Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal karya tulis ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien
Dengan Perilaku Kekerasan di Ruangan Nuri Rumah Sakit Jiwa Prof. HB
sa’anin padang Tahun 2018” siap untuk dipertahankan dihadapan Dewan
Penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah Prodi Keperawatan Padang Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI padang.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya
tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan
Perilaku Kekerasan Di Ruangan Nuri Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin
Padang Tahun 2018”. penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
dari Ibu Heppi Sasmita, M.Kep, Sp. Jiwa dan Bapak N. Rachmadanur, S.KP,
MKM selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan
pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan proposal KTI ini . Oleh
karena itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
Akhir kata penulis berharap Proposal Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis
mendoakan semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
SWT. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi penegmbangan ilmu
keperawatan.Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 6
C. Tujuan.................................................................................. 6
D. Manfaat penelitian............................................................... 7
A. Desain Penelitian..................................................................... 31
B. tempat dan Waktu penelitian................................................... 31
C. Populasi dan Sampel............................................................... 31
D. Istrumen Pengumpulan Data................................................... 31
E. Jenis dan metode Pengumpulan Data...................................... 33
F. Analisis Data............................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60
juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
orang terkena dimensia. Banyak faktor penyebab gangguan jiwa diantaranya
faktor biologis, psikologis, dan sosial dengan keanekaragaman penduduk
(kementrian kesehatan RI, 2016).
Gangguan jiwa terbagi atas dua jenis yaitu gangguan jiwa ringan dan
gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat adalah Skizofrenia.
Skizofrenia merupakan satu gangguan jiwa berat yang dapat mempengaruhi
pikirian, perasaan dan perilaku individu. Skizofrenia adalah bagian dari
gangguan psikosis yang terutama ditandai dengan kehilangan pemahaman
terhadap realita dan hilangnya kemampuan pecaya diri. Pada ganggua
psikosis, termasuk skizofrenia ditemukan tanda dan gejala gangguan jiwa
berat seperti halusinasi, waham, dan perubahan perilaku, salah satu perubahan
perilaku pada pasien skizofrenia adalah perilaku kekerasan (Yudhantara,
2018).
Tanda dan gejala pada pasien perilaku kekerasan adalah muka merah dan
tegang, pandangan tajam, mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan
tangan, jalan mondar mandir, bicara kasar, suara tinggi, menjerit atau
berteriak, mengancam secara verbal atau fisik, melempar atau memukul
benda atau orang lain, merusak barang atau benda. Penderita perilaku
kekerasan tidak mempunyai kemampuan mencegah atau mengontrol perilaku
kekerasan (Dermawan, 2013).
Data yang ditemukan di semua ruangan RS. Jiwa Prof. HB Saanin Padang
dari 3 bulan terakhir dimulai dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2018
jumlah pasien dengan gangguan perilaku kekerasan mengalami peningkatan,
bulan Agustus didapatkan data sebanyak 191 orang, pada bulan September
sebanyak 185 orang, dan bulan Oktober sebanyak 211 orang. Survey awal
data 1 bulan terkhir pada tanggal 11 Desember 2018 dari semua ruangan
tersebut , ruangan nuri menempati peringkat pertama penderita perilaku
kekerasan sebanyak 33 orang dari 76 penderita gangguan jiwa.
B . Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Aplikatif
a. Bagi Penulis
b. Bagi Klien
2. Pengembangan Keilmuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Menurut Badan PPSDM (2012) Perilaku Kekerasan adalah respon emosi yang
timbul sebagai reaksi kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai
ancaman. Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologi, yang dilakukan secara verbal,
diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Muhith, 2015).
2. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Gambar 2.1 :Rentang Respon Perilaku Kekerasan Menurut (Stuart dan Larai,
2005).
a. Respon Adaptif
1) Pernyataan (Assertion)
2) Frustasi
b. Respon maladaktif
1) Pasif
2) Agresif
3) Kekerasan
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
2) Faktor Psikologi
3) Faktor Sosialkultural
b. Faktor Presipitasi
b. Pandangan tajam
d. Mengepalkan tangan
e. Bicara kasar
5. Mekanisme Koping
Menurut Eko Prabowo (2014) mekanisme koping yang dipakai pada pasien
perilaku kekerasan untuk melindungi diri antara lain:
a. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan
penyalurannya secara normal. Aritnya seseorang marah dan
melampiaskan kemarahannya pad objek, seperti mninju tembok.
b. Proyeksi
Menyalahkan orang lain atas keinginannya yang tidak baik.
c. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
kealam sadar.
d. Reaksi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan. Dengan
melebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya
sebagai rintangan.
e. Deplacement
Melepaskan perasaan yang membuat tertekan biasanya bermusuhan.
Pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada awalnya
membangkitkan emosi.
Ancaman Atau
kebutuhan
Stres
Ansietas
Marah
Bermusuhan
Kemarahan Kemarahan
diarahkan pada diri diarahkan keluar
sendiri
Depresi
Agresif
Penyakit Fisik
Perilaku Kekerasan
Gambar 2.2 : Proses Terjadinya Masalah Perilaku Kekerasan (Rawlies et all, 1993 dalam Depkes RI 2000)
Poltekkes Kemenkes Padang
22
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medik
1) Terapi Farmakologi
2) Terapi Okupasi
Terapi ini sering diartikan dengan terapi kerja, terapi ini bukan
pemberian pekerjaan atau kegiatan itu sebagai media untuk melakukan
kegiatan dan mengembalikan kemampuan berkomunikasi, karena itu
dalam terapi ini tidak harus diberikan pekerjaan tetapi segala bentuk
kegiatan seperti membaca Koran, bemain catur. Terapi ini merupakan
langkah awal yang harus dilakukan oleh petugas terhadap rehabilitasi
setelah dilakukannya seleksi dan ditentukan nya program kegiatannya.
3) Terapi Somatik
Menurut Depkes RI (2000) menerangkan bahwa terapi somatik terapi
yang diberikan kepada pasien dengan gangguan jiwa dengan tujuan
mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif dengan
melakukan tindakan yang ditunjukkan pada kondisi fisik pasien, tetapi
target terapi adalah perilaku pasien.
b. Penatalaksanaan keperawatan
3) Terapi Modalitas
1. Terapi individual
2. Terapi biologis
3. Terapi lingkungan
4. Terapi kelurga
5. Terapi kelompok
6. Terapi perilaku
7. Terapi bermain
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas
b. Alasan masuk
c. Faktor predisposisi
1) Faktor Bioneurologi
2) Faktor Psikologi
d. Faktor Presipitasi
e. Mekanisme Koping
f. Perilaku
Biasanya pada keadaan ini respon fisiologi timbul karena kegiatan sitem
syaraf otonom beraksi terhadap sekresi ephineprin yang menyebabkan
tekanan darah meningat, takikardia, wajah merah, pupil melebar, mual,
sekresi Hcl meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin dan
saliva meningkat diserai ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan
dikepal, tubuh menjadi kaki disertai reflek yang cepat.
3) Memberontak
4) Perilaku Kekerasan
g. Afek
Biasanya pasien dengan perilaku kekerasan berada pada afek yang labil
dengan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba.
h. Proses Pikir
i. Persepsi
j. Tingkat kesadaran
k. Tindakan Medis
Biasanya obat yang diberikan pada pasien perilaku kekerasan adalah jenis
obat antiansietas dan sedatif hipnotik, obat- obatan ini dapat
mengendalikan agitas akut. Benzodiazepine seperti lorazepam dan
clonazepam sering digunakan dalam kedaruratan psikiatris untuk
menenangkan perlawananklien. Tapi obat ini tidak direkomendasikan
untuk pengguanaan dalam waktu yang lama karena dapat menyebabkan
kebingungan dan ketergantungan, juga bisa mempeburuk simpom depresi.
Buspirone obat ansietas efektif dalam mengendalikan perilaku kekerasan
yang berkaitan dengan kecemasan dan depreesi. ini ditunjukkan dengan
menurunnya perilaku agresif klien (Muhith, 2015)
e) Gangguan Komunikasi
h) Distres Spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
Core Problem
b. Diagnosa Keperawatan
a) Perilaku Kekerasan
Menurut Muhith (2015) Tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga yaitu:
4.Implementasi Keperawat
5.Evaluasi Keperawatan
6.Dokumentasi Keperawatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Peneltian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu studi
kasus. Penelitian ini untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku
kekerasan diruangan Nuri Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang.
a. Kriteria inklusi
1) Pasien bersedia menjadi responden
2) Pasien sudah kooperatif dan sudah bisa berkomunikasi verbal
dengan cukup baik.
3) Pasien memiliki tanda dan gejala perilaku kekerasan
b. Kriteria ekslusi
1) pasien mengundurkan diri sebelum wawancara selesai
2) pasien gangguan jiwa yang mengalami kecacatan fisik yang
dapat menganggu proses penelitian
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah format
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencananaan
keperawatan, implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan, dan alat
pemeriksaan fisik yang terdiri dari tensimeter, stetoskop, termometer.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik,
observasi langsung, wawancara dan studi dokumentasi.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
responden berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan
kesehatan jiwa. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi secara langsung dengan responden.
b. Data Sekunder
Data pasien perilaku kekerasan yang diperoleh dari Medical Record
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Saanin Padang.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat (2017) 'Profil Dinas Kesehatan Sumatera
Barat Tahun 2017'.
Farida & Yudi (2010) Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Irma, Dkk. (2016) Buku Ajar ilmu keperawatan Jiwa 1. padang: UNP Press
Padang.
Keliat & akemat (2014) Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
M. Subu, dkk (2016) Stigmatisasi dan Perilaku Kekerasan pada Orang dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) di Indonesia : Jurnal Keperawatan Indonesia.