Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. PENDAHULUAN
A.3 SASARAN
b. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya,
pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi
di dalam pembangunan bangunan Rusunawa, mulai dari tahap
persiapan/ perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan konstruksi.
Kegiatan Manajemen Konstruksi terdiri atas:
a. meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen
pelelangan, menyusun program pelaksanaan pelelangan
bersama konsultan perencana, dan ikut memberikan penjelasan
pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan
panitia pelelangan.
b. menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan
pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.
c. mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi
perencanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan
membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.
1. Tahap Pelelangan
c. Lokasi Kegiatan
Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan pada rusunawa lokasi Medan
Belawan
Pada kesempatan yang baik ini perkenankanlah kami untuk memperkenalkan Perusahaan
kami PT. SUGITEK PATIH PERKASA yang bergerak dibidang Usaha Jasa Konsultansi,
menawarkan layanan jasa kreatif dengan berorientasi kepada kebutuhan Instansi dan
Perusahaan Anda.
Paduan antara kreatifitas, pengalaman dan profesionalisme yang kami kembangkan
di PT. SUGITEK PATIH PERKASA secara konsepsional dan efesien, sengaja disiapkan
untuk menghadapi tantangan yang mampu memberikan solusi tepat bagi berbagai
keperluan Instansi/ Perusahaan yang Bapak/ Ibu pimpin, untuk memperoleh pelayanan
dan hasil kerja yang berkualitas. Karena kami selalu meletakkan kualitas produk,
ketepatan waktu dan penepatan harga yang wajar dan kompetitif diatas segalanya.
Untuk mengoptimalkan hal tersebut diatas, kami memiliki tim kerja yang handal dan
tangguh, serta didukung oleh peralatan kerja yang lengkap dan memadai. Atas dasar itu
pula, kami terus berupaya mengembangkan kinerja serta sikap profesionalisme dengan
tetap berorientasi pada bisnis yang menguntungkan serta menjanjikan terhadap
klien/pemakai.
Kami berharap kiranya kami dapat berperan dalam setiap kesempatan yang ada terutama
didalam memberikan kontribusi positif dalam segala bentuk kemitraan dan kerjasama,
sehingga pada akhirnya kita dapat membentuk sebuah synergi positif yang saling
menguntungkan dan memberi manfaat.
Susunan pemilik modal dan pengurus PT. SUGITEK PATIH PERKASA adalah pimpinan
perusahaan dipegang oleh Direktur Utama, Direktur sedangkan pengawasan terhadap
jalannya perusahaan dipercayakan kepada Dewan Komisaris. Untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas, adalah sebagai berikut
3. Ir. Tengku Idris Said 09.5301.201162.0610 Tebet Barat Dalam VID/1 66%
PT. SUGITEK PATIH PERKASA sebagai perusahaan jasa yang bergerak dibidang pelayanan
jasa konsultansi, mampu memberikan pelayanan jasa konsultansi bidang-bidang sebagai
berikut :
1. PERENCANAAN UMUM
Bangunan dan Gedung
Pengembangan Perkotaan
Tata Ruang
Rencana Induk Sektoral
Sungai dan Rawa
Permukiman dan Pengembangan Wilayah
Transmigrasi, Desa dan Kota
Pengembangan Wilayah Pariwisata dan Industri
2. STUDI KELAYAKAN
AMDAL
Infrastruktur
Investasi
Transportasi
Program Jangka Menengah
Perumahan dan Permukiman
5. MANAJEMEN
Advisory
Pengembangan Kelembagaan
Manajemen Keuangan
Sistem Informasi Manajemen
Pelatihan
6. PERINDUSTRIAN
Industri Manufaktur
Industri Proses dan Industri Hasil Pertanian
Industri Elektronika dan lain-lain
7. BIDANG LAIN-LAIN
Appraisal
Asuransi
Bank, Uang, Hukum dan Kesehatan
DIREKTUR
KOMISARIS
UTAMA
ADMINISTRASI
DATA
DIREKTUR DIREKTUR
TEKNIK OPERASIONAL
FEASIBILITY
STUDI
1. Tahapan Persiapan
a. Membantu pengelola proyek melaksanakan pengadaan konsultan perencana,
termasuk menyusun KAK, memberi saran waktu dan strategi pengadaan, serta
bantuan evaluasi proses pengadaan.
b. Membantu pengelola proyek penyiapkan kontrak perjanjian pekerjaan
perencanaan.
2. Tahapan Perencanaan
a. Mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh
konsultan perencanaan, yang meliputi program penyediaan dan penggunaan
sumber daya, strategi dan pentahapan penyusunan dokumen lelang.
b. Memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian dan
pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut feisiensi sumber daya dan biaya, serta
kemungkinan keterlaksanaan konstruksi.
c. Mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi program terhadap
hasil perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan
administrasi atas persoalan yang timbul, serta pengusulan koreksi program.
d. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap perencanaan.
e. Menusun laporan bulanan kegiatan konsultansi manajemen konstruksi tahap
perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila terjadi
penyimpangan.
f. Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pelelangan, menyusun
program pelaksanaan pelelangan bersama konsultan perencana, dan ikut
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu
kegiatan panitia pelelangan.
g. Menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan.
3. Tahapan Pelelangan
a. Membantu pengelola proyek dalam mempersiapkan dan menyusun program
pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik.
b. Membantu Panitia Lelang dalam menyusun Harga Perhitungan Sendiri (Owner’s
Estimate) pekerjaan kosntruksi fisik.
c. Membantu Panitia Lelang melakukan pra-kualifikasi calon peserta pelelangan.
d. Membantu Panitia lelang dalam penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik
melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media elektronik.
e. Membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan.
f. Membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang masuk.
g. Membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan kosntruksi
fisik.
h. Menyusun laporan proyek tahap pelelangan.
4. tahapan Pelaksanaan
a. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaann konstruksi fisik yang disusun oleh
pemborong, yang meliputi program-program pencapaian sasaran kosntruksi,
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan
bangunan, informasi, dana, program quality assurance / quality control, dan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
b. Mengendalikan proram pelaksanaan konstruksi fisik, yang melliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian sasaran fisik
(kuantitas dan kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan,
pengendalian tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang
timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan
koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
d. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanan
konstruksi fisik.
e. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :
Secara rinci dan garis besar beberapa aspek tersebut diatas dijabarkan olek Konsultan
sebagai berikut :
1. Membuat Time Schedule lengkap dengan Curva ‘S’ sebagai Pedoman dalam
menilai kemajuan proyek;
Berdasarkan pemahaman terhadap TOR seperti diatas dapat kami berikan tanggapan
yang merupakan kesimpulan dalam didalam proses pelaksanaan pekerjaan MK
Rusunawa.
1. Tersedianya Time Schedule lengkap dengan Curva ‘S’ sebagai Pedoman dalam
menilai kemajuan proyek pelaksanaan proyek, time schedule dibuat dengan
menggunakan computer sehingga jalur kritis dalm pelaksanaan pembangunan
dapat terlihat jelas.
2. Konsultan MK diwajibl:an memberikan Standar Prosedur Pengawasan
Pelaksanaan Fisik di lapangan kepada Pemimpin bagian proyek pada tahapan
persiapan pelaksanaan pembangunan atau pada saat sebelum melakukan
pengawasan pekerjaan di lapangan ( integrated site supervision)
3. Terawasinya pelaksanaan pembangunan Rusunawa yang dilaksanakan oleh
Kontraktor dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian prestasi pekerjaan
sesuali jadwal pelaksanaan proyek.
4. Terawasinya pelaksanaan pembangunan Rusunawa beserta hasil kerjanya dan
terkendalinya walau pelaksanaan proyek sesuai jadwal dan biaya
pembangunan sebagaimana tertera dalam kontrak.
5. Terisinya Buku Harian Lapangan (BHL) tentang kemajuan pembangunan
Rusunawa pada setiap harinya beserta hambatan-hambatan yang timbul.
6. Diterimanya laporan mingguan dan bulanan oleh Pemimpin Bagian Proyek dari
konsultan MK mengenai kemajuan pelaksanaan pembangunan Rusunawa,
termasuk kendala yang terjadi dilapangan berikut rekomendasi yang
diusulkan sebagai alternatif pemecahan masalah. Diterimanya hasil
rapat di lokasi proyek, informasi tentang terjadinya penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan oleh pemborong/pelaksana/rekanan yang
LINGKUP PEKERJAAN MK
Tahap Perencanaan :
Konsultasi dan evaluasi hasil perencanaan
Kontrol kemajuan perencanaan
Memeriksa dokumen hasil perencanaan
Menyusun program pelelangan dan evaluasi
Tahap Konstruksi
Cikal bakal Kota Medan adalah Medan Putri, sebuah kampung kecil
yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura, tidak
jauh dari Jalan Putri Hijau sekarang. Kampung Medan Putri sendiri
dibangun pada tahun 1590 oleh Guru Patimpus, cucu Singa Maraja
yang memerintah negeri Berkerah di dataran tinggi Karo dan termasuk
dalam wilayah Raja Urung asal Karo, di Deli.
1. Wilayah Deli Asli, yaitu wilayah pesisir pantai mulai dari sekitar kiri dan kanan
Sungai Deli, yang didiami suku bangsa Melayu, termasuk Kampung Medan Putri.
Kualitas yang sangat baik dari tembakau yang dihasilkan kemudian mendorong
berkembangnya perkebunan-perkebunan tembakau hingga mencapai 22 perusahaan.
Berkembangnya perkebunan tembakau ini juga mendorong berkembangnya Kota Medan
sebagai pusat perdagangan dan eksport.
Tahun 1879, Ibukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, dan 1
Maret 1887, Ibukota Residen Sumatera Utara dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan.
Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari Labuhan juga dipindahkan
dengan selesainya pembangunan Istana Maimun pada tanggal 18 Mei 1891, yang
menjadikan Ibukota Deli resmi pindah ke Medan. Dengan demikian perkembangan Kota
Medan menjadi pusat perdagangan juga telah mendorongnya menjadi Pusat
Pemerintahan.
Kota Medan secara fisik kenyataanya juga mengalami perkembangan yang dapat
dikelompokkan. Sejak tahun 1862, terlihat adanya dua kutub pertumbuhan fisik Kota
Medan, yaitu Pelabuhan Laut Belawan, dan Pusat Kota Medan sekarang, yang menjadi
perkantoran dan perdagangan kota. Jika pusat kota berkembang kearah Kelurahan
Kesawan, Silalas dan Petisah, maka Belawan sampai tahun 1972, berkembang ke Selatan.
Perkembangan tersebut masih bersifat konsentris dan terbatas pada area yang tidak
terkena banjir. Pengamatan tahun 1980 memperlihatkan adanya perkembangan yang
pesat. Daerah terbangun di Belawan berkembang lebih dari dua kali lipat, sedangkan
Pusat Kota meluas dengan cepat ke Barat, Selatan dan Timur meliputi; Area ± 3.375 Ha.
Pembahasan Rona Lingkungan meliputi beberapa aspek karakteristik Kota Medan seperti
Letak Geografis, Wilayah Administratif, Klimatologi, Hidrologi dan Topografi. Penjelasan
tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.
Wilayah Administratif Kota Medan terdiri dari 21 wilayah Kecamatan dan 151 wilayah
Kelurahan (pembagian wilayah administratif dapat dilihat dalam Gambar 3). Besamya
jumlah kelurahan yang ada menyebabkan data dasar RP4D keseluruhannya memiliki
kedalaman tingkat kelurahan, namun untuk kebijakan umum dapat diuraikan dalam unit
kecamatan.
b. Klimatologi
Menurut Stasiun Sampali, suhu minimum untuk Kota Medan berkisar antara 23,3 0 C -
24,10 C dan suhu maksimum berkisar antara 31,0 0 C - 31,10 C. Kelembaban udara untuk
Kota Medan rata-rata berkisar antara 84 - 58 %. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0.48
m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 104,3 mm. Hari hujan di
Sungai-sungai yang membentang di Kota Medan memiliki pengaruh yang cukup besar
pada perkembangan Kota Medan. Sungai-sungai ini digunakan sebagai sumber air untuk
masyarakat yang menduduki daerah sekitar sungai serta sungai juga digunakan untuk
mengatasi banjir serta tempat pembuangan air hujan. Sungai Deli cukup berpengaruh
dalam aktivitas penduduk sekitar sungai untuk kebutuhan akan sumber air, hal ini
disebabkan Sungai Deli mengalir dan bermuara ke Laut Belawan. Sungai-sungai yang
mengalir dan melalui pada wilayah Kota Medan seperti Sungai Babura, Sungat Deli, Sei
Kera, Sei Putih, Sei Sikambing dan sungai-sungai lainnya serta dua sungai batas Kota
Medan (Sei Belawan dan Sungai Percut).
Dilihat dari fungsi kota, maka Kota Medan kenyataanya mengemban fungsi yang luas dan
besar terhadap daerah-daerah yang ada disekitarnya, antara lain :
a) Sebagai pusat pemerintahan daerah baik pemerintah Provinsi Sumatera Utara,
maupun Kota Medan, dan sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat negara-
negara sahabat, dan juga kedudukan institusi kantor perwakilan swasta dan
perbankan.
b) Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara,
seperti rumah sakit, perguruan tinggi, hiburan dan rekreasi, dan fasilitas yang
dikembangkan swasta lainnya dengan lingkup pelayanan tidak hanya masyarakat
Sumatera Utara, namun juga daerah-daerah Provinsi lain di sekitamya.
c) Sebagai pusat perhubungan dan distribusi orang/barang difengkapi dengan sarana
Bandara Udara, Pelabuhan Laut, Terminal Peti Kemas, Kereta Api dan sebagainya.
d) Sebagai Pusat produksi dan Investasi skala regional, nasional sampai intemasional
dengan kontribusi terhadap PDRB Provinsi Sumatera Utara mencapai 21,3%
Peran dan fungsi yang sangat besar dalam perkembangan pembangunan wilayah
hinterlandnya menyebabkan timbulnya daya tarik yang sangat besar, dan pada akhimya
meningkatkan urbanisasi. Fenomena yang dapat dilihat langsung adalah tingginya jumlah
penglaju (commuter) yang masuk ke Medan (pagi sampai sore) sebesar ± 300.000.000
jiwa perhari. Commuter tersebut menimbulkan kemacetan Kota Medan pagi dan sore hari.
Secara relatif, Kabupaten Deli Serdang memiliki daya dukung Sumber Daya Alam (SDA)
yang relatif lebih besar, karenanya Kota Medan sesungguhnya perlu mengembangkan
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan Daerah-Daerah sekitamya. Di samping itu adanya Selat Malaka tentunya juga
menjadikan Kota Medan memiliki potensi perikanan yang dapat dikembangkan lebih balk.
Peta Guna Lahan Kota Medan memperlihatkan bahwa guna lahan Kota Medan terdiri dari
10 (sepuluh) jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan industri, lahan jasa, lahan
perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, rawa, tegalan, dan lahan kosong
diperuntukkan. Tetapi, data Was guna lahan tahun 1998 (Sumber : RTRW Propinsi
Sumatera Utara Tahun 2000) yang diperoleh hanya berupa luas permukiman (12.510
hektar), sawah (5.433 hektar), dan rawa/hutan rawa (428 hektar).
E.7.6 Kependudukan
Kesejahteraan penduduk dapat pula dilihat dari beberapa indikator, seperti tingkat
kelahiran, tingkat kematian, umur harapan hicup, angka kematian bayi, serta pendapatan
per-kapita. Angka kelahiran kasar (CBR) Kota Medan relatif rendah, yaitu 4,3/1.000
penduduk; begitu juga dengan angka kematiannya, sebesar 2,5/1.000 penduduk pada
tahun 2002. Umur harapan hidup laki - laki dan perempuan sedang, masing-masing 67
tahun dan 69,5 tahun. Angka kematian bayi relatif sedang, yaitu 26,01 per 1.000
kelahiran hidup. Tetapi, pendapatan per-kapita relatif rendah, yaitu sebesar Rp. 2,78 juta
atas dasar harga konstan dan Rp 6,26 juta atas dasar harga berlaku pada tahun 2000.
jenis pekerjaan penduduk Kota Medan ada sembilan jenis, yaitu PNS, pegawai swasta,
ABRI, petani, nelayan, pedagang, pensiunan, industri, dan lainnya. Sesuai dengan
karaktemya sebagai kota besar, sebagian besar penduduk bekerja sebagai pegawai
swasta dan pedagang, disamping PNS. Pekerjaan yang bersifat pedesaan masih ada di
Kota Medan, yaitu petani dan nelayan. Petani dan nelayan pada umumnya adalah
penduduk daerah pinggiran, seperti Kecamatankecamatan Medan Tuntungan, Medan
Selayang, Medan Labuhan, dan Medan Belawan. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 3.4
berikut.
E.7.7 Perekonomian
Pada tahun 2002, pertumbuhan ekonomi Kota Medan mengalaml kenaikan sebesar 7,33
O/b dari tahun 2001. Dalam periode enam tahun, dad tahun 1997 sampai tahun 2002,
rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Medan adalah 4,64 0/0 per-tahun, Pada tahun
2002, PDRB Kota Medan adalah sebesar Rp 5,78 trilyun menurut harga konstan dan Rp
19,66 triiyun menurut harga berlaku. Dilihat dari
distribusinya per-sektor (menurut harga berlaku),
sektor penggalian yang mengalami pertumbuhan
ekonomi rata-rata paling tinggi, sebesar 8,61 0/0,
Pada fingkatan kedua adalah sektor bangunan (6,06
%) dan industri pengolahan (5,93 %). Selanjutnya
adalah sektor-sektor dengan tingkat pertumbuhan relatif rendah, berturut-turut
keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan , tanah dan jasa perusahaan (2,20 %),
pengangkutan dan komunikasi (3,80 %), pertanian (4,06 %), listrik, gas dan air minum
(4,16 %). Selain pertumbuhan ekonomi, alat ukur tingkat kemakmuran lainnya adalah
PDRB per-kapita. Pertumbuhan PDRB yang tinggi belum tentu mencerminkan peningkatan
kesejahteraan penduduk. Perkembangan jumlah penduduk berpengaruh terhadap
indikator ini. Karena itu, perlu diketahui PDRB per-kapita untuk mengukur tingkat
kemakmuran masyarakat.
Visi Propinsi Sumatera Utara yang tertuang dalam Pola Dasar Pembangunan 2001-2005
adalah :
"Terwujudnya masyarakat Sumatera Utara Yang beriman, maju, mandiri, sejahtera dan
menjunjung tinggi supremasi hukum berdasarkan Pancasila dalam Kebhinekaan”.
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Sumatera Utara telah disahkan menjadi
Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara Nomor 7 Tahun 2003. Di dalam RTRWP
disebutkan kebijakan yang diambil dalam penataan ruang adalah:
Visi dan Misi pembangunan di Kota Medan terbagi dalam 2 (dua), yakni untuk jangka
waktu menengah (lima tahun) dan jangka panjang (25 tahun). Visi dan misi
pembangunan yang tertuang dalam Perda Kota Medan No.1 Tahun 2002 tentang Pola
Dasar Pembangunan Kota Medan Tahun 2001-2025 merupakan cerminan kehendak
seluruh komponen masyarakat yang dituangkan secara bersama. Sedangkan yang
tertuang dalam Perda No.3 Tahun 2002 tentang Rencana Stratejik Pemerintah Kota
Medan tahun 2001-2005 merupakan arahan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah Kota Medan dalam mewujudkan visi dan misi jangka panjang. Kedua arahan
tersebut saling menunjang dan merupakan satu kesatuan langkah. Visi dan Misi di Kota
Medan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.2 berikut.
Visi Visi
Medan sebagai pusat perdagangan, industri dan Mewujudkan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan
jasa dengan masyarakatnya yang religius, maju, berdrikan masyarakat madani, yang menguasai
mandiri dan berwawasan lingkungan IPTEK, dan bermuatan IMTAQ serta berwawasan
lingkungan
Misi Misi
Kebijakan tata ruang yang ditetapkan dalam kebijakan jangka panjang pada dasannya
merupakan arahan dalam garis besar dari rencana tata ruang wilayah Propinsi Sumatera
Utara. Dengan demikian Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kota Medan Tahun 1995 -
2005 merupakan bagian dari Pola Dasar Pembangunan Kota Medan dalam aspek fisik.
1. Lingkungan Permukiman
Kebijaksanaan pengembangan lingkungan permukiman di Kota Medan diarahkan kepada:
Jumlah 8.674,28
Jumlah 7.423,84
Kondisi perumahan dan permukiman yang dibahas adalah mengenai jumlah dan sebaran
rumah, kondisi bangunan rumah, tingkat hunian rumah, perumahan yang dibangun
pengembang, serta kawasan kumuh.
Data jumlah dan sebaran rumah yang diperoleh adalah data tahun 2000 dalam lingkup
kecamatan. Pada tahun 1990 rumah di Kota Medan berjumlah 280,292 unit. Dalam
jangka waktu sepuluh tahun terjadi pertambahan sebesar 73.620 unit rumah sehingga
berjumlah 353.912 unit pada tahun 2000 yang tersebar di 21 kecamatan.. Proporsi jumlah
rumahnya relatif seimbang dengan proporsi berkisar dari 1,68 % di Kecamatan Medan
Baru sampal 5,71 % di Kecamatan Medan Amplas. Hanya Kecamatan Medan Helvetia
yang proporsinya relatif besar dibanding kecamatan-kecamatan lainnya, yaitu 17,58 %.
Berdasarkan kepadatannya, sebaran rumah di Kota Medan relatif tidak merata. Di bagian
utara dan selatan, kepadatan rumah relatif lebih rendah, dari bagian tengah, timur, dan
barat kota. Secara umum, kepadatan rumah bagian utara dan selatan berkisar dari 5
sampai 20 unit/ha. Kepadatan di bagain timur dan barat berkisar dari 25 sampai 47
Kondisi bangunan rumah terdri dari dua jenis, yaitu permanen dan tidak permanen. Kota
Medan memiliki proporsi rumah permanen sebesar 62,31 % dan selebihnya sebesar 37,69
% adalah rumah tidak permanen. Dilihat dari sebarannya di seluruh kecamatan, rumah
permanen terbesar terdapat di Kecamatan Kecamatan Medan Tembung (5,53 %) dan
Medan Area (4,73 %). Rumah permanen paling sedikit tercapat di Kecamatan Medan Baru
(1,13 %) dan Kecamatan Medan Maimun sebesar (1,16 %).
Sebaran rumah non-permanen di seluruh kecamatan relatif rendah, yaitu berkisar dari
0,02 sampai 3,35 %, kecuali Kecamatan Medan Helvetia yang memiliki persentase rumah
non-permanen relatif besar, yaitu 14,33 %. Rumah non-permanen paling sedikit terdapat
di Kecamatan Medan Area (0,02 %) dan Kecamatan Medan Tembung (0,06 %).
Data IMB memperlihatkan bahwa pembangunan rumah di Kota Medan dilakukan oleh tiga
kelompok pelaku, yaitu perusahaan pengembang swasta, perusahaan pengembang
perumnas, dan masyaralkat secara perorangan. Perumahan skala sedang pada umumnya
dibangun oleh masyarakat secara perorangan dan pengembang. Peran masyarakat
perorangan dalam menyediakan perumahan terlihat besar sekali. Perumahan skala besar
dibangun oleh pengembang.
Pertumbuhan perumahan di Kota Medan berawal dari bagian selatan, yaitu di Kecamatan
Medan Johor pada tahun 1994. Kemudan, pada tahun 1997, telah terjadi perkembangan
selain di bagian selatan sendiri (Kecamatan Medan Selayang) juga ke bagian utara Kota
Medan, yaitu di Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, dan Medan Marelan, serta
bagian timur di Kecamatan Medan Amplas. Tahun 1998, lokasi perumahan berkembang
ke bagian barat Kota Medan, di Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Sunggal. Tahun
2001, lokasi perumahan telah berkembang ke seluruh bagian Kota Medan kecuali di
bagian pusat Kota Medan.
Data REI memperlihatkan bahwa perumahan yang dibangun pengembang swasta terdiri
dari lima jenis, yaitu rumah mewah, rumah menengah, rumah toko (ruko), rumah
sederhana (IRS), dan rumah sangat secerhana (RSS) dengan berbagai macam variasi tipe
Lokasi rumah kelompok II yang dibangun pengembang di Kota Medan relatif sedikit, yaitu
hanya di sembilan lokasi di lima kecamatan, yaitu Medan Helvetia, Medan Sunggal
(bagian barat), Medan Labuhan, Medan Marelan (bagian utara), dan Medan Timu.
Pembangunan RS dan RSS lebih banyak dilakukan di luar Kota Medan, seperti di
Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan harga
lahan yang relatif jauh lebih tinggi di Kota Medan. Sampai tahun 2003 unit rumah yang
dibangun berjumlah 4.643 unit dengan luas lahan 207,4 hektar. Pembangunan
perumahan kelompok II ini sebagian besar berlangsung di bagian utara Kota Medan, yaitu
di Kecamatan Medan Labuhan dan Kecamatan Medan Marelan. Hal ini berkaitan dengan
ketersediaan lahan kosong dan harga lahan yang relatif lebih murah di bagian utara.
Berikut ini akan disajikan beberapa Gambar mengenai distribusi rumah yang dibangun
oleh Pengembang di Kota Medan dari Tahun 1990 sampai dengan Tahun 2003.
Sesuai hasil penelitian/studi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan, saat ini
terdapat 46 (empat puluh enam) lokasi yang dapat dinyatakan sebagai kawasan kumuh
dan miskin. Lokasi tersebut tersebar di dua kutub pertumbuhan Kota Medan yakni Bagian
Utara Kota (Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan, dan Medan Deli) serta kawasan
Pusat Kota. Terdapat pula beberapa lokasi di kawasan pinggiran kota. Lokasi kawasan
kumuh ini menyebar di 38 kelurahan yang terdapat di 14 kecamatan. Untuk lebih jelasnya
lokasi kawasan kumuh dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan juga dapat dilihat distribusi lokasi
kawasan kumuh tahun 2001 di Kota Medan pada Gambar distribusi berikut.
Kawasan hunian liar (Squatter) adalah kelompok permukiman yang berdiri secara ilegal,
baik dari perijinan maupun kepemilikan tanah. Di Kota Medan terdapat 2 (dua)
karakteristik umum kawasan hunian liar yaitu kawasan yang berada di pinggiran sungai
dan kawasan yang berada diatas jalur kereta api. Sepanjang sisi sungai besar maupun
anak sungai banyak berdiri rumah-rumah masyarakat, bahkan beberapa diantaranya
berada diatas aliran sungai. Selain berdampak terhadap kelestarian lingkungan sungai,
bangunan hunian tersebut juga membahayakan masyarakat penghuninya (terutama saat
banjir).
Kawasan hunian liar disepanjang sungai telah ada sejak lama, karena banyak terdapat
sungai besar dan kecil di Kota Medan; hal tersebut terkait dengan sangat tingginya peran
sungai dalam kehidupan dan perkembangan Kota Medan di masa lalu. Sebahagian rumah
tersebut telah dilakukan penataan pemindahan melalui pelaksanaan normalisasi sungai
dan pembangunan jalan inspeksi. Kawasan ini terdapat di hampir keseluruhan kecamatan
yang dialiri Sungai terutama Sungai Belawan, Sungai Babura, Sungai Deli dan Sungai
Percut.
Kawasan hunian liar disepanjang jalur rel kereta api berdiri diatas tanah milik PT.Kereta
Api Indonesia yang diperuntukkan sebagai tanah untuk rel ataupun jalur hijau
(sempadan) pengaman kereta api. Bangunan-bangunan rumah dapat berkembang di
► Manajemen Konstruksi (MK)
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)
Lokasi Medan Belawan 54
kawasan tersebut kareta terdapat dua jalur utama yang tidak berfungsi lagi yaitu jalur
kereta api Medan-Deli Tua dan Medan-Pancur Batu.
Hunian liar yang ada saat ini memiliki kondisi fisik yang beragam berupa bangunan
darurat, semi permanen bahkan ada pula bangunan permanen. Kawasan hunian liar
tersebut dilayani oleh prasarana kota seperti listrik dan air bersih, namun pada umumnya
tidak memiliki saluran drainase yang baik.
Di sekitar Pelabuhan Belawan banyak terdapat hunian liar para nelayan yang berlokasi di
lahan milik PT Pelindo. Kawasan ini direncanakan akan dikembangkan menjadi kawasan
industri dan pergudangan. Tetapi, walaupun demikian, kawasan ini dilengkapi dengan
fasilitas pelayanan, seperti perbaikan akses jalan, penyediaan suplai air bersih dan listrik.
Apartemen di Kota Medan hanya terdapat di dua lokasi di pusat kota, yaitu Quality Suites
di Jalan Listrik dan Apartemen Danau Toba di Jalan Palang Merah.
E.11 Sarana Permukiman
Fasilitas peribadatan yang terdapat pada suatu wilayah tertentu dipengaruhi oleh jumlah
pemeluk agama yang dianut. Mayoritas penduduk Kota Medan menganut Agama Islam
sehingga dengan demikian jumlah sarana peribadatan untuk Kota Medan didominasi oleh
fasilitas peribadatan yang peruntukannya bagi masyarakat yang memeluk agama islam.
Fasilitas peribadatan seperti Mesjid memiliki 721 unit, Langgar sebanyak 732 unit, Gereja
Perkernbangan Pendidikan di Kota Medan memuat data SID, SLTP, SMU dan setingkatnya
baik yang dikelola Dinas Pendidikan Maupun diluarnya yang menyebar diseluruh Kota
Medan. Sedangkan Perguruan Tinggi/Akaderni mencakup Universitas negeri yang dikelola
Pernerintah maupun pihak swasta yang alokasi ruang menyebar di Kota Medan. Fasilitas
pendidikan untuk Sekolah Dasar (SD) memiliki 786 unit bangunan sekolah (416 unit
status negeri dan 370 unit status swasta), Madrasah Ibtidaiyah memiliki 41 unit bangunan
sekolah (12 unit status negeri dan 29 unit status swasta), SLTP urnum memiliki 337 unit
bangunan sekolah (45 unit status negeri dan 292 unit status swasta), SMU memiliki 163
unit bangunan sekolah (18 unit status negeri dan 145 unit status swasta), SMK memiliki
125 unit bangunan sekolah (11 unit status negeri dan 144 unit status swasta). Untuk
jenjang Perguruan Tinggi Negeri memiliki 3 unit bangunan sedangkan untuk Perguruan
Tinggi Swasta terdiri dari Universitas sebanyak 16 unit, Institut 2 unit, Sekolah Tingg! 36
unit, Akadernik 13 unit dan Politeknik sebanyak 1 unit bangunan.
Fasilitas perdagangan/pasar tersebar di seluruh di Kota Medan yang terdiri dari Pasar
yang berjurnlah 55 unit bangunan, Kios sebanyak 8109 unit bangunan, Stand berjurnlah
8603 unit dan Toko berjurnlah 58 unit.
Fasilitas Industri banyak tersebar di Kota Medan yang didasarkan oleh subsektor yaitu
subsektor industri makanan, minuman dan ternbakau. Pada tahun 2001 perusahaan
industri makanan, minuman dan ternbakau sebanyalk 58 unit perusahaan atau 23.67 %
Pelayanan air bersih oleh PDAM belum dapat mencakup seluruh wilayah kota. Sebagian
masyarakat masih menggunakan air sumur. Sistem distribusi air bersih oleh PDAM
membagi Kota Medan menjadi enam kawasan pelayanan, yaitu kawasan-kawasan
Belawan, Medan Utama, Sei Agul, Medan Denai, Medan Sunggal, dan Padang Bulan.
Saluran drainase di Kota Medan adalah sistem saluran tertutup dan terbuka. Saluran yang
ada saat ini masih menggunakan sistem tersier. Kelemahannya adalah pada saat air
menyusut, pembuangan air akan mengalami hambatan sampai ke Wjuan.
Saluran drainase sistem tertutup terletak pada jalan di sekitar pusat kota dengan kondisi
baik dan sedang. Saluran pembuangan sistern terbuka terletak pada jalur jalan di sekitar
pinggiran kota dengan kondisi kurang baik dan buruk. Saluran pembuangan akhir bagi
kedua sistem tersebut adalah sungai sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran
air.
E.12.3 Sampah
Pemerintah Kota (Pemko) Medan dalam penyusunan rencana umum tata ruang (RUTR)
2006 akan mengkonsentrasikan pembangunan permukiman di kawasan utara Pemerintah
Kota (Pemko) Medan dalam penyusunan rencana umum tata ruang (RUTR) 2006 akan
mengkonsentrasikan pembangunan permukiman di kawasan utara, yang meliputi Medan
Labuhan, Medan Marelan, Medan Deli, Medan Helvetia dan Medan Barat, Medan Timur
dan sekitarnya. Sedangkan pemanfaatan lahan di kawasan selatan mulai dibatasi. Kepala
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Ir Harmes Joni
kepada Medan Bisnis dalam Workshop Pembangunan Perumahan dan Permukiman
mengatakan, pengembangan permukiman di kawasan utara akan didukung melalui pola
lahan siap bangun (lasiba) dan kawasan siap bangun (kasiba). Untuk mempercepat
pembangunan di kawasan tersebut, Pemko Medan akan menerapkan pola lasiba dan
kasiba, sehingga pengadaan infrastruktur mendapat bantuan dari Pemko, Pempropsu dan
pemerintah pusat. Selain itu, akses menuju kawasan ini juga akan terus dilengkapi,
Pemko Medan juga akan melakukan penataan kembali wilayah Medan Belawan. Hal itu
sejalan dengan rencana pengembangan Kota Belawan sebagai kota pelabuhan modern
(harbour city). Ia mengatakan, pihak PT Pelindo I telah menyusun master plan (rencana
induk) khusus di kawasan pelabuhan. ''Master plan mereka akan kita sinkronkan dengan
rencana tata ruang kota yang baru. Nantinya, Kota Belawan akan difokuskan sebagai
kawasan industri (industrial park) dan jasa penunjang aktivitas pelabuhan seperti
pergudangan, pusat perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, galangan kapal dan industri
perikanan.
Masih di Medan Labuhan, Pemko Medan juga tengah membangun delapan twin block
rumah susun sederhana sewa (rusunawa) melalui dana APBN. Sebelumnya, menurut
Harmes, Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM) juga telah membangun sebanyak
607 unit RSH bagi para supir angkutan dan karyawan di Desa Terjun, Medan Marelan. Ini
baru langkah awal, sehingga secara bertahap permukiman warga di Belawan bisa
dialihkan ke daerah-daerah di sekitarnya. Pemko Medan akan terus mendorong
pengembang untuk membangun permukiman baru di kawasan utara ini.
Sementara itu, pemanfaatan lahan di kawasan selatan akan dibatasi, mengingat fungsi
kawasan itu yang telah ditetapkan sebagai daerah konservasi atau penyangga kota
(buffer zone). Karenanya, izin pembangunan perumahan di wilayah selatan, termasuk
Kecamatan Medan Johor, akan diberikan secara selektif untuk menjaga kondisi lingkungan
kota agar tetap hijau dan asri (eco-city). Di pusat kota juga dilakukan optimalisasi lahan,
mengingat keterbatasan dan mahalnya harga tanah. Izin pembangunan akan
diprioritaskan untuk bangunan yang bersifat vertikal (pencakar langit) seperti pusat
perkantoran dan apartemen.
Selain di wilayah-wilayah yang berada antara inti kota dan kawasan utara, pengembangan
Kota Medan juga akan mengarah ke daerah hinterland (pinggiran) yang sebagian besar
Menurut data dari RP4D Kota Medan, ada beberapa permasalahan mendasar yang perlu
dibenahi dalam bidang perumahan dan permukirnan, yaitu :
1. Pemerintah Kota Medan belum memiliki perencanaan yang jelas dan terperinci
dalam mengelola bidang perumahan dan permukiman (perumahan dan
permukiman), seperti memberikan arahan lokasi pembangunan rumah, target
pencapaian jumlah dan jenis rumah yang dibangun, serta penanganan kawasan-
kawasan permukiman bermasalah.
2. Akibat ketiadaan perencanaan di atas, tidak ada bentuk kegiatan "pengarahan" atau
sosialisasi ataupun koordinasi Pernerintah Kota kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap pembangunan perumahan dan permukiman, terutarna
kepada masyarakat umum dan pengembang. Akibatnya, terjadi pernbangunan
perumahan dan permukiman pada sembarang lokasi.
3. Keberadaan kawasan kurnuh dan liar selain akibat tidak adanya tanggung jawab
dan disiplin masyarakat penghuninya sendiri, juga akibat ketiadaan tanggung jawab
dan disiplin pemerintah kota sendiri. Pemerintah kota belum memiliki kepedulian
yang tinggi dan sikap tegas terhadap lingkungan sehingga tidak mampu
mengantisipasi cikal bakal keberadaan kawasan tersebut.
4. Dalam kaitannya dengan IMB, kondisi di lapangan yang dilaksanakan oleh pihak
yang membangun kerapkali tidak sesuai dengan ijin yang dikeluarkan. Contoh,
jumlah unit rumah yang dibangun lebih banyak dari ijin yang dikeluarkan. Masalah
5. Dalam kaitannya dengan masalah nomor 3, hal ini memperlihatkan bahwa tidak ada
pemantauan pelaksanaan ijin dan pemberian sanksi pelanggaran ijin yang sudah
diberikan oleh Pernerintah Kota.
10. Pembangunan perumahan jenis menengah dan mewah jauh lebih banyak dibanding
RS dan RSS oleh pengembang swasta. Hal ini menggambarkan bahwa
pembangunan perumahan lebih diutamakan bagi masyarakat golongan menengah
dan atas. Bagi pengembang sendiri membangun rumah menengah dan mewah jauh
lebih menguntungkan dari RS dan RSS. Konsep hunian berimbang 6 : 3 : 1 antara
rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah belum dilaksanakan
padahal SKB Tiga Menteri tentang Lingkungan Hunian Berimbang tersebut telah
keluar sebelas tahun yang lalu.
11. Karena keterbatasan pemerintah, beban tanggung jawab masyarakat sangat tinggi
dalam menyediakan perumahan dan permukiman. Tetapi, pada saat masyarakat
mau berperan serta, pemerintah kota belum siap untk memberikan pelayanan yang
baik dan kemudahan-kemudahan dari proses persiapan sampai pelaksanaan
pembangunan perumahan dan permukiman.
Metro Medan Urban Development Project (MMUDP) sedang dilaksanakan sarnpai tahun
2004. Ada enam sektor yang ditangani pernbangunannya, yaitu penyediaan air bersih,
jalan, drainase, pengelolaan banjir, sampah, dan sanitasi. Fokus utamanya adalah
penanganan infrastruktur primer dan sekunder. MMUDP tidak melaksanakan perbaikan
dan pengembangan daerah baru.
Renstrada Kota Medan 2001-2005 bertujuan mewujudkan "City Without Slums" pada
tahun 2010. Caranya adalah dengan :
a. Meningkatkan kondisi daerah kurnuh;
Kecamatan Medan Belawan terletak di wilayah Utara Kota Medan dengan batas-batas
sebagaiberikut:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan
Labuhan
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
Kecamatan Medan Belawan adalah daerah pesisir Kota Medan dan merupakan wilayah
bahari dan maritim yang berbatasan langsung pada
Selat Malaka dengan penduduknya berjumlah 93.356
jiwa (2004).
Untuk menunjang agar sistim, prosedur dan mekanisme kerja yang telah dibuat
dapat berjalan dengan lancar, transparent serta dapat dipertanggung jawabkan,
maka perlu kiranya dibuat standar keluaran berupa Form-form kerja yang akan
digunakan dalam setiap komunikasi dan interaksi yang terjadi dilapangan serta
menjadi bagian penting dari dokumen kegiatan proyek yang tersusun dengan baik
dan memudahkan instansi berwenang dalam pemeriksaan lanjutan.
F.5 Lampiran
Reference :
Dokumen kontrak
Drawing
Spesifikasi
Standar, code, peraturan
yang berlaku
Pengawasan Berkala
Pra Konstruksi
Tahap Konstruksi
Saat pekerjaan berlangsung :
Pasca Konstruksi
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
1. Check kondisi cuaca 1. Check staking out lokasi dan luas lahan 1. Pengukuran dimensi galian baik volume dan
galian bentuk galian (volume and shape) sesuai shop
drawing.
2. Check kondisi tinggi muka air tanah 2. Kontrol metoda konstruksi 2. Uji lapangan kepadatan tanah dasar basement
(plate bearing test dan sand cone test)
3. Check hasil pengujian material yang akan 3. Kontrol produktivitas peralatan dan 3. Mengajukan perbaikan pekerjaan (jika ada)
digunakan, yaitu material stabilisasi tanah / kemajuan pekerjaan (work progress)
soil grouting.
4. Check Request Document – Kontraktor : 4. Uji lapangan (field test) material / bahan 4. Memverifikasi kemajuan pekerjaan yang
konstruksi diajukan kontraktor
Gambar kerja / shop drawing 5. Kontrol arus angkutan pembuang tanah
Metoda kerja 6. Kontrol pengunaan peralatan K3 5. Menyusun dan menyetujui berita acara
Volume pekerjaan galian 7. Kontrol dimensi (volume dan bentuk) galian kemajuan pekerjaan.
Jadual kerja 8. Pencatatan kegiatan harian (daily report),
meliputi :
Kesiapan peralatan meliputi : Excavator, Jenis, jumlah dan jam pemakaian
Loader, Dozer, Dump Truck, Water peralatan dan angkutan berat
Pump, dll.
Kesiapan material / bahan dilapangan Kondisi Cuaca
Kesiapan tenaga manusia Jumlah sumber daya manusia yang
bekerja
Kesiapan K3 Volume dan kualitas material yang
digunakan
Arus angkutan buangan tanah Jam kerja
5. Check Kondisi Aktivitas Sekitar Proyek Hal-hal khusus / kejadian khusus
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
1. Check kondisi cuaca 1. Check staking out lokasi pondasi 1. Pengukuran jumlah dan ketepatan lokasi
2. Check kondisi tinggi muka air tanah dan 2. Kontrol metoda konstruksi pondasi yang dipasang
kedalaman tanah keras.
3. Check hasil pengujian bahan/material yang 3. Kontrol produktivitas peralatan dan 2. Uji lapangan kapasitas pondasi (Loading Test),
akan digunakan, cast in place atau tiang kemajuan pekerjaan (work progress) static loading atau vertical test (ASTM D 1143-
pancang. 81), jika menggunakan pondasi tiang pancang
4. Check Request Document – Kontraktor : 4. Uji lapangan tiang pancang (hammer test, 3. Mengajukan perbaikan pekerjaan (jika ada)
flexure strengh test-simple beam with third
point loading)
Jadual kerja 5. Kontrol arus kendaraan pengangkut tiang 4. Memverifikasi kemajuan pekerjaan yang
pancang diajukan kontraktor
Gambar kerja / shop drawing 6. Kontrol jumlah, kedalaman, ketepatan
(presisi) dan kapasitas pondasi yang
dipancang.
Metoda kerja 7. Kontrol penggunaan K3 5. Menyusun dan menyetujui berita acara
Volume pekerjaan struktur pondasi 8. Pencatatan kegiatan harian (daily report), kemajuan pekerjaan.
meliputi :
Kesiapan peralatan meliputi : Pile Jenis, jumlah dan jam pemakaian
driver / hammer, truck trailer, water peralatan dan angkutan berat
pump, dll
Kesiapan material / bahan dilapangan Kondisi Cuaca
Kesiapan tenaga manusia Jumlah sumber daya manusia yang
bekerja
Kesiapan K3 Jumlah dan kualitas pondasi yang
dipasang
Arus angkutan pengangkut tiang, truck Jam kerja
trailer
5. Check Kondisi Aktivitas Sekitar Proyek Hal-hal khusus / kejadian khusus
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
1. Check kondisi cuaca 1. Check pemasangan bekisting dan perancah 1. Pengukuran volume, dimensi dan presisi
(form work) pekerjaan beton yang telah terpasang.
2. Check kondisi kesiapan lapangan 2. Check sertifikat bahan dan material yang
sampai di lapangan terhadap kualitas dan
volume.
3. Check bahan/material yang akan digunakan 3. Uji lapangan dan pengambilan sampel, 3. Uji lapangan terhadap pekerjaan yang telah
: meliputi : terpasang :
Design mix dan Trial mix beton, Making and curing concrete test Surface texture of concrete (voids test of
quality of water, specimens, concrete)
kuat tekan beton (compressive strength Slump test and Air Content Test, Testing drilled cores of concrete
test) ASTM C 39, BS 1881. Bend test for bars for Concrete Water retention of concrete
Aggregate concrete SII 0052 – 80, ASTM C Reinforcement, Schmidt Rebound Hammer test (ASTM-
33, ASTM C 330. Bleeding of Concrete, C805 dan B.S. 4408)
uji tulangan baja, SII 0136-84, SII 0784-83, Water retention by Concrete Curing Crack meter
SII 1315-85, SII 1462 – 85, SII 1463-85, Materials
ASTM / JASS 5 Kuat tekan beton (compressive
sampling freshly mixed concrete ASTM C strength test)
172 Weight per cubic meter of concrete
slump test, Kontrol kuat tekan beton untuk
Weight per cubic meter of concrete, pelepasan Form work
Making and curing concrete test specimens
3. Check Request Document – Kontraktor : 4. Kontrol metoda konstruksi 4. Mengajukan perbaikan pekerjaan (jika ada)
Jadual Kerja 5. Kontrol produktivitas peralatan dan 5. Memverifikasi kemajuan pekerjaan yang
kemajuan pekerjaan (work progress) diajukan kontraktor terhadap volume, dimensi
dan kualitas pekerjaan.
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
4. Check Request Document Contractor 6. Kontrol volume, dimensi dan ketepatan 6. Menyusun dan menyetujui berita acara
(lanjutan) : (presisi) pekerjaan beton (concrete works) kemajuan pekerjaan.
baik pada kolom, balok, pelat dan shear
wall.
Gambar Kerja / Shop Drawing 7. Kontrol arus kendaraan pengangkut
bahan / material
Check metoda konstruksi 8. Kontrol penggunaan K3
Volume pekerjaan struktur basement 9. Pencatatan kegiatan harian (daily report),
meliputi :
Kesiapan peralatan meliputi : Tower & Jenis, jumlah dan jam pemakaian
crane, ready mix truck, concrete peralatan dan angkutan berat
spreader truck, water tank truck, pompa
air, concrete vibrator, bekisting dan
perancah (form work)
Kesiapan material / bahan dilapangan Kondisi Cuaca
Kesiapan tenaga manusia Jumlah sumber daya manusia yang
bekerja
Kesiapan K3 Volume dan spesifikasi bahan /
material yang sampai di lapangan.
Arus angkutan pengangkut Jam kerja
material/bahan, Ready Mix Truck,
Concrete Spreader truck, dll.
1. Check Kondisi Aktivitas Sekitar Proyek
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
1. Check kondisi kesiapan lapangan 1. Check sertifikat bahan dan material yang 1. Pengukuran volume, jenis, spesifikasi dan
sampai di lapangan terhadap dimensi, lokasi peralatan yang dipasang.
spesifikasi dan quantity (manufacturer
certificates).
2. Check bahan/material yang akan digunakan 2. Kontrol cara pemasangan, jumlah, jenis 2. Uji coba peralatan yang dipasang terhadap
sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen spesifikasi dan lokasi pemasangan harus dengan dihadiri oleh otoritas pemadam
kontrak, meliputi : sesuai dengan gambar. kebakaran setempat.
Bahan / material Indoor - out door fire 3. Kontrol pemasangan pipa, meliputi : Prosedur pengujian harus mengikuti
hydrant : Kedalaman pipa dibawah tanah peraturan dari otoritas pemadam
Valves, check diameter dan material Kemiringan pipa kebakaran setempat.
Hoses, check diameter dan material Interval penyangga pipa Sebelum concealing dan penutupan tanah
Nozzle, check material Pemberian tanda pada pipa pada pipa, pipa harus diuji terhadap :
Joint (identification mark) Uji tekan air (water pressure test)
Fire hydrant box, check dimensi, tebal 4. Kontrol pemasangan anti korosi dan Fire hydrant harus diuji terhadap :
dan material pengecatan pada pipa, valve dan Uji tekan air (water pressure test)
Pipa dan joint, check material ; penyangga pipa, terutama terhadap jumlah Water discharge test
umumnya pipa baja hitam (black steel pelapisan. Hasil pengujian harus mendapat
pipe) 5. Kontrol produktivitas dan kemajuan persetujuan dari otoritas pemadam
Sealing, check material pekerjaan (work progress). kebakaran setempat.
Anti korosi, check jenis material dan 3. Mengajukan penggantian material jika ada
ketebalan kerusakan.
Pipe support, check diameter 4. Memverifikasi kemajuan pekerjaan yang
Painting, check spesifikasi diajukan kontraktor terhadap volume, jenis
Fire extinguishers, check : dan kualitas pekerjaan.
Berat, berat powder, jangkauan 5. Menyusun dan menyetujui berita acara
tembakan. kemajuan pekerjaan .
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
3. Check Request Document – Kontraktor : 6. Kontrol penggunaan K3
Gambar kerja 7. Pencatatan kegiatan harian (daily report),
Jadwal kerja meliputi :
Lokasi, Jumlah yang akan dipasang, Jumlah, jenis, spesifikasi, dan lokasi alat
sesuai dengan gambar kerja yang dipasang.
Kesiapan peralatan Jumlah dan kualifikasi sumber daya
Kesiapan material / bahan manusia yang bekerja
Kesiapan tenaga kerja Jam Kerja
Kesiapan K3
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
1. Check kondisi kesiapan lapangan 1. Check bahan dan material (pipa dan 1. Pengukuran volume, jenis, spesifikasi dan
asesorisnya) yang sampai di lapangan lokasi peralatan yang dipasang.
terhadap dimensi, spesifikasi, kuantitas ,
dan manufacture certificates sesuai dengan
yang dipersyaratkan dalam kontrak.
2. Check bahan/material yang akan digunakan 2. Kontrol cara pemasangan : 2. Uji coba peralatan yang dipasang terhadap
sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen Pipa dan asesorisnya, kapasitas , power consumption, over-current
kontrak, meliputi : Posisi pipa dan koneksinya dengan relay, dll.
Pipa peralatan lainnya, 3. Mengajukan perbaikan pekerjaan (jika ada)
Jenis pipa, steel pipe, PVC pipe Gradient pipa, 4. Memverifikasi kemajuan pekerjaan yang
Diameter, tebal dan kekuatan pipa Pipa utama harus memiliki flange diajukan kontraktor terhadap volume, jenis
(hidrostatik) joints pada jarak yang cukup, dan kualitas pekerjaan.
Fitting Pipa Penggunaan anti korosi 5. Menyusun dan menyetujui berita acara
Jenis fitting Lokasi dan cara pemasangan valve kemajuan pekerjaan .
Diameter, tebal dan kekuatan (sluice valve dan check valve)
Joint Pemasangan Automatic control meliputi :
Jenis joint ; flanged joints, welding Control panel, Power supply system,
joints, screw threaded joints Detectors, Manual push button, Alarm
spesifikasi dan kekuatan joint bell, Wiring, Fixtures.
Valve 3. Kontol jumlah, jenis, spesifikasi dan lokasi
Sluice valve, check diameter, presure peralatan yang terpasang.
resistance, dan material 4. Kontrol produktivitas dan kemajuan
Check valve, periksa diameter, presure pekerjaan (work progress).
resistance, dan material 5. Kontrol penggunaan K3
Hangers and support pipe tools
Fixtures connection
Water meter, termasuk fitting dan gate
valve
Automatic control, meliputi :
Control panel, Power supply system,
Detectors, Manual push button, Alarm
bell, Wiring, Fixtures.
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
3. Check Request Document – Kontraktor : 6. Pencatatan kegiatan harian (daily report),
Gambar kerja meliputi :
Jadwal kerja Jumlah, jenis, spesifikasi, dan lokasi alat
Lokasi, Jumlah yang akan dipasang, sesuai yang dipasang.
dengan gambar kerja Jumlah dan kualifikasi sumber daya
Kesiapan peralatan manusia yang bekerja
Kesiapan material / bahan Jam Kerja
Kesiapan tenaga kerja
Kesiapan K3
Sebelum pekerjaan dimulai Pada saat pekerjaan berlangsung Setelah pekerjaan selesai
1. Check kondisi kesiapan lapangan 1. Check bahan dan material yang sampai di 1. Pengukuran volume, jenis, spesifikasi dan
lapangan terhadap dimensi, kualitas, lokasi peralatan yang dipasang.
kuantitas dan manufacture certificates.
2. Check bahan/material yang akan digunakan 2. Kontrol cara pemasangan, meliputi : 2. Uji coba peralatan yang dipasang terhadap
sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen Lokasi pemasangan pipa, fitting, valve kapasitas, kelancaran aliran (Water Test) ,
kontrak, meliputi : dan penyangga pipa. test tekanan udara (AIR TEST).
Pipa, check terhadap kelas , dimensi dan Gradien pipa 3. Mengajukan perbaikan pekerjaan (jika ada)
kekuatan pipa, umumnya menggunakan Interval penyangga pipa 4. Memverifikasi kemajuan pekerjaan yang
hard PVC. Untuk pipa drainase diluar bangunan (out diajukan kontraktor terhadap volume, jenis
Fitting pipa, check dimensi dan spesifikasi door) check kedalaman pipa terhadap dan kualitas pekerjaan.
Valve, check dimensi dan kemampuan muka tanah. 5. Menyusun dan menyetujui berita acara
tekanan. Pemotongan pipa PVC harus tegak lurus. kemajuan pekerjaan .
Drainage fitting, check jenis dan spesifikai Pipa harus terjaga dari kotoran
Penyangga pipa, check jenis dan spesifikai 3. Kontrol jumlah, jenis, spesifikasi dan lokasi
pemasangan.
4. Kontrol produktivitas dan kemajuan
pekerjaan (work progress).
5. Kontrol penggunaan K3
3. Check Request Document – Kontraktor : 5. Pencatatan kegiatan harian (daily report),
Gambar kerja meliputi :
Jadwal kerja Jumlah, jenis, spesifikasi, dan lokasi alat
Lokasi, Jumlah yang akan dipasang, sesuai yang dipasang.
dengan gambar kerja Jumlah dan kualifikasi sumber daya
Kesiapan peralatan manusia yang bekerja
Kesiapan material / bahan Jam Kerja
Kesiapan tenaga kerja
Kesiapan K3
DATA HARIAN /
BULANAN DATA MINGGUAN DATA
LAPORAN
MINGGUAN
LAPORAN
- Jenis Pekerjaan Kumulatif Kumulatif BULANAN
- Volume Pekerjaan
- Jml. Tenaga Kerja
- Jumlah Alat
- Material on Site
- Cuaca
MEMO-MEMO
INSTRUKSI
RAPAT
MINGGUAN
MASALAH, RAPAT KOORDINASI
FAKTA, (BULANAN)
PEMECAHAN
JADWAL TETAP
MASA PELAKSANAAN
LAPORAN HARIAN
LAPORAN MINGGUAN
Catatan :
Laporan Mingguan maupun Laporan Bulanan di rencanakan untuk diserahkan kepada Pemimpin
Proyek pada hari Senin.
CHANGE ORDER
(C.O)
Permohonan KONTRAKTOR
Pekerjaan PELAKSANA
Tambah - Kurang
PEMIMPIN PROYEK
KONSULTAN PENGAWAS NEGOSIASI
BERITA ACARA
KONSULTAN PEKERJAAN
MK/PENGAWAS TAMBAH - KURANG
ADDENDUM
PEMIMPIN
KONTRAK
PROYEK
TAGIHAN
PEMBAYARAN
Setelah Pek. 100%
(serah terima I)
Kegiatan Konsultan Perencana Konstruksi pada tahapan ini secara garis besar
meliputi :
A. DOKUMEN PEMBANGUNAN
B. DOKUMEN PENDAFTARAN
Perbaikan
Dihadiri oleh :
Test Run Operational : PT. PLN
Electrical System Dinas Pemadam Kebakaran
Plumbing System Pemerintah Kota /
Fire Fighting System Kabupaten
Pengelola Proyek
Perbaikan Kontraktor
Konsultan Perencanaan
Konstruksi
Konsultan Perencana
Dihadiri oleh :
Pemeriksaan Akhir I Pengelola Proyek
Kontraktor
Konsultan Perencanaan
Konstruksi
Konsultan Perencana
Masa Pemeliharaan
Dihadiri oleh :
Pengelola Proyek
Pemeriksaan Akhir II Kontraktor
Konsultan Perencanaan
Konstruksi
Konsultan Perencana
Berita Acara Penyerahan
Kedua
Dokumen bangunan telah
lengkap
Pembagian tugas secara fungsional didasarkan atas tipe pekerjaan seperti diuraikan
diatas, sesuai dengan tugas-tugas tersebut, komposisi tenaga ahli konsultan
Manajemen Konstruksi yang akan dimobilisasi untuk pekerjaan ini adalah :
Kedua tenaga ahli tersebut merupakan tenaga ahli inti (profesional staff), masing-
masing tenaga ahli akan bertanggungjawab sesuai dengan fungsinya .
Meliputi pekerjaan tanah (stripping, Pekerjaan penutup beton (plesteran) Sistem Distribusi Tenaga Listrik (Power
grading, cutting, soil improvement) Floor harderner Distribution System), termasuk stand - by
Pekerjaan jalan dan lahan parkir Pekerjaan kayu non struktural engine system
Pekerjaan drainase Pekerjaan beton non struktural Lighting dan socket outlet system
Pekerjaan struktur pondasi Pekerjaan logam non struktural Sistem alarm dan deteksi asap dan
Pekerjaan sloof beton. Pekerjaan ubin (tile works), granit kebakaran
Pekerjaan upper structure, meliputi dan keramik. Sistem telekomunikasi
kolom, balok, dan pelat, utamanya Pekerjaan pemasangan pintu dan Sistem penangkal petir
adalah pekerjaan beton (reinforced jendela (steel , aluminium, tempered Sistem tata suara
concrete) glass, dan reflective glass) Sistem ventilasi dan ducting works
Pekerjaan struktur atap (Roof structure Pekerjaan pengecatan (painting) Sistem transportasi dalam bangunan (lift /
work), utamanya adalah pekerjaan Pekerjaan lansekaping elevator) jika ada
rangka kayu atau rangka baja Sistem air conditioning
Sistem penyediaan air bersih (water
supply system)
Sistem drainase internal, pembuangan air
kotor (waste water), air tanah dan sistem
penetralan air kotor.
Sistem penyediaan gas LPG
Sistem hidrant dan alarm kebakaran
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, Tenaga Ahli Profesional jumlahnya telah
ditentukan yaitu masing – masing :
Ketua Tim /
Penanggungjawab (1)
Pengawas Lapangan
Jadwal rencana kegiatan pada masing – masing tahapan tersebut dapat dilihat pada
gambar 5.4.
Untuk pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (rusunawa) dan PSD, yang
lingkup dan jenis pekerjaan serta tingkat kesulitan pelaksanaan tidak rumit, maka
Supervisor Lapangan dibagi menjadi dua disiplin pekerjaan yang berbeda yaitu ;
A. Struktur
Pengawasan teknis pelaksanaan, metoda kerja, mutu material dan waktu
B. Arsitektur
Pengawasan fisik dalam pemilihan material finishing, pelaksanaan etail-detail
finishing serta mutu hasil pekerjaan finishing.
A. Elektrikal
Pengawasan sistem dan pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan
elektrikal termasuk pengamanannya, yang terdiri dari prosedur kerja,
pemilihan material dan testing serta commissioning
B. Mekanikal
Pengawasan sistem, prosedur dan pekerjaan yang menggunakan barang-
barang mekanis seperti pompa yang terdiri dari prosedur kerja, penentuan
material, dan testing serta commissioning
Demikian juga dengan jabatan Inspektor pembagian tugas sesuai dengan lingkup
pekerjaan supervisor, sedangkan jumlah inspektor ditentukan dari jumlah area yang
harus diawasi pada satu jangka waktu tertentu.
Sehubungan dengan metoda kerja yang telah diuraikan diatas, maka penugasan
personil akan disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan keahlian yang diperlukan
tetapi tentunya aspek koordinasi menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan secara
seksama sehingga kemungkinan untuk terjadinya miscommunicasi akan menjadi
kecil.
Atas dasar tersebut kami mengusulkan untuk jadwal penugasan personil
sebagaimana terlampir.
a. Membuat time schedule lengkap dengan Curva ‘’S“ sebagai Pedoman dalam
menilai Pekerjaan Proyek.
b. Mengawasi Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Rumah Susun
Sederhana Sewa dan PSD yang dilaksanakan oleh Kontraktor dari sebagai
kualitas dan lanjutan pencapaian prestasi pekerjaan.
Maka kami mengusulkan sebuah team yang akan mampu memberikan layanan yang
baik dalam bidang teknis maupun menajemen konstruksi/pengawasan .
Untuk melaksanakan dan mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan harapan
pemberi kerja maka susunan personal untuk pengawasan proyek ini adalah sebagai
berikut (lihat lampiran Personil Tenaga Kerja).
Executing Agency
Satker Lakbangkim
Administrasi/Sekretaris
L. LAPORAN
B. Isi Laporan:
Isi setiap laporan adalah merupakan rangkuman kegiatan manajemen konstruksi
setiap tahapnya yang antara lain memuat hasil rencana dan realisasi
pelaksanaan kegiatan, masalah yang dihadapi, penyimpangan yang terjadi,
tindakan koreksi dan/atau penyesuaian yang dilakukan, evaluasi dan kesimpulan
kegiatan manajemen konstruksi setiap tahapan, serta dilampiri dengan:
M. STAFF PENDUKUNG
N FASILITAS PENDUKUNG
Fasilitas yang akan disediakan untuk Tim Pelaksana Pekerjaan anajemen Kontruksi
(MK) Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Lokasi Medan
Belawan adalah sebagai berikut :
2. Transportasi
Kebutuhan transportasi dalam rangka asistensi, diskusi dan pengumpulan data di
tingkat pusat, bagi Tim Ahli akan disediakan kendaraan kerja. Sedangkan
kebutuhan transportasi selama pelaksanaan survei lapangan, bagi tim akan
disediakan kendaraan dengan cara sewa di masing-masing wilayah survei.
O. PENUTUP
Hari/Tgl Proyek :
Pembangunan Rumah Susun
Sederhana Sewa Lokasi…..
Lokasi ……………………………………..
CATATAN :
Kemajuan Pekerjaan
Bobot
No. URAIAN PEKERJAAN Bobot Rencana s/d Tahap Pada s/d Tahap
Tahap
(%) (%) Terdahulu ini
Ini
(%) (%) (%)
Total
Dibuat tanggal :
Proyek : Kontraktor :
Lokasi : No. SPK :
Tgl. SPK :
No. Kontrak :
Tgl. Kontrak :
Kemajuan Pekerjaan
Nilai
No. URAIAN PEKERJAAN Volume Sat Bobot Volume Volume Volume Prestasi Bobot
Pekerjaan Pek (%) s/d Tahap pada s/d Tahap Pekerjaan Prestasi
Tahap
Terdahulu ini ini (%) (%)
Total
Proyek : Kontraktor :
Lokasi : No. SPK :
Tgl. SPK :
No.
Kontrak :
Tgl.
Kontrak :
Kemajuan Pekerjaan
Nilai
No. URAIAN Volume Sat Bobot Volume Volume Volume Prestasi Bobot
PEKERJAAN Pekerjaan Pek (%) s/d Tahap pada s/d Tahap Pekerjaan Prestasi
Terdahulu Tahap ini ini (%) (%)
Total
Perbaikan
Hasil
No. Uraian Referensi Pemeriksaan Tanggal Paraf
TANGGAPAN :
Periode
Kontraktor PT. …............................................. :
PROYEK :
LOKASI :
BULAN :
PERIODE :
Dibuat oleh
Kontraktor Pelaksana : jml halaman
( )
TENAGA KERJA
Hari Kerja I Orang Bulan ini Atau Rata-rata : ….......... Orang /Hari
Hari Kerja I Orang Bulan Depan Atau Rata-rata : ….......... Orang /Hari
PERALATAN
(….........................) (…..................................)