Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar Praktek Mata Pelajaran
Pemasangan Instalasi Listrik Penerangan Bangunan Sederhana pada siswa kelas X TITL 2
(Teknik Instalasi Tenga Listrik) SMK N 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui model
pembelajaran Explicit Instruction. Metode Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
melalui 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TITL 2 yang berjumlah 30
orang. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah siswa dikatakan tuntas dalam belajar, bila
nilai hasil evaluasi ≥75. Melalui penerapan metode pembelajaran Explicit Instruction
(Pengajaran Langsung), pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat
diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Berkaitan dengan hal tersebut hasil belajar
siswa cenderung akan meningkat. Berdasarkan analisis data menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar praktek siswa pada mata pelajaranPemasangan instalasi listrik
Penerangan Bangunan Sederhana. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil
belajar pada akhir siklus I didapat angka pencapaian nilai rata-rata sebesar 70,89 dengan
daya serap (DS) 70,89% dan ketuntasan Belajar (KB) sebesar 56,6%. Sedangkan pada akhir
siklus II angka pencapaian nilai rata-rata sebesar 82,76 dengan daya serap (DS) 82,76% dan
ketuntasan Belajar (KB) sebesar 83,3%. Sedangkan untuk resspon siswa tehadap model
pembelajaran Explicit Instruction dapat dilihat bahwa dari 30 orang siswa, sebanyak 11 orang
siswa atau 36,6% dari jumlah siswa memberikan respon yang sangat positif terhadap
penerapan metode Eplicit Instruction ini dengan rentangan skor 45-50. Sedangakan sebanyak
19 orang siswa atau sekitar 63,3% memberikan respon positif dengan rentangan skor 40-44,5.
Dengan jumlah skor respon siswa diperoleh sebesar 1339 sehingga skor rata-rata respon
siswa sebesar 44, 63 dengan kategori fositif.
Hasil Belajar, Model Pembelajaran Explicit Instruction.
Abstract
This study aims to improve the results of Study Subjects Practice Installation Electrical
Installation Simple Building Illumination in class X TITL 2 (Power Plectrical Installation
Engineering) SMK N 3 Singaraja academic year 2012/2013 through Explicit Instruction
teaching model. Methods This study was a classroom action research through 2 cycles, with
each cycle consisting of planning, implementation, evaluation, observation, and reflection. The
subjects were students of class X TITL 2 which amounts to 30 people. Performance indicators
in this study were students completed the study said, if the value of the evaluation results ≥75.
1
2
Through the application of learning methods Explicit Instruction (Direct Teaching), direct
instruction specifically designed to develop students' learning about proseduran knowledge
and declarative knowledge that can be taught with the pattern step by step. Related to that
student learning outcomes are likely to increase. Based on the analysis of the data showed an
increase in the practice of student learning outcomes in eyes pelajaranPemasangan Simple
Building Illumination electrical installations. This is evidenced by an increase in learning
outcomes at the end of the first cycle attainment figures obtained an average value of 70.89
with absorption (DS) 70.89% and completeness Learning (KB) by 56.6%. While at the end of
the second cycle number achieving an average score of 82.76 with absorption (DS) 82.76%
and completeness Learning (KB) of 83.3%. As for the students resspon tehadap Explicit
Instruction teaching model can be seen that of the 30 students, a total of 11 students or 36.6%
of the students responded very positively to the implementation of this Instruction Eplicit
method with a score range of 45-50. While the students were 19 or about 63.3% gave a
positive response with a range of scores from 40 to 44.5. With a total score student responses
obtained for 1339 so that the average score student responses at 44, 63 with fositif category.
learning outcomes, learning model explicit instruction.
merasa asing dengan metode tersebut. sekolah sesuai dengan teori Slameto
Dengan kondisi seperti itu, maka (1995).
seorang guru diharapkan mampu Meningkatnya hasil belajar siswa
menjelaskan secara detail dan disebabkan karena penerapan metode
sistematis tentang metode yang pembelajaran Explicit Instruction secara
dipergunakan, sehingga siswa lebih benar, baik dan tepat, dapat
mudah memahami dan melaksanakan, mengoptimalkan proses pembelajaran
sehingga hasil belajar yang di capai secara holistik, baik aspek kognitif,
sesuai dengan yang diharapkan. afektif maupun psikomotorik siswa,
Hasil belajar siswa mengalami sehingga proses belajar mengajar
peningkatan pada siklus II, Hal ini menjadi aktif, kreatif, efektif dan
disebabkan karena pada siklus II menyenangkan.
metode yang diterapkan sudah dipahami Dengan demikian, untuk mengatasi
dengan baik oleh siswa, karena metode beragam permasalahan yang ditemui
tersebut sudah pernah dialami atau guru maupun siswa dalam
diterapkan pada Siklus I. pembelajaran, guru dapat
Untuk hasil belajar yang mengaplikasikan metode pembelajaran
diperoleh siswa pada siklus II Explicit Instruction. Penerapan metode
mengalami peningkatan yang signifikan, Explicit Instruction dapat dijadikan
yakni pada siklus I : Rata-rata Kelas (M) sebagai salah satu pilihan alternatif
71,66; Daya Serap (DS) 71,66 %; dan dalam upaya peningkatan hasil belajar
Ketuntasan Belajar (KB) 62,5%; siswa.
meningkat pada siklus II menjadi Rata- Untuk persentase peningkatan
rata Kelas (M) 82,76; Daya Serap (DS) ketuntasan belajar diawali dari data
82,76%; dan Ketuntasan Belajar (KB) observasi awal. Dari observasi awal
83,3%. Hal ini berarti pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar siswa
semua target penelitian yang ditetapkan sebesar 46,66%, kemudian setelah
telah terlampaui dan dapat dinyatakan, dilakukannya penerapan metode
penelitian di kelas X TITL 2 SMK Negeri pembelajaran Explicit Instruction pada
3 Singaraja dengan penerapan metode Siklus I peningkatan ketuntasan belajar
pembelajaran Explicit Instruction untuk mencapai 56,6%, dari data tersebut
mata pelajaran Pemasangan Instalasi peningkatan ketuntasan belajar
Penerangan Bangunan Sederhana, mencapai 21,30%. Dilanjutkan pada
berhasil dengan baik. siklus II siswa mampu memperoleh
Peningkatan hasil belajar ketuntasan belajar sebesar 83,3%,
mengalami peningkatan yang signifikan berpatokan pada data siklus I
disebabkan oleh karena siswa sudah peningkatan ketuntasan belajar
lebih terbiasa dengan metode mencapai 47,17%. Dari data tersebut
pembelajaran Explicit Instruction serta dapat disimpulkan peningkatan
secara psikologi siswa lebih bisa ketuntasan belajar dari data observasi
menerimanya. Begitu pula guru sudah awal dengan data pada siklus II, siswa
bisa menerapkan metode pembelajaran mengalami peningkatan ketuntasan
tersebut dengan baik. Karena tinggi belajar sebesar 78,53%.
rendahnya hasil belajar yang dicapai
oleh siswa dipengaruhi oleh faktor
internal yaitu faktor yang berasal dari diri
siswa dan psikologi dan faktor eksternal
seperti orang tua, guru atau tenaga
pendidik, keadaan ekonomi maupun
7
PENUTUP dari:http://blog.elearning.unesa.
Penerapan penerapan metode ac.id/alim-sumarno/perumusan-
pembelajaran Explicit Instruction pada evaluasipembelajaran-
pembelajaran Pemasangan Instalasi berbasis-kompetensi. Diakses
Penerangan Bangunan Sederhana tanggal 15 Agustus 2013.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur
kelas X TITL2 SMK Negeri 3 Singaraja. Penelitian, Rineka Cipta :
Hal ini dapat dilihat berdasarkan data Yogyakarta.
hasil belajar siswa dari observasi awal .................................. (2002). Prosedur
yang dilakukan, ketuntasan klasikal Penelitian, Rineka Cipta :
siswa hanya mencapai 46,66%, akan Yogyakarta.
tetapi setelah dilaksanakannya .................................. (2006). Prosedur
penerapan metode pembelajaran Penelitian, Rineka Cipta :
Explicit Instruction siswa yang tuntas Yogyakarta.
dalam proses pembelajaran untuk siklus ...................................(2010). Prosedur
I sebesar 56,6% dan pada siklus II penelitian : Suatu Pendekatan
sebesar 83,3%, dengan persentase Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta :
peningkatan dari data ketuntasan belajar Rineka Cipta
pada observasi awal dengan data Aqib Zainal. (2006). Penelitian Tindakan
ketuntasan belajar siklus I sebesar Kelas Bagi Pengembangan
21,30%, dari ketuntasan belajar pada Guru.Bandung: Irama Widya.
siklus I dengan ketuntasan belajar pada Chauhan, s. S. (2012) Innovations in
siklus II sebesar 47,17% dan untuk data Teaching Learning Process.
ketuntasan belajar pada observasi awal New Delhi : Vikas Publishing
dengan data ketuntasan belajar pada House PVT LTD.
siklus II sebesar 78,53 %. Penelitian ini Djamarah, Zain. 2010. Strategi Belajar
dapat dikategorikan berhasil karena Mengajar. Jakarta : Rineka
sudah mencapai target yaitu rata-rata Cipta.
kelas (M) 82,76 daya serap (DS) yaitu Dwi Qirana. S. dkk (2012).
82,76% dan ketuntasan belajar (KB) Penerapan model Explicit
83,3%. Instruction dalam Memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) Pada Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan
DAFTAR PUSTAKA Komunikasi Kelas VIII SMP
Arends. Dalam Trianto. 2011. Negeri 11 Cirebon. Jurnal
Mendesain Model Nasional 7(1): 38–60.
Pembelajaran Inovatif Progresif Hasan Sadly dan Echols John. M.,
Konsep, Landasan Dan Metode-Metode Mengajar,,
Implementasinya Pada Jakarta: Gramedia, 1977.
Kurikulum Tingkat Satuan Hopkins, D. (1993). A Teacher’s guide to
Pendidikan (KTSP). Jakarta: classroom research. Second
Kencana Prenada Group. edition. Buchingkam-
Ali, Lukman, dkk. (1995). Kamus Besar philadeplia: Open University
Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Press.
Depdikbud,Balai Pustaka, Iru dan La Ode Saifun Arihi. (2012).
Jakarta Analisis Penerapan
Alim Sumarno. (2011). Pengertian Pendekatan, Metode, Strategi
Pendidikan Keterampilan. dan Model – Model
Diambil
8