Anda di halaman 1dari 1

POTENSI PAJAK PENERANGAN JALAN DAN KONTRIBUSINYA PADA PAJAK DAERAH KOTA AMBON

PERIODE 2013-2018

1.1 Latar Belakang


Pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan sumber PAD merupakan unsur utama
pembangunan suatu daerah, sehingga perlu perhatian khusus dan usaha ekstra guna meningkatkan
pendapatan tersebut. Dalam jurnal “Tax Revenue and Economic Development” menjelaskan bahwa
Apabila pendapatan pajak diterima secara efektif dan dikelola dengan baik akan berdampak
terhadap pembangunan ekonomi karena pajak sebagai salah satu sumber pendapatan yang dapat
digunakan sebagai pembangunan infrastruktur daerah”. Sumber-sumber PAD menurut Undang-
Undang no. 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah menyatakan bahwa maka
penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-
luasnya, disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam
kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara dan menjadikan pajak daerah dan retribusi
daerah sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan
pemerintahan daerah.
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksanakan
pembangunan bagi seluruh rakyat, oleh karena itu, sebagai salah satu sumber penerimaan negara
yang sangat potensial dan jumlahnya yang relatif stabil maka pajak juga merupakan cerminan
partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan.
Pajak Penerangan Jalan (PPJ) merupakan pajak yang dibayar oleh masyarakat selaku pengguna
listrik saat membayar tagihan rekening listrik maupun saat pembelian token pulsa listrik. Pajak ini
dipungut setiap bulan oleh PT. PLN kemudian disetorkan ke Pemerintah Kabupaten/Kota dan
menjadi salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota, dari sektor pajak daerah. Secara
khusus, masyarakat di Kota Ambon selaku pembayar PPJ umumnya tidak mengetahui peran serta
mereka dalam pajak penerangan jalan. Bahkan ada yang berpendapat bahwa PPJ sudah tidak
diberlakukan lagi.
Hal ini semakin diperkuat dengan tidak dicantumkannya nilai PPJ yang wajib dibayarkan pada
nota pembayaran tagihan rekening listrik, oleh loket-loket pembayaran listrik tertentu. Berbeda
halnya untuk pembelian pulsa listrik (token) di bank ataupun loket-loket pembelian resmi lainnya,
nilai PPJ dan administrsi akan terlihat jelas dari nota pembeliannya. Melalui Perda No. 05 tahun
2012, Pemerintah Kota Ambon telah mengatur tarif PPJ terkait penggunaan tenaga listrik dari
sumber lain (industri dan non industri) dan penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri. Untuk
non industri seperti untuk keperluan rumah tangga ditetapkan tarif PPJ sebesar 10 persen.

Anda mungkin juga menyukai