Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Prinsip anodisasi adalah pembentukan lapisan tipis oksida pada permukaan benda kerja dengan
metode elektrolisis. Benda kerja yang kami gunakan yaitu logam aluminium sebagai anoda dan
elektroda Al sebagai katoda. Ion – ion yang dihasilkan dari proses anodisasi akan mengalir melalui
larutan elektrolit, larutan elektrolit yang kami gunakan yaitu H2SO4.

Berikut adalah reaksi elektrodik selama proses anodisasi

H2SO4 2H+ + SO42-

Pada Katoda (elektroda Al) : 2H+ +2e- H2

2H2O +2e- +O2 4OH-

Pada Anoda (logam Al) : Al Al3+ + 3e-

2H2O +2e- +O2 4OH-

Reaksi Pembentukan Oksida : 2Al3+ + 3OH- Al2O3 + 3H+

Reaksi Keseluruhan Anodisasi: 2Al + O2 +H2O Al2O3 + H2

Pada proses anodisasi akan terbentuk gas di katoda maupun di anoda. Arus listrik akan
dialirkan melewati larutan elektrolit dan menghasilkan gas H2 dilepaskan dari bentuk katoda.
Larutan elektrolit yang terurai menjadi ion H+ akan jika terkena arus akan bergerak menuju katoda
dan di sisi lain akan dinetralkan oleh electron-elektron katoda sehingga terbentuk gas H2. Ion OH-
membawa ion oksigen bergerak menuju anoda atau benda kerja dan terbentuk gas O2. Gas O2 ini
dengan logam Al yang teruai menjadi Al3+ akan membentuk lapisan oksida.

Setelah proses anodisasi selesai dilakukan pewarnaan dan sealing. Pada percobaan kami
menggunakan dua variasi. Yang pertama yaitu pewarnaan terlebih dahulu, kemudia sealing. Yang
kedua yaitu sealing terlebih dahulu kemudian pewarnaan. Berdasarkan hasil pengamatan, logam
Al yang dilakukan dengan variasi pertama mendapatkan hasil yang lebih bagus dibanding dengan
logam Al dengan variasi kedua. Zat warna pada logam Al menyerap sehingga melapisi logam Al
tersebut kemudian dilakukan sealing untuk menutup pori-pori setelah proses anodisasi bisa disebut
dengan proses pengerasan. Sedangkan logam Al dengan variasi kedua pori-proi logam telah
tertutup selama proses sealing kemudia di beri zat warna tidak akan menyerap sehingga zat warna
tidak menyerap pada benda kerja. Factor lain tidak menyerapnya zat warna pada benda kerja yaitu,
masih terdapat kotoran atau lemak yang menempel pada benda kerja sehingga menutupi pori-pori
untuk menyerap zat warna serta saat proses anodisasi berlangsung arus listriknya terlalu kecil
sehingga lapisan oksida yang terbentuk tidak begitu tebal.

Pada proses anodisasi akan terjadi penurunan berat benda kerja, hal ini karena logam Al akan
teroksidasi, kemudia ditambah dengan zat warna berat benda kerja akan naik lagi, karena adanya
penambahan lapisan pada permukaan logam.

KESIMPULAN

1. Prinsip anodisasi yaitu pembentukan lapisan oksida pada benda kerja dengan metode
elektrolisis
2. Tahapan proses anodisasi yaitu pembersihan benda kerja dari kotoran dan lemak
(degreasing, rinsing, etching,rinsing, brightener dip, rinsing), kemudian proses anodisasi,
pembilasan, pewarnaan, dan sealing.
3. Selama proses anodisasi berlangsung akan terbentuk gas H2 pada katoda dan gas O2 pada
anoda.
4. Pada benda kerja akan mengalami penurunan berat selama proses anodisasi, karena benda
kerja teroksidasi.
5. Hasil benda kerja dengan variasi pertama (pewarna terlebih dahulu kemudia sealing) lebih
baik dibanding variasi kedua (sealing kemudian pewarnaa).
6. Faktor yang mempengaruhi zat warna tidak menempel pada permukaan logam yaitu
a. Arus listrik saat proses anodisasi berlangsung terlalu kecil
b. Saat pembersihan benda kerja diawal kurang bersih sehingga masih terdapat kotoran
atau lemak.
c. Saat proses sealing terlebih dahulu pori-pori pada permukaan benda kerja sudah
tertutup.
DAFTAR PUSTAKA

Azkar A. Saleh. Teknik Proses Anodisasi Al dan Paduannya. Balai Besar Pengembangan Industri
Logam dan Mesin, Bandung. 1990.

Gabe,D.R. Principles of Metal Surface Treatment and Protection, 2nd. Pergamon Press,
London.1978.

Ngatin,A. Modul Anodisasi Alumunium. Laboratorium Korosi, Politeknik Negeri Bandung.

Sujono, Ica. 2011. Anodisasi Alumunium. rdsujono.blogspot.com/2011/03/anodisasi-


alumunium.html . Diakses pada 19 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai