Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM 1

DEFERENSIATOR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah LAB 05
Dibimbing Oleh I Made Wirawan,S.T.,S.S.T.,M.T.

Disusun Oleh :
Ardhi Kurniawan Asro (160534611666)
Khoirul Shahif Khoharudin (160534611652)
Pendhi Prastistiyantoro (160534611619)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FEBRUARI 2018
1.1 TUJUAN

1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat deferensiator sebagai aplikasi


dari rangkaian OP AMP.
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian penguat deferensiator sebagai aplikasi dari
rangkain OP AMP.
3. Mahasiswa dapat menganalisis rangkaian penguat deferensiator sebagai aplikasi dari
rangkaian OP AMP.

1.2 DASAR TEORI

1.2.1 Penguat Deferensial

Penguat diferensial adalah suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang
merupakan selisih dari kedua masukannya. Penguat ini mampu memperkuat sinyal yang
kecil. Keluaran dari penguat ini sebanding dengan perbedaan tegangan kedua
masukannya. Penguat diferensial ini mampu mengurangi noise dengan sangat baik.
Gambar 1 menunjukkan rangkaian penguat diferensial.

Gambar 1 penguat deferensial

Differential Amplifier sirkuit adalah rangkaian op - amp sangat berguna dan dengan
menambahkan resistor lebih secara paralel dengan resistor R1 dan R3 masukan , sirkuit
yang dihasilkan dapat dibuat untuk salah satu "Tambah" atau "Kurangi" tegangan
diterapkan untuk input masing-masing. Salah satu cara yang paling umum untuk
melakukan ini adalah untuk menghubungkan "resistif Bridge" biasa disebut Jembatan
Wheatstone ke input dari penguat seperti yang ditunjukkan di bawah ini .
Standar Diferensial Amplifier sirkuit sekarang menjadi pembanding tegangan diferensial
oleh "Membandingkan" satu tegangan input yang lain. Misalnya, dengan
menghubungkan satu input untuk referensi tegangan tetap mengatur pada satu kaki dari
jaringan jembatan resistif dan lainnya ke salah satu "Termistor" atau "Cahaya
Tanggungan Resistor" rangkaian penguat dapat digunakan untuk mendeteksi baik rendah
atau tinggi tingkat suhu atau cahaya sebagai tegangan output menjadi fungsi linear dari
perubahan di leg aktif dari jembatan resistif dan ini ditunjukkan di bawah ini .

Cahaya Activated Differential Amplifier

Berikut rangkaian di atas bertindak sebagai saklar diaktifkan cahaya yang mengubah
output relay baik "ON" atau "OFF" sebagai tingkat cahaya yang terdeteksi oleh LDR
resistor melebihi atau berada di bawah nilai yang telah ditetapkan di V2 ditentukan oleh
posisi VR1.

Sebuah referensi tegangan tetap diterapkan pada input pembalik terminal V1 melalui R1
- tegangan jaringan pembagi R2 dan variabel tegangan (sebanding dengan tingkat
cahaya) diterapkan pada non -pembalik terminal input V2. Hal ini juga memungkinkan
untuk mendeteksi suhu menggunakan jenis sirkuit hanya dengan mengganti Tanggungan
Resistor Cahaya (LDR) dengan termistor. Dengan bertukar posisi VR1 dan LDR, sirkuit
dapat digunakan untuk mendeteksi baik terang atau gelap , atau panas atau dingin dengan
menggunakan termistor .

Salah satu keterbatasan utama dari jenis amplifier desain adalah bahwa impedansi input
yang lebih rendah dibandingkan dengan konfigurasi penguat operasional lainnya ,
misalnya, (input tunggal berakhir ) non - pembalik penguat . Setiap sumber tegangan
input memiliki untuk mendorong arus melalui resistansi masukan, yang memiliki
impedansi keseluruhan kurang dibandingkan dengan op-amp masukan saja. Ini akan
bagus untuk sumber impedansi rendah seperti jembatan rangkaian di atas, tapi tidak
begitu baik untuk sumber impedansi tinggi .

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menambahkan Unity
Gain Amplifier Buffer seperti pengikut tegangan terlihat pada tutorial sebelumnya untuk
masing-masing resistor masukan. Hal ini kemudian memberi kita sebuah rangkaian
penguat diferensial dengan impedansi masukan yang sangat tinggi dan impedansi output
yang rendah karena hanya terdiri dari dua buffer non-pembalik dan satu penguat
diferensial . Hal ini kemudian menjadi dasar bagi sebagian besar " Instrumentasi
Amplifier " .
Rumus penguatan tegangan dari penguat diferensial adalah sebagai berikut
(𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1
1.3 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum penguat Integrator
No. Nama Alat dan Bahan Fungsi
1. Resistor 1 kΩ dan 2 kΩ Sebagai penghambat arus listrik
2. IC Op-Amp Lm741 Sebagai penguat tegangan
3. Power Supply Sebagai sumber tegangan
4. Project Board Sebagai tempat untuk merangkai
rangkaian komponen-komponen listrik
5 AVO meter Sebagai alat ukur arus tegangan dan
hambatan pada rangkaian
6 Potensiometer 50 kΩ Sebagai pengatur tegangan pada
rangkaian
7 Jumper Sebagai penghubung antar komponen
1.4 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif sebelum digunakan!
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada lembar kegiatan belajar!
3. Pastikan tegangan keluaran catu daya sesuai yang dibutuhkan.
4. Dalam menyusun rangkaian, perhatikan letak kaki-kaki komponen.
5. Sebelum catu daya dihidupkan, hubungi dosen pendamping untuk mengecek kebenaran
pemasangan rangkaian.
6. Kalibrasi terlebih dahulu alat ukur yang akan digunakan.
7. Dalam menggunakan meter kumparan putar, mulailah dari batas ukur yang besar. Bila
simpangan terlalu kecil dan masih dibawah batas ukur yang rendah, turunkan batas ukur.
8. Hati-hati dalam penggunaan peralatan praktikum!
1.5 LANGKAH PERCOBAAN
1. Lihat gambar 1.2, lalu pahami fungsi tiap konektor pada modul penguat differensial

Gambar 1.2 Penguat Deferensial

2. Hubungkan konektor Vcc 12 Volt pada teganan sumber 12 Volt


3. Hubungkan konektor GND pada ground
4. Hubungkan konektor V1 dengan AVO meter lalu ukur tegangan V1 sebesar 1 V
5. Hubungkan konektor V2 dengan AVO meter lalu ukur tegangan V2 sebesar 1 V
6. Amati tegangan pada Vout lalu catat hasilnya pada tabel
7. Ulangi langkah 5 untuk tegangan V1 dan V2 sesuai tabel hasil
8. Kemudian isi tabel yang sudah disediakan
1.6 DATA HASIL PRAKTIKUM

No. V1 (V) V2 (V) Vout (V)


1 1 1 1,046 V
2 1 2 2,023 V
3 1 3 3,024 V
4 1 4 4,05 V
5 1 5 5,18 V
6 5 1 1,047 V
7 4 1 1,051 V
8 3 1 1,049 V
9 2 1 1,045 V
10 5 5 1,046 V
1.7 ANALISIS HASIL PRAKTIKUM

No. Vout Perhitungan Vout Praktikum Selisih


1 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 1,046 V 0,716 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = 0,33 V
2 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 2,023 V 0,353 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = 1,67 V
3 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 3,024 V 0,024 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = 3 V
4 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 4,05 V 0,25 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = 4,3 V
5 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 5,18 V 0,49 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = 5,67 V
6 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 1,047 V 2.623 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = - 3,67 V
7 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 1,051 V 1,619 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = - 2,67 V
8 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 1,049 V 0,621 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = - 1,67 V
9 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 1,045 V 0,375 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = -0,67 V
10 (𝑅𝑓+𝑅1)𝑅𝑔 𝑅𝑓 Vout = 1,046 V 0,604 V
Vout = (𝑅𝑔+𝑅2)𝑅1 V2 -𝑅1 V1

Vout = 1,65 V
1.7 FOTO SIMULASI DAN PRAKTIKUM

V1 V2
No. Foto Praktikum Foto Simulasi
(V) (V)

1 1 1

2 1 2

3 1 3

4 1 4
5 1 5

6 5 1

7 4 1

8 3 1

9 2 1
10 5 5

1.7 ANALISIS HASIL PRAKTIKUM

Penguat deferensiator adalah “lawan” atau “kebalikan” dari penguat integrator.


Konfigurasi untai op-amp penguat deferensiator adalah sama dengan konfigurasi untai
penguat inverting. Pada praktikum penguat deferensiator kali ini, dimaksudkan untuk
mengamati nilai tegangan output dari rangkaian penguat deferensial, yang mana apakah
nilai tegangan output sama atau tidak dengan perhitungan dan simulai yang telah
dilakukan, ketika nilai V1 dan V2 diubah sesuai tabel yang diinginkan.

Dari praktikum penguat deferensial yang telah kami lakukan, kami pendapati nilai
output yang berbeda antara praktikum dengan perhitungan dan simulasi, namun perbedaan
tersebut ada 2 kondisi, yang mana pada praktikum percobaan data pertama sampai ke 5
kami mendapati nilai yang bisa dikatakan sesuai dengan perhitungan dan simulasi
dikarenakan selisis nilai output praktikum, simulasi dan perhitungan tidak begitu jauh, akan
tetapi berbeda ketika percobaan data ke 6 sampai 9 kami mendapati nilai yang begitu
berbeda antara data percobaan dan data simulasi maupun perhitungan, yang mana
seharusnya pada simulasi dan perhitungan itu datanya negative dalam satuan mv tapi pada
praktikum didapati nilai output positif dalam satuan volt dan untuk data terakhir yaitu nilai
V1=5 volt dan V2=5volt kami mendapati nilai ouput yang sesuai juga dengan data
perhitungan dan simulasi.

Berdasarkan data praktikum, perhitungan dan simulasi yang telah kami lakukan
dapat kita analisis bahwa terjadinya perbedaan nilai output antara praktikum, perhitungan
dan simulasi yang telah dilakukan dapat disebabkan oleh beberapa factor, factor pertama
yang mungkin mempengaruhi dalam praktikum ini bisa disebabkan karena rangkaian itu
sendiri, apakah ada salah satu rangkaian yang copot, sehingga tidak tersambung antara satu
kompunen dengan komponen yang lain dan kalaupun perbedaan dalam pengukuran itu
disebabkan karena salah dalam merangkai komponen itu sendiri, kami kira tidak, karena
sebelumnya telah kami dapatkan data output yang sesuai dengan perhitungan dan simulasi
akan tetapi kenapa ketika dilakukan pengukuran untuk data selanjutnya mendapati data
yang sangat berbeda, mungkin itu disebabkan oleh factor yang lain. Factor kedua yang
mungkin mempengaruhi pengukuran bisa jadi dari alat ukur yang digunakan, apakah alat
ukurnya eror ataupun rusak ketika melakukan pengukuran. Dan factor ketiga yang
mungkin mempengaruhi pengukuran yaitu faktor dari manusia atau pengukur itu sendiri
karena ketika pengukur melakukan pengukuran dan tangan dari pengukur menyentuh kabel
atau penghubung antara kabel rangkaian dengan alat ukur, maka itu dapat berpengaruh
pada pengukuran, hal ini disebabkan karena sebenarnya tubuh kita itu mengandung suatu
hambatan tersendiri yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. dan masih banyak lagi
hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

1.8 KESIMPULAN
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah
dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu
sebesar Rf/R1 untuk R1 = R2 dan Rf = Rg. Pada dasarnya, seperti yang kita lihat dari data
praktikum perhitungan dan simulasi bahwasanya pada op -amp "Differential Amplifier"
tergantung konfigurasi masukan mereka, sehingga satu sinyal tegangan ke salah satu
terminal input dan sinyal lain tegangan ke terminal input lain tegangan output yang
dihasilkan akan sebanding dengan " Perbedaan " antara dua sinyal tegangan input V1 dan
V2.
1.9 LATIHAN
1. Apa kelebihan penguat deferensial ?
2. Sebutkan aplikasi apa saja yang dapat dibangun dari penguat deferensial?

Jawab :

1. A). Penguat diferensial dipilih karena kemampuannya dalam menyingkirkan sinyal


mode common, sehingga dapat mengurangi pengaruh noise/interferensi yang
menganggu sinyal EKG. Noise/interferensi yang menganggu sinyal EKG dapat
dikurangi pengaruhnya dengan cara memasukkan noise tersebut ke dalam penguat
diferensial dalam bentuk mode common, sementara sinyal EKG dimasukkan ke penguat
dalam bentuk mode diferensial.

B). Penguat deferensial mampu memperkuat sinyal yang kecil dan mampu mengurangi
noise dengan sangat baik.

2. Penguat instrumentasi, instrumentasi, dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Basuki Putranto. 2014. Aplikasi Penguat op amp. (Online),


(http://basukidwiputranto.blogspot.co.id/2014/02/aplikasi-op-amp-ke-4-penguat.html),
diakses 30 Januari 2018.

Siwidarto, Ponco. 2012.Penguat Deferensial. (Online),


(http://instrumentasi.lecture.ub.ac.id/tag/penguat-diferensial/), diakses 30 Januari 2018.

Mahfud, fajar. 2014. IC LM741.(Online), (https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2014/05/26/ic-


lm741/), Diakses pada 30 Januari 2018.
DAFTAR PUSTAKA

http://basukidwiputranto.blogspot.co.id/2014/02/

Anda mungkin juga menyukai