torrie, J.H. 1980.
Nutritional Composition, and Principles and Procedures of Statistic a
Preservation. CRC Press, Florida. 248 Biometrical Approach. McGraw-Hill
pp. Book Company, London. 633 pp.
Shimizu,Y., Toyohara, H., and Lanier, T.C. Su, Y.C., Daeschel, M.A., Frazier, J., and
1992. Surimi production from fatty and Jaczynski, J. 2005. Microbiological and
dark-fleshed fish species. Di dalam pasteurization of surimi seafood. Di
Lanier, T.C., and Lee, C.M. (eds.). dalam Park, J.W. (ed.). Surimi and
Surimi Technology. Marcel Dekker Inc., Surimi Seafood 2nd edition. CRC Press,
New York. p 181-207. Boca Raton. p 585 – 648.
SNI [Standar Nasional Indonesia]. 1998. Suzuki, T. 1981. Fish and Krill Protein in
Penetapan total volatile base nitrogen. Processing Technology. Applied Science
SNI-01-4495-1998.Badan Standardisasi Publishing, Ltd., London. 260 pp.
Nasional, Jakarta. 6 pp.
Wahyuni, M. 1992. Sifat kimia dan fungsional
SNI [Standar Nasional Indonesia]. 2006. Ikan ikan hiu lanyam (Charcarinus limbatus)
segar – bagian 1: spesifikasi. SNI-01- serta penggunaannya dalam pembuatan
2729.6-2006. Badan Standardisasi sosis [tesis]. Program Pascasarjana,
Nasional, Jakarta. 6 pp. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 135 pp.
Somjit, K., Ruttanapornwareesakul, Y., Hara, Zayas, J.F. 1997. Functionality of Proteins in
K., and Nozaki, Y. 2005. The Food. Springer-Verlag, Berlin. 358 pp.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai